Salah satunya adalah ASETEHE , bisnis minuman kekinian yang masih eksis dan bertahan sejak 5 tahun
yang lalu. Apa yang membuat waralaba minuman asetehe ini bisa bertahan sekian lama dan masih profit
sampai sekarang. Hal ini dikarenakan Asetehe selalu inovatif. Tidak hanya dari segi kemasan yang selalu
uptodate dengan aneka tulisan tulisan baper, lucu dan kekinian di tiap kemasannya tapi juga selalu update
menu-menunya.
Setelah menjadi TRENDSETTER baik dari menu aneka MILKSHAKE dengan aneka topping buah buah
segarnya, dan menjadi trensetter kemasan yang menggunakan standing pouch atau kemasan ala infus
dengan ratusan tulisan yang unik, baper dan tentu kekinian, kini Asetehe menambah varian barunya yaitu
THAI TEA.
Apalagi modalnya cuma 3 Jutaan, sudah bisa mulai berbisnis Asetehe ini dan sudah lengkap fasilitasnya,
termasuk alat alat, bahan baku, seragam, resep dan booth kayu-nya yang bisa dilipat dan knockdown
sehingga bisa dibawa-bawa seperti acara bazaar atau CFD.
Tertarik dengan kemitraan ini? Investasi untuk memulai bisnis ini terbilang cukup murah hanya Rp 8 juta.
Mitra akan mendapatkan fasilitas booth, training memasak, bahan baku, perlengkapan memasak dan
branding.
Supriyadi mengharuskan mitra mengambil bahan baku dari dia. Bahan baku itu antara lain tepung yang
sudah diolah. "Dengan beli dari pusat, standar rasa juga bisa terjaga," ujarnya.
Untuk membuka usaha ini, calon mitra hanya perlu menyiapkan lokasi seluas 2 x 2 meter persegi. Ia
menargetkan, mitra bisa meraup omzet Rp 11 juta per bulan. Dengan laba 50%, bisa balik modal kurang
dari setahun. "Kalau pengalaman saya sendiri balik modal setahun," ujarnya.
Asal tahu saja, saat mengawali bisnisnya Supriyadi hanya mampu menjual 30 lembar mendoan per hari.
Tahun ini, Supriyadi menargetkan dapat menambah sekitar tiga mitra baru. Ia juga membuka peluang
bagi mitra di luar Semarang yang ingin bergabung. Untuk mempromosikan usahanya, Supriyadi selalu
membagikan brosur kepada para pelanggannya.