juga dengan masyarakat pengungsi harus dapat terjangkau oleh ketersediaan air
bersih yang memadai untuk memelihara kesehatannya. Bilamana air bersih dan
sarana sanitasi telah tersedia, perlu dilakukan upaya pengawasan dan perbaikan
Tujuan utama perbaikan dan pengawasan kualitas air adalah untuk mencegah
timbulnya risiko kesehatan aki-bat penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan.
Pada tahap awal kejadian bencana atau pengungsian ketersediaan air bersih
bagi pengungsi perlu mendapat perhatian, karena tanpa adanya air bersih sangat
a. Prioritas pada hari pertama/awal kejadian bencana atau pengungsian kebutuhan air
bersih yang harus disediakan bagi pengungsi adalah 5 liter/orang/hari. Jumlah ini
dimaksudkan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal, seperti masak, makan dan
minum.
b. Pada hari kedua dan seterusnya harus segera diupayakan untuk meningkatkan
volume air sampai sekurang kurangnya 15–20 liter/orang/ hari. Volume sebesar ini
c. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka melayani korban bencana dan
pengungsian, volume sir bersih yang perlu disediakan di Puskesmas atau rumah sakit:
50 liter/org/hari.
a. Bila sumber air bersih yang digunakan untuk pengungsi berasal dari sumber air
permukaan (sungai, danau, laut, dan lain-lain), sumur gali, sumur bor, mata air dan
B. Bila sumber air diperoleh dari PDAM atau sumber lain yang cukup jauh dengan
treatment plant).
1) Diperlukan pompa untuk memompa air ke tempat pengolahan air dan kemudian ke
b.Sumur gali
1 ). Lantai sumur harus dibuat kedap air dan dilengkapi dengan SPAL (saluran
pembuangan air
limbah)
2). Bilamana mungkin dipasang pompa untuk menyalurkan air ke tangki tangki
penampungan air
1). Lantai sumur harus dibuat kedap air dan dilengkapi dengan SPAL (saluran
pembuangan air
limbah)
2). bila lokasinya agak jauh dari tempat penampungan pengungsi harus disediakan
D. Mata Air
1). Perlu dibuat bak penampungan air untuk kemudian disalurkan dengan pompa ke
tangki air
Tempat penampungan air di lokasi pengungsi dapat berupa tangki air yang dilengkapi
dengan kran air. Untuk mencegah terjadinya antrian yang panjang dari pengungsi
yang akan mengambil air, perlu diperhatikan jarak tangki air dari tenda pengungsi
Untuk keperluan penampungan air bagi kepentingan sehari hari keluarga pengungsi,
Perbaikan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih Pada situasi bencana dan pengungsian
umumnya sulit memperoleh air bersih yang sudah memenuhi persya-ratan, oleh
karena itu apabila air yang tersedia tidak memenuhi syarat, baik dari segi fisik
maupun bakteriologis, perlu dilakukan: Buang atau singkirkan bahan pencemar dan
1. Lakukan penjernihan air secara cepat apabila tingkat kekeruhan air yang ada cukup
tinggi.
2. Lakukan desinfeksi terhadap air yang ada dengan menggunakan bahan bahan
segi fisik maupun bakteriologis dapat dilakukan upaya perbaikan mutu air seprti
berikut:
Penggunaan:
kotoran/lumpur dan biarkan mengendap. Pisahkan bagian air yang jernih yang
102 berada di atas endapan, atau gunakan selang plastik untuk mendapatkan
air bersih yang siap digunakan d. Bila akan digunakan untuk air minum agar
d. Poly Alumunium Chlorida (PAC) Lazim disebut penjernih air cepat yaitu
bubuk putih) terlebih dahulu agar pH air tersebut menjadi netral (pH=7). Bila
d. Tuangkan larutan PAC (kantung A) kedalam ember yang berisi air lalu
jernih dari endapan atau gunakan selang plastik untuk mendapatkan air bersih
f. Bila akan digunakan sebagai air minm agar terlebih dahulu direbus sampai
cukup menilai ada tidaknya bahan pencemar disekitar sumber air yang
digunakan.
Kadar klor harus tetap dipertahankan agar tetap 2 kali pada kadar klor
di kran terakhir (rantai akhir), yaitu 0,6 – 1 mg/liter air. Pada distribusi air
(tahap penyaluran air), seperti di mobil tangki air perlu dilakukan pemeriksaan
kadar sisa klor. Pada akhir distribusi air, seperti di tangki penampungan air,
bila air tidak mengandung sisa klor lagi perlu dilakukan pemeriksaan bakteri
Coliform.
a. Pengumpulan Sampah
menghindari lalat serta bau, untuk itu dapat digunakan potongan drum atau
atau parit dengan ukuran dalam 2 meter lebar 1,5 meter dan panjang 1 meter
akhir harus jauh dari tempat hunian dan jarak minimal dari sumber air 10
meter.
Daftar pustaka