Anda di halaman 1dari 31

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

PRAKTIKUM
LISTRIK PERKAPALAN
(ME 184621)

J. MOTOR BELIT 3 PHASE

Dikerjakan oleh :
Kelompok 24
1. Fatahillah Syach (04211840000015)
2. Priskila Putri Irene (04211840000042)
3. Josua Ricky C N (04211840000064)
4. Fauzan Naufal (04211840000070)
5. M. Ksatria Akbar Ghifarry B. S (04211840000127)
6. Jeryco Rahardian (04211840000129)

Nama Assisten Praktikum :


1. Syafri Octa Ferdiansyah (04211640000017)
2. Gaftraghali Naranda (04211640000117)
3. Ahlur Roi Novanto Gumilang (04211740000004)

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Ass. Praktikum Tanda Tangan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
MOTOR 3 PHASE ROTOR BELIT

Oleh:
Kelompok 24
1. Fatahillah Syach (04211840000015)
2. Priskila Putri Irene (04211840000042)
3. Josua Ricky C N (04211840000064)
4. Fauzan Naufal Amir (04211840000070)
5. M. Ksatria Akbar Ghifarry B. S (04211840000127)
6. Jeryco Rahardian (04211840000129)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
MOTOR 3 PHASE ROTOR BELIT

Dengan ini kami telah menyelesaikan praktikum


MOTOR 3 PHASE ROTOR BELIT
Pada rangkaian praktikum Listrik Perkapalan

10 April 2020,
Mengetahui/menyetujui
Grader Motor 3 Phase Rotor Belit
Grader 1 Grader 2 Grader 3

Syafri Octa Ferdiansyah Gaftraghali Naranda Ahlur Roi Novanto Gumilang


NRP. 04211640000017 NRP. 04211640000117 NRP. 04211740000004

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Abstrak

Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, kemajuan industry pun turut terjadi. Industri akan selalu
berkembang dan salah satu alat yang sangat penting di dunia industry adalah motor listrik. Motor listrik adalah alat yang
dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Jenis motor yang paling umum digunakan pada dunia industry
adalah motor 3 fase, karena lebih efisian dan tenaga yang dihasilkan lebih besar, salah satu jenis dari motor 3 fase adalah
motor 3 fase rotor belit. Tujuan praktikum motor 3 fasa rotor belit adalah analisis performa dari motor 3 fasa rotor belit.
Pada praktikum yang telah dilaksanakan adapun beberapa peralatan yang dibutuhkan yaitu motor asinkron 3 fasa,
tangmeter, motor starter 3 fasa, alat ukur digital, dan tachometer. Percobaan pada praktikum ini kami membuat rangkaian
sesuai dengan modul. Pada praktikum ini, pertama dibuat rangkaian lalu motor diatur kecepatan dengan variabel
manipulasi tahanan mulai dari 20, 17, 14, 11, 8, dan 5 ohm. Hasil yang diperoleh pada praktikum adalah pada hambatan
20 ohm didapat nilai frekuensi 50 Hz, nilai daya 40,5 watt nilai Vline 231 v, nilai Iline 373 mA, 2781 RPM dan cos ϕ
0.27. Kesimpulan yang bisa diambil pada praktikum kali ini adalah Nilai frekuensi, daya, Vline, cos ϕ, dan Iline dapat
dilihat pada layar single/three phase measurement. Hasil pengamatan memiliki nilai yang hampir sama dengan
perhitungan. Vphase dan Iphase dapat diukur dengan menggunakan alat tangmeter dan rpm motor diukur
dengan menggunakan tachometer.

Kata kunci :
Motor 3 phase, tahanan, arus
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Dengan setiap perkembangan industri yang berlangsung sampai pada masa seperti sekarang ini, motor
listrik merupakan salah satu alat yang mempunyai peran sangat penting pada industry. Yaitu suatu alat
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan-
peralatan yang sumber energinya dari energy listrik seperti pompa, crane dan peralatan lainya. Salah
satunya adalah motor asinkron 3 fasa. Motor asinkron 3 fasa sangat umum digunakan dalam bidang
industri, termasuk industri maritime. Karena itu, motor asinkron 3 fasa sangat penting untuk dipelajari
mahasiswa teknik sistem perkapalan.
diadakan praktikum yaitu praktikum motor asinkron 3 fase rotor belit pada mata kuliah listrik
perkapalan, untuk menunjang pembelajaran motor asinkron 3 fasa rotor belit. Untuk mengetahui
penggunaan motor asinkron 3 fase rotor belit dan agar lebih memahami perbedaan, prinsip kerja, fungsi
dan aplikasi dari motor asinkron 3 fase rotor belit
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari praktikum Motor Asinkron 3 Phase adalah sebagai
berikut :

1. Berapa besarnya frekuesi yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
2. Berapa besarnya daya motor yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
3. Berapa besarnya tegangan line (Vline) yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
4. Berapa besarnya tegangan phase yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
5. Berapa besarnya arus line (Iline) yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
6. Berapa besarnya arus phase yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
7. Berapa besarnya putaran motor yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
8. Berapa besarnya torsi yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?
9. Bagaimana pengaruh tahanan rotor terhadap putaran dan arus resistansi pada motor asinkron 3 fase
rotor belit?
10. Berapa besarnya cos π yang dihasilkan oleh motor asinkron 3 fase rotor belit?

1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengukur besarnya frekuensi


2. Mengukur besarnya daya motor
3. Mengukur tegangan line (Vline)
4. Mengukur tegangan phase
5. Mengukur arus line (Iline)
6. Mengukur arus phase
7. Mengukur putaran motor
8. Mengukur torsi
9. Mengetahui pengaruh tahanan rotor terhadap putaran dan arus resistansi
10. Mengukur cos 𝜋
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB II
DASAR TEORI
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Motor 3 Fasa


Motor listrik adalah perangkat elektromekanik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Dalam kasus operasi AC tiga fasa, motor yang paling banyak digunakan adalah motor induksi tiga fasa karena
motor jenis ini tidak memerlukan perangkat pengantaran atau kita dapat mengatakan bahwa motor induksi diri
dimulai. Motor induksi 3 fasa merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai
slip antara medan stator dan rotor dengan sumber tegangan 3 fasa. Arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
suatu sumber listrik, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar.

Untuk Motor 3 fasa belit mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama seperti kumparan
stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan luar sampai
harga tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai harga kopel maksimumnya. Motor induksi dengan
rotor belitan memungkinkan penambahan (pengaturan) tahanan luar.

Gambar 1. Motor 3 fasa dengan rotor belit


(Sumber: insinyuraruskuat.blogspot.com)

2.2. Bagian-bagian Motor 3 Fasa


2.2.1. Stator

Stator merupakan elemen diam yang terdiri dari Rangka Stator, Inti Stator dan belitan-belitan Stator (belitan
jangkar). Rangka stator terbuat dari besi tuang dan merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator. Rangka
stator ini berbentuk lingkaran dimana sambungan-sambungan pada rusuknya akan menjamin generator terhadap
getaran-getaran. Inti stator terbuat dari bahan ferromagnetic atau besi lunak disusun berlapis-lapis disusun berlapis-
lapis tempat terbnentuknya fluks magnet. Sedangkan belitan stator terbuat dari tembaga disusun dalam alur-alur,
belitan stator berfungsi tempat terbentuknya gaya gerak listrik.

Gambar 2. Stator
(Sumber : acelectricmotorservice.com)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

2.2.2. Rotor

Rotor adalah merupakan elemen yang berputar, pada rotor terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitan-
lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah. Kutub magnet rotor terdiri dua jenis yaitu, Rotor kutub menonjol
(salient), adalah tipe yang dipakai untuk generator-generator kecepatan rendah dan menengah, dan Rotor
kutub tidak menonjol atau rotor silinder digunakan untuk generator-generator turbo atau generator kecepatan
tinggi.

Gambar 3. Rotor
(Sumber : http://www.directindustry.com)

2.3. Jenis-jenis Rotor


2.31. Macam-macam Rotor:
a. Rotor Sangkar
motor induksi rotor sangkar adalah motor induksi yang memiliki rotor dengan kumparan yang terdiri
dari beberapa batang konduktor yang disususn sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah sangkar tupai
(squirrel cage). Bisa dibilang konstruksi rotor squirrel cage ini adalah konstruksi motor yang cukup sederhana
bila dibandingkan dengan konstruksi motor listrik jenis lainnya.

Gambar 4.. Rotor Sangkar


(Sumber : http://dunia-electrical.blogspot.co.id)

b. Rotor Belit ( Wound)


Motor induksi rotor gulung (wound rotor) adalah motor induksi yang memiliki rotor berupa lilitan kumparan
yang menyerupai lilitan dari statornya. Jumlah kutub antara kumparan stator dan kumparan rotor pada motor
induksi wound rotor adalah sama. Pada motor jenis ini juga dilengkapi dengan tahanan luar yang dapat kita atur
besar kecil nilai tahanannya. Adapun fungsi dari tahanan luar ini adalah untuk menghasilkan kopel awal yang
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

besar serta membatasi arus start yang besar saat motor listrik mulai dioperasikan. Tahanan luar ini dihubungkan
ke rotor melalui slip ring.

Gambar 5.. Rotor Belit


Sumber : http://all-thewin.blogspot.co.id

2.3.1. Perbedaan Rotor Sangkar dan Rotor Belit


Perbedaan mendasar dari rotor belit dan rotor sangkar adalah terdapat pada konstruksi rotor.

Variabel Rotor Sangkar Rotor Belit

arus Arus starting tinggi Arus starting rendah

tahanan Tahanan rotor tetap Memungkinkan tahanan luar dihubungakan


ke tahanan rotor melalui slip ring yang
terhubung ke sikat.

Torsi Torsi starting rendah Torsi starting tinggi

2.4. Prinsip kerja Motor Asinkron 3 Fasa

Gambar 6. Prinsip kerja motor asinkron 3 fasa


(Sumber : http://mekatronika-smk.blogspot.co.id)

Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk menimbulkan gaya
putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk menghasilkan beda phase diperlukan penambahan
komponen Kapasitor (baca disini), pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber
seperti terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Gambar 7. Grafik Sinusoidal Motor3 fasa


(Sumber : http://mekatronika-smk.blogspot.co.id)

Motor asinkron 3 phase biasa juga disebut dengan motor induksi 3 phase, dimana motor ini berfungsi
mengubah energi listrik 3 phase menjadi sebuah energi mekanik. Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang
pada kumparan stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P (ns =
kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup). Medan putar stator tersebut akan memotong
batang konduktor pada rotor.Medan putar stator ini akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E2s = 44,4fn Ø (E = tegangan induksi ggl, f =
frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks ). Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan arus (I). Lalu Adanya (I) arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya
(F) pada rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor
akan berputar searah dengan arah medan putar stator. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada,
maka diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan
putar rotor (nr). Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip (S) yang dinyatakan dengan
Persamaan S = ns-nr/ns (100%) .Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan
demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns > nr. Dilihat dari cara kerjanya
motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron.

2.4.1. Menghitung Frekuensi Terhadapat Kecepatan Putaran Motor

𝟏𝟐𝟎𝒇
𝑵𝒔 =
𝑷
Keterangan :
Ns = Kecepatan Putar Medan Stator
f = Frekuensi Sumber
P = Jumlah Kutub motor

Dari persamaan di atas, maka jika kita ingin merubah nilai Ns, dapat dilakukan dengan
mengubah nilai frekuensi dari sumber (f) atau mengubah jumlah kutub motor (p). Semakin
besar frekuensi maka semakin besar pula kecepatan putaran motor (Ns) yang kita dapatkan,
begitu juga sebaliknya. Sedangkan semakin banyak jumlah kutub, maka semakin kecil pula
kecepatan motor yang dihasilkan, dan berlaku juga sebaliknya.

2.4.2. Menghitung Besarnya Slip Terhadap Kecepetan Putaran Motor

𝑵𝒔 𝑵𝒓
𝑺𝒍𝒊𝒑 = 𝑵𝒔
𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan :
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Ns = Kecepetan Putar Medan Stator


Nr = Kecepetan Putaran Rotor

Dari persamaan di atas maka kita dapat mengetahui besaran slip dari putaran stator dengan
rotor, dikatakan motor slip karena motor berputar apa bila kecepatan putar stator lebih besar
dari pada kecepatan putaran rotor.

2.4.3. Rumus Torsi Dengan Putaran

Torsi pada motor dipengaruhi oleh Daya dan kecepatan radial dari motor tersebut, dengan
penurunan lanjutan dapat kita ketahui putaran motor akan mempengaruhi torsi semakin besar
putaran semakin kecil pula torsi yang dihasilkan, putaran dan torsi berbanding terbalik, seperti
dibawah ini.

𝑷
𝝉=
𝝎
𝑷
𝝉=
𝟐𝝅 𝒙 𝑵
Dimana
 = Torsi (Torque), Newton Meter (N.m)
N = Putaran Motor (RPS)
P = Daya Motor (Watt)

2.4.4. Rumus Hubungan Putaran dengan Hambatan

Putaran pada motor, berpengaruh pada tegangan jangkar sedangkan tegangan jangkar
akan berpengaruh pada tegangan yang diberikan ke motor atau dari sumber, dan juga arus dan
hambatan pada rotornya. Hal tersebut dapat lebih dipahami dari rumus berikut.

Vt = Ea + Ia . Ra
Ea = C . n . Ø
R = e/(3 .I)
-2

R2+Rvar = K x N /(3-1/2 x Irr)

Dimana : Vt = tegangan masukan pada motor/terminal (V)


Ea = tegangan pada jangkar (V)
Ia = arus jangkar (A)
Ra = tahanan jangkar (Ω)
n = putaran/ kecepatan motor (rad/sec)
C = constante of armature winding
Ø = magnetic flux of field winding

2.5. Pengaruh Putaran Motor

2.5.1. Pengaruh tegangan terhadap kecepatan putaran motor


Kecepatan putaran motor dapat diatur dengan merubah tegangan sumber,semakin besar
teganga sumber maka kecepatan putaran motor akan sekamin meningkat juga, tetapi perubahan
tersebut sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja motor. Dengan menurunkan tegangan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

dibawah tegangan kerja, kerja motor menjadi terbatas, efisiensi dayanya menurun, dan motor
menjadi cepat panas akibat over current.

2.5.2. Pengaruh frekuensi terhadap kecepatan putaran motor


Perubahan frekuensi akan mempengaruhi kecepatan motor secara berbanding lurus. Apabila
frekuensi semakin besar, akan menyebabkan kecepatan putar medan magnet stator akan
semakin meningkat sehingga kecepatan putaran motor juga akan meningkat

2.5.3. Pengaruh kutub terhadap kecepatan putaran motor


Perubahan pada kutub akan mempengaruhi kecepatan putaran motor, karena apabila jumlah
kutub makin banyak, putaran motor semakin sedikit dan menyebabkan kecepatan putaran motor
meningkat, serta torsi akan semakin besar dikarenakan nilai n yang semakin kecil

2.5.4. Pengaruh Hambatan Terhadap Kecepatan Putaran Motor


Pada motor asinkron 3 fasa rotor belit kecepatan putaran motor diatur melalui hambatan pada
rotornya. Pada saat starting hambatan yang diberikan besar agar putaran pada rotor tidak
langsung besar. Untuk menambah kecepatan putaran motor hambatan yang diberikan pada
rotor dikurangi dan mencapai keceptan penuh ketika hambatan yang diberikan adalah sama
dengan 0.

2.6. Rugi-Rugi Pada Motor


Rugi – rugi motor listrik sebagian dapat ditemukan dengan cara konvensional yaitu dengan percobaan beban
nol dan percobaan block rotor (hanya untuk motor arus bolak – balik). Percobaan beban nol dapat
menentukan rugi – rugi rotasi motor. Pada keadaan beban nol, seluruh daya listrik input motor digunakan
untuk mengatasi rugi – rugi inti dan rugi – rugi mekanik.

2.6.1. Rugi Tembaga


Rugi - rugi yang ditimbulkan sebanding dengan nilai I2.R , dimana I merupakan arus yang mengalir
pada belitan tembaga dan R merupakan besarnya nilai tahanan tembaga tersebut. Sehingga
semakin besar arus maka semakin besar rugi - rugi pada tembaga tersebut. Yang berarti semakin
besar beban yang dikerjakan oleh sebuah motor, semakin besar arus yang mengalir dibelitan
tembaga sehingga rugi - rugi tembaga pada motor tersebut akan menjadi besar.
Pcu = (I2)2 . R2
Dimana, Pcu = Rugi tembaga (watt)
I2 = Arus pada kumparan sekunder (A)
R = Tahanan kumparan di sisi sekunder (ohm)

2.6.2. Rugi Inti Besi


Untuk rugi - rugi pada inti besi, rugi - rugi tersebut tidak terkait penuh dengan besar kecilnya
beban yang diberikan pada motor tersebut. Faktor yang mempengaruhi besarnya rugi - rugi pada
inti besi adalah hysterisis dan eddy current (arus eddy). Dan hal ini lebih dipengaruhi pada
konstruksi motor itu sendiri
Pe = Ke (f . Bmax)2
Dimana, Pe = Rugi Arus eddy (watt)
f = Frekuensi (Hz)
B = Kerapatan fluks (Wb)
Ke = Konstanta Arus Eddy
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

2.6.3. Rugi Mekanik


Rugi – rugi gesekan dan angin adalah energi mekanik yang dipakai dalam motor listrik untuk
menanggulangi gesekan batalan poros, gesekan sikat melawan komutator atau slip ring, gesekan dari
bagain yang berputar terhadap angin, terutama pada daun kipas pendingin. Kerugian energi ini selalu
berubah menjadi panas berubah menjadi panas seperti pada semua rugi – rugi lainnya.

2.7. Keuntungan dan Kerugian Motor Asinkron 3 fase Rotor Blite.

Kelebihan Kekurangan

Arus starting rendah. Rangkainnya rumit.

Torsinya besar. Maintenance Mahal.

Putarannya bisa diatur sesuai kebutuhan


kita.

2.8. Aplikasi
2.8.1. Aplikasi pada bidang maritime
No. Nama Gambar Keterangan

1 Windlass Windlass adalah sebuah alat


permesinan bantu yang ada di
kapal yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan
jangkar dan tali tambat,
Windlass tersebut dapat diatur
kecepatan putarannya, oleh
karena itu windlass
Gambar Windlass
memerlukan motor asinkron 3
(sumber:
fase untuk penggeraknya
http://www.nauticexpo.com)

3 Bow Bow thruster adalah suatu alat


Thruster pendorong yang dipasang
pada bagian depan kapal yang
dapat digunakan untuk
membantu
pergerakan/maneuver kapal.
Oleh karena daya yang
Gambar 10.Bow Thruster dibutuhkan banyak maka
menggunakan motor 3 phase.
(Sumber:
http://www.bendock.co.id/)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

4 Motor Di kapal pompa air laut


Pompa berfungsi untuk menghisap air
Ballast laut dari luar kapal, yang
nantinya air laut tersebut
dapat digunakan untuk
berbagai hal, misalnya untuk
sistem pendingin dan sistem
ballast. Induksi yang terjadi di
motor 3 fasa akan memutar
Gambar 11. Pompa Air Laut poros impeller.
(sumber:
http://www.nauticexpo.com)

2.8.2. Aplikasi pada bidang non maritime


No Nama Gambar keterangan

1 Mesin Pemanfaatan motor tiga


Pengaduk fasa pada mesin pengaduk
Beton sama dengan sistem kerja
(Molen) motor pada mixer yang
biasa digunakan di
peralatan rumah tangga.
Dimana motor listrik 3 fasa
digunakan sebagai
Gambar 13. Molen penggerak dari alat
(sumber: http://jualo.com) pengaduk ini.

2 Conveyor Conveyor adalah suatu


sistem mekanik yang
mempunyai fungsi
memindahkan barang dari
satu tempat ke tempat
yang lain. Conveyor banyak
dipakai di industri untuk
transportasi barang.
Gambar 14. Conveyor
Sumber: qcconveyors.com

3 Crane Pada umumnya, crane


mengangkut beban yang
memiliki berat lebih dari
1000kg. Berkaitan dengan
hal tersebut, untuk menarik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

kerekan digunakan motor 3


fase karena memerlukan
daya yang besar dan
terkadang membutuhkan
pergerakkan yang cepat
pula sehingga motor belit
Gambar 15. Crane berperan penting
(sumber:
http://www.wallmart.com/)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB III
Data Praktikum
3.1.Peralatan dan Fungsi
Tabel 3.1
No Nama Gambar Fungsi

Penggerak utama pada


praktikum atau penghasil
gerakan yang didapat dari
sumber listrik.

1 Motor Asinkron 3
phase rotor belit

Gambar 18. Motor ASinkron 3


Fasa
Sumber: Dokumenteasi Pribadi

Sebagai alat ukur putaran

2 Tachometer motor 3 phase rotor belit

Gambar 19. Tachometer


Sumber: Dokumenteasi Pribadi

Sebagai alat ukur arus


3 Tangmeter
resistansi

Gambar 20. Tangmeter


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Sumber: Dokumenteasi Pribadi

4 Kabel Sebagai penghubung antar


rangkaian

Gambar 21. Kabel


Sumber: Dokumenteasi Pribadi

3.2 Langkah Percobaan


Percobaan motor asinkron 3 fasa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini

2. Menyaambungkan ketiga resistor pada terminal rotor belit K, L, M.


3. Mengatur resistances pada 40Ω.
4. Menyambungkan panel mesin pada hubungan Y.
5. Memberikan tegangan 380V AC 3 Phase.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

6. Mengoperasikan motor pada keadaan putaran penuh 3000 rpm dan atur kembali resistances
pada range 0 Ω

3.3 Data Hasil Praktikum


Ham Frekue Daya Vlin Vphase I I phase Putaran IL Res Cos pi
bata nsi e line (x2000mA)
n

Ω Hz Watt V R S T mA R S T RPM R S T

20 50.1 40.5 231 220 220 220 375 305 301 278 2781 0.27

17 50.1 41.1 231 220 220 220 378 306 318 279 2808 0.27

14 50.1 41.5 232 220 220 220 384 305 320 276 2838 0.27

11 50.1 42.5 232 220 220 220 382 288 328 281 2861 0.28

8 50.1 43.2 231 220 220 220 379 280 311 277 2895 0.28

5 50.1 43.7 230 220 220 220 376 278 325 281 2919 0.28
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB IV
ANALISIS DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB IV
Analisis Data
Data Praktikum Tabel 4.1

Tabel Pengamatan Motor Asinkron 3 Phase Rotor Belit Tanpa Beban

Hambatan Freq Daya Vline Vphase Iline Iphase Putaran IR


cos ϕ
Ω Hz Watt V R S T mA R S T RPM R S T
20 50.1 40.5 231 220 220 220 375 305 301 278 2781 0.27
17 50.1 41.1 231 220 220 220 378 306 318 279 2808 0.27
14 50.1 41.5 232 220 220 220 384 305 320 276 2832 0.27
11 50.1 42.5 232 220 220 220 382 288 328 281 2861 0.28
8 50.1 43.2 231 220 220 220 379 280 311 277 2895 0.28
5 50.1 43.7 230 220 220 220 376 278 325 281 2919 0.28

4.1.Perhitungan Hambatan 20 ohm


 Perhitungan Daya
P = √3 x Vline x Iline x cos ϕ
𝑃 = √3 × 231 × 0.375 × 0.27
𝑃 = 40.5 𝑤𝑎𝑡𝑡

 Perhitungan cos ϕ cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)


cos ϕ = 40.5: ( 3 × 231 × 0,375)
= 0,27

 Perhitungan Torsi
𝑃 × 60
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
40,5 × 60
𝜏=
2𝜋 × 2781
𝜏 = 0,138 𝑁𝑚

4.2.Perhitungan Hambatan 17 ohm


 Perhitungan Daya
P = √3 x Vline x Iline x cos ϕ
𝑃 = √3 × 231 × 0,378 × 0,27
𝑃 = 41.1 𝑤𝑎𝑡𝑡

 Perhitungan cos ϕ cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)


cos ϕ = 41.1 ∶ ( 3 × 231 × 0,378)
= 0,27
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

 Perhitungan Torsi

𝑃 × 60
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
41.1 × 60
𝜏=
2𝜋 × 2808
𝜏 = 0,14 𝑁𝑚

4.3.Perhitungan Hambatan 14 ohm


 Perhitungan Daya
P = √3 x Vline x Iline x cos ϕ
𝑃 = √3 × 232 × 0,384 × 0,27
𝑃 = 41.66 𝑤𝑎𝑡𝑡

 Perhitungan cos ϕ cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)


cos ϕ = 41.66 ∶ ( 3 × 232 × 0,384)
= 0,27

 Perhitungan Torsi
𝑃 × 60
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
41 × 60
𝜏=
2𝜋 × 2832
𝜏 = 0,138 𝑁𝑚

4.4.Perhitungan Hambatan 11 ohm


 Perhitungan Daya
P = √3 x Vline x Iline x cos ϕ
𝑃 = √3 × 232 × 0.382 × 0,28
𝑃 = 42.98 𝑤𝑎𝑡𝑡

 Perhitungan cos ϕ cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)


cos ϕ = 42.98: ( 3 × 232 × 0,3582)
= 0.29

 Perhitungan Torsi
𝑃 × 60
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
342.98 × 60
𝜏=
2𝜋 × 2861
𝜏 = 0,128 𝑁𝑚

4.5.Perhitungan Hambatan 8 ohm


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

 Perhitungan Daya
P = √3 x Vline x Iline x cos ϕ
𝑃 = √3 × 231 × 0,379 × 0,28
𝑃 = 42.45 𝑤𝑎𝑡𝑡

 Perhitungan cos ϕ cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)


cos ϕ = 42.45: ( 3 × 231 × 0,379)
= 0,28

 Perhitungan Torsi
𝑃 × 60
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
37 × 60
𝜏=
2𝜋 × 2895
𝜏 = 0,122 𝑁𝑚

4.6.Perhitungan Hambatan 5 ohm


 Perhitungan Daya
P = √3 x Vline x Iline x cos ϕ
𝑃 = √3 × 230 × 0,376 × 0,28
𝑃 = 41.9 𝑤𝑎𝑡𝑡

 Perhitungan cos ϕ cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)


cos ϕ = 41.9: ( 3 × 230 × 0,376)
= 0,281

 Perhitungan Torsi
𝑃 × 60
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
37 × 60
𝜏=
2𝜋 × 2919
𝜏 = 0,121 𝑁𝑚

Maka dapat ditentukan hasil dari seluruh perhitungan dalam tabel berikut
Tabel 4.1 Data
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan

Tabel Pengamatan Motor Asinkron 3 Phase Rotor Belit Tanpa Beban

Hambatan Freq Daya Vline Vphase Iline Iphase Putaran IR TORSI


cos ϕ
Ω Hz Watt V R S T mA R S T RPM R S T Nm
20 50.1 40.5 231 220 220 220 375 305 301 278 2781 0.27 0 0 0 0.138
17 50.1 41.1 231 220 220 220 378 306 318 279 2808 0.27 0 0 0 0.14
14 50.1 41.5 232 220 220 220 384 305 320 276 2832 0.27 0 0 0 0.138
11 50.1 42.5 232 220 220 220 382 288 328 281 2861 0.28 0 0 0 0.128
8 50.1 43.2 231 220 220 220 379 280 311 277 2895 0.28 0 0 0 0.122
5 50.1 43.7 230 220 220 220 376 278 325 281 2919 0.28 0 0 0 0.121
Hambatan Daya Daya(rumus) Torsi Error
Ω Watt Watt Nm %
20 40.5 40.5 0,137 0
17 41.1 41.1 0,139 0
14 41.5 41.66 0,138 0.38
11 42.5 42.98 0,128 1.13
8 43.2 42.45 0,122 1.74
5 43.7 41.9 0,121 4.12

4.7.Analisis Grafik
4.8.1.Hubungan RPM dengan Torsi

Torsi x RPM
2940

2920 2919
2900
2895
2880

2860 2861

2840
2832
2820
2808
2800

2780 2781

2760
0 1 2 3 4 5 6 7

Grafik 4.8.1 Hubungan RPM dan Torsi


Pada grafik 4.8.1 terlihat bahwa garis grafik semakin nail atau berbanding lurus. Hal ini tidak
×
sesuai dengan rumus 𝜏 = ×
dimana nilai N adalah berbanding terbalik dengan nilai 𝜏.
Semakin tinggi kecepatan RPM maka akan semakin rendah pula nilai torsi yang diberikan. Hal
ini dapat terjadi karena kesalahan saat pengukuran
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

4.8.2. Hubungan Daya dan Cos ϕ

Daya x Cos ϕ
0.282

0.28

0.278

0.276

0.274

0.272

0.27

0.268
40 40.5 41 41.5 42 42.5 43 43.5

Grafik 4.8.2 Hubungan Daya dan Cos ϕ


Dalam grafik 4.8.2 terlihat bahwa perbandingan Daya dan Cos ϕ cenderung fluktuatif.
Seharusnya, hubungannya adalah berbanding lurus dan juga dapat dibuktikan dalam rumus
, cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline)

4.8.3. Hubungan Hambatan dan RPM

Hambatan x RPM
25

20

15

10

0
2760 2780 2800 2820 2840 2860 2880 2900 2920 2940

Grafik 4.8.3 Hubungan Hambatan dan RPM


4.8.Dalam grafik 4.8.3 terlihat bahwa Perbandingan Hambatan dan RPM yaitu berbanding terbalik, dan
dapat dibuktikan pada rumus dibawah ini :
60 × 𝑣
𝜏=
2𝜋 × 𝑁
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

BAB V
Kesimpulan

Pada praktikum yang telah dilaksanakan telah diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya

1. Untuk mengukur besarnya frekuensi didapatkan berdasarkan rumus f=pxN/120. Dimana f adalah
frekuensi, P jumblah kutub, dan N adalah jumlah putaran(rpm). Dengan Hz sebagai satuan
frekuensi.
2. Untuk mengukur besarnya daya didapatkan berdasarkan rumus √3 x Vline x Iline x cos ϕ.Nilai Daya
dapat juga dilihat pada monitor alat ukur single/three phase measurement karena nilainya hamper
sama.
3. Nilai Tegangan Line (Vline) dapat dilihat pada monitor alat ukur single/three phase measurement.
Nilai Vline pada setiap nilai hambatan tidak memiliki perbedaan yang terlalu besar.
4. Nilai Tegangan phase diukur dengan menggunakan alat Tangmeter. Pada setiap tegangan R, S, T
memiliki nilai tegangan phase yang sama.
5. Nilai Arus Line (Iline) dapat dilihat pada monitor alat ukur single/three phase measurement
memiliki nilai yang hamper sama pada setiap hambatan yang diberikan.
6. Nilai Arus Phase dikur menggunakan dengan alat Tangmeter. Pada setiap arus R, S, T memiliki
nilai arus yang semakin besar dengan hambatan yang semakin kecil.
7. Putaran motor dapat diukur dengan alat Tachometer. Nilai putaran semakin besar ketika hambatan
yang diberikan semakin kecil.
×
8. Nilai Torsi dapat dicari menggunakan persamaan 𝜏 = ×
. Nilai torsi (𝜏) akan menurun jika rpm
(N) dinaikkan begitu juga sebaliknya. Apabila daya (P) dinaikkan makatorsi akan meningkat.
9. Pengaruh tahanan rotor terhadap putaran dapat dilihat melalui data praktikum yang telah didapatkan.
Tahanan rotor berbanding terbalik dengan putaran sehingga ketika nilai tahanan semakin kecil maka
putaran akan semakin besar.
10. Nilai cos ϕ dapat diukur dengan melihat layar single/three phase measurement dan menggunakan
persamaan cos ϕ = P : (√3 x Vline x Iline). Nilai cos ϕ dari data yang didapatkan dengan nilai
persamaan memiliki nilai yang sama.

Daftar Pustaka
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Jenis-jenis Motor Listrik. (2012, Juli 3). Diambil dari Elektronika Dasar: http://elektronika-dasar.web.id/jenis-jenis-
motor-listrik/

N. , B. A. (2014). Makalah Mesin Induksi 3-Phasa. Diambil dari academia.edu:


htttp://www.academia.edu/8900519/Makalah_Mesin_Induksi_3-Phasa

Speed Control of Three Phase Induction Motor. (2017, Mei 5). Diambil dari https://www.electrical4u.com/speed-
control-of-three-phase-induction-motor/

Yono, S. (n.d). Torsi pada Motor. Diambil dari


academia.edu:http://www.academia.edu/22411954/Torsi_pada_Motor
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai