Anda di halaman 1dari 43

PEMELIHARAAN

KEBERSIHAN
LINGKUNGAN
OLEH

BIDANG KESMAS
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG
2019
PENDAHULUAN
Kebiasaan Buruk yang Masih Terjadi

1 gram t i n j a mengandung :
107 virus
106 bakteri
103 cysta parasit
102 telur cacing
VIRUS
POLIO
Transmisi kuman

pemutus mata rantai


Kotoran yg timbul
akibat
kegiatan manusia

Toilet / WC / Jamban
Pengelolaan sampah yang memadai

Air Debu Lalat Tangan

Mencuci & Menutupi


Menggunakan Air yang
Cuci Tangan Pakai
Memenuhi Syarat
Sabun
Makanan

Manusia Source: EHP,1999. Preventing Child


Diarrheal Disease: Options for Action
I. PENYEDIAAN AIR BERSIH
Definisi Air Bersih
dan Air Minum

Air Bersih : Air yang kualitasnya memenuhi


syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
Air Minum : Air yg memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.
Berdasarkan
Sumber/Asal

Air Angkasa : Air hujan, embun, hujan es, hujan salju

Air Air Permukaan : Sungai, danau, laut, waduk dll

Air Bawah Tanah : Air sumur gali, sumur bor, mata air dll
Bagan Perjalanan Penularan Penyakit
Melalui Air Minum
Penyakit Cara Penularan
1. Kolera Manusia – tinja – air – (makanan) – manusia

2. Typhus Perut Manusia – tinja – lalat – (air) – mak/min – manusia


3. Paratyphus Manusia – tinja – lalat – (air) – mak/min – manusia

4. Dysentri Manusia – tinja – lalat– makanan – (air) – manusia

5. Hepatitis Manusia – tinja – air – (makanan) – manusia

6. Diare Manusia – tinja – (lalat)– makanan – manusia – air –


manusia
7. Leptospirosis Manusia – tinja – air – (makanan) – manusia
PENCEGAHAN REKONTAMINASI
a. Tahap Pengambilan dari Sarana Air Bersih (SAB)
• Timba  Harus khusus utk mengambil
air saja dgn tali yang selalu terjaga
kebersihannya, timba dan tali harus
digantung setelah dipakai
• Pompa tangan/listrik  Apabila perlu
air pancingan gunakan air yang bersih
• Kran air yg dilengkapi slang  Slang
harus selalu bersih dan dibebaskan dari
sisa-sisa air, apabila slang bocor harus
diganti, penyimpanan sebaiknya
digulung
PENCEGAHAN REKONTAMINASI
b. Tahap Pengangkutan Air

• Wadah yg dipakai mengangkut air


harus bersih dan dilengkapi tutup
• Jangan gunakan kain dan daun
untuk penutup karena bisa
mencemari air
• Bila diangkut dengan mobil tangki,
tangkinya harus khusus dan dijaga
kebersihannya
PENCEGAHAN REKONTAMINASI
c. Tahap Penyimpanan Air

• Wadah harus tertutup rapat dan


sering dibersihkan minimal
seminggu sekali
• Wadah ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak
punya risiko pencemaran
PENCEGAHAN REKONTAMINASI
d. Tahap Pemasakan

• Alat yang dipakai memasak air


tidak boleh mengandung bahan
beracun dan berbahaya
• Tidak boleh terbuat dari bahan
yang mudah berkarat
• Apabila terbukti berkarat dan
mengandung bahan berbahaya
dan beracun segera lakukan
penggantian
PENCEGAHAN REKONTAMINASI
e. Tahap Penyimpanan Air Masak

• Wadah harus selalu tertutup


• Wadah harus selalu bersih
• Wadah harus diletakkan
sedemikian rupa agar tidak
mudah dicapai
serangga/binatang lainnya.

Perlakuan terhadap air yang telah dimasak harus


lebih hati-hati agar tidak terjadi rekontaminasi.
CARA PENGOLAHAN AIR SEDERHANA
UNTUK RUMAH TANGGA
Disediakan 3 atau 4 kaleng dan diberi saluran :
Kaleng I : digunakan untuk mencampur air dengan bahan kimia
yaitu ½ sendok teh kaporit dan 2 sendok teh kapur
diaduk kemudian dibiarkan mengendap minimal ½
jam
Kaleng II : digunakan sebagai saringan pasir, air dari kaleng I
dituang ke dalam kaleng II dan endapannya akan
tersaring
Kaleng III : menampung air yang keluar dari saringan (kaleng
II) , air sudah jernih tetapi terkadang masih berbau
Kaleng IV : berisi arang aktif (biasanya tempurung kelapa) yaitu
untuk menghilangkan bau. Air dari kaleng III dialirkan
ke dalam kaleng ini dan barulah dihasilkan air untuk
dipergunakan
SUMUR YANG BAIK HARUS MEMENUHI SYARAT :
* Kedalamannya sampai mencapai lapisan tanah yang
mengandung air dan tidak kering di musim kemarau
* Dinding sumur dibuat dari bahan kedap air sedalam 3 meter
dari permukaan.
* Bibir sumur ditinggikan sekurang-kurangnya 70 cm di atas
lantai
* Lantai ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah dibuat
kedap air dengan sekeliling sumur dalam jarak satu meter,
tetapi tidak licin
* Permukaan tanah sekitar sumur dibuat miring untuk mencegah
genangan air dan dibuatkan saluran pengering lantai yang
kedap air
* Jarak sumur dari tempat pengotoran (WC atau sumur resapan)
lebih dari 10 meter.
II. PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
DI TPM
YANG TERMASUK LIMBAH DI TPM

Kotoran manusia (tinja)


Air limbah
Sampah
Asap dapur
Cara-Cara Pengelolaan Limbah

1. Kotoran Manusia (Tinja)

a. Jamban :
- Jamban Cemplung dengan leher angsa
- Jamban dengan tangki septik

b. Sewerage System (jaringan perpipaan


kotoran)
Persyaratan Jamban :

1. Berfungsi dan mampu mengolah


tinja menjadi bahan yang tidak
berbahaya bagi kesehatan
2. Tidak menjadi tempat perindukan
vektor (binatang perantara) penyakit
3. Tidak menyebabkan kecelakaan
4. Mudah dibersihkan
5. Memenuhi estetika
Sewerage System
Cara-Cara Pengelolaan Limbah
2. Air Limbah (dari tempat cuci, dapur dan kamar mandi )

Yang perlu diperhatikan :


1. Tidak boleh dibuang ke saluran/selokan kota
2. Sebelum dibuang ke sumur resapan harus dialirkan ke
dalam bak penangkap lemak (grease trap)
3. Tidak menyebabkan rembesan ke permukaan tanah
sekitar karena cacing, bakteri dan serangga senang pada
tanah yang basah dan lembab
4. Pembuangan harus terpisah dengan tangki septik
5. Saluran pembuangan harus kedap air dan tertutup
Cara-Cara Pengelolaan Limbah
3. Air Hujan

Yang perlu diperhatikan :


1. Sebaiknya dibuatkan peresapan sehingga masih berguna untuk
cadangan air dalam tanah
2. Bila tidak mungkin dibuatkan saluran air hujan sehingga tidak
terjadi genangan yang dapat menjadi tempat berkembang biak
nyamuk
Cara-Cara Pengelolaan Limbah
4. Sampah

Penanganan sampah sangat


penting karena sampah yang
dihasilkan umumnya bahan
organik yang sangat disukai
sebagai makanan / tempat
berkembang biak serangga
terutama lalat dan tikus
Cara-Cara Pengelolaan Limbah

Pemusnahan sampah dapat dilakukan dengan :


a. Sampah digunakan sebagai makanan binatang
b. Didaur ulang (seperti botol, kaleng dll)
c. Dibakar
d. Ditanam (bila lahan memungkinkan)
e. Dapat dipergunakan untuk pupuk
Cara-Cara Pengelolaan Limbah
Prinsip pengelolaan pembuangan sampah :
a. Adanya tempat sampah yang kedap air dan dilengkapi tutup
b. Memisahkan sampah (kering dan basah) agar mudah
memusnahkannya
c. Menghindari mengisi tempat sampah melampaui kapasitasnya
d. Kondisi kebersihan lingkungan tempat sampah harus baik
sehingga tidak ada lalat, tikus, kucing dll
e. Sampah tidak boleh ditampung lebih dari 2 x 24 jam (2 hari)
f. Bila sampah ditanam pada lubang galian maka jaraknya
terhadap sumber air minimal 10 meter
Cara-Cara Pengelolaan Limbah
5. Asap Dapur

Berkondensasi &
Banyak
ASAP Berakumulasi
Mengandung
DAPUR Di atas
lemak
Langit-langit

Jatuh
Mencemari
Makanan
ASAP DAPUR :

- Hendaknya segera keluar dari dapur


- Karena umumnya banyak mengandung lemak maka sebelum dibuang disaring dengan
saringan lemak (Greese filter) yang dilengkapi penangkap lemak yang ditempatkan di
atas tungku untuk mencegah agar asap jangan menyebar ke seluruh ruangan.
PENGAWASAN

- Pengelola perlu
melakukan pengawasan
apakah cara pengelolaan
sudah sesuai dengan
syarat-syarat kesehatan
- Bisa mengembangkan
dari check list di samping
PENGENDALIAN
SERANGGA DAN TIKUS

oleh
Bidang P2PL
Pendahuluan
 Serangga dan tikus dapat menimbulkan
kerugian bagi manusia : dapat menimbulkan/
memindahkan penyakit pada manusia
A. LALAT
 Jenis lalat yang paling banyak merugikan manusia
adalah lalat rumah (Musca domestica)
 Penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh
lalat : disentri, diare dan kholera
 Secara mekanis (dimana kulit tubuh dan kakinya
yang kotor tempat menempelnya mikro organisme
penyakit perut kemudian hinggap ke makanan)
Siklus Hidup
 Hidup pada tempat kotor, lembab dan gelap
 Terbang hingga 1 kilometer
 Berkembang biak dengan bertelur, setiap
bertelur menghasilkan 100-300 telur dan
menetas dalam + 12 jam
 Telur menetas menjadi larva kemudian
menjadi lalat muda
 Masa hidup lalat sekitar 1 bulan
Pola Hidup Lalat
a. Tempat perindukan / tempat yang disenangi :

Kotoran kuda
Kotoran manusia
Sampah basah
Buah-buahan dan syuran yang telah busuk
Tanah yang lunak dengan cairan kotoran
Bangkai binatang
b. Kebiasaan Makan

 Lalat dewasa terutama aktif pada pagi


hingga sore
 Sangat tertarik pada makanan manusia
seperti gula, susu, makanan lain
c. Tempat istirahat

 Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan


ludah dan tinja yang membentuk titik2 hitam
(merupakan hal untuk mengenal tempat
istirahat)
 Pada siang hari biasanya beristirahat di
lantai, dinding, langit-langit, rumput dll.
d. Sinar

 Lalat bersifat fototropik yaitu menyukai


cahaya
Cara pengawasan dan
pengendalian
1) Kebersihan umumnya :
 Lingkungan tempat pengelolaan makanan harus bebas dari
kotoran kuda, burung, manusia, sampah busuk, sampah
basah dan tempat2 yang yang mengundang lalat
 Menciptakan lingkungan yang tidak memberikan suatu
bentuk kehidupan larva lalat (keadaan yang kering, udara
sejuk dan bersih
 Membuat suhu makanan yang tidak dapat digunakan larva
untuk hidup yaitu suhu di atas 46°C
 Membuat tempat-tempat aman lingkungan kerja yang bersih
sehingga tidak memungkinkan kepompong lalat untuk
hidup/hinggap
 Mencegah adanya bau yang dapat merangsang lalat
dewasa datang dengan cara menutup sampah/bagian yang
bau dengan penutup plastik, yang langsung dibuang seperti
sisa makanan, ikan, kepala udang dsb
 Menggunakan cahaya berwarna biru sehingga lalat tidak
betah hinggap pada cahaya seperti itu.
 Membuat tem,pat/alat yang tidak disenangi lalat untuk
istirahat misalnya dinding vertikal yang bebas dari barang
yang bergantungan
 Prosesing mnkanan terutama ikan, daging dan sayuiran
harus ruangan tertutup (diberi kasa) sehingga tidak
dihinggapi oleh lalat
Penangkapan lalat dewasa
 Memasang kertas lengket pada tempat yang banyak lalat
 Menggunakan lampu elektronik perangkap
 Menggunakan fly trap (dengan menggunakan bahan
makanan sebagai umpan yang tajam baunya
 Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela serta
lubang angin
 Membuat pintu dua lapis, daun pintu pertama ke arah luar
dan lap. Kedua mrp pintu kasa yang bisa membuka dan
menutup sendiri
 Mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas sampai
bawah pintu sehingga lalat/serangga terjatuh bila masuk
 Menggunakan racun lalat
B. TIKUS
 Lingkungan manusia sangat disenangi tikus karena
paling sedikit ada 2 hal yaitu : tersedianya makanan
dan tempat
 Penular penyakit secara biologis maupun mekanis
 Secara biologis mrp tuan rumah dari pinjal yang
dapat menularkan penyakit pes. Juga menggigit
manusia menyebankan demam (Rat bite fever)
 Tinja dan urine tikus menyebabkan Salmonellosis
dan Leptospirosis.
 Secara mekanis tikus dari tempat kotor mencemari
makanan yang dimakan atau diinjaknya.
Cara Pengawasan dan
Pengendalian
 Mencegah agar tikus tidak menyukai untuk tinggal
di tempat tersebut dengan upaya :
- Semua pintu masuk tempat penyimpanan
makanan harus ditutup rapat dan dapat menutup
sendiri dengan baik
- Semua sisa makanan, sampah, harus dikelola
dengan baik dan terbungkus rapi agar tidak
berceceran dimana-mana. Dibunag ke tempoat
sampah yang tertutup dengan baik
- Tidfak memberi kemungkinan tikus dapat
bersarang, bersembunyi di dalam TPM.
 Penagkapan tikus :
 Menagkap tikus dengan menggunakan
perangkap tikus dan memakai umpan
 Menangkap tikus dengan menggunakan perekat
tikus
 Menangkap tikus dengan penjepit tikus
 Racun tikus (memberi makanan sebagai umpan
yang telah dicampur dengan racun tikus).
 Pemeliharaan bangunan secara rutin dari
gangguan tikus dan konstruksi bangunan
sebaiknya dikerjakan oleh seorang ahli

Anda mungkin juga menyukai