Anda di halaman 1dari 44

NAMA : NURMALIZA ULFA

NIM : G1B117032

PRODI : KEPERAWATAN

BLOK : KEPERAWATAN KOMUNITAS II

DOSEN PENGAMPU : Ns. NURLINAWATI. S.Kep., M.Kep

TUTOR KASUS 1 BLOK KOMUNITAS

Setelah dilakukan Windshield Survey dan pengumpulan data di dapatkan data, di


RT 08 mayoritas bangunan rumah warga sudah permanen, rumah warga
berdempetan, warga memanfaatkan halaman rumahnya untuk bertanam pohon
buah, untuk transfortasi warga mengunakan kendaraan pribadi, seperti motor dan
mobil, di RT 08 belum ada posyandu balita, dan ada 1 masjid yg di gunakan
warga untuk sholat berjemaah. Di RT 08 kelurahan Kenali Besar kota Jambi
terdapat 156 Kepala keluarga, berjumlah 547 JIwa. Di RT 18 ini usia
masyarakatnya bervariasi, Balita 9%, Remaja 16%, Dewasa 56%, dan lansia
12%. Mayoritas Masyarakatnya Muslim, Pada tingkat pendidikan rata-rata
masyarakatnya hanya tamatan SLTA, pekerjaan KK sebagian besar
Berwiraswasta.

Di RT 18 ini didapatkan data sebagai berikut :

No JenisPenyakit Persenstase
1 DBD 9,7%
2 ISPA 18,8%
3 Diabetes Melitus 11,5%
4 Hipertensi 25%
5 Kanker 1,6%
6 Rematik 10%
7 Stroke 1%
8 Kolesterol 2%
9 Vertigo 6%
10 AsamUrat 3%

1
Berdasarkan table di atas, diagnose, intervensi yang tepat untuk kasus tersebut ?

STEP 1 (IDENTIFIKASI ISTILAH SULIT)

1 . Windshield survey

2. Vertigo

3. Rematik

4. Posyandu balita

5. ISPA

Jawab:

1. Windshield survey yaitu survey dengan berjalan mengelilingi wilayah


komunitas dengan melihat beberapa komponen, misalnya lingkungan,
transportasi, kebiasaan dan sebagainya.

2. Vertigo adalah sensasi berputar di kepala yang tiba-tiba, seringkali terjadi


karena menggerakkan kepala terlalu cepat. Selain kepala terasa berputar,
vertigo juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti: Mual, muntah, dan
berkeringat, pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus). Disebabkan
gangguan sistem vestibuar yaitu sistem keseimbangan.

3. Rematik adalah penyakit yang menyebabkan radang, dan kemudian


mengakibatkan rasa nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi. Penyakit ini
disebabkan oleh gangguan autoimun satu penyakit yang seringnya dialami
oleh orang lanjut usia (lansia). Bagian tubuh yang paling sering terkena yaitu
tangan, pergelangan tangan, kaki dan lutut. arthritis adalah salah satu penyakit
yang seringnya dialami oleh orang lanjut usia. Akan tetapi, penyakit ini juga
bisa dialami oleh orang dewasa muda, remaja, dan bahkan anak-anak.

2
4. Pos layanan terpadu balita yang merupakan kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Adapum Kegiatan dari Posyandu yaitu terdiri dari kegiatan utama
dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama mencakup ; kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan
penanggulangan diare. Sedangkan kegiatan pengembangan adalah : Bina
Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga
Lansia (BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya.

5. Infeksi saluran pernapasan akut/ ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan,


yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam, dan
kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus. Virus dan bakteri penyebab ISPA
dapat menyebar dan menular dengan beberapa cara, misalnya saat anak
menghirup percikan bersin dari seseorang yang terinfeksi ISPA. Penyebaran
juga dapat terjadi saat anak memegang benda yang telah terkontaminasi virus
atau kuman penyebab ISPA dan secara tidak sadar menyentuh hidung atau
mulutnya sendiri.

STEP 2 (KLARIFIKASI MASALAH)

1. Apa penyebab hipertensi dan ISPA tinggi di daerah tersebut?


2. Apakah ada dampak dari rumah warga yang berdempetan terhadap
kesehatan warga di rt 08?
3. Dari data dikasus ,data yang diprioritaskan untuk menegakkan diagnosa
dan intervensi?
4. Adakah hubungan antara pendidikan rata2 masyarakat (SLTA) dengan
terjadi berbagai penyakit di wilayah tersebut ?
5. Promosi kesehatan bagaimana yang cocok untuk warga di rt 8?

3
6. Dari data windshield survey pekerjaan KK sebagian besar
Berwiraswasta.bagaimana data ini berpengaruh dengan kesehatan di
masyarakat tersebut?
7. Fokus utama masalah keperawatan komunitas pada kasus tersebut?
8. Strategi intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan oleh perawat
berdasarkan kasus?
9. Pada kasus Warga memanfaatkan halaman rumahnya untuk bertanaman
pohon buah, apakah hal ini ada hubungannya dengan penyakit DBD di rt
8?
10. Dari jenis penyakit yang ada diwarga rt 08, sebagai perawat komunitas
pendidikan kesehatan seperti apa yang harus di prioritaskan diwarga
tersebut?

STEP 3 (ANALISA MASALAH)

1. Penyebab hipertensi dan ispa di daerah tersebut : ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kondisi penyakit seperti lingkungan, usia, peekejaan, genetik,
pendidikan dan gaya hidup. Seepeti pada kasus, mayoritas penduduk 56%
kategori dewasa, untuk hipertensi sendiri itu umumnya diderita oleh dewasa
awal hingga lansia artinya angka hiper tensi pada daerah tersebut dipengaruhi
oleh salah satunya faktor usia, selain itu juga faktor pendidikan dan
pekerjaan. Semakin terdidik suatu lingkungan maka semakin baik pola
hidupnya, semakin besar pegetahuan maka semakin banyak perubahan.
Selanjtnya untuk kasus ispa, bisa disebabkan karena gaya hidup dan
lingkungan yang tidak sehat sehingga mengakibatkan infeksi saluran
pernafasan selain itu pada daerah tersebut tidak tersedia posyandu balita,
sedangkan ispa sangat mudah menyerang balita.

2. Dampaknya ada, yaitu tingkat stress yang tinggi yang dihadapi warga karna
rumah yang berdempetan serta ruang terbuka hijau yang masih kurang.
Tingkat stress yang tinggi bisa menyebab kan tekanan darah naik sehingga

4
hipertensi banyak terjadi, lalu tingkat dempetnya rumah juga berpengaruh
dengan tingkat polusi dari rumah serta dari kendaraan yang dipakai warga
sehingga kasus ispa banyak terjadi di daerah tersebut. Selain itu rumah yang
berdempetan dapat menyebabkan cepatnya perluasan kejadian DBD karena
nyamuk akan semakin mudah berpindah dari satu rumah ke rumah lain
ditambah jika kebersihan lingkungan tidak terjaga.

3. Data primer yang perlu dikaji untuk menegakkan diagnosa dan intervensi :
Meliputi data/ kejadian atau masalah yang sedang dialami oleh lingkungan
tersebut. Seperti pada kasus data primer yang perlu didapatkan adalah angka
kejadian masalah yang dialami. Contohnya pada kasus persen dari hipertensi
ispa dan lainnya sehingga perawat bisa memberikan intervensi terhapat
fenomena2 yang dialami masyarakat.

4. Ada hubungannya yakni semakin tinggi pendidikan seseorang maka


pengetahuannya pun demikian sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap
kebiasaan hidupnya sehari hari dalam menjaga kesehatan lingkungan serta
dirinya.

5. Promosi kesehatan untuk warga rt 8 yang dpt diberikan seperti : Penyuluhan


atau edukasi, pemberdayaan, Pelatihan, Advokasi. Selain itu promkes yg
dapat dilakukan di rt 08 yaitu penyuluhan PHBS, yaitu dpt dilakukan PHBS
di Rumah Tangga, merupakan suatu upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hdup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah
Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah
Tangga yaitu: 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 2. memberi bayi
ASI eksklusif, 3.menimbang bayi dan balita, 4. menggunakan air bersih, 5.
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6. menggunakan jamban sehat,

5
7. memberantas jentik di rumah, 8. makan buah dan sayur setiap hari, 9.
melakukan aktivitas fisik setiap hari,10.tidak merokok di dalam rumah.

6. Karena masyarakat sebagian besar wiraswasta maka pengetahuan tentang


kesehatan masih kurang seperti dalam menjaga pola makan yang sehat,
olahraga yg teratur dan menjaga kebersihan. Tugas perawat komunitas yaitu
memberikan penkes pada individu, keluarga maupun masyarakat agar dapat
mencegah dan menjaga kesehatannya paling tidaknya menjaga kesehatan
perindividu terlebih dahulu. Pekerjaan mempengaruhi kesehatan karena
pekerjaan memiliki faktor pencetus stress dan stress merupakan salah satu
faktor pemicu gangguan kesehatan selain itu pekerjaan juga mempengaruhi
kebiasaan dak pola hidup sehingga sagat berpengaruh terhadap kesehatan.

7. LO

8. Strategi Intervensi keperawatan komunitas antara lain :


a. Kemitraan (partnership) : kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat
b. Pemberdayaan (empowerment) : proses pemberian kekuatan atau
dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru
c. Pendidikan kesehatan : Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian
adalah dilakukannya kegiatan pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mengurangi disabilitas serta mengaktualisasikan potensi kesehatan yang
dimiliki oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
d. Proses kelompok : Proses kelompok merupakan salah satu strategi
intervensi keperawatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat

6
melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-
help group).
e. Intervensi profesional keperawatan Adalah bentuk tindakan keperawatan
profesiosal, dapat berupa terapi modalitasdan komplementer, misal:
terapi relaksasi progresif, story telling.

9. Tanaman liar seperti rumpun yang rimbun dan lubang lubang di pohon bisa
jadi tempat bersarang nyamuk, karena nyamuk suka tempat tempat
bersembunyi agar mempertahankan hidupnya, sehingga kemungkinan besar
DBD di daerah tsb terjadi karena penanaman pohon dihalaman rumah
masyarakat disana, terlebih lagi jika nyamuk yang bersarang adalah aedes
aegypty.

10. Penkes yg diprioritaskan di rt 8 tersebut yaitu penyuluhan tentang PHBS di


lingkungan rumah dan sekitarnya. Serta penyuluhan tentang bagaimana cara
pencegahan penyakit yg diderita warga agar tidak kambuh, dan cara
mengatasinya.

STEP IV

7
Data Windshield Survey RT 08 Terdapat 156 Kepala
keluarahan Kenali Besar kota jambi keluarga, berjumlah
547 Jiwa.

Geografi lingkungan Demografi : Usia Statistik vital : persentase


fisik  56%, penduduk di RT 08 jenis penyakit
 Hipertensi 25%
 Bangunan rumah adalah dewasa
 ISPA 18,8%
warga sudah  16% penduduk di RT 08  Diabetes Melitus 11,5%
permanen, rumah adalah Remaja,  Rematik 10%
warga berdempetan.  12%.penduduk di RT 08  DBD 9,7%
 Warga memanfaatkan  Vertigo 6%
adalah lansia
 Kolesterol 2%
halaman rumahnya  9% penduduk di RT 08  Kanker 1,6%
untuk bertanaman adalah balita,  Stroke 1%
pohon buah.
 Untuk transfortasi
warga mengunakan
Pendidikan dan Ekonomi :
kendaraan pribadi,
 Pendidikan rata-rata masyarakatnya
seperti motor dan
hanya tamatan SLTA,
mobil.
 Pekerjaan KK sebagian besar
 Tidak terdapat
Berwiraswasta.
posyandu
 Terdapat 1 masjid
mayoritas warganya
muslim

Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


Di RT 08 KeluarahanKenaliBesar Kota
Jambi
STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)

8
1. Fokus utama masalah keperawatan komunitas pada kasus tersebut?
Jawab :
Fokus utama masalah keperawatan komunitas pada kasus adalah
Hipertensi, karena seperti yang diketahui pada kasus bahwa persentase yang
paling tinggi adalah hipertensi yang mencapai 25% untuk itu perlu dilakukan
intervensi lebih lanjut agar jumlah tersebut tidak semakin meningkat dan bisa
menurunkan resiko terjadinya penyakit Hipertensi ini. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan melakukan penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi ini kepada warga masyarakat RT.08.

STEP 6 (KONSEP TEORI)

A. Definisi
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dani buhamil (Veronica,
Nuraeni, &Supriyono, 2017).
Menurut American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan
Kesehatan Komunitas adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat
yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

9
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas memiliki 2 tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus yaitu sebagaiberikut :
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c) Merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah kesehatan atau
keperawatan
d) Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka
hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
f) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau
keperawatan.

C. Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.

10
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006)

D. Prinsip
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
(Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

11
E. Strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth, 2007).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial
atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).
3) Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya

12
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

F. Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
a) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c) Kelompok khusus

13
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
d) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada
tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.

G. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider )
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor )
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien
untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial
untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual.
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok

14
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang
pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan
proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

15
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data..
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

16
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

H. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan
mengemblikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan social dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan
yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitative dan resosialitatif. (Anderson,
2007)

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat
dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). Kegiatan pengkajian yang dilakukan
dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal
di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang
dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe

17
komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur
politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
c. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau
CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka
kelahiran.
2. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR,
cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan
berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry,
kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian
selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
1) ISPA
2) Penyakit asma
3) TBC paru
4) Penyakit kulit
5) Penyakit mata
6) Penyakit rheumatic
7) Penyakit jantung
8) Penyakit gangguan jiwa
9) Kelumpuhan
10) Penyakit menahun lainnya

18
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
1) Pola pemenuhan nutrisi
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktivitas gerak
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
3. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
1) Luas bangunan
2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
5) Dinding : tembok, kayu, bambu
6) Lantai : semen, keramik, tanah
7) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
8) Pencahayaan : kurang, baik
9) Penerangan : kurang, baik
10) Kebersihan : kurang, baik
11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b. Sanitasi

19
1) Penyediaan air bersih (MCK)
2) Penyediaan air minum
3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
c. Fasilitas
1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
2) Pekarangan
3) Sarana olahraga
4) Taman, lapangan
5) Ruang pertemuan
6) Sarana hiburan
7) Sarana ibadah
d. Batas – batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
e. Kondisi geografis
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
b) Jumlah kunjungan
c) Sistem rujukan

2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)


a) Lokasi
b) Kepemilikan
c) Kecukupan

20
3) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
4) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
5) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
7) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
1. Jenis bahasa yang digunakan
8) Rekreasi

21
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
a. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.

1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.

2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.

b. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).

Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya


tentang pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005).

22
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara atau anamnesa


Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus
dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).

b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik
yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan
dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :

a. Klasifikasi data atau kategori data


b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
3. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat

23
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
Tujuan analisis data :
1.      Menetapkan kebutuhan community
2.      Menetapkan kekuatan
3.      Mengidentifikasi pola respon community
4.      Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

4. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas
masalah (Mubarak, 2005)

5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

a) Sesuai dengan peran perawat komunitas


b) Jumlah yang beresiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

24
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya manusia
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak,
2009). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Symptom atau gejala :
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

25
1) Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala

2) Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :

a) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah


b) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c) Partisipasi dan peran serta masyarakat
Sedangkan diagnosis keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri
dari :

(1) Masalah…………sehat………..sakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)
Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in the
COMMUNITY

Diagnosis resiko :………………………….(masalah)


Diantara :………………………….(community)
Sehubungan dengan:………………………….(karakteristik community dan
lingkungan)

26
Yang dimanifestasikan oleh/didemonstrasikan oleh :…………………
(indikator kesehatan /analisa data)

1. Resiko terjadinya diare di RW 02 Ds. Somowinangun Lamongan


sehubungan dengan:
a. Sumber air tidak memenuhi syarat
b. Kebersihan perorangan kurang
c. Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh : banyaknya sampah
yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi,
dan pembuangan kotoran (buang air besar)
2. Tingginya kejadian karies gigi SDN Somowinangun Lamongan
sehubungan dengan :
a. Kurangnya pemeriksaan gigi
b. Kurangnya fluor pada air minum dimanifestasikan : 62% kariies
dengan inspeksi pada murid-murid SDN Somowinangun Lamongan
3. Kurangnya gizi pada balita di desa Somowinangun khusunya di RW.1
sehubungan dengan :
a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan
b. Kurangnya jumlah kader
c. Kurangnya jumlah posyandu
d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi
4. Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3 I) di
desa Somowinangun RW.2 sehubungan dengan :
a. Cakupan imunisasi rendah
b. Kader kurang
c. Banyaknya drop out imunisasi
5. Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (diare, ISPA,
DBD) di desa X, RW.Y sehubungan dengan :
a. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
b. Terpaparnya lingkungan oleh bermacam polusi
c. Kurangnya kader kesehatan

27
6. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di RW.1 Ds.
Somowinangun sehubungan dengan :
a. Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
b. Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan
usila
c. Kurangnya informasi tentang kesehtan usia lanjut yang
dimanifestasikan dengan :  jumlah  usia lanjut : 200 orang, penyakit
yang diderita usia lanjut : rematik 52,8%, hipertensi 32,42%, katarak
7%, diabetes mellitus 5,2%, dan lain-lain 3,29% dan usia lanjut yang
memeriksakan kesehatannya tidak teratur 45,4%
7. Resiko peningkatan kenakalan remaja di RT.01 RW.6 sehubungan
dengan :
a. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas
perkembangan
b. Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : karang taruna dan remaja
masjid ditandai dengan : jumlah remaja RW.6 83, remaja dengan
kegiatan negatif : merokok 2,69%, minum-minuman keras 0,19%,
dan main kartu 0,28%. Banyak remaja mengisi waktu luang
berkumpul dengan teman sebaya 38,8%, hasil observasi banyak
ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan , dan hasil
wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang mengisi waktu
dengan minum-minuman keras dan merokok
8. Anemia ibu hamil di RW.1 Somowinangun Luntas Kab. Lamongan
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal
kebutuhan gizi ibu selama hamil yang dimanifestasikan dengan :
a. 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
b. 25% ibu hamil pucat dan lemah
c. 71,5% menyatakan kebutuhan makanan sel;ama hamil sama dengan
saat tidak hamil, jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak
tersebar di semua RT, ada RT yang tidak mau menjadi kader, 60%
keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru dicuci, 90% ibu hamil

28
tidak mempunyai KMS, 75% ibu hamil tidak memperoleh informasi 
tentang kebutuhan gizi ibu hamil, dan 20% ibu hamil menyatakan
kebutuhan gizinya kurang dari biasanya
9. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA, dan lain-lain
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai
dengan :
a. Letak kandangdi dalam rumah 1,41%
b. System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
c. Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d. Tidak mempunyai temapt pembuangan sampah sementara 29,14%
e. Membuang sampah di sembarang tempat 18,86%
f. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
g. Penampungan air dalam kondisi terbuka 4%
h. Kondisi air berwarna 1,14%
i. Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter 10,8%
j. Rumah yang  tidak mempunyai  jendela 4,57%
k. Rumah yang pencahayaanya remang-remang 10,28%
l. Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%
m. Tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara 29,14%
n. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
10. Potensi masyarakat RW.4 Ds. Somowinangun Lamongan dalam
meningkatkan kesehatan balita berhubungan dengan tingginys kesadaran
ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan
dan petugas yang ditandai dengan :
a. Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan 91,14%
b. Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap 86,08%
c. Hampir seluruhnya balita memiliki KMS 92,41%
d. Sebagian besar balita dalam garis hijau 71,23%

29
11. Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW.4
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia, yang ditandai dengan :
a. Jumlah lanjut usia 51 orang
b. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70,59%
c. Jenis penyakit yang diderita lansia : asma 5,88%, TB paru 3,92%,
hipertensi 27,45%, DM 3,92%, reumatik 31,37%, katarak 1,95%, dan
lain-lain 8,33%
d. Upaya lansia untuk mencegah penyakit : non medis 13,88% dan
diobati sendiri 8,33%
e. Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan tertentu
23,5%
f. Belum adanya posyandu lansia
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009). Langkah-
langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat

30
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan
D. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan
anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam
pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak,
2009)

2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2009).

4. Mampu dan mandiri


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).

5. Ugem

31
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi
yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi :
komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).

E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.

32
ASKEP KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Winshield Survey

Lokasi pengamatan : RT 08 Kelurahan Kenali besar Kota Jambi

a. Tipe perkampungan / pedesaan


Tidak terkaji
b. Lingkungan tempat tinggal
Warga memanfaatkan halaman rumahnya untuk menanam pohon buah
c. Umur area perumahan
Tidak terkaji
d. Karakteristik social-kultural
Tidak terkaji
e. Lingkungan
a) Tampak umum
Lingkungan sekitar RT 08 tampak cukup sehat.
b) Bahaya lingkungan
Tidak terkaji
c) Stressor lingkungan
Rumah warga berdempetan
f. Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
Tidak terkaji
g. Pelayanan kesehatan
1. Fasilitas kesehatan
Belum ada posyandu Balita
2. Sumber pelayanan kesehatan
Tidak terkaji

2. Pengkajian Inti Komunitas


a. Riwayat
Tidak terkaji

33
b. Demografi
Jumlah : - 156 Kepala keluarga, berjumlah 547 Jiwa
Usia : - Balita 9%
- Remaja 16%
- Dewasa 56%
- lansia 12%
Pendidikan : Rata-rata masyarakatnya hanya tamatan SLTA
Pekerjaan : Pekerjaan KK sebagian besar Berwiraswasta
Agama : Mayoritas masyarakat beragama Islam
c. Statistik Vital
Masalah kesehatan yang terjadi di RT 08 adalah DBD, ISPA, Diabetes
Melitus, Hipertensi, Kanker, Rematik, Stroke, Kolestrol, Vertigo, dan
asamurat.
d. Nilai dan Kepercayaan
Mayoritas masyarakatnya muslim, dan ada 1 masjid yang digunakan
warga untuk shalat berjamaah.

3. Pengkajian Sub Sistem


a. Lingkungan Fisik
Inspeksi
- Data winshield survey terlampir
Tanda Vital
- Rumah warga berdempetan
- Lingkungan halaman warga dijadikan tempat menanam pohon buah
System Review
- Tidak terkaji
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Tidak terkaji
c. Ekonomi
Jenis pekerjaan : Rata rata berwiraswasta
d. Keamanan dan transportasi

34
Warga mengunakan kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil
e. Politik dan pemerintahan
Tidak terkaji
f. Komunikasi
Tidak terkaji
g. Pendidikan
Rata-rata pendidikan masyarakatnya hanya tamatan SLTA
h. Rekreasi
Tidak terkaji

35
36
ANALISIS DATA

Kategori Data Pernyataan Kesimpulan


Geografi :  Warga memanfaatkan halaman rumahnya  Ada media perkembangbiakan nyamuk
Lingkungan fisik untuk bertanaman pohon buah  Kelembaban lingkungan tinggi dikala
 Dikhawatirkan dikala hujan membuat hujan
kelembapan cukup meningkat dihalaman
yang ditanami pohon buah tersebut
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data geografi menjadi
factor predisposisi bagi perkembangbiakan nyamuk
Demografi :  Balita 9%  Jumlah penduduk yang berusia dewasa
Usia  Remaja 16% tinggi
 Dewasa 56%
 lansia 12%
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan data demografi tersebut konsisten
atau berubah
Statistik Vital  25% wargaterkena Hipertensi  Prevalensi kejadian Hipertensi tinggi
 Disebabkan faktorusia, pendidikan, dan
pekerjaan
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data statistic vital
meningkatkan terjadinya hipertensi di RT 08

37
Ekonomi  Masyarakat rata rata bangunan rumah  Status ekonomi masyarakat menengah
sudah permanen keatas
 Menggunakan transportasi pribadi (motor  Tidak terkaji apakah masyarakat mampu
& mobil ) menyediakan makanan sehat dan bergizi
 Rata rata berwiraswasta
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data ekonomi berpengaruh
terhadap kemampuan masyarakat untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi di RT 08
Pendidikan  Mayoritas warga berpendidikan sampai  Tidak terkaji dengan tingkat pendidikan
SLTA. warga, warga dapat menerima informasi
dengan baik atau tidak
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data pendidikan
berpengaruh terhadap kemampuan warga dalam menerima informasi di RT 08

38
RumusanDiagnosa

Masalah Etiologi Tanda dan gejala


( Aktual / Berhubungan dengan Dimanifestasikan oleh
potensial )
Resiko - Kejadian - Stresor dating dari berdempetnya
terjadinya hipertensi tinggi rumah warga
peningkatan 25 % - Kelembapan dapat menjadi tinggi
penyakit DBD
dan Hipertensi - Ada tempat
perkembangbiaka
n nyamuk
Resiko - Kejadian ISPA - Kebanyakan ISPA menjangkiti balita
terjadinya tinggi 18,8 %
peningkatan - Tidak adanya
angka posyandu balita
kesakitan pada
Balita
Resiko - Kurang - Banyak penyakit yang biasa menjangkiti
terjadinya pengetahuan Lansia
peningkatan warga soal
angka kesehatan lanjut
kesakitan usia
padaLansia

39
B. Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit DBD dan Hipertensi
berhubungan dengan kejadian hipertensi yang tinggi dan ada tempat
perkembangbiakan nyamuk.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada Balita berhubungan
dengan kejadian ISPA yang tinggi dan tidak adanya posyandu balita
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada Lansia berhubungan
dengan kurang pengetahuan warga soal kesehatan lanjut usia

40
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO Diagnosa RencanaK
Tujuan Sasaran Strategi Waktu Tempat
Keperawatan egiatan
1 Resiko Jangka Panjang : Seluruh KIEMS Berikan Minggu, Masjid RT
terjadinya Meningkatkan warga di RT penyuluhan 22 Maret 08

peningkatan derajat kesehatan 08 kelurahan kesehatan 2020


penyakit DBD masyarakat sesuai Kenali tentang
dan Hipertensi dengan Besarkota PHBS,
Jambi
keberadaannya pengaturan
dalam strata tempat
masyarakat. tinggal dan
Jangka pendek ; pentingnya
-Masyarakat mengatur
memahami lingkungan
lingkungan sehat supaya
-Masyarakat bebas dari
memahami syarat tempat
rumah sehat dan hinggapnya
berupaya nyamuk
menjagakebersiha
n rumah dan
lingkungan sekitar
rumah
2 Resiko Jangka panjang : Seluruh KIEMS Rencanaka Minggu, Rumah
terjadinya Meningkatkan balita dan n pada 22 Maret Ketua RT
peningkatan derajat kesehatan keluarganya seluruh 2020 08
angka kesakitan balita dilingkungan di RT 08 warga dan
pada balita keluarga kelurahan ketua RT
Jangka pendek ; Kenali Besar untuk
kota Jambi membuat
- Adanya
pembinaan posyandu

41
kesehatan balita balita untuk
secara berkala pemantauan
- Masyarakat kesehatan
terutama balita lebih
keluarga balita memadai
mampu
mengidentifikasi
masalah,
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
tindakan

3 Resiko Jangka panjang : Seluruh KIEMS Penyuluhan Sabtu, 21 Masjid RT


terjadinya Meningkatkan lansia dan mengenai Maret 08
peningkatan derajat kesehatan keluarga di pentingnya 2020
angka kesakitan dan mutu hidup RT 08 mengawasi,
pada lansia di RT lansia dalam kelurahan mengetahui
08 kelurahan menjalani masa tua Kenali Besar dan
Kenali Besar kota kota Jambi
yang bahagia dan menjaga
Jambi berdaya guna kesehatan
dalam kehidupan l ansia
keluarga dan mulai saat
masyarakat sesuai ini dan
dengan pengoptima
keberadaannya lan
dalam strata posyandu
masyarakat lansia jika
Jangka pendek ; tersedia
- Adanya

42
pembinaan
kesehatan lansia
secara berkala
- Masyarakat
mampu
mengidentifikasi
masalah,
merencanakan,,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
tindakan

DAFTAR PUSTAKA

43
American Nurses Association. (1997). Home Health Nursing : Scope and
Standards of Practice. USA : Mosby

Anderson, E (2007). Buku Ajar KeperawatanKomunitas: Teori dan Praktik, ed


3. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mubarak, W., dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta
:Sagung Seto

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :


     Gosyen Publishing

44

Anda mungkin juga menyukai