Anda di halaman 1dari 2

JOMBLO REVOLUSIONER YANG TERLUPAKAN

I. LATAR BELAKANG
Bagi peradaban, bangsa menghargai pemikiran tokohnya yang berbasis humanis.
Kekuasaan dan harta merendahkan nilai kepribadian manusia, meremehkan posisinya,
dan memaksa manusia mengorbankan nilai diri. Dan tidak jarang pula manusia
menonjolkan eksistensinya, mengedapankan ego dan kepentingan. Akhirnya ia
berubah menjadi tidak manusiawi, sehingga mengorbankan dan menindas manusia
lainnya. Pemikiran yang penting diangkat dalam perkembangan humanisme di
Indonesia adalah pemikiran Tan Malaka.
Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Sumatra Barat, beliau meninggal pada
tanggal 21 Februari 1949 di Selopanggung Kediri,yang tragisnya beliau meninggal
dikarenakan ditembak saat menjadi buronan. Diantara aspek penting dari Tan Malaka
adalah aksiologi humanisme nya. Keluar dari biografinya, Tan Malaka berperan
memperjuangkan dan membebaskan serta mengangkat derajat masyarakat Indonesia
sebagai manusia terjajah hak kemanusiaannya. Namun bukannya di pandang sebagai
pahlawan bangsa, dia malah di anggap sebagai pemberontak negara karena
pemikirannya yang lebih memilih idiologi sosialis dan komunis dalam pejuangan
untuk mewujudkan kemerdekaan. Hal itu yang menyebabkan ia menjadi terasingkan
bahkan menjadi buronan. Padahal jika di cermati perjuangan Tan Malaka untuk
membangun pondasi Indonesia sangatlah banyak dan besar, namun hanya segelintir
orang saja yang paham dan mengerti akan hal itu. Namanya jarang terdengar, tapi
dialah pejuang revolusioner yang melampaui zaman.

II. RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN/ JASA TAN MALAKA


Tan Malaka adalah seseorang yang pintar namun kurang beruntung, kecerdasan
yang dimilikinya diatas rata-rata sampai banyak orang yang terkesan dengan
kecerdasannya. Namun karena kemiskinan membuat kecerdasannya menjadi terbatas,
tapi meskipun begitu dia berhasil bersekolah di Belanda berkat bantuan dari seluruh
warga desanya. Di Belanda Tan Malaka menyerap idiologi yang menjadi titik
perjungannya sampai akhir hayatnya.Disana ia mulai sering membaca buku dari
kaum intelektual Eropa, matanya terbuka karena menyadari banyaknya ketidak adilan
yang terjadi di seluruh dunia, salah satunya di negerinya sendiri Indonesia. Bagi Tan
buku adalah peluru dan kata-kata adalah senjata, ia memutuskan untuk membawa
pelajaran itu suntuk dia siapkan sebagai bahan pertempuran membela negeri yang
tengah menderita Indonesia.
Didalam negeri pergerakan Tan Malaka telah di mulai, namun belum banyak
melawan dia sudah di kejar habis-habisan oleh kolonial. Tan Malaka tak punya
pilihan, hidupnya habis dalam pelarian. Namun disinilah masa terburuk hidupnya di
mulai. Dia bersembunyi dengan 23 nama samaran, menjelajah 11 negara, menguasai
8 bahasa dan bekerja menjadi tukang ketik agar bisa bertahan. Tapi di balik itu semua
karya pemikiran terbesarnya ia lahirkan, sebuah buku mahakarya yang berjudul
NAAR DE REPUBLIEK INDONESIA(1925). Buku ini dibaca oleh semua pejuang
revolusi menjai bensin yang menyulut api perjuangan, membuat nama Tan Malaka
seolah menjadi legenda. Yang jarang orang tau terjadi perdebatan antara Tan Malaka
dengan Soekarno-Hatta. Karena Tan Malaka memilih idiologi sosialis dan komunis,
dia menolak cara Soekarno-Hatta yang terbuka untuk berdiplomasi dengan Jepang
dalam usaha memerdekakan Indonesia. Hingga proklamasi di adakan, secara raga Tan
Malaka tak berkekesempatan untuk terlibat di dalamnya, setelah proklamsi namanya
kian redup. Ditengah sibuknya negosiasi Indonesia-Belanda, Ia tetep percaya bahwa
melawan adalah jalan terbaik untuk merdeka.
Tan Malaka sendiri pro dengan komunis karena dia sangat membenci Belanda
dan antek barat, dia tidak ingin Indonesia menjadi komunis dia hanya medukung
pemberontak untuk bisa mengusir penjajah. Namun ada kesalah pahaman pada Tan
Malaka dan akhirnya dia di tembak oleh TNI sendiri. Akhirnya dijaman Suharto
nama Tan Malaka sendiri berusaha disembunyikan karena Pro PKI. Pada akhirnya
nama Tan Malaka sudah mulai dikenal lagi semenjak era Reformasi sebagai
pahlawan Republik yang terlupakan.

III. NILAI-NILAI PENTING PERJUANGAN TAN MALAKA

1. Demi berjuang, jadi jomblo sepanjang hayat


2. Hidup Miskin semasa Kuliah di Belanda
3. Meninggalkan pekerjaan demi buruh kontrak
4. Menentang Lenin, Presiden Partai Komunis Dunia
5. Berani beda dengan teman-temannya

IV. NAMA TIM PENULIS

1. FARINSA FORTUNA STUPA DEVI


2. ABIGAEL VICTORIA NOYA
3. PAULINA NENCY

Anda mungkin juga menyukai