PRAKTIKUM
LISTRIK PERKAPALAN
(ME 184621)
B. GENERATOR
Dikerjakan oleh :
Kelompok 15
1. Lintang Ayu Trahhutami W. (5019211137)
2. Safrida Nur Latifa (5019211057)
3. Andreas Lambok Ezekiel (5019211136)
4. Clara Hani Berliana (5019211138)
5. Alfa Nailassofa (5019211108)
Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Nama Grader Tanda Tangan
ABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
(Generator)
Oleh :
Kelompok 15
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
GENERATOR
Mengetahui / Menyetujui
Grader Praktikum (Generator)
ABSTRAK
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal merupakan salah satu transportasi yang diciptakan manusia untuk
menyebrangi perairan. Kapal membutuhkan konsumsi listrik yang cukup besar untuk
perngoperasiannya, salah satu pembangkit listrik yang digunakan di atas kapal adalah
mesin generator. Fungsi utama generator diatas kapal adalah untuk menyuplai
kebutuhan daya listrik di atas kapal. Daya listrik tersebut digunakan hanya untuk
memenuhi kebutuhan listrik seperti pompa-pompa, ac, penerangan di main deck,
akomodasi, dan kamar mesin.
Generator adalah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
menggunakan prinsip induksi magnet. Prinsip induksi magnet pada generator
maksudnya adalah saat sebuah konduktor digerakkan pada medan magnet sehingga
gerakan konduktor memotong flux magnetic, maka pada konduktor akan timbul
tegangan. Generator sinkron atau generator AC dapat berupa generator sinkron tiga
fasa atau generator sinkron satu fasa. Yang membedakan antara keduanya adalah
stator winding, pada generator 3 fasa tersusun atas 3 fasa (R, S, T dan N). Generator
3 fasa dapat menanggung beban 3 kali lebih besar daripada generator 1 fasa.
Memparalelkan generator adalah salah satu cara untuk mendapatkan daya
listrik yang lebih besar. Paralel generator didapatkan dengan cara menyamakan fasa,
tegangan dan frekuensi antara dua atau lebih generator. Keuntungan dari
menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah bila salah
satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat
dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain. Hal ini mencegah kematian
listrik secara total.
Generator merupakan bagian utama dari pembangkit listrik. Pada bidang non
marine contoh penggunaan generator adalah sebagai genset emergency. Pada bidang
marine, contohnya pada kapal. Generator dapat digunakan untuk menggerakan
sistem propulsi (electric propulsion).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dicoba untuk diselesaikan pada praktikum
generator ini adalah:
1. Bagaimana menentukan hanya arus medan magnet penguat generator pada beban
nol sebagai fungsi tegangan?
1.3 Tujuan
Terdapat tujuan dari dilakukannya praktikum generator ini yaitu:
1. Menentukan hanya arus medan magnet penguat generator pada beban nol
sebagai fungsi tegangan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tegangan dan Arus
Tegangan listrik (voltage) merupakan besar beda potensial antara dua titik
dalam rangkaian listrik. Potensial listrik sendiri adalah banyaknya muatan listrik pada
sebuah benda. Apabila suatu benda memiliki jumlah muatan positif yang lebih
banyak maka benda itu dinyatakan memiliki potensial listrik yang lebih tinggi.
Satuan besarnya tegangan dinyatakan dalam Volt (V), dengan persamaan:
V = I R……………………………………..(2.1)
Dimana,
V = Tegangan listrik
BAB II (V)
I = Arus listrik (A)
DASAR TEORI
R = Hambatan
(Ω/ohm)
Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir melalui konduktor dalam
satuan waktu. Muatan listrik dibawa oleh proton dan elektron yang terdapat dalam
atom. Proton merupakan muatan positif dan elektron muatan negatif, elektron
bertugas membawa muatan dari satu tempat ke tempat lain. Besar satuan arus listrik
dinyatakan dalam Ampere (A) dengan persamaan:
V
I= ……………………………………..(2.2)
R
Dimana,
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)
R = Hambatan (Ω/ohm)
2.1.1 Tegangan AC dan DC
Tegangan dibagi menjadi dua yaitu tegangan AC dan tegangan DC.
Tegangan AC merupakan tegangan arus bolak balik (Alternative Current).
Sumber listrik tegangan AC bervariasi sehingga bentuk gelombangnya
sinusoidal. Di Indonesia frekuensi yang ditetapkan adalah 50 Hz- 60 Hz. Di
bawah ini merupakan grafik tegangan AC.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada rangkaian delta, setiap kumparannya juga membentuk sudut 120 derajat
tetapi dengan bentuk segitiga.
Tegangan line merupakan tegangan yang terukur antara dua buah kabel
fasa atau tegangan yang terdapat dalam rangkaian/arus yang berjalan dalam
rangkaian. Hubungan antara tegangan line dan tegangan fasa dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Pada rangkaian delta, setiap kumparannya juga membentuk sudut 120 derajat
tetapi dengan bentuk segitiga.
Arus listrik atau Electric Current adalah muatan listrik yang mengalir
melalui media konduktor pada tiap satuan waktu. Muatan listrik pada
dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton
memiliki muatan positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif.
Namun, Proton sebagian besar hanya bergerak di dalam inti atom sehingga
untuk membawa muatan dari satu tempat ke tempat lainnya dilakukan oleh
Elektron. Hal ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti logam
dapat bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Arus listrik dapat diukur
dalam satuan coulomb/detik atau ampere. Arus listrik berasal dari adanya
media penghantar dari dua titik yang memiliki beda potensial.
Ciri-ciri dari tegangan dan arus AC adalah memiliki nilai positif dan negatif
pada saat diamati dengan oscilloscope. Bentuk tegangan AC yang dihasilkan
ini sinkron dan disebut gelombang sinusoida.
Arus fasa adalah arus yang terukur pada kumparan pada setiap sistem.
Arus fasa dapat timbul karena sebuah tegangan yang dihubungkan dengan
titik fasa dan titik netral. Pada sistem 3 fasa dikenal arus S-N, R-N, dan T-N.
Arus line merupakan arus yang terukur pada setiap kabel fasa. Arus line
timbul akibat adanya tegangan yang dihubungkan antar titik fasa. Pada arus
line 3 fasa terdapat arus pada R-S, S-T, dan T-R.
Beban listrik didefinisikan sebagai jumlah listrik yang digunakan. Beban listrik dapat
dibagi menjadi dua, yaitu beban seimbang dan beban tidak seimbang. Pada beban
seimbang jumlah daya yang dibangkitkan oleh generator tiga fasa atau daya yang
diserap oleh beban tiga fasa diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap fasa. Pada
sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fasa, karena
daya pada tiap fasanya sama. Pada listrik arus DC beban induktif dan beban kapasitif
tidak berpengaruh terhadap rangkaian, sehingga yang menjadi beban hanya beban
resistif. Pada rangkaian arus AC beban kapasitif dan induktif akan memberi pengaruh
ke rangkaian, sehingga beban yang bekerja yaitu beban resistif, beban induktif, dan
beban kapasitif.
Daya semu (S) merupakan resultan dari daya nyata (P) dan daya reaktif
(Q). Hubungan ini disebut dengan segitiga daya. Segitiga daya adalah suatu
konsep untuk memudahkan dalam memahami hubungan antara tegangan,
arus, serta hambatan pada listrik. Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban. Dalam bentuk vektor
dapat digambarkan beserta rumus sebagai berikut:
Sumber : https://artikel-teknologi.com/
B. Beban Induktif
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang
dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban
induktif diciptakan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat di berbagai
alat-alat listrik seperti motor, trafo, dan relay. Kumparan dibutuhkan oleh alat-
alat listrik tersebut untuk menciptakan medan magnet sebagai komponen
kerjanya.
P = VI cos φ
Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan
Dengan :
XL = reaktansi induktif
F = frekuensi (Hz)
L = induktansi (Henry)
Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V= tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan
Tegangan induksi yang dibangkitkan oleh belitan jangkar pada stator sebesar :
dengan :
kc = faktor kisar
kd = faktor distribusi
f = frekuensi(Hz)
φ= fluks/kutub (weber)
N = jumlah lilitan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Dari rumus di atas tampak bahwa tegangan yang dibangkitkan sebanding dengan
kecepatan poros penggerak mula dan fluks per kutub, sehingga dapat dituliskan
Putaran poros n sebanding dengan frekuensi sistem listrik jangkar f dan fluks
sebagai fungsi arus eksitasi medan If. Sementara itu nilai arus yang diserap beban
sangat ditentukan oleh total impedans yang dirasakan oleh terminal generator
(impedans dalam, impedansi beban, impedansi saluran, impedans regulator, dll).
Arus yang diserap beban dirumuskan :
I = V/Z ............................................................................... (2.10)
S = P + jQ VA ....................................................................
(2.11)
dengan :
P = daya riil
Q = daya reaktif
Daya riil P yang dapat dimanfaatkan oleh beban, diubah menjadi kerja atau panas.
Sementara itu daya reaktif Q dipergunakan untuk pembangkitan fluks pada belitan
(trafo, generator) untuk keperluan pembangkitan tegangan induksi. Daya reaktif ini
di generator sangat diperlukan untuk mengatur tegangan pendorong arus ke beban,
tetapi di pihak beban dapat timbul daya reaktif karena beban induktif atau saluran
induktif, sehingga perlu dibatasi atau ditiadakan, misalnya dengan kompensasi
kapasitif.
-Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang
diinduksikan.
1. Inti Stator
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current
losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor
dan untuk mengatur arah medan magnetnya.
2. Belitan Stator
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat
di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot
dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi. Seperti yang
diterangkan diatas bahwa stator adalah komponen dari generator yang
tidak berputar. Komponen-komponen belitan stator diantaranya
adalah :
e. Brush
Brush adalah alat penghubung lilitan stator dan rotor.
3. Alur Stator
Alur (slot) dan Gigi, merupakan tempat meletakkan kumparan
stator. Ada 3 (tiga) bentuk alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan
tertutup seperti pada gambar berikut :
4. Rumah Stator
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.
5. Cincin arus bolak-balik
Bagian yang secara langsung menyerahkan gaya gerak listrik
1. Slip Ring
3. Poros Rotor
sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau
turbin air pada sistem pembangkit listrik.
2.4 Generator
2.5 Jenis Generator
2.5.1 Berdasarkan Arus
Pada jenis generator berdasarkan arus yang dihasilkan terdapat dua macam
yaitu :
1. Generator Arus Searah (DC)
Generator arus searah adalah generator dimana tegangan yang dihasilkan
(tegangan output) berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat sistem
penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh komutator atau menggunakan
dioda.
n = putaran sinkron
Φ = fluks yang dihasilkan oleh If
Generator arus bolak-balik yang dioperasikan tanpa beban, arus
jangkarnya akan nol (Ia = 0) sehingga tegangan terminal Vt = Va = Vo. Karena
besar ggl induksi merupakan fungsi dari fluks magnet, maka ggl induksi dapat
dirumuskan: Ea = f (Ǽ), yang berarti pengaturan arus medan sampai kondisi
tertentu akan mengakibatkan ggl induksi tanpa beban dalam keadaan saturasi.
Keterangan gambar ;
a. Pada faktor daya beban (PF) = 1, berarti arus armatur sefase dengan
tegangan beban. Pada keadaan ini flux putar jangkar (flux armatur) adalah
mendahului 900 terhadap flux putar utama (rotor). Interaksi dari kedua flux
putar tersebut menghasilkan flux putar baru yang cacat (tidak sinus murni).
Akibatnya Akibatnya tegangan keluaran generator juga tidak sinus murni.
Kejadian ini harus dihindarkan.
b. Pada faktor daya beban tertinggal (PF=0), berarti arus armatur tertinggal
900 terhadap tegangan beban Pada keadaan ini flux putar jangkar (flux
armatur) berada sephase 1800 (Posisi Φa pada PF=1 digeser ke
kiri/tertinggal 900 lagi, jadi (900+900 ) terhadap flux putar utama (rotor).
Interaksi dari kedua flux putar tersebut menyebabkan terjadinya
pengurangan besar flux rotor, dan kejadian ini disebut “demagnetisasi”.
Jika proses demagnetisasi terjadi, maka ggl armatur yang dihasilkan oleh
generator akan berkurang. Untuk menjaga agar ggl armatur besarnya tetap,
maka arus penguat medan (If) harus diperbesar.
d. Pada faktor daya beban menengah adalah beda fase antara arus armatur (Ia)
dan tegangan beban 0 sampai 900 mendahului atau tertinggal. Untuk beda
fase 0 sampai 900, arus armatur mendahului terhadap tegangan beban
disebut mendahului (leading). Sedangkan untuk beda fase 0 sampai 900,
arus armatur tertinggal terhadap tegangan beban disebut faktor daya
tertinggal (lagging) Pada faktor daya (PF) beban menengah mendahului,
flux armature yang timbul fasenya agak bergeser ke kanan terhadap flux
putar rotor. Sehingga pada kejadian ini terjadi proses demagnetisasi
sebagian dan bentuk sinyal ggl armatur yang dihasilkan agak sedikit cacat.
Proses kejadian tersebut diatas dinamakan reaksi jangkar atau reaksi
armature
generator sinkron), baik itu limitasi internal (efek pemanasan pada lilitan stator dan
rotor) maupun limitasi external (prime- mover/penggerak mula, atau yang lain).
Secara teknis, kurva ini merupakan plot complex power (S-P+jO) pada tegangan
terminal generator yang konstan. Dengan demikian, untuk operasi yang optimal,
generator harus bekerja di dalam area kurva tersebut. Kinerja di luar kurva biasanya
masih diizinkan, namun untuk durasi yang sangat singkat. Capability curve disajikan
dalam bidang Cartesian (x-y plane). Namun sumbu- sumbunya tidak menggunakan
sumbu x-y, melainkan P-Q(real dan reactive power). Pada saat ini ada 2 macam model
dari ability curve:
● Model Vertikal
Model ini digunakan dengan berlandaskan pada pemodelan
ANSI/IEEE Std C50/30. Sumbu x nya adalah P, sedangkan sumbu Y nya
adalah Q. Daerah operasi generator sinkron berada pada kuadran I dan IV
Gambar 2.27
Sumber : Academia.edu
● Model Horisontal
Model ini populer di Eropa, UK, Australia dan beberapa negara lain. Sumbu x
nya adalah Q, sedangkan sumbu Y nya adalah P. Daerah operasi generator
sinkron berada pada kuadran I dan II.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Gambar 2.28
Sumber : Academia.edu
Penjelasan:
Perhatikan Gambar 2.3.2, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3
redup.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
● L2 paling terang
● Ll terang
● L3 terang
Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator lain)
3. Paralel otomatis
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Menurut buku Marine Electrical hal 57 pada gambar 2.1 diatas lampu
sinkronoskop dapat nyala-mati dikarenakan bahwa dikarenakan ada lampu
yang tidak dihubungkan dengan fase yang sama sehingga dua lampu akan
terang dan yang lainnya akan gelap.
Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-
phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase
R2; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2; sedangkan lampu L3
dihubungkan pada phase T1 dan phase S2.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama), lampu L1, L2 dan L3
akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui
bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan
sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala.
Kelebihan Kekurangan
generator diparalelkan.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
1.
Generator
Sumber: www.maritimeworld.com Generator PLTA
(Alfa Nailassofa_108) Sumber : www.ekonomi.bisnis.com
operasionalnya.
(sumber : https://library.poltekpel-
sby.ac.id/)
Lintang Ayu Trahhutami 137
Emergency generator merupakan
generator cadangan yang
dipergunakan hanya dalam Sumber : minnuogas.com
keadaan darurat sehingga saat Lintang Ayu Trahhutami 137
kapal berada dalam keadaan Perusahaan yang menghasilkan nitrogen
normalnya, genset akan berada secara mandiri dengan generator gas
dalam keadaan stand by atau siap nitrogen meningkatkan fleksibilitas
diaktifkan sewaktu-waktu. produksi dengan memastikan memiliki
nitrogen yang dibutuhkan, pada tingkat
kemurnian yang dibutuhkan, ketika
membutuhkannya.
BAB III
DATA PRAKTIKUM
BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
3. Regulator Untuk
mengatur
besarnya
tegangan &
arus masuk
8. Luxmeter mengukur
intensitas
cahaya
Paralel Generator
5 8 0
52,7 0,7 220 200 200 360 340 360 0,07 0,2 0,24 0,26 16 32 16 140 0,8 1590
5 2 8 0
52,5 0,7 200 200 200 360 340 360 0,19 0,3 0,14 0,26 56 32 40 800 0,8 1158
0 2 2
52,2 0,5 210 210 210 360 350 350 0,14 0,2 0,35 0,32 40 80 56 900 0,8 1578
5 4 4
51 0,8 200 210 350 350 350 350 0,4 0,5 0,26 0,19 120 160 80 160 0,8 1584
5 4 0
B. PARALEL GENERATOR
A.Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Gelap Beban Nol
Ie Ie V V V V V V V V V V V V F F N N IR IR IS IS IT1 IT2
x x2 R1 R2 S1 S2 T1 T2 RS RS ST ST RT RT 1 2 1 2
1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
0, 0, 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 5 5 1 1 0, 0, 0, 0, 0,0 0,1
7 1 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 3 3 6 6 0 1 1 1 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 9
7 6
B.Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Terang Beban Nol
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2 VRS1 VRS2 VST1 VST2 VRT1 VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2
O,75 0,945 220 220 220 240 220 240 360 390 260 400 370 390 53 53 1575 1577 0,003 0,003 0,052 0,65 0,6 0,54
3
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data Generator 3 Fasa
Setelah dilakukan percobaan, selanjutnya adalah mengelola data yang didapat
dari percobaan dengan perhitungan. Berikut Merupakan perhitungan dan analisa data
praktikum
nol,
BAB IV generator beban
berbeban lampu
TL, ANALISIS DATA dan paralel
generator.
4.1.1 SAFRIDA NUR.L Generator
Beban Nol
5019211057 Berikut ini
merupakan
contoh
perhitungan dari
hasil data praktikum generator beban nol yang diambil adalah percobaan
kedua.
Dengan melakukan Langkah-langkah perhitungan yang sama untuk
percobaan pertama hingga kelima maka didapatkan tabel sebagai berikut.
53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%
53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%
53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%
53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
Im 0,3 0,3
Arus Jaringan
● IR ● 0,301 ● 0,518
● IS ● 0,306 ● 0,513
● IT ● 0,308 ● 0,503
● IN ● 0,09 ● 0,23
Beban
● R ● 36 ● 72
● S ● 36 ● 72
● T ● 36 ● 72
Daya
● PR ● 83,415 ● 136,374
● PS ● 84,801 ● 135,058
● PT ● 85,355 ● 132,425
Tegangan Fasa
Nol
● RO ● 200 ● 200 ● 200 ● 210 ● 200
● SO ● 200 ● 200 ● 200 ● 210 ● 210
● TO ● 200 ● 200 ● 200 ● 210 ● 350
Tegangan
Antar Fasa
● RS ● 360 ● 360 ● 360 ● 360 ● 350
● ST ● 340 ● 340 ● 340 ● 350 ● 350
● RT ● 340 ● 360 ● 360 ● 350 ● 350
Arus Jaringan
● IR ● 0,08 ● 0,07 ● 0,19 ● 0,14 ● 0,4
● IS ● 0,28 ● 0,28 ● 0,3 ● 0,24 ● 0,54
● IT ● 0,46 ● 0,24 ● 0,14 ● 0,35 ● 0,26
● IN ● 0,37 ● 0,26 ● 0,26 ● 0,32 ● 0,19
Beban
● R ● 16 ● 16 ● 56 ● 40 ● 120
● S ● 32 ● 32 ● 32 ● 80 ● 160
● T ● 32 ● 16 ● 40 ● 56 ● 80
Daya
● PR ● 22,170 ● 21,338 ● 52,654 ● 40,737 ● 110,85
● PS ● 77,595 ● 57,642 ● 83,138 ● 69,836 ● 157,13
● PT ● 127,478 ● 66,510 ● 38,797 ● 101,84 ● 126,09
Im 0,3 0,3
Arus Jaringan
● IR ● 0,86 ● 0,88
● IS ● 1,22 ● 1,32
● IT ● 1,202 ● 1,32
● IN ● 2,62 ● 2,81
Beban
● R ● 36 ● 72
● S ● 36 ● 72
● T ● 36 ● 72
Daya
● PR ● 285,996 ● 317,034
● PS ● 439,525 ● 475,551
● PT ● 399,729 ● 475,551
Gambar 4.1 Grafik Tegangan Fasa-Arus Eksitasi Generator 3 Fasa Beban Nol
xxx
Gambar 4. Grafik Arus Eksitasi-Daya Generator Beban TL dengan Kapasitor
Berdasarkan grafik 4.3 diatas terlihat bahwa arus eksitasi dari 0.3 kedua
ke 0.6 kedua. Hal ini sesuai dengan persamaan yang dinyatakan berikut.
VR 220 220
VS 220 220
VT 220 220
F 53 53
N 1607 1626
IR 0,09 0,1
IS 0,1 0,1
IT 0,09 0,1
P 49,28 52,8
VR 220 220
VS 220 240
VT 220 240
F 53 53
N 1575 1577
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
IR 0,003 0,003
IS 0,052 0,65
IT 0,6 0,54
P 115,28 222,693
BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus vel odio risus.
Mauris vitae sagittis lacus, ut pulvinar lorem. Pellentesque tincidunt facilisis purus,
vel pellentesque purus luctus hendrerit. Curabitur iaculis, sem non consequat
pretium, ipsum diam posuere lacus, sed tincidunt urna ante sit amet arcu. Duis eu
ipsum lorem. Pellentesque ut interdum felis, vitae pulvinar odio. Pellentesque at
ipsum in purus pretium bibendum. In viverra turpis nec blandit tincidunt. Curabitur
consequat rhoncus luctus. Morbi vitae ex bibendum, viverra nibh at, iaculis nunc.
Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos
himenaeos. Duis et efficitur felis, nec tristique arcu. Aenean aliquam ex at bibendum
dictum. Nunc congue ex non imperdiet tristique. Nunc fringilla tristique erat, eget
egestas lectus elementum a.
5.2 Saran
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
CLARA HANI BERLIANA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
ANALISIS DATA
53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%
53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%
53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%
53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
tabel 4.1 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Nol
Tegangan Tegangan Lu Hz Da Da Da
Arus jaringan Beban
fasa nol antar fasa x Co RP Perhi Hz ya ya ya
Hz Im Err
sφ M tunga (P (PS (P
or
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T (E) n R) ) T)
Tegangan Tegangan Lu Hz Da Da Da
Arus jaringan Beban
fasa nol antar fasa x Co RP Perhi Hz ya ya ya
Hz Im Er
sφ M tunga (P (PS (P
ror
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T (E) n R) ) T)
Tegangan Tegangan Lu Hz Da Da Da
Arus jaringan Beban
fasa nol antar fasa x Co RP Perhi Hz ya ya ya
Hz Im Er
sφ M tunga (P (PS (P
ror
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T (E) n R) ) T)
1,20 260
285 439 399
48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22
2
2,62 36 36 36
0
0,8 291 4,85 90 ,99 ,52 ,72
%
62 52 96
48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1,32 2,81 72 72 72 610 0,8 312 5,2 89 317 475 475
0
% ,03 ,55 ,55
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
46 19 19
eksitasi dan daya adalah saling berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan
rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ
Dari grafik 4.4 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai daya, semakin besar pula
nilai arus jaringannya. Selain itu, di antara keempat arus jaringan, dengan nilai daya
yang sama, nilai arus IN memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh IT, IS, dan IR. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara arus jaringan dan daya adalah saling
berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ
Dari grafik 4.5 dapat diketahui bahwa semakin besar daya, arus eksitasinya tetap
konstan, sehingga sulit untuk diketahui apakah berbanding terbalik atau lurus. Hal ini
disebabkan oleh data arus eksitasi yang didapat pada praktikum sama-sama bernilai
0.4. Namun, berdasarkan teori, hubungan antara daya dan arus eksitasi adalah saling
berbanding lurus yang berdasarkan pada rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ
Dari grafik 4.6 dapat diketahui bahwa semakin besar daya, arus eksitasinya tetap
konstan, sehingga sulit untuk diketahui apakah berbanding terbalik atau lurus. Hal ini
disebabkan oleh data arus eksitasi yang didapat pada praktikum sama-sama bernilai
0.4 (dengan kapasitor) dan 1 (tanpa kapasitor). Selain itu, arus eksitasi tanpa kapasitor
memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan kapasitor. Jika berdasar pada teori,
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
hubungan antara daya dan arus eksitasi adalah saling berbanding lurus yang
berdasarkan pada rumus:
P= √ 3 ×V p h ase × I ×cosϕ
Dari grafik 4.7 berdasarkan teori seharusnya ketika daya naik maka beban pun
nilainya akan naik. tetapi tidak demikian yang ada dalam grafik, hal tersebut
diperkirakan terdapat kesalah dalam pengambilan data praktikum atau ada kerusakan
pada alat. Pernyataan teori tersebut dapat dilihat berdasarkan rumus berikut :
P = I2R
4.3 Analisis Data Paralel Generator
Setelah mendapatkan data paralel generator, maka langkah selanjutnya yaitu dengan
melakukan perhitungan data dari percobaan tersebut seperti sebagai berikut.
4.3.1 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Beban Nol
4.3.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol
4.3.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
4.4 Grafik dan Analisa Paralel Generator
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus vel odio
risus. Mauris vitae sagittis lacus, ut pulvinar lorem. Pellentesque tincidunt facilisis
purus, vel pellentesque purus luctus hendrerit.
PARGEN
4.4.1 RPM terhadap Pembebanan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
(Alfa Nailassofa_5019211108)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data Generator 3 Fasa
Setelah melakukan percobaan generator 3 fasa adapun pengambilan data dan
analisis yang dilakukan terhadap data tersebut.Maka dari itu perhitungan yang diperoleh dari
data tersebut seperti sebagai berikut.
4.1.1 Generator Beban Nol
Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban nol sebagai berikut.
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa F
F
Hz Im RPM Perhitung
RO SO TO RS ST TR an Error
53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%
53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%
53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%
53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
Tabel 4.1.1 Hasil Perhitungan Generator Beban Nol
4.1.2 Generator Beban Seimbang
Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban seimbang sebagai berikut.
Tegangan Beban RP
Hz Im fasa nol Tegangan Arus Lu Co M
antar fasa jaringan x sφ
(E
)
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T
0,8
48,5 0,3` 200 200 200 340 340 340 0,301 0,306 0,308 0,09 36 36 36 1500 292,4
0,8
48,5 0,3 190 190 190 320 320 320 0.518 0,513 0.503 0,23 72 72 72 3400 292,4
Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang telah dianalisis dari
percobaan generator beban tidak seimbang sebagai berikut.
Tegangan Beban RP
Hz Im fasa nol Tegangan Arus Lu Co M
antar fasa jaringan x sφ
(E
)
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T
48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22 1,20 2,62 36 36 36 2600 0,8 291
2
48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1.32 2,81 72 72 72 6100 0,8 312
53 0,7 220 220 220 380 380 380 1607 26,783 49%
53 0,8 230 230 220 290 390 390 1601 26,683 50%
53 0,9 240 250 240 410 410 410 1600 26,666 50%
53 1,1 250 250 250 420 420 420 1596 26,6 50%
Tabel 4.1.4 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
4.2 Grafik dan Analisa Generator 3 Fasa
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas,maka dapat dibuat beberapa grafik
yang menghubungkan antara sautu nilai dengan nilai yang lain,dibawah ini merupakan
beberapa grafik yang dibuat.
4.2.1 Generator Beban Nol
4.2.1.1 Tegangan Fasa dan Arus Eksitasi
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Dari grafik 4.2.2 menunjukkan bahwa arus eksitasi berbanding lurus dengan
daya. Hal ini sesuai dengan persamaan,
P=
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Jika arus eksitasi dinaikkan maka tegangan ikut meningkat, dan karena
tegangan meningkat daya pun akan meningkat.
Dari grafik 4.2.3 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai arus eksitasi,
semakin besar pula nilai dayanya.Dari grafik diatas menggambarkan semakin besar
nilai arus ekstasi semakin besar pula daya yang dihasilkan.Dan hubungan antara arus
eksitasi dan daya saling berbanding lurus,hal ini sesuai dengan rumus :
1 0,7 220 220 220 380 380 380 53 1607 0,09 0,1 0,09
2 0,1 220 220 220 380 380 380 53 1626 0,1 0,1 0,1
Tabel 4.2.8 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
4.3.2 Perhitungan Metode Gelap-Terang Beban Nol
Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode gelap-terang
beban nol.
1 0,75 220 220 220 360 260 370 53 1575 0,00 0,05 0,6
3 3 2
2 0,94 220 240 240 390 4000 390 53 1577 0,00 0,65 0,54
5 3
Tabel 4.2.7 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
4.3.3 Perhitungan Metode Gelap-Gelap Berbeban
Berikut merupakan hasil dari perhitungan data menggunakan metode gelap-gelap
berbeban nol.
Iex VR VS VT VR VS VR F N IR IS IT Beban
Ge S T T
ner
ato
r
1 0,6 220 220 220 380 380 380 53 159 0,1 0,1 0,15 120
8 5 5
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
2 0,1 220 220 220 380 380 380 53 159 0,1 0,1 0,15 120
5 5
1 0,6 220 220 220 380 360 360 53 158 0,1 0,1 0,15 168
7 8 6 6
2 0,1 220 220 220 380 360 360 53 158 0,1 0,1 0,09 168
6 8 6
1 0,6 220 220 220 380 360 360 53 159 0,1 0,1 0,2 160
7 3 1 4
2 0,1 220 220 220 380 360 360 53 159 0,1 0,0 0,11 160
5 3 1 8
Berdasarkan grafik 4.2.10 diatas dapat dilihat bahwa saat nilai pembebanan
naik tidak mempengaruhi nilai tegangan yang masuk. Tetapi kemungkinan ada
pengaruh dari faktor error dalam perhitungan ataupun dalam pengambilan data hasil
yang diperoleh pada analisa grafik tidak sesuai. Teori tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
V=I x R
BAB V
KESIMPULAN
(Alfa
Nailassofa_5019211108)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
a.Pada percobaan generator sinkron 3 fasa beban nol, tidak ada arus mengalir karena
tidak ada beban. Sehingga tidak ada daya dikeluarkan.
b. Pada beban nol, arus eksitasi berbanding lurus dengan tegangan. Semakin besar arus
eksitasi, semakin besar pula tegangannya. Sesuai dengan rumus . Dimana ( adalah
fluks yang dihasilkan oleh arus eksitasi.
c. Dari percobaan generator sinkron 3 fasa berbeban, ditarik kesimpulan bahwa arus
jaringan berbanding lurus dengan daya. Ini sesuai dengan rumus . Dimana P adalah
daya, dan I adalah arus jaringan.
d. Generator dengan beban yang dilengkapi oleh kapasitor menghasilkan arus jaringan
yang lebih besar daripada yang tidak dilengkapi kapasitor. Hal Ini karena kapasitor
yang dapat menyimpan muatan listrik.
5.2 Saran
Praktikum generator 3 Fasa sudah sangat baik dilakukan dalam langkap mempraktikan
penggunaan alat serta kelengkapan-kelengkapan untuk meng optimalkan praktik,tetapi.
sebaiknya dalam penjelasan dapat lebih sederhana lagi untuk menggambarkan konsep-konsep
bagaimana alat tersebut bergerak serta penjelasan yang lebih mudah.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
ANDREAS LAMBOK EZEKIEL
5019211136
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA0
4.1 Generator Tiga Fasa
4.1.1 Perhitungan
a. Generator Beban Nol
Contoh Perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x I line x cosϕ
Pada kondisi tanpa beban, nilai I = 0 sehingga P = 0
p x n 2 x 1600
Frekuensi (f) = = = 26,67 Hz
120 120
Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitungan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 26,67−53∨ 48.5 ¿ x 100%
= 50 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut
Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitungan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 4,873−48.5∨ 48.5 ¿ x 100%
= 90 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut
= 90 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut
Contoh Perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x I line x cosϕ
= √3 x 200 x 0,19 x 0.8
= 52,6543 W
p x n 2 x 1582
Frekuensi (f) = = = 26,367 Hz
120 120
Frekuensi error =
¿ Frekuensi Per hitungan−Frekuensi Percobaan∨ ¿ ¿
Frekuensi Percobaan x
100%
¿
= ¿ 26,367−52,5∨ 52,5 ¿ x 100%
= 50 %
Dari contoh perhitungan di atas, diperoleh data perhitungan pada tabel berikut
Grafik 4.1 Hubungan Tegangan Fasa terhadap Arus Eksitasi pada Beban Nol
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, diperoleh hubungan antara tegangan
fasa dan arus eksitasi dimana semakin besar tegangan fasa, maka arus eksitasi
akan semakin besar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi (Im)
memiliki hubungan yang berbanding lurus terhadap tegangan fasa. Hal ini
sesuai dengan persamaan Ea = V + I.Ra + j.I.Xs
Grafik 4.2 Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya pada Beban Lampu TL
Berdasarkan grafik 4.2 di atas, diperoleh hubungan antara arus jaringan
dan daya pada beban lampu TL, dimana semakin besar arus jaringan yang
diberikan maka semakin besar pula daya yang dihasilkan. Dari sini, dapat
dikatakan bahwa hubungan daya dengan arus jaringan adalah berbanding lurus.
Hal ini sesuai dengan persamaan daya listrik, yaitu P = V x I x Cos θ x √3
● Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya
Grafik 4.3 Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya pada Beban Lampu TL
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Grafik 4.4 Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya pada Beban Lampu TL
dengan Kapasitor
Berdasarkan grafik 4.4 di atas, diperoleh hubungan antara arus jaringan
dan daya pada beban lampu TL dengan Kapasitor, dimana semakin besar arus
jaringan yang diberikan maka semakin besar pula daya yang dihasilkan. Dari
sini, dapat dikatakan bahwa hubungan daya dengan arus jaringan adalah
berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan persamaan daya listrik, yaitu P = V x I
x Cos θ x √3
Grafik 4.5 Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya pada Beban Lampu TL
Dengan dan Tanpa Kapasitor
Berdasarkan grafik 4.5 di atas, diperoleh hubungan antara arus eksitasi
dan daya pada beban lampu TL dengan dan tanpa kapasitor, dimana arus
eksitasi tetap konstan walaupun terjadi penambahan daya pada generator. Nilai
arus eksitasi tetap konstan karena arus eksitasi berfungsi untuk menjaga
tegangan terminal agar nilainya stabil sehingga pada generator, arus eksitasi
merupakan variabel yang harus ditetapkan terlebih dahulu dan dimana dengan
kapasitor daya yang dihasilkan juga lebih tinggi.
● Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya Dengan Kapasitor
Grafik 4.6 Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya pada Beban Lampu TL
Berdasarkan grafik 4.5 di atas, diperoleh hubungan antara arus eksitasi
dan daya pada beban lampu TL, dimana arus eksitasi tetap konstan walaupun
terjadi penambahan daya pada generator. Nilai arus eksitasi tetap konstan
karena arus eksitasi berfungsi untuk menjaga tegangan terminal agar nilainya
stabil sehingga pada generator, arus eksitasi merupakan variabel yang harus
ditetapkan terlebih dahulu.
4.1.2.5 Beban Tidak Seimbang
● Hubungan Beban dan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Grafik 4.7 Hubungan Beban terhadap Daya pada Beban Tidak Seimbang
Berdasarkan grafik 4.7 di atas, diperoleh hubungan antara beban dan daya pada
beban yang tidak seimbang membentuk kurva parabolik dimana nilai daya
memiliki titik puncak/maksimum seiring dengan penambahan beban. Hal ini
menunjukkan hubungan bahwa penambahan beban tidak selalu berefek pada
penambahan daya yang dihasilkan. Dari percobaan ini, dapat diperoleh nilai
beban maksimum yang berefek pada output daya yang paling besar.
4.2 Data Praktikum Paralel Generator
4.2.1 Perhitungan
a. Metode Gelap - Gelap Beban Nol
Berikut adalah tabel perhitungan dari metode gelap - gelap beban nol
Generator 1 Generator 2
= (0,09+0,1+0,09)/3 = (0,1+0,1+0,1)/3
= 0,0933 A = 0,1 A
Kondisi Paralel
= 0,1617 + 0,1732
Itotal = 0,3349 A
Ptotal = P1 + P2
= 49,28 + 52,8
Ptotal = 102,08 Watt
Generator 1 Generator 2
= (0.003+0.052+0.06)/3 = (0.003+0.065+0.054)/3
= 0.038 A = 0.04067 A
Kondisi Paralel
= 0,0664 + 0,07047
Itotal = 0,13683 A
Ptotal = P1 + P2
= 20,24 + 22,7733
Ptotal = 43,0133 Watt
Generator 1 Generator 2
= (0,1+0,15+0,15)/3 = (0,1+0,1+0,15)/3
= 1,333 A = 1,11667 A
Kondisi Paralel
= 0,23094 + 0,20207
Itotal = 0,4330127 A
Ptotal = P1 + P2
= 70,4 + 61,6
Ptotal = 132 Watt
Generator 1 Generator 2
= (0,16+0,1+0,15)/3 = (0,16+0,1+0,09)/3
= 0,1567 A = 0,1167 A
Kondisi Paralel
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
= 0,27135 + 0,20207
Itotal = 0,473427 A
Ptotal = P1 + P2
= 82,72 + 61,6
Ptotal = 144,32 Watt
Generator 1 Generator 2
= (0,11+0,14+0,2)/3 = (0,11+0,08+0,11)/3
= 0,15 A = 0,1 A
Kondisi Paralel
Itotal = I1nominal + I2nominal
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
= 0,2598 + 0,1732
Itotal = 0,4330127 A
Ptotal = P1 + P2
= 79,2 + 52,8
Ptotal = 132 Watt
BAB V
KESIMPULAN
ANDREAS LAMBOK EZEKIEL
5019211136
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum generator kali ini yaitu,
1. Pada percobaan generator sinkron beban nol, tidak ada arus yang mengalir. Hal
ini dikarenakan tidak adanya beban sehingga tidak ada daya yang dikeluarkan.
Pada percobaan generator sinkron beban nol dengan arus eksitasi yang besar,
maka tegangan yang dihasilkan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan
semakin besar arus eksitasi, maka fluks yang dihasilkan semakin besar.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum Generator ini ke depan adalah sebagai
berikut:
1.Praktikum generator ini membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang
penggunaan alat ini, generator. Namun akan lebih baik jika jarak waktu antar modul
dijadwalkan lebih longgar agar pengerjaan laporan satu dengan laporan lainnya bisa
dilakukan dengan maksimal
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
LINTANG AYU TRAHHUTAMI
5019211137
BAB IV
ANALISIS DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
∈=
| f pengamatan |
f perhitungan−f pengamatan
× 100 %
= |26,617−53
53 |×100 %
= 50%
P = 136,376 W
b. Frekuensi (f)
p×n
f=
120
2× 292,4
f=
120
F = 4,8733
c. Frekuensi Error (e)
∈= | f perhitungan−f pengamatan
f pengamatan |
× 100 %
= |4,8733−53
53 |× 100 %
= 90%
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Seimbang
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Arus jaringan
Hz Im
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN
48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,301 0,306 0,308 0,09
48,5 0,3 190 190 190 320 320 320 0,518 0,513 0,503 0,23
F = 26,3 Hz
c. Frekuensi Error (e)
∈= | f perhitungan−f pengamatan
f pengamatan |
× 100 %
= |26,3−53
53 |
×100 %
= 50%
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Tidak Seimbang
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Arus jaringan
Hz Im
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN
52,5 0,75 200 200 200 360 340 340 0,08 0,28 0,46 0,37
52,75 0,72 220 200 200 360 340 360 0,07 0,208 0,24 0,26
52,5 0,72 200 200 200 360 340 360 0,19 0,3 0,14 0,26
52,25 0,54 210 210 210 360 350 350 0,14 0,24 0,35 0,32
51 0,85 200 210 350 350 350 350 0,4 0,54 0,26 0,19
∈=
| f perhitungan−f pengamatan
f pengamatan |
× 100 %
= |5,2−53
53 |
×100 %
= 89%
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Generator Berbeban Dengan Kapasitor
Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa Arus jaringan
Hz Im
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN
48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22 1,202 2,62
48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1,32 2,81
Dimana nilai fluks merupakan fluks magnetic yang dihasilkan oleh arus
eksitasi.
b. Arus Jaringan dan Daya
berdasarkan teori seharusnya ketika daya naik maka beban pun nilainya
akan naik. tetapi tidak demikian yang ada dalam grafik, hal tersebut
diperkirakan terdapat kesalah dalam pengambilan data praktikum atau ada
kerusakan pada alat. Pernyataan teori tersebut dapat dilihat berdasarkan
rumus berikut :
P = I2R
4.2.4 Generator Berbeban dengan Kapasitor
a. Arus Jaringan dan Daya
Ptotal= P1+P2
Ptotal= 49.28+52.8
Ptotal= 102.08 W
0.09+0.1+0.09 0.1+0.1+0.1
Iave= Iave=
3 3
Iave=0.093 A Iave=0.1 A
P=3 × V ave × I ave × cos P=3 × V ave × I ave × cos
P=3 × 220× 0.093 ×0.8 P=3 × 220× 0.1 ×0.8
P=49.28 W P=52.8 W
P P
Inominal= Inominal=
√3 × V ave × cos ∅ √3 × V ave × cos ∅
49.28 52.8
Inominal= Inominal=
√ 3 × 220× 0.8 √3 × 220× 0.8
Inominal=0.162 A Inominal=0.173 A
Saat kedua generator diparalelkan,
Itotal= I1+I2
Itotal= 0.093+0.1
Itotal= 0.193 A
Ptotal= P1+P2
Ptotal= 49.28+52.8
Ptotal= 102.08 W
Berdasarkan grafik 4.10 di atas dapat dilihat bahwa saat pembebanan naik tidak
mempengaruhi nilai tegangan yang masuk. dimungkinkan karena ada
kesalahan dalam pengambilan data atau kerusakan alat. Teori tersebut dapat
dilihat sebagai berikut:
V=I x R
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
LINTANG AYU TRAHHUTAMI
5019211137
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada generator sinkron beban nol tidak memiliki nilai arus karena pada generator beban nol
ini tidak terdapat beban sehingga tidak ada daya yang keluar. Prinsip kerja pada generator ini
yaitu kumparan medan yang pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang
akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan dengan adanya arus searah yang
mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap
waktu adalah tetap.
2. Karakteristik generator beban nol yaitu ini tidak ada arus yang mengalir karena generator
beban nol tidak memiliki beban sehingga generator hanya bergantung dengan arus eksitasi.
3. Berdasarkan percobaan generator sinkron yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
arus magnetisasi pada generator berbeban dipengaruhi oleh besarnya beban yang diberikan.
4. Berdasarkan percobaan generator berbeban yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
karakteristik generator dipengaruhi pada variasi beban yang diberikan karena beban yang akan
mempengaruhi besar kecilnya nilai tegangan dan arus eksitasi. Arus eksitasi pada generator
dengan kapasitor akan memiliki nilai yang lebih besar daripada generator tanpa kapasitor.
5. Cara memparalelkan generator pada metode gelap-terang yaitu generator baru yang akan
diparalelkan dengan generator yang telah berjalan perlu dilakukan penyesuaian. Hal pertama
yang dilakukan adalah mengatur penggerak awal generator baru agar dapat menyesuaikan
putaran sinkron generator yang sudah ada. Setelah itu, tegangan diatur supaya sama dengan
penguat If. Pada metode ini alat pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-
terang. Indikasi dari alat adalah ini jika terhubung dengan fase yang tidak sama lampu akan
menyala dan mati. Sehingga satu akan tetap mati karena terhubung dengan fase yang sama,
dan dua lainnya akan berkedip.
6. Cara memparalelkan generator metode gelap-gelap hampir sama dengan metode gelap
terang yaitu pada metode gelap-gelap ketiga lampu dihubungkan pada fase-fase yang sama.
Lampu L1 dihubungkan dengan fase R masing-masing generator, lalu lampu L2
dihubungkan dengan fase S masing-masing generator, dan lampu L3 dihubungkan dengan
fase T pada masing-masing generator. Jika rangkaian paralel benar, urutan fasa sama, secara
bersamaan ketiga lampu akan menyala-mati-menyala dengan tempo yang lambat. Agar dapat
mengetahui fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama,
maka ketiga lampu akan mati.
5.2 Saran
Untuk kedepannya praktikum generator parallel metode gelap-terang dapat dilakukan dan
tidak hanya diberi data sehingga praktikan dapat lebih memahami cara kerjanya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
Eslami, A., 2018. A three-phase comprehensive methodology to analyze short circuits, open
circuits and internal faults of transformers based on the compensation theorem. International
Journal of Electrical Power & Energy Systems, 96, pp.238-252.
Khushalani, S., Solanki, J. and Schulz, N., 2007. Development of Three-Phase Unbalanced
Power Flow Using PV and PQ Models for Distributed Generation and Study of the Impact of
DG Models. IEEE Transactions on Power Systems, 22(3), pp.1019-1025.
Penido, D., de Araujo, L. and de Carvalho Filho, M., 2016. An enhanced tool for fault
analysis in multiphase electrical systems. International Journal of Electrical Power & Energy
Systems, 75, pp.215-225.
*Note:
● Daftar pustaka dituliskan sesuai kaidah penulisan yang baik dan benar.
● Daftar pustaka dituliskan menggunakan Harvard Style.
● Daftar pustaka diurutkan sesuai abjad.
● Tidak boleh menggunakan literatur yang berasal dari wordpress, blogspot, ataupun
blog pribadi lainnya.
● Sumber literatur boleh berasal dari buku, jurnal atau sumber kredibel lainnya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LAMPRAN
Lampiran 1. Tabel pengamatan
Lampiran 2. Foto simulasi (jika ada)