Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEDOMAN PELAKSANAAN
Upskilling dan Reskilling
Guru Kejuran pada
Sekolah Menengah Kejuruan
Berstandar Industri
Tahun 2020
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
SALINAN

PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI

NOMOR 16 TAHUN 2020

TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN UPSKILLING DAN RESKILLING
GURU KEJURUAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BERSTANDAR INDUSTRI
TAHUN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program pendidikan


vokasi untuk meningkatkan sekolah menengah kejuruan
berstandar industri sebagai sasaran program pendidikan
dan pelatihan vokasi sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, perlu
melaksanakan kegiatan upskilling dan reskilling bagi guru
kejuruan pada sekolah menengah kejuruan berstandar
industri tahun 2020;
b. bahwa untuk tertib dan lancarnya pelaksanaan kegiatan
upskilling dan reskilling berstandar industri bagi guru
kejuruan pada sekolah menengah kejuruan tahun 2020
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu pedoman
pelaksanaan kegiatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Upskilling dan Reskilling Guru
Kejuruan pada Sekolah Menengah Kejuruan Tahun
Berstandar Industri 2020;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6058);
3. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 242);
4. Keputusan Presiden Nomor 84/TPA Tahun 2020 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34
tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1673) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 124);
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46
Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1728) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46
Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 269);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 923);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI


TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN
UPSKILLING DAN RESKILLING GURU KEJURUAN PADA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERSTANDAR
INDUSTRI TAHUN 2020.

Pasal 1
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Berstandar Industri tahun 2020 disusun sebagai acuan bagi:
a. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;
b. Dinas Pendidikan Provinsi;
c. Forum Pengarah Vokasi;
d. Industri, Dunia Usaha, Dunia Kerja (IDUKA)/Lembaga pendidikan dan
pelatihan yang mendukung peningkatan kompetensi
teknis/kejuruan/kerja;
e. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); dan
f. Pemangku kepentingan lainnya,
dalam pengelolaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pembinaan kegiatan
upskilling dan reskilling guru kejuruan pada SMK berstandar Industri tahun
2020 agar dapat dilaksanakan secara tertib dan tepat sasaran serta mendukung
program pendidikan nasional.

Pasal 2
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan pada
Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar Industri tahun 2020 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi ini.

Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Juni 2020

DIREKTUR JENDERAL,

TTD.

WIKAN SAKARINTO

Salinan Sesuai dengan aslinya,


Koordinator Bidang Hukum, Tatalaksana, dan Kepegawaian,

TTD.

Suparjo
NIP 196407291990011001
SALINAN

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
NOMOR 16 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN UPSKILLING DAN
RESKILLING GURU KEJURUAN PADA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN BERSTANDAR INDUSTRI
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan,
dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelenggaraan
pendidikan. Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru dituntut
untuk memiliki kualifikasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
pemerintah yaitu memiliki kompetensi pedagogik, profesionalisme,
kepribadian, dan sosial seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Perubahan kondisi sosial masyarakat akibat dari perubahan teknologi dan
pemanfaatan teknologi harus direspon dengan baik. Perubahan yang terjadi
berdampak kepada perubahan strategi pendidikan sehingga guru
diharapkan mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Tugas besar
seorang guru adalah mampu untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, dan melatih siswanya untuk mampu terjun ke dalam
masyarakat dan menguasai teknologi yang digunakan oleh masyarakat
tersebut.
Tugas besar seorang guru disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 yaitu “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”.
Selanjutnya dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru Pasal 52 menjelaskan bahwa tugas guru adalah (1)
Merencanakan pembelajaran; (2) Melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu; (3) Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; (4) Membimbing
dan melatih peserta didik/siswa; (5) Melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat; (6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
kegiatan pokok yang sesuai; dan (7) Meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan. Oleh karena
itu, guru diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan menyesuaikan
diri dengan perkembangan kondisi sosial dan teknologi terbaru.
Guru SMK, terutama guru muatan produktif/kejuruan, memiliki peran
penting dalam mendidik siswa agar kompeten di bidang kejuruannya. Hal
tersebut dikarenakan setelah menuntaskan pendidikan di SMK, lulusan
SMK harus dinyatakan siap untuk bekerja. Untuk itu, perubahan teknologi
dan pemanfaatan teknologi di dunia usaha dan industri menjadi sesuatu
yang urgen untuk diketahui dan dikuasai oleh guru SMK, sehingga model
serta materi pembelajaran yang digunakan guru akan sesuai dengan
kebutuhan, tren, dan prediksi masa depan.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendukung peningkatan dan
pemerataan kompetensi guru kejuruan SMK berbasis industri, maka
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri, akan
menyelenggarakan program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan pada
SMK Berstandar Industri tahun 2020.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan Tahun 2020 ini adalah sebagai pedoman bagi
seluruh pemangku kepentingan untuk memahami dan menjalankan
program dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan
pada Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar Industri tahun 2020 ini
mencakup:
1. Konsepsi Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK
Berstandar Industri;
2. Penyelenggaraan Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan
SMK Berstandar Industri;
3. Penilaian dan Sertifikasi pada program Upskilling dan Reskilling Guru
Kejuruan SMK Berstandar Industri; dan
4. Monitoring dan Evaluasi Program Upskilling dan Reskilling Guru
Kejuruan SMK Berstandar Industri.
BAB II

KONSEP PROGRAM

A. Pengertian dan Tujuan


Program Upskilling dan Reskilling Guru SMK Berstandar Industri
merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat Kemitraan dan
Penyelarasan DUDI, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi bagi guru kejuruan SMK sesuai dengan standar Industri,Dunia
Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA). Program ini akan dilaksanakan bagi guru
kejuruan SMK yang termasuk ke dalam 4 bidang prioritas pengembangan
SMK sebagai Pusat Keunggulan (Center of Excellence) yaitu manufaktur dan
konstruksi, ekonomi kreatif, pelayanan keramahan (hospitality), dan
pelayanan sosial (care services).
Kompetensi Keahlian SMK yang tercakup dalam 4 bidang prioritas antara
lain Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Teknik Mekatronika, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Alat Berat,
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Teknik Geomatika, Rekayasa
Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual, Multimedia, Tata
Busana, Perhotelan, Tata Boga, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut,
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Bisnis Daring dan Pemasaran,
Retail, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Keperawatan Sosial (Social
Care)/Asisten Keperawatan/Caregiver.
Upskilling dapat diartikan sebagai pelatihan berbasis industri bagi tenaga
pendidik yang berorientasi pada peningkatan level kompetensi
teknis/kejuruan/kerja yang telah dimiliki sebelumnya. Sedangkan
reskilling dapat diartikan sebagai pelatihan berbasis industri bagi tenaga
pendidik yang berorientasi pada penguasaan kompetensi
teknis/kejuruan/kerja yang belum dikuasai sebelumnya. Program
pelatihan tersebut dilakukan oleh Industri dan/atau lembaga pendidikan
dan pelatihan yang memiliki kerjasama dengan IDUKA dan/atau lembaga
pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan kompetensi
teknis/kejuruan/kerja.
Unsur yang terlibat dalam program upskilling dan reskilling antara lain
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri,
Forum Pengarah Vokasi, Dinas Pendidikan Provinsi, Sekolah Menengah
Kejuruan dan Lembaga Penyelenggara Program.
Program Upskilling dan Reskilling Guru SMK Berstandar Industri berfokus
pada peningkatan kompetensi teknis/kejuruan/kerja bagi guru kejuruan
SMK sesuai dengan kompetensi keahlian yang diajarkan di sekolah.

B. Manfaat
Manfaat Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK Berstandar
Industri adalah sebagai berikut:
a. Guru mendapatkan peningkatan kompetensi yang utuh, terstandar,
dan termutakhir sesuai kebutuhan IDUKA;
b. Guru memperoleh sertifikat pelatihan dan/atau kompetensi yang
dapat digunakan pada pengembangan profesi guru;
c. Guru terbiasa dengan iklim dan budaya kerja di IDUKA dan dapat
menularkannya pada peserta didik sebagai bagian dari pengembangan
karakter;
d. Guru dapat meningkatkan kualitas metode dan proses belajar
mengajar serta hasil pembelajaran kejuruan melalui program
upskilling dan reskilling;
e. Satuan pendidikan memiliki guru yang dapat mengimbaskan hasil dari
partisipasinya pada program ini pada guru lainnya di satuan
pendidikan tersebut;
f. Satuan pendidikan dapat meningkatkan jalinan kerjasama yang
menyeluruh antara SMK dengan IDUKA termasuk untuk knowledge
and skill transfer;
g. Dinas Pendidikan memiliki sumber daya yang diharapkan dapat
mengimbaskan hasil pelatihan kepada guru lainnya yang sebidang di
provinsi tersebut;
h. Mendukung ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan mutu
pendidikan serta pembelajaran di SMK.

C. Sasaran
Sasaran Program Upskilling dan Reskilling guru kejuruan SMK berstandar
industri adalah 2.160 orang guru mata pelajaran muatan
produktif/kejuruan dan diprioritaskan pada 4 bidang yaitu manufaktur
dan konstruksi, ekonomi kreatif, pelayanan keramahan (hospitality), dan
pelayanan sosial (care services).
Program ini mencakup peningkatan kompetensi teknis/kejuruan/kerja
(hard skills), soft skills dan/atau kompetensi pendukung kebekerjaan yang
diselaraskan dengan kebutuhan IDUKA.

D. Unsur yang terlibat dalam pelaksanaan program


Pelaksanaan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar
industri untuk empat bidang prioritas akan melibatkan unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri;
2. Dinas Pendidikan Provinsi;
3. Forum Pengarah Vokasi (FPV);
4. Industri/Lembaga pendidikan dan pelatihan; dan
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

E. Tugas dan Tanggungjawab


1. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri
a. Memfasilitasi pelaksanaan program Upskilling dan Reskilling
Guru Kejuruan SMK berstandar Industri.
b. Menyiapkan dokumen yang berkaitan dengan Program Upskilling
dan Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar Industri.
c. Melaksanakan sosialisasi program.
d. Menetapkan pelaksana program.
e. Menandatangani surat perjanjian kerja sama/kontrak.
f. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan supervisi sebagai bagian
dari penjaminan mutu program.

2. Dinas Pendidikan Provinsi


a. Mensosialisasikan program Upskilling dan Reskilling Guru SMK
berstandar industri untuk empat bidang prioritas dari Direktorat
Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Industri ke SMK
yang berada di bawah binaannya.
b. Melakukan pembinaan terhadap SMK yang menjadi sasaran
program.
3. Forum Pengarah Vokasi (FPV)
Dalam pelaksanaan Upskilling dan Reskilling guru kejuruan SMK
berbasis industri, FPV dapat memberikan rekomendasi jenis-jenis
pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan
lingkup penugasan FPV.

4. Industri/Lembaga pendidikan dan pelatihan yang mendukung


peningkatan kompetensi teknis/kejuruan/kerja.
a. Menyusun program kerja dan/atau rencana kerja bersama
dengan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan
Dunia Industri.
b. Memfasilitasi pengembangan dan penyusunan materi pelatihan.
c. Memfasilitasi sarana dan prasarana pelatihan dan/atau magang
serta sertifikasi.
d. Menandatangani Surat Perjanjian Kerja Sama dengan Pejabat
Pembuat Komitmen pada Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan
Dunia Usaha dan Dunia Industri dan dokumen lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan perjanjian kerja sama.
e. Melaksanakan dan bertanggung jawab penuh terhadap
persiapan, perencanaan dan pelaksanaan program Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri sesuai dengan
peraturan perundangan.
f. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan program Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri kepada
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan
Industri.
g. Melakukan Serah Terima Pekerjaan kepada Direktorat Kemitraan
dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Industri.
5. SMK
a. Menyiapkan calon guru kejuruan SMK yang akan mengikuti
program Upskilling dan Reskilling
b. Menugaskan Guru Kejuruan SMK untuk mengikuti program;
c. Menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar selama guru
mengikuti pelatihan.
d. Bertanggungjawab untuk memastikan para guru yang mengikuti
reskilling dan upskilling bersedia mengaplikasikan hasil pelatihan
di SMK tempat bertugas sesuai perjanjian/penugasan kerja di
SMK.

F. Persyaratan
1. Pelaksana Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan berbasis
Industri
Pelaksana program adalah Industri dan/atau lembaga pendidikan dan
pelatihan yang memiliki kerja sama dengan IDUKA dan/atau lembaga
pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan kompetensi
teknis/kejuruan/kerja yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Diprioritaskan bagi Industri/Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
yang telah memiliki program kerja sama/mendukung
pengembangan SMK dan/atau memiliki pengalaman melaksanakan
program sejenis.
b. Memiliki rencana dan materi pelatihan.
c. Mampu menyelenggarakan pelatihan upskilling dan reskilling.
d. Mampu menyediakan instruktur sesuai dengan jenis pelatihan yang
akan dilaksanakan.
e. Mampu menyediakan sertifikasi untuk peserta program Upskilling
dan Reskilling guru kejuruan SMK.

2. Peserta
Peserta Upskilling dan Reskilling adalah guru kejuruan yang berasal
dari SMK dengan kriteria:
a. Sekolah Menengah Kejuruan:
1) Terdaftar dan melakukan update pada sistem Data Pokok
Pendidikan (Dapodik) secara berkala
2) Memiliki kompetensi keahlian sesuai dengan 4 bidang prioritas
yaitu manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, pelayanan
keramahan (hospitality), dan pelayanan social (care services)
3) Memiliki guru produktif sekurang-kurangnya 2 orang per
kompetensi keahlian
4) Mampu memberikan jaminan bahwa proses pembelajaran dapat
tetap berlangsung meskipun ada guru yang mengikuti program
Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK dengan
menandatangani surat pernyataan jaminan

b. Guru Kejuruan:
1) Berusia maksimal 50 tahun per 30 Juni 2020
2) Memiliki NUPTK/Terdaftar di Data Pokok Pendidikan SMK
3) Mengajar mata pelajaran kejuruan (produktif)
4) Pendidikan minimal setara S1
5) Bersedia mengaplikasikan hasil pelatihan di SMK tempat
bertugas sesuai perjanjian/penugasan kerja di SMK
BAB III

PENYELENGGARAAN PROGRAM

A. Mekanisme Pelaksanaan
Pelaksanaan Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK
berstandar industri memiliki mekanisme sebagai berikut:

Gambar 1. Mekanisme Pelaksanaan Upskilling dan Reskilling


Guru Kejuruan SMK
Keterangan:
1. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri melakukan training need analysis bagi guru untuk bidang-
bidang prioritas revitalisasi dan mengidentifikasi Industri/ Lembaga
pendidikan dan pelatihan potensial yang mendukung peningkatan
kompetensi teknis/kejuruan/kerja. Dalam pelaksanaan Upskilling dan
Reskilling guru kejuruan SMK berbasis industri, FPV dapat memberikan
rekomendasi jenis-jenis pelatihan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai dengan lingkup penugasan FPV.
2. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri melaksanakan proses seleksi dan menetapkan Industri/
Lembaga pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan
kompetensi teknis/kejuruan/kerja sebagai penyelenggara Upskilling
dan Reskilling Guru Kejuruan SMK sesuai peraturan perundangan yang
berlaku terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah.
3. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri melaksanakan sosialisasi Program Upskilling dan Reskilling
Guru Kejuruan SMK.
4. SMK menentukan prioritas kompetensi keahlian yang akan
dikembangkan serta menetapkan jumlah guru yang akan mengikuti
program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar
industri.
5. Guru melakukan pendaftaran untuk mengikuti program Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK melalui laman
gtk.belajar.kemdikbud.go.id
6. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri melakukan seleksi dan menetapkan guru yang akan menjadi
peserta pelatihan.
7. Industri/Lembaga pendidikan dan pelatihan melaksanakan program
Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri di
bawah pengawasan atau supervisi dari Direktorat Kemitraan dan
Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri beserta lembaga lain
yang ditunjuk.
8. Industri/Lembaga pendidikan dan pelatihan program Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri melakukan uji
sertifikasi kepada peserta program yang telah menuntaskan program.

B. Struktur Program, Alokasi Waktu dan Penyelenggaraan


Struktur program, alokasi waktu dan penyelenggaraan Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar Industri disusun berdasarkan
kesepakatan antara Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha
Dunia Industri dengan Industri/Lembaga pendidikan dan Pelatihan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan.

C. Standar Pengelolaan
Industri/lembaga pelaksana program Upskilling dan Reskilling Guru
Kejuruan SMK berstandar industri wajib melakukan pengelolaan kegiatan
yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundangan.

D. Standar Instruktur
Instruktur program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK
berstandar industri memiliki kompetensi sesuai bidang pelatihan.
E. Pembiayaan
Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri
dibiayai melalui DIPA satker Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia
Usaha dan Dunia Industri tahun anggaran 2020. Pembiayaan sebagaimana
dimaksud antara lain: biaya pelatihan (instruktur, kesekretariatan, bahan
pelatihan, paket kuota internet untuk peserta, dan biaya untuk
menjalankan protokol kesehatan), transportasi, uang saku, akomodasi,
konsumsi, dan sertifikasi kompetensi.

F. Pelaporan
Laporan pelaksanaan Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan
SMK berstandar industri, harus dapat memberikan data dan informasi
lengkap dan jelas mengenai proses pelaksanaan Program Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri dari awal pelaksanaan
sampai pekerjaan dinyatakan selesai dan telah diserahterimakan.
BAB IV

PENILAIAN DAN SERTIFIKASI

A. Penilaian
Penilaian dalam Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK
berstandar industri dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian
terhadap peserta, penilaian terhadap instruktur, dan penilaian terhadap
penyelenggaraan kegiatan. Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk
mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi
dan keberhasilan tujuan pembelajaran. Penilaian terhadap instruktur
adalah pengukuran dan penilaian kepada instruktur yang dilakukan oleh
peserta pada saat melaksanakan tugas mengelola pembelajaran pada setiap
materi pembelajaran. Penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan adalah
pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara yang dilakukan oleh
peserta pada saat mengikuti kegiatan Program Upskilling dan Reskilling
Guru Kejuruan SMK berstandar industri

B. Sertifikasi
Sertifikasi program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK
berstandar industri dilaksanakan setelah peserta menyelesaikan pelatihan.
Proses sertifikasi kompetensi mengacu pada standar yang diakui oleh
IDUKA dan/atau lembaga yang berwenang.
BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Upskilling dan Reskilling Guru


Kejuruan SMK berstandar industri merupakan kegiatan yang mencakup semua
upaya yang dilakukan dalam rangka menjamin pelaksanaan program Upskilling
dan Reskilling Guru Kejuruan SMK agar sesuai ketentuan yang ditetapkan.
Proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Direktorat Kemitraan dan
Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pelatihan Upskilling dan


Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri perlu dilakukan sebagai
bagian dari upaya untuk memastikan kualitas luaran program. Laporan hasil
monitoring dan evaluasi merupakan bahan masukan kepada pihak yang
berkepentingan. Hasil evaluasi program ini akan digunakan sebagai bahan
kebijakan pimpinan, perbaikan, dan pengembangan program.

Sasaran monitoring dan evaluasi meliputi:


a. Industri atau lembaga penyelenggara program pelatihan Upskilling dan
Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri.
b. Guru/peserta pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK
berstandar industri.
c. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
BAB VI

PENUTUP

Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK diharapkan dapat


meningkatkan kompetensi bagi guru kejuruan SMK sesuai dengan standar
industri untuk 4 bidang prioritas pengembangan SMK sebagai Center of
Excelence yaitu manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, pelayanan
keramahan (hospitality), dan pelayanan social (care services) bagi 2.160 guru
kejuruan.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan sehingga manfaat dari program
ini dapat dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Kesamaan pandangan
dan persepsi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program Upskilling
dan Reskilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri menjadi kunci
keberhasilan pelaksanaan program ini.
Segala ketentuan lebih lanjut program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan
SMK sebagaimana dimaksud dalam petunjuk teknis ini diatur dalam panduan
pelaksanaan dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia
Industri.

DIREKTUR JENDERAL,

TTD.

WIKAN SAKARINTO

Salinan Sesuai dengan aslinya,


Koordinator Bidang Hukum, Tatalaksana, dan Kepegawaian,

TTD.

Suparjo
NIP 196407291990011001
DILARANG MEMBERIKAN HADIAH, UANG, BARANG ATAU SEJENISNYA KEPADA SIAPAPUN
YANG TERKAIT DENGAN BANTUAN PEMERINTAH PADA DIREKTORAT KEMITRAAN DAN
PENYELARASAN DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai