PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA KAPAL
(ME 184306)
OSILOSKOP
Dikerjakan oleh :
Kelompok ...
1. M. Farza Nur Ilhammullah (04211940000032)
2. Fauzan Tufikhairul (04211940000047)
3. Nuafal Adam Hanafi (04211940000054)
4. Verril Rafi Hadidaffa (04211940000116)
5. Ipung Nur Wahyu Fadholi (04211940000126)
Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Nama Grader Tanda Tangan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KAPAL
OSILOSKOP
Oleh :
Kelompok 8
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KAPAL
OSILOSKOP
17-11-2020
Mengetahui / Menyetujui
Grader Praktikum Osiloskop
Grader 1 Grader 2
ABSTRAK
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mengukur gelombang dalam elektronika dapat digunakan alat osiloskop.
Osiloskop adalah alat elektronik yang dapat memetakan atau membaca frekuensi sinyal
listrik.Dengan osiloskop kita bisa mengetahui besarnya frekuensi dan periode dari suatu
sinyal.
Bentuk sinyal yang diproyeksikan osiloskop adalah sinyal analog dan sinyal digital
sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisa sesuai dengan
bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Besaran listrik yang dapat diukur dengan
menggunakan alat ini antara lain tegangan searah, tegangan bolak - balik, arus searah, arus
bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk
gelombang seperti waktu timbul dan waktu turun. Osiloskop sangat berperan penting dalam
bidang perkembangan teknologi karena untuk menciptakan suatu perangkat elektronika
dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis perangkat yang akan
dibuat sehingga perangkat tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh
pembuatnya.
3. Mengetahui dan memahami pengaruh skala tegangan dan waktu terhadap bentuk
grafik pada Osiloskop analog.
4. Mengetahui dan memahami cara membandingkan bentuk gelombang pada osiloskop
analog.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB II
DASAR TEORI
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Osiloskop
Menurut Dasatrio (2013: 98), mengemukakan bahwa Osiloskop digunakan
untuk mengukur tegangan dari puncak-puncak (Vpp) sekaligus menampilkan bentuk
tegangannya. Frekuensi tegangan yang ada di dalam Osiloskop ditentukan bedasarkan
tampilan bentuk gelombang di layarnya.
Menurut Chattopadhyay, dkk (1989: 339), mengemukakan bahwa Osiloskop
atau CRO (Cathode Ray Oscilloscope) adalah instrumen (peralatan) yang digunakan
secara visual untuk mengamati bentuk gelombang dan melakukan pengukurannya.
Menurut Cooper (1984: 189), Osiloskop atau CRO adalah alat pembuat grafik
atau gambar (ploter) X-Y yang sangat cepat dengan memperagakan sebuah sinyal
masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu.
Jadi Osiloskop adalah peralatan yang berfungsi untuk mengetahui polaritas
atau tegangan sinusoida yang dihasilkan oleh sumber tegangan. Dengan alat ini kita
juga dapat mengamati nilai frekuensi dan bentuk gelombang. Pada sumbu vertikal
dalam Osiloskop menunjukkan tegangan sedangkan sumbu horizontalnya
menunjukkan waktu
2.2 Bagian-Bagian Osiloskop
Berikut ini adalah gambar dan tabel bagian-bagian dari osiloskop.
5. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada tempat
Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL )
6. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya Berbentuk Gelombang Kotak )
telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita hitung Frekuensi & Volt Peak to Peak
dengan rumus dibawah ini.
2.6 Function Generator
Generator fungsi merupakan bagian dari peralatan atau software uji coba elektronik yang
digunakan untuk menciptakan gelombang listrik dalam bentuk sinus, segi empat, dan segitiga.
Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber
pemicu diperlukan, secara internal ataupun eksternal. Alat ini dapat menghasilkan frekuensi
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengoprerasiannya dengan osiloskop, function
generator digunakan sebagai alat utama dalam perawatan dan perbaikan perangkat audio-
video.
2.6 Bagian-bagian Function Generator
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Sumber:
http://waywiser.fas.harvard.edu
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
pada osiloskop.
BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB III
DATA PRAKTIKUM
3.1 Peralatan dan Fungsi
4 Kabel Menghubungkan
komponen satu dengan
yang lainnya untuk
membentuk rangkaian
percobaan
5 Adaptor Menghubungkan
osiloskop dengan
sumber listrik agar
osiloskop dapat menyala
Tegangan
Frekuensi Periode Amplitudo Gambar
No output
(Hz) (div) (div)
(v)
BAB IV
ANALISIS DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Fauzan Taufikhairul
(04211940000047)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1. Perhitungan
4.1.1. Formula Perhitungan
Pada percobaan praktikum osiloskop, praktikan mendapatkan data periode dan
amplitudo. Data-data tersebut dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus sebagai
berikut.
Berikut rumus – rumus praktikum yang digunakan pada praktikum osiloskop ini :
a. Periode
T = Sweep Time Scale (V/div) x Jumlah div. horizontal (div)
b. Frekuensi
f = 1/T
c. Tegangan
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
d. Amplitudo
A= Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
f = 1/T
= 1 / 0,00021
= 4.761,905 Hz
= (100x10^-6) x 2,6
= 0,00026 s
f = 1/T
= 1 / 0,00026
= 3.846,154 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 6
2x2
= 1,5 div
f = 1/T
= 1 / 0,000255
= 3.921,568 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x1
= 2 div
f = 1/T
= 1 / 0,0005
= 2000 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x2
= 1 div
= (100x ) x 2,5
= 0,00025 s
f = 1/T
= 1 / 0,00025
= 4000 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 6
2x2
= 1,5 div
2 00
Triangul 0,0003 2941,1
9 4 1 8,4
3000 ar 3,4 2,1 4 76
Triangul 0,0003 2941,1
10 6 1,5 12,4
3000 ar 3,4 3,1 4 76
Triangul 0,0001 7629,3
11 6 1,5 12,4
4000 ar 1,3 3,1 3 08
Triangul 0,0002 4000,0
12 4 1 8,2
4000 ar 2,5 2,05 5 00
amplitude perhitungan
Pada grafik 4.5 diatas, grafik amplitudo pengamatan dan perhitungan keduanya
menunjukkan grafik yang lurus terhadap urutan percobaan. Namun, amplitudo perhitungan
dan pengamatan terjadi perubahan nilai. Hal ini juga memiliki keterkaitan dengan perbedaan
nilai antara tegangan pengamatan dan perhitungan. Hal ini dapat saja terjadi karena berbagai
faktor misalnya kurang telitinya praktikan saat menghitung jumlah divisi vertikal.
periode perhitungan
Pada grafik 4.13 diatas, hubungan nilai periode dan frekuensi baik pada saat
pengamatan maupun saat perhitungan menunjukan grafik yang lurus terhadap urutan
percobaan.Nilainya selalu konstan di setiap percobaan. Namun memiliki nilai yang berbeda.
Pada grafik 4.14 di atas, Nilai frekuensi ketika pengamatan dan perhitungan memiliki
nilai yang konstan terhadap urutan percobaan. Hal ini telah sesuai dikarenakan oleh periode
yang didapat saat pengamatan dan perhitungan juga mengalami nilai yang konstan terhadap
urutan percobaan. Namun, terdapat perbedaan nilai antara frekuensi ketika pengamatan.
Ketidaksamaan nilai tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kurang telitinya
praktikan saat percobaan dilakukan
tegangan perhitungan
Pada grafik 4.16 antara tegangan pengamatan dan tegangan perhitungan memiliki
grafik yang sesuai dengan amplitudo mereka, tergantung berapa nilai variabel lainnya
sehingga menghasilkan grafik seperti itu. Tetapi pada percobaan 4 nilainya berubah ini terjadi
karena kurang telitinya praktikan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
amplitudo perhitungan
Pada grafik 4.17 di atas, grafik menunjukkan kenaikan dalam setiap percobaan dari
percobaan 1-4 dan pada percobaan ke 5 nilai turun , dari grafik ini terdapat nilai yang tidak
sesuai, nilai yang tidak sesuai ini terjadi karena ketidaktelitian praktikan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
amplitudo pengamatan
Pada grafik 4.18 di atas dapat kita lihat bahwa voltage scale dan amplitudo memiliki
perbandingan berbalik nilai. Kesimpulannya semakin kecil voltage scale maka amplitudo
pengamatannya semakin besar
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
periode perhitungan
Pada 4.19 grafik diatas, nilai periode pengamatan dan periode perhitungan berbedan,
Nilai periode pengamatan semakin kecil sedangkan nilai periode perhitungan ada yang samaa
dan ada yang menurun karena di pengaruhi oleh sweep time.
Pada grafik 4.20 di atas menunjukkan bahwa sebenarnya nilai frekuensi baik dari
pengamatan - maupun perhitungan adalah cenderung tetap, tetapi ada perbedaan nilai pada
percobaan 2-5. Hal ini terjadi karena faktor ketidaktelitian praktikan.
periode perhitungan
Pada grafik 4.21 diatas, grafik frekuensi perhitungan – periode perhitungan tidak
sesuai dengan rumus yaitu f: 1/T.
Pada grafik 4.22 di atas antara tegangan pengamatan dan tegangan perhitungan
memang sejajar, ini dikarenakan nilai tegangan tidak berubah mulai dari percobaan 1-5.
Sehingga kedua grafik itupun sejajar.
amplitudo perhitungan
Pada grafik 4.23 dapat dilihat bahwa antara nilai dari amplitudo pengamatan dan
perhitungan memiliki perbedaan pada nilainya, dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai dari
amplitudo perhitungan memiliki nilai lebih dari dua kali lipat dari amplitudo pengamatan.
Perbedaan nilai yang terjadi di sebabkan faktor ketidaktelitian praktikan
amplitudo pengamatan
Pada grafik 4.24 diatas, grafiknya tidak sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa
voltage scale dan amplitudo seharusnya berbanding terbalik. Kejadian seperti ini terjadi
karena faktor ketidaktelitian praktikan
Pada grafik 4.25 diatas, nilai periode pengamatan dan periode perhitungan
selaras,ketika periode pengamatan naik maka periode perhitungan juga naik,ketika
periode pengamatan turun nilai periode perhitungan juga akan turun.
frekuensi perhitungan
Pada grafik 4.26 di atas sangat menempel satu sama lain, ini menunjukkan bahwa nilai
dari frekuensi pengamatan dan frekuensi perhitungan sama, perbedaan pada grafik terjadi
karena faktor praktikan kurang teliti membaca osiloskop
Pada grafik 4.27 di atas , cenderung naik dan turun, ini dikarenakan perbandingan
antara frekuensi dan periode adalah perbandingan berbalik nilai. Adanya perbdaan data pada
grafik terjadi karena faktor ketidaktelitian praktikan
tegangan perhitungan
Pada grafik 4.28 di atas, terjadi keselarasan grafik tetapi nilai yang berbeda. Nilai
berbeda bisa saja terjadi karena kurang telitinya praktikan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik 4.29 diatas, terjadi keselarasan grafik tetapi nilai yang berbeda.
Nilai berbeda bisa saja terjadi karena kurang telitinya praktikan
amplitudo perhitungan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik 4.30 diatas, grafiknya linear lurus, tetapi ini tidak sama dengan rumus
yang menyatakan bahwa voltage scale dan amplitudo seharusnya berbanding terbalik. Ini
terjadi karena faktor ketidaktelitian praktikan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Perhitungan
Setelah melakukan percobaan pada minggu sebelumnya, didapatkan hasil berupa data
periode dan amplitude dengan satuan div (per kotak display). Periode dapat dihitung
dengan mengukur banyak kotak dalam satu lembah dan satu gunung, dan untuk
mengukur amplitude dilakukan dengan mengukur banyak kotak dari puncak ke lembah.
o Frekuensi
o Amplitudo
o Tegangan Puncak-puncak
Dalam percobaan pertama ini diberikan ketentuan seperti dibawah, dan tujuan dari
percobaan ini sendiri adalah untuk mengetahui periode dan amplitude bila frekuensi
terus bertambah.
f = 1/T
= 1 / 0,00021
= 4.761,905 Hz
Amplitudo
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x2
= 1 div
Tegangan Puncak-puncak
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
= 2 x (2 x 2,1)
= 8,4 V
Dalam percobaan kedua ini diberikan ketentuan seperti dibawah, dan tujuan dari
percobaan ini sendiri adalah untuk mengetahui periode dan amplitude bila tegangan
terus bertambah.
Voltage Scale : 2 V/div
Sweep Time : 100 s
Contoh (data 3) :
Periode
T = Sweep Time Scale (V/div) x Jumlah div. horizontal (div)
= (100x10^-6) x 2,6
= 0,00026 s
Frekuensi
f = 1/T
= 1 / 0,00026
= 3.846,154 Hz
Amplitudo
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 6
2x2
= 1,5 div
Tegangan Puncak-puncak
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
= 2 x (2 x3,1)
= 12,4 V
Frekuensi : 4 kHz
Contoh (data 3) :
Periode
T = Sweep Time Scale (V/div) x Jumlah div. horizontal (div)
= (100x10^-6) x 2,55
= 0,000255 s
Frekuensi
f = 1/T
= 1 / 0,000255 = 3.921,568 Hz
Amplitudo
A= Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4 = 2 div
2x1
Tegangan Puncak-puncak
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
= 2 x (2 x 4,05) = 16,1 V
= 0,0005 s
Frekuensi
f = 1/T
= 1 / 0,0005 = 2000 Hz
Amplitudo
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x2
= 1 div
Tegangan Puncak-puncak
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
= 2 x (2 x 2,1)
= 8,4 V
= 1 / 0,00025
= 4000 Hz
Amplitudo
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 6
2x2
= 1,5 div
Tegangan Puncak-puncak
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
= 2 x (2 x 3,1)
= 12,4V
Dapat diperhatikan grafik diatas dimana nilai frekuensi pengamatan dan frekuensi
perhitungan memiliki trend yang sama. Namun, terdapat perbedaan angka yang
tidak terlalu jauh antara frekuensi pengamatan dan perhitungan, hal ini dapat
disebabkan oleh kesalahan dalam pembacaan periode.
Dapat diperhatikan grafik diatas, diaman nilai dari amplitude pengamatan dan
perhtungan memiliki trend yang sama namun nilai yang berbeda. Sehingga benang
merahnya adalah nilai amplitude perhitungan memiliki nilai dua kali lipat dari
amplitude perhitungan.
Pada grafik diatas, nilai periode pengamatan dan nilai periode perhitungan memiliki
grafik yang sama sejajar, namun pada data ke 5 grafik pengamatan terjadi trend
menurun. Hal ini membuktikan bahwa periode dari percobaan 1-5 terjadi perubahan.
Pada grafik diatas, diketahui bahwa frekuensi pengamatan dan perhitungan memiliki
grafik berbanding lurus, hal ini terjadi dikarenakan nilai dari frekuensi adalah tetap.
Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa terjadi trend menurun, sehingga dapat
disimpulkan bahawa semakin besar periode makan akan semakin kecil frekuensinya.
Pada grafik diatas, nilai dari tegangan pengamatan dan perhitungan sejajar dan
memiliki trend yang sama, hal ini dikarenakan nilai masukan dari tegangan terus naik
tiap percobaannya.
Pada grafik diatas, dapat diketahui nilai dari amplitude pengamatan dan
perthitungan sama-sama memiliki trend naik.
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai amplitude terus naik pada voltage
scale yang sama, hal tersebut tidak sesuai dengan rumus dimana seharusnya voltage
scale dan amplitude berbanding terbalik.
Dapat dilihat pada grafik dimana periode pengamatan dan perhitungan sejajar, hal
ini dikarenakan nilai dari periode tetap selama percobaan.
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa nilai dari frekuensi pengamatan adalah
konstan dikarenakan frekuensi tetap selama percobaan. Namun pada frekuensi
perhitungan didapatkan kesalahan, namun secara keseluruhan keduanya memiliki
trend yang sama.
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa tegangan pengamatan dan perhitungan
memiliki grafik yang sesuai dengan amplitude, tergantung berapa nilai variable.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa keduanya memiliki trend yang sama,
tetapi pada data ke-5 mungkin terjadi error sehingga trend berubah.
Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa voltage scale dan amplitude memiliki
perbandingan berbalik nilai. Sehingga semakin besar amplitude maka voltage scale
semakin kecil.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Dalam grafik diatas diketahui bahwa trend dari grafik pengamatan adalah turun,
perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan satuan antara periode pengamatan dan
perhitungan.
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi pengamatan dan
perhitungan cenderung tetap. Namun pada data 2-5 terjani perpindahan trend dari
grafik perhitungan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalah pembacaan nilai.
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan periode dan frekuensi
adalah perbandingan berbalik nilai. Keditak selarasan titik pada frafik disebabkan
error pada pembacaan data.
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa nilai amplitude pengamatan dan
perhitungan memiliki perbedaan nilai, namun memiliki trend yang sama. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa amplitude pengamatan memilki nilai dua kali lipat lebih
besar dari amplitude perhitungan.
Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa grafik yang terjadi adalah linear, namun
hal ini bertolak belakang dengan rumus yang menyatakan bahwa voltage scale dan
amplitude seharusnya berbanding terbalik. Hal ini kemungkinan besar disebabkan
oleh kelahan pembacaan data.
Pada grafik diatas, diketahui bahwa grafik harusnya berdiri sejajar, perbedaan nilai
anatara pengamtan dan perhitungan disebabkan oleh satuan yang berbeda.
Berdasakan grafik diatas adapat diketahui bahwa nilai dari frekuensi pengamatan
dan perhitungan sama. Perbedaan pada salah satu data disebabkan kurang telitinya
praktikan akan pembacaan data.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Dapat diperhatikan grafik diatas, grafik memilki nilai yang naik turun karena sesuai
dengan masukan, perbedaan nilai antar perhitungan dan pengamatan disebabkan
oleh nilai periode yang memiliki pengaruh terhadap berbagai variable.
Berdasarkan grafik diatas,dapat diketahui bahwa grafik yang terjadi linear, namun hal
ini tidak relevan dengan rumus yang menyatakan bahwa voltage scala dan amplitude
berbanding terbalik. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kesalahan
pembacaaan data.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisa Data
Setelah percobaan praktikum osiloskop dilakukan, diperolehlah hasil data periode dan
amplitudo. Kemudian, data-data yang telah diperoleh dapat dilanjutkan ke dalam proses
perhitungan untuk mengetahui apakah data tersebut terdapat perbedaan menggunakan rumus
dibawah ini:
Periode
Frekuensi
Tegangan
Amplitudo
= 0,00034 s
f = 1/T
= 1/0,00034
= 2941,1765 Hz
Perhitungan seperti contoh diatas diaplikasikan pada seluruh data percobaan sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut
4.2.2 Percobaan 2
Percobaan 2 : Perubahan Amplitudo
Voltage Scale : 2 V/div
Sweep Time : 0,0001 s
Frekuensi Tegangan Periode Amplitudo
No.
(Hz) Output (v) (div) (div)
1 4000 2 2,6 1,1
2 4000 4 2,6 2,1
3 4000 6 2,6 3,1
4 4000 8 2,6 4,1
5 4000 10 2,6 5,1
Dari tabel 4.3 selanjutnya diberikan contoh perhitungan untuk periode, frekuensi,
amplitudo, dan tegangan menggunakan data nomor 1 yang selanjutnya berlaku untuk
seluruh nomor pada tabel :
T = sweep time scale x periode
= 0,0001 x 2,6
= 0,00026 s
f = 1/T
= 1/0,00026
= 3846,1538 Hz
4.2.3 Percobaan 3
Percobaan 3 : Perubahan Sensitivitas Tegangan
Tegangan
4 V
Output :
Frekuensi : 4000 Hz
Voltage
Sweep Periode Amplitudo
No. Scale
Time (s) (div) (div)
(V/div)
1 0,0001 5 2,55 0,825
2 0,0001 2 2,55 2,05
3 0,0001 1 2,55 4,05
4 0,0001 0,5 2,55 6,05
5 0,0001 10 2,55 0,4
Dari tabel 4.5 selanjutnya diberikan contoh perhitungan untuk periode, frekuensi,
amplitudo, dan tegangan menggunakan data nomor 1 yang selanjutnya berlaku untuk
seluruh nomor pada tabel :
T = sweep time scale x periode
= 0,0001 x 2,55
= 0,000255 s
f = 1/T
= 1/0,000255
= 3921,5686 Hz
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Perhitungan seperti contoh diatas diaplikasikan pada seluruh data percobaan sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Perhitungan Percobaan 3
Periode Frekuensi Tegangan Amplitudo
No.
(s) (Hz) (V) (div)
1 0,000255 3921,5686 4,125 0,8
2 0,000255 3921,5686 4,1 2
3 0,000255 3921,5686 4,05 4
4 0,000255 3921,5686 3,025 8
5 0,000255 3921,5686 4 0,4
4.2.4 Percobaan 4
Percobaan 4 : Perubahan Sweep Time
Tegangan
4 V
Output :
Frekuensi : 2000 Hz
Voltage
Sweep Periode Amplitudo
No. Scale
Time (s) (div) (div)
(V/div)
1 0,0001 2 5,1 2,1
2 0,0002 2 2,55 2,1
3 0,0005 2 1 2,1
4 0,001 2 0,5 2,1
5 0,002 2 0,25 2,1
Dari tabel 4.7 selanjutnya diberikan contoh perhitungan untuk periode, frekuensi, amplitudo,
dan tegangan menggunakan data nomor 1 yang selanjutnya berlaku untuk seluruh nomor pada
tabel :
T = sweep time scale x periode
= 0,002 x 0,3
= 0,003 s
f = 1/T
= 1/0,003
= 3333 Hz
Perhitungan seperti contoh diatas diaplikasikan pada seluruh data percobaan sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Perhitungan Percobaan 4
Periode Frekuensi Tegangan Amplitudo
No.
(s) (Hz) (V) (div)
1 0,00051 1960,7843 4,2 2
2 0,00051 1960,7843 4,2 2
3 0,0005 2000 4,2 2
4 0,0005 2000 4,2 2
5 0,0005 2000 4,2 2
4.2.5 Percobaan 5
Percobaan 5 : Perubahan Amplitudo
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Dari tabel 4.9 selanjutnya diberikan contoh perhitungan untuk periode, frekuensi, amplitudo,
dan tegangan menggunakan data nomor 1 yang selanjutnya berlaku untuk seluruh nomor pada
tabel :
T = sweep time scale x periode
= 0,0001 x 3,2
= 0,00032
f = 1/T
= 1/0,00032
= 3125 Hz
Perhitungan seperti contoh diatas diaplikasikan pada seluruh data percobaan sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Perhitungan Percobaan 5
Periode Frekuensi Tegangan Amplitudo
No.
(s) (Hz) (V) (div)
1 0,00032 3125 4,2 2
2 0,00032 3125 4,2 3
3 0,00025 4000 6,2 3
4 0,000255 3921,569 6,2 2
5 0,00025 4000 4,2 2
6 0,00025 4000 6,2 3
7 0,00032 3125 6,2 3
8 0,00032 3125 4,1 2
9 0,00034 2941,176 4,2 2
10 0,00034 2941,176 6,2 3
11 0,00013 7692,308 6,2 3
12 0,00025 4000 4,1 2
Tabel 4.10
Pada grafik 4.1 dapat dihubungkan dan disimpulkan bahwa nilai periode perhitungan dan
periode percobaan sudah sama yakni semakin ke kanan semakin mengalami penurunan nilai.
Periode perhitunan nilai nya lebih kecil karena dalam satuan sekon sedangkan periode
percobaan mikro sekon
Pada grafk diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi dibandingkan dengan periode baik nilai
pengamatan dan perhitungan sudah benar dan sejajar, yaitu sesuai rumus frekuensi f = 1/T
maka ketika nilai frekuensi semakin besar maka nilai periode semakin kecil. Namun nilai
perhitungan sedikit lebih tinggi karena kurangnya ketelitian saat praktikum
Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan perhitungan dan tegangan
percobaan sudah sesuai dan sejajar, namun terdapat perbedaan yaitu nilai tegangan percobaan
lebih kecil karena kurangnya ketelitian saat mengambil data
Dapat dilihat pada grafik diatas nilai amplitudo pengamatan dan amplitudo perhitungan
cenderung sama dan sejajar. Terdapat perbedaan yaitu nilai amplitudo pengamatan lebih besar
sedikit dikarenakan kurangnya ketelitian saat mengambil data
Dapat disimpulkan dari grafik diatas bahwa nilai periode perhitungan dan periode percobaan
sudah sama dan sejajar. Nilai periode perhitunan lebih kecil karena masih dalam satuan sekon
sedangkan periode percobaan dalam mikro sekon
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai frekuensi baik saat perhitungan dan
pengamatan adalah sama, sehingga nilainya sudah benar.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai frekuensi dibanding periode pada saat perhitungan
dan pengamatan adalah sama. Hal ini didasari oleh nilai frekuensi sebagai variabel yang tetap,
karena rumus frekuensi adalah f = 1/T, sehingga nilai periodenya pun juga tetap
Berdasarkan data grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan pengamatan dan
tegangan perhitungan sudah sejajar dan benar, dimana semakin ke kanan nilai tegangan
semakin besar. Terdapat perbedaan yaitu nilai tegangan perhitungan lebih besar dikarenakan
kurangnya ketelitian saat praktikum
Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai amplitudo pengamatan dan nilai
amplitudo perhitungan sudah sejajar dan sebanding. Semakin ke kanan, nilai amplitudo sama
– sama semakin besar. Terdapat sedikit perbedaan yaitu nilai amplitudo pengamatan lebih
besar karena kurangnya ketelitian saat praktikum
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai periode perhitungan dan periode percobaan
sudah sama dan sejajar. Nilai periode perhitunan lebih kecil karena masih dalam satuan sekon
sedangkan periode percobaan dalam mikro sekon
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan pengamatan sama karena variabel
yang tetap, sedangkan untuk tegangan perhitungan terdapat perbedaan yaitu nilainya lebih
besar.
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai frekuensi perhitungan meningkat
sedangkan untuk nilai periode perhitungan cenderung menurun. Hal terebut dikarenakan
frekuensi dan periode adalah dua nilai yang saling berbalik
Dalam grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai periode percobaan dan periode
perhitungan sudah sama. Namun nilai periode perhitunan lebih kecil karena masih dalam
satuan sekon sedangkan periode percobaan dalam mikro sekon. Grafik tidak sejajar karena
terdapat naik dan turun dikarenakan kurangnya ketilitian saat mengambil data
Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai sweep time dibandingkan periode
pada saat pengamatan dan perhitungan berbeda. Berdasarkan rumus, seharusnya nilai periode
akan bertambah apabila nilai sweep time juga bertambah. Dalam hal ini nilai perhitungan
terlihat bertambah dan nilai pengamatan terlihat menurun jauh. Hal tersebut diakibatkan
kurangnya ketelitian saat melakukan praktikum
Pada grafik 4.16 diatas, dapat diketahui hubungan antara frekuensi percobaan dengan
frekuensi perhitungan memiliki bentuk grafik yang berbeda dan juga ilia yang
berbeda, untuk grafik periode percobaan nilainya tetap sama pada setiap percobaanya
sehingga bentuk grafik lurus. Sementara frekuensi perhitungan nilainya berbeda pada
setiap percobaan. Hal tersebut terjadi kemungkinan besar karena berbagai faktor
terutama kurang telitinya praktikan saat melakukan percobaan.
Pada grafik 4.17 diatas dapat diketahui hubungan antara periode percobaan dangan
periode perhitungan memiliki bentuk grafik yang sejajar (jika dibuat nilai y atau
periode dimulai dari -1), tetapi nilai yang diperoleh baik dari periode percobaan
maupun perhitungan berbeda. Hal tersebut terjadi kemungkinan besar karena
berbagai factor, terutama kurang telitinya praktikan saat melakukan percobaan.
Pada grafik 4.19 diatas dapat dapat diketahui hubungan antara frekuensi dengan
periode perhitungan adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus frekuensi (f)=
1/T. Hal tersebut dibuktikan pada grafik 4.21 yaitu semakin besar frekuensi maka
periode akan semakin kecil.
Pada grafik 4.20 diatas, dapat diketahui hubungan antara tegangan percobaan dengan
tegangan perhitungan memiliki bentuk nilai yang sama pada awal dan akhir baik
percobaan maupun perhitungan, nilai yang berada pada awal dan akhir berbeda. Hal
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik 4.21 diatas, dapat diketahui hubungan antara tegangan percobaan dengan
tegangan perhitungan memiliki bentuk nilai yang sama pada awal dan akhir baik
percobaan maupun perhitungan, nilai yang berada pada awal dan akhir berbeda. Hal
tersebut bisa terjadi karena saat melakukan percobaan praktikum, praktikan
melakukannya dengan benar dan teliti.
Pada grafik 4.22 diatas, dapat diketahui hubungan antara voltage scale dan amplitudo
percobaan memiliki bentuk garfik yang lurus linear, dimana nilai voltage scale tetep
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
sama pada setiap percobaan , sementara nilai amplitude selalu berubah-ubah pada setiap
percobaan. Tetapi, hal tersebut tidak sesuai dengan rumus amplitudo pada 4.1.1 yang
menyatakan bahwa hubungan voltage scale dengan amplitude adalah berbanding
terbalik. Hal tersebut terjadi kemungkinan besar karena berbagai faktor terutama kurang
telitinya praktikan saat melakukan percobaan.
4.4.1 Sinusoid
Bentuk gelombang sinus atau Sine Waveform atau juga disebut dengan Sinusoida
Waveform adalah salah satu bentuk gelombang yang paling umum ditemukan di rangkaian
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
4.3.2 Square
Gelombang Kotak atau Square Waveform ini memiliki bentuk seperti kotak dan
umumnya digunakan pada rangkaian mikro elektronik untuk pengendalian waktu (timing
control). Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem digital. Sinyal atau
gelombang jenis ini dapat dikonversi ke bentuk sinus dengan mengguakan sistem ADC
(Analog to Digital Converter).
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
4.3.3 Tringular
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1. Perhitungan
4.1.1. Formula Perhitungan
Pada percobaan osiloskop peserta praktikum mendapatkan data periode dan
amplitudo. Yang tergambar pada layer osiloskop besarnya 1 kotak adalah 1 x 1 cm. Pada
skala sweep time terdapat sumbu x (Horizontal) yang besarnya sama sedangkan pada voltage
scale terdapat sumbu y (Vertikal) yang besarnya sama.
Berikut rumus – rumus praktikum yang digunakan pada praktikum osiloskop ini :
e. Periode
T = Sweep Time Scale (V/div) x Jumlah div. horizontal (div)
f. Frekuensi
f = 1/T
g. Tegangan
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
h. Amplitudo
A= Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
f = 1/T
= 1 / 0,00034
= 2.941,176 Hz
f = 1/T
= 1 / 0,00026
= 3.846,154 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 2
2x2
= 0,5 div
f = 1/T
= 1 / 0,000255
= 3.921,568 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x5
= 0,4 div
f = 1/T
= 1 / 0,00051
= 1960,784 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x2
= 1 div
= (100x ) x 3,2
= 0,00032 s
f = 1/T
= 1 / 0,00032
= 3125 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x2
= 1,1 div
2 00
Triangul 0,0003 2941,1
9 4 1 8,4
3000 ar 3,4 2,1 4 76
Triangul 0,0003 2941,1
10 6 1,5 12,4
3000 ar 3,4 3,1 4 76
Triangul 0,0001 7629,3
11 6 1,5 12,4
4000 ar 1,3 3,1 3 08
Triangul 0,0002 4000,0
12 4 1 8,2
4000 ar 2,5 2,05 5 00
periode perhitungan
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa hubungan antara nilai periode
perhitungan dan nilai periode ketika pengamatan memiliki nilai yang sama dan
konstan. Hal ini sudah sesuai dan tidak ada kesalahan pengamatan.
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafiknya lurus tetapi ini tidak sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa voltage scale dan amplitudo seharusnya berbanding
terbalik.
periode perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara nilai periode perhitungan
dan nilai periode ketika pengamatan memiliki nilai yang sama dan konstan. . Walaupun ada
perbedaan pada nilai karena adanya perbedaan satuan. Namun, hal ini sudah sesuai dan tidak
ada kesalahan pengamatan
frekuensi perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai frekuensi pengamatan konstan, tetapi
terdapat perbedaan pada frekuensi perhitungan, hal ini terjadi karena nilai yang dimasukkan
kurang presisi tetapi secara keseluruhan sudah benar
tegangan perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa tegangan pengamatan dan tegangan
perhitungan memiliki grafik yang sesuai dengan amplitudo mereka, tergantung berapa nilai
variabel lainnya sehingga menghasilkan grafik seperti itu.
amplitudo perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa terjadinya kenaikan dalam setiap percobaan,
dari grafik ini terdapat nilai yang tidak sesuai, hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian pada
saat praktikum.
amplitudo pengamatan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa voltage scale dan amplitudo berbanding
tebalik. Berarti semakin besar amplitudo, maka semakin kecil voltage scalenya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
periode perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa periode semakin turun setiap percobaannya.
Pada grafik daitas terjadi perbedaan nilai antara pengamatan dan nilai perhitungan.
periode perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafik frekuensi perhitungan – periode
perhitungan tidak sesuai dengan rumus f: 1/T.
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafik antara tegangan pengamatan dan
tegangan perhitungan sejajar, dan sesuai dengan dasar teori yang ada.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
amplitudo perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai dari amplitudo pengamatan dan
perhitungan memiliki perbedaan, hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat
praktikum.
amplitudo pengamatan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafik lurus, yang seharusnya voltage scale
dan amplitudo berbanding terbalik. hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat
praktikum
4.2.6 Percobaan V : Perubahan Bentuk Gelombang
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafik sejajar, terjadinya perbedaan nilai
karena antara periode percobaan dan perhitungan memiliki satuan yang berbeda.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
frekuensi perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafik menempel satu sama lain, ini
menunjukkan bahwa nilai dari frekuensi pengamatan dan frekuensi perhitungan sama, namun
terjadi sedikit perbedaan, hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat praktikum.
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa adanya ketidak selarasan titik pada grafik
yang cenderung naik dan turun, ini dikarenakan perbandingan antara frekuensi dan periode
adalah perbandingan berbalik nilai, hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat
praktikum.
tegangan perhitungan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa tegangan perhitungan dan tegangan pada
pengamatan sama nilainya. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang ada.
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai antara amplitudo pengamatan dan
perhitungan berbeda. Terdapat perbedaan nilai amplitudo, hal ini dikarenakan kurangnya
ketelitian pada saat praktikum.
amplitudo perhitungan
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa grafiknya lurus, tetapi ini tidak sama dengan
rumus yang ada bahwa voltage scale dan amplitudo seharusnya berbanding terbalik. hal ini
dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat praktikum.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1. Perhitungan
4.1.1. Formula Perhitungan
Pada percobaan osiloskop peserta praktikum mendapatkan data periode dan
amplitudo. Yang tergambar pada layer osiloskop besarnya 1 kotak adalah 1 x 1 cm. Pada
skala sweep time terdapat sumbu x (Horizontal) yang besarnya sama sedangkan pada voltage
scale terdapat sumbu y (Vertikal) yang besarnya sama.
Berikut rumus – rumus praktikum yang digunakan pada praktikum osiloskop ini :
a. Periode
T = Sweep Time Scale (V/div) x Jumlah div. horizontal (div)
b. Frekuensi
f = 1/T
c. Tegangan
V = Voltage Scale ( V/div) x (2 x Jumlah Divisi Vertikal (div))
d. Amplitudo
A= Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
f = 1/T
= 1 / 0,00021
= 4.761,905 Hz
f = 1/T
= 1 / 0,00026
= 3.846,154 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 6
2x2
= 1,5 div
f = 1/T
= 1 / 0,000255
= 3.921,568 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x1
= 2 div
f = 1/T
= 1 / 0,0005
= 2000 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 4
2x2
= 1 div
= (100x ) x 2,5
= 0,00025 s
f = 1/T
= 1 / 0,00025
= 4000 Hz
A = Voltage (V)
2 x voltage scale (V / div)
= 6
2x2
= 1,5 div
2 00
Triangul 0,0003 2941,1
9 4 1 8,4
3000 ar 3,4 2,1 4 76
Triangul 0,0003 2941,1
10 6 1,5 12,4
3000 ar 3,4 3,1 4 76
Triangul 0,0001 7629,3
11 6 1,5 12,4
4000 ar 1,3 3,1 3 08
Triangul 0,0002 4000,0
12 4 1 8,2
4000 ar 2,5 2,05 5 00
kesimpulan nilai amplitudo perhitungan memiliki nilai dua kali lipat dari amplitudo
perhitungan.
periode perhitungan
Dari grafik, dapat disimpulkan bahwa grafik antara periode percobaan dan perhitungan
sejajar karena memang nilai dari periode baik di percobaan 1-5 adalah tetap.
frekuensi perhitungan
Dari grafik di atas, nilai dari frekuensi pengamatan adalah konstan karena dari
percobaan 1-5 memang tidak ada pergantian, tetapi ada perbedaan pada frekuensi
perhitungan, ini kemungkinan besar terjadi karena dalam memasukkan nilai kurang presisi.
Tetapi secara keseluruhan keduanya sejajar.
tegangan perhitungan
Grafik antara tegangan pengamatan dan tegangan perhitungan memiliki grafik yang
sesuai dengan amplitudo mereka, tergantung berapa nilai variabel lainnya sehingga
menghasilkan grafik seperti itu.
amplitudo perhitungan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik tersebut, grafik menunjukkan kenaikan dalam setiap percobaan dari
percobaan 1-5, dari grafik ini terdapat nilai yang tidak sesuai, kemungkinan besar karena
ketidaktelitian dalam memasukkan nilainya.
amplitudo pengamatan
Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa voltage scale dan amplitudo memiliki
perbandingan berbalik nilai. Kesimpulannya semakin besar amplitudo, maka semakin kecil
vontage scalenya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
periode perhitungan
Grafik di atas menunjukkan bahwa grafik menurun. Perbedaan grafik ini ditengarai
oleh perbedaan satuan.
Ini kemungkinan besar dikarenakan ketelitian dari praktikan dalam memasukkan nilai yang
kurang.
periode perhitungan
Grafik antara tegangan pengamatan dan tegangan perhitungan memang sejajar, ini
dikarenakan nilai tegangan tidak berubah mulai dari percobaan 1-5. Sehingga kedua grafik
itupun sejajar.
amplitudo perhitungan
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa antara nilai dari amplitudo pengamatan dan
perhitungan memiliki perbedaan pada nilainya, dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai dari
amplitudo perhitungan memiliki nilai lebih dari dua kali lipat dari amplitudo pengamatan.
Terdapat perbedaan nilai amplitudo antara percobaan 1-5, ini dikarenakan ketidak ketelitian
dalam memasukkan nilai yang masih kurang.
amplitudo pengamatan
Pada grafik diatas, grafiknya linear lurus saja, tetapi ini tidak sama dengan rumus yang
menyatakan bahwa voltage scale dan amplitudo seharusnya berbanding terbalik. Kejadian
seperti ini kemungkinan besar karena kurangnya ketelitian dalam memasukkan angka.
Pada grafik di atas, grafik berdiri sejajar, perbedaan nilai hanya karena antara periode
percobaan dan perhitungan memiliki satuan yang berbeda
frekuensi perhitungan
Grafik di atas sangat menempel satu sama lain, ini menunjukkan bahwa nilai dari
frekuensi pengamatan dan frekuensi perhitungan sama, perbedaan sedikit pada grafik
kemungkinan besar dikarenakan praktikan yang kurang teliti dalam membaca osiloskop
maupun dalam pemasukan nilainya.
Dalam grafik tersebut, cenderung naik dan turun, ini dikarenakan perbandingan antara
frekuensi dan periode adalah perbandingan berbalik nilai. Adanya ketidak selarasan titik pada
grafik kemungkinan besar dikarenakan ketelitian dalam membaca data yang masih kurang.
tegangan perhitungan
Pada grafik tersebut memiliki nilai yang naik turun karena sesuai dari nilai
masukannya, dan antara tegangan percobaan dan perhitungan memiliki nilai yang berbeda
karena tergantung dari periode yang memiliki keterikatan atau pengaruh dengan variabel lain.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa antara nilai dari amplitudo pengamatan dan
perhitungan memiliki perbedaan pada nilainya, dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai dari
amplitudo perhitungan memiliki nilai dua kali lipat dari amplitudo pengamatan. Terdapat
perbedaan nilai amplitudo antara percobaan 1-5, ini dikarenakan ketelitian dalam
memasukkan nilai yang masih kurang.
amplitudo perhitungan
Pada grafik diatas, grafiknya linear lurus, tetapi ini tidak sama dengan rumus yang
menyatakan bahwa voltage scale dan amplitudo seharusnya berbanding terbalik. Kejadian
seperti ini kemungkinan besar karena kurangnya ketelitian dalam memasukkan angka.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Fauzan Taufikhairul
(04211940000047)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor faktor seperti ketidak telitian praktikan dan alat yang error
menyebabkan hasil / data penilitian berbeda dari perhitungan
berdasarkan teori
B) Square
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
C) Triangular
Gelombang ini dapat dihasilkan dari gelombang sinusoida dengan
rangkaian khusus. Penggunaan gelombang ini biasanya pada bagian penguat
vertikal dari system penerima televisi hitam-putih maupun televisi berwarna.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
1. Saat Osiloskop dihubungkan dengan sirkuit uji, sinyal tegangan bergerak melalui probe ke
sistem vertikal kemudian diperkecil sinyal input oleh attenuator dan amplifier yang akan
memperkuat sinyal input. Sinyal tersebut lalu bergerak melalui keping pembelok vertikal. Hal
ini mengakibatkan titik cahaya bergerak. Tegangan positif akan menggerakkan cahaya ke atas
dan tegangan negatif ke bawah. Sinyal juga akan muncul secara horizontal melalu horizontal
sweep yang disebabkan sinyal yang bergerak ke sistem trigger. Akhirnya secara bersamaan
vertikal dan horizontal akan menghasilkan pemetaan pada layar.
2. Pengaplikasian dalam bidang kelautan/perkapalan bisa ditemukan dalam alat pemeriksa dan
pengecek komponen-komponen instalasi listrik di kapal (Maintenance Check), Bearing
Deviation Indicator (BDI), dan Sound Navigation anf Ranging (SONAR).
3. Berikut hasil pengukuran pada praktikum osiloskop :
gelombang ini biasanya pada bagian penguat vertikal dari system penerima televisi hitam-
putih maupun televisi berwarna.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum dan analisa data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Prinsip Kerja osiloskop adalah memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat
dilihat dan dipelajari. Saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit uji, sinyal tegangan
bergerak melalui probe ke sistem vertical. Bergantung kepada pengaturan skala
vertikal(volts/div) dan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal
masukan, attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan
memperkuat sinyal masukan. Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping
pembelok vertical sehingga mengakibatkan titik cahaya bergerak. Tegangan positif
akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan
titik tersebut turun. Sinyal akan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Untuk
mempermudah menemukan amplitudo dan periode dapat menggeser sumbu X dan Y
2. Rumus Frekuensi yaitu f = 1/T. Frekuensi dan periode memiliki hubungan berbanding
tebalik. Sehingga semakin kecil nilai periode, maka nilai frekuensi akan semakin besar.
Berlaku pula dengan semakin besar nilai periode maka nilai frekuensi semakin kecil.
Rumus Amplitudo = tegangan output / voltage scale. Dapat dikatakan bahwa amplitudo
dan tegangan output berbanding lurus. Jika voltage scale bernilai konstan, semakin
besar tegangan output maka amplitudo juga semakin besar. Sedangkan amplitudo dan
voltage scale berbanding terbalik. Jika tegangan output bernilai konstan, semakin besar
voltage scale maka semakin kecil nilai amplitudo.
5.2 Saran
Percobaan osiloskop sangat membantu mahasiswa teknik sistem perkapalan
sebagai penunjang ilmu kemaritiman sehingga diharapkan praktikum osiloskop lebih
inovatif lagi dalam memilih aplikasi osiloskop virtual karena kurangnya kelengkapan
fungsi dari bagian-bagiannya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Saat Osiloskop dihubungkan dengan sirkuit uji, sinyal tegangan bergerak melalui
probe ke sistem vertikal kemudian diperkecil sinyal input oleh attenuator dan
amplifier yang akan memperkuat sinyal input. Sinyal tersebut lalu bergerak melalui
keping pembelok vertikal. Hal ini mengakibatkan titik cahaya bergerak. Tegangan
positif akan menggerakkan cahaya ke atas dan tegangan negatif ke bawah. Sinyal
juga akan muncul secara horizontal melalu horizontal sweep yang disebabkan sinyal
yang bergerak ke sistem trigger. Akhirnya secara bersamaan vertikal dan horizontal
akan menghasilkan pemetaan pada layar.
2. Pengaplikasian dalam bidang kelautan/perkapalan bisa ditemukan dalam alat
pemeriksa dan pengecek komponen-komponen instalasi listrik di kapal
(Maintenance Check), Bearing Deviation Indicator (BDI), dan Sound Navigation
anf Ranging (SONAR).
3. Berikut hasil pengukuran pada praktikum osiloskop :
B) Square
Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem digital. Sinyal
atau gelombang jenis ini dapat dikonversi ke bentuk sinus dengan mengguakan
sistem ADC (Analog to Digital Converter).
C) Triangular
Gelombang ini dapat dihasilkan dari gelombang sinusoida dengan rangkaian
khusus. Pada sistem audio sinyal ini jarang digunakan. Penggunaan gelombang ini
biasanya pada bagian penguat vertikal dari system penerima televisi hitam-putih
maupun televisi berwarna.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
D) Square
Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem
digital. Sinyal atau gelombang jenis ini dapat diubah ke bentuk sinus
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
E) Triangular
Gelombang ini dapat dihasilkan dari gelombang sinusoida dengan
rangkaian khusus. Pada sistem audio sinyal ini jarang digunakan. Penggunaan
gelombang ini biasanya pada bagian penguat vertikal dari system penerima
televisi hitam-putih maupun televisi berwarna. Bentuk gelombang ini hamper
mirip sinusoid tetapi bedanya garis penghubung titik satu ke titik yang lain
tidak dibuat melengkung.