Anda di halaman 1dari 83

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

PRAKTIKUM
LISTRIK PERKAPALAN
(ME 184621)

F. GENERATOR
Dikerjakan oleh :
Kelompok 17
1. Salsabila Putri Giafi (04211940000029)
2. Adityawan Eka Ramadhani (04211940000057)
3. Rizal Anandya Mareta (04211940000067)
4. Farhan Fathurakhman (04211940000097)
5. Ridho Al Ghaniyyu S. (04211940000101)

Nama Assisten Praktikum :


1. Amal Mulya Setiawan (04211740000001)
2. Priskilla Putri Irene (04211840000042)
3. Ahmad Jauharotul Kamal (04211840000003)
4. Fikri Dian Nugraha (04211840000017)

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Nama Grader Tanda Tangan
1 25/04/2021 Revisi Bab 123 Fikri Dian N.
2 28/04/2021 Revisi Bab 4 dan 5 Fikri Dian N.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
GENERATOR

Oleh:
Kelompok 17

1. Salsabila Putri Giafi (04211940000029)


2. Adityawan Eka Ramadhani (04211940000057)
3. Rizal Anandya Mareta (04211940000067)
4. Farhan Fathurakhman (04211940000097)
5. Ridho Al Ghaniyyu S. (04211940000101)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
GENERATOR

Dengan ini kami telah menyelesaikan praktikum

GENERATOR
pada rangkaian praktikum Listrik Perkapalan

Mengetahui / Menyetujui
Grader Praktikum Generator

Grader 1 Grader 2 Grader 4

Amal Mulya Setiawan Priskilla Putri Irene Fikri Dian Nugraha


(04211740000001) (04211840000042) (04211840000017)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ABSTRAK

Generator 3 phase adalah generator yang mempunyai 3 lilitan kumparan yang


terinduksi. Sebuah generator bisa bekerja dengan beban nol atau tanpa beban maupun ketika
generator tersebut diberi beban. Beban yang dimaksud disini pada praktikum yaitu lampu
pijar dan lampu TL. Percobaan ini dilakukan agar dapat mengetahui karakteristik generator
ketika diberi beberapa macam beban. Hal penting lain pengaturan besarnya arus eksitasi atau
arus untuk membangkitkan medan magnet buatan pada generator agar generator tersebut tetap
bisa bekerja secara maksimal pada beban tertentu. Ada beberapa macam beban yakni bersifat
resistif, induktif dan kapasitif. Masing-masing beban memiliki pengaruh yang berbeda pada
kerja generator. Jika beban generator bersifat resistif misalnya lampu pijar dapat
mengakibatkan penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor daya sama. Jika beban
generator bersifat induktif terjadi penurunan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya
terbelakang (lagging), misal lampu TL. Sebaliknya, jika beban generator bersifat kapasitif
akan terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya mendahului (leading)
dengan kapasitor.
Paralel generator adalah penggunaan dua atau lebih generator secara bersamaan yang
dihubungkan secara paralel. Pada kapal, generator merupakan sumber listrik untuk seluruh
ketersediaan listrik yang diperlukan. Dalam memparalelkan generator terdapat syarat yang
perlu diperhatikan yaitu, tegangan harus sama, frekuensi harus sama, urutan fasa atau bentuk
gelombangnya harus sama dan yang terakhir sudut fase yang sama. Ada 2 metode untuk
memparalelkan generator, yaitu metode gelap-terang dan metode gelap-gelap. Pada prinsip
metode gelap-terang, salah satu fasa dikombinasikan yaitu U-V dan V-U sedangkan W-W
tetap sama fasanya. Pada saat fasa U-V dan V-U ada perbedaan tegangan sehingga
menyebabkan 2 lampu menyala dan 1 lampu mati. Pada praktikum ini digunakan dua metode
yaitu metode gelap- gelap dan gelap-terang dan juga pada praktikum kali ini ada yang
menggunakan tanpa beban dan menggunakan beban yaitu 240 W, 356 W dan 428 W.

Kata Kunci : Generator, Generator 3 Fasa, Paralel Generator


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, kebutuhan-kebutuhan pokok tidak lepas pada listrik. Dalam hal ini listrik
banyak digunakan di perumahan, perindustrian dan juga pada kapal. Untuk
menjalankan sebuah peralatan dan sistem operasional pada kapal, tentunya sangat
membutuhkan listrik. Jika tidak ada listrik maka peralatan dan sistem operasional
kapal tidak dapat bergerak maupun menyala. Dalam hal ini tentunya pada kapal tidak
memungkinkan PLN menyuplai listrik ke kapal. Oleh karena itu, sangat diperlukan
pembangkit listrik sendiri pada kapal sehingga memudahkan peralatan dan sistem
operasional pada kapal bisa bergerak dan menyala. Pembangkit yang dimaksud adalah
generator. Generator merupakan alat yang digunakan untuk pembangkit listrik dengan
cara mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Berdasarkan jenis arus listriknya, generator dibagi menjadi
generator arus searah dan generator arus bolak-balik. Perbedaan keduanya yaitu
penggunaan komutator pada generator arus searah dan cincin selip pada generator
arus bolak-balik.
Prinsip pembangkitan generator dengan cara suatu penghantar diputarkan dalam
sebuah medan magnet sehingga memotong garis gaya magnet. Dalam hal ini terjadi
perbedaan tegangan. Hal itu menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) dan juga arus listrik
melalui kabel yang kedua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Cincin tersebut
yang berfungsi sebagai terminal penghubung keluar arus listrik tersebut. Pada dunia
marine generator banyak dipakai sebagai generator kapal yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan listrik di kapal. Generator yang digunakan pada kapal yaitu
generator 3 fasa. Generator 3 fasa adalah sebuah metode umum pembangkit tenaga
listrik arus bolak-balik, transmisi, dan distribusi. Mesin ini juga merupakan sistem
yang banyak digunakan di dunia untuk transmisi daya.

Di dalam sebuah kapal, tentunya generator yang digunakan tidak hanya satu. Hal ini
dikarenakan jika generator utama mengalami kendala maka ada generator lain yang
harus menggantikan atau membantu kinerja generator utama. Dalam hal ini bertujuan
agar listrik pada kapal tidak mengalami black out. Dalam hal ini generator dapat
dikombinasikan dengan generator lainnya dengan dirangkai parallel. Parallel generator
ini bertujuan untuk mendapatkan daya yang lebih besar, untuk effisiensi (menghemat
biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya pembelian), untuk memudahkan
penentuan kapasitas generator, dan untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya
listrik. Hal ini mengingat bahwa pada kapal terdapat bermacam-macam peralatan
sehingga juga membutuhkan daya yang lebih besar untuk menyuplai peralatan itu.
Penggunaan parallel generator sangatlah dibutuhkan untuk menjamin keberdayaan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

daya listrik bagi kebutuhan peralatan yang membutuhkan listrik sebagai pembangkit
tenaganya.

Dengan begitu jika untuk satu generator berdaya besar mengambil tempat yang besar
untuk instalasi maka di generator yang diparalelkan hanya membutuhkan tempat yang
lebih kecil. Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari
kapasitasnya, maka akibatnya generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan
mengalami kerusakan. Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus
meningkat tersebut, bisa diatasi dengan menjalankan generator lain yang kemudian
dioperasikan secara parallel dengan generator yang telah bekerja sebelumnya, pada
suatu jaringan listrik yang sama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menentukan hanya arus medan magnet penguat (magnetisasi)
generator pada beban nol sebagai fungsi tegangan?
2. Bagaimana menentukan karakteristik generator beban nol pada putaran nominal?
3. Bagaimana menentukan arus magnetisasi pada generator berbeban?
4. Bagaimana menentukan karakteristik generator berbeban saat terpasang kapasitor?
5. Bagaimana menghubungkan secara paralel dua generator 3 phase dengan metode
gelap – terang?
6. Bagaimana menghubungkan secara paralel dua generator 3 phase dengan metode
gelap – gelap?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk menentukan hanya arus medan magnet penguat (magnetisasi) generator
pada beban nol sebagai fungsi tegangan.
2. Untuk menentukan karakteristik generator beban nol pada putaran nominal.
3. Untuk menentukan arus magnetisasi pada generator berbeban.
4. Untuk menentukan karakteristik generator berbeban saat terpasang kapasitor
5. Untuk menghubungkan secara paralel dua generator 3 phase dengan metode gelap
- terang
6. Untuk menghubungkan secara paralel dua generator 3 phase dengan metode gelap
- gelap.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB II
DASAR TEORI
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tegangan Listrik


Tegangan elektrik (tegangan listrik) disebut juga beda potensial adalah tenaga yang
diperlukan oleh satu satuan muatan elektrik untuk berpindah dari suatu titik ke titik yang
lain karena pengaruh gaya elektrik. Atau dengan kata lain beda potensial adalah tenaga
per satuan muatan, dan ditulis dalam bentuk rumus persamaan:

Keterangan :

v = Tegangan elektrik dalam volt (V)


w = Tenaga elektrik dalam joule (J)
q = Muatan elektrik dalam coulomb (C)
Tegangan dalam rangkaian harus digambarkan dengan polaritas positif (+) dan negatif (-),
simbol untuk tegangan elektrik ditulis v (huruf kecil) digunakan untuk tegangan yang
merupakan fungsi waktu atau tegangan sesaat (instantaneous voltage), sebagai contoh:
● v = 10 t volt
● v(t) = 10t volt
● v = 100 cos (10t +30°)
V (huruf besar) digunakan untuk tegangan yang besarnya konstan, sebagai contoh:

● V = 220 volt
● V = 12 volt

2.1.1 Tegangan Listrik AC

Tegangan listrik AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan


AC tidak memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu
pemasangan tegangan AC pada rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi
tegangan AC 3 phase pada motor listrik. Sumber-sumber tegangan AC
diantaranya adalah listrik rumah tangga (dari PLN), genset, dinamo sepeda dan
alternator pada mobil atau sepeda motor.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.1.2 Tegangan Listrik DC

Tegangan listrik DC adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC


memiliki notasi/tanda positif pada satu titiknya dan negatif pada titik yang lain.
Sumber-sumber tegangan DC diantaranya adalah elemen volta, battery, aki,
solar cell dan adaptor/power supply DC. Pemasangan tegangan DC pada
rangkaian harus benar sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa berakibat
kerusakan pada kedua bagian.
Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik portabel
seperti handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar musik portabel.
Sekarang ini sudah banyak dipakai sumber tegangan DC berupa battery yang
bisa diisi ulang (recharge) jadi jika tegangan listrik pada battery habis bisa
dibangkitkan lagi dengan mengisinya.
2.1.3 Tegangan Listrik Fasa

Tegangan fasa, Vphase atau VF atau VF-N merupakan tegangan yang diukur pada
salah satu kumparan atau tegangan yang diukur dari fasa ke netral (pada
susunan Y).

Gambar 2.1 Diagram Tegangan Fasa dan Hubungan Tegangan Fasa


dan Line
(Sumber: https://ajibx1.blogspot.com)

2.1.4 Tegangan Listrik Line

Tegangan line, Vline atau VF-F merupakan tegangan yang diukur antara fasa
yang satu dengan fasa yang lain pada rangkaian tiga fasa.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.2 Arus Listrik


Arus elektrik (arus listrik) adalah banyaknya muatan yang melewati luas penampang
tertentu persatuan waktu, apabila ditulis dalam bentuk rumus persamaan:

Keterangan :
i = Arus elektrik dalam ampere (A)
q = Muatan elektrik dalam coulomb (c)
t = Waktu dalam detik (s)

Gambar 2.2 Arus Listrik


(Sumber : https://elektro.ub.ac.id)

Arus listrik dalam rangkaian harus digambarkan dengan arah anak panah, simbol untuk
arus elektrik ditulis i (huruf kecil) digunakan untuk arus yang merupakan fungsi waktu,
yang disebut arus sesaat (instantaneous current), sebagai contoh.

● i = 100t A
● i(t) = 100t A
● i = 20 sin 80t A

Ditulis I (huruf besar) digunakan untuk arus yang besarnya konstan, bukan merupakan
fungsi waktu, sebagai contoh.
● I = 10 A
● I = 0,75 A
2.2.1 Arus Listrik DC

Direct Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus listrik
searah. Ide mengenai arus DC dikembangkan oleh Thomas Alva Edison
melalui perusahaannya yaitu General Electric dan digunakan secara komersil
pada akhir abad ke-19. Sumber arus DC yang paling umum digunakan berasal
dari proses kimiawi, hasil induksi elektromagnetik dan bahkan berasal dari
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

sumber energi alam yang terbarukan. Sumber arus DC yang berasal dari proses
kimiawi antara lain baterai (elemen Volta) dan akumulator (biasa disebut aki).
Sumber arus DC yang berasal dari hasil induksi elektromagnetik antara lain
dinamo (generator/motor DC). Sumber arus DC yang berasal dari sumber
energi alam yang terbarukan adalah sel/panel surya, yang memanfaatkan
cahaya matahari dalam penggunaannya. Penggunaan arus DC yang paling
sering dijumpai adalah aki mobil, yang menjadi sumber energi listrik bagi
perangkat elektronik di dalam mobil seperti lampu mobil, tape, pemantik
rokok dan lain sebagainya.

Secara teori, arus DC adalah aliran elektron dari suatu titik dengan energi
potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih
rendah. Karakteristik arus DC antara lain: 1) Nilai arus listriknya selalu tetap
atau konstan terhadap perubahan waktu; 2) Polaritasnya selalu tetap pada
masing-masing terminalnya dan 3) Bentuk gelombang baik I (arus) vs t
(waktu) maupun V (tegangan) vs t (waktu) mendatar, di mana nilai V maupun I
selalu tetap terhadap perubahan waktu. Grafik arus DC terhadap waktu
diproyeksikan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Grafik hubungan arus DC terhadap waktu


(Sumber : https://wildanfisika.wordpress.com)
2.2.2 Arus Listrik AC

Alternating Current atau yang biasa disingkat AC merupakan tipe arus listrik
bolak-balik. Ide mengenai arus AC dikembangkan oleh Nikola Tesla yang
bekerjasama dengan perusahaan Westinghouse dan digunakan secara komersil
pada pertengahan abad 20-an. Arus AC atau yang biasa disebut dengan arus
bolak balik, adalah arus listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan
waktu. Sumber arus AC yang paling umum adalah berasal dari induksi
elektromagnetik yaitu dari generator AC yang secara eksklusif dioperasikan
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun dari generator portabel (genset
AC). Penggunaan arus AC yang paling umum adalah pada rumah tangga, di
mana arus AC dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menyalakan
perangkat-perangkat elektronik seperti televisi, air conditioner (AC), lampu
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

rumah dan lain sebagainya. Grafik arus AC terhadap waktu diproyeksikan


sebagai berikut:

Gambar 2.3 Grafik tegangan dan arus AC terhadap waktu


(Sumber: https://rumushitung.com)
2.2.3 Arus Listrik Fasa

Arus fasa merupakan arus yang timbul akibat sebuah tegangan yang
dihubungkan dengan titik fasa dan titik netral. Pada 3 fasa yang dikenal
sebagai arus fasa adalah arus pada R-N; S-N; dan T-N.
2.2.4 Arus Listrik Line

Arus line merupakan arus yang timbul akibat sebuah tegangan yang
dihubungkan antar titik fasa. Pada 3 fasa yang dikenal sebagai arus line adalah
arus pada R-S; S-T; dan T-R.

Gambar 2.4 Hubungan arus fasa dan line


(Sumber: https://ajibx1.blogspot.com)

2.3 Macam-macam Sistem Eksitasi


Eksitasi adalah bagian dari sistem dari generator yang fungsi
membentuk/menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu, sehingga dihasilkan
satu GGL induksi.
2.3.1 Direct Self Excitation
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada direct self-excitation system, arus eksitasi awal diperoleh dari baterai.
Kemudian setelah generator berjalan arus eksitasi diperoleh dari generator
sendiri yang besar arusnya diatur oleh AVR (automatic voltage regulator).

Gambar 2.5 Sistem eksitasi direct self


(Sumber: https://slideplayer.info/slide/1914324)
2.3.2 Indirect Self Excitation

Pada indirect self-excitation system, arus eksitasi awal didapatkan dari exciter
rotor dan stator. Kemudian setelah generator berjalan arus eksitasi diperoleh
kembali dari generator melewati AVR dan exciter rotor dan stator.

Gambar 2.6 Sistem eksitasi indirect self


(Sumber: https://slideplayer.info/slide/1914324)
2.3.3 Separately Excitation

Pada separately excitation system, arus eksitasi awal diperoleh menggunakan


PMG (permanent magnet generator). Pada proses produksi arus eksitasi
selanjutnya, PMG membantu AVR dan exciter memproduksi arus eksitasi.

Gambar 2.7 Sistem eksitasi terpisah


(Sumber: https://slideplayer.info/slide/1914324)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.4 Generator
Generator adalah peralatan yang berguna yang memasok tenaga listrik selama
pemadaman listrik dan mencegah diskontinuitas aktivitas sehari-hari atau gangguan
operasi bisnis. Generator tersedia dalam berbagai kapasitas kebutuhan listrik dan fisik
yang berbeda untuk digunakan dalam aplikasi yang berbeda.
2.4.1 Prinsip Kerja Generator

Generator listrik merupakan perangkat yang mengubah energi mekanik yang


diperoleh dari sumber lain menjadi energi listrik sebagai outputnya.
Penting untuk dipahami bahwa generator sebenarnya tidak „menciptakan‟
energi listrik. Sebagai gantinya, generator menggunakan energi mekanis yang
dipasok untuk mengerakan muatan listrik yang ada di kawat gulungannya
melalui sirkuit listrik eksternal. Aliran muatan listrik ini merupakan arus listrik
keluaran yang dipasok oleh generator. Mekanisme ini bisa dipahami dengan
mempertimbangkan generator yang ada pada pompa air, yang menyebabkan
aliran air tapi sebenarnya tidak „menciptakan‟ air yang mengalir melewatinya.

Generator modern bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang


ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831-32. Faraday menemukan
bahwa aliran muatan listrik di atas dapat diinduksi dengan menggerakkan
konduktor listrik (seperti kawat yang berisi muatan listrik) di medan magnet.
Gerakan ini menciptakan perbedaan tegangan antara dua ujung kawat atau
konduktor listrik, dengan begitu menyebabkan muatan listrik mengalir,
sehingga menghasilkan arus listrik.

Gambar 2.8 Cara kerja generator


Sumber: https://www.centraldiesel.com/cara-kerja-generator/
2.4.2 Bagian-bagian Generator
2.4.2.1 Rotor
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Bagian rotor adalah bagian generator yang dapat berputar.Bagian rotor


dalam generator terdiri atas besi magnet yang berputar pada porosnya.
Bagian rotor terletak di bagian tengah stator. Kutub magnet yang
digunakan pada bagian rotor ada dua pasang kutub atau lebih.

Gambar 2.9 Bagian rotor pada generator


Sumber: (Purnawan, 2019)
2.4.2.2 Stator

Bagian stator generator merupakan bagian yang tetap. Bagian stator terdiri
atas alur-alur yang dililiti gulungan kawat email. Gulungan kawat email
pada stator dirangkai dalam hubungan tertentu dan gulungan kawat ini
dipotong atau dilindungi oleh rumah generator itu sendiri dari goncangan
yang diakibatkan oleh putaran rotor. Bagian diam (stator), terdiri dari
beberapa bagian yaitu :
1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat
mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy. Pada inti ini terdapat slot-
slot untuk menempatkan konduktor untuk mengatur arus medan magnet.

Gambar 2.10 Inti Stator


(Sumber : media.neliti.com)

2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di
dalam slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan
untuk mendapat tegangan induksi.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.11 Belitan Stator


(Sumber : media.neliti.com)

3. Alur stator.
Bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan.

Gambar 2.12 Bentuk Fisik Inti Stator Bekas dengan Sejumlah Alur
(Sumber : media.neliti.com)
4. Rumah stator.
Umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang
rumah stator biasanya memiliki sirip sebgai alat bantu dalam proses
pendinginan.

Gambar 2.13 Bentuk Fisik Rumah Stator


(Sumber : media.neliti.com)

2.4.2.3 Exciter Field

Exciter field terdiri dari rotor dan stator adalah komponen yang
menghasilkan energi listrik untuk main stator, dengan kata lain exciter
field adalah pembangkit energi listrik untuk main rotor, karena besaran
medan magnet yang terjadi didalam main rotor dipengaruhi dari
tegangan yang diberikan oleh exciter field.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.11 Bagian exciter field pada generator


(Sumber: https://www.weldmart.com)

2.4.2.4 Dioda

Dioda adalah penyearah arus tegangan yang dihasilkan oleh exciter


field, dimana tegangan searah ini yang menciptakan medan magnet
didalam kumparan penghantar main rotor.

Gambar 2.12 Berbagai jenis diode penyearah pada generator


(Sumber: https://akhdanazizan.com)

2.4.2.5 Automatic Voltage Regulator

Automatic Voltage Regulator (AVR) berfungsi menstabilkan tegangan


listrik yang dihasilkan oleh exciter field, sehingga tegangan listrik yang
dikeluarkan oleh Generator tetap terjaga dikisaran 400/240VAC.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.13 Rangkaian dari Automatic Voltage Regulator

(Sumber: https://infoservicegenset.com)

2.5 Macam-macam Generator


2.5.1 Generator Berdasarkan Pole
1. Internal Pole
Pada generator ini medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor
dan tegangan AC dibangkitkan pada stator.

Gambar 2.5.1.1 Internal Pole Generator


(Sumber : http://www.fastonline.org/)

2. Eksternal Pole
Generator Eksternal Pole, energi listrik dibangkitkan pada
kumparan motor

Gambar 2.5.1.2 Eksternal Pole Generator


(Sumber : http:// fastonline.org)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.5.2 Generator Berdasarkan Arus yang Dihasilkan

1. Generator AC

Generator dengan tegangan bolak – balik. Generator arus bolak-balik


berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik.
Generator AC sering disebut juga seabagai alternator, atau generator
sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
2. Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat motor listrik yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus
DC/arus searah. Generator dengan tegangan searah dikarenakan adanya
sistem penyerahan oleh komutator.

Gambar 2.5.2 Generator AC & DC


Sumber : http://www.mikirbae.com/
2.5.3 Generator Menurut Fasa
1. Generator 1 Fasa

Generator yang sistem melilitnya hanya ada satu kumparan. Ujung


kumparan atau fasa ditandai dengan huruf “X” dan ujung lainnya dengan
huruf “F”.
2. Generator 3 Fasa

Generator dengan tiga kumparan dan dinamakan lilitan fasa. Pada statornya
terdapat lilitan fasa yang satu ujungnya diberi tanda U-X; V-Y; W-Z.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.5.3 Generator Satu dan Tiga Fasa


(Sumber : http://www.fastonline.org)

2.5.4 Generator Berdasarkan Bentuk Rotor


1. Salient Pole

Rotor terdiri dari banyak tonjolan dan digunakan untuk melilitkan kumparan
medan secara seri. Kumparan tersebut dialiri oleh eksiter lalu menghasilkan
medan magnet. Umumnya salient pole digunakan pada putaran rendah
karena geometrinya tidak cocok pada putaran tinggi.
2. Non-Salient Pole
Rotor ini terdiri dari banyak lapisan baja dengan tempa yang halus dan
dirangkai berbentuk silinder dengan alur-alur pada sisi luar. Rangkaian
kumparan medan magnet akan dililitkan pada alur-alur sisi luar silinder dan
cocok pada putaran tinggi.

Gambar 2.5.4 Slient Pole & Non-Salient Pole


(Sumber : https://i.pinimg.com)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.6 Daya
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik pada sirkuit listrik per
satuan waktu. Daya dinyatakan dalam satuan Watt ataupun J/s.
2.6.1 Segitiga Daya
Di beban impedansi (Z), terdapat tiga jenis daya, daya semu, aktif, dan
reaktif. Daya semu (S) satuannya adalah VA, merupakan daya yang
terbaca pada alat ukur. Daya semu adalah penjumlahan daya aktif
dengan reaktif secara vector. Daya reaktif (Q) satuannya adalah VAR,
merupakan daya yang timbul akibat adanya efek induksi
elektromagnetik oleh beban yang memiliki nilai induktif atau kapasitif
(P) satuannya watt, daya nyata yang dibutuhkan beban.

Gambar 2.26 Segitiga Daya


(Sumber : http://imamadipermono.blogspot.com)

Pada gambar 2.26 terlihat semakin besar nilai daya reaktif (Q) akan
meningkatkan sudut antara daya nyata dan daya semu atau disebut
dengan power factor / cos φ. Sehingga daya yang terbaca pada alat ukur
(S) lebih besar daripada daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban
(P). Dari gambar 2.26 dapat diambil persamaan sebagai berikut .
S = V . I (VA) ... (7)
P = V . I . cos φ (W) ... (8)
Q = V . I . sin φ (VAR) ... (9)
Dimana:
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
Cos ɸ = Faktor daya
2.6.2 Faktor Daya
Faktor daya dinotasikan sebagai cos φ didefinisikan sebagai
perbandingan antara arus yang dapat menghasilkan kerja pada suatu
rangkaian terhadap arus total yang masuk kedalam rangkaian atau dapat
dikatakan sebagai perbandingan daya aktif (W) dan daya semu (VA).
Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai
hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Nilai faktor daya berkisar
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

antara 0 sampai 1, namun pada kenyataannya yang paling ideal untuk


saat ini adalah 0,8.
Dalam sistem tenaga listrik dikenal 3 jenis faktor daya yaitu
faktor daya unity, faktor daya terbelakang (lagging) dan faktor daya
terdahulu (leading) yang ditentukan oleh jenis beban yang ada pada
sistem.
1. Faktor Daya Unity.
Faktor daya unity adalah keadaan saat nilai cos φ adalah satu
dan tegangan sephasa dengan arus. Faktor daya Unity akan
terjadi bila jenis beban adalah resistif murni.
2. Faktor Daya Terbelakang (lagging)
Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan faktor daya
saat memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut :
• Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem atau
beban bersifatinduktif.
• Arus (I) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan
sudut φ.
3. Faktor Daya Terdahulu (leading)
Faktor daya mendahului (leading) adalah keadaan faktor daya
saat memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut :
• Beban/ peralatan listrik memberikan daya reaktif dari sistem atau
beban bersifatkapasitif.
• Arus mendahului tegangan, V terbelakang dari I dengan sudut φ.

2.6.3 Macam – Macam Daya


1. Daya Aktif
Daya aktif pada listrik merupakan nilai daya yang dipakai untuk
mengaktifkan atau mengoperasikan peralatan dan mesin-mesin. Dengan
rumus berikut.
P = V.I.Cosφ untuk 1 fase
P = √3.V.I.Cosφ untuk 3 fase

2. Daya Semu
Daya semu merupakan daya listrik pada suatu penghantar, Dengan
rumus sebagai :
S = V.I untuk 1 fase
S = √3.V.I untuk 3 fase

3. Daya Reaktif
Daya reaktif merupakan selisih daya semu pada suatu penghantar
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

dengan daya aktif. Daya ini dipakai untuk daya mekanik dan panas,
Dengan rumus berikut.
Q = V.I.Sin φ untuk 1 fase
Q = √3.V.I.Sin φ untuk 3 fase

2.7 Beban
Beban merupakan barang – barang yang memanfaatkan listrik pada generator. Ada
tiga macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator.
2.7.1 Beban Resitif
Beban resitif mengakibatkan penurunan tegangan yang relative kecil
dengan faktor daya yang sama dengan satu.

Gambar 2.27 Beban Resitif


(Sumber : http://eprints.polsri.ac.id)

Eo = (V + I Ra)2 + (I (Xa + Xl)2) ... (16)

Gambar di atas adalah kondisi dengan beban resistif murni, arus jangkar I sefase
dengan GGL V sehingga tegak lurus terhadap ΦF)

2.7.2 Beban Induktif


Beban induktif mengakibatkan terjadi penurunan tegangan yang besar
dengan faktor daya terbelakang (lagging).

Gambar 2.28 Beban Induktif


(Sumber : http://eprints.polsri.ac.id/)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Eo = (V cos φ + I Ra)2 + (Vsin φ + I(Xa + Xl) )2 ... (17)

2.7.3 Beban Kapasitif


Beban kapasitif mengakibatkan kenaikan tegangan yang besar
dengan faktor daya mendahului (leading). Arus jangkar (Ia)
mendahului GGL V sebesar θ dan ΦA terbelakang terhadap ΦF
dengan sudut (90 -θ).

E0 = (V cos φ + IRa )2 + (V sin φ – Ixs)2 ..18)

Gambar 2.29 Beban Kapasitif


(Sumber : http://eprints.polsri.ac.id/)

2.8 Karakteristik Kerja Generator


2.8.1 Generator Berbeban
Pada keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan
reaksi jangkar. Reaksi jangkar bersifat reaktif karena dinyatakan sebagai
reaktansi dan reaktansi magnetisasi (Xm). Reaktansi magnetasi (Xm)
Bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa) atau dikenal sebagai
reaktansi sinkron (Xs). Persamaan tegangan dalam generator adalah:
... (20)
… (21)
Dimana:
Ea = Tegangan induksi jangkar
V = Tegangan terminal output
Ra = Resistansi jangkar
Xs = Reaktansi sinkron

Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator


berbeban induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.31 Karakteristik generator berbeban induktif


(Sumber : http://www.imamadipermono.blogspot.com)

Pada saat generator diberikan beban maka akan terjadi drop


tegangan sebelum terminal output. Besarnya drop tegangan ini
sangat bergantung pada kondisi beban yang ada. Adapun macam-
macam drop tegangan adalah :
• Drop tegangan akibat tahanan jangkar (IRa)
• Drop tegangan akibat reaktansi jangkat (IXa)
• Drop tegangan flux bocor (IXl).
Seperti yang sudah dibahas, beban AC dibagi jadi 3, yaitu :

1. Beban cos φ
Pada gambar (2.27) terlihat beban AC pada kondisi segitiga daya
beban resistif. Beban Resistif merupakan jumlah daya yang
diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Sifat beban resistif
adalah arus beban resistif sefase dengan tegangannya atau faktor
daya atau cos φ = 1. Efek beban ini terhadap generator adalah
putaran generator turun dan tegangan generator juga turun. Contoh
dari beban resistif adalah lampu pijar dan alat pemanas.

Gambar 2.32 Segitiga daya beban resistif


Sumber : Sardono Sarwito, Marine Electrical
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dimana :
Eo = Tegangan yang terangkat pada kumparan jangkar
(tegangan beban nol)
E = Emf induksi beban
V = Tegangan terminal

2. Cos φ lagging
Pada Gambar (2.28) terlihat beban AC pada kondisi segitiga daya
beban induktif. Beban Induktif adalah beban yang mengandung
kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti besi. Sifat beban
induktif adalah arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap
tegangannya atau faktor daya: cos φ = 0. Bila Cos φ = 0 maka Sin φ
= 1 dan daya aktif menjadi nol daya reaktif maksimum.

Gambar 2.33 Segitiga daya beban induktif


Sumber : Sardono Sarwito, Marine Electrical

3. Cos φ leading
Pada Gambar (2.29) menunjukkan beban AC pada kondisi segitiga
daya beban kapasitif. Beban Kapasitif adalah beban yang
mengandung suatu rangkaian kapasitor. Sifat beban kapasitif adalah
arus beban kapasitif 900 mendahului terhadap tegangannya atau
faktor daya: cos φ = 0. Efek beban ini terhadap generator adalah
tegangan stator naik putaran tetap. Contoh dari beban kapasitif
adalah kapasitor/kondensator.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.34 Segitiga daya beban kapasitif


Sumber : Sardono Sarwito, Marine Electrical

2.8.2 Generator Tanpa Beban


Dengan memutar alternator di kecepatan sinkron kemudian rotor diberi
arus medan (Im), maka tegangan (Ea) akan terinduksi pada kumparan
jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan
berikut.
... (19)
Dimana:
c = Konstanta mesin
n = Putaran sinkron
ϕ = Fluks yang dihasilkan oleh Arus medan (Im)

Dalam keadaan tanpa beban, arus jangkar tidak akan mengalir pada
stator, dikarenakan tidak adanya pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya
dihasilkan oleh arus medan (Im). Jika arus medan (Im) diubah-ubah
nilainya, maka akan diperoleh nilai tegangan (Ea) seperti yang terlihat
pada kurva sebagai berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.35 Karakteristik generator sinkron tanpa beban


Sumber : http://www.imamadipermono.blogspot.com

2.9 Cara Memparalelkan Generator


Ada beberapa cara untuk memparalelkan generator dengan mengacu pada syarat-syarat
parallel generator, yaitu
2.9.1 Paralel Gelap Terang
2.9.2 Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope.
2.9.3 Cara Otomatis

2.9.1 Lampu Sinkronisasi dan Voltmeter

Dengan rangkaian pada gambar 1, pilih lampu dengan tegangan kerja dua kali
tegangan fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan secara
seri. Dalam keadaan saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan
nyala lampu. Urutan lampu akan berubah menurut urutan L1 – L2 – L3 – L1 – L2
– L3.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.9.1. Rangkaian Paralel Generator


(Sumber : http://blog.unnes.ac.id)

Perhatikan Gambar 2a, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3
redup. Perhatikan Gambar 2b, pada keadaan ini:
• L2 paling terang
• L1 terang
• L3 terang

Perhatikan gambar 2c, pada keadaan ini,


• L1 dan L2 sama terang
• L3 Gelap dan Voltmeter=0 V

Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator
lain).
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.9.2. a,b dan c adalah Rangkaian Lampu Berputar.


(Sumber : http://blog.unnes.ac.id)

2.9.2 Voltmeter, Frekuensi Meter dan Synchroscope

Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator


banyak yang menggunakan alat Synchroscope, gambar 2.9.4. Penggunaan alat ini
dilengkapi dengan Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi
meter untuk kesamaan frekuensi.

Gambar 2.9.3 Voltmeter


(Sumber : teknikece.com)

Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk
berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih rendah dan
bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum
telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan
jala-jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah 0 (Nol), maka pada kondisi ini
saklar dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan fasa
jala-jala, sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-
jala.

2.9.3 Paralel Otomatis


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara


otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa.Apabila
semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel
dapat dimasukkan.

Agar semua persyaratan yang dibutuhkan terpenuhi maka diperlukan suatu


metode, yaitu metode sinkronisasi. Apabila pada saat generator dalam keadaan
tepat sinkron, tegangan kedua generator tersebut sama besar dan saling
berlawanan. Untuk melihat hal tersebut diatas dapat digunakan tiga buah metode
,yaitu metode hubungan lampu gelap - terang , metode hubungan gelap – gelap dan
metode terang-terang, namun pada praktikum hanya melakukan percobaan metode
gelap-terang .Dalam instalasi modern digunakan alat sinkronoskop, karena dengan
bantuan alat ini generator dapat dirangkai secara sangat cepat. Pada prinsipnya alat
ini terdiri dari sebuah alat ukur persamaan fasa dan sebuah instrumen pengukur
induksi dengan jarum penunjuk di belakang sebuah kaca buram dan dapat bergerak
ke kanan-kiri. Jarum itu diterangi oleh sebuah lampu fasa dalam rangkaian pijar.
Apabila jarum mengayun, maka dari arah geraknya dapat diketahui, apakah
generator yang hendak di rangkai harus berputar lebih cepat atau lebih lambat.

Gambar 2.9.4 Synchroscope


(Sumber : http://blog.unnes.ac.id)

2.10 Syarat Paralel Generator


Pada saat memparalelkan generator, maka generator pertama dinyalakan terlebih
dahulu. Pada saat pembebanan di generator pertama mencapai konstan, maka
generator kedua dihidupkan dan diparalelkan dengan generator pertama. Hal yang
perlu diingat adalah frekuensi ,tegangan dan urutan phasa dari kedua generator ini
harus sama, sebab frekuensi yang berbeda dapat menimbulkan leading/lagging yang
menyebabkan pembebanan tambahan bagi salah satu generator.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada saat kedua generator telah diparalelkan maka pembebanan yang pada awal
mulanya hanya pada generator pertama akan terbagi juga ke generator kedua. Besar
pembagian beban yang ditanggung oleh masing-masing generator tergantung jumlah
bahan bakar dan udara yang masuk ke mesin diesel. Jika mesin penggerak utamanya
adalah turbin maka tergantung dari jumlah debit air/udara ke turbin, ataupun jumlah
entalpi.
Generator tidak dapat diparalelkan secara sembarangan. Sebab kesalahan pada saat
memparalelkan generator dapat merusak generator itu sendiri. Berikut ini adalah
syarat-syarat paralel generator:

2.10.1 Frekuensi generator yang sama


Pada saat hendak parallel, dua buah genset tentu tidak mempunyai frekuensi
yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset
tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum match, salah satu harus
dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang
tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua genset
mempunyai frekuensi yang sama sama persis.
2.10.2 Urutan fasa yang sama

Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah
urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan CW (clock wise) yang artinya
searah jarum jam dan CCW (counter clock wise) yang artinya berlawanan
dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence type
jarum.
2.10.3 Tegangan yang sama

Adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan
beban kosong power faktornya 1. Dengan power factor 1 berarti tegangan
antara 2 generator persisi sama. Jika 2 sumber tegangan itu berasal dari dua
sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator maka tidak
akan ada arus antara keduanya.
2.10.4 Sudut fase yang sama

Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 genset
mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.10.1 Sudut Fasa Berhimpit hingga 0 Derajat


(Sumber : http://dunia-listrik.co.id)

2.11 Synchronscope
Metode sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih
adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda
sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan
antar fasa.

1. Sinkronoskop Lampu Gelap

Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa,
yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 2.11.1 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap


(Sumber : http://eprints.undip.ac.id )

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan gelap
yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya,
jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat dijelaskan
pada gambar berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.11.2 Beda Tegangan Antara Fasa pada Sinkronoskop Lampu Gelap
(Sumber : http://eprints.undip.ac.id)

2. Sinkronoskop Lampu Terang

Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa,
yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 2.11.3 Skema Sinkronoskop Lampu Terang


(Sumber : http://eprints.undip.ac.id)

Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika
antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan
generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak
mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel. Ini dapat
dijelaskan dengan gambar dibawah ini.

Gambar 2.11.4 Beda tegangan antara Fasa Sinkronoskop Lampu Terang


(Sumber : http://eprints.undip.ac.id)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3. Sinkronoskop Lampu Terang Gelap

Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sinkronoskop


lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan menghubungkan
satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V dengan
fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
dibawah ini.

Gambar 2.11.5 Skema Sinkronoskop Lampu Terang Gelap


(Sumber : http://eprints.undip.ac.id)

Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua lampu
lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar berikut ini.

Gambar 2.11.6 Beda Tegangan antara Fasa Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
(Sumber : http://eprints.undip.ac.id)

2.12 Metode Memparalelkan Generator

2.12.1 Metode Hubungan Lampu Gelap - Terang


Misalkan generator G2 akan diparalel dengan generator yang telah
dioperasikan sebelumnya yaitu generator G1. Mula-mula G2 diputar dengan
penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan If diatur
hingga tegangannya sama dengan tegangan G1.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan digunakan alat
pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-terang.

Pada metode ini, rangkaian disusun sebagai berikut :

Gambar 2.12.1 Metode Gelap-Terang


(Sumber : Modul praktikum listrik dan otomasi 1)

Menurut buku Marine Electrical hal 57 pada gambar 2.1 diatas lampu
sinkronoskop dapat nyala mati dikarenakan bahwa dikarenakan ada lampu
yang tidak dihubungkan dengan fase yang sama sehingga dua lampu akan
terang dan yang lainnya akan gelap.

Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-
phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan
phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2 ; sedangkan
lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase S2.

Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama ), lampu L1, L2 dan
L3 akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk
mengetahui bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa
kedua tegangan sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan
menyala.

2.12.2 Metode Hubungan Lampu Gelap – Gelap

Pada metode ini, rangkaian disusun sebagai berikut:

Gambar 2.12.2 Metode Gelap-Gelap


(Modul praktikum listrik dan otomasi 1)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-
phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ;
lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase S2 ; sedangkan lampu L3
dihubungkan pada phase T1 dan phase T2.

Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian paralel


itu benar (urutan fasa sama ) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala
secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua
tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa ke dua tegangan sama, maka
ketiga lampu akan mati.

2.12.3 Metode Hubungan Terang-Terang


Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian paralel
itu benar (urutan fasa sama) ketiga lampu akan menyala sangat terang-
menyala sangat terang-menyala sangat terang secara bersamaan dengan
tempo yang lambat.

Gambar 2.12.3 Metode Terang-Terang


(Sumber http://eprints.undip.ac.id)

2.13 Load Share dan Aplikasinya


Load share adalah alat pembagi beban yang merupakan peralatan otomatis yang
menyeragamkan operasi dalam menaikan atau menurunkan daya generator
pembangkit listrik sesuai dengan perubahan bebannya, dan sangat diperlukan bila
memiliki lebih dari dua generator dengan karakteristik yang berbeda yang beroperasi
secara paralel.
Dengan alat pembagi beban generator, maka setiap generator mempunyai factor
penggunaan yang sama dan kecil yang berarti bagus. Perubahan beban akibat
pemasukan atau pengeluaran generator dari sistem paralel generator-generator akan
dirasakan sama oleh setiap generator dalam sistem tersebut, tanpa overload dan
overspeed.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Singkatnya load share merupakan suatu sistem dalam pengoperasian pembangkit yaitu
pembagian beban secara bersama oleh beberapa generator atau lebih, adapun tujuan
dari system load share ini adalah untuk menjaga kontinyuitas tenaga listrik dan
sebagai proteksi untuk pengamanan dari generator itu sendiri apabila erjadi penurunan
atau kenaikan beban.

Sumber 2.17 Grafik pembagian beban


Sumber http://eprints.undip.ac.id/
Dimana:
a. Frekuensi atau putaran bersama
b. Beban pada genset 1
c. Beban pada genset 2
d. Kapasitas genset 1
e. Kapasitas genset 2
f. Total beban kedua genset
g. Putaran atau frekuensi tanpa beban dari kedua genset

Aplikasi load share adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk membagi beban
yang diterima oleh lebih dari satu generator. Pembagian beban yang diterima oleh
generator nantinya dibagi secara proporsional berdasarkan batas kemampuan dari
generator tersebut. Maka dari itu generator dengan kapasitas beban yang berbeda
dapat secara aman diparalelkan sesuai dengan kemampuan masing-masing generator.

Gambar 2. Load share hot swappable


(Sumber http://cds.linear.com)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.14 Load Factor


Load factor merupakan beban kerja yang bisa didefinisika sebagai perbandingan
antara waktu pemakaian peralatan pada suatu kondisi dengan total waktu untuk suatu
kondisi dan nilai load factor dinyatakan dalam persentase.

Untuk peralatan yang jarang dipergunakan diatas kapal dianggap mempunyai beban
nol. Begitu juga untuk peralatan yang bisa dikatakan hampir tidak pernah digunakan
nilai load faktornya juga dianggap nol seperti, fire pump, anchor windlass, dan boat
winches.

Gambar 2.19 Load Factor


(Sumber http://learntoflylv.com/)

2.15 Kelebihan dan Kekurangan Paralel Generator


Kelebihan dari memparalelkan generator adalah sebagai berikut :

1. Bisa melakukan penghematan biaya pemakaian operasional dan meghemat biaya


pembelian generator
2. Biaya maintanence generator akan lebih murah

3. Menjaga kontinyuitas pelayanan energi listrik apabila salah satu generator akan
diistirahatkan atau diperbaiki
4. Akan menghasilkan effisiensi daya yang optimal apabila generator diparalelkan.

Adapun kekurangan yang dapat ditemukan dari paralel generator adalah sebagai berikut :

1. Jika salah satu generator mati, maka total kebutuhan daya tidak bisa terpenuhi secara
maksimal
2. Membutuhkan ruang yang cukup besar untuk menampung generator
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3. Harus dalam keadaan sinkron setiap saat

4. Pemeliharaan generator yang lebih sulit

2.16 Aplikasi pada Bidang Marine dan Non Marine


2.16.1 Aplikasi pada Bidang Marine

No Aplikasi Gambar Fungsi

1 Main Generator Digunakan untuk


pada kapal memasok segala
kebutuhan energy listrik
yang dibutuhkan pada
kapal.

https://www.marineinsight.com/marine-
electrical

2 Emergency Emergency generator


Generator di kapal digunakan untuk
menyuplai energi listrik
pada keadaan darurat
disaat main generator
tidak dapat berfungsi.

https://shipfever.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3 Shaft Generator Digunakan sebagai


support system agar
menambah efisiensi daya
agar dapat
menggerakkan propeller.

(Sumber : https://marineinsight.com)

2.16.2 Aplikasi pada Bidang Non-Marine

No Aplikasi Gambar Fungsi

1 Generator Generator listrik


Pembangkit memproduksi energi
Listrik listrik dari sumber energi
mekanik, biasanya
dengan menggunakan
induksi elektromagnetik.
Proses ini dikenal
sebagai pembangkit
listrik.
https://duniapembangkitlistrik.com

2 Generator Set Genset memang


memiliki prinsip kerja
yang dapat merubah
energi kimia dari bahan
bakar menjadi sebuah
energi mekanik untuk
menghasilkan sebuah
daya listrik. Dengan
menggunakan genset
https://dunia-listrik.blogspot.com Anda, bahkan bisa
memasok listrik
beberapa rumah dengan
arus yang stabil.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3 Generator pada Pada generator,


Sepeda (Dinamo) perubahan garis gaya
magnet diperoleh dengan
cara memutar kumparan
di dalam medan magnet
permanen. Karena
dihubungkan dengan
cincin geser, perputaran
kumparan menimbulkan
GGL induksi AC. Oleh
karena itu, arus induksi
https://pto.hu/
yang ditimbulkan berupa
arus AC. Jika magnet
tetap diputar, perputaran
tersebut menimbulkan
GGL induksi pada
kumparan.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB III
DATA PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan Fungsi

No Nama Alat Gambar Fungsi

Sebagai sumber tenaga


mekanik untuk
1 Motor AC menggerakkan generator
dengan sumber listrik
AC

Mengubah energi
2 Generator 3 fasa mekanik menjadi energi
listrik

Mengatur nilai sumber


3 Regulator
tegangan

Mengubah arus AC
4 Rectifier
menjadi arus DC
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

5 Cosφ (cosphimeter)

Mengukur nilai
6 Frekuensi meter
frekuensi

7 Voltmeter Mengukur nilai tegangan

8 Tangmeter digital Mengukur nilai arus


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Mengukur nilai
9 Luxmeter
intensitas cahaya

10 Lampu TL Berfungsi sebagai beban

11 Lampu pijar Berfungsi sebagai beban

Mengukur putaran
12 Tachometer
(RPM)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Menghubungkan
komponen satu dengan
13 Kabel yang lainnya untuk
membentuk rangkaian
percobaan

Generator sinkron (2 Penghasil tegangan


14
buah) listrik

Sebagai sumber tenaga


mekanik untk
Motor penggerak DC
15 menggerakkan generator
shunt
dengan sumber listrik
DC

Sebagai indikator
16 Lampu sinkronoskop
sinkron
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3.2 Langkah Percobaan


3.2.1 Generator 3 Phase

❖ Beban nol
1. Membuat rangkaian generator dan motor seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.1 Rangkaian Generator dan Motor


(Sumber : Modul Praktikum Generator Listrik Perkapalan)
2. Menghidupkan saklar yang menyalakan motor AC

3. Menentukan arus medan untuk kelipatan 0,1 A- 0,5 A

4. Mengukur frekuensi

5. Mengukur tegangan antar fasa dan tegangan fasa nol

6. Mengukur putaran generator

❖ Generator berbeban seimbang dan tidak seimbang


1. Membuat rangkaian generator dan motor seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.2 Rangkaian Generator dan Motor


(Sumber : Modul Praktikum Generator Listrik Perkapalan)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2. Menghidupkan saklar yang menyalakan motor AC

3. Memvariasi besarnya beban di lampu pijar dan TL

4. Mengukur besar arus medan

5. Mengukur tegangan fase nol

6. Mengukur arus antar jaringan

7. Mengukur tingkat penerangan dengan luxmeter pada berbagai tingkatan beban

8. Mengukur besarnya sudut fase

9. Mengukur putaran generator

3.2.2 Paralel Generator

Gambar 3.3Metode hubungan lampu gelap-gelap


(Sumber : Modul Praktikum Generator Listrik Perkapalan)

Gambar 3.4 Metode hubungan lampu gelap-terang


(Sumber : Modul Praktikum Generator Listrik Perkapalan)
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar
2. Menjalankan motor AC dan member pengua tanp ada G1 sehingga mencapai tegangan 220 V
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3. Berikan beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah dan berupa lampu TL 36 watt
sebanyak 6 buah kemudian ukur arus dari generator tersebut.
4. Memutar motor DC dan memeberi penguatan pada generator pada G2 hingga mencapai
tegangan 220 V
5. Menyamakan tegangan dan frekuensi pada kedua generator dengan mengatur penguatan pada
motor DC dan generator G2
6. Mengggunakan metode gelap-gelap dan metode gelap-terang sebagai sinkronoskop
7. Menutup kedua saklar paralel bila sinkronoskop telah memenuhi
8. Kemudian Berikan beban berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 12 buah dan berupa lampu TL
36 watt sebanyak 6 buah pada generator kedua.
9. Mencatat tegangan, frekuensi dan arus medan dari kedua generator, baik dalam kondisi tanpa
beban, maupun dalam kondisi berbeban

3.3 Data Hasil Percobaan

3.3.1 Generator 3 fasa


3.3.1.1 Generator Beban Nol

Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa


Arus
Frekuensi Putaran
medan (Volt) (Volt) V
(Hz) (RPM)
(Im)
RO SO TO RS ST TR

48,5 0 0 0 0 0 0 0 277 0

48,5 0 110 110 110 190 190 190 292 5

48,5 0,2 190 190 190 320 320 320 292,5 10

48,5 0,4 220 220 220 380 380 380 290 15

48,5 0,6 240 240 240 420 420 420 291,8 20

48,5 0,7 260 260 260 440 440 440 300 25

3.3.1.2 Generator Berbeban Lampu Pijar


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Tegangan Tegangan
Arus jaringan (A) Beban (Watt) Lux
F Im fasa nol antar fasa Cos RP
(Hz) (A)
(E) φ M
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 220 220 220 380 380 380 0,159 0,162 0,166 0,087 40 40 40 2000 0,8 2917

48,5 0,3 220 220 220 380 380 380 0,3 0,3 0,3 0,17 80 80 80 4000 0,8 2920

48,5 0,3 220 220 220 380 380 380 0,47 0,47 0,47 0,28 120 120 120 5100 0,8 2913

48,5 0,3 220 220 220 375 375 375 0,63 0,63 0,63 0,4 151 151 151 6000 0,8 2937

3.3.1.3 Generator Berbeban Lampu TL`

Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A) (E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,301 0,306 0,308 0,09 36 36 36 1500 0,8 292,4

48,5 0,3 190 190 190 320 320 320 0,518 0,513 0,505 0,23 72 72 72 3400 0,8 292,4

3.3.1.4 Generator Berbeban Lampu TL dengan Capasitor

Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A)
(E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22 1,202 2,62 36 36 36 2600 0,8 291

48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1,321 2,81 72 72 72 6100 0,8 312

3.3.1.5 Generator Berbeban Lampu TL + Pijar Dengan Capasitor


Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A) (E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 250 250 250 420 420 420 1,248 1,039 1,008 2,55 76 76 76 1800 0,8 290,9

48,5 0,3 240 240 240 420 410 420 1,36 1,189 1,069 2,44 116 116 116 1400 0,8 320

48,5 0,3 260 260 260 420 420 420 2,45 2,78 2,61 6,66 152 152 152 2000 0,8 334

3.3.1.6 Generator Berbeban Lampu TL + Pijar Tanpa Capasitor

Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A) (E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,4 0,38 0,39 0,004 76 76 76 800 0,8 291

48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,51 0,512 0,513 0,002 116 116 116 1000 0,8 290,5

48,5 0,3 190 190 190 310 310 310 0,7 0,705 0,68 0,164 152 152 152 1100 0,8 291
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3.3.1.7 Generator Beban Tidak Seimbang (Lampu TL)

Tegangan fasa Tegangan Lux


Arus jaringan
nol antar fasa Beban (Watt)
(A)
F Im (Volt) (Volt) (E) Cos
RPM
(Hz) (A) φ
X10
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T 000

48,5 0,3 210 210 210 360 350 360 0,153 0,48 0,426 0,131 40 120 76 500 0,8 291,5

48,5 0,3 220 220 210 370 370 370 0,157 0,322 0,336 0,151 40 80 36 500 0,8 292,5

48,5 0,3 210 210 210 360 360 360 0,314 0,454 0,322 0,33 80 76 80 500 0,8 293

3.3.2 Paralel Generator


3.3.2.1 Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Gelap Beban Nol
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2 VRS1 VRS2 VST1 VST2

0,67 0,63 220 220 220 220 220 220 380 380 380 380

VRT1 VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2

380 380 53 53 1600 1690 0,01 0,02 0,03 0,04 0,02 0,03

3.3.2.2 Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Terang Beban Nol
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2 VRS1 VRS2 VST1 VST2

0,67 0,68 220 220 220 220 220 220 380 380 380 380

VRT1 VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2

380 380 53 53 1602 1620 0,02 0,02 0,04 0,03 0,05 0,05

3.2.2.3 Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Terang Berbeban
Beban VR VRS VST VST VRT
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2
Watt S1 2 1 2 1
240 0,38 0,61 220 220 220 220 220 220 360 360 360 360 360
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

356 0,67 0,60 205 200 205 205 205 205 360 340 350 350 350

428 0,67 0,60 200 190 200 200 200 200 340 330 340 340 330

VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2 IRB ISB ITB
360 52,5 52,5 1580 1582 0,1 0,22 0,2 0,24 0,2 0,2 0,3 0,29 0,3

330 52 52 1565 1565 0,3 0,32 0,25 0,16 0,3 0,21 0,55 0,3 0,51

320 51,5 51,5 1558 1558 0,3 0,32 0,38 0,18 0,38 0,21 0,7 0,49 0,5
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISA DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Analisa Data Generator 3 Phase


4.1.1 Generator Beban Nol
Contoh perhitungan:
Daya (P) =IxV
pada generator tanpa beban, P = 0, dan I = 0
Frekuensi (f) = (p x n)/120
= (2 x 277)/120
= 4.62 Hz
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, maka diperoleh data seperti pada tabel dibawah ini:

Arus Frekuensi
Putaran
medan V hitungan
(Im) (volt) (Hz) (RPM)

0 0 4.62 277
0 110 4.87 292
0.2 190 4.88 292.5
0.4 220 4.83 290
0.6 240 4.86 291.8
0.7 260 5.00 300

4.1.2 Generator Berbeban Lampu Pijar


Contoh perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x Iline x cosφ
= √3 x 380 x 0.14 x 0.8
= 62.92 Watt
Frekuensi (f) = (p x n)/120
= (2 x 2917) /120
= 48,62 Hz
Persentase error = (f perhitungan - f pengukuran)/f pengukuran x 100 %
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

= (48.62 – 48.5)/48.5 x 100%


= 0,24%

P F Error
V Im (A) Cos φ RPM F (Hz) Beban
(Watt) hitungan %

380 0.3 0.8 2917 48.5 40 62.92 48.62 0.24


380 0.3 0.8 2920 48.5 80 117.28 48.67 0.34
380 0.3 0.8 2913 48.5 120 185.24 48.55 0.10
375 0.3 0.8 2937 48.5 151 247.71 48.95 0.93

4.1.3 Generator Berbeban Lampu TL


Contoh perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x Iline x cosφ
= √3 x 340 x 0.25 x 0.8
= 98.56 watt
Frekuensi (f) = (p x n)/120
= (2 x 292.4)/120
= 4.87 Hz
Persentase error = ( f perhitungan - f pengukuran)/ f pengukuran x 100 %
= (4.87 – 48.5)/48.5 x 100%
= 0.41 %
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, maka diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini:

P F Error
V Im (A) Cos φ RPM F (Hz) Beban
(Watt) hitungan %

340 0.3 0.8 292.4 48.5 36 98.56 4.87 89.95


320 0.3 0.8 292.4 48.5 72 163.01 4.87 89.95

4.1.4 Generator Berbeban Lampu TL dengan Kapasitor


Contoh perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x Iline x cosφ
= √3 x 430 x 1.48 x 0.8
= 732.05
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Frekuensi (f) = (p x n)/120


= (2 x 291)/120
= 4.85 Hz
Persentase error = (f perhitungan- f pengukuran)/f pengukuran x 100 %
= (4.85 – 48.5)/48.5 x 100%
= 90 %
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, maka diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini:

P F Error
V Im (A) Cos φ RPM F (Hz) Beban
(Watt) hitungan %

430 0.3 0.8 291 48.5 36 732.05 4.85 90.00


440 0.3 0.8 312 48.5 72 803.52 5.20 89.28

4.1.5 Generator Berbeban Lampu TL + Pijar dengan Kapasitor


Contoh perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x Iline x cosφ
= √3 x 420 x 1.46 x 0.8
= 708.12 watt
Frekuensi (f) = (p x n)/120
= (2 x 290.9)/120
= 4.85 Hz
Persentase error = (f perhitungan - f pengukuran)/f pengukuran x 100 %
= (4.85 – 48.5)/48.5 x 100%
= 90 %
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, maka diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini:

P F Error
V Im (A) Cos φ RPM F (Hz) Beban
(Watt) hitungan %

420 0.3 0.8 290.9 48.5 76 708.12 4.85 90.00


416.67 0.3 0.8 320 48.5 116 728.10 5.33 89.00
420 0.3 0.8 334 48.5 152 1756.66 5.57 88.52
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.1.6 Generator Berbeban Lampu TL + Pijar Tanpa Kapasitor


Contoh perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x Iline x cosφ
= √3 x 340 x 0.29 x 0.8
= 115.14 watt
Frekuensi (f) = (p x n)/120
= (2 x 291)/120
= 4.85 Hz
Persentase error = (f perhitungan - f pengukuran)/f pengukuran x 100 %
= (4.85 – 48.5) / 48.5 x 100%
= 90%
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, maka diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini:

P F Error
V Im (A) Cos φ RPM F (Hz) Beban
(Watt) hitungan %

340 0.3 0.8 291 48.5 76 115.14 4.85 90.00


340 0.3 0.8 290.5 48.5 116 150.74 4.84 90.02
310 0.3 0.8 291 48.5 152 201.10 4.85 90.00

4.1.7 Generator Berbeban Tidak Seimbang (Lampu TL)


Contoh perhitungan:
Daya (P) = √3 x Vline x Iline x cosφ
= √3 x 356.67 x 0.30 x 0.8
= 122.43 watt
Frekuensi (f) = (p x n)/120
= (2 x 291.5)/120
= 4.86 Hz
Persentase error = (f perhitungan - f pengukuran)/f pengukuran x 100 %
= (4.86 – 48.5) / 48.5 x 100%
= 89.98 %
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, maka diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

P F Error
V Im (A) Cos φ RPM F (Hz) Beban
(Watt) hitungan %

356.67 0.3 0.8 291.5 48.5 76 122.43 4.86 89.98


370 0.3 0.8 292.5 48.5 116 103.10 4.88 89.95
360 0.3 0.8 293 48.5 152 147.46 4.88 89.93

4.2 Grafik dan Analisa Praktikum Generator 3 Phase


4.2.1 Beban Nol

Grafik 4.1 Hubungan Tegangan Fasa Rata- Rata dan Arus Eksitasi
Berdasarkan gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa arus eksitasi yang diberikan semakin besar
diikuti dengan tegangan fasa yang semakin besar pula. Hal ini dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi
(Im) memiliki hubungan yang berbanding lurusterhadap tegangan fasa.
4.2.2 Beban Lampu Pijar
a. Hubungan Arus Jaringan terhadap Daya

Grafik 4.2 Hubungan Arus Jaringan dan Daya


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin besar arus jaringan yang diberikan maka semakin
besar pula daya yang dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan daya dengan arus jaringan
adalah berbanding lurus. Hal ini benar jika dibandingkan dengan persamaan berikut.
P = Vline x Iline x √3 x cosφ
Jika arus jaringan yang diberikan semakin besar dengan nilai tegangan tetap, maka nilai daya akan
semakin besar pula.

b. Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya

Grafik 4.3 Hubungan Arus Eksitasi dan Daya


Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa semakin besar arus eksitasi yang diberikan maka
nilai daya yang diekeluarkan akan semakin besar pula. Hal ini didukung oleh persamaan berikut.
P = Vline x Iline x √3 x cosφ
Jika arus eksitasi dinaikkan, maka akan menghasilkan fluks magnet yang besar sehingga tegangan akan
membesar. Kemudian karena tegangan membesar, nilai daya pun akan membesar. Oleh karena itu
hubungan arus eksitasi dan daya adalah berbanding lurus. Namun pada percobaan di atas terdapat salah
satu kesalahan yaitu pada arus eksitasi yang sama, hal in bisa dikarenakan kesalahan pada pembacaan
alat.
4.2.3 Beban Lampu TL (Tanpa Kapasitor)
• Hubungan Arus Jaringan dengan Daya
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.4 Arus Jaringan terhadap Daya

Berdasarkan grafik 4.4 disimpulkan bahwa arus jaringan berbanding lurus


dengan daya. Hal ini sesuai dengan persamaan dibawah yaitu,
P = √3. V. I. cos ∅
Dari rumus diatas dapat dilihat kalau arus berbanding lurus dengan daya. Hal ini
sesuai dengan hasil praktikum dari kami yang mana ketika arus naik, maka nilai
daya juga akan ikut naik.

• Hubungan Arus Eksitasi dengan Daya

Grafik 4.5 Arus Eksitasi terhadap Daya


Berdasarkan grafik 4.5 dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi meningkat. Hal
ini sesuai dengan rumus, yaitu
Ea = V + I. Ra + j I.Xs
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dapat dilihat dari rumus diatas bahwasannya ketika arus eksitasi dinaikkan,
mengakibatkan naiknya tegangan, yang mengakibatkan naiknya daya. Hal ini
sesuai dengan hasil praktikum dari kami yang mana ketika arus eksitasi naik,
tegangan naik sehingga nilai daya juga akan ikut naik.

4.2.4 Beban Lampu TL (Dengan Kapasitor)


• Hubungan Arus Jaringan dengan Daya

Grafik 4.6 Arus Jaringan terhadap Daya

Berdasarkan grafik 4.6 disimpulkan bahwa arus jaringan berbanding lurus


dengan daya. Hal ini sesuai dengan persamaan dibawah yaitu,
P = √3 V I cos ∅.
Dari rumus diatas dapat dilihat kalau arus jaringan berbanding lurus dengan
daya. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum dari kami yang mana ketika arus
naik, maka nilai daya juga akan ikut naik.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

• Hubungan Arus Eksitasi dengan Daya

Grafik 4.7 Arus Eksitasi terhadap Daya (Dengan Kapasitor)

Berdasarkan grafik 4.7 dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi meningkat. Hal
ini sesuai dengan rumus, yaitu
Ea = V + I. Ra + j I.Xs
Dapat dilihat dari rumus diatas bahwasannya ketika arus eksitasi dinaikkan,
mengakibatkan naiknya tegangan, yang mengakibatkan naiknya daya. Hal ini
sesuai dengan hasil praktikum dari kami yang mana ketika arus eksitasi naik,
tegangan naik sehingga nilai daya juga akan ikut naik.

• Perbandingan Arus Eksitasi terhadap Daya dengan Kapasitor dan tanpa


Kapasitor

Grafik 4.8 Perbandingn Arus Eksitasi terhadap Daya


Pada grafik 4.8 arus eksitasi dengan kapasitor lebih rendah dari arus eksitasi
tanpa kapasitor. Hal ini merupakan adanya kesalahan karena arus eksitasi
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

dengan kapasitor harusnya lebih tinggi dari tanpa kapasitor yang dimana
kapasitor adalah pemberi suplai arus sehingga arus lebih besar maka daya juga
lebih besar. Hal ini dipengaruhi dari kesalahan praktikan saat melakukan
praktikum.

4.2.5 Beban Tak Seimbang


• Hubungan Beban dengan Daya

Grafik 4.9 Hubungan Beban terhadap Daya

Grafik 4.9 menunjukkan hubungan beban terhadap daya pada generator sinkron
3 fase berbeban tak seimbang. Daya terkecil dihasilkan dari komposisi beban
R=40, S=80, T=36, yaitu 103,1 watt. Dan daya terbesar dihasilkan dari
komposisi beban R=80, S=76, T=80, yaitu 147,46 watt. Dan pada komposisi
beban R=40, S=129, T=76 menghasilkan daya sebesar 122,43 watt.

4.3 Analisa Data Praktikum Paralel Generator


4.3.1 Perbedaan Gelap-Gelap dan Gelap-Terang
Perbedaan antara Gelap–Gelap dan Gelap-Terang pada saat praktikum adalah saat
Gelap – Gelap kedua lampu dihubungkan pada phase-phase yang sama. Lampu L2
dihubungkan pada phase S1dan phase S2; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan
phase T2. Apabila rangkaian itu benar (urutan fasa sama) kedua lampu akan menyala-mati-
menyala secara bersamaan. Untuk mengetahui fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup.
Apabila fasa kedua tegangan sama, maka kedualampu akan mati bersamaan.

Pada saat keadaan Gelap – Terang kedua lampu dihubungkan pada phase-phase yang
telah ditentukan. Lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2; sedangkan lampu L3
dihubungkan pada phase T1 dan phase S2. Jika rangkaian itu benar (urutan fasa sama), lampu
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

L2 dan L3 akan hidupmati secara bergantian dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui
bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka L2
akan mati, sedangkan L3 akan menyala. Untuk metode ini nyala lampu jauh lebih terang dari
metode Gelap – Gelap.

4.3.2 Perhitungan Daya

4.3.2.1 Rumus-rumus yang Digunakan


Generator 1 Generator 2

𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒1× cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒2× cos 𝜃

𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1= 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =

Saat Diparalelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2

Tabel 4.3.1 Rumus Perhitungan Paralel Generator


4.3.2.2 Perhitungan Data

Berikut ini adalah contoh perhitungan arus total dan daya untuk percobaan yang telah
dilakukan. Pada perhitungan parallel generator terbeban digunkan data beban 240
watt.

4.3.2.2.1 Perhitungan Paralel Generator pada Metode Gelap-Gelap Beban


Nol
Generator 1 Generator 2

𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =
𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 =

=
=
= 220 volt
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

= 220 volt

𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

= =
= 0.02 A = 0.03 A
𝑃1 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒1× cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒2× cos 𝜃
= 3 × 220 × 0.02 × 0.8 = 3 × 220 × 0.03 × 0.8
= 10. 56 watt = 15.84 watt

𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1=

=
=
= 0.0519 A
= 0.0346 A

Saat Diparalelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.0346 + 0.0519
= 0.0865 A

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 10.56 + 15.84
= 26.4 watt
Tabel 4.3.2 Perhitungan Paralel Generator Metode Gelap-Gelap Beban Nol

4.3.2.2.2 Perhitungan Paralel Generator pada Metode Gelap-Terang


Beban Nol
Generator 1 Generator 2

𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

= =
= 220 volt
= 220 volt
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

= =
= 0.036 A = 0.033 A
𝑃1 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒1× cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒2× cos 𝜃
= 3 × 220 × 0.036 × 0.8 = 3 × 220 × 0.033 × 0.8
= 19.008 watt = 17.424 watt

𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1= 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =

= =

= 0.0624 A = 0.0572 A

Saat Diparalelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.0624 + 0.0572
= 0.1196 A

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 19.008 + 17.424
= 36.432 watt
Tabel 4.3.3 Perhitungan Paralel Generator Metode Gelap-Terang Beban Nol
4.3.2.2.3 Perhitungan Paralel Generator pada Metode Gelap-Terang
Terbeban
Generator 1 Beban 220 watt Generator 2 Beban 220 watt

𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

= =
= 220 volt
= 220 volt
𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 = 𝐼 𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 =

= =
= 0.16 A = 0.22 A
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑃1 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 1 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒1× cos 𝜃 𝑃2 = 3 × 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 2 × 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒2× cos 𝜃


= 3 × 220 × 0. 16 × 0.8 = 3 × 220 × 0.22 × 0.8
= 88 watt = 116.16 watt

𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙1= 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙2 =

= =

= 0.288 A = 0.381 A

Saat Diparalelkan
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
= 0.288 + 0. 381
= 0.669A

𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2
= 88 + 116.16
= 204.16 watt
Tabel 4.3.4 Perhitungan Paralel Generator Metode Gelap-Terang Terbeban
4.3.2.3 Tabel Hasil Perhitungan

Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan dari arus total dan daya pada masing-
masing percobaan. Perhitungan dilakukan sesuai dengan contoh yang dipaparkan di
sub-bab sebelumnya.

4.3.2.3.1 Hasil Perhitungan Paralel Generator Metode Gelap-Gelap


Beban Nol
Vphase1
Generator Iphase1 (A) P1 (watt) Inominal1 (A) Itotal (A) Ptotal (watt)
(volt)
Generator 1 220 0.02 10.56 0.0346 0.0865 26.4
Generator 2 220 0.03 15.84 0.0519

4.3.2.3.2 Hasil Perhitungan Paralel Generator Metode Gelap-Terang


Beban Nol
Vphase1
Generator Iphase1 (A) P1 (watt) Inominal1 (A) Itotal (A) Ptotal (watt)
(volt)
Generator 1 220 0.036 19.008 0.0624 0.1196 36.432
Generator 2 220 0.033 17.424 0.0572

4.3.2.3.1 Hasil Perhitungan Paralel Generator Metode Gelap-Gelap


Beban Nol
Beban Generator Vphase1 (volt) Iphase (A) P Inominal (A) Itotal (A) Ptotal (watt)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

(watt) (watt)
Generator 1 220 0.16 88 0.288 0.669 204.16
220
Generator 2 220 0.22 116.16 0.381
Generator 1 205 0.283 139.4 0.49
356 0.8891 251.62
Generator 2 203.3 0.23 112.22 0.398
Generator 1 200 0.35 169.6 0.612
428 1.022 281.27
Generator 2 196.6 0.24 111.67 0.409

4.4 Analisa Grafik Praktikum Paralel Generator


4.4.1 Analisa Pembebanan Terhadap Kecepatan Putaran

Grafik 4.4.1 Grafik Hubungan Pembebanan terhadap Kecepatan Putaran pada Metode
Gelap-Terang

Pada grafik tersebut, dengan metode gelap-terang menunjukkan bahwa semakin tinggi
nilai pembebanan pada generator maka kecepatan putaran generator akan semakin turun.
Hal ini menunjukkan hubungan antara beban dengan putaran bahwa beban yang diberikan
ke generator berbanding terbalik dengan putaran yang dihasilkan generator tersebut. Hal ini
disebabkan karena adanya beban dari sistem akan menimbulkan hambatan atau
resistansi.

4.4.2 Frekuensi Terhadap Pembebanan


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pengaruh Pembebanan Terhadap Frekuensi Paralel


Generator
Frekuensi (Hz) 53.5
53
52.5
52
51.5
51
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Pembebanan (watt)

Generator 1 Generator 2

Grafik 4.4.2 Grafik Hubungan Pembebanan terhadap Frekuensi pada Metode


Gelap-Terang

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan
beban yang diberikan pada generator, dimana semakin besar beban yang diberikan maka
semakinkecil frekuensi generator. Hal ini kurang sesuai dengan persamaan berikut ini:

di mana:
P = daya output (watt)
f = frekuensi
T = torsi (Nm)

p = jumlah kutub dalam generator

Hal ini dapat terjadi akibat dari perubahan torsi dan arus eksitasi pada paralel
generator yang ditinjau.

4.4.3 Pengaruh Voltase terhadap Pembebanan


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.4.3 Grafik Hubungan Voltase terhadap Pembebanan pada Metode


Gelap Gelap

Dilihat pada grafik diatas, dengan metode gelap-gelap memperlihatkan kalau makin besar
nilai penambahan beban, maka voltase pada kedua generator akan semakin turun.

4.4.4 Pengaruh Arus Nominal terhadap Pembebanan

Grafik 4.4.4 Grafik Hubungan Arus Nominal terhadap Pembebanan pada


Metode Gelap Gelap

Dilihat pada grafik diatas, dengan metode gelap-gelap memperlihatkan kalau makin besar
nilai penambahan beban generator, maka Arus Nominal pada kedua generator akan
menjadi semakin besar.

4.4.5 Pengaruh Arus Eksitasi terhadap Pembebanan

Grafik 4.4.4 Grafik Hubungan Arus Eksitasi terhadap Pembebanan pada Metode
Gelap Terang
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dilihat pada grafik diatas, dengan metode gelap-terang memperlihatkan kalau makin
besar nilai penambahan beban, pada generator 1 Arus Eksitasi akan naik, sedangkan pada
generator 2 Arus Eksitasi akan menurun.

4.4.6 Pengaruh Arus Beban terhadap penambahan Beban

Grafik 4.4.4 Grafik Hubungan Arus Beban terhadap Penambahan Beban pada Metode
Gelap Gelap

Pada grafik tersebut, dengan metode gelap-gelap menunjukkan bahwa pada generator 1
jika ada penambahan beban maka arus beban menjadi tidak menentu pertama grafik naik
lalu kemudian turun. Jika pada generator 2 ketika ada penambahan beban maka arus
beban akan semakin naik. Dapat disimpulkan bahwa pada generator 2 hubungan arus
beban dengan penambahan beban berbanding lurus atau selaras.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Generator 3 Fasa
Berdasarkan tujuan dari praktikum generator 3 fasa ini , maka kami dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada percobaan generator sinkron beban 0, dengan arus eksitasi yang besar, maka tegangan
yang dihasilkan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan semakin besar arus eksitasi, maka
fluks yang dihasilkan semakin besar.
2. Pada generator berbeban nol, karakteristik generator bergantung pada besarnya arus eksitasi
yang diberikan pada generator.
3. Pada percobaan generator berbeban lampu TL hingga generator berbeban tidak seimbang,
terdapat error yang cukup besar antara frekuensi hasil pengamatan dan frekuensi hasil
perhitungan. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca nilai RPM pada
tachometer atau kerusakan pada alat praktikum yang digunakan.
4. Pada percobaan generator berbeban, baik itu beban lamput TL maupun lampu pijar, arus
magnetisasi yang dihasilkan mengalami perubahan.
5. Pada percobaan generator berbeban, karakteristik generator bergantung pada variasi beban.
Dimana beban tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya nilai tegangan dan arus eksitasi.
Dengan adanya kapasitor akan memperbesar daya yang dikeluarkan oleh generator 3 fasa.

5.1.2 Paralel Generator


1. Hubungan Metode Gelap-Gelap dalam Memparalelkan Generator.
Pada saat Gelap – Terang kedua lampu dihubungkan pada phase-phase yang telah ditentukan.
Jika rangkaian parallel itu benar (urutan fasa sama) kedua lampu (L2 dan L3) akan menyala-
mati-menyala secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua
tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa ke dua tegangan sama, maka ketiga lampu akan
mati.
2. Hubungan Metode Gelap-Terang dalam Memparalelkan Generator.
Pada saat Gelap – Terang kedua lampu dihubungkan pada phase-phase yang telah ditentukan.
Jika rangkaian untuk parallel itu benar (urutan fasa sama), lampu L2 dan L3 akan hidup mati
secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan sama,
saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3
akan menyala. Untuk metode ini nyala lampu jauh lebih terang dari metode Gelap – Gelap.

5.2 Saran
1. Alat praktikum yang digunakan harus lebih baik karena sangat mempengaruhi nilai yang
didapat.
2. Menambah jumlah alat ukur dan memperbaiki alat ukur yang rusak
3. Pembacaan alat ukur yang digunakan harus lebih teliti.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Daftar Pustaka

Gideon, Samuel & Saragih , Koko Pratama. 2017. Analisis Karakteristik Listrik Arus Searah dan Arus
Bolak-Balik. Medan: Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
Lilik, Purnawan. 2019. Perawatan Dan Pengoperasian Diesel Generator di Mt. Mulia Karsa I Pada
Pt. Samudera Mulia Karsa. Karya Tulis.

Prasetya, Bayu Priyo. 2018. Sistem Eksitasi Optimal Generator Sinkron Pada Pltmh Untuk Beban
Linier Dan Non-Linier Dengan Pid - Particle Swarm Optimization (PSO). Undergraduate (S1) Thesis,
University of Muhammadiyah Malang.
Purnomo, H., 2017. Rangkaian Elektrik (Analisa Keadaan Mantab). Malang: Universitas Brawijaya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

TABEL PENGAMATAN
GENERATOR
Kelompok : 17
Anggota Kelompok : 1. Salsabila Putri Giafi (04211940000029)
2. Adityawan Eka Ramadhani (04211940000057)
3. Rizal Anandya Mareta (04211940000067)
4. Farhan Fathurakhman (04211940000097)
5. Ridho Al Ghaniyyu S. (04211940000101)

A. GENERATOR TIGA FASE

• Generator beban nol

Aru Tegangan fasa nol Tegangan antar fasa


Frek s Putaran
uensi med (RPM)
(Volt) (Volt) TO RS ST TR
(Hz) an (Volt)
(Im)
48,5 0 RO SO TO RS 0 0 RO
48,5 0 0 0 0 0 48,5 0 0
48,5 0 110 110 110 190 48,5 0 110
48,5 0,2 190 190 190 320 48,5 0,2 190

• Generator Berbeban Lampu Pijar


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Tegangan Tegangan
Arus jaringan (A) Beban (Watt) Lux
F Im fasa nol antar fasa Cos RP
(Hz) (A) (E) φ M
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 220 220 220 380 380 380 0,159 0,162 0,166 0,087 40 40 40 2000 0,8 2917

48,5 0,3 220 220 220 380 380 380 0,3 0,3 0,3 0,17 80 80 80 4000 0,8 2920

48,5 0,3 220 220 220 380 380 380 0,47 0,47 0,47 0,28 120 120 120 5100 0,8 2913

48,5 0,3 220 220 220 375 375 375 0,63 0,63 0,63 0,4 151 151 151 6000 0,8 2937

• Generator Berbeban Lampu TL`

Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A) (E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,301 0,306 0,308 0,09 36 36 36 1500 0,8 292,4

48,5 0,3 190 190 190 320 320 320 0,518 0,513 0,505 0,23 72 72 72 3400 0,8 292,4

• Generator Berbeban Lampu TL dengan Capasitor

Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A) (E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 240 260 240 440 440 410 0,86 1,22 1,202 2,62 36 36 36 2600 0,8 291

48,5 0,3 260 260 260 440 440 440 0,88 1,32 1,321 2,81 72 72 72 6100 0,8 312

• Generator Berbeban Lampu TL + Pijar Dengan Capasitor


Tegangan Tegangan Lux
F Im Arus jaringan Cos
fasa nol antar fasa Beban (Watt) RPM
(Hz) (A)
(Volt)
(A) (E) φ
(Volt)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 250 250 250 420 420 420 1,248 1,039 1,008 2,55 76 76 76 1800 0,8 290,9

48,5 0,3 240 240 240 420 410 420 1,36 1,189 1,069 2,44 116 116 116 1400 0,8 320

48,5 0,3 260 260 260 420 420 420 2,45 2,78 2,61 6,66 152 152 152 2000 0,8 334

• Generator Berbeban Lampu TL + Pijar Tanpa Capasitor

Tegangan Tegangan
Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A) Lux Cos
F Im (Volt) (Volt) RPM
(Hz) (A)
(E) φ
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T

48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,4 0,38 0,39 0,004 76 76 76 800 0,8 291

48,5 0,3 200 200 200 340 340 340 0,51 0,512 0,513 0,002 116 116 116 1000 0,8 290,5
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

48,5 0,3 190 190 190 310 310 310 0,7 0,705 0,68 0,164 152 152 152 1100 0,8 291

• Generator Beban Tidak Seimbang (Lampu TL)

Tegangan Tegangan Lux


Arus jaringan
fasa nol antar fasa Beban (Watt)
(A)
F Im (Volt) (Volt) (E) Cos
RPM
(Hz) (A) φ
X10
RO SO TO RS ST RT IR IS IT IN R S T 000

48,5 0,3 210 210 210 360 350 360 0,153 0,48 0,426 0,131 40 120 76 500 0,8 291,5

48,5 0,3 220 220 210 370 370 370 0,157 0,322 0,336 0,151 40 80 36 500 0,8 292,5

48,5 0,3 210 210 210 360 360 360 0,314 0,454 0,322 0,33 80 76 80 500 0,8 293

B. PARALEL GENERATOR

• Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Gelap Beban Nol
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2 VRS1 VRS2 VST1 VST2
0,67 0,63 220 220 220 220 220 220 380 380 380 380
VRT1 VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

380 380 53 53 1600 1690 0,01 0,02 0,03 0,04 0,02 0,03

• Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Terang Beban Nol
Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2 VRS1 VRS2 VST1 VST2
0,67 0,68 220 220 220 220 220 220 380 380 380 380
VRT1 VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2
380 380 53 53 1602 1620 0,02 0,02 0,04 0,03 0,05 0,05

• Tabel Hasil Percobaan Paralel Generator Metode Gelap Terang Berbeban


Beba
VR VRS VST VST VRT
n Iex1 Iex2 VR1 VR2 VS1 VS2 VT1 VT2
S1 2 1 2 1
Watt
240 0,38 0,61 220 220 220 220 220 220 360 360 360 360 360
356 0,67 0,60 205 200 205 205 205 205 360 340 350 350 350
428 0,67 0,60 200 190 200 200 200 200 340 330 340 340 330

VRT2 F1 F2 N1 N2 IR1 IR2 IS1 IS2 IT1 IT2 IRB ISB ITB
360 52,5 52,5 1580 1582 0,1 0,22 0,2 0,24 0,2 0,2 0,3 0,29 0,3
330 52 52 1565 1565 0,3 0,32 0,25 0,16 0,3 0,21 0,55 0,3 0,51
320 51,5 51,5 1558 1558 0,3 0,32 0,38 0,18 0,38 0,21 0,7 0,49 0,5

Nama Grader : Fikri Dian Nugraha

Tanggal Praktikum : 19 April 2021

Tanda Tangan : ............................

Anda mungkin juga menyukai