Anda di halaman 1dari 49

e-Modul Matematika Wajib, Statistika

1
1111

STATISTIKA

Kompetensi Dasar
 Mengidentifikasi nilai suatu data yang
ditampilkan pada tabel dan diagram.
 Menyajikan data ukuran dalam bentuk
diagram batang, garis, dan lingkaran.
 Menyajikan data tunggal dalam tabel
distribusi frekuensi.
 Menyajikan data tidak tunggal dalam tabel
distribusi frekuensi.
 Memahami tabel distribusi frekuensi
kumulatif dan relatif.
 Menyajikan data dalam bentuk histogram,
poligon, dan kurva ogive.
 Menghitung mean, median, dan modus
data tunggal dan data kelompok.
 Menghitung kuartil, desil, dan persentil
Kata Kunci
pada data tunggal dan data kelompok.
 Menghitung jangkauan, harapan,
 Statistika  Hamparan
jangkauan semi antarkuartil, simpangan
 statistik  Simpangan rata-rata
rata-rata, varians, dan simpangan baku
 Diagram  Simpangan baku
pada data tunggal dan data kelompok.
 Mean  Sampel
 Median  Populasi
 Modus
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
2

Tahukah Kamu?
SEJARAH STATISTIKA

Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah dalam


bahasa latin modern statisticum collegium ("dewan
negara") dan bahasa Italia statista ("negarawan" atau
"politikus").

Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik


dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai
nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan
mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)".
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti
menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan
nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-
mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan.
Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur
untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam
matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk
mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan
awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode
regresi linear), dan (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa
sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari
astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya,
serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-
ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.

Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan
matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar
masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
3

STATISTIKA
Peta Konsep
mempelajari

Pengumpula Penyajian Pengolahan


n

Tabel Diagram

Tabel distribusi frekuensi batang

garis

distribusi distribusi Histogram, Ukuran


frekuensi frekuensi poligon, & lingkaran Statistika
relatif kumulatif ogive

Ukuran Ukuran Ukuran


Pemusatan penyebaran Letak

Kuartil Desil Persentil


Mean Modus Median

Jangkauan Simpangan Varians


Kuartil

Hamparan Simpangan Simpangan


Rata-Rata Baku
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
4

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menerima atau


Catatan
membaca beraneka ragam laporan dalam bentuk angka atau
diagram. Laporan dalam bentuk angka atau diagram tersebut Untuk memperoleh
disebut statistik. Misalnya, sebuah penerbit melaporkan hasil gambaran atau kesimpulan
yang benar (mendekati
produksinya untuk lima tahun terakhir, atau sebuah sekolah
benar) mengenai sebuah
melaporkan rata-rata nilai masing-masing mata pelajaran setiap populasi, sampel atau
ulangan umum. contoh yang diambil
diupayakan dapat mewakili
Statistika merupakan salah satu cabang matematika yang (representatif) populasi itu.
mempelajari:
 Cara pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian
data dengan sistematis, agar data-data itu dapat dipahami dengan jelas (Statistika
deskriptif)
 Menganalisis dan menafsirkan data-data agar dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan, perencanaan, dan kesimpulan dengan tepat dari sifat-sirat data tersebut
(Statistika inferensial)
Dalam suatu penelitian sering melibatkan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah seluruh
objek yang akan diteliti sedangkan sebagian dari populasi yang benar-benar diamati disebut
sampel.

A. PENGUMPULAN DATA

Menurut sifatnya, data dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.


1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif terbagi
atas dua bagian, yaitu data cacahan dan data ukuran.
a) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh dengan cara membilang.
Misalnya, data tentang banyak anak dalam keluarga.
b) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Misalnya, data tentang ukuran tinggi badan murid .
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk bilangan. Data kualitatif berupa ciri,
sifat, atau gambaran dari kualitas objek. Data seperti ini disebut atribut. Sebagai contoh,
data mengenai kualitas pelayanan, yaitu baik, sedang, dan kurang.
Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan wawancara, mengisi lembar
pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi), atau menggunakan data yang
sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.
5

B. PENYAJIAN DATA
Data yang dikumpulkan untuk laporan atau akan dianalisis lebih lanjut perlu diatur, disusun,
disajikan dengan jelas dan baik, yaitu biasanya disajikan dalam bentuk tabel/daftar dan
diagram/grafik. Penyajian data yang demikian memudahkan orang untuk membaca data itu atau
lebih dimengerti oleh pembaca atau orang yang membuat keputusan berdasarkan data
tersebut.

1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Untuk menyusun sekumpulan data yang urutannya belum tersusun secara teratur, data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Sebuah tabel umumnya terdiri dari beberapa bagian:
judul tabel, judul kolom, judul baris, badan tabel, catatan dan sumber data. Penyajian data
dalam bentuk tabel mengutamakan keakuratan dan ketepatan datanya, meskipun secara
tampilan tidak menarik. Kita perhatikan contoh tabel perkiraan cuaca berikut.

Contoh 1.1
Tabel 1.1 Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesia

Kota Cuaca Suhu (◦C) Kelembaban (%)


Ambon Berawan 23-33 61-95
Bandung Hujan 19-29 65-95
Denpasar Hujan 25-31 73-96
Jakarta Hujan 25-33 65-93
Jayapura Hujan 24-33 60-90
Makasar Hujan 24-33 66-90
Medan Hujan 24-30 63-93
Palembang Hujan 23-32 68-98
Pontianak Hujan 24-33 65-96
Semarang Hujan 24-32 58-92
Surabaya Hujan 24-33 56-92
Djogyakarta hujan 24-33 58-93
Sumber : Seputar Indonesia, 22 Januari 2007
Dari contoh table 1.1
Judul tabel : Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesia
Judul kolom : Kota, Cuaca, Suhu, dan Kelembaban
Judul baris : Ambon, Denpasar, Bandung,…, Djogjakarta
Badan Tabel : data cuaca (berawan, hujan), data suhu dan data kelembaban
Sumber : Seputar Indonesia, 22 Januari 2007
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
6

Dengan menyajikan data seperti itu, kita dapat dengan mudah membaca table itu, sebagai
contoh; pada hari Senin, 22 Januari 2007, di kota Denpasar diperkirakan hujan, suhu 25◦C-
31◦C dan kelembaban 73%-96%.

2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram


a. Diagram Batang
Diagram batang adalah suatu penyajian data dengan menggunakan batang-batang
berarah vertikal atau horizontal. Pada diagram ini antara batang satu dengan yang
lainnya diberikan jarak sehingga letak tiap batang tadi tampak terpisah. Pada diagram
batang juga dilengkapi dengan skala sehingga nilai dapat dibaca dari diagram tersebut.

Contoh 1.2 Data banyaknya sepeda motor di suatu wilayah pada tahun 2007 sampai
Tahun Banyaknya dengan 2011 disajikan
Sepeda motor pada tabel 1.2 berikut.
2007 1539
Tabel 1.2 Data 2008 1970 Banyaknya Sepeda Motor
2009 3144
dari tahun 2007- 2011
2010 4405
2011 5931
Bentuk diagram batangnya disajikan pada Gambar 1.1

Banyaknya Sepeda Motor di sebuah Wilayah pada Tahun


2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011

7000
2011
6000
banyak-
nya 5000 2010
sepeda 4000
tahun

motor 2009
3000
2008
2000

1000 2007
0
2007 2008 2009 2010 2011 0 2000 4000 6000 8000
tahun
banyaknya sepeda motor

(b) Diagram Batang Tegak (a) Diagram Batang Mendatar

Gambar 1.1 diagam batang


7

b. Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut
diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu
secara berurutan.
Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar
(horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu
mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu
tegaknya menyatakan frekuensi data.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai berikut.

Buatlah suatu koordinat


(berbentuk bilangan) Secara berurutan sesuai
Gambarlah titik koordinat
dengan sumbu mendatar dengan waktu,
yang menunjukkan data
menunjukkan waktu dan hubungkan titik titik
pengamatan pada waktu
sumbu tegak koordinat tersebut
t.
menunjukkan data dengan garis lurus.
pengamatan.

Contoh 1.3
Hasil penjualan gula pasir di distributor Seroja pada periode Januari-Juli
2010 ditunjukan pada Tabel 1.3 berikut.
Bulan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
Jumlah (ons) 10 15 30 35 25 45 60

Data tersebut dapat ditunjukan dalam diagram garis seperti pada Gambar 1.2
70

60

50
jumlah (ons)

40

30

20

10

0
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
bulan
Gambar 1.2 diagam garis
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
8

c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian atau
persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan
besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat
sektor lingkaran.

Contoh 1.4
Daftar jumlah siswa kelas XI A yang mengambil pelajaran ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.3 Data Anggota Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler Banyaknya Siswa


Musik 9
Tari 5
Bulutangkis 6
Basket 8
Lain-lain 12

Menentukan besar presentase setiap objek terhadap keseluruhan data dan besar sudut
pusat sektor lingkaran sebagai berikut.
Ekstrakurikuler Jumlah persen Sudut pusat
Musik 9 9 9
× 100% = 22,5% × 360° = 81°
40 40
Tari 5 5 5
× 100% = 12,5% × 360° = 45°
40 40
Bulutangkis 6 6 6
× 100% = 15% × 360° = 54°
40 40
Basket 8 8 8
× 100% = 20% × 360° = 72°
40 40
Lain-lain 12 12 12
× 100% = 30% × 360° = 108°
40 40
40

Jadi, gambar dari Data Anggota Ekstrakurikuler


diagram lingkarannya Lain-lain
adalah seperti 30%
gambar di samping. 22,5%

12.5%

Basket Bulutangkis
20% 15%

Gambar 1.3 diagram lingkaran


9
Tugas kelompok

Carilah data yang berhubungan dengan tabel, diagram batang, diagram garis
dan diagram lingkaran dari koran, majalah atau internet.

1. Catatlah informasi apa saja yang dapat diketahui dari data tersebut.
2. Kumpulkan dalam bentuk kliping, lengkap dengan judul, keterangan, dan sumber
informasi.
3. Pilihlah salah satu dari data tersebut untuk diinformasikan kepada teman-temanmu.

3. Distribusi Frekuensi
Seringkali kita menjumpai sekumpulan data amatan dalam jumlah atau ukuran yang besar
untuk dianalisis. Ukuran data yang besar ini dapat disederhanakan dengan cara menentukan
banyak nilai amatan yang sama, atau banyak nilai amatan yang terletak pada interval
tertentu. Banyak nilai amatan yang sama atau banyak nilai amatan yang terletak pada
interval tertentu itu disebut frekuensi.
Tabel yang memuat nilai amatan atau nilai amatan yang terletak
pada interval tertentu bersama-sama frekuensinya disebut sebagai
info
tabel distribusi frekuensi. Sebagai konsekuensi dua amatan ini, maka Dengan
kita mempunyai dua macam; tabel distribusi frekuensi tunggal dan menggunakan
tabel distribusi terkelompok. tabel distribusi
frekuensi, data
akan lebih mudah
a. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal digunakan untuk
Untuk memahami cara membuat tabel ini, kita perhatikan hasil keperluan
ujian semester mata pelajaran Matematika 30 sisiwa: statistika
80 30 50 70 70 70 40 80 90 50
80 90 70 70 60 60 60 70 50 60
60 60 70 60 60 80 80 80 60 70
Dari kumpulan dia atas kita dapat membaca bahwa:
catatan 1 siswa mendapat nilai 30
Turus (tally) adalah cara 1 siswa mendapat nilai 40
mudah menghitung
3 siswa mendapat nilai 50
frekuensi. Banyak kelas
biasanya diambil paling 9 siswa mendapat nilai 60
sedikit 5 dan paling 8 siswa mendapat nilai 70
banyak 20. 6 siswa mendapat nilai 80
2 siswa mendapat nilai 90
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
10

Keterangan-keterangan ini tentu saja akan lebih praktis apabila kita sajikan seperti dalam
tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Nilai Ujian (xi) Turus Banyak siswa/ frekuensi (fi)
30 I 1
40 I 1
50 III 3
60 IIII IIII 9
70 IIII III 8
80 IIII I 6
90 II 2
Penyajian data seperti Tabel 1.4 disebut tabel distribusi frekuensi tunggal. Dari tabel ini
dengan cepat dapat ditemukan berapa banyak frekuensi siswa yang memperoleh nilai
30, 40 dan seterusnya.
b. Tabel Distribusi Kelompok
Jika kita dihadapkan pada kelompok data amatan yang sangat besar ukurannya, maka
pembuatan tabel distribusi frekuensi tunggal juga kurang efektif. Untuk kasus demikian
akan lebih baih apabila kumpulan data tersebut kita kelompokan ke dalam beberapa
kelas interval terlebih dahulu.
Berikut ini adalah tabel berat badan siswa kelas XI IPA
Tabel 1.5
Panjang Benda (dalam cm) Turus Frekuensi (fi)
71 - 80 II 2
81 - 90 IIII 4
91 – 100 IIII IIII IIII IIII IIII 25
101 – 110 IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII II 47
111 – 120 IIII IIII IIII III 18
121 – 130 IIII 4
Dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok ada beberapa pengertian dan aturan yang
perlu dipahami.
1. Kelas
Kelas adalah interval suatu data yang memuat beberapa data. Tabel di atas memuat
6 kelas yaitu kelas pertama 71-80, kelas kedua 81-90, kelas ketiga 91-100 dan
seterusnya.
2. Batas Kelas
Pada setiap kelas nilai terkecil disebut batas bawah dan nilai terbesar disebut batas
atas kelas. Sebagai contoh pada kelas interval 91-100 batas bawahnya 91 dan batas
atasnya adalah 100.
3. Tepi Kelas
11

Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah dua kelas interval
yang berurutan. Sebagai contoh, kelas pertama 71 – 80 dan kelas kedua 81 – 90 maka
1
tepi kelas adalah 2 (80 + 81) = 80,5 yang merupakan tepi atas(ta) kelas pertama
dan tepi bawah(tb) kelas kedua.
4. Panjang Kelas
Jika masing-masing kelas mempunyai panjang yang sama, maka panjang kelas
merupakan selisih antara tepi atas dengan tepi bawah.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah
Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas.
5. Titik Tengah Kelas
Titik tengah sebuah kelas adalah suatu nilai yang dapat dianggap mewakili kelas itu.
Titik tengah kelas disebut juga nilai tengah kelas atau rataan kelas dan ditetapkan
sebagai berikut.
𝟏
Titik tengah = 𝟐 (batas bawah + batas atas)
Menyusun Tabel Frekuensi Berkelompok
Sebelum menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok sebaiknya terlebih dahulu
data diurutkan dari datum terkecil sampai datum terbesar.
Data yang telah diurutkan seperti itu disebut statistika jajaran atau statistika peringkat.
Dari statistika jajaran dapat ditetapkan nilai datum terkecil, disebut statistika minimum
yaitu xmin=x1 dan nilai datum terbesar, disebut statistik maksimum, yaitu xmaks=xn. Kedua
statistik ini (xmin dan xmaks) disebut sebagai statistik-statistik ekstrim.
Tabel distribusi frekuensi berkelompok dapat disusun melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
•menentukan nilai data terbesar (xmaks ) dan nilai data terkecil (xmin )
1 kemudian tentukan rentang atau jangkauannya, yaitu: R = xmaks - xmin

•tentukan banyak kelas (k) dari n buah data berdasarkan aturan Sturgess,
2 yaitu k = 1 + 3,3 log n

•menentukan panjang kelas atau interval kelas dengan rumus:


3 panjang kelas= rentang/banyak kelas

•dengan menggunakan nilai panjang kelas yang diperoleh pada step 3,


4 tetapkan kelas-kelasnya sehingga mencakup semua nilai amatan

•tentukan frekuensi setiap kelasnya dengan menggunakan sistem turus.


5 kemudian susunlah tabel distribusi frekuensi berkelompok
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
12

Contoh 1.5

Suatu data diperoleh dari 40 kali pengukuran (teliti sampai mm terdekat) sebagai berikut.
157 149 125 144 132 156 164 138 144 152
148 136 147 140 158 146 165 154 119 163
176 138 126 168 135 140 153 135 147 142
173 146 162 145 135 142 150 150 145 128
Buatlah tabel distribusi frekuensi berkelompok untuk data tersebut!
Jawab:
Banyak data, n = 40
Nilai statistik minimum xmin = 119, dan nilai statistik maksimum xmaks = 176.
1. Rentang (R) = xmaks - xmin = 176 – 119 = 57
2. Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1+ 3,3 log 40 = 6,286...
Banyak kelas dibulatkan ke atas menjadi k=7 buah.
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 57
3. Panjang kelas = = = 8,1428...
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 7
Panjang kelas dibulatkan ke atas menjadi 9.
4. Dengan panjang kelas 9 dan nilai statistik minimum ditetapkan Catatan
sebagai batas bawah kelas pertama (tidak harus demikian), Dalam menentukan
maka diperoleh kelas-kelas dan titik-titik tengah kelas sebagai banyak kelas dengan
berikut. menggunakan kaidah
Kelas pertama 119-127 dengan titik tengah 123, empiris Sturgess, nilai
k yang diperoleh nilai k
Kelas ketiga 128-136 dengan titik tengah 132,
nukan bilangan bulat.
Kelas kedua 137-145 dengan titik tengah 141, Nilai k itu harus
Kelas keempat 146-154 dengan titik tengah 150, dibulatkan (ke bawah
Kelas kelima 155-163 dengan titik tengah 159, atau ke atas)
Kelas keenam 164-172 dengan titik tengah 168, dan sedemikian sehingga
panjang kelas yang
Kelas ketujuh 173-181 dengan titik tengah 177.
diperoleh merupakan
Perhatikan bahwa semua nilai amatan terdistribusikan atau
tersebar dalam kelas-kelas tersebut.
5. Tabel distribusi berkelompok untuk data tersebut dapat ditampilkan dalam tabel
berikut.
Tabel 1.6
Hasil pengukuran Titik tengah (xi) Turus Frekuensi
(mm) (fi)
119 – 127 123 III 3
128 – 136 132 IIII I 6
137 – 145 141 IIII IIII 10
146 – 154 150 IIII IIII I 11
13

155 – 163 159 IIII 5


164 – 172 168 III 3
173 - 181 177 II 2

4. Frekuensi Relatif dan Frekuensi Kumulatif


a. Daftar Frekuensi relatif
Daftar frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang frekuensi relatif masing-masing
kelasnya dapat diperoleh dengan menyatakan persentase frekuensi kelas tersebut terhadap
jumlah seluruh frekuensi.
Sebagai contohnya, mari kita lihat lagi Tabel 1.6 dengan ukuran data atau nilai n= 40. Maka
tabel distribusi relatifnya adalah sebagai berikut.

Tabel 1.7
Hasil pengukuran Frekuensi Frekuensi relatif
(mm) (fi)
119 – 127 3 3
× 100% = 7,5%
40
128 – 136 6 6
× 100% = 15%
40
137 – 145 10 10
× 100% = 25%
40
146 – 154 11 11
× 100% = 27,5%
40
155 – 163 5 5
× 100% = 12,5%
40
164 – 172 3 3
× 100% = 7,5%
40
173 - 181 2 2
× 100% = 5%
40

b. Daftar Frekuensi kumulatif


Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat disusun dari daftar distribusi berkelompok.
Terdapat dua jenis tabel distribusi kumulatif, yaitu
 Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari) -> di definisikan sebagai jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas pada
tiap-tiap kelas. Dilambangkan dengan fk ≤.
 Frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari) -> di definisikan sebagai jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada
tiap-tiap kelas. Dilambangkan dengan fk ≥.
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
14

Sebagai contohnya, mari kita lihat lagi Tabel 1.6 dengan mencantumkan batas atas dan batas
bawah dari tiap kelas intervalnya sehingga diperoleh tabel frekuensi kumulatif sebagai
berikut.
Tabel 1.8
Hasil pengukuran Frekuensi Tepi Tepi Frekuensi Kumulatif
(mm) (fi) bawah atas fk ≤ta fk ≥tb
119 – 127 3 118,5 127,5 3 40
128 – 136 6 127,5 136,5 9 37
137 – 145 10 136,5 145,5 19 31
146 – 154 11 145,5 154,5 30 21
155 – 163 5 154,5 163,5 35 10
164 – 172 3 163,5 172,5 38 5
173 - 181 2 172,5 181,5 40 2

3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif

a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari

Tabel ini menyatakan jumlah frekuensi semua nilai yang kurang dari atau
sama dengan tepi atas tiap kelas dan dilambangkan dengan “f k ”.

Dari data di atas diperoleh tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
seperti di bawah ini.

Persen Penjualan Frekuensi kumulatif (fk  )

 47,5 3
 56,5 5
 65,5 11

 74,5 24
 83,5 35

 92,5 45
101,5 50
15

c. Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari


d.
Tabel ini menyatakan jumlah frekuensi semua nilai yang lebih dari atau
sama dengan tepi bawah tiap kelas dan dilambangkan dengan “fk ”.

Dari data diatas diperoleh tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
seperti di bawah ini.

Persen
Penjualan Frekuensi kumulatif (fk )

 38,5 50
 47,5 47
56,5 45
65,5 39
74,5 26

83,5 15

92,5 5

Ogive terdiri dari ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari).
 Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi atas sebagai
absis dan frekuensi kumulatif kurang dari sebagai ordinat.
 Ogive negatif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi bawah sebagai
absis dan frekuensi kumulatif lebih sebagai ordinat.
Dengan kata lain ogive positif adalah poligon frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan
ogive negatif adalah poligon frekuensi kumulatif lebih dari.

Gambarlah ogive dari data pada Tabel 1.8!


Jawab:
a) Ogive positif

45
40

Gambar 1.5 35

ogive positif 30
25
20
15
10
5
0
127,5 136,5 145,5 154,5 163,5 172,5 181,5
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
16

b) Ogive negatif 45
40
35
30
Gambar 1.6
25
ogive negatif
20
15
10
5
0
118,5 127,5 136,5 145,5 154,5 163,5 172,5

LATIHAN 1

1. Data berikut diperoleh dari pencatatan banyak hewan ternak yang dipelihara oleh 40
warga dalam sebuah desa (dalam satu desa diambil 40 sampel warga).
1 4 3 5 4 2 4 3 3 2
3 4 2 5 4 4 1 5 3 4
3 4 5 2 6 4 3 5 4 1
2 4 3 6 4 1 4 3 4 2
a) Buatlah tabel distribusi frekuensi tunggal untuk data tersebut!
b) Berapa persen warga yang memiliki
(i) 2 hewan ternak atau kurang?
(ii) 3 hewan ternak atau kurang?
c) Berapa persen warga yang memiliki
(i) 4 hewan ternak atau lebih?
(ii) 5 hewan ternak atau lebih?
2. Berikut ini adalah data nilai ulangan matematika dari 40 siswa kelas XI.
67 68 69 73 66 78 60 55 63 46
51 40 72 82 38 65 62 54 69 68
61 60 52 79 54 67 62 66 87 65
72 64 60 71 75 67 91 47 53 62
Buatlah tabel distribusi frekuensi berkelompok dari data di atas!
3. Dalam tabel berikut menunjukan waktu tempuh (dalam menit) 100 peserta lomba jalan
cepat
17

Waktu (menit) Frekuensi


40-44 4
45-49 6
50-54 13
55-59 22
60-64 30
65-69 18
70-74 7
a) Gambarlah histogram dan poligon frekuensinya!
b) Gambarlah ogive kurang dari berdasarkan data tersebut!
c) Gambarlah ogive lebih dari berdasarkan data tersebut!

Berpikir Kontras

4. tentukan tabel distribusi data kelompok, lengkap dengan frekuensi kumulatifnya


berdasarkan histogram dan poligon frekuensi berikut!

5. Tentukan tabel distribusi frekuensi data kelompok lengkap dengan frekuensi


kumulatifnya berdasarkan kurva ogive berikut!
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
18

C. PENGOLAHAN DATA

1. Ukuran Pemusatan Data


Nilai statistika yang dapat menggambarkan keadaan suatu data antara lain adalah mean
(rataan hitung), modus, dan median dengan menyatakan ukuran pemusatan data.

1) Rataan Hitung (Mean)


a. Rataan hitung (Mean) pada data tunggal

Definisi
Rataan hitung (𝑥̅ ) dari data tunggal 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … . , 𝑥𝑛 adalah:

𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + … . +𝑥𝑛
𝑥̅ = =
𝑛

Secara umum, apabila nilai-nilai data kuantitatif dinyatakan dengan


𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … . , 𝑥𝑛 (terdapat 𝑛 buah datum) dengan setiap datum mempunyai
frekuensi 𝑓1 , 𝑓, 𝑓3 , … . , 𝑓𝑛 . Maka rataan hitung (𝑥̅ ) ditentukan oleh rumus berikut.
n

𝑓1𝑥1 + 𝑓2 𝑥2 + 𝑓3 𝑥3 + … . +𝑓𝑛 𝑥𝑛 x
i 1
i
𝑥̅ = =
𝑓1 + 𝑓2 + 𝑓3 + ⋯ + 𝑓𝑛 n

f
i 1
i

Jika data pertama dengan jumlah 𝑛1 mempunyai rata-rata 𝑥̅1 , data kedua dengan
jumlah 𝑛2 mempunyai rata-rata 𝑥̅2 , dan seterusnya, maka rata-rata gabungan dari
data tersebut adalah

𝑛1 𝑥̅1 + 𝑛2 𝑥̅2 + 𝑛3 𝑥̅3 + ⋯


𝑥̅𝑔𝑎𝑏 =
𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3 + ⋯

b. Rataan hitung (Mean) pada data kelompok


Untuk data yang disajikan dalam daftar distribusi frekuensi, maka rataan hitungnya
dapat ditentukan dengan rumus:
19

𝑥̅ =

dengan: 𝑥𝑖 = titik tengah kelas interval

𝑓𝑖 = frekuensi dari 𝑥𝑖

𝑘= banyaknya kelas interval

Selain menggunakan cara di atas, kita dapat menentukan rataan dari sekumpulan
data dengan terlebih dahulu menentukan rataan sementaranya. Rataan sementara
biasanya diambil dari nilai tengah yang mempunyai frekuensi terbesar. Terdapat dua
cara dalam menghitung rataan setelah rata-rata sementara ditentukan, yaitu cara
simpangan rataan dan cara pengkodean (coding).
1) Cara Simpangan Rataan
Rataan Hitung dengan cara simpangan rataan dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut.

dengan𝑥̅𝑠 = ratan sementara

𝑑𝑖 =simpangan 𝑥𝑖 terhadap 𝑥̅𝑠


𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 +
𝑑𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠

2) Cara Pengkodean (Coding)


Rataan Hitung dengan cara pengkodean dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut.

Catatan

Cara coding
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + 𝑐 dimaksudkan untuk
menghindari
perkalian yang besar
( atau )

dengan 𝑐 = panjang kelas interval


e-Modul Matematika Wajib, Statistika
20

𝑢 𝑖 = kode
Contoh 1.6 𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠
𝑢𝑖 =
𝑐
1. Tentukan rataan hitung dari data: 4, 3, 2, 5, 6, 7, 8, 5.
Jawab:
4+3+2+5+6+7+8+5 40
𝑥̅ = = 5
8 8
Jadi, rataan hitungnya adalah 𝑥 = 5.

2. Tiga kelas A, B, dan C berturut-turut terdiri dari 10 siswa, 20 siswa, dan 15 siswa.
Rata-rata nilai gabungan dari ketiga kelas adalah 55. Jika rata-rata nilai kelas A dan
C berturut-turut 56 dan 65, tentukan rata-rata nilai kelas B.
Jawab:
Kelas A : 𝑛𝐴 = 10 dan 𝑥̅𝐴 = 56
Kelas C : 𝑛𝐶 = 15 dan 𝑥̅𝐶 = 65
Kelas B : 𝑛𝐵 = 20 dan 𝑥̅𝐵 =?
𝑥̅𝑔𝑎𝑏 = 55
𝑛𝐴 𝑥̅𝐴 + 𝑛𝐵 𝑥̅𝐵 + 𝑛𝐶 𝑥̅𝐶
𝑥̅𝑔𝑎𝑏 =
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶

10.56 + 20𝑥̅𝐵 + 15.65


55 =
10 + 20 + 15
560 + 20𝑥̅𝐵 + 975
55 =
45
2.475=20𝑥̅𝐵 +1.535

𝑥̅𝐵 = 47

Jadi, rata-rata nilai kelas B adalah 47.

2) Modus
a. Modus pada data tunggal

Definisi
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang
mempunyai frekuensi terbesar.
21

b. Modus pada data kelompok


Modus data berkelompok dirumuskan sebagai berikut:

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑡𝑏 + ( )⋅𝑐
𝑑1 + 𝑑2

dengan: 𝑡𝑏 =tepi bawah kelas modus

𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

𝑐= panjang kelas

Contoh 1.7

1. Data: 4, 7, 7, 7, 5, 4, 9 mempunyai modus 7 Nilai Frekuensi


2. Data: 2, 5, 6, 8, 9, 12, 15, 17 tidak mempunyai modus 50-54 2
55-59 4
3. Tentukan modus dari tabel di sampaing ini. 60-64 6
Jawab 65-69 18
70-74 9
Frekuensi modusnya 18, kelas modusnya 65-69, dan 75-79 15
tepi bawah frekuensi modus (𝑡𝑏 )=64,5 80-84 6

𝑑1 = 18 – 6 = 12
𝑑2 = 18 – 9 = 9 info
𝑐= 69,5 – 64,5 = 5
Kontribusi Pierre
𝑑1 Simon Laplace dalam
𝑀𝑜 = 𝑡𝑏 + ( )⋅𝑐
𝑑1 + 𝑑2 perkembangan ilmu
12 matematika adalah
= 64,5 + ( )⋅5
12 + 9 integral, kalkulus,
12 peluang, dan statistik
= 64,5 + ⋅5
21 inferensia
= 64,5 + 2,86 = 67,36
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
22

3) Median

Definisi
Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama
banyaknya setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.

a. Median pada data tunggal


Misalnya terdapat data 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … . , 𝑥𝑛 dengan 𝑥1 < 𝑥2 < 𝑥3 … . < 𝑥𝑛 .
 Jika 𝑛 ganjil, maka 𝑀𝑒 = 𝑥𝑛+1
2
1
 Jika 𝑛 genap, maka 𝑀𝑒 = (𝑥𝑛 + 𝑥𝑛+1 )
2 2 2

b. Median pada data kelompok


Jika data yang tersedia merupakan data kelompok, artinya data itu dikelompokkan
ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang. Untuk mengetahui nilai
mediannya dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.
Ingat!
1 Dalam
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑀𝑒 = 𝑡𝑏 + 2 ⋅𝑐 menentukan
𝑓 median, data
harus diurutkan
dari yang terkecil.

dengan: 𝑡𝑏 =tepi bawah kelas median

𝑛= banyaknya data

𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas median

𝑓=frekuensi kelas median

𝑐= panjang kelas Catatan

Kelas median adalah


Contoh 1.8
kelas dengan frekuensi
1
1. Tentukan median dari bilangan-bilangan berikut. kumulatif mencapai
2

a) 2, 4, 3, 4, 6, 5, 8, 8, 9 atau lebih, bukan kelas


yang terletak di tengah.
23

b) 27, 28, 26, 21, 29, 29

Jawab:

a) 𝑛=9 (ganjil)
Data yang telah diurutkan: 2, 3, 4, 4, 5, 6, 8, 8, 9.

𝑀𝑒 = 𝑥9+1 = 𝑥5 = 5
2

Jadi mediannya adalah 5

b) 𝑛=6 (genap)
Data yang telah diurutkan: 21, 26, 27, 28, 29, 29
1 1 1
𝑀𝑒 = (𝑥6 + 𝑥6 ) = (𝑥3 + 𝑥4 ) = (27 + 28) = 27, 5
2 2 2
+1 2 2

Jadi mediannya adalah 27, 5

2. Hitunglah median untuk data berkelompok berikut.

Kelas interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif


42-48 3 3
49-55 10 13
56-62 20 33
63-69 13 46
70-76 4 50
Jumlah 50
Jawab

Karena ukuran datanya adalah 50, 𝑀𝑒 terletak pada kelas interval 56-62, sehingga

𝑡𝑏 = 56 - 0,5 = 55,5

𝑛= 50, 𝑓𝑘 = 13, 𝑓=20

𝑐= 62,5 – 55,5 = 7

Oleh karena itu,


1 1
𝑛 − 𝑓𝑘 50 − 13
𝑀𝑒 = 𝑡𝑏 + 2 ⋅ 𝑐 = 55,5 + 2 ⋅ 7 = 59,7
𝑓 20
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
24

Tugas Kelompok
.
Kerjakan bersama teman sebangkumu. Carilah informasi tentang cara menghitung
ukuran pemusatan untuk data tunggal dengan menggunakan kalkulator. Kemukakan informasi
yang kamu peroleh tersebut di depan kelas.Demonstrasikan pula cara menggunakan kalkulator
untuk menghitung mean,median, dan modus pada contoh-contoh soal pada bab ini di depan
kelas!

LATIHAN 2
1. Tentukan mean, median, modus dari data berikut !
a. 4, 3, 1, 5, 3, 2, 3
b. 62, 52, 61, 44, 54, 70, 46, 46, 48, 53, 57, 50

Nilai 5 6 7 8 9 10 c.

Frekuensi 2 5 12 10 4 1

2. Perhatikan tabel berikut!

Nilai Matematika 5 6 7 8 9 10

Frekuensi 2 5 12 10 a 1

Dalam tabel diatas, nilai rata-rata matematika adalah 7. Tentukan niai a, kemudian
tentukan modus dan mediannya!

3. Nilai rata-rata ujian matematika dari 39 orang siswa adalah 45. Jika nilai seorang siswa
lainnya, yaitu Angga, digabungkan dengan kelompok tersebut, nilai rata-rat ke-40 orang
siswa menjadi 46. Tentukan nilai ujian Angga!

4. Tentukan mean, median, dan modus dari data berikut!


Nilai 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88

Frekuensi 7 16 30 35 30 20 12

Berapa siswa yang memperoleh ilai diatas rata-rata?


25

5. Diketahui data dari distribusi frekuensi berikut.


Nilai Frekuensi

10-19 3
20-29 4
30-39 x
40-49 2
50-59 1

Jika modus dari data diatas adalah 33,5, tentukan


a. Nilai 𝑥
b. Mean
c. Median
6. Tentukan mean, median, dan modus dari data yang disajikan oleh histogram berikut.

12

Frekuensi 8
Kumulatif 6
5
4
3
2

29,5 34,5 39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 Berat (kg)

2. Ukuran Letak Data


Selain ukuran pemusatan data, ukuran letak data dapat juga digunakan utuk mendapatkan
gambaran tentang data. Jika kita ingin membagi kelompok data menjadi empat bagian
yang sama, maka dapat digunakan nilai kuartil. Tetapi jika ingin membagi kelompok data
menjadi sepuluh bagian yang sama, maka dapat digunakan nilai desil, sedangkan untuk
membagi menjadiseratus bagian sama dapat digunakan niali persentil.

1. Kuartil
a. Kuartil data tunggal
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
26

Definisi
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak,
setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.

Terdapat 3 buah kuartil, yaitu kuartil bawah (Q1), kuartil tengah (Q2), dan kuartil atas (Q3).
Kuartil-kuartil suatu data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.

1) Mengurutkan data dari nilai yang terkecil hingga yang terbesar


2) Menentukan median atau kuartil kedua (Q2)
3) Menentukan Q1 (median dari semua data yang kurang dari Q2) dan Q3 (median dari
semua data yang lebih dari Q2)
𝑖 (𝑛+1)
Letak 𝑄𝑖 =
Letak dari 𝑄𝑖 dirumuskan sebagai berikut 4

Dengan 𝑄𝑖 = kuartil ke-𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑛= banyak data

Contoh 1.9

Tentukan 𝑄1 , 𝑄2 , 𝑄3 untuk data-data berikut.

a. 4, 8, 3, 1, 6, 9, 5, 1
b. 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 7, 12

Jawab:

a. Data yang telah diurutkan:


1
1, 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9 Jadi, 𝑄1 = (1 + 3) = 2
2
1
𝑄2 = (4 + 5) = 4,5
2
1
𝑄1 𝑄3 = (6 + 8) = 7
𝑄2 𝑄3 2

b. Data yang telah diurutkan: 3, 3, 4, 4, 4, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12


1 (14+1) 15 3
Letak 𝑄1 = = = 3 4 sehingga:
4 4
3 3
𝑄1 = 𝑥3 + (𝑥4 − 𝑥3 ) = 4 + (4 − 4) = 4
4 4
2 (14+1) 15 1
Letak 𝑄2 = 4
= 2 = 7 2 sehingga:
1 1
𝑄2 = 𝑥7 + (𝑥7 − 𝑥6 ) = 7 + (7 − 7) = 7
2 2
3 (14+1) 45 1
Letak 𝑄3 = 4
= 4
= 11 4
sehingga:
1 1 1
𝑄3 = 𝑥11 + (𝑥12 − 𝑥11 ) = 8 + (9 − 8) = 8 = 8,25
4 4 4
Jadi 𝑄1 = 4, 𝑄2 = 7, 𝑄3 = 8,25
27

b. Kuartil data kelompok


Menetukan letak kuartil untuk data kelompok, caranya sama dengan data
tunggal. Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

𝑖
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑄𝑖 = 𝑡𝑏 + 4
𝑓
Dengan: 𝑄𝑖 =⋅ kuartil
𝑐 ke- 𝑖
𝑡𝑏 = tepi bawah kelas kuartil
𝑛 =banyaknya data
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
𝑓 = frekuensi kelas kuartil
𝑐= panjang kelas
𝑖= 1, 2, 3

Contoh 1.10

Tentukan nilai kuartil bawah 𝑄1 , tengah 𝑄2 , dan atas 𝑄3 data kelompok pada tabel berikut.

Skor Frekuensi (𝑓𝑖 ) Frekuensi Kumulatif (𝑓𝑘 )


40-49 1 1
50-59 4 5
60-69 8 13
70-79 14 27
80-89 10 37
90-99 3 40
Jawab
1 1 1 1 3 3
𝑛 =40, 𝑛= 40 = 10, 𝑛= 40 = 20, 𝑛= 40 = 30
4 4 2 2 4 4

𝑐= 10

Kelas 𝑄1 adalah 60-69, kelas 𝑄2 adalah 70-79, kelas 𝑄3 adalah 80-89


1
𝑛− 𝑓𝑘 10− 5
4
Jadi, 𝑄1 = 𝑡𝑏 + ( ) ⋅ 𝑐 = 59,5 + ( ) ⋅ 10 = 65,75
𝑓 8

1
𝑛 − 𝑓𝑘 20 − 13
𝑄2 = 𝑡𝑏 + 2 ⋅ 𝑐 = 69,5 + ( ) ⋅ 10 = 74,5
𝑓 14

3
𝑛 − 𝑓𝑘 30 − 27
𝑄3 = 𝑡𝑏 + 4 ⋅ 𝑐 = 79,5 + ( ) ⋅ 10 = 82,5
𝑓 10
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
28

2. Desil

Definisi

Desil adalah nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian


yang sama banyak setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga
yang terbesar.

Untuk data yang tidak dikelompokkan, letak desil dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

𝑖 (𝑛 + 1)
𝐷𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒 −
10

Sedangkan nilai desil untuk data berkelompok dapat ditentukan dengan


menggunakan rumus berikut.
𝑖
𝑛 − 𝑓𝑘
𝐷𝑖 = 𝑡𝑏 + 10
𝑓

Dengan: 𝐷𝑖⋅=𝑐desil ke- 𝑖


𝑡𝑏 = tepi bawah kelas 𝐷𝑖
𝑛 =ukuran data
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝐷𝑖
𝑓 = frekuensi kelas yang memuat 𝐷𝑖
𝑐= panjang kelas
𝑖=1, 2, 3, ..., 9

Contoh 1.11

1. Data; 7 5 8 7 9 6 6 6 8 5 9 8 6 7 9

Tentukan a. 𝐷3 dan b. 𝐷6

jawab:

Data yang telah diurutkan: 5 5 6 6 6 6 7 7 7 8 8 8 9 9 9


Banyak data, 𝑛 = 15
29

3 (15+1)
a. Desil ke-3 terletak pada nilai ke- = 4,8
10
Jadi, 𝐷3 = 𝑥4 + 0,8 (𝑥5 − 𝑥4 ) = 6 + 0,8 (6 − 6) = 6
6 (15+1)
b. Desil ke-6 terletak pada nilai ke- = 9,6
10
Jadi, 𝐷6 = 𝑥9 + 0,6 (𝑥10 − 𝑥9 ) = 7 + 0,6 (8 − 7) = 7,6
2. Tentukan desil ke-6 data berkelompok pada tabel berikut.

Skor Frekuensi (𝑓𝑖 ) Frekuensi Kumulatif (𝑓𝑘 )


40-49 1 1
50-59 4 5
60-69 8 13
70-79 14 27
80-89 10 37
90-99 3 40
Jawab
𝑖 (𝑛+1) 6 (40+1)
𝐷6 terletak pada nilai ke- = = 24,6 sehingga kelas 𝐷6 adalah 70-79.
10 10
6 6
𝑛− 𝑓𝑘 40− 13
jadi, 𝐷6 = 𝑡𝑏 + (10 ) ⋅ 𝑐 = 69,5 + (10 ) ⋅ 10 = 77,36
𝑓 14

3. Persentil

Definisi

Persentil adalah nilai yang membagi data menjadi seratus bagian


yang sama banyak setelah data diurutkan dari yang terkecil
hingga yang terbesar.

Untuk data yang tidak dikelompokkan, letak persentil dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

𝑖 (𝑛 + 1)
𝑃𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒 −
100

Sedangkan nilai persentil untuk data berkelompok dapat ditentukan dengan


menggunakan rumus berikut.
𝑖
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑃𝑖 = 𝑡𝑏 + 100 ⋅𝑐
𝑓
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
30

Dengan: 𝑃𝑖 = Persentil ke- 𝑖


𝑡𝑏 = tepi bawah kelas 𝑃𝑖
𝑛 =ukuran data
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝑃𝑖
𝑓 = frekuensi kelas yang memuat 𝑃𝑖
𝑐= panjang kelas
𝑖=1, 2, 3, ..., 99

Contoh 1.12

1. Diketahui: 9, 10, 11, 6, 8, 7, 7, 5, 4, 5, tentukan persentil ke-30 dan persentil ke-75

Jawab

Data diurutkan:4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10, 11

𝑖 (𝑛+1) 30(10+1) 330


Letak persentil ke-30 diurutan data ke- = = = 3,3
100 100 100

𝑃30 = 𝑥3 + 0,3 (𝑥4 − 𝑥3 ) = 5 + 0,3 (6 − 5) = 5,3

Jadi, 𝑃30 =5,3.

𝑖 (𝑛+1) 75(10+1)
Letak persentil ke-75 diurutan data ke- = = 8,25
100 100

𝑃75 = 𝑥8 + 0,25 (𝑥9 − 𝑥8 ) = 9 + 0,25 (10 − 9) = 9,25

Jadi, 𝑃75 =9,25.

2. Diketahui data pada tabel kelompok berikut.

𝑥 𝑓 𝑓𝑘
41-45 3 3
46-50 6 9
51-55 16 25
56-60 8 33
61-65 7 40

Dari data tersebut tentukan:


a. Persentil ke-25
b. Persentil ke-60

Jawab
31

25
a. Letak 𝑃25 = ⋅ 40 = 10 yaitu pada data ke-10 dan kelas 𝑃25 = 51 − 55 sehingga
100
diperoleh:
25
⋅ 40 − 9 10 − 9
𝑃25 = 50,5 + 100 ⋅ 5 = 50,5 + ( ) 5 = 50,5 + 0,31 = 50,81
16 16
60
b. Letak 𝑃60 = ⋅ 40 = 24 yaitu pada data ke-24 dan kelas 𝑃60 = 56 − 60 sehingga
100
diperoleh:
60
⋅ 40 − 25 24 − 25
𝑃60 = 55,5 + 100 ⋅ 5 = 55,5 + ( ) 5 = 55,5 − 0,625 =
8 8

2. Ukuran Penyebaran Data


Nilai mean atau median hanya menitikberatkan pada pusat data, tetapi tidak
memberikan informasi tentang sebaran nilai pada data tersebut. Untuk membandingkan
sebaran data dari dua informasi distribusi nilai adalah salah satu alasan kita mempelajari
ukuran penyebaran data. Ukuran penyebaran data yang akan dipelajari di antaranya:
jangkauan, hamparan, jangkauan semi antarkuartil, simpangan rata-rata, varians dan
simpangan baku.

1. Jangkauan
a. Jangkauan data tunggal

Definisi
Jangkauan data atau rentang data atau range data, 𝐽 adalah selisih antara data
terbesar, 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 dengan data terkecil, 𝑥𝑚𝑖𝑛 .

𝐽 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
b. Jangkauan data kelompok
Sedangkan untuk jangkauan data berkelompok langkah-langkah yang
ditempuh untuk mendapatkannya adalah
 Mencari nilai tengah dari frekuensi .
 Mencari nilai tengah dari frekuensi terbesar.
 Jangkauan data kelompok adalah selisih dari nilai tengah frekuensi terbesar
dengan nilai tengah frekuensi terkecil.
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
32

Contoh 1.13

1. Seorang peneliti mengambil masing-masing 1 kg air dari 20 sungai yang berbeda untuk
diuji kadar garamnya. Hasil pengujian (dalam mg) adalah
193 282 243 243 282 214 185 128 243 159 218 161 112 131 201 132 194 221
141 136. Dari data tersebut tentukan jangkauannya!
Jawab
Data setelah diurutkan:
112 128 131 132 136 141 159 161 185 193
194 201 214 218 221 243 243 243 282 282
Data terkecil(𝑥𝑚𝑖𝑛 ) = 112
Data terbesar (𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 ) = 282
Jangkauan(𝐽) = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
= 282 – 112
= 170.
2. Hasil ulangan matematik kelas XII SMK sebagai berikut:
Nilai Frekuensi
1-10 0
11-20 4
21-30 7
31-40 3
41-50 1
51-60 9
61-70 4
71-80 3
81-90 5
91-100 4
Carilah jangkauan dari data tabel di atas!
Jawab
1+10
Nilai tengah kelas terendah = = 5,5
2
91+100
Nilai tengah kelas tertinggi = = 95,5
2

Jangkauan(𝐽) = 95,5 - 5,5 = 90.


Jadijangkauan nilai ulangan matematika di atas adalah 90.
33

2. Hamparan

Definisi
Hamparan atau jangkauan antarkuartil atau rentang antarkuartil, 𝐻 adalah selisih
antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama.

𝐻 = 𝑄3 − 𝑄1

Untuk mencari hamparan data tunggal dan data kelompok, rumus yang digunkan adalah
seperti diatas, yaitu 𝐻 = 𝑄3 − 𝑄1

Contoh 1.14

1. Tentukannilaijangkauanantarkuartilnya
4, 4, 3, 5, 7, 9, 10, 8, 9

Jawab

Untukmenentukan𝑄1, 𝑄2 , 𝑄3 data-datanyakitaurutkanterlebihdahulu

3, 4, 4, 5, 7, 8, 9, 9, 10

𝑄1 𝑄3
𝑄2
1 1
𝑄1 = (4 + 4) = 4, 𝑄2 = 7, 𝑄3 = (9 + 9) = 9
2 2
𝐻 = 𝑄3 − 𝑄1 = 9 − 4 = 5

Jadi nilaijangkauanantarkuartilnya atau hamparannya adalah 5.

3. JangkauanSemiAntarkuartil

Definisi
Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah kali
panjang hamparan.
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
34

Untuk mencari nilai jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil pada data tunggal
dan data kelompok, rumusnya adalah sebagai berikut:

𝑄𝑑
1
= (𝑄3 − 𝑄1 )
2
Dengan 𝑄𝑑 = Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil
𝑄1= kuartil bawah
𝑄3 = kuartil atas

Contoh 1.15

Tentukannilaijangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil

4, 4, 3, 5, 7, 9, 10, 8, 9

Jawab

Untukmenentukan𝑄1 , 𝑄2 , 𝑄3 data-datanyakitaurutkanterlebihdahulu

3, 4, 4, 5, 7, 8, 9, 9, 10

1 3
1 2 1
𝑄1 = (4 + 4) = 4, 𝑄2 = 7, 𝑄3 = (9 + 9) = 9
2 2

1 1 5
𝑄𝑑 = (𝑄3 − 𝑄1 ) = (9 − 4) = = 2,5
2 2 2

Jadi nilaijangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah 2,5

4. SimpanganRata-rata

Definisi
Simpangan rata-rata menyatakan jarak rata-rata suatu daat terhadap
rataannya.
a. Simpangan rata-rata data tunggal
Nilai simpangan rata-rata (𝑆𝑅) untuk data tunggal dapat ditenukan dengan rumus:

Catatan
Bentuk 𝑥𝑖 − 𝑥̅ dubaca “ harga
𝑛 mutlak dari 𝑥𝑖 − 𝑥̅ ” yang selalu
1
𝑆𝑅 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅ menghasilkan nilai positif.
𝑛
𝑖=1
35

Dengan 𝑛= banyaknya data


𝑥𝑖 = nilai data ke- 𝑖
𝑥̅ = rataan hitung

b. Simpangan rata-rata data kelompok


Untuk data berkelompok, nilai simpangan rata-rata ditentukan dengan
rumus:

𝑘
1
𝑆𝑅 = 𝑓𝑖 𝑥𝑖 − 𝑥̅
𝑛
𝑖=1

Dengan 𝑘= banyaknya kelas


𝑥𝑖 = titik tengah kelas ke- 𝑖
𝑛= banyaknya data

Contoh 1.16

1. Hitunglah simpangan rata-rata dari data nilai 6 siswa dalam kuis matematika berikut ini:
9, 8, 5, 4, 6, 7
Jawab
9+8+5+4+6+7
Rataan hitung data di atas adalah x = = 6,5
6
𝑛
1
𝑆𝑅 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅
𝑛
𝑖=1
x1 − x + x 2 − x + x 3 − x + x 4 − x + x 5 − x + x 6 − x
=
n
9 − 6.5 + 8 − 6.5 + 5 − 6.5 + 4 − 6.5 + 6 − 6.5 + 7 − 6.5
=
6
2,5 + 1,5 + −1,5 + −2,5 + −0,5 + 0,5
=
6
9
=
6
= 1,5
Jadi, simpangan rata-rata dari data nilai 6 siswa dalam kuis matematika adalah 1,5.
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
36
2. Hitunglah simpangan rata-rata data pada tabel berikut ini.
Interval Frekuensi

21-25 2
26-30 8
31-35 9
36-40 6
41-45 3
46-50 2
Jawab
Untuk menghitung simpangan rata-rata, data diwakili oleh titik tengah dari interval
data. Sebelum menghitung simpangan rata-rata kita harus mencari rataan hitungnya
terlebih dahulu. Perhatikan cara menghitungnya seperti dalam tabel di bawah ini.

Interval Nilai Tengah Frekuensi fi x i 𝒙𝐢 − 𝐱 fi 𝒙 𝐢 − 𝐱


(xi) (fi)
21-25 23 2 46 11 22
26-30 28 8 224 6 48
31-35 33 9 297 1 9
36-40 38 6 228 4 24
41-45 43 3 129 9 27
46-50 48 2 96 14 28
Jumlah 30 1020 158

fx i i
1020
Rataan hitung : 𝑥̅ = i 1
k
  34
f
30
i
i 1
1 158
Simpangan rata-rata 𝑆𝑅 = 𝑛 ∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 𝑥𝑖 − 𝑥̅ = = 5,27.
30

5. Varians

Definisi
Varians atau ragam menyatakan rata-rata kuadrat jarak suatu data
terhadap rataannya.

Misalnya data 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 mempunyai rataan 𝑥̅ , maka ragam atau varians


2
(𝑆 ) dapat ditentukan dengan rumus:
37

𝑛
1
𝑆2 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛
𝑖=1

Dengan: 𝑛= banyaknya data


𝑥𝑖 = nilai data ke- 𝑖
𝑥̅ = rataan hitung
Untuk data berkelompok, nilai varians dapat ditentukan dengan rumus:
𝑘
1
𝑆2 = 𝑓𝑖 (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛
𝑖=1

Dengan: 𝑓𝑖 = frekuensi kelas ke- 𝑖


𝑥𝑖 = titik tengah kelas ke- 𝑖
𝑘= banyaknya kelas
𝑥̅ = rataan hitung
𝑛= ∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖

Rumus ragam untuk data berkelompok yang lain adalah

2
𝑘 𝑘
1 1
𝑆2 = 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 − 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑖=1

Rumus diatas dapat diubah dengan menggunakan simpangan rataan atau pengkodean
(coding).

1) Cara Simpangan
2
𝑘 𝑘
1 1
𝑆2 = 𝑓𝑖 𝑑𝑖 2 − 𝑓𝑖 𝑑𝑖
𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑖=1

Dengan 𝑑𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠

2) Cara Pengkodean (Coding)

2
𝑘 𝑘
1 1
𝑆2 = 𝑓𝑖 𝑢𝑖 2 − 𝑓𝑖 𝑢𝑖 ⋅ 𝑐2
𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑖=1
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
38

Dengan 𝑢𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠
6. Simpangan Baku
Simpangan baku atau standar deviasi (S) dapat ditentukan info
dengan rumus:
Carl Friedrich Gauss
menemukan istilah
𝑛 “standar deviasi“
1
𝑆= √𝑆 2 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 untuk mengestimasi
𝑛
𝑖=1 akurasi pengukuran
data.
Dengan: : 𝑛= banyaknya data
𝑥𝑖 = nilai data ke- 𝑖
𝑥̅ = rataan hitung
Atau dapat disimpulakan bahwa simpangan baku (S) merupakan akar dari ragam. Oleh
karena itu, simpangan baku dirumuskan dengan 𝑆 = √𝑆 2 .

Contoh 1.17

1. Hitunglah ragam dan simpangan baku dari data: 1, 3, 4, 5, 8, 10, 12, 13.
Jawab
𝑛= 8, 𝑥̅ = 7
8

(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 = (1 − 7)2 + (3 − 7)2 + (4 − 7)2 + (5 − 7)2 + (8 − 7)2 + (10 − 7)2


𝑖=1
+ (12 − 7)2 + (13 − 7)2

= 36 + 16 + 9 + 4+ 1+ 9+ 25 + 36

=136
8
2
1 1
𝑆 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 = (136) = 17
8 8
𝑖=1

𝑆 = √𝑆 2 = √17 = 4, 12

Jadi, data tersebut mempunyai ragam, 𝑆 2 = 17 dan simpangan baku, 𝑆 = 4,12.


39

2. Tentukan ragam dan simpangan baku dari data pada tabel berikut

Skor Frekuensi Frekuensi Kumulatif


(𝒇𝒊 ) (𝒇𝒌)
40-49 1 1
50-59 4 5
60-69 8 13
70-79 14 27
80-89 10 37
90-99 3 40

Jawab

Telah dihitung sebelumnya rataan 𝑥̅ = 73, 75 dan tabel tersebut dapat dilengkapi menjadi tabel
berikut:

Skor Frekuensi 𝒙𝒊 𝒙 )𝟐
(𝒙 𝒊 − ̅ ̅ )𝟐
𝒇 𝒊 (𝒙 𝒊 − 𝒙
(𝒇𝒊 )
40-49 1 44,5 855,56 855,56
50-59 4 54,5 370,56 1482,25
60-69 8 64,5 85,56 684,48
70-79 14 74,5 0,56 7,88
80-89 10 84,5 115,56 1155,63
90-99 3 94,5 430,56 1291,69
Jumlah 40 5.477,49
6
1 1
𝑆2 = 𝑓𝑖 (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 = (5.477,49) = 136,94
𝑛 40
𝑖=1

𝑆 = √𝑆 2 = √136,94 = 11,70

Jadi nilai ragam dan simpangan bakunya adalah 136,94 dan 11,70.

TUGAS KELOMPOK
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
40

Buatlah kelasmu menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas berikut.

Tentukan ragam dari data:

a. 6, 3, 2, 11, 8, 13, 5
b. Dari tabel berikut

Nilai Frekuensi
40-48 4
49-57 12
58-66 10
67-75 8
76-84 4
85-93 2

LATIHAN 2

1. Tentukan jangkauan, hamparan, dan simpangan kuartil untuk setiap data berikut!
a. 5 9 4 8 6 4 5 8 7
b. 23 20 18 22 20 26 24 18

2. Interval Frekuensi Diberikan daftar distribusi frekuensi seperti pada tabel

21-30 6 disamping. Tentukan nilai hamparan dan simpangan kuartil!

31-40 8
41-50 15
51-60 7
61-70 9
71-80 5

3. Tentukan simpangan rata-rata, varians, dan simpangan baku untuk data berikut!
a. 50, 40, 30, 60, 70
b. 7, 5, 5, 6, 6, 8, 7, 5, 8, 7, 4, 7, 4, 5, 6
41

4.
Umur Frekuensi
1-5 2
6-10 7
11-15 5
16-20 9
21-25 6

Data umur dari 30 orang disajikan pada tabel di atas.

Tentukan:

a. Simpangan baku
b. Varians

Rangkuman
materi

STATISTIKA

Statistika merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari:


 Cara pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data dengan sistematis, agar
data-data itu dapat dipahami dengan jelas (Statistika deskriptif)
 Menganalisis dan menafsirkan data-data agar dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan, perencanaan, dan kesimpulan dengan tepat dari sifat-sirat data tersebut
(Statistika inferensial)

A. PENGUMPULAN DATA
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
42

Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan wawancara, mengisi
lembar pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi), atau
menggunakan data yang sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.
B. PENYAJIAN DATA
Ada 2 jenis cara dalam penyajian data dalam stastistika, yaitu
1. Tabel
2. Diagram atau Grafik, yaitu
a. Diagram batang
b. Diagram garis
c. Diagram lingkaran

Penyajian data dalam bentuk tabel mengalami pengembangan terkait dengan ukuran dari
data amatan yang cukup besar, yaitu daftar distribusi frekuensi.

Daftar Distribusi frekuensi terdiri dari


1. Daftar Distribusi frekuensi tunggal
2. Daftar distribusi frekuensi berkelompok, berkembang menjadi
a. Tabel distribusi frekuensi relatif
b. Tabel distribusi frekuensi kumulatif, terdiri dari
1. Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari -> ogive positif
2. Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari -> ogive negatif

C. PENGOLAHAN DATA
1. Ukuran Pemusatan
a) Mean
n

x i
 Data tunggal= 𝑥̅ = i 1

n
k

fx i i
 Data kelompok= 𝑥̅ = i 1
k

f
i 1
i

b) Modus
 Data tunggal= nilai yang sering muncul
𝑑1
 Data kelompok= 𝑀𝑜 = 𝑡𝑏 + (𝑑 )⋅𝑐
1 +𝑑2
c) Median
1
 Data tunggal= 𝑀𝑒 = 𝑥𝑛+1 (ganijl), 𝑀𝑒 = 2
(𝑥𝑛 + 𝑥𝑛+1 ) (genap)
2 2 2
43

1
𝑛−𝑓𝑘
 Data kelompok= 𝑀𝑒 = 𝑡𝑏 + ( 2
)⋅𝑐
𝑓

2. Ukuran Letak
a) Kuartil
𝑖 (𝑛+1)
 Data tunggal= 𝑄𝑖 = 4
𝑖
𝑛− 𝑓𝑘
 Data kelompok= 𝑄𝑖 = 𝑡𝑏 + ( 4
)⋅𝑐
𝑓

b) Desil
𝑖 (𝑛+1)
 Data tunggal= 𝐷𝑖 = 10
𝑖
𝑛− 𝑓𝑘
 Data kelompok= 𝐷𝑖 = 𝑡𝑏 + ( 10
)⋅𝑐
𝑓

c) Persentil
𝑖 (𝑛+1)
 Data tunggal= 𝑃𝑖 = 100
𝑖
𝑛− 𝑓𝑘
 Data kelompok= 𝑃𝑖 = 𝑡𝑏 + (100 )⋅𝑐
𝑓

3. Ukuran Penyebaran
a) Jangkauan
 Data tunggal= 𝐽 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
 Data kelompok= nilai tengah frekuensi terbesar – nilai tengah frekuensi
terkecil
b) Hamparan= 𝐻 = 𝑄3 − 𝑄1
1
c) Simpangan kuartil=𝑄𝑑 = (𝑄3 − 𝑄1 )
2
d) Simpangan rat-rata
1
 Data tunggal= 𝑆𝑅 = 𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑥̅
1
 Data kelompok= 𝑆𝑅 = 𝑛 ∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 𝑥𝑖 − 𝑥̅
e) Varians
1
 Data tunggal= 𝑆 2 = 𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
1
 Data kelompok= 𝑆 2 = 𝑛 ∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
1
f) Simpangan baku=𝑆 = √𝑆 2 = √ ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛

Keterangan 𝑐= panjang kelas


Mean:
𝑖=1, 2, 3, ..., 9
𝑥𝑖 = titik tengah kelas interval
𝑓𝑖 = frekuensi dari 𝑥𝑖 Persentil:
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
44

𝑘= banyaknya kelas interval 𝑃𝑖 = Persentil ke- 𝑖


Modus: 𝑡𝑏 = tepi bawah kelas 𝑃𝑖
𝑡𝑏 =tepi bawah kelas modus 𝑛 =ukuran data
𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan 𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝑃𝑃
kelas sebelumnya 𝑃 = frekuensi kelas yang memuat 𝑃𝑃
𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan 𝑃= panjang kelas
kelas sesudahnya 𝑃=1, 2, 3, ..., 99
𝑐 = panjang kelas Simpangan rata-rata:
Median: 𝑃= banyaknya data
𝑡𝑏 =tepi bawah kelas median 𝑃𝑃 = nilai data ke- 𝑃
𝑛= banyaknya data 𝑃̅ = rataan hitung
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝑃= banyaknya data
median 𝑃𝑃 = titik tengah kelas ke- 𝑃
𝑓=frekuensi kelas median 𝑃= ∑𝑃𝑃=1 𝑃𝑃
𝑐= panjang kelas Varians:
𝑃= banyaknya data
Kuartil:
𝑃𝑃 = nilai data ke- 𝑃
𝑄𝑖 = kuartil ke-𝑖
𝑃̅ = rataan hitung
𝑛= banyak data
𝑃𝑃 = frekuensi kelas ke- 𝑃
𝑄𝑖 = kuartil ke- 𝑖
𝑃𝑃 = titik tengah kelas ke- 𝑃
𝑡𝑏 = tepi bawah kelas kuartil
𝑃= banyaknya kelas
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
𝑃= ∑𝑃𝑃=1 𝑃𝑃
𝑓 = frekuensi kelas kuartil
Simpangan baku:
𝑐= panjang kelas
𝑃= banyaknya data
Desil:
𝑃𝑃 = nilai data ke- 𝑃
𝐷𝑖 = desil ke- 𝑖
𝑃̅ = rataan hitung
𝑡𝑏 = tepi bawah kelas 𝐷𝑖
𝑛 =ukuran data
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝐷𝑖
𝑓 = frekuensi kelas yang memuat 𝐷𝑖
45

Uji Kompetensi Bab Statistika

A. Pilihlah jawaban yang tepat pada soal-soal berikut!


1. Dari 400 siswa diperoleh data tentang pekerjaan orang tua/wali. Daa tersebut jika
disajikan dalam diagramlingkaran sebagai berikut.
Keterangan:
1= Wiraswasta (90°)
1
2 2= PNS (108°)
3= TNI/Polri (27°)
3 4
4= Pedagang (135°)

Berdasar data di atas, pernyatan yang benar adalah ...


a. Jumlah PNS 12 orang d. Jumlah TNI/Polri 27 orang
b. Jumlah wiraswasta 90 orang e. Jumlah TNI 15 orang
c. Jumlah pedagang 135 orang

2.

Didaerah manakah korban meninggal dunia yang paling banyak?


a. Sleman d. Magelang
b. Klaten e. Boyolali dan Magelang
c. Boyolali

3. Dari rataan, median, modus, dan kuartil yang merupakan ukuran pemusatan adalah ...
a. Rataan, median, dan modus d. Median, modus, dan kuartil
b. Rataan, median, dan kuartil e. Rataan median, modus, dan kuartil
c. Rataan, modus, dan kuartil
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
46

4. Seorang ayah berumur 𝑥 tahun dan istrinya berumur 5 tahun lebh muda. Umur anak
1 1
yang pertama (2 𝑥 − 3) tahun dan umur anak yang kedua (4 𝑥 + 2) tahun. Jika umur
rata-rata mereka adalah 26 tahun, maka umur anak yang kedua adalah ...
a. 11 tahun d. 14 tahun
b. 12 tahun e. 15 tahun
c. 13 tahun

5.
Nilai Frekuensi
44-48 8
49-53 9
54-58 11
59-63 30
64-68 28
69-73 12
74-78 2
Median dari data tersebut adalah ...
1 1
a. 61 6 d. 62 2
1 2
b. 61 2 e. 62 3
1
c. 62 6

6. Diketahui data: 𝑥, 2, 4, 3, 2, 5, 9, 7, 6. Nilai 𝑥 bila diketahui jangkauan sama dengan 8


adalah ...
a. 1 d. 1 atau 10
b. 2 e. 2 atau 5
c. 10

7. Pada suatu ulangan yang diketahui oleh 50 siswa diperoleh nilai rata-rata adalah 36
dengan simpangan baku 15. Karena nilai rata-rata masih rendah, maka nilai tiap siswa
dikalikan 2 kemudian dikurangi 10. Simpangan baku yang baru adalah ...
1
a. d. 20
2
b. 10 e. 30
c. 15

8. Pada suatu data diketahui: ∑5𝑖=1 𝑓𝑖 ⋅ 𝑥𝑖 = 15 , ∑5𝑖=1 𝑓𝑖 ⋅ 𝑥𝑖2 = 1200, dan ∑5𝑖=1 𝑓𝑖 = 30. Nilai
ragam adalah ...
a. 38 d. 40, 25
b. 39,5 e. 42
47

c. 39,75

Nilai Frekuensi 9.
11-15 3
16-20 11
21-25 15
26-30 16
31-35 3
36-40 2
Jumlah 50
Kuartil atas dari data di atas adalah ...

a. 28,16 d. 29,16
b. 88,2 e. 29,36
c. 28,5

10. Berat badan rata-rata dua kelompok anak yang masing-masing terdiri dari 5 anak adalah
40 kg dan 44 kg. Bila seorang anak dari masing-masing kelompok ditukarkan, maka berat
badan rata-rata kedua kelompok tersebut menjadi sama. Selisih berat badan anak yang
ditukar adalah ...
a. 5 kg d. 13 kg
b. 10 kg e. 15 kg
c. 12 kg

B. Kerjakanlah soal-soal berikut dengan benar!


1. Tentukanrataan(mean), median, modus untuktiapkumpulan data di bawahini!
a. 10, 11, 14, 18, 18, 20, 21 d. 4, 5, 6, 6, 7, 8, 9, 11
b. 8, 9, 13, 13, 17, 18, 20 e. 2, 2, 4, 5, 6, 6, 6, 9, 12, 13
c. 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 17

2.

Nilai 52-56 57-61 62-66 67-71 72-76 77-81


Frekuensi 4 6 10 12 8 8
Berdasar data di atas, buatlah:
a. Poligon frekuensi
b. Ogive positif
e-Modul Matematika Wajib, Statistika
48

3.

Hasil Pengukuran 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44


Frekuensi 6 8 16 20 22 18 10
Tentukan:
a. Rataan hitung
b. Ragam
c. Simpangan baku
d. Desil ke-3
e. Desil ke-5
49

DAFTAR PUSTAKA

Suprijanto, H. Sigit, dkk. 2009. Matematika SMA Kelas XI Program IPA.Yudhistira:Jakarta.

Soedyarto, Nugroho,dkk.2008.Matematika 2 untuk SMA atau MA Kelas XI Program IPA. Jakarta:


Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.

Djumanta, Wahyudin. 2008.Mahir Mengembangkan Kemampuan Matematika 2 : untuk Kelas XI


Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah . Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan
Nasional.

Sutrima.2009.Wahana Matematika 2 : untuk SMA / MA Kelas XI Program Ilmu


Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Noormandiri,B.K..2007. Matematika Jilid 2A Untuk SMA Kelas XI IPA.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai