B1 STATISTI
KA
Standar Kompetensi
1. Membaca data dalam bentuk tabel dan
diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive.
2. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive
serta penafsirannya
3. Menghitung ukuran pemusatan, ukuran
letak, dan ukuran penyebaran data, serta
penafsirannya.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi nilai suatu data yang
ditampilkan pada tabel dan diagram.
Menyajikan data ukuran dalam bentuk
diagram batang, garis, dan lingkaran.
Menyajikan data tunggal dalam tabel
distribusi frekuensi.
Menyajikan data tidak tunggal dalam tabel
distribusi frekuensi.
Memahami tabel distribusi frekuensi
kumulatif dan relatif.
Menyajikan data dalam bentuk histogram,
poligon, dan kurva ogive.
Kata Kunci Menghitung mean, median, dan modus
data tunggal dan data kelompok.
Menghitung kuartil, desil, dan persentil
Statistika Hamparan
pada data tunggal dan data kelompok.
statistik Simpangan rata-rata
Menghitung jangkauan, harapan,
Diagram Simpangan baku
jangkauan semi antarkuartil, simpangan
Mean Sampel
rata-rata, varians, dan simpangan baku
Median Populasi
pada data tunggal dan data kelompok.
Modus
2 Bab 1 Statistika
Tahukah
Kamu?
SEJARAH STATISTIKA
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah
dalam bahasa latin modern statisticum collegium
("dewan negara") dan bahasa Italia statista
("negarawan" atau "politikus").
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang
dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas
digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh
kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi),
Karl Pearson (metode regresi linear), dan (meneliti problem sampel berukuran kecil).
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang
ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan
cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam
metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau
biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan
matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar
masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
STATISTIKA
Peta Konsep
mempelajari
Tabel Diagram
garis
A. PENGUMPULAN DATA
B. PENYAJIAN DATA
Data yang dikumpulkan untuk laporan atau akan dianalisis lebih lanjut perlu diatur, disusun,
disajikan dengan jelas dan baik, yaitu biasanya disajikan dalam bentuk tabel/daftar dan
diagram/grafik. Penyajian data yang demikian memudahkan orang untuk membaca data itu
atau lebih dimengerti oleh pembaca atau orang yang membuat keputusan berdasarkan data
tersebut.
Untuk menyusun sekumpulan data yang urutannya belum tersusun secara teratur, data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Sebuah tabel umumnya terdiri dari beberapa
bagian: judul tabel, judul kolom, judul baris, badan tabel, catatan dan sumber data.
Penyajian data dalam bentuk tabel mengutamakan keakuratan dan ketepatan datanya,
meskipun secara tampilan tidak menarik. Kita perhatikan contoh tabel perkiraan cuaca
berikut.
Contoh 1.1
Tabel 1.1 Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesia
Dengan menyajikan data seperti itu, kita dapat dengan mudah membaca table itu, sebagai
contoh; pada hari Senin, 22 Januari 2007, di kota Denpasar diperkirakan hujan, suhu 25 ◦C-
31◦C dan kelembaban 73%-96%.
Contoh 1.2 Data banyaknya sepeda motor di suatu wilayah pada tahun 2007 sampai
Tahun Banyaknya dengan 2011 disajikan
Sepeda motor pada tabel 1.2 berikut.
2007 1539
Tabel 1.2 Data 2008 1970 Banyaknya Sepeda Motor
2009 3144
dari tahun 2007- 2011
2010 4405
2011 5931
2009
4000
banyak-nya sepeda motor
3000
2008
2000
2007
1000
00 1000200030004000500060007000
2007 2008 2009 2010 2011
banyaknya sepeda motor
tahun
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut
diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu
secara berurutan.
Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar
(horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu
mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu
tegaknya menyatakan frekuensi data.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai berikut.
Contoh 1.3 Hasil penjualan gula pasir di distributor Seroja pada periode Januari-Juli
2010 ditunjukan pada Tabel 1.3 berikut.
Bulan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
Jumlah (ons) 10 15 30 35 25 45 60
Data tersebut dapat ditunjukan dalam diagram garis seperti pada Gambar 1.2
70
60
50
jumlah (ons)
40
30
20
10
0
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
bulan
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian atau
persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu
ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya
sudut pusat sektor lingkaran.
Contoh 1.4
Daftar jumlah siswa kelas XI A yang mengambil pelajaran ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.3 Data Anggota Ekstrakurikuler
Carilah data yang berhubungan dengan tabel, diagram batang, diagram garis
dan diagram lingkaran dari koran, majalah atau internet.
1. Catatlah informasi apa saja yang dapat diketahui dari data tersebut.
2. Kumpulkan dalam bentuk kliping, lengkap dengan judul, keterangan, dan sumber
informasi.
3. Pilihlah salah satu dari data tersebut untuk diinformasikan kepada teman-temanmu.
3. Distribusi Frekuensi
Seringkali kita menjumpai sekumpulan data amatan dalam jumlah atau ukuran yang besar
untuk dianalisis. Ukuran data yang besar ini dapat disederhanakan dengan cara
menentukan banyak nilai amatan yang sama, atau banyak nilai amatan yang terletak pada
interval tertentu. Banyak nilai amatan yang sama atau banyak nilai amatan yang terletak
pada interval tertentu itu disebut frekuensi.
Tabel yang memuat nilai amatan atau nilai amatan yang terletak info
pada interval tertentu bersama-sama frekuensinya disebut sebagai Dengan
tabel distribusi frekuensi. Sebagai konsekuensi dua amatan ini, maka menggunakan tabel
kita mempunyai dua macam; tabel distribusi frekuensi tunggal dan distribusi frekuensi,
data akan lebih
tabel distribusi terkelompok.
mudah digunakan
untuk keperluan
a. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal statistika
Untuk memahami cara membuat tabel ini, kita perhatikan hasil
ujian semester mata pelajaran Matematika 30 sisiwa:
80 30 50 70 70 70 40 80 90 50
80 90 70 70 60 60 60 70 50 60
60 60 70 60 60 80 80 80 60 70
Dari kumpulan dia atas kita dapat membaca bahwa:
catatan 1 siswa mendapat nilai 30
Turus (tally) adalah cara
mudah menghitung 1 siswa mendapat nilai 40
frekuensi. Banyak kelas 3 siswa mendapat nilai 50
biasanya diambil paling
9 siswa mendapat nilai 60
sedikit 5 dan paling
banyak 20. 8 siswa mendapat nilai 70
6 siswa mendapat nilai 80
2 siswa mendapat nilai 90
Keterangan-keterangan ini tentu saja akan lebih praktis apabila kita sajikan seperti
dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Nilai Ujian (xi) Turus Banyak siswa/ frekuensi (fi)
30 I 1
40 I 1
50 III 3
60 IIII IIII 9
70 IIII III 8
80 IIII I 6
90 II 2
Penyajian data seperti Tabel 1.4 disebut tabel distribusi frekuensi tunggal. Dari tabel ini
dengan cepat dapat ditemukan berapa banyak frekuensi siswa yang memperoleh nilai
30, 40 dan seterusnya.
b. Tabel Distribusi Kelompok
Jika kita dihadapkan pada kelompok data amatan yang sangat besar ukurannya, maka
pembuatan tabel distribusi frekuensi tunggal juga kurang efektif. Untuk kasus demikian
akan lebih baih apabila kumpulan data tersebut kita kelompokan ke dalam beberapa
kelas interval terlebih dahulu.
Berikut ini adalah tabel berat badan siswa kelas XI IPA
Tabel 1.5
Panjang Benda (dalam cm) Turus Frekuensi (fi)
71 - 80 II 2
81 - 90 IIII 4
91 – 100 IIII IIII IIII IIII IIII 25
101 – 110 IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII II 47
111 – 120 IIII IIII IIII III 18
121 – 130 IIII 4
Dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok ada beberapa pengertian dan aturan
yang perlu dipahami.
1. Kelas
Kelas adalah interval suatu data yang memuat beberapa data. Tabel di atas memuat
6 kelas yaitu kelas pertama 71-80, kelas kedua 81-90, kelas ketiga 91-100 dan
seterusnya.
2. Batas Kelas
Pada setiap kelas nilai terkecil disebut batas bawah dan nilai terbesar disebut batas
atas kelas. Sebagai contoh pada kelas interval 91-100 batas bawahnya 91 dan batas
atasnya adalah 100.
3. Tepi Kelas
Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah dua kelas
interval yang berurutan. Sebagai contoh, kelas pertama 71 – 80 dan kelas kedua 81
1
– 90 maka tepi kelas adalah ( 80+81 ) =80,5 yang merupakan tepi atas(ta) kelas
2
pertama dan tepi bawah(tb) kelas kedua.
4. Panjang Kelas
Jika masing-masing kelas mempunyai panjang yang sama, maka panjang kelas
merupakan selisih antara tepi atas dengan tepi bawah.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah
Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas.
5. Titik Tengah Kelas
Titik tengah sebuah kelas adalah suatu nilai yang dapat dianggap mewakili kelas itu.
Titik tengah kelas disebut juga nilai tengah kelas atau rataan kelas dan ditetapkan
sebagai berikut.
1
Titik tengah = (batas bawah + batas atas)
2
Menyusun Tabel Frekuensi Berkelompok
Sebelum menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok sebaiknya terlebih dahulu
data diurutkan dari datum terkecil sampai datum terbesar.
Data yang telah diurutkan seperti itu disebut statistika jajaran atau statistika
peringkat. Dari statistika jajaran dapat ditetapkan nilai datum terkecil, disebut statistika
minimum yaitu xmin=x1 dan nilai datum terbesar, disebut statistik maksimum, yaitu
xmaks=xn. Kedua statistik ini (xmin dan xmaks) disebut sebagai statistik-statistik ekstrim.
Tabel distribusi frekuensi berkelompok dapat disusun melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
menentukan nilai data terbesar (xmaks ) dan nilai data terkecil (xmin )
1 kemudian tentukan rentang atau jangkauannya, yaitu: R = xmaks - xmin
tentukan banyak kelas (k) dari n buah data berdasarkan aturan Sturgess,
yaitu k = 1 + 3,3 log n
2
Contoh 1.5
Suatu data diperoleh dari 40 kali pengukuran (teliti sampai mm terdekat) sebagai
berikut.
157 149 125 144 132 156 164 138 144 152
148 136 147 140 158 146 165 154 119 163
176 138 126 168 135 140 153 135 147 142
173 146 162 145 135 142 150 150 145 128
Buatlah tabel distribusi frekuensi berkelompok untuk data tersebut!
Jawab:
Banyak data, n = 40
Nilai statistik minimum xmin = 119, dan nilai statistik maksimum xmaks = 176.
1. Rentang (R) = xmaks - xmin = 176 – 119 = 57
2. Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1+ 3,3 log 40 ¿ 6,286...
Banyak kelas dibulatkan ke atas menjadi k=7 buah.
rentang 57
3. Panjang kelas = = = 8,1428...
banyak kelas 7
Panjang kelas dibulatkan ke atas menjadi 9.
4. Dengan panjang kelas 9 dan nilai statistik minimum ditetapkan Catatan
Dalam menentukan
sebagai batas bawah kelas pertama (tidak harus demikian),
banyak kelas dengan
maka diperoleh kelas-kelas dan titik-titik tengah kelas sebagai menggunakan kaidah
berikut. empiris Sturgess, nilai
k yang diperoleh nilai k
Kelas pertama 119-127 dengan titik tengah 123, nukan bilangan bulat.
Kelas ketiga 128-136 dengan titik tengah 132, Nilai k itu harus
dibulatkan (ke bawah
Kelas kedua 137-145 dengan titik tengah 141,
atau ke atas)
Kelas keempat 146-154 dengan titik tengah 150, sedemikian sehingga
Kelas kelima 155-163 dengan titik tengah 159, panjang kelas yang
diperoleh merupakan
Kelas keenam 164-172 dengan titik tengah 168, dan bilangan ganjil dan
Kelas ketujuh 173-181 dengan titik tengah 177. tidak terlalu besar.
Perhatikan bahwa semua nilai amatan terdistribusikan atau
tersebar dalam kelas-kelas tersebut.
5. Tabel distribusi berkelompok untuk data tersebut dapat ditampilkan dalam tabel
berikut.
Tabel 1.6
Hasil pengukuran
(mm) Titik tengah (xi) Turus Frekuensi
(fi)
Tabel 1.7
Hasil pengukuran
(mm) Frekuensi Frekuensi relatif
(fi)
119 – 127 3 3
× 100 %=7,5 %
40
128 – 136 6 6
× 100 %=15 %
40
137 – 145 10 10
× 100 %=25 %
40
146 – 154 11 11
× 100 %=27,5 %
40
155 – 163 5 5
× 100 %=12,5 %
40
164 – 172 3 3
× 100 %=7,5 %
40
173 - 181 2 2
× 100 %=5 %
40
Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari) -> di definisikan sebagai jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas
pada tiap-tiap kelas. Dilambangkan dengan fk≤.
Frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari) -> di definisikan sebagai jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah
pada tiap-tiap kelas. Dilambangkan dengan fk ≥.
Sebagai contohnya, mari kita lihat lagi Tabel 1.6 dengan mencantumkan batas atas dan
batas bawah dari tiap kelas intervalnya sehingga diperoleh tabel frekuensi kumulatif
sebagai berikut.
Tabel 1.8
Hasil pengukuran
(mm) Frekuensi Tepi Tepi atas Frekuensi Kumulatif
(fi) bawah
fk≤ta fk ≥tb
Sebagai contoh, Histogram dan poligon frekuensi dari tabel daftar distribusi kumulatif
(Tabel 1.8) disajikan pada gambar berikut.
12
11
10
10
6
6
5
4
3 3
2
2
0
118,5 127,5 136,5 145,5 154,5 163,5 172,5 181,5
Ogive (poligon distribusi frekuensi kumulatif) adalah bentuk kurva dari daftar distribusi
frekuensi kumulatif.
Ogive terdiri dari ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari).
Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi atas sebagai
absis dan frekuensi kumulatif kurang dari sebagai ordinat.
Ogive negatif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi bawah
sebagai absis dan frekuensi kumulatif lebih sebagai ordinat.
Dengan kata lain ogive positif adalah poligon frekuensi kumulatif kurang dari.
Sedangkan ogive negatif adalah poligon frekuensi kumulatif lebih dari.
45
40
35
30 Gambar 1.5
25 ogive positif
20
15
10
5
0
b)
45
Ogive negatif 127,5 136,5 145,
40
35
30
25
Gambar 1.6 20
ogive negatif
15
10
5
0
LATIHAN 1
1. Data berikut diperoleh dari pencatatan banyak hewan ternak yang dipelihara oleh 40
warga dalam sebuah desa (dalam satu desa diambil 40 sampel warga).
1 4 3 5 4 2 4 3 3 2
3 4 2 5 4 4 1 5 3 4
3 4 5 2 6 4 3 5 4 1
2 4 3 6 4 1 4 3 4 2
a) Buatlah tabel distribusi frekuensi tunggal untuk data tersebut!
b) Berapa persen warga yang memiliki
(i) 2 hewan ternak atau kurang?
(ii) 3 hewan ternak atau kurang?
c) Berapa persen warga yang memiliki
(i) 4 hewan ternak atau lebih?
(ii) 5 hewan ternak atau lebih?
2. Berikut ini adalah data nilai ulangan matematika dari 40 siswa kelas XI.
Matematika SMK Kelas XII
67 68 69 73 66 78 60 55 63 46
Bab 1 Statistika 17
Berpikir Kontras
C. PENGOLAHAN DATA
Nilai statistika yang dapat menggambarkan keadaan suatu data antara lain adalah mean
(rataan hitung), modus, dan median dengan menyatakan ukuran pemusatan data.
Definisi
Rataan hitung (x́ ¿ dari data tunggal x 1 , x 2 , x 3 ,… . , x n
adalah:
x 1+ x 2 + x 3+ … .+ xn
x́= =¿
n
Secara umum, apabila nilai-nilai data kuantitatif dinyatakan dengan
x 1 , x 2 , x 3 ,… . , x n (terdapat n buah datum) dengan setiap datum mempunyai
frekuensi f 1 , f , f 3 ,… . , f n . Maka rataan hitung (x́ ¿ditentukan oleh rumus berikut.
f 1 x 1+ f 2 x 2 + f 3 x 3 +… .+ f n x n
x́= =¿
f 1+ f 2 + f 3+ …+ f n
Jika data pertama dengan jumlah n1 mempunyai rata-rata x́ 1 , data kedua dengan
jumlah n2 mempunyai rata-rata x́ 2 , dan seterusnya, maka rata-rata gabungan dari
data tersebut adalah
n1 x́1 +n2 x́ 2+ n3 x́ 3 +…
x́ gab =
n1 +n2 +n3 +…
x́=¿
Matematika SMK Kelas XII
Bab 1 Statistika 19
f i= frekuensi dari x i
Selain menggunakan cara di atas, kita dapat menentukan rataan dari sekumpulan
data dengan terlebih dahulu menentukan rataan sementaranya. Rataan sementara
biasanya diambil dari nilai tengah yang mempunyai frekuensi terbesar. Terdapat
dua cara dalam menghitung rataan setelah rata-rata sementara ditentukan, yaitu
cara simpangan rataan dan cara pengkodean (coding).
1) Cara Simpangan Rataan
Rataan Hitung dengan cara simpangan rataan dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut.
d i=simpangan x i terhadap x́ s
x́=x́ s +¿
d i=x i− x́ s
Catatan
Cara coding
x́= x́ s +()c dimaksudkan untuk
menghindari
perkalian yang besar
(
f i⋅x i atau
denganc= panjang kelas f i⋅d i )
interval
ui =
Contoh 1.6 kode
x i−x́ s
ui =
c
1. Tentukan rataan hitung dari data: 4, 3, 2, 5, 6, 7, 8, 5.
Jawab:
Matematika SMK Kelas XII
4 +3+2+5+6+ 7+8+5
x́= =¿
20 Bab 1 Statistika
2) Modus
a. Modus pada data tunggal
Definisi
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data
yang mempunyai frekuensi terbesar.
b. Modus pada data kelompok
d1
M o=t b + ( )
d1 + d2
⋅c
c= panjang kelas
Contoh 1.7
d 1= 18 – 6 = 12
d 2= 18 – 9 = 9
c= 69,5 – 64,5 = 5
info
d1
M o=t b + ( )
d1 + d2
⋅c Kontribusi Pierre
Simon Laplace dalam
perkembangan ilmu
¿ 64,5+ ( 12+12 9 )⋅ 5 matematika adalah
integral, kalkulus,
12
¿ 64,5+ ⋅5 peluang, dan statistik
21
inferensia
¿ 64,5+2,86=67,36
3) Median
Definisi
Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama
banyaknya setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang
terbesar.
Ingat!
Dalam
1
M e =t b+ ( )
2
n−f k
f
⋅c
menentukan
median, data
harus diurutkan
n= banyaknya data
Jawab:
a) n=9 (ganjil)
Data yang telah diurutkan: 2, 3, 4, 4, 5, 6, 8, 8, 9.
M e =x 9+1 =x 5=5
2
b) n=6 (genap)
Data yang telah diurutkan: 21, 26, 27, 28, 29, 29
1 1 1
M e = x 6 + x 6 = ( x 3 + x 4 )= ( 27+ 28 )=27 ,5
(
2 2 2 +1 2 ) 2
Karena ukuran datanya adalah 50, M e terletak pada kelas interval 56-62, sehingga
t b= 56 - 0,5 = 55,5
c= 62,5 – 55,5 = 7
Tugas Kelompok
.
Kerjakan bersama teman sebangkumu. Carilah informasi tentang cara menghitung
ukuran pemusatan untuk data tunggal dengan menggunakan kalkulator. Kemukakan informasi
yang kamu peroleh tersebut di depan kelas.Demonstrasikan pula cara menggunakan kalkulator
untuk menghitung mean,median, dan modus pada contoh-contoh soal pada bab ini di depan
kelas!
LATIHAN 2
1. Tentukan mean, median, modus dari data berikut !
a. 4, 3, 1, 5, 3, 2, 3
b. 62, 52, 61, 44, 54, 70, 46, 46, 48, 53, 57, 50
c.
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 5 12 10 4 1
Nilai Matematika 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 5 12 10 a 1
Dalam tabel diatas, nilai rata-rata matematika adalah 7. Tentukan niai a, kemudian
tentukan modus dan mediannya!
3. Nilai rata-rata ujian matematika dari 39 orang siswa adalah 45. Jika nilai seorang siswa
lainnya, yaitu Angga, digabungkan dengan kelompok tersebut, nilai rata-rat ke-40 orang
siswa menjadi 46. Tentukan nilai ujian Angga!
Frekuensi 7 16 30 35 30 20 12
Nilai Frekuensi
10-19 3
20-29 4
30-39 x
40-49 2
50-59 1
12
Frekuensi 8
Kumulatif 6
5
4
3
2
29,5 34,5 39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 Berat (kg)
1. Kuartil
Definisi
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi empat bagian yang sama
banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Terdapat 3 buah kuartil, yaitu kuartil bawah (Q 1), kuartil tengah (Q2), dan kuartil atas
(Q3). Kuartil-kuartil suatu data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Contoh 1.9
a. 4, 8, 3, 1, 6, 9, 5, 1
b. 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 7, 12
Jawab:
i
Q i=t b +
Dengan:
( )
4
n−f k
⋅c
Qf i= kuartil ke- i
t b= tepi bawah kelas kuartil
n =banyaknya data
f k = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f =¿ frekuensi kelas kuartil
c= panjang kelas
i= 1, 2, 3
Contoh 1.10
Tentukan nilai kuartil bawah Q 1, tengah Q 2, dan atas Q 3 data kelompok pada tabel berikut.
1 1 1 1 3 3
n =40, n= 40=10 , n= 40=20 , n= 40=30
4 4 2 2 4 4
c = 10
1
Jadi,
( )
Q1=t b +
4
n−f k
f
⋅ c=59,5+
10−5
8 (⋅10=65,75 )
1
Q 2=t b + ( )
2
n−f k
f
⋅ c=69,5+
20−13
14 (⋅ 10=74,5 )
Matematika SMK Kelas XII
3
n−f k
4 30−27
Q =t + ⋅ c=79,5+ ⋅10=82,5
28 Bab 1 Statistika
2. Desil
Definisi
Untuk data yang tidak dikelompokkan, letak desil dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
i ( n+1 )
D i terletak pada nilai ke−
10
Sedangkan nilai desil untuk data berkelompok dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut.
i
Di=t b +
Dengan:
(
10
n−f k
)
⋅c
Df i= desil ke- i
t b= tepi bawah kelas Di
n =ukuran data
f k = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di
f =¿ frekuensi kelas yang memuat Di
c= panjang kelas
i=1, 2, 3, ..., 9
Contoh 1.11
1. Data; 7 5 8 7 9 6 6 6 8 5 9 8 6 7 9
Tentukan a. D3 dan b. D6
jawab:
3. Persentil
Definisi
Untuk data yang tidak dikelompokkan, letak persentil dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
i ( n+1 )
Pi terletak pada nilai ke−
100
Contoh 1.12
Jawab
Jadi, P30=5,3.
i ( n+1 ) 75 (10+ 1 )
Letak persentil ke-75 diurutan data ke- = =8,25
100 100
Jadi, P75=9,25.
x f fk
41-45 3 3
46-50 6 9
51-55 16 25
56-60 8 33
61-65 7 40
Jawab
25
a. Letak P25 = ⋅ 40=10 yaitu pada data ke-10 dan kelas P25=51−55 sehingga diperoleh:
100
25
P25=50,5+ (
100
⋅ 40−9
16 )
⋅5=50,5+
10−9
16 ( )
5=50,5+0,31=50,81
60
b. Letak P60 = ⋅ 40=24 yaitu pada data ke-24 dan kelas P60=56−60 sehingga diperoleh:
100
60
P60=55,5+ (
100
⋅ 40−25
8 )
⋅ 5=55,5+
24−25
8 ( )
5=55,5−0,625=¿
Nilai mean atau median hanya menitikberatkan pada pusat data, tetapi tidak
memberikan informasi tentang sebaran nilai pada data tersebut. Untuk membandingkan
sebaran data dari dua informasi distribusi nilai adalah salah satu alasan kita mempelajari
ukuran penyebaran data. Ukuran penyebaran data yang akan dipelajari di antaranya:
jangkauan, hamparan, jangkauan semi antarkuartil, simpangan rata-rata, varians dan
simpangan baku.
1. Jangkauan
a. Jangkauan data tunggal
Definisi
Jangkauan data atau rentang data atau range data, J adalah selisih antara data
terbesar, x maks dengan data terkecil, x min.
Contoh 1.13
1. Seorang peneliti mengambil masing-masing 1 kg air dari 20 sungai yang berbeda untuk
diuji kadar garamnya. Hasil pengujian (dalam mg) adalah
193 282 243 243 282 214 185 128 243 159 218 161 112 131 201 132 194 221
141 136. Dari data tersebut tentukan jangkauannya!
Jawab
Data setelah diurutkan:
112 128 131 132 136 141 159 161 185 193
194 201 214 218 221 243 243 243 282 282
Data terkecil( x ¿¿ min)¿ = 112
Data terbesar ( x maks ¿ = 282
Jangkauan( J ) = x maks −x min
= 282 – 112
= 170.
2. Hasil ulangan matematik kelas XII SMK sebagai berikut:
Nilai Frekuensi
1-10 0
11-20 4
21-30 7
31-40 3
41-50 1
51-60 9
61-70 4
71-80 3
81-90 5
91-100 4
Carilah jangkauan dari data tabel di atas!
Jawab
1+ 10
Nilai tengah kelas terendah = =5,5
2
91+100
Nilai tengah kelas tertinggi = =95,5
2
Jangkauan( J ) = 95,5 - 5,5 = 90.
Jadijangkauan nilai ulangan matematika di atas adalah 90.
2. Hamparan
Definisi
Hamparan atau jangkauan antarkuartil atau rentang antarkuartil, H adalah selisih
antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama.
H=Q3 −Q1
Untuk mencari hamparan data tunggal dan data kelompok, rumus yang digunkan adalah
seperti diatas, yaitu H=Q3 −Q1
Contoh 1.14
1. Tentukannilaijangkauanantarkuartilnya
4, 4, 3, 5, 7, 9, 10, 8, 9
Jawab
UntukmenentukanQ 1, Q 2, Q 3data-datanyakitaurutkanterlebihdahulu
3, 4, 4, 5, 7, 8, 9, 9, 10
3. JangkauanSemiAntarkuartil
Definisi
Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah
kali panjang
Untuk mencari hamparan.
nilai jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil pada data
tunggal dan data kelompok, rumusnya adalah sebagai berikut:
1
Q d = (Q 3 −Q 1)
2
Dengan Q d = Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil
Q 1= kuartil bawah
Q 3= kuartil atas
Contoh 1.15
4, 4, 3, 5, 7, 9, 10, 8, 9
Jawab
UntukmenentukanQ 1, Q 2, Q 3data-datanyakitaurutkanterlebihdahulu
3, 4, 4, 5, 7, 8, 9, 9, 10
ܳଵ ܳଷ
ܳଶ
1 1
Q 1= ( 4+ 4 )=4 , Q 2=7 , Q 3= ( 9+ 9 )=9
2 2
1 1 5
Q d = ( Q 3−Q 1 ) = ( 9−4 ) = =2,5
2 2 2
Matematika SMK Kelas XII
Jadi nilaijangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah 2,5
Bab 1 Statistika 35
4. SimpanganRata-rata
Definisi
Simpangan rata-rata menyatakan jarak rata-rata suatu daat terhadap
rataannya.
a. Simpangan rata-rata data tunggal
Nilai simpangan rata-rata (SR) untuk data tunggal dapat ditenukan dengan
rumus:
Catatan
n
1
SR= ∑ |x −x́| Bentuk dubaca “
n i=1 i
harga mutlak dari ”
Dengan n= banyaknya data yang selalu
x i= nilai data ke-i menghasilkan nilai
positif.
x́= rataan hitung
k
1
SR= ∑ f |x −x́|
n i=1 i i
Dengan k= banyaknya data
x i= titik tengah kelas ke-i
k
n= ∑ f i
i=1
Contoh 1.16
1. Hitunglah simpangan rata-rata dari data nilai 6 siswa dalam kuis matematika berikut ini:
9, 8, 5, 4, 6, 7
Jawab
Matematika SMK Kelas XII
9+8+5+ 4 +6+7
Rataan hitung data di atas adalah x= =6,5
6
36 Bab 1 Statistika
5. Varians
Definisi
Varians atau ragam menyatakan rata-rata kuadrat jarak suatu data
Misalnya data x 1 , x 2 , x 3 ,… , x n mempunyai rataan x́, maka ragam atau varians (
terhadap rataannya.
S2 ¿ dapat ditentukan dengan rumus:
n
1 2
S2= ∑ ( x i−x́ )
n i=1
Dengan: n= banyaknya data
x i= nilai data ke-i
x́= rataan hitung
Untuk data berkelompok, nilai varians dapat ditentukan dengan rumus:
k
2 1 2
S = ∑ f i ( x i−x́ )
n i=1
Dengan: f i= frekuensi kelas ke-i
x i= titik tengah kelas ke-i
k= banyaknya kelas
x́= rataan hitung
k
n= ∑ f i
i=1
k k 2
1 1
S2= ∑
n i=1 (
f i x i2 − ∑ f i x i
n i=1 )
Matematika SMK Kelas XII
38 Bab 1 Statistika
Rumus diatas dapat diubah dengan menggunakan simpangan rataan atau pengkodean
(coding).
1) Cara Simpangan
k k 2
1 1
S2= ∑
n i=1 (
f i d i 2− ∑ f i d i
n i=1 )
Dengan d i=x i− x́ s
k k 2
1
{ 1
S = ∑ f i u i2− ∑ f i ui
2
n i=1 n i=1 ( )} ⋅c 2
Dengan ui=x i− x́ s
6. Simpangan Baku
Simpangan baku atau standar deviasi (S) dapat ditentukan
dengan rumus: info
Carl Friedrich Gauss
menemukan istilah
n “standar deviasi“
1 2
√
S= √ S = ∑ ( x i− x́ )
n i=1
2
untuk mengestimasi
akurasi pengukuran
Dengan: : n= banyaknya data data.
x i= nilai data ke-i
x́= rataan hitung
Atau dapat disimpulakan bahwa simpangan baku (S) merupakan akar dari ragam. Oleh
karena itu, simpangan baku dirumuskan dengan S= √ S2 .
Contoh 1.17
1. Hitunglah ragam dan simpangan baku dari data: 1, 3, 4, 5, 8, 10, 12, 13.
Jawab
n= 8, x́=7
8
∑ ( xi −x́ ) 2=( 1−7 )2 +( 3−7 )2 +( 4−7 )2+ (5−7 )2 +( 8−7 )2 +( 10−7 )2+ ( 12−7 )2 +( 13−7 )Matematika
2
SMK Kelas XII
i=1
Bab 1 Statistika 39
2. Tentukan ragam dan simpangan baku dari data pada tabel berikut
Jawab
Telah dihitung sebelumnya rataan x́=73 , 75 dan tabel tersebut dapat dilengkapi menjadi tabel
berikut:
Skor Frekuensi ( f i xi 2
( x i−x́ ) f i ( x i− x́ )2
)
40-49 1 44,5 855,56 855,56
50-59 4 54,5 370,56 1482,25
60-69 8 64,5 85,56 684,48
70-79 14 74,5 0,56 7,88
80-89 10 84,5 115,56 1155,63
90-99 3 94,5 430,56 1291,69
Jumla 40 5.477,49
Matematika SMK Kelas XII
h
6
2 1 2 1
40 Bab 1 Statistika
TUGAS KELOMPOK
a. 6, 3, 2, 11, 8, 13, 5
b. Dari tabel berikut
Nilai Frekuensi
40-48 4
49-57 12
58-66 10
67-75 8
76-84 4
85-93 2
LATIHAN 2
1. Tentukan jangkauan, hamparan, dan simpangan kuartil untuk setiap data berikut!
a. 5 9 4 8 6 4 5 8 7
b. 23 20 18 22 20 26 24 18
3. Tentukan simpangan rata-rata, varians, dan simpangan baku untuk data berikut!
a. 50, 40, 30, 60, 70
b. 7, 5, 5, 6, 6, 8, 7, 5, 8, 7, 4, 7, 4, 5, 6
4.
Umur Frekuensi
1-5 2
6-10 7
11-15 5
16-20 9
21-25 6
Tentukan:
a. Simpangan baku
b. Varians
Rangkuman
materi
Matematika SMK Kelas XII
42 Bab 1 Statistika
STATISTIKA
A. PENGUMPULAN DATA
Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan wawancara, mengisi
lembar pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi), atau
menggunakan data yang sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.
B. PENYAJIAN DATA
Ada 2 jenis cara dalam penyajian data dalam stastistika, yaitu
1. Tabel
2. Diagram atau Grafik, yaitu
a. Diagram batang
b. Diagram garis
c. Diagram lingkaran
Penyajian data dalam bentuk tabel mengalami pengembangan terkait dengan ukuran
dari data amatan yang cukup besar, yaitu daftar distribusi frekuensi.
C. PENGOLAHAN DATA
1. Ukuran Pemusatan
a) Mean
n
x́=¿
∑ xi
i=1
Data tunggal= n
Data kelompok= x́=¿
b) Modus
Data tunggal= nilai yang sering muncul
d1
Data kelompok= M o=t b +
d1 + d2 (
⋅c )
c) Median
1
Data tunggal= M e =x n+1 (ganijl), M e = x n + x n (genap)
2 2 2 +1 ( )
2
1
Data kelompok=
M e =t b+
2
n−f k
f ( )
⋅c
2. Ukuran Letak
a) Kuartil
i(n+1)
Data tunggal= Qi=
4
i
Data kelompok=
Q i=t b +
4
f ( )
n−f k
⋅c
b) Desil
i ( n+ 1 )
Data tunggal= D i=
10
i
Data kelompok=
D i=t b +
10
f (
n−f k
⋅c )
c) Persentil
i ( n+ 1 )
Data tunggal= Pi=
100
i
Data kelompok=
Pi=t b +
100
f (
n−f k
⋅c )
3. Ukuran Penyebaran
a) Jangkauan
Data tunggal= J=x maks −x min
Data kelompok= nilai tengah frekuensi terbesar – nilai tengah frekuensi
terkecil
√
f) Simpangan baku= S= √ S2 = 1 ∑ ( x i− x́ )2
n i=1
k
c= panjang kelas
n= ∑ f i
i=1
Kuartil:
Q i= kuartil ke-i Varians:
n= banyaknya data
n= banyak data
x i= nilai data ke-i
Q i= kuartil ke- i
x́= rataan hitung
t b= tepi bawah kelas kuartil
f i= frekuensi kelas ke-i
f k = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
x i= titik tengah kelas ke-i
f =¿ frekuensi kelas kuartil
k= banyaknya kelas
c= panjang kelas k
Desil: n= ∑ f i
i=1
2.
3. Dari rataan, median, modus, dan kuartil yang merupakan ukuran pemusatan adalah ...
a. Rataan, median, dan modus d. Median, modus, dan kuartil
b. Rataan, median, dan kuartil e. Rataan median, modus, dan kuartil
c. Rataan, modus, dan kuartil
4. Seorang ayah berumur x tahun dan istrinya berumur 5 tahun lebh muda. Umur anak
yang pertama ( 12 x−3) tahun dan umur anak yang kedua ( 14 x +2) tahun. Jika umur rata-
rata mereka adalah 26 tahun, maka umur anak yang kedua adalah ...
a. 11 tahun d. 14 tahun
b. 12 tahun e. 15 tahun
c. 13 tahun
5.
Nilai Frekuensi
44-48 8
49-53 9
54-58 11
59-63 30
64-68 28
69-73 12
74-78 2
Median dari data tersebut adalah ...
1 1
a. 61 d. 62
6 2
1 2
b. 61 e. 62
2 3
1
c. 62
6
7. Pada suatu ulangan yang diketahui oleh 50 siswa diperoleh nilai rata-rata adalah 36
dengan simpangan baku 15. Karena nilai rata-rata masih rendah, maka nilai tiap siswa
dikalikan 2 kemudian dikurangi 10. Simpangan baku yang baru adalah ...
1
a. d. 20
2
b. 10 e. 30
c. 15
5 5 5
2
8. Pada suatu data diketahui: ∑ f i ⋅ xi =15 , ∑ f i ⋅ xi =1200 , dan ∑ f i=30. Nilai ragam
i=1 i=1 i=1
adalah ...
a. 38 d. 40, 25
b. 39,5 e. 42
c. 39,75
9.
Nilai Frekuensi
11-15 3
16-20 11
21-25 15
26-30 16
31-35 3
36-40 2
Jumlah 50
Kuartil atas dari data di atas adalah ...
a. 28,16 d. 29,16
b. 88,2 e. 29,36
c. 28,5
10. Berat badan rata-rata dua kelompok anak yang masing-masing terdiri dari 5 anak adalah
40 kg dan 44 kg. Bila seorang anak dari masing-masing kelompok ditukarkan, maka berat
badan rata-rata kedua kelompok tersebut menjadi sama. Selisih berat badan anak yang
ditukar adalah ...
a. 5 kg d. 13 kg
b. 10 kg e. 15 kg
c. 12 kg
3.
DAFTAR PUSTAKA