Anda di halaman 1dari 123

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

PRAKTIKUM
LISTRIK PERKAPALAN
(ME 184621)

B. GENERATOR
Dikerjakan oleh :
Kelompok 15
1. Lintang Ayu Trahhutami W. (5019211137)
2. Safrida Nur Latifa (5019211057)
3. Andreas Lambok Ezekiel (5019211136)
4. Clara Hani Berliana (5019211138)
5. Alfa Nailassofa (5019211108)

Nama Assisten Praktikum :


1. Akhmad Fathujundi (5019201135)
2. Rafly Atthalah P. (04211940000106)
3. Achmad Taufik R. (04211940000026)
4. Annisa Hustania (04211940000)
5. Rafid Munawir (04211940000023)
6. Edgar Kazakti Widyas P. (5019201021)

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Nama Grader Tanda Tangan
ABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
(Generator)

Oleh :
Kelompok 15

1. Lintang Ayu Trahhutami W. (5019211137)


2. Safrida Nur Latifa (5019211057)
3. Andreas Lambok Ezekiel (5019211136)
4. Clara Hani Berliana (5019211138)
5. Alfa Nailassofa (5019211108)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
ABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
GENERATOR

Dengan ini kami telah menyelesaikan praktikum


Generator
pada rangkaian praktikum Listrik Perkapalan

Mengetahui / Menyetujui
Grader Praktikum (Generator)

Ceo Koor alat praktikum Grader alat

Ridho Al Ghaniyyu Syahputra Akhmad Fathujundi Rafly Athallah Permana


(04211940000101) (50192011135) (04211940000106)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ABSTRAK
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal merupakan salah satu transportasi yang diciptakan manusia untuk
menyebrangi perairan. Kapal membutuhkan konsumsi listrik yang cukup besar untuk
perngoperasiannya, salah satu pembangkit listrik yang digunakan di atas kapal adalah
mesin generator. Fungsi utama generator diatas kapal adalah untuk menyuplai
kebutuhan daya listrik di atas kapal. Daya listrik tersebut digunakan hanya untuk
memenuhi kebutuhan listrik seperti pompa-pompa, ac, penerangan di main deck,
akomodasi, dan kamar mesin.
Generator adalah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
menggunakan prinsip induksi magnet. Prinsip induksi magnet pada generator
maksudnya adalah saat sebuah konduktor digerakkan pada medan magnet sehingga
gerakan konduktor memotong flux magnetic, maka pada konduktor akan timbul
tegangan. Generator sinkron atau generator AC dapat berupa generator sinkron tiga
fasa atau generator sinkron satu fasa. Yang membedakan antara keduanya adalah
stator winding, pada generator 3 fasa tersusun atas 3 fasa (R, S, T dan N). Generator
3 fasa dapat menanggung beban 3 kali lebih besar daripada generator 1 fasa.
Memparalelkan generator adalah salah satu cara untuk mendapatkan daya
listrik yang lebih besar. Paralel generator didapatkan dengan cara menyamakan fasa,
tegangan dan frekuensi antara dua atau lebih generator. Keuntungan dari
menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah bila salah
satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat
dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain. Hal ini mencegah kematian
listrik secara total.
Generator merupakan bagian utama dari pembangkit listrik. Pada bidang non
marine contoh penggunaan generator adalah sebagai genset emergency. Pada bidang
marine, contohnya pada kapal. Generator dapat digunakan untuk menggerakan
sistem propulsi (electric propulsion).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dicoba untuk diselesaikan pada praktikum
generator ini adalah:
1. Bagaimana menentukan hanya arus medan magnet penguat generator pada beban
nol sebagai fungsi tegangan?

2. Bagaimana karakteristik generator beban nol pada putaran nominal?

3. Bagaimana arus magnetisasi pada generator berbeban?

4. Bagaimana karakteristik generator berbeban saat terpasang kapasitor?


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

5. Bagaimana cara menghubungkan secara paralel dua generator 3 fase dengan


metode gelap-terang?

6. Bagaimana cara menghubungkan secara paralel dua generator 3 fase dengan


metode gelap-gelap?

1.3 Tujuan
Terdapat tujuan dari dilakukannya praktikum generator ini yaitu:
1. Menentukan hanya arus medan magnet penguat generator pada beban nol
sebagai fungsi tegangan.

2. Menentukan karakteristik generator beban nol pada putaran nominal.

3. Menentukan arus magnetisasi pada generator berbeban.

4. Menentukan karakteristik generator berbeban saat terpasang kapasitor.

5. Menghubungkan secara paralel dua generator 3 fasa dengan metode gelap-


terang.

6. Menghubungkan secara paralel dua generator 3 fasa dengan metode gelap-gelap.


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tegangan dan Arus
Tegangan listrik (voltage) merupakan besar beda potensial antara dua titik
dalam rangkaian listrik. Potensial listrik sendiri adalah banyaknya muatan listrik pada
sebuah benda. Apabila suatu benda memiliki jumlah muatan positif yang lebih
banyak maka benda itu dinyatakan memiliki potensial listrik yang lebih tinggi.
Satuan besarnya tegangan dinyatakan dalam Volt (V), dengan persamaan:
V = I R……………………………………..(2.1)
Dimana,
V = Tegangan listrik
BAB II (V)
I = Arus listrik (A)
DASAR TEORI
R = Hambatan
(Ω/ohm)
Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir melalui konduktor dalam
satuan waktu. Muatan listrik dibawa oleh proton dan elektron yang terdapat dalam
atom. Proton merupakan muatan positif dan elektron muatan negatif, elektron
bertugas membawa muatan dari satu tempat ke tempat lain. Besar satuan arus listrik
dinyatakan dalam Ampere (A) dengan persamaan:
V
I= ……………………………………..(2.2)
R
Dimana,
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)
R = Hambatan (Ω/ohm)
2.1.1 Tegangan AC dan DC
Tegangan dibagi menjadi dua yaitu tegangan AC dan tegangan DC.
Tegangan AC merupakan tegangan arus bolak balik (Alternative Current).
Sumber listrik tegangan AC bervariasi sehingga bentuk gelombangnya
sinusoidal. Di Indonesia frekuensi yang ditetapkan adalah 50 Hz- 60 Hz. Di
bawah ini merupakan grafik tegangan AC.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.1 Grafik Tegangan AC


Sumber: (https://teknikelektronika.com/)

Sedangkan tegangan DC adalah tegangan arus searah (Direct Current).


Karena frekuensinya konstan dan tidak bergantung pada waktu, maka grafik
dari tegangan DC berupa garis lurus. Sumber tegangan DC contohnya seperti
baterai dan aki. Berikut merupakan grafik tegangan DC.

Gambar 2.2 Grafik Tegangan DC


Sumber: (https://teknikelektronika.com/)

2.1.2 Tegangan Fasa dan Tegangan Line

Tegangan fasa merupakan tegangan yang terukur pada kumparan pada


setiap fasa atau posisi pada suatu rangkaian. Berikut ini merupakan
penggambaran dari hubungan antara tegangan fasa dan tegangan line pada
suatu sistem.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.3 Rangkaian Star


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Pada rangkaian star, VL merupakan tegangan pada dua kumparan yang


terpisah sejauh 120 derajat.

Vph = Vline ….……………………………….. (2.3)

Gambar 2.4 Rangkaian Delta


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Pada rangkaian delta, setiap kumparannya juga membentuk sudut 120 derajat
tetapi dengan bentuk segitiga.

Vphase = Vline…………………………………. (2.4)

Tegangan line merupakan tegangan yang terukur antara dua buah kabel
fasa atau tegangan yang terdapat dalam rangkaian/arus yang berjalan dalam
rangkaian. Hubungan antara tegangan line dan tegangan fasa dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Rangkaian Star


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Pada rangkaian star, VL merupakan tegangan pada dua kumparan yang


terpisah sejauh 120 derajat.

Vline = Vphase ….…………………………….. (2.5)


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.4 Rangkaian Delta


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Pada rangkaian delta, setiap kumparannya juga membentuk sudut 120 derajat
tetapi dengan bentuk segitiga.

Vline = Vphase…………………………………. (2.6)

2.1.3 Arus AC dan DC

Arus listrik atau Electric Current adalah muatan listrik yang mengalir
melalui media konduktor pada tiap satuan waktu. Muatan listrik pada
dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton
memiliki muatan positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif.
Namun, Proton sebagian besar hanya bergerak di dalam inti atom sehingga
untuk membawa muatan dari satu tempat ke tempat lainnya dilakukan oleh
Elektron. Hal ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti logam
dapat bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Arus listrik dapat diukur
dalam satuan coulomb/detik atau ampere. Arus listrik berasal dari adanya
media penghantar dari dua titik yang memiliki beda potensial.

Arus DC atau direct current adalah arus listrik searah. Arus DC


memiliki aliran elektron dari titik dengan energi potensial lebih tinggi ke titik
yang memiliki energi potensial lebih rendah. Besar arus pada rangkaian DC
akan tetap dan searah. Pada awalnya aliran arus pada listrik DC disimpulkan
mengalir dari ujung positif menuju ujung negatif. Tetapi semakin seringnya
dilakukan pengamatan-pengamatan oleh para ahli menunjukkan bahwa pada
arus searah merupakan arus yang alirannya dari negatif (elektron) menuju
kutub positif. Tegangan maupun arus DC akan memiliki nilai yang konstan
terhadap waktu. Jika tertulis tegangan baterai adalah 1,5 V, maka tegangan
keluaran baterai akan konstan 1,5 V sampai ketika kapasitas baterai hampir
habis.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.5 Grafik Arus DC


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Arus listrik AC atau alternating current merupakan listrik yang


besarnya dan arah arusnya tidak konstan, berubah-ubah, dan bolak-balik.
Arus listrik AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan
gelombang sinusoida. Sumber AC tidak memiliki polaritas yang tetap. Arus
akan keluar dari kutub 1 pada setengah periode pertama, lalu keluar dari
kutub 2 pada setengah periode berikutnya.

Gambar 2.6 Arah arus aliran AC


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Ciri-ciri dari tegangan dan arus AC adalah memiliki nilai positif dan negatif
pada saat diamati dengan oscilloscope. Bentuk tegangan AC yang dihasilkan
ini sinkron dan disebut gelombang sinusoida.

Gambar 2.7 Grafik Arus AC


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

2.1.4 Arus Fasa dan Arus Line


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Arus fasa adalah arus yang terukur pada kumparan pada setiap sistem.
Arus fasa dapat timbul karena sebuah tegangan yang dihubungkan dengan
titik fasa dan titik netral. Pada sistem 3 fasa dikenal arus S-N, R-N, dan T-N.

Gambar 2.8 Arus Rangkaian Star


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Ifasa = Iline (rangkaian star)

Ifasa = Iline (rangkaian delta)

Arus line merupakan arus yang terukur pada setiap kabel fasa. Arus line
timbul akibat adanya tegangan yang dihubungkan antar titik fasa. Pada arus
line 3 fasa terdapat arus pada R-S, S-T, dan T-R.

Gambar 2.9 Arus Rangkaian Delta


Sumber : Materi Pembelajaran Listrik Perkapalan

Iline = Ifasa (rangkaian star)

Iline = Ifasa (rangkaian delta)

2.2 Daya dan Beban


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Daya listrik merupakan banyaknya perubahan energi terhadap waktu dalam


besaran tegangan dan arus. Daya listrik dapat dibagi menjadi 3 yaitu daya nyata (P),
daya reaktif (Q), dan daya semu (S). Daya nyata merupakan daya sebenarnya yang
dibutuhkan oleh beban-beban listrik/peralatan rumah tangga. Satuan daya nyata adalah
watt (W). sedangkan daya reaktif merupakan daya yang muncul karena adanya
pembentukan medan magnet pada beban-beban induktif. Satuan dari daya reaktif
adalah volt ampere reaktif (VAR). dan daya semu merupakan resultan antara daya
nyata dan daya reaktif. Satuan dari daya semu adalah volt ampere (VA).

Beban listrik didefinisikan sebagai jumlah listrik yang digunakan. Beban listrik dapat
dibagi menjadi dua, yaitu beban seimbang dan beban tidak seimbang. Pada beban
seimbang jumlah daya yang dibangkitkan oleh generator tiga fasa atau daya yang
diserap oleh beban tiga fasa diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap fasa. Pada
sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fasa, karena
daya pada tiap fasanya sama. Pada listrik arus DC beban induktif dan beban kapasitif
tidak berpengaruh terhadap rangkaian, sehingga yang menjadi beban hanya beban
resistif. Pada rangkaian arus AC beban kapasitif dan induktif akan memberi pengaruh
ke rangkaian, sehingga beban yang bekerja yaitu beban resistif, beban induktif, dan
beban kapasitif.

2.2.1 Segitiga Daya dan Faktor Daya

Daya semu (S) merupakan resultan dari daya nyata (P) dan daya reaktif
(Q). Hubungan ini disebut dengan segitiga daya. Segitiga daya adalah suatu
konsep untuk memudahkan dalam memahami hubungan antara tegangan,
arus, serta hambatan pada listrik. Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban. Dalam bentuk vektor
dapat digambarkan beserta rumus sebagai berikut:

Gambar 2.10 Segitiga Daya


Sumber : Teknikelektro.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar di atas merupakan segitiga daya untuk rangkaian yang bersifat


kapasitif, sedangkan untuk rangkaian yang bersifat induktif gambar dari
segitiga daya akan terbalik.
Faktor daya yang dinotasikan sebagai cos φ merupakan perbandingan
antara arus yang dapat menghasilkan kerja pada suatu rangkaian terhadap arus
total yang masuk kedalam rangkaian, dengan kata lain adalah sebagai
perbandingan daya aktif (kW) dan daya semu (kVA). Daya reaktif yang tinggi
akan meningkatkan sudut faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya
selalu lebih kecil atau sama dengan satu.
2.2.2 Beban Resistif, Beban Induktif dan Beban Kapasitif
Dalam sistem listrik arus bolak-balik,jenis beban dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam,yaitu:
-Beban resistif (R)
- Beban Induktif (L)
- Beban Kapasitif (C)
A. Beban Resistif (R)
Beban Resistif dihasilkan oleh alat-alat yang bersifat murni tahanan
(resistor) seperti pada pemanas dan lampu pijar. Beban resistif memiliki sifat
“Pasif” dimana tidak mampu memproduksi energi listrik,dan justru menjadi
konsumen energi listrik.Tegangan dan arus sefasa.Persamaan daya sebagai
berikut :
P = Vl
Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)

Gambar 2.11 Rangkaian Resistif Gelombang AC


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Sumber : https://artikel-teknologi.com/
B. Beban Induktif
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang
dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban
induktif diciptakan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat di berbagai
alat-alat listrik seperti motor, trafo, dan relay. Kumparan dibutuhkan oleh alat-
alat listrik tersebut untuk menciptakan medan magnet sebagai komponen
kerjanya.
P = VI cos φ

Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan

Gambar 2.12 Rangkaian Induktif Gelombang AC


Sumber : https://artikel-teknologi.com

Gambar 2.13 Arus dan Tegangan Pada Beban Induktif


Sumber : https://artikel-teknologi.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Untuk menghitung besarnya reaktansi induktif (XL),dapat digunakan


rumus :

Dengan :
XL = reaktansi induktif
F = frekuensi (Hz)
L = induktansi (Henry)

C. Beban Kapasitif (C)


Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi
atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik
(electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan
arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan
mengeluarkan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah
sebagai berikut :
P = VI cos φ

Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V= tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan

Gambar 2.14 Rangkaian Kapasitif Gelombang AC


Sumber : htpps://artikel-teknologi.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.15 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Kapasitif


Sumber : https://artikel-teknologi.com

Untuk menghitung besarnya reaktansi kapasitif (XC),dapat digunakan rumus :

2.2.3 Load Factor


Load factor atau faktor muat adalah daya rata-rata selama periode
waktu tertentu sebagai bagian dari daya puncak dari peralatan. Load factor
menunjukkan sejauh mana sebuah beban spesifik berkontribusi pada beban
total dalam generator yang secara keseluruhan memberi daya kepada semua
beban yang terhubung. Jika dengan variasi waktu memuat tenaga yang
diekspresikan dalam KW selama periode operasi tertentu T.
2.3 Hubungan Tegangan, Arus, Daya dan Beban Generator
Daya yang dibangkitkan generator dinyatakan dalam satuan VA, misal 1000
kVA, 10 MVA, Daya keluaran generator dapat dinyatakan sebagai fungsi tegangan
terminal V dan arus I yang dihasilkan, sesuai rumus berikut :
SG = V.I VA .............................................................
(2.7)

Tegangan induksi yang dibangkitkan oleh belitan jangkar pada stator sebesar :

E = 4,44 kc. kd. f .N volt/fase ........................................... (2.8)

dengan :

kc = faktor kisar
kd = faktor distribusi
f = frekuensi(Hz)
φ= fluks/kutub (weber)
N = jumlah lilitan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dari rumus di atas tampak bahwa tegangan yang dibangkitkan sebanding dengan
kecepatan poros penggerak mula dan fluks per kutub, sehingga dapat dituliskan

V≈E = f (n,φ) ....................................................................... (2.9)

Putaran poros n sebanding dengan frekuensi sistem listrik jangkar f dan fluks
sebagai fungsi arus eksitasi medan If. Sementara itu nilai arus yang diserap beban
sangat ditentukan oleh total impedans yang dirasakan oleh terminal generator
(impedans dalam, impedansi beban, impedansi saluran, impedans regulator, dll).
Arus yang diserap beban dirumuskan :
I = V/Z ............................................................................... (2.10)

Berkaitan dengan jenis beban, daya yang dibangkitkan S dapat dirumuskan :

S = P + jQ VA ....................................................................
(2.11)

dengan :

P = daya riil

Q = daya reaktif

Daya riil P yang dapat dimanfaatkan oleh beban, diubah menjadi kerja atau panas.
Sementara itu daya reaktif Q dipergunakan untuk pembangkitan fluks pada belitan
(trafo, generator) untuk keperluan pembangkitan tegangan induksi. Daya reaktif ini
di generator sangat diperlukan untuk mengatur tegangan pendorong arus ke beban,
tetapi di pihak beban dapat timbul daya reaktif karena beban induktif atau saluran
induktif, sehingga perlu dibatasi atau ditiadakan, misalnya dengan kompensasi
kapasitif.

2.3.1 Prinsip Kerja Generator


Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu
penghantar diputarkan di dalam sebuah medan magnet sehingga memotong
garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan timbulkan
ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt.
Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi
elektromagnetik. Tegangan bolak-balik akan dibangkitkan oleh putaran medan
magnetik dalam kumparan jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan medan
terletak pada bagian yang sama dengan rotor dari generator.
Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :
-Jumlah dari lilitan dalam kumparan.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

-Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang
diinduksikan.

-Kecepatan putar dari generator itu sendiri.


Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan
akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada
medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus
yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar,
telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron
yang terinduksi.
2.3.2 Komponen Generator
Generator terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu bagian yang
diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor).

A. Bagian yang diam (stator)

Stator (armature) adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat untuk


menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban
disalurkan melalui stator. Komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder
dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Stator terdiri dari
beberapa komponen utama, yaitu:

1. Inti Stator

Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current
losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor
dan untuk mengatur arah medan magnetnya.

2. Belitan Stator

Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat
di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot
dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi. Seperti yang
diterangkan diatas bahwa stator adalah komponen dari generator yang
tidak berputar. Komponen-komponen belitan stator diantaranya
adalah :

a. Yoke ( Rangkaian Magnetis )

Yoke ini mempunyai fungsi antara lain


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

- Sebagai pembentuk bodi dari generator.


- Tempat menempelnya komponen generator.
- Sebagai pengaman dari generator.
- Dengan demikian Yoke harus mempunyai daya tahan mekanik
yang besar.

b. Pola Piece ( Lempengan Kutub )


Pola piece adalah bagian dari kutub magnet yang berhadap-
hadapan dengan armature dan mendistribusikan flux ke dalam gap.

c. Field Core ( Inti Medan )


Meskipun tidak ada iron loss dalam field core, tapi sebab biasanya
disatukan dengan ploe piece maka dibuat juga dari laminated core.

d. Field Winding ( Lilitan-lilitan Medan )


Lilitan-lilitan medan tergantung dari besar kecilnya arus yang
mengalir digunakan penghantar berbentuk persegi empat.

e. Brush
Brush adalah alat penghubung lilitan stator dan rotor.

f. Brush Holder ( Pegangan Sikat )


Brush Holder adalah alat yang menahan brush ( Sikat ) pada posisi
tertentu dan pada tekanan tertentu. Kalau posisi brush mau
dipindahkan maka harus diigunakan peralatan khusus.

g. Shaft dan Bearing ( Poros dan Bantalan )


Shaft terbuat dari baja dan garis tergantung dari
- Output power ( daya yang dihasilkan )
- Jumlah perputaran ( RPM )
- Untuk mesin yang besar digunakan bearing stand yang tersendiri,
tapi biasanya braket bearing. Bearing metal adalah bagian yang
berhubungan dengan shaft dan dapat menahan pergeseran.
Bentuknya adalah cylinder dan biasanya babit bearing. Dalam
mesin kecil digunakan ball bearing ( bantalan peluru ), dan sering
juga ruller bearing ( bantalan rol ) digunakan untuk mesin besar.
Sebab mesin pada umumnya berputar dengan kecepatan besar
maka harus digunakan minyak pendingin. Untuk maksud ini
bagian bawah dari bearing terdapat oil wel ( kotak minyak ) dan
pada shaft ( poros ) terdapat rol oil ring. Dalam ball bearing dan
roller bearing kebanyakan menggunakan grease ( gemuk ).

h. Jenis-jenis belitan pada armature

Dalam tiap coil dari armature winding terinduksi gaya gerak


elektro magnet. Besar kecilnya arus dan tegangan yang
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

dibutuhkan menentukan konstruksi dan hubungan itu. Gambar


dibawah ini dua macam lilitan yang berbeda :

Gambar 2.16 belitan delta


(Sumber : http://repository.stimart-amni.ac.id/ )

Gambar 2.17 belitan bintang


(Sumber : http://repository.stimart-amni.ac.id/ )

3. Alur Stator
Alur (slot) dan Gigi, merupakan tempat meletakkan kumparan
stator. Ada 3 (tiga) bentuk alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan
tertutup seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.18 Bentuk-bentuk alur stator


(Sumber : http://repository.stimart-amni.ac.id/ )
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4. Rumah Stator
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.
5. Cincin arus bolak-balik
Bagian yang secara langsung menyerahkan gaya gerak listrik

B. Bagian yang bergerak (rotor)

Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara


rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:

1. Slip Ring

Slip Ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor


tetapi dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor
dipasang ke slip ring ini kemudian dihubungkan ke sumber arus searah
melalui sikat (brush) yang letaknya menempel pada slip ring.

2. Kumparan Rotor (Kumparan Medan)

Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan


utama dalam menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat
arus searah dari sumber eksitasi tertentu.

3. Poros Rotor

Poros Rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan,


dimana pada poros rotor tersebut telah dibentuk slot-slot secara parallel
terhadap poros rotor.Rotor pada generator sinkron pada dasarnya
adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor
dapat berupa silent pole (kutub menonjol) dan non silent pole (kutub
silinder).

● Jenis Kutub Menonjol (Silent Pole)

Pada jenis silent pole, kutub magnet menonjol keluar


dari permukaan rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri.
Ketika belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang
berdekatan akan membentuk kutub berlawanan.Rotor kutub
menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan
kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau
turbin air pada sistem pembangkit listrik.

● Jenis Kutub Silindris (Non Silent Pole)

Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet


rata dengan permukaan rotor. Jenis rotor ini terbuat dari baja
tempa halus yang berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur
terbuat di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada
alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang dienerjais oleh
Eksiter.

2.4 Generator
2.5 Jenis Generator
2.5.1 Berdasarkan Arus
Pada jenis generator berdasarkan arus yang dihasilkan terdapat dua macam
yaitu :
1. Generator Arus Searah (DC)
Generator arus searah adalah generator dimana tegangan yang dihasilkan
(tegangan output) berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat sistem
penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh komutator atau menggunakan
dioda.

Gambar 2.19 generator DC


(Sumber : alternatice-energy-tutorials.com )
2. Generator Arus Bolak Balik (AC)
Generator arus bolak balik merupakan generator yang menghasilkan listrik
dengan arus bolak balik. Generator ini dilakukan dengan cara induksi
elektromagnetik dimana sebuah kumpuran diam dengan elektron yang bergerak
dipicu oleh medan magnet yang bergerak. Sehingga arus yang dihasilkan adalah
arus bolak balik.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.20 generator AC


(Sumber : researchgate.net )
2.5.2 Berdasarkan Kutub
Pada jenis generator berdasarkan arus yang dihasilkan terdapat dua
macam yaitu :
1. Generator Kutub Dalam
Generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang berputar atau biasa disebut rotor.
2. Generator Kutub Luar
Generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang diam atau bisa disebut dengan stator.
2.5.3 Berdasarkan Fasa
1. Generator 1 Fasa
Generator 1 fasa adalah generator yang sistem melilitnya hanya
terdiri dari satu kumpulan kumparan yang hanya dilukiskan dengan
satu garis dan dalam hal ini tidak diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung
kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan
ujung yang satu lagi dengan huruf U.

Gambar 2.21 Generator 1 fasa


Sumber : artikel-teknologi.com
2. Generator 3 fasa
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga


kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing
dinamakan lilitan fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu
ujungnya diberi tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi
tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga
diberi tanda dengan huruf W – Z. Prinsip kerja generator arus bolak-
balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus
bolak-balik satu fasa, akan tetapi pada generator tiga fasa memiliki tiga
lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda fasa 1200 pada
masing-masing fasa.

Gambar 2.22 Generator 3 fasa


Sumber : artikel-teknologi.com

2.5.4 Berdasarkan Rotor


Rotor pada Generator adalah elemen yang berputar, pada rotor terdapat
kutub-kutub magnet dengan lilitan-lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah.
Kutub magnet rotor terdiri dua jenis yaitu :
1. Rotor kutub menonjol (salient pole)

Gambar 2.23 Rotor salient pole


Sumber : www.slideshare.net
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Rotor kutub adalah rotor yang jumlah kutubnya banyak.


Kumparan dibelitkan pada tangkai kutub, dimana kutub-kutub diberi
laminasi untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh arus Eddy,
kumparan-kumparan medannya terdiri dari bilah tembaga persegi. Kutub
menonjol ditandai dengan rotor berdiameter besar dan panjang sumbunya
pendek. Selain itu jenis kutub salient pole, kutub magnetnya menonjol
keluar dari permukaan rotor. tipe ini dipakai untuk generator-generator
kecepatan rendah dan menengah. Contoh PLTA & PLTD.

2. Rotor Kutub tak menonjol (silinder)


Rotor kutub tak menonjol (Rotor Silinder) adalah rotot yang
dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang mempunyai sejumlah slot
sebagai tempat kumparan. Karena adanya slot- slot dan juga kumparan
medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub pun sedikit yang
dapat dibuat. Belitan-belitan

Gambar 2.24 Rotor non salient pole


Sumber : www.slideshare.net

2.6 Karakteristik Kerja Generator


Karakteristik kerja generator secara umum dibagi menjadi 2.yaitu generator
tanpa beban dan generator terbeban.
2.6.1 Generator tanpa beban
Jika poros generator diputar dengan kecepatan sinkron dan rotor diberi
arus medan If, maka
tegangan E0 akan terinduksi pada kumparan jangkar stator sebesar :
E0 = cnΦ
dimana :
c = konstanta mesin
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

n = putaran sinkron
Φ = fluks yang dihasilkan oleh If
Generator arus bolak-balik yang dioperasikan tanpa beban, arus
jangkarnya akan nol (Ia = 0) sehingga tegangan terminal Vt = Va = Vo. Karena
besar ggl induksi merupakan fungsi dari fluks magnet, maka ggl induksi dapat
dirumuskan: Ea = f (Ǽ), yang berarti pengaturan arus medan sampai kondisi
tertentu akan mengakibatkan ggl induksi tanpa beban dalam keadaan saturasi.

Gambar 2.25 Kurva dan Rangkaian Tanpa Berbeban


Sumber : http://artikel-teknologi.com

2.6.2 Generator Berbeban


Dengan adanya beban yang terpasang pada output generator sinkron,
maka segera mengalir arus armatur (Ia). Dengan adanya arus armatur ini,
padakumparan armatur atau kumparan jangkar timbul flux putar jangkar (Φa).
Flux putar jangkar ini bersifat mengurangi atau menambah flux putar yang
dihasilkan oleh kumparan rotor (Φf). Hal ini bergantung pada faktor daya
beban. Seperti yang dapat dilihat pada gambar
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.26 Pengaruh Faktor Daya Beban terhadap Flux Rotor

Keterangan gambar ;

a. Pada faktor daya beban (PF) = 1, berarti arus armatur sefase dengan
tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar jangkar (flux armatur) adalah
mendahului 900 terhadap flux putar utama (rotor). Interaksi dari kedua flux
putar tersebut menghasilkan flux putar baru yang cacat (tidak sinus murni).
Akibatnya Akibatnya tegangan keluaran generator juga tidak sinus murni.
Kejadian ini harus dihindarkan.
b. Pada faktor daya beban tertinggal (PF=0), berarti arus armatur tertinggal
900 terhadap tegangan beban Pada keadaan ini flux putar jangkar (flux
armatur) berada sephase 1800 (Posisi Φa pada PF=1 digeser ke
kiri/tertinggal 900 lagi, jadi (900+900 ) terhadap flux putar utama (rotor).
Interaksi dari kedua flux putar tersebut menyebabkan terjadinya
pengurangan besar flux rotor, dan kejadian ini disebut “demagnetisasi”.
Jika proses demagnetisasi terjadi, maka ggl armatur yang dihasilkan oleh
generator akan berkurang. Untuk menjaga agar ggl armatur besarnya tetap,
maka arus penguat medan (If) harus diperbesar.

c. Pada faktor daya beban mendahului (PF=0), berarti arus armatur


mendahului 900 terhadap tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar
jangkar (flux armatur) akan sefase dengan flux putar rotor. (Posisi Φa pada
PF=1 digeser ke kanan 900 . Akibat interaksi dari flux ini dihasilkan flux
baru yang bertambah besar terhadap flux rotor. Proses ini disebut
magnetisasi. Jika proses magnetisasi terjadi, maka ggl armatur yang
ditimbulkan akan bertambah besar. Untuk menjaga agar ggl armatur
besarnya tetap, maka arus penguat medan (If) dikurangi.

d. Pada faktor daya beban menengah adalah beda fase antara arus armatur (Ia)
dan tegangan beban 0 sampai 900 mendahului atau tertinggal. Untuk beda
fase 0 sampai 900, arus armatur mendahului terhadap tegangan beban
disebut mendahului (leading). Sedangkan untuk beda fase 0 sampai 900,
arus armatur tertinggal terhadap tegangan beban disebut faktor daya
tertinggal (lagging) Pada faktor daya (PF) beban menengah mendahului,
flux armature yang timbul fasenya agak bergeser ke kanan terhadap flux
putar rotor. Sehingga pada kejadian ini terjadi proses demagnetisasi
sebagian dan bentuk sinyal ggl armatur yang dihasilkan agak sedikit cacat.
Proses kejadian tersebut diatas dinamakan reaksi jangkar atau reaksi
armature

2.7 Kurva Kapabilitas


Capability Curve (Kurva Kapabilitas): Adalah sebuah kurva yang
merepresentasikan limitasi kinerja sebuah mesin listrik (dalam kasus ini adalah
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

generator sinkron), baik itu limitasi internal (efek pemanasan pada lilitan stator dan
rotor) maupun limitasi external (prime- mover/penggerak mula, atau yang lain).
Secara teknis, kurva ini merupakan plot complex power (S-P+jO) pada tegangan
terminal generator yang konstan. Dengan demikian, untuk operasi yang optimal,
generator harus bekerja di dalam area kurva tersebut. Kinerja di luar kurva biasanya
masih diizinkan, namun untuk durasi yang sangat singkat. Capability curve disajikan
dalam bidang Cartesian (x-y plane). Namun sumbu- sumbunya tidak menggunakan
sumbu x-y, melainkan P-Q(real dan reactive power). Pada saat ini ada 2 macam model
dari ability curve:
● Model Vertikal
Model ini digunakan dengan berlandaskan pada pemodelan
ANSI/IEEE Std C50/30. Sumbu x nya adalah P, sedangkan sumbu Y nya
adalah Q. Daerah operasi generator sinkron berada pada kuadran I dan IV

Gambar 2.27
Sumber : Academia.edu
● Model Horisontal
Model ini populer di Eropa, UK, Australia dan beberapa negara lain. Sumbu x
nya adalah Q, sedangkan sumbu Y nya adalah P. Daerah operasi generator
sinkron berada pada kuadran I dan II.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.28
Sumber : Academia.edu

2.8 Paralel Generator


a. Syarat Paralel Generator
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalelkan dua buah generator atau
lebih ialah:
• Frekuensi generator yang sama
Pada saat hendak parallel, dua buah genset tentu tidak mempunyai frekuensi
yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset
tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum match, salah satu
harus dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut
phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua
genset mempunyai frekuensi yang sama sama persis.
• Urutan fasa yang sama
Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah
urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW ( clockwise ) yang
artinya searah jarum jam dan CCW (counter clockwise ) yang artinya
berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase
sequence type jarum.
• Tegangan yang sama
Adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan
beban kosong power faktornya. Dengan power factor berarti tegangan
antara 2 generator persisi sama . Jika 2 sumber tegangan itu berasal dari
dua sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator maka
tidak akan ada arus antara keduanya.
• Sudut fase yang sama
Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan, kedua phase dari 2 genset
mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau O derajat
b. Cara Memparalelkan Generator
Ada beberapa cara untuk memparalelkan generator, cara-cara tersebut yaitu:
1. Lampu cahaya berputar dan voltmeter
2. Voltmeter, frekuensi meter, dan synchroscope
3. Cara otomatis
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Penjelasan:

1. Lampu cahaya berputar dan voltmeter


Dengan rangkaian pada gambar 2.3.1, pilih lampu dengan tegangan
kerja dua kali tegangan fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang
dihubungkan secara seri. Dalam keadaan saklar S terbuka operasikan
generator, kemudian lihat urutan nyala lampu. Urutan lampu akan berubah
menurut urutan Ll - L2 - L3-LI - L2-L3.

Gambar 2.29. Rangkaian Paralel Generator.

Gambar 2.30 Kondisi pertama lampu berputar.

Perhatikan Gambar 2.3.2, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3
redup.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.31 Kondisi ke 2 lampu berputar

Perhatikan Gambar 2.3.3 , pada keadaan ini:

● L2 paling terang
● Ll terang
● L3 terang

Gambar 2.32 Kondisi ke 3 lampu berputar.

Perhatikan gambar 2.3.3, pada keadaan ini:

● L 1 dan L2 sama terang


● L3 Gelap dan Voltmeter=0 V

Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator lain)

2. Voltmeter, frekuensi meter dan synchroscope

Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel


generator banyak yang menggunakan alat synchroscope. Penggunaan alat ini
dilengkapi dengan voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan frekuensi
meter untuk kesamaan frekuensi.

Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum


penunjuk berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih
rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat
jarum telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertical, berarti beda fasa generator
dan jala-jala telah 0 dan selisih frekuensi telah 0. Maka pada kondisi ini saklar
dimasukan 0. Alat-alat synchroscope tidak bisa menunjukan urutan fasa jala-jala,
sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala- jala.

3. Paralel otomatis
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara


otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila
semua kondisi telah tercapai alat pemberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel
dapat dimasukan.

Gambar 2.33 Synchroscope


Sumber: junked.com

c. Metode Paralel Generator

1. Metode hubungan lampu gelap - terang

Misalkan generator G2 akan diparalel dengan generator yang telah


dioperasikan sebelumnya yaitu generator Gl. Mula-mula G2 diputar dengan
penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan If diatur hingga
tegangannya sama dengan tegangan Gl. Untuk mendekati frekuensi dan urutan
fasa kedua tegangan digunakan alat pendeteksi berupa lampu sinkronoskop
hubungan gelap-terang. Pada metode ini, rangkaian disusun sebagai
berikut:

Gambar 2.34 Metode Gelap-Terang


(Modul praktikum listrik dan otomasi 1)

Menurut buku Marine Electrical hal 57 pada gambar 2.1 diatas lampu
sinkronoskop dapat nyala-mati dikarenakan bahwa dikarenakan ada lampu
yang tidak dihubungkan dengan fase yang sama sehingga dua lampu akan
terang dan yang lainnya akan gelap.

Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-
phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase
R2; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2; sedangkan lampu L3
dihubungkan pada phase T1 dan phase S2.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama), lampu L1, L2 dan L3
akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui
bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan
sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala.

2. Metode hubungan lampu gelap – gelap

Pada metode ini, rangkaian disusun sebagai berikut :

Gambar 2.35 Metode Gelap-Gelap


(Modul praktikum listrik dan otomasi 1)

Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada


phase-phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ;
lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase S2 ; sedangkan lampu L3
dihubungkan pada phase T1 dan phase T2.

Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian


paralel itu benar (urutan fasa sama) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala
secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua
tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa ke dua tegangan sama, maka
ketiga lampu akan mati.

3. Metode hubungan terang-terang

Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian


paralel itu benar (urutan fasa sama) ketiga lampu akan menyala sangat terang -
menyala sangat terang -menyala sangat terang secara bersamaan dengan tempo
yang lambat. Pada praktikum ini tidak menggunakan metode ini karena terang
yang seperti apa masih belum tahu.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.6.3 Metode Terang-Terang


(Sumber (http://eprints.undip.ac.id )
2.9 Synchroscope

Gambar 2.36 Synchroscope


Sumber : www.researchgate.net

Synchroscope adalah perangkat sederhana yang dipergunakan untuk


mensinkronkan dua generator atau lebih adalah dengan mempergunakan sinkronoskop
lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda sederhana ini adalah lampu – lampu
indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Paralel Generator

Kelebihan Kekurangan

● Bisa melakukan penghematan ● Jika salah satu generator mati,


biaya pemakaian operasional maka total kebutuhan daya tidak
dan menghemat biaya bisa terpenuhi secara maksimal
pembelian generator ● Membutuhkan ruang yang
● Biaya maintenance generator cukup besar untuk menampung
akan lebih murah generator
● Menjaga kontinuitas pelayanan ● Harus dalam keadaan sinkron
energi listrik apabila salah satu setiap saat Pemeliharaan
generator akan diistirahatkan generator yang lebih sulit
atau diperbaiki
● Akan menghasilkan efisiensi
daya yang optimal apabila
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

generator diparalelkan.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.10 Aplikasi Bidang Marine dan Non Marine

No. Marine Non-Marine

1.

Generator
Sumber: www.maritimeworld.com Generator PLTA
(Alfa Nailassofa_108) Sumber : www.ekonomi.bisnis.com

Emergency generator adalah Generator sangat dibutuhkan pada


generator kecil terpisah yang pembangkit listrik, seperti PLTA.
memasok daya listrik untuk Generator ini berfungsi sebagai
beban darurat jika terjadi pengubah energi kinetik dan potensial
kegagalan pasokan listrik utama dari air menjadi energi listrik.
dari generator utama.

2. Generator offshore tengah laut Generator pada pabrik

( Sumber : (Sumber : https://anekacipta-


https://www.energyst.com/se/new- eng.com/panduan-menentukan-genset-
offshore-generator/ ) yang-tepat-untuk-pabrik/ )
(Clara Hani Berliana) (Clara Hani Berliana)
Pada lokasi seperti di offshore Pada pabrik , generator yang
yang jauh dari suplai listrik seperti diparalelkan sangat diperlukan. Hal itu
PLN, tentunya penggunaan dikarenakan pabrik yang berlokasi
generator sangatlah penting untuk didaerah tertentu yang sulit untuk
memenuhi segala kebutuhan listrik mendapatkan suplai listrik dari PLN
yang ada diseluruh bagunan untuk mengatasi kebutuhan daya yang
offshore tersebut. Prinsip paralel besar
generator juga diterapkan untuk
menjaga kebutuhan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

operasionalnya.

3. Generator Pada Diesel Electric Generator Set Darat


Propulsion

(sumber : LectureNote) (Sumber : perkakasku.com )


(Andreas Lambok Ezekiel-136) (Andreas Lambok Ezekiel-136)
Sistemnya yakni terdiri dari prime Genset (generator set) adalah 1 Genset
mover yang dapat berbentuk diesel sebuah perangkat yang berfungsi
engine dan lain sebagainya dan menghasilkan daya listrik ketika
akan mentransfer energi mekanik dibutuhkan semisal untuk mencukupi
ke generator yang berbentuk daya listrik ketika listrik dari sumber
Wound rotor synchronous pln tidak mengalir atau mati lampu
generator ataupun Permanent
magnet synchronous generator.
Pada tahap generator, maka energi
mekanik tersebut akan
dikonversikan menjadi energi
listrik yang dilanjtutkan ke
transformers frequenct converters
dan propulsi. Hal ini menimbulkan
keuntungan yakni adanya fuel
consumption yang rendah dan
memiliki energy storage system
berbentuk baterai dan super
capacitors

4. Emergency Generator Generator Gas Nitrogen


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

(sumber : https://library.poltekpel-
sby.ac.id/)
Lintang Ayu Trahhutami 137
Emergency generator merupakan
generator cadangan yang
dipergunakan hanya dalam Sumber : minnuogas.com
keadaan darurat sehingga saat Lintang Ayu Trahhutami 137
kapal berada dalam keadaan Perusahaan yang menghasilkan nitrogen
normalnya, genset akan berada secara mandiri dengan generator gas
dalam keadaan stand by atau siap nitrogen meningkatkan fleksibilitas
diaktifkan sewaktu-waktu. produksi dengan memastikan memiliki
nitrogen yang dibutuhkan, pada tingkat
kemurnian yang dibutuhkan, ketika
membutuhkannya.

5. Marine Shaft Generator Gas Engine Generator Set PLTG

Sumber: ABB shaft generator -


Designed for easy installation on Sumber: WÄRTSILÄ 34SG
ships BALANCER
(Safrida Nur.L_057) (Safrida Nur.L_057)
Generator AC (alternator) yang Sama-sama menghasilkan energi
akan digerakkan oleh mesin utama listrik, namun penggunaan mesin dan
Kapal. Poros penggerak kapal peruntukan fungsinya. Menggunakan
utama dari mesin ke baling-baling mesin berbahan bakar gas dan
melewati gearbox, dan gearbox ini umumnya dipakai di PLTG seperti
dapat memiliki lebih dari satu PLTG berbasis LNG.
poros bantu untuk menggerakkan
peralatan seperti kompresor atau
pompa hidrolik, atau mungkin
alternator. Ini yang disebut sebagai
Shaft Generator.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB III
DATA PRAKTIKUM

BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3.1 Peralatan dan Fungsi


berikut ini merupakan peralatan yang digunakan pada praktikum generator
beserta fungsinya sebagai berikut :

No Nama Alat Gambar Fungsi

1. Generator sinkron penghasil


tegangan listrik

2. motor penggerak sumber tenaga


ac mekanikntuk
menggerakkan
generator
dengan sumber
listrik ac

3. Regulator Untuk
mengatur
besarnya
tegangan &
arus masuk

4. Rectifier penyearah arus


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

5. motor penggerak sumber tenaga


DC mekanikntuk
menggerakkan
generator
dengan sumber
listrik dc

6. Lampu TL sebagai beban

7. lampu pijar sebagai beban

8. Luxmeter mengukur
intensitas
cahaya

3.2 Langkah-Langkah Percobaan


Generator Berbeban Nol
1. Membuat rangkaian generator dan motor seperti gambar di bawah ini
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2. Menghidupkan saklar yang menyalakan motor AC


3. Menentukan arus medan untuk kelipatan 0,1 A- 0,5 A
4. Mengukur frekuensi
5. Mengukur tegangan antar fasa dan tegangan fasa nol
6. Mengukur putaran generator

Generator berbeban seimbang dan tidak seimbang


1. Membuat rangkaian generator dan motor seperti gambar di bawah ini

2. Menghidupkan saklar yang menyalakan motor AC


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3. Memvariasi besarnya beban di lampu pijar dan TL


4. Mengukur besar arus medan
5. Mengukur tegangan fase nol
6. Mengukur arus antar jaringan
7. Mengukur tingkat penerangan dengan luxmeter pada berbagai tingkatan beban
8. Mengukur besarnya sudut fase
9. Mengukur putaran generator

Paralel Generator

Metode Hubungan Lampu Gelap-gelap

Metode Hubungan Lampu Gelap-terang

1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar


2. Menjalankan motor AC dan member pengua tanp ada G1 sehingga mencapai
tegangan 220 V
3. Berikan beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah dan berupa lampu
TL 36 watt sebanyak 6 buah kemudian ukur arus dari generator tersebut.
4. Memutar motor DC dan memeberi penguatan pada generator pada G2 hingga
mencapai tegangan 220 V
5. Menyamakan tegangan dan frekuensi pada kedua generator dengan mengatur
penguatan pada motor DC dan generator G2
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

6. Menggunakan metode gelap-gelap dan metode gelap-terang sebagai


sinkronoskop
7. Menutup kedua saklar paralel bila sinkronoskop telah memenuhi
8. Kemudian Berikan bebanberupalampupija 40 watt sebanyak 12 buah dan
berupa lampu TL 36 watt sebanyak 6 buah pada generator kedua.
9. Mencatat tegangan, frekuensi dan arus medan dari kedua generator, baik dalam
kondisi tanpa beban, maupun dalam kondisi berbeban

3.3 Data dan Hasil Percobaan


Pada praktikum ini, dilakukan percobaan pada generator 3 fase dan paralel
generator. Data-data yang telah diambil dapat dilihat sebagai berikut:
A. GENERATOR TIGA FASE
● Generator beban nol

Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa


Hz Im RPM
RO SO TO RS ST TR
53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607
53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601
53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600
53 1 250 250 250 420 420 420 1597
53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596
● Generator Berbeban Lampu TL

Tegangan fasa Tegangan antar


Arus jaringan Beban Lu
nol fasa Cos RP
Hz Im x
S T RS ST RT IN φ M
RO IR IS IT R S T (E)
O O
48,5 0,3` 200 200 20 340 340 340 0,30 0,30 0,30 0,09 36 36 36 150 0,8 292,4
0 1 6 8 0
48,5 0,3 190 190 19 320 320 320 0.51 0,51 0.50 0,23 72 72 72 340 0,8 292,4
0 8 3 3 0

● Generator beban lampu TL dengan kapasitor


Tegangan fasa Tegangan antar
Arus jaringan Beban Lu
nol fasa Cos RP
Hz Im x
T RS ST RT IN φ M
RO SO IR IS IT R S T (E)
O
48, 0,3 240 260 24 440 440 410 0,86 1,2 1,20 2,6 36 36 36 26 0,8 291
5 0 2 2 2 00
48, 0,3 260 260 26 440 440 440 0,88 1,3 1.32 2,8 72 72 72 61 0,8 312
5 0 2 1 00

● Generator beban tidak seimbang


Tegangan fasa Tegangan antar
Arus jaringan Beban Lux Co RP
Hz Im nol fasa
(E) sφ M
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T
52,5 0,7 200 200 200 360 340 340 0,08 0,2 0,46 0,37 16 32 32 160 0,8 1587
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

5 8 0
52,7 0,7 220 200 200 360 340 360 0,07 0,2 0,24 0,26 16 32 16 140 0,8 1590
5 2 8 0
52,5 0,7 200 200 200 360 340 360 0,19 0,3 0,14 0,26 56 32 40 800 0,8 1158
0 2 2
52,2 0,5 210 210 210 360 350 350 0,14 0,2 0,35 0,32 40 80 56 900 0,8 1578
5 4 4
51 0,8 200 210 350 350 350 350 0,4 0,5 0,26 0,19 120 160 80 160 0,8 1584
5 4 0

B. PARALEL GENERATOR
A.Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Gelap Beban Nol

Ie Ie V V V V V V V V V V V V F F N N IR IR IS IS IT1 IT2
x x2 R1 R2 S1 S2 T1 T2 RS RS ST ST RT RT 1 2 1 2
1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

0, 0, 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 5 5 1 1 0, 0, 0, 0, 0,0 0,1
7 1 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 3 3 6 6 0 1 1 1 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 9
7 6

B.Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Terang Beban Nol
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2 VRS1 VRS2 VST1 VST2 VRT1 VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2
O,75 0,945 220 220 220 240 220 240 360 390 260 400 370 390 53 53 1575 1577 0,003 0,003 0,052 0,65 0,6 0,54
3

C. Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Gelap Berbeban


B Ie Ie V V V V V V V V V V V V F F N N IR IR IS1 IS IT IT
e x
1
x2 R1 R2 S1 S2 T1 T2 RS1 RS2 ST1 ST2 RT1 RT2 1 2 2 1 2
1 2 1 2
b
a
n
1 0 0 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 5 5 1 1 0, 0, 0, 0, 0, 0,
2 , , 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 3 3 5 5 1 1 1 1 1 1
0 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 5 5 5
8 5 5 5
1 0 0 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 5 5 1 1 0. 0, 0, 0, 0, 0,
6 , , 2 2 2 2 2 2 8 8 6 6 6 6 3 3 5 5 1 1 1 1 1 0
8 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 8 6 6 6 5 9
7 6 8 8
1 0 0 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 5 5 1 1 0, 0, 0, 0, 0, 0,
6 , , 2 2 2 2 2 2 6 6 6 6 6 6 3 3 5 5 1 1 1 0 2 1
0 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 1 1 4 8 1
7 5 3 3
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data Generator 3 Fasa
Setelah dilakukan percobaan, selanjutnya adalah mengelola data yang didapat
dari percobaan dengan perhitungan. Berikut Merupakan perhitungan dan analisa data
praktikum

nol,
BAB IV generator beban
berbeban lampu
TL, ANALISIS DATA dan paralel
generator.
4.1.1 SAFRIDA NUR.L Generator
Beban Nol
5019211057 Berikut ini
merupakan
contoh
perhitungan dari
hasil data praktikum generator beban nol yang diambil adalah percobaan
kedua.
Dengan melakukan Langkah-langkah perhitungan yang sama untuk
percobaan pertama hingga kelima maka didapatkan tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Generator Beban Nol


Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa F
F
Hz Im RPM Perhitunga
RO SO TO RS ST TR n Error

53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%

53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%

53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%

53 1 250 250 250 420 420 420 1597 26,616 50%

53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%

4.1.2 Generator Beban Seimbang


Perhitungan untuk generator berbeban terbagi menjadi berbeban lampu
TL, lampu TL dengan kapasitor, dan berbeban tidak seimbang. Berbeban
lampu TL berarti berbeban seimbang. Berikut ini merupakan contoh
perhitungan dari hasil data praktikum generator berbeban Lampu TL yang
diambil adalah percobaan kedua.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dengan melakukan langkah-langkah perhitungan yang sama untuk


percobaan pertama hingga kedua maka didapatkan tabel sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Generator Beban Seimbang (Lampu TL)


Data Percobaan Pertama Percobaan Kedua

Frekuensi (Hz) 48,5 48,5

Im 0,3 0,3

Tegangan Fasa Nol


● RO ● 200 ● 190
● SO ● 200 ● 190
● TO ● 200 ● 190

Tegangan Antar Fasa


● RS ● 340 ● 320
● ST ● 340 ● 320
● RT ● 340 ● 320

Arus Jaringan
● IR ● 0,301 ● 0,518
● IS ● 0,306 ● 0,513
● IT ● 0,308 ● 0,503
● IN ● 0,09 ● 0,23

Beban
● R ● 36 ● 72
● S ● 36 ● 72
● T ● 36 ● 72

Lux (E) 1500 3400

Cosφ 0,8 0,8

RPM 292,4 292,4

F Perhitungan 4,873 4,873

F Error 90% 90%

Daya
● PR ● 83,415 ● 136,374
● PS ● 84,801 ● 135,058
● PT ● 85,355 ● 132,425

4.1.3 Generator Beban Tidak Seimbang


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berikut ini merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum


generator berbeban tidak seimbang yang diambil adalah percobaan kedua.
Dengan melakukan langkah-langkah perhitungan yang sama untuk percobaan
pertama hingga kelima maka didapatkan tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Generator Beban Tidak Seimbang


Data Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima

Frekuensi (Hz) 52,5 52,75 52,5 52,25 51

Im 0,75 0,72 0,72 0,54 0,85

Tegangan Fasa
Nol
● RO ● 200 ● 200 ● 200 ● 210 ● 200
● SO ● 200 ● 200 ● 200 ● 210 ● 210
● TO ● 200 ● 200 ● 200 ● 210 ● 350

Tegangan
Antar Fasa
● RS ● 360 ● 360 ● 360 ● 360 ● 350
● ST ● 340 ● 340 ● 340 ● 350 ● 350
● RT ● 340 ● 360 ● 360 ● 350 ● 350

Arus Jaringan
● IR ● 0,08 ● 0,07 ● 0,19 ● 0,14 ● 0,4
● IS ● 0,28 ● 0,28 ● 0,3 ● 0,24 ● 0,54
● IT ● 0,46 ● 0,24 ● 0,14 ● 0,35 ● 0,26
● IN ● 0,37 ● 0,26 ● 0,26 ● 0,32 ● 0,19

Beban
● R ● 16 ● 16 ● 56 ● 40 ● 120
● S ● 32 ● 32 ● 32 ● 80 ● 160
● T ● 32 ● 16 ● 40 ● 56 ● 80

Lux (E) 1600 1400 800 900 1600

Cosφ 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

RPM 1587 1590 1582 1578 1584

F Perhitungan 26,45 26,5 26,36 26,3 26,4


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

F Error 50% 50% 50% 50% 48%

Daya
● PR ● 22,170 ● 21,338 ● 52,654 ● 40,737 ● 110,85
● PS ● 77,595 ● 57,642 ● 83,138 ● 69,836 ● 157,13
● PT ● 127,478 ● 66,510 ● 38,797 ● 101,84 ● 126,09

4.1.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor


Berikut ini merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum
generator berbeban Lampu TL kapasitor yang diambil adalah percobaan kedua.
Dengan melakukan langkah-langkah perhitungan yang sama untuk percobaan
pertama hingga kedua maka didapatkan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Generator Beban Lampu TL dengan Kapasitor
Data Percobaan Pertama Percobaan Kedua

Frekuensi (Hz) 48,5 48,5

Im 0,3 0,3

Tegangan Fasa Nol


● RO ● 240 ● 260
● SO ● 260 ● 260
● TO ● 240 ● 260

Tegangan Antar Fasa


● RS ● 440 ● 440
● ST ● 440 ● 440
● RT ● 410 ● 440

Arus Jaringan
● IR ● 0,86 ● 0,88
● IS ● 1,22 ● 1,32
● IT ● 1,202 ● 1,32
● IN ● 2,62 ● 2,81

Beban
● R ● 36 ● 72
● S ● 36 ● 72
● T ● 36 ● 72

Lux (E) 2600 6100

Cosφ 0,8 0,8


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

RPM 291 312

F Perhitungan 4,85 5,2

F Error 90% 89%

Daya
● PR ● 285,996 ● 317,034
● PS ● 439,525 ● 475,551
● PT ● 399,729 ● 475,551

4.2 Grafik dan Analisa Generator 3 Fasa


Berikut merupakan grafik dan analisa hasil perhitungan generator 3 fasa.
4.2.1 Generator Beban Nol

Gambar 4.1 Grafik Tegangan Fasa-Arus Eksitasi Generator 3 Fasa Beban Nol

Berdasarkan grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa semakin besar arus


eksitasi (Im) maka tegangan fasa juga semakin besar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa arus eksitasi (Im) berbanding lurus terhadap tegangan fasa.
Hal ini sesuai dengan persamaan yaitu,

4.2.2 Generator Beban Seimbang


● Hubungan Arus Jaringan dan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.2 Grafik Daya-Arus Jaringan Daya Beban Lampu TL

Berdasarkan grafik 4.2 diatas bahwa arus jaringan pada


dasarnya sesuai teori berbanding lurus dengan daya. Seperti pada
persamaan 𝑃 = √3 𝑉 𝐼 cos ∅

● Hubungan Arus Eksitasi-Daya

Gambar 4.3 Grafik Arus Eksitasi-Daya Beban Lampu TL

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa ketika arus eksitasi


naik, hal ini menyebabkan tegangan juga ikut naik dan daya yang
dihasilkan juga meningkat. Hal ini sesuai dengan persamaan berikut.

4.2.3 Generator Beban Tidak Seimbang

4.2.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor


● Hubungan Arus Jaringan dengan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4. Grafik Daya-Arus Jaringan Generator Beban TL dengan Kapasitor

Berdasarkan grafik diatas bahwa arus jaringan pada dasarnya sesuai


teori berbanding lurus dengan daya. Seperti pada persamaan ini, 𝑃 = √3
𝑉 𝐼 cos ∅.

● Hubungan Arus Eksitasi dengan Daya

xxx
Gambar 4. Grafik Arus Eksitasi-Daya Generator Beban TL dengan Kapasitor

Berdasarkan grafik 4.3 diatas terlihat bahwa arus eksitasi dari 0.3 kedua
ke 0.6 kedua. Hal ini sesuai dengan persamaan yang dinyatakan berikut.

● Perbandingan Daya Terhadap Eksitasi Dengan dan Tanpa Kapasitor

Gambar 4. Grafik Arus Eksitasi-Daya Generator Dengan dan Tanpa Kapasitor

Berdasarkan grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya yang


dihasilkan dari penggunaan kapasitor lebih besar ketimbang tanpa
kapasitor. Hal ini terjadi karena dengan adanya kapasitor dapat
memberikan suplai arus sehingga arus jaringan lebih besar yang
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

mengakibatkan daya lebih besar. Sesuai dengan persamaan 𝑃 = √3 𝑉 𝐼 cos


∅. Jika arus jaringan (I) lebih besar, maka daya pun menjadi lebih besar.

● Perbandingan Beban dengan Daya Beban Tak Seimbang

Gambar 4. Grafik Perbandingan Beban dengan Daya Beban Tak Seimbang

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan hubungan antara beban dengan


daya. Seharusnya berdasarkan teori menunjukkan bahwa hubungannya
berbanding terbalik antara daya dan beban. Semakin besar beban, maka
akan semakin kecil dayanya. Berdasarkan persamaan berikut P = V2 /R
atau P = I2 /R. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyimpangan pada
saat pengambilan data. Penyimpangan ini diakibatkan adanya
ketidaktelitian dalam praktikum
4.3 Analisis Data Paralel Generator
4.3.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode
gelap-gelap beban nol.
Tabel 4.5 Tabel Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol

Data Generator 1 Generator 2

Iex 0,7 0,1

VR 220 220

VS 220 220

VT 220 220

VRS 380 380

VST 380 380

VRT 380 380


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

F 53 53

N 1607 1626

IR 0,09 0,1

IS 0,1 0,1

IT 0,09 0,1

Vph 220 220

Iph 0,093 0,1

P 49,28 52,8

I nominal 0,16 0,17

I total (Paralel) 0,193

P total (Paralel) 102,08

4.3.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol


Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode
gelap-terang beban nol.
Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol

Data Generator 1 Generator 2

Iex 0,753 0,945

VR 220 220

VS 220 240

VT 220 240

VRS 360 390

VST 380 380

VRT 370 390

F 53 53

N 1575 1577
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

IR 0,003 0,003

IS 0,052 0,65

IT 0,6 0,54

Vph 220 233,3

Iph 0,2183 0,397

P 115,28 222,693

I nominal 0,3781 0,6887

I total (Paralel) 0,616

P total (Paralel) 337,973

4.3.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban


Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode
gelap-gelap beban nol.
Tabel 4.7 Tabel Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
Data Generator Generator Generator Generator Generator Generator
1 2 1 2 1 2

Iex 0,68 0,15 0,67 0,16 0,67 0,15


VR 220 220 220 220 220 220
VS 220 240 220 220 220 220
VT 220 220 220 220 220 220
VRS 380 380 380 380 360 360
VST 380 380 360 360 360 360
VRT 380 380 360 360 360 360
F 53 53 53 53 53 53
N 1595 1595 1588 1588 1593 1593
IR 0,1 0,1 0,16 0,16 0,11 0,11
IS 0,15 0,1 0,16 0,1 0,14 0,08
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

IT 0,15 0,15 0,15 0,09 0,2 0,11


Beban 120 120 168 168 160 160
Vph 220 220 220 220 220 220
Iph 0,133 0,116 0,156 0,116 0,15 0,1
P 70,4 61,6 82,72 61,6 79,2 52,8
I 0,2309 0,2020 0,2713 0,2020 0,2598 0,1732
nominal

I total 0,25 0,273 144,32


(Paralel)

P total 132 144,32 132


(Paralel)

4.4 Grafik dan Analisa Paralel Generator


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus vel odio
risus. Mauris vitae sagittis lacus, ut pulvinar lorem. Pellentesque tincidunt facilisis
purus, vel pellentesque purus luctus hendrerit.
4.4.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol

4.4.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol


4.4.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus vel odio risus.
Mauris vitae sagittis lacus, ut pulvinar lorem. Pellentesque tincidunt facilisis purus,
vel pellentesque purus luctus hendrerit. Curabitur iaculis, sem non consequat
pretium, ipsum diam posuere lacus, sed tincidunt urna ante sit amet arcu. Duis eu
ipsum lorem. Pellentesque ut interdum felis, vitae pulvinar odio. Pellentesque at
ipsum in purus pretium bibendum. In viverra turpis nec blandit tincidunt. Curabitur
consequat rhoncus luctus. Morbi vitae ex bibendum, viverra nibh at, iaculis nunc.
Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos
himenaeos. Duis et efficitur felis, nec tristique arcu. Aenean aliquam ex at bibendum
dictum. Nunc congue ex non imperdiet tristique. Nunc fringilla tristique erat, eget
egestas lectus elementum a.
5.2 Saran
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
CLARA HANI BERLIANA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ANALISIS DATA

4.1 Analisis Data Generator 3 Fasa


Setelah melakukan percobaan pada generator 3 fasa berikut merupakan
analisis data dan juga
4.1.1 Generator Beban Nol
berikut ini merupakan tabel perhitungan pada generator beban nol yang mana
mencari hz perhitungan dan hz error
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Hz
Hz
Hz Im RPM Perhitung
RO SO TO RS ST TR an Error

53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%

53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%

53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%

53 1 250 250 250 420 420 420 1597 26,616 50%

53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
tabel 4.1 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Nol

4.1.2 Generator Berbeban Lampu TL

Tegangan Tegangan Lu Hz Da Da Da
Arus jaringan Beban
fasa nol antar fasa x Co RP Perhi Hz ya ya ya
Hz Im Err
sφ M tunga (P (PS (P
or
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T (E) n R) ) T)

4,873 83, 84, 85,


3333 90 415 801 355
0,30 0,30
48,5 0,3 200 200 200 340 340 340
1
0,306
8
0,09 36 36 36 1500 0,8 292,4
3 %
57 21 46

4,873 136 135 132


3333 90 ,37 ,05 ,42
0,51 0,50
48,5 0,3 190 190 190 320 320 320
8
0,513
3
0,23 72 72 72 3400 0,8 292,4
3 %
48 84 57

Tabel 4.2 perhitungan pada generator berbebean lampu tl


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.1.3 Generator Beban Tidak Seimbang

Tegangan Tegangan Lu Hz Da Da Da
Arus jaringan Beban
fasa nol antar fasa x Co RP Perhi Hz ya ya ya
Hz Im Er
sφ M tunga (P (PS (P
ror
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T (E) n R) ) T)

22, 77, 127


160 50
52,5 0,75 200 200 200 360 340 340 0,08 0,28 0,46 0,37 16 32 32 0,8 1587 26,45 170 595 ,47
0 %
25 88 89
21, 57, 66,
52,7 0,20 140 50
0,72 220 200 200 360 340 360 0,07 0,24 0,26 16 32 16 0,8 1590 26,5 338 642 510
5 8 0 %
87 65 75
26,36 52, 83, 38,
50
52,5 0,72 200 200 200 360 340 360 0,19 0,3 0,14 0,26 56 32 40 800 0,8 1582 6666 654 138 797
%
7 34 44 94
40, 69, 101
52,2 50
0,54 210 210 210 360 350 350 0,14 0,24 0,35 0,32 40 80 56 900 0,8 1578 26,3 737 836 ,84
5 %
83 29 46
110 157 126
160 48
51 0,85 200 210 350 350 350 350 0,4 0,54 0,26 0,19 120 160 80 0,8 1584 26,4 ,85 ,13 ,09
0 %
13 16 33

tabel 4.3 perhitungan generator beban tidak seimbang


4.1.4 Generator Berbeban Lampu TL dengan Kapasitor

Tegangan Tegangan Lu Hz Da Da Da
Arus jaringan Beban
fasa nol antar fasa x Co RP Perhi Hz ya ya ya
Hz Im Er
sφ M tunga (P (PS (P
ror
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T (E) n R) ) T)

1,20 260
285 439 399
48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22
2
2,62 36 36 36
0
0,8 291 4,85 90 ,99 ,52 ,72
%
62 52 96
48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1,32 2,81 72 72 72 610 0,8 312 5,2 89 317 475 475
0
% ,03 ,55 ,55
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

46 19 19

tabel 4.4 perhitungan generator berbeban lampu tl dengan kapasitor


4.2 Grafik dan Analisa Generator 3 Fasa
Setelah melakukan perhitungan pada data yang ada berikut ini merupakan
grafik dan juga Analisa
4.2.1 Generator Beban Nol
4.2.1.1 Tegangan Fasa dengan Arus Eksitasi

Grafik 4.1 Tegangan Fasa vs Arus Eksitasi


Dari grafik 4.1 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai arus
eksitasi, semakin besar pula nilai dari tegangan fasa. Selain itu di antara ketiga
fasa, TO memiliki nilai tegangan tertinggi, kemudian diikuti dengan SO dan
RO. Sehingga dapat disimpulkan hubungan antara arus eksitasi dan tegangan
fasa adalah saling berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan hubungan:
Eo=c . n . Φ
Dimana, n adalah putaran sinkron, c adalah konstanta mesin dan merupakan
fluks yang dihasilkan oleh arus eksitasi. Sedangkan Eo adalah tegangan fasa.

4.2.2 Beban Tidak Seimbang


4.2.2.1 Arus Jaringan dengan Daya
4.2.2.2 Arus Eksitasi dengan Daya
4.2.3 Beban Lampu TL
4.2.3.1 Arus Jaringan dengan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.4 arus jaringan dengan daya pada lampu TL


Dari grafik 4.4 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai daya, semakin besar
pula nilai arus jaringannya. Selain itu, di antara keempat arus jaringan, dengan
nilai daya yang sama, nilai arus IN memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh IT, IS,
dan IR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus jaringan dan
daya adalah saling berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ

4.2.3.2 Arus Eksitasi dengan Daya

grafik 4.5 arus eksitasi dengan daya pada lampu TL


Dari grafik 4.2 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai arus eksitasi,
semakin besar pula nilai dayanya. Selain itu, dari di antara ketiga daya
yang dihasilkan antar fasa, RT memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh ST
dan RS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

eksitasi dan daya adalah saling berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan
rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ

Dimana nilai merupakan fluks magnetik yang dihasilkan arus eksitasi.

4.2.4 Lampu TL dengan Kapasitor


4.2.4.1 Arus Jaringan dengan Daya

Dari grafik 4.4 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai daya, semakin besar pula
nilai arus jaringannya. Selain itu, di antara keempat arus jaringan, dengan nilai daya
yang sama, nilai arus IN memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh IT, IS, dan IR. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus jaringan dan daya adalah saling
berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ

4.2.4.2 Arus Eksitasi dengan Daya


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dari grafik 4.5 dapat diketahui bahwa semakin besar daya, arus eksitasinya tetap
konstan, sehingga sulit untuk diketahui apakah berbanding terbalik atau lurus. Hal ini
disebabkan oleh data arus eksitasi yang didapat pada praktikum sama-sama bernilai
0.4. Namun, berdasarkan teori, hubungan antara daya dan arus eksitasi adalah saling
berbanding lurus yang berdasarkan pada rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ

Dimana nilai merupakan fluks magnetik yang dihasilkan arus eksitasi.

4.2.4.3 Perbandingan Daya Terhadap Eksitasi Dengan dan Tanpa


Kapasitor

Dari grafik 4.6 dapat diketahui bahwa semakin besar daya, arus eksitasinya tetap
konstan, sehingga sulit untuk diketahui apakah berbanding terbalik atau lurus. Hal ini
disebabkan oleh data arus eksitasi yang didapat pada praktikum sama-sama bernilai
0.4 (dengan kapasitor) dan 1 (tanpa kapasitor). Selain itu, arus eksitasi tanpa kapasitor
memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan kapasitor. Jika berdasar pada teori,
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

hubungan antara daya dan arus eksitasi adalah saling berbanding lurus yang
berdasarkan pada rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ

4.2.4.3 Perbandingan Beban dengan Daya Beban Tak Seimbang

Dari grafik 4.7 berdasarkan teori seharusnya ketika daya naik maka beban pun
nilainya akan naik. tetapi tidak demikian yang ada dalam grafik, hal tersebut
diperkirakan terdapat kesalah dalam pengambilan data praktikum atau ada kerusakan
pada alat. Pernyataan teori tersebut dapat dilihat berdasarkan rumus berikut :
P = I2R
4.3 Analisis Data Paralel Generator
Setelah mendapatkan data paralel generator, maka langkah selanjutnya yaitu dengan
melakukan perhitungan data dari percobaan tersebut seperti sebagai berikut.
4.3.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
4.3.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol
4.3.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
4.4 Grafik dan Analisa Paralel Generator
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus vel odio
risus. Mauris vitae sagittis lacus, ut pulvinar lorem. Pellentesque tincidunt facilisis
purus, vel pellentesque purus luctus hendrerit.
PARGEN
4.4.1 RPM terhadap Pembebanan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.4.2 Frekuensi terhadap Pembebanan


4.4.3 Tegangan terhadap Pembebanan
4.4.4 Arus Nominal terhadap Pembebanan
4.4.5 Arus Eksitasi terhadap Pembebanan
4.4.6 Arus Beban terhadap Penambahan Beban

4.4.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol

4.4.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol


4.4.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
(Alfa Nailassofa_5019211108)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data Generator 3 Fasa
Setelah melakukan percobaan generator 3 fasa adapun pengambilan data dan
analisis yang dilakukan terhadap data tersebut.Maka dari itu perhitungan yang diperoleh dari
data tersebut seperti sebagai berikut.
4.1.1 Generator Beban Nol
Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban nol sebagai berikut.
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa F
F
Hz Im RPM Perhitung
RO SO TO RS ST TR an Error

53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%

53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%

53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%

53 1 250 250 250 420 420 420 1597 26,616 50%

53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
Tabel 4.1.1 Hasil Perhitungan Generator Beban Nol
4.1.2 Generator Beban Seimbang
Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban seimbang sebagai berikut.

Tegangan Beban RP
Hz Im fasa nol Tegangan Arus Lu Co M
antar fasa jaringan x sφ
(E
)
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T
0,8
48,5 0,3` 200 200 200 340 340 340 0,301 0,306 0,308 0,09 36 36 36 1500 292,4

0,8
48,5 0,3 190 190 190 320 320 320 0.518 0,513 0.503 0,23 72 72 72 3400 292,4

Tabel 4.1.1 Hasil Perhitungan Generator Beban Seimbang


4.1.3 Generator Beban Tidak Seimbang
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban tidak seimbang sebagai berikut.

Tegangan Beban RP
Hz Im fasa nol Tegangan Arus Lu Co M
antar fasa jaringan x sφ
(E
)
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22 1,20 2,62 36 36 36 2600 0,8 291
2

48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1.32 2,81 72 72 72 6100 0,8 312

Tabel 4.1.3 Hasil Perhitungan Generator Beban Tidak Seimbang


4.1.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor
Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban dengan kapasitor sebagai berikut.

Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa F


F
Hz Im RPM Perhitung
RO SO TO RS ST TR an Error

53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%

53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%

53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%

53 1 250 250 250 420 420 420 1597 26,616 50%

53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
Tabel 4.1.4 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
4.2 Grafik dan Analisa Generator 3 Fasa
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas,maka dapat dibuat beberapa grafik
yang menghubungkan antara sautu nilai dengan nilai yang lain,dibawah ini merupakan
beberapa grafik yang dibuat.
4.2.1 Generator Beban Nol
4.2.1.1 Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.2.1 Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi


Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin besar nilai
arus eksitasi maka akan besar pula nilai dari tegangan fasanya. Selain itu,
tiap fasa SO, TO, dan RO memiliki nilai yang hampir sama satu sama lain.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan tegangan
fasaa adalah berbanding lurus dan sesuai dengan hubungan:

Dimana n adalah putaran sinkron, c adalah konstanta mesin dan Eo adalah


tegangan fasa.
4.2.2 Generator Beban Seimbang
4.2.2.1 Daya dan Arus Eksitasi

Gambar 4.2.2 Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi

Dari grafik 4.2.2 menunjukkan bahwa arus eksitasi berbanding lurus dengan
daya. Hal ini sesuai dengan persamaan,

P=
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Jika arus eksitasi dinaikkan maka tegangan ikut meningkat, dan karena
tegangan meningkat daya pun akan meningkat.

4.2.2.2 Arus Jaringan dan Daya

Gambar 4.2.3 Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi

Dari grafik 4.2.3 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai arus eksitasi,
semakin besar pula nilai dayanya.Dari grafik diatas menggambarkan semakin besar
nilai arus ekstasi semakin besar pula daya yang dihasilkan.Dan hubungan antara arus
eksitasi dan daya saling berbanding lurus,hal ini sesuai dengan rumus :

P=3^0,5 x Vline xIline x cos

Dimana nilai merupakan fluks magnetik yang dihasilkan arus eksitasi.

4.2.3 Generator Beban Tidak Seimbang


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.2.4 Beban dan Daya


Berdasarkan hasil pada grafik 4.2.4 hal yang seharusnya terjadi yaitu saat daya
naik maka beban nilainya akan naik. Tetapi terdapat tidak kesesuaian hasil dari analisa
grafik yang diperoleh disebabkan oleh erorr maupun kesalahan pada pengambilan
data. Teori tersebut dapat diperoleh pada persamaan berikut.
P = I2R
4.2.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor
4.2.4.1 Arus Jaringan dan Daya

Grafik 4.2.5 Arus Jaringan dan Daya


Dari hasil grafik diatas diketahui bahwa semakin besar nilai daya,maka akan
semakin besar pula nilai arus jaringannya.maka dari itu hubungan antara arus dengan
jaringan dan daya saling berbanding lurus,hal demikian sesuai dengan rumus:

4.2.4.2 Arus Eksitasi dan Daya


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.2.6 Arus Jaringan dan Daya


Berdasarkan grafik 4.2.6 diketahui bahwa jika nilai arus eksitasi
semakin besar maka nilai daya juga semakin besar,hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai arus eksitasi dengan daya adalah berbanding
lurus.Hal tersebut sesuai dengan rumus daya yaitu:

4.2.4.3 Arus Eksitasi dan Daya (dengan dan tanpa kapasitor)

Grafik 4.2.7 Arus Jaringan dan Daya


Berdasarkan grafik 4.2.7 di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi daya
tidak akan berpengaruh pada semakin tingginya arus eksitasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi dan daya tidak memiliki hubungan
yang berbanding lurus maupun terbalik.

4.3 Analisis Data Paralel Generator


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Setelah mendapatkan data paralel generator,maka langkah selanjutnya yaitu


dengan melakukan perhitungan data dari percobaan tersebut seperti sebagai berikut.
4.3.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode gelap-gelap
beban nol.

Iex VR VS VT VRS VST VRT F N IR IS IT


Gen
erat
or

1 0,7 220 220 220 380 380 380 53 1607 0,09 0,1 0,09

2 0,1 220 220 220 380 380 380 53 1626 0,1 0,1 0,1
Tabel 4.2.8 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
4.3.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol
Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode gelap-terang
beban nol.

Iex VR VS VT VRS VST VRT F N IR IS IT


Gen
erat
or

1 0,75 220 220 220 360 260 370 53 1575 0,00 0,05 0,6
3 3 2

2 0,94 220 240 240 390 4000 390 53 1577 0,00 0,65 0,54
5 3
Tabel 4.2.7 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
4.3.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode gelap-gelap
berbeban nol.

Iex VR VS VT VR VS VR F N IR IS IT Beban
Ge S T T
ner
ato
r

1 0,6 220 220 220 380 380 380 53 159 0,1 0,1 0,15 120
8 5 5
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2 0,1 220 220 220 380 380 380 53 159 0,1 0,1 0,15 120
5 5

1 0,6 220 220 220 380 360 360 53 158 0,1 0,1 0,15 168
7 8 6 6

2 0,1 220 220 220 380 360 360 53 158 0,1 0,1 0,09 168
6 8 6

1 0,6 220 220 220 380 360 360 53 159 0,1 0,1 0,2 160
7 3 1 4

2 0,1 220 220 220 380 360 360 53 159 0,1 0,0 0,11 160
5 3 1 8

4.4 Grafik dan Analisa Parallel Generator


4.4.1 RPM Terhadap Pembebanan

Grafik 4.2.8 RPM Terhadap Pembebanan


dapat diketahui bahwa semakin tinggi beban, hubungan antara RPM dan beban
berbanding terbalik. Semakin bertambah beban pada generator maka RPMnya
akan semakin menurun. Namun, hal ini tidak sesuai dengan rumus mencari
perputaran. Hal tersebut berdasarkan dengan rumus:

4.4.2 Frekuensi terhadap Pembahasan


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.2.9 Frekuensi terhadap Pembahasan


Berdasarkan grafik 4.2.9 di atas dapat dilihat bahwa frekuensi akan
memiliki nilai yang konstan meskipun nilai bebannya bertambah.. teori
tersebut berdasarkan rumus berikut :

4.4.3 Tegangan Terhadap Pembebaban

Grafik 4.2.10 Tegangan Terhadap Pembebaban

Berdasarkan grafik 4.2.10 diatas dapat dilihat bahwa saat nilai pembebanan
naik tidak mempengaruhi nilai tegangan yang masuk. Tetapi kemungkinan ada
pengaruh dari faktor error dalam perhitungan ataupun dalam pengambilan data hasil
yang diperoleh pada analisa grafik tidak sesuai. Teori tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

V=I x R

4.4.4 Arus Nominal terhadap Pembebanan

Grafik 4.2.7 Arus Nominal terhadap Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus nominal
naik nilai dari pembebanannya juga naik. Hal ini menunjukkan hubungan
antara arus nominal dan nilai dari pembebanan adalah berbanding lurus.
4.4.5 Arus Ekstiasi terhadap Pembebanan

Grafik 4.2.7 Arus Ekstiasi terhadap Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.12 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus
eksitasi naik maka nilai pembebanan akan turun. Hal ini tidak seharusnya
terjadi karena nilai daya berbanding lurus dengan arus. Hal ini dapat terjadi
karena terjadi kesalahan saat pengambilan data atau mengelola data.
4.4.6 Arus Beban terhadap Penambahan Beban
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.13 Arus Pembebanan dan Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus
pembebanan naik nilai dari pembebanannya juga naik. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara arus pembebanan dan pembebanan adalah berbanding
lurus.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
(Alfa
Nailassofa_5019211108)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

a.Pada percobaan generator sinkron 3 fasa beban nol, tidak ada arus mengalir karena
tidak ada beban. Sehingga tidak ada daya dikeluarkan.

b. Pada beban nol, arus eksitasi berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar arus
eksitasi, semakin besar pula tegangannya. Sesuai dengan rumus . Dimana ( adalah
fluks yang dihasilkan oleh arus eksitasi.

c. Dari percobaan generator sinkron 3 fasa berbeban, ditarik kesimpulan bahwa arus
jaringan berbanding lurus dengan daya. Ini sesuai dengan rumus . Dimana P adalah
daya, dan I adalah arus jaringan.

d. Generator dengan beban yang dilengkapi oleh kapasitor menghasilkan arus jaringan
yang lebih besar daripada yang tidak dilengkapi kapasitor. Hal Ini karena kapasitor
yang dapat menyimpan muatan listrik.

e. Untuk menggunakan metode gelap-terang dan memparalelkan generator satu


dengan yang telah berjalan yaitu dengan penyesuaian sinkronisasi antara generator
yang sudah bergerak dengan generator yang baru.setelah itu tegangan diatur dengan
penguat If dimana pada metode ini menggunakan alat sinkronoskop untuk indikasi jika
fasa saling terhubung dengan indikasi lampu akan menyala dan mati.

f. Untuk memparalelkan generator dengan metode gelap-gelap yaitu dengan ketiga


lampu dihubungkan pada fase yang sama. dimana setiap lampu dihubungkan dengan
fasa R,L,dan T dan secara bersamaan ketika lampu akan menyala-mati-menyala.

5.2 Saran
Praktikum generator 3 Fasa sudah sangat baik dilakukan dalam langkap mempraktikan
penggunaan alat serta kelengkapan-kelengkapan untuk meng optimalkan praktik,tetapi.
sebaiknya dalam penjelasan dapat lebih sederhana lagi untuk menggambarkan konsep-konsep
bagaimana alat tersebut bergerak serta penjelasan yang lebih mudah.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
ANDREAS LAMBOK EZEKIEL
5019211136
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA0
4.1 Generator Tiga Fasa
4.1.1 Perhitungan
a. Generator Beban Nol
Contoh Perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x I line x cosϕ
Pada kondisi tanpa beban, nilai I = 0 sehingga P = 0
p x n 2 x 1600
Frekuensi (f) = = = 26,67 Hz
120 120
Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitungan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 26,67−53∨ 48.5 ¿ x 100%

= 50 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut

Tabel 4.1 Perhitungan Generator Beban Nol

b. Generator Berbeban Lampu TL


Contoh Perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x I line x cosϕ
= √3 x 3200 x 0,301 x 0.8
= 83,4156 W
p x n 2 x 292,4
Frekuensi (f) = = = 4,873 Hz
120 120
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitungan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 4,873−48.5∨ 48.5 ¿ x 100%

= 90 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut

Tabel 4.2 Perhitungan Generator Berbeban Lampu TL

c. Generator Berbeban Lampu TL dengan Kapasitor


Contoh Perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x I line x cosϕ
= √3 x 200 x 0.86 x 0.8
= 285,996 W
p x n 2 x 291
Frekuensi (f) = = = 4,85 Hz
120 120
Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitu ngan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 4,85−48,5∨ 48.5 ¿ x 100%

= 90 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut

Tabel 4.3 Perhitungan Generator Berbeban Lampu TL

d. Generator Berbeban Tidak Seimbang


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Contoh Perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x I line x cosϕ
= √3 x 200 x 0,19 x 0.8
= 52,6543 W
p x n 2 x 1582
Frekuensi (f) = = = 26,367 Hz
120 120
Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitungan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 26,367−52,5∨ 52,5 ¿ x 100%

= 50 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut

Tabel 4.4 Perhitungan Generator Beban Tidak Seimbang

4.1.2 Analisis Grafik


4.1.2.1 Beban Nol
● Hubungan Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.1 Hubungan Tegangan Fasa terhadap Arus Eksitasi pada Beban Nol
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, diperoleh hubungan antara tegangan
fasa dan arus eksitasi dimana semakin besar tegangan fasa, maka arus eksitasi
akan semakin besar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi (Im)
memiliki hubungan yang berbanding lurus terhadap tegangan fasa. Hal ini
sesuai dengan persamaan Ea = V + I.Ra + j.I.Xs

4.1.2.2 Beban Lampu TL


● Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya

Grafik 4.2 Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya pada Beban Lampu TL
Berdasarkan grafik 4.2 di atas, diperoleh hubungan antara arus jaringan
dan daya pada beban lampu TL, dimana semakin besar arus jaringan yang
diberikan maka semakin besar pula daya yang dihasilkan. Dari sini, dapat
dikatakan bahwa hubungan daya dengan arus jaringan adalah berbanding lurus.
Hal ini sesuai dengan persamaan daya listrik, yaitu P = V x I x Cos θ x √3
● Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya

Grafik 4.3 Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya pada Beban Lampu TL
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan grafik 4.3 di atas, diperoleh hubungan antara arus eksitasi


dan daya pada beban lampu TL, dimana arus eksitasi tetap konstan walaupun
terjadi penambahan daya pada generator. Nilai arus eksitasi tetap konstan
karena arus eksitasi berfungsi untuk menjaga tegangan terminal agar nilainya
stabil sehingga pada generator, arus eksitasi merupakan variabel yang harus
ditetapkan terlebih dahulu.

4.1.2.3 Beban Lampu Dengan Kapasitor


● Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya

Grafik 4.4 Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya pada Beban Lampu TL
dengan Kapasitor
Berdasarkan grafik 4.4 di atas, diperoleh hubungan antara arus jaringan
dan daya pada beban lampu TL dengan Kapasitor, dimana semakin besar arus
jaringan yang diberikan maka semakin besar pula daya yang dihasilkan. Dari
sini, dapat dikatakan bahwa hubungan daya dengan arus jaringan adalah
berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan persamaan daya listrik, yaitu P = V x I
x Cos θ x √3

● Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya Dengan dan Tanpa Kapasitor


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.5 Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya pada Beban Lampu TL
Dengan dan Tanpa Kapasitor
Berdasarkan grafik 4.5 di atas, diperoleh hubungan antara arus eksitasi
dan daya pada beban lampu TL dengan dan tanpa kapasitor, dimana arus
eksitasi tetap konstan walaupun terjadi penambahan daya pada generator. Nilai
arus eksitasi tetap konstan karena arus eksitasi berfungsi untuk menjaga
tegangan terminal agar nilainya stabil sehingga pada generator, arus eksitasi
merupakan variabel yang harus ditetapkan terlebih dahulu dan dimana dengan
kapasitor daya yang dihasilkan juga lebih tinggi.
● Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya Dengan Kapasitor

Grafik 4.6 Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya pada Beban Lampu TL
Berdasarkan grafik 4.5 di atas, diperoleh hubungan antara arus eksitasi
dan daya pada beban lampu TL, dimana arus eksitasi tetap konstan walaupun
terjadi penambahan daya pada generator. Nilai arus eksitasi tetap konstan
karena arus eksitasi berfungsi untuk menjaga tegangan terminal agar nilainya
stabil sehingga pada generator, arus eksitasi merupakan variabel yang harus
ditetapkan terlebih dahulu.
4.1.2.5 Beban Tidak Seimbang
● Hubungan Beban dan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.7 Hubungan Beban terhadap Daya pada Beban Tidak Seimbang
Berdasarkan grafik 4.7 di atas, diperoleh hubungan antara beban dan daya pada
beban yang tidak seimbang membentuk kurva parabolik dimana nilai daya
memiliki titik puncak/maksimum seiring dengan penambahan beban. Hal ini
menunjukkan hubungan bahwa penambahan beban tidak selalu berefek pada
penambahan daya yang dihasilkan. Dari percobaan ini, dapat diperoleh nilai
beban maksimum yang berefek pada output daya yang paling besar.
4.2 Data Praktikum Paralel Generator
4.2.1 Perhitungan
a. Metode Gelap - Gelap Beban Nol
Berikut adalah tabel perhitungan dari metode gelap - gelap beban nol

Generator 1 Generator 2

V1 rata = (Vr1+Vs1+Vt1)/3 V1 rata = (Vr2+Vs2+Vt2)/3

= (220+220+220)/3 = 220 V = (220+220+220)/3 = 220 V

I1 Rata = (Ir1+Is1+It1)/3 I1 Rata = (Ir2+Is2+It2)/3

= (0,09+0,1+0,09)/3 = (0,1+0,1+0,1)/3

= 0,0933 A = 0,1 A

P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

= 3 x 220 x 0,093 x 0,8 = 3 x 220 x 0,1 x 0,8

= 49,28 Watt = 52,8 Watt

Kondisi Paralel

Itotal = I1 nominal + I2 nominal

= 0,1617 + 0,1732
Itotal = 0,3349 A
Ptotal = P1 + P2
= 49,28 + 52,8
Ptotal = 102,08 Watt

b. Metode Gelap - Terang Beban Nol


Berikut adalah tabel perhitungan dari metode gelap - terang beban nol

Generator 1 Generator 2

V1 rata = (Vr1+Vs1+Vt1)/3 V1 rata = (Vr2+Vs2+Vt2)/3

= (220+220+220)/3 = 220 V = (220+240+240)/3 = 233.3 V

I1 Rata = (Ir1+Is1+It1)/3 I1 Rata = (Ir2+Is2+It2)/3

= (0.003+0.052+0.06)/3 = (0.003+0.065+0.054)/3

= 0.038 A = 0.04067 A

P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ

= 3 x 220 x 0,038 x 0,8 = 3 x 233,33 x 0,0406 x 0,8


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

= 20,24 Watt = 22,7733 Watt

Kondisi Paralel

Itotal =I1 nominal + I2 nominal

= 0,0664 + 0,07047
Itotal = 0,13683 A
Ptotal = P1 + P2
= 20,24 + 22,7733
Ptotal = 43,0133 Watt

c. Metode Gelap - Gelap Beban 120 W


Berikut adalah tabel perhitungan dari metode gelap - gelap beban 240 W

Generator 1 Generator 2

V1 rata = (Vr1+Vs1+Vt1)/3 V1 rata = (Vr2+Vs2+Vt2)/3

= (220+220+220)/3 = 220 V = (200+220+220)/3 = 220 V

I1 Rata = (Ir1+Is1+It1)/3 I1 Rata = (Ir2+Is2+It2)/3

= (0,1+0,15+0,15)/3 = (0,1+0,1+0,15)/3

= 1,333 A = 1,11667 A

P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ

= 3 x 220 x 1,333 x 0,8 = 3 x 220 x 1,11667 x 0,8

= 70,4 Watt = 61,6 Watt


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Kondisi Paralel

Itotal =I1 nominal + I2 nominal

= 0,23094 + 0,20207
Itotal = 0,4330127 A
Ptotal = P1 + P2
= 70,4 + 61,6
Ptotal = 132 Watt

d. Metode Gelap - Gelap Beban 168 W


Berikut adalah tabel perhitungan dari metode gelap - gelap beban 380 W

Generator 1 Generator 2

V1 rata = (Vr1+Vs1+Vt1)/3 V1 rata = (Vr2+Vs2+Vt2)/3

= (220+220+220)/3 = 220 V = (220+220+220)/3 = 220 V

I1 Rata = (Ir1+Is1+It1)/3 I1 Rata = (Ir2+Is2+It2)/3

= (0,16+0,1+0,15)/3 = (0,16+0,1+0,09)/3

= 0,1567 A = 0,1167 A

P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ

= 3 x 220 x 0,1567 x 0,8 = 3 x 220 x 0,1167 x 0,8

= 82,72 Watt = 61,6 Watt

Kondisi Paralel
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Itotal = I1 nominal + I2 nominal

= 0,27135 + 0,20207
Itotal = 0,473427 A
Ptotal = P1 + P2
= 82,72 + 61,6
Ptotal = 144,32 Watt

e. Metode Gelap - Gelap Beban 160 W


Berikut adalah tabel perhitungan dari metode gelap - gelap beban 420 W

Generator 1 Generator 2

V1 rata = (Vr1+Vs1+Vt1)/3 V1 rata = (Vr2+Vs2+Vt2)/3

= (220+220+220)/3 = 220 V = (220+220+220)/3 = 220 V

I1 Rata = (Ir1+Is1+It1)/3 I1 Rata = (Ir2+Is2+It2)/3

= (0,11+0,14+0,2)/3 = (0,11+0,08+0,11)/3

= 0,15 A = 0,1 A

P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ P1 = 3 x V1rata x I1rata x cosϴ

= 3 x 220 x 0,15 x 0,8 = 3 x 220 x 0,1 x 0,8

= 79,2 Watt = 52,8 Watt

Kondisi Paralel
Itotal = I1nominal + I2nominal
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

= 0,2598 + 0,1732
Itotal = 0,4330127 A
Ptotal = P1 + P2
= 79,2 + 52,8
Ptotal = 132 Watt

4.2.2 Analisis Grafik


4.2.2.1 RPM Terhadap Pembebanan

Grafik 4.8 Grafik RPM dengan Beban


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bila pembebanan pada
generator semakin bertambah maka perputarannya akan semakin
menurun. Disebabkan oleh hambatan yang akan timbul dari beban
generator, maka hal tersebut akan membangkitkan arus sehingga timbul
medan magnet dimana nantinya akan terjadi magnetisasi pada
kumparan jangkar atau reaktansi jangkar sehingga putarannya menurun
akibat dari beban yang bertambah. Berkaitan dengan :
P (kW) = T (Nm) x 2π x RPM
RPM = P (kW) / T (Nm) x 2π
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat bahwa pada besar nya


putaran pada pembebanan 120 W generator 1 dan 2 sebesar 1570 rpm
dan 1580 rpm. Lalu pada beban 160 W putaran generator 1 dan
generator 2 mengalami penurunan menjadi sebesar 1573 rpm dan 1572
rpm. Pada beban 168 W putaran kedua generatornya kembali menurun
menjadi sebesar 1542 rpm dan 1543 rpm. Terjadi error disaat generator
1 diberi beban 308 w terjadi kenaikan pada grafik, hal ini disebabkan
oleh faktor error dari alat maupun manusia sebagai pengamat.
4.2.2.2 Frekuensi terhadap Pembebanan

Grafik 4.9 Grafik Frekuensi dengan Beban


Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pembebanan
pada generator semakin bertambah maka nilai putarannya akan semakin
kecil yang mengakibatkan frekuensi semakin rendah. Hal ini sesuai
dengan rumus
N = 120 x f / p
f = N x p / 120
Berhubungan dengan rumus dapat dilihat pada beban 240 W
frekuensi generator 1 dan 2 sebesar 52 Hz dan 51 Hz. Pada beban 308
W frekuensi pada kedua generator mengalami perubahan menjadi
sebesar 52 Hz. Pada beban 420 W frekuensi kembali turun menjadi 51
Hz. Terjadi error saat generator 2 diberi beban 308 w terjadi kenaikan
pada grafik, hal ini disebabkan oleh faktor error dari alat maupun
manusia sebagai pengamat.

4.2.2.3 Voltase Terhadap Pembebanan


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.10 Grafik Voltase dengan Beban


Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa ketika pembebanan
pada generator semakin besar nilainya, dimana peristiwa ini akan
membangkitkan arus listrik, maka voltase semakin rendah. Sesuai
dengan rumus:
V=P/I
Pada pengukuran voltase yang dilakukan di praktikum ini, antara
generator 1 dan 2 seharusnya memiliki nilai voltase yang sama, sesuai
dengan syarat untuk memparalelkan generator. Namun berdasarkan
grafik diatas, dapat dilihat bahwa antara generator 1 dan 2 ada beberapa
nilai voltase yang berbeda, contoh pada saat pengukuran beban 240 W,
nilai VR1 sebesar 220 sedangkan VR2 sebesar 200. Perbedaan nilai
voltase ini dapat disebabkan oleh kesalahan dalam membaca alat ukur
atau alat ukur yang tidak berfungsi lagi dengan baik.
4.2.2.4 Inominal Terhadap Pembebanan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.11 Grafik Arus Nominal Terhadap Pembebanan


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa ketika pembebanan
pada generator semakin besar nilainya maka arus nominalnya semakin
tinggi karena nilai voltase yang semakin rendah. Hal ini sesuai dengan
rumusan:

4.2.2.5 Arus Eksitasi Terhadap Pembebanan

Grafik 4.10 Grafik Arus Eksitasi dengan Pembebanan


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar beban
yang diberikan maka akan semakin kecil pula arus bebannya. Hal ini
tidak seharusnya terjadi karena nilai daya berbanding lurus dengan nilai
arus. Tetapi pada data arusnya menurun. Hal ini mungkin terjadi karena
human error dalam pembacaan alat ataupun alat yang nilai pakainya
berkurang. Hubungan antara arus beban dengan pembebanan ini bisa
dilihat pada rumus:
P=V.I
4.2.2.6 Arus Beban terhadap Penambahan Beban
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.13 Arus Pembebanan dan Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus
pembebanan naik nilai dari pembebanannya juga naik. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara arus pembebanan dan pembebanan adalah berbanding
lurus.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
ANDREAS LAMBOK EZEKIEL
5019211136
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum generator kali ini yaitu,
1. Pada percobaan generator sinkron beban nol, tidak ada arus yang mengalir. Hal
ini dikarenakan tidak adanya beban sehingga tidak ada daya yang dikeluarkan.
Pada percobaan generator sinkron beban nol dengan arus eksitasi yang besar,
maka tegangan yang dihasilkan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan
semakin besar arus eksitasi, maka fluks yang dihasilkan semakin besar.

2. Pada generator berbeban nol, karakteristik generator bergantung pada besarnya


arus eksitasi yang diberikan pada generator. Karena pada generator ini tidak
ada beban maka tidak ada arus yg terukur.

3. Pada percobaan generator sinkron berbeban, arus magnetisasi yang dihasilkan


dapat terukur dan mengalami perubahan.

4. Pada percobaan generator berbeban, karakteristik generator tidak bergantung


pada variasi beban. Beban tersebut akan mempengaruhi tegangan dan arus
eksitasinya, namun tidak ada pengaruh seberapa besar beban yang harus
ditambahkan agar daya bertambah.

5. Untuk metode gelap-terang, rangkaian dirangkai hingga frekuensi, voltase dan


fase sama, kemudian satu lampu dihubungkan dengan fasa yang sama dan dua
lampu lainnya dihubungkan dengan fasa yang berbeda. Apabila saklar ditutup,
ketiga lampu akan mati-menyala bergantian dengan lambat. Apabila saklar
dibuka, satu lampu akan mati dan dua lampu lainnya menyala.

6. Untuk metode gelap-gelap, rangkaian dirangkai hingga frekuensi, voltase dan


fase sama, lalu ketiga lampu dihubungkan dengan fasa yang sama. Apabila
saklar ditutup pada metode ini, ketiga lampu akan mati-menyala bersamaan
dengan lambat. Apabila saklar dibuka, ketiga lampu akan mati.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum Generator ini ke depan adalah sebagai
berikut:
1.Praktikum generator ini membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang
penggunaan alat ini, generator. Namun akan lebih baik jika jarak waktu antar modul
dijadwalkan lebih longgar agar pengerjaan laporan satu dengan laporan lainnya bisa
dilakukan dengan maksimal
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.Diharapkan peralatan praktikum yang berada di LAB MEAS dirawat sebaik


mungkin agar dapat berjalan baik saat digunakan ketika praktikum.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
LINTANG AYU TRAHHUTAMI
5019211137

BAB IV
ANALISIS DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.1 Analisis Data Generator 3 Fasa


4.1.1 Generator Beban Nol
Di bawah ini merupakan contoh dari perhitungan pada data ke empat data
hasil percobaan :
a. Daya (P)
P= √ 3 ×V line × I line ×cos ∅
P=0
Karena pada beban nol tidak memiliki nilai arus
b. Frekuensi (f)
p×n
f=
120
2× 1597
f=
120
f =26,617 Hz
c. Frekuensi Error (e)

∈=
| f pengamatan |
f perhitungan−f pengamatan
× 100 %

= |26,617−53
53 |×100 %
= 50%

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Nol


Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Hz
Hz Im RPM Hz Error
RO SO TO RS ST TR Perhitunga
53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,7833333 49%
53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,6833333 50%
53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,6666667 50%
53 1 250 250 250 420 420 420 1597 26,6166667 50%
53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%

4.1.2 Generator Beban Seimbang


Di bawah ini merupakan contoh dari perhitungan pada data kedua data
hasil percobaan :
a. Daya (P)
P= √ 3 ×V line × I line ×cos ∅

P= √ 3 ×190 × 0,518× 0,8


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

P = 136,376 W
b. Frekuensi (f)
p×n
f=
120
2× 292,4
f=
120
F = 4,8733
c. Frekuensi Error (e)

∈= | f perhitungan−f pengamatan
f pengamatan |
× 100 %

= |4,8733−53
53 |× 100 %
= 90%
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Seimbang
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Arus jaringan
Hz Im
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN
48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,301 0,306 0,308 0,09
48,5 0,3 190 190 190 320 320 320 0,518 0,513 0,503 0,23

Beban Lux Hz Daya Daya Daya


Cosφ RPM Hz Error
R S T (E) Perhitunga (PR) (PS) (PT)
36 36 36 1500 0,8 292,4 4,87333333 90% 83,41557 84,80121 85,35546
72 72 72 3400 0,8 292,4 4,87333333 90% 136,3748 135,0584 132,4257

4.1.3 Generator Beban Tidak Seimbang


Di bawah ini merupakan contoh dari perhitungan pada data ke empat
data hasil percobaan :
a. Daya (P)
P= √ 3 ×V line × I line ×cos ∅

P= √ 3 ×360 × 0,14 ×0,8


P = 40,738 W
b. Frekuensi (f)
p×n
f=
120
2× 1578
f=
120
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

F = 26,3 Hz
c. Frekuensi Error (e)

∈= | f perhitungan−f pengamatan
f pengamatan |
× 100 %

= |26,3−53
53 |
×100 %

= 50%
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Tidak Seimbang
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Arus jaringan
Hz Im
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN
52,5 0,75 200 200 200 360 340 340 0,08 0,28 0,46 0,37
52,75 0,72 220 200 200 360 340 360 0,07 0,208 0,24 0,26
52,5 0,72 200 200 200 360 340 360 0,19 0,3 0,14 0,26
52,25 0,54 210 210 210 360 350 350 0,14 0,24 0,35 0,32
51 0,85 200 210 350 350 350 350 0,4 0,54 0,26 0,19

Beban Lux Hz Daya Daya Daya


Cosφ RPM Hz Error
R S T (E) Perhitunga (PR) (PS) (PT)
16 32 32 1600 0,8 1587 26,45 50% 22,17025 77,59588 127,4789
16 32 16 1400 0,8 1590 26,5 50% 21,33887 57,64265 66,51075
56 32 40 800 0,8 1582 26,3666667 50% 52,65434 83,13844 38,79794
40 80 56 900 0,8 1578 26,3 50% 40,73783 69,83629 101,8446
120 160 80 1600 0,8 1584 26,4 48% 110,8513 157,1316 126,0933

4.1.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor


Di bawah ini merupakan contoh dari perhitungan pada data ke empat
data hasil percobaan :
a. Daya (P)
P= √ 3 ×V line × I line ×cos ∅

P= √3 × 440 ×0,88 ×0,8


P = 317,03 W
b. Frekuensi (f)
p×n
f=
120
2× 312
f=
120
F = 5,2 Hz
c. Frekuensi Error (e)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

∈=
| f perhitungan−f pengamatan
f pengamatan |
× 100 %

= |5,2−53
53 |
×100 %

= 89%
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Arus jaringan
Hz Im
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN
48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22 1,202 2,62
48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1,32 2,81

Beban Lux Hz Daya Daya Daya


Cosφ RPM Hz Error
R S T (E) Perhitunga (PR) (PS) (PT)
36 36 36 2600 0,8 291 4,85 90% 285,9962 439,5252 399,7296
72 72 72 6100 0,8 312 5,2 89% 317,0346 475,5519 475,5519

4.2 Grafik dan Analisa Generator 3 Fasa


4.2.1 Generator Beban Nol
a. Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi

Gambar 4.1 Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi


Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin besar nilai arus
eksitasi maka akan besar pula nilai dari tegangan fasanya. Selain itu, tiap
fasa SO, TO, dan RO memiliki nilai yang hampir sama satu sama lain.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan tegangan
fasaa adalah berbanding lurus dan sesuai dengan hubungan:

Dimana n adalah putaran sinkron, c adalah konstanta mesin dan Eo adalah


tegangan fasa.
4.2.2 Generator Beban Seimbang
a. Daya dan Arus Eksitasi
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.2 Daya dan Arus Eksitasi


Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat diketahui bahwa semakin besar nilai
arus eksitasi makan nilai daya juga akan semakin besar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan daya adalah
berbanding lurus. Hal ini juga sesuai dengan rumus daya yaitu:

Dimana nilai fluks merupakan fluks magnetic yang dihasilkan oleh arus
eksitasi.
b. Arus Jaringan dan Daya

Gambar 4.3 Daya dan Arus Jaringan


Berdasarkan grafik 4.3 di atas dapat diketahui bahwa semakin besar nilai
daya, nilai arus jaringan juga akan semakin besar. Antar fasanya memiliki
nilai arus yang hampir sama. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
arus jaringan dan daya adalah saling berbanding lurus. Hal ini sesuai
dengan rumus daya yaitu:

4.2.3 Generator Beban Tidak Seimbang


a. Beban dan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.4 Beban dan Daya

berdasarkan teori seharusnya ketika daya naik maka beban pun nilainya
akan naik. tetapi tidak demikian yang ada dalam grafik, hal tersebut
diperkirakan terdapat kesalah dalam pengambilan data praktikum atau ada
kerusakan pada alat. Pernyataan teori tersebut dapat dilihat berdasarkan
rumus berikut :

P = I2R
4.2.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor
a. Arus Jaringan dan Daya

Gambar 4.5 Arus Jaringan dan Daya


Dari grafik 4.5 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai daya, semakin
besar pula nilai arus jaringannya. Selain itu, pada tiap fasa memiliki nilai
yang hampir sama. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus
jaringan dan daya adalah saling berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan
rumus:

b. Arus Eksitasi dan Daya


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.6 Arus Eksitasi dan Daya


Berdasarkan grafik 4.6 di atas dapat diketahui bahwa semakin besar nilai
arus eksitasi makan nilai daya juga akan semakin besar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan daya adalah
berbanding lurus. Hal ini juga sesuai dengan rumus daya yaitu:

c. Arus Eksitasi dan Daya (dengan dan tanpa kapasitor)

Gambar 4.7 Arus Eksitasi dan Daya


Berdasarkan grafik 4.7 di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi daya
tidak akan berpengaruh pada semakin tingginya arus eksitasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi dan daya tidak memiliki hubungan
yang berbanding lurus maupun terbalik.

4.3 Analisis Data Paralel Generator


4.3.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
Tabel 4.5 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
Generator 1 Generator 2
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

VR 1+VS 1+VT 1 VR2+VS 2+VT 2


Vave= Vave=
3 3
220+220+220 220+220+220
Vave= Vave=
3 3
Vave=220 V Vave=220 V
IR 1+ IS 1+¿ 1 IR 2+ IS 2+¿ 2
Iave= Iave=
3 3
0.09+0.1+0.09 0.1+0.1+0.1
Iave= Iave=
3 3
Iave=0.093 A Iave=0.1 A
P=3 × V ave × I ave × cos P=3 × V ave × I ave × cos
P=3 × 220× 0.093 ×0.8 P=3 × 220× 0.1 ×0.8
P=49.28 W   P=52.8 W  
P P
Inominal= Inominal=
√3 × V ave × cos ∅ √3 × V ave × cos ∅
49.28 52.8
Inominal= Inominal=
√ 3 × 220× 0.8 √3 × 220× 0.8
Inominal=0.162 A Inominal=0.173 A
Saat kedua generator diparalelkan,
Itotal= I1+I2
Itotal= 0.093+0.1
Itotal= 0.193 A

Ptotal= P1+P2
Ptotal= 49.28+52.8
Ptotal= 102.08 W

4.3.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol


Tabel 4.5 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
Generator 1 Generator 2
VR 1+VS 1+VT 1 VR2+VS 2+VT 2
Vave= Vave=
3 3
220+220+220 220+220+220
Vave= Vave=
3 3
Vave=220 V Vave=220 V
IR 1+ IS 1+¿ 1 IR 2+ IS 2+¿ 2
Iave= Iave=
3 3
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

0.09+0.1+0.09 0.1+0.1+0.1
Iave= Iave=
3 3
Iave=0.093 A Iave=0.1 A
P=3 × V ave × I ave × cos P=3 × V ave × I ave × cos
P=3 × 220× 0.093 ×0.8 P=3 × 220× 0.1 ×0.8
P=49.28 W   P=52.8 W  
P P
Inominal= Inominal=
√3 × V ave × cos ∅ √3 × V ave × cos ∅
49.28 52.8
Inominal= Inominal=
√ 3 × 220× 0.8 √3 × 220× 0.8
Inominal=0.162 A Inominal=0.173 A
Saat kedua generator diparalelkan,
Itotal= I1+I2
Itotal= 0.093+0.1
Itotal= 0.193 A

Ptotal= P1+P2
Ptotal= 49.28+52.8
Ptotal= 102.08 W

4.3.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban


4.4 Grafik dan Analisa Paralel Generator
4.4.1 RPM terhadap Pembebanan

Gambar 4.8 Grafik RPM terhadap Pembebanan


dapat diketahui bahwa semakin tinggi beban, hubungan antara RPM dan beban
berbanding terbalik. Semakin bertambah beban pada generator maka RPMnya
akan semakin menurun. Namun, hal ini tidak sesuai dengan rumus mencari
perputaran. Hambatan yang terdapat pada generator akan memicu arus yang
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

mengakibatkan timbulnya medan magnet dan akan menurunkan torsi. Karena


torsi menurun, perputaran generator akan meningkat sejalan dengan bebannya.
Hal tersebut berdasarkan dengan rumus:

4.4.2 Frekuensi terhadap Pembebanan

Gambar 4.9 Perbandingan Frekuensi dan Pembebanan


Berdasarkan grafik 4.9 di atas dapat dilihat bahwa frekuensi akan memiliki
nilai yang selalu tetap meskipun nilai bebannya bertambah. . teori tersebut
dapat dibuktikan melalui rumus berikut :

4.4.3 Tegangan Terhadap Pembebanan

Gambar 4.10 Grafik Tegangan dan Pembebanan

Berdasarkan grafik 4.10 di atas dapat dilihat bahwa saat pembebanan naik tidak
mempengaruhi nilai tegangan yang masuk. dimungkinkan karena ada
kesalahan dalam pengambilan data atau kerusakan alat. Teori tersebut dapat
dilihat sebagai berikut:

V=I x R
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.4.4 Arus Nominal terhadap Pembebanan

Gambar 4.11 Grafik Arus Nominal dan Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus nominal
naik nilai dari pembebanannya juga naik. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara arus nominal dan pembebanan adalah berbanding lurus.
4.4.5 Arus Eksitasi terhadap Pembebanan

Gambar 4.12 Grafik Arus Eksitasi dan Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.12 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus eksitasi
naik maka nilai pembebanan akan turun. Hal ini tidak seharusnya terjadi karena
nilai daya berbanding lurus dengan arus. Hal ini dapat terjadi karena terjadi
kesalahan saat pengambilan data atau mengelola data.
4.1.6 Arus Beban terhadap Penambahan Beban
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 4.13 Arus Pembebanan dan Pembebanan


Berdasarkan gambar 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada saat arus
pembebanan naik nilai dari pembebanannya juga naik. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara arus pembebanan dan pembebanan adalah berbanding
lurus.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
LINTANG AYU TRAHHUTAMI
5019211137
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada generator sinkron beban nol tidak memiliki nilai arus karena pada generator beban nol
ini tidak terdapat beban sehingga tidak ada daya yang keluar. Prinsip kerja pada generator ini
yaitu kumparan medan yang pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang
akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan dengan adanya arus searah yang
mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap
waktu adalah tetap.
2. Karakteristik generator beban nol yaitu ini tidak ada arus yang mengalir karena generator
beban nol tidak memiliki beban sehingga generator hanya bergantung dengan arus eksitasi.
3. Berdasarkan percobaan generator sinkron yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
arus magnetisasi pada generator berbeban dipengaruhi oleh besarnya beban yang diberikan.
4. Berdasarkan percobaan generator berbeban yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
karakteristik generator dipengaruhi pada variasi beban yang diberikan karena beban yang akan
mempengaruhi besar kecilnya nilai tegangan dan arus eksitasi. Arus eksitasi pada generator
dengan kapasitor akan memiliki nilai yang lebih besar daripada generator tanpa kapasitor.
5. Cara memparalelkan generator pada metode gelap-terang yaitu generator baru yang akan
diparalelkan dengan generator yang telah berjalan perlu dilakukan penyesuaian. Hal pertama
yang dilakukan adalah mengatur penggerak awal generator baru agar dapat menyesuaikan
putaran sinkron generator yang sudah ada. Setelah itu, tegangan diatur supaya sama dengan
penguat If. Pada metode ini alat pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-
terang. Indikasi dari alat adalah ini jika terhubung dengan fase yang tidak sama lampu akan
menyala dan mati. Sehingga satu akan tetap mati karena terhubung dengan fase yang sama,
dan dua lainnya akan berkedip.
6. Cara memparalelkan generator metode gelap-gelap hampir sama dengan metode gelap
terang yaitu pada metode gelap-gelap ketiga lampu dihubungkan pada fase-fase yang sama.
Lampu L1 dihubungkan dengan fase R masing-masing generator, lalu lampu L2
dihubungkan dengan fase S masing-masing generator, dan lampu L3 dihubungkan dengan
fase T pada masing-masing generator. Jika rangkaian paralel benar, urutan fasa sama, secara
bersamaan ketiga lampu akan menyala-mati-menyala dengan tempo yang lambat. Agar dapat
mengetahui fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama,
maka ketiga lampu akan mati.
5.2 Saran
Untuk kedepannya praktikum generator parallel metode gelap-terang dapat dilakukan dan
tidak hanya diberi data sehingga praktikan dapat lebih memahami cara kerjanya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA
Eslami, A., 2018. A three-phase comprehensive methodology to analyze short circuits, open
circuits and internal faults of transformers based on the compensation theorem. International
Journal of Electrical Power & Energy Systems, 96, pp.238-252.
Khushalani, S., Solanki, J. and Schulz, N., 2007. Development of Three-Phase Unbalanced
Power Flow Using PV and PQ Models for Distributed Generation and Study of the Impact of
DG Models. IEEE Transactions on Power Systems, 22(3), pp.1019-1025.
Penido, D., de Araujo, L. and de Carvalho Filho, M., 2016. An enhanced tool for fault
analysis in multiphase electrical systems. International Journal of Electrical Power & Energy
Systems, 75, pp.215-225.

*Note:
● Daftar pustaka dituliskan sesuai kaidah penulisan yang baik dan benar.
● Daftar pustaka dituliskan menggunakan Harvard Style.
● Daftar pustaka diurutkan sesuai abjad.
● Tidak boleh menggunakan literatur yang berasal dari wordpress, blogspot, ataupun
blog pribadi lainnya.
● Sumber literatur boleh berasal dari buku, jurnal atau sumber kredibel lainnya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LAMPRAN
Lampiran 1. Tabel pengamatan
Lampiran 2. Foto simulasi (jika ada)

Anda mungkin juga menyukai