Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN LAPANGAN

PETROLOGI

BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL

Disusun Oleh:
Bella Tandumay
21100118110003

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN


BATU BARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MARET 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lapangan Petrologi, Acara Batuan Beku Non Fragmental yang disusun oleh
praktikan bernama Bella Tandumay telah diperiksa dan disahkan pada :
hari :
tanggal :
pukul :
Sebagai tugas laporan lapangan mata kuliah Petrologi.

Semarang, Maret 2019


Asisten Acara, Praktikan,

Yauman Muafa Muhammad Bella Tandumay


NIM : 21100117120007 NIM : 21100118110003
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
 Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan beku non fragmental
 Dapat mendeskripsikan batuan beku non fragmental

1.2 Tujuan
 Mengetahui bagaimana proses pembentukan dari batuan beku non fragmental
 Mengetahui cara penggunaan tabel klasifikasi Russel b Travis dan Thrope and
brown pada batuan beku non fragmental

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Sabtu
Tanggal : 16 Maret 2019
Waktu : 07.00-12.00 WIB
Tempat : Kendalisodo, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah
BAB II

HASIL DESKRIPSI

Tanggal Pengamatan Sabtu, 16 Maret 2019


Praktikan / NIM Bella Tandumay / 21100118110003
Struktur Masif
Tekstur
Granularitas Inequigranular (Porfiro afanitik)
Kristalinitas Holokristalin
Ukuran Sedang
Hub. Antar Kristal Subhedral
Komposisi

Warna: Hitam
Cerat: Putih
Hornblend
Kilap: Kaca
Kekerasan: 5,5-6,5 SM

Warna: Putih
Cerat: Putih
Plagioklas
Kilap: Kaca
Kekerasan: 5-6 SM

Warna: Putih
Cerat: Tak berwarna
Kuarsa
Kilap: Kaca
Kekerasan: 7SM
Sketsa

P: 15cm
L: 8cm
T:4cm

Nama batuan Andesit Porfir (Thrope and Brown 1998)

Batuan beku yang terbentuk dari magma yang bersifat intermediet.


Dapat dilihat dari ukuran mineralnya dapat diindikasikan batuan ini
Petrogenesa mengalami proses pendinginan yang cepat dan dapat diindikasikan
juga bahwa batuan ini terbentuk pada zona volcanic arc karena
magmanya yang bersifat intermediet.
BAB III

PEMBAHASAN

Pada hari Sabtu, 16 Maret 2019 telah dilaksanakan lapangan petrologi dengan acara
batuan beku non fragmental yang dilakukan pada pukul 07.00 – 12.00 WIB.
Lapangan ini dilaksanakan di Kendalisodo, Ungaran, Jawa Tengah. Lapangan ini
membahas mengenai pendeskripsian singkapan yang mengenai struktur, tekstur,
komposisi dan petrogenesa dan pengamatan secara geomorfologi. Berikut adalah
pembahasannya:

3.1 Geomorfologi

Kesampaian STA ini kurang lebih satu jam dari titik pengumpulan Gedung
pertamina sukowati ke arah selatan dengan menggunakan sepeda motor. Bentuk
lahannya terdapat Bentuklahan Vulkanik, Vegetasi terdapan beberapa pepohonan dan
padi, Tata Guna Lahan dekat dengan pemukiman dan perkebunan jati, Dimensi dari
singkapan yang berada di STA ini sebesar tinggi 10meter dan lebar 20meter.
Tingkatan pelapukan yang rendah dan terdapat beberapa morfologi seperti bukit,
indikasi paracitic cone dari gunung ungaran purba. Potensi positifnya dapat
digunakan sebagai study geologi dan potensi negatifnya dapat terjadi longsoran.
Litologi dari STA ini yaitu Batuan beku Non fragmental.
3.2 Petrologi STA KendaliSodo

Berdasarkan kenampakan secara megaskopis batuan ini memiliki warna abu abu
kecoklatan dan berdimensi 15x8x4cm. Dilihat dari warnanya, batuan ini bersifat
intermediet karena warnanya tidak begitu gelap maupun terang. Struktur batuan ini
bersifat keras dan tidak terlihat adanya lubang-lubang maupun retakan pada
permukaan batuan tesebut sehingga struktur batuan ini adalah massif. tekstur batuan
ini adalah holokristalin karena batuan ini tersusun seluruhnya oleh massa kristal.
tekstur holokristalin pada batuan ini dapat terbentuk karena proses pembekuan
magma yang lambat dan lama pada batuan ini sehingga mineral pada batuan ini
terbentuk kristal secara sempurna. hubungan antar kristal pada batuan peraga ini
adalah inequigranular porfiroafanitik, dikarenakan mineral fenokris dikelilingi oleh
masa dasar yang bersifat afanit. ukuran kristalnya berukuran halus, bentuk butirnya
berupa subhedral yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna karena batas- batas antar
mineral yang kurang jelas.

Proses pembentukan batuan ini adalah melalaui proses pembekuan magma yang
lambat dan lama memungkinkan magma untuk membentuk kristalin yang biasanya
terjadi di dalam kerak bumi atau plutonik, dimana proses pembekuan berlangsung di
zona plutonik yang jauh dari permukaan bumi dan kemungkinan magma tersebut
terbentuk di daerah zona subduksi. terbentuk dari pertemuan lempeng benua dengan
lempeng samudra dimana lempeng samudra menyusup ke bawah menuju astenosfer.
hal ini biasanya di perlihatkan oleh gunung api di atas lempeng benua sebagai akibat
dari dorongan arus konveksi dari selubung. Produk magma yang dihasilkan adalah
magma intermediet
3.3 STA Sungai

STA Sungai tersusun atas litologi batuan andesit porfir yang litologinya sama
dengan pada bukit kendalisodo. Namun, memiliki kandungan feldspar yang tinggi,
mineral-mineral feldspar ini mudah terlarut oleh air pada batuan yang berada di STA
Sungai batuan tersebut mengalami proses yang dinamakan Spheroidal Weashering.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Berdasarkan pengamatan secara geomorfologi pada STA kendalisodo


merupakan bentuklahan Vulkanik dan terdapat morfologi bukit dan indikasi
parasitic cone.
 Batuan yang terdapat pada STA Kendalisodo merupakan batuan andesit porfir
yang memiliki struktur masif, tekstur kristalinitas hipokristali, granularitas
inequigranular, ukuran sedang dan hub. Antar kristal subhedral.
 Pada STA Sungai memiliki litologi batuan yang sama pada STA Kendalisodo
dan mengalami proses Spheroidal Weashering

4.2 Saran

 Kepada praktikan diharapkan lebih serius lagi pada saat lapangan


DAFTAR PUSTAKA

Tim asisten mineralogi.2018.Buku panduan praktikum Mineralogi. Semarang:


Universitas Diponegoro

Tim asisten petrologi.2015.Bukupanduan praktikum Petrologi. Semarang: Universitas


Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai