Disusun oleh :
KELOMPOK 10
Seperti diketahui air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan, demikian juga dengan
masyarakat pengungsi harus dapat terjangkau oleh ketersediaan air bersih yang memadai untuk
memelihara kesehatannya. Bilamana air bersih dan sarana sanitasi telah tersedia, perlu dilakukan
upaya pengawasan dan perbaikan kualitas air bersih dan sarana sanitasi.
Pada situasi kedaruratan setelah mendapat informasi Tim Penilaian Cepat Kesehatan dan
seiring selesainya hasil penilaian cepat kesehatan, petugas kesehatan lingkunga segera menyusun
rencana operasional dan memobilisasi sumber daya kesehatan lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
A. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas dan Kuantitas Air Bersih Air Minum Pada Situasi
Kedaruratan
Sebagaimana layaknya kehidupan manusia, masyarakat pengungsi harus dapat terjangkau
oleh ketersediaan air bersih yang memadai untuk memelihara kesehatannya, khususnya di
tempat penampungan pengungsi, yang biasanya sangat padat penghuni dan sangat potensial
meningkatkan resiko terjadinya pencemaran dan KLB penyakit menular yang dibawa oleh
air.
1. Pengawasan Ketersediaan Air bersih / Air minum
Pada tahap awal kejadian kedaruratan atau pengungsian, yang sangat perlu adalah
ketersediaan air bersih bagi pengungsi, karena tanpa adanya air bersih sangat
berpengaruh terhadap kesehatan dan akan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
menular, seperti diare, thypus, scabies dan penyakit lainnya.
Tata caranya sebagai berikut:
a. Prioritas pada hari pertama / awal pada situasi kedaruratan atau pengungsian
kebutuhan air bersih yang harus disediakan bagi pengungsi adalah 5L per orang
per hari hanya untuk kebutuhan hidup minimal, seperti masak, makan dan minum.
Sumber air dapat diperoleh dari sumber terdekat yang masih dapat dimanfaatkan
dan bilamana tidak mencukupi perlu dibantu dari sumber lain atau dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
1) Bila sumber air dapat diperoleh dari sumber yang terdekat dengan tempat
penampungan pada situasi kedaruratan dan pengungsi adalah sumber air
permukaan (sungai, danau, dll), sumur gali, sumur bor, mata air, dsb. Hal
yang perlu segera dilakukan adalah melakukab pengamanan terhadap
sumber-sumber air tersebut dari kemungkinan terjadinya pencemaran,
misalkan dengan pemagaran, pemasangan papan pengumuman, dll.
Mata air:
Perlu dibuat bak penampungan air untuk kemudian
disalurkan dengan pompa ke tempat tangki air.
Bersihkan area sekitar mata air dari kemungkinan
pencemaran.
2) Bila sumber air dapat diperoleh dari PDAM atau sumber yang cukup jauh
dengan tempat penampungan pengungsi, maka harus dilakukan
pengangkutan dengan mobil tangki air.
Tujuan utama dari pengawasan dan perbaikan kualitas air bersih adalah untuk
mencegah munculnya resiko kesehatan
Air yang bersumber dari sumur dalam mata air yang terlindung, sumur artesis
dapat dianggap aman dan dapat dipakai tanpa melalui pengolahan air
Air permukaan dari sungai dan danau diduga telah terkontaminasi, sehingga untuk
pemakaiannya perlu diolah terlebih dulu.
Pusat untuk air yang akan diolah, perlu diperiksa kekeruhannya
Prioritas pemilihan sumber air perlu diberikan pada sumber air yang terlindung
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas dalam rangka perbaikan dan
pengawasan kualitas air pada situasi kedaruratan adalah :
1) Sisa klor: pemeriksaan dilakukan berapa kali sehari pada setiap tahapan distribusi untuk
air yang melewati pengolahan.
2) Kekeruhan dan pH: pemeriksaan dilakukan mingguan atau bilamana terjadi perubahan
cuaca misalkan hujan.
3) Bakteri coli tinja: pemeriksaan dilakukan mingguan di saat KLB diare dan periode
emergency dan pemeriksaan lakukan bulanan pada situasi yang sudah stabil dan pada
periode pasca bencana.
Daftar Pustaka
https://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/07/sanitasi-darurat-pada-daerah-bencana.html