NIM : G1B117032
PRODI : KEPERAWATAN
No JenisPenyakit Persenstase
1 DBD 9,7%
2 ISPA 18,8%
3 Diabetes Melitus 11,5%
4 Hipertensi 25%
5 Kanker 1,6%
6 Rematik 10%
7 Stroke 1%
8 Kolesterol 2%
9 Vertigo 6%
10 AsamUrat 3%
1
Berdasarkan table di atas, diagnose, intervensi yang tepat untuk kasus tersebut ?
1 . Windshield survey
2. Vertigo
3. Rematik
4. Posyandu balita
5. ISPA
Jawab:
2
4. Pos layanan terpadu balita yang merupakan kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Adapum Kegiatan dari Posyandu yaitu terdiri dari kegiatan utama
dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama mencakup ; kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan
penanggulangan diare. Sedangkan kegiatan pengembangan adalah : Bina
Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga
Lansia (BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya.
3
6. Dari data windshield survey pekerjaan KK sebagian besar
Berwiraswasta.bagaimana data ini berpengaruh dengan kesehatan di
masyarakat tersebut?
7. Fokus utama masalah keperawatan komunitas pada kasus tersebut?
8. Strategi intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan oleh perawat
berdasarkan kasus?
9. Pada kasus Warga memanfaatkan halaman rumahnya untuk bertanaman
pohon buah, apakah hal ini ada hubungannya dengan penyakit DBD di rt
8?
10. Dari jenis penyakit yang ada diwarga rt 08, sebagai perawat komunitas
pendidikan kesehatan seperti apa yang harus di prioritaskan diwarga
tersebut?
1. Penyebab hipertensi dan ispa di daerah tersebut : ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kondisi penyakit seperti lingkungan, usia, peekejaan, genetik,
pendidikan dan gaya hidup. Seepeti pada kasus, mayoritas penduduk 56%
kategori dewasa, untuk hipertensi sendiri itu umumnya diderita oleh dewasa
awal hingga lansia artinya angka hiper tensi pada daerah tersebut dipengaruhi
oleh salah satunya faktor usia, selain itu juga faktor pendidikan dan
pekerjaan. Semakin terdidik suatu lingkungan maka semakin baik pola
hidupnya, semakin besar pegetahuan maka semakin banyak perubahan.
Selanjtnya untuk kasus ispa, bisa disebabkan karena gaya hidup dan
lingkungan yang tidak sehat sehingga mengakibatkan infeksi saluran
pernafasan selain itu pada daerah tersebut tidak tersedia posyandu balita,
sedangkan ispa sangat mudah menyerang balita.
2. Dampaknya ada, yaitu tingkat stress yang tinggi yang dihadapi warga karna
rumah yang berdempetan serta ruang terbuka hijau yang masih kurang.
Tingkat stress yang tinggi bisa menyebab kan tekanan darah naik sehingga
4
hipertensi banyak terjadi, lalu tingkat dempetnya rumah juga berpengaruh
dengan tingkat polusi dari rumah serta dari kendaraan yang dipakai warga
sehingga kasus ispa banyak terjadi di daerah tersebut. Selain itu rumah yang
berdempetan dapat menyebabkan cepatnya perluasan kejadian DBD karena
nyamuk akan semakin mudah berpindah dari satu rumah ke rumah lain
ditambah jika kebersihan lingkungan tidak terjaga.
3. Data primer yang perlu dikaji untuk menegakkan diagnosa dan intervensi :
Meliputi data/ kejadian atau masalah yang sedang dialami oleh lingkungan
tersebut. Seperti pada kasus data primer yang perlu didapatkan adalah angka
kejadian masalah yang dialami. Contohnya pada kasus persen dari hipertensi
ispa dan lainnya sehingga perawat bisa memberikan intervensi terhapat
fenomena2 yang dialami masyarakat.
5
7. memberantas jentik di rumah, 8. makan buah dan sayur setiap hari, 9.
melakukan aktivitas fisik setiap hari,10.tidak merokok di dalam rumah.
7. LO
6
melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-
help group).
e. Intervensi profesional keperawatan Adalah bentuk tindakan keperawatan
profesiosal, dapat berupa terapi modalitasdan komplementer, misal:
terapi relaksasi progresif, story telling.
9. Tanaman liar seperti rumpun yang rimbun dan lubang lubang di pohon bisa
jadi tempat bersarang nyamuk, karena nyamuk suka tempat tempat
bersembunyi agar mempertahankan hidupnya, sehingga kemungkinan besar
DBD di daerah tsb terjadi karena penanaman pohon dihalaman rumah
masyarakat disana, terlebih lagi jika nyamuk yang bersarang adalah aedes
aegypty.
STEP IV
7
Data Windshield Survey RT 08 Terdapat 156 Kepala
keluarahan Kenali Besar kota jambi keluarga, berjumlah
547 Jiwa.
8
1. Fokus utama masalah keperawatan komunitas pada kasus tersebut?
Jawab :
Fokus utama masalah keperawatan komunitas pada kasus adalah
Hipertensi, karena seperti yang diketahui pada kasus bahwa persentase yang
paling tinggi adalah hipertensi yang mencapai 25% untuk itu perlu dilakukan
intervensi lebih lanjut agar jumlah tersebut tidak semakin meningkat dan bisa
menurunkan resiko terjadinya penyakit Hipertensi ini. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan melakukan penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi ini kepada warga masyarakat RT.08.
A. Definisi
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dani buhamil (Veronica,
Nuraeni, &Supriyono, 2017).
Menurut American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan
Kesehatan Komunitas adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat
yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
9
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas memiliki 2 tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus yaitu sebagaiberikut :
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c) Merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah kesehatan atau
keperawatan
d) Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka
hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
f) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau
keperawatan.
10
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006)
D. Prinsip
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
(Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
11
E. Strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth, 2007).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial
atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).
3) Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
12
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
13
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
d) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada
tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.
14
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang
pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan
proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
15
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data..
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
16
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat
dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). Kegiatan pengkajian yang dilakukan
dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal
di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang
dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe
17
komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur
politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
c. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau
CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka
kelahiran.
2. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR,
cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan
berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry,
kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian
selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
1) ISPA
2) Penyakit asma
3) TBC paru
4) Penyakit kulit
5) Penyakit mata
6) Penyakit rheumatic
7) Penyakit jantung
8) Penyakit gangguan jiwa
9) Kelumpuhan
10) Penyakit menahun lainnya
18
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
1) Pola pemenuhan nutrisi
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktivitas gerak
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
3. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
1) Luas bangunan
2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
5) Dinding : tembok, kayu, bambu
6) Lantai : semen, keramik, tanah
7) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
8) Pencahayaan : kurang, baik
9) Penerangan : kurang, baik
10) Kebersihan : kurang, baik
11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b. Sanitasi
19
1) Penyediaan air bersih (MCK)
2) Penyediaan air minum
3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
c. Fasilitas
1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
2) Pekarangan
3) Sarana olahraga
4) Taman, lapangan
5) Ruang pertemuan
6) Sarana hiburan
7) Sarana ibadah
d. Batas – batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
e. Kondisi geografis
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
b) Jumlah kunjungan
c) Sistem rujukan
20
3) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
4) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
5) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
7) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
1. Jenis bahasa yang digunakan
8) Rekreasi
21
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
a. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
b. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005).
22
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik
yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan
dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
23
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
Tujuan analisis data :
1. Menetapkan kebutuhan community
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon community
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
24
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya manusia
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak,
2009). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Symptom atau gejala :
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
25
1) Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala
2) Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
(1) Masalah…………sehat………..sakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)
Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in the
COMMUNITY
26
Yang dimanifestasikan oleh/didemonstrasikan oleh :…………………
(indikator kesehatan /analisa data)
27
6. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di RW.1 Ds.
Somowinangun sehubungan dengan :
a. Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
b. Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan
usila
c. Kurangnya informasi tentang kesehtan usia lanjut yang
dimanifestasikan dengan : jumlah usia lanjut : 200 orang, penyakit
yang diderita usia lanjut : rematik 52,8%, hipertensi 32,42%, katarak
7%, diabetes mellitus 5,2%, dan lain-lain 3,29% dan usia lanjut yang
memeriksakan kesehatannya tidak teratur 45,4%
7. Resiko peningkatan kenakalan remaja di RT.01 RW.6 sehubungan
dengan :
a. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas
perkembangan
b. Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : karang taruna dan remaja
masjid ditandai dengan : jumlah remaja RW.6 83, remaja dengan
kegiatan negatif : merokok 2,69%, minum-minuman keras 0,19%,
dan main kartu 0,28%. Banyak remaja mengisi waktu luang
berkumpul dengan teman sebaya 38,8%, hasil observasi banyak
ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan , dan hasil
wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang mengisi waktu
dengan minum-minuman keras dan merokok
8. Anemia ibu hamil di RW.1 Somowinangun Luntas Kab. Lamongan
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal
kebutuhan gizi ibu selama hamil yang dimanifestasikan dengan :
a. 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
b. 25% ibu hamil pucat dan lemah
c. 71,5% menyatakan kebutuhan makanan sel;ama hamil sama dengan
saat tidak hamil, jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak
tersebar di semua RT, ada RT yang tidak mau menjadi kader, 60%
keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru dicuci, 90% ibu hamil
28
tidak mempunyai KMS, 75% ibu hamil tidak memperoleh informasi
tentang kebutuhan gizi ibu hamil, dan 20% ibu hamil menyatakan
kebutuhan gizinya kurang dari biasanya
9. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA, dan lain-lain
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai
dengan :
a. Letak kandangdi dalam rumah 1,41%
b. System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
c. Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d. Tidak mempunyai temapt pembuangan sampah sementara 29,14%
e. Membuang sampah di sembarang tempat 18,86%
f. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
g. Penampungan air dalam kondisi terbuka 4%
h. Kondisi air berwarna 1,14%
i. Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter 10,8%
j. Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57%
k. Rumah yang pencahayaanya remang-remang 10,28%
l. Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%
m. Tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara 29,14%
n. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
10. Potensi masyarakat RW.4 Ds. Somowinangun Lamongan dalam
meningkatkan kesehatan balita berhubungan dengan tingginys kesadaran
ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan
dan petugas yang ditandai dengan :
a. Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan 91,14%
b. Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap 86,08%
c. Hampir seluruhnya balita memiliki KMS 92,41%
d. Sebagian besar balita dalam garis hijau 71,23%
29
11. Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW.4
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia, yang ditandai dengan :
a. Jumlah lanjut usia 51 orang
b. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70,59%
c. Jenis penyakit yang diderita lansia : asma 5,88%, TB paru 3,92%,
hipertensi 27,45%, DM 3,92%, reumatik 31,37%, katarak 1,95%, dan
lain-lain 8,33%
d. Upaya lansia untuk mencegah penyakit : non medis 13,88% dan
diobati sendiri 8,33%
e. Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan tertentu
23,5%
f. Belum adanya posyandu lansia
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009). Langkah-
langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
30
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan
D. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan
anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam
pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak,
2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
5. Ugem
31
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi
yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi :
komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).
E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.
32
ASKEP KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Winshield Survey
33
b. Demografi
Jumlah : - 156 Kepala keluarga, berjumlah 547 Jiwa
Usia : - Balita 9%
- Remaja 16%
- Dewasa 56%
- lansia 12%
Pendidikan : Rata-rata masyarakatnya hanya tamatan SLTA
Pekerjaan : Pekerjaan KK sebagian besar Berwiraswasta
Agama : Mayoritas masyarakat beragama Islam
c. Statistik Vital
Masalah kesehatan yang terjadi di RT 08 adalah DBD, ISPA, Diabetes
Melitus, Hipertensi, Kanker, Rematik, Stroke, Kolestrol, Vertigo, dan
asamurat.
d. Nilai dan Kepercayaan
Mayoritas masyarakatnya muslim, dan ada 1 masjid yang digunakan
warga untuk shalat berjamaah.
34
Warga mengunakan kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil
e. Politik dan pemerintahan
Tidak terkaji
f. Komunikasi
Tidak terkaji
g. Pendidikan
Rata-rata pendidikan masyarakatnya hanya tamatan SLTA
h. Rekreasi
Tidak terkaji
35
36
ANALISIS DATA
37
Ekonomi Masyarakat rata rata bangunan rumah Status ekonomi masyarakat menengah
sudah permanen keatas
Menggunakan transportasi pribadi (motor Tidak terkaji apakah masyarakat mampu
& mobil ) menyediakan makanan sehat dan bergizi
Rata rata berwiraswasta
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data ekonomi berpengaruh
terhadap kemampuan masyarakat untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi di RT 08
Pendidikan Mayoritas warga berpendidikan sampai Tidak terkaji dengan tingkat pendidikan
SLTA. warga, warga dapat menerima informasi
dengan baik atau tidak
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data pendidikan
berpengaruh terhadap kemampuan warga dalam menerima informasi di RT 08
38
RumusanDiagnosa
39
B. Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit DBD dan Hipertensi
berhubungan dengan kejadian hipertensi yang tinggi dan ada tempat
perkembangbiakan nyamuk.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada Balita berhubungan
dengan kejadian ISPA yang tinggi dan tidak adanya posyandu balita
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada Lansia berhubungan
dengan kurang pengetahuan warga soal kesehatan lanjut usia
40
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO Diagnosa RencanaK
Tujuan Sasaran Strategi Waktu Tempat
Keperawatan egiatan
1 Resiko Jangka Panjang : Seluruh KIEMS Berikan Minggu, Masjid RT
terjadinya Meningkatkan warga di RT penyuluhan 22 Maret 08
41
kesehatan balita balita untuk
secara berkala pemantauan
- Masyarakat kesehatan
terutama balita lebih
keluarga balita memadai
mampu
mengidentifikasi
masalah,
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
tindakan
42
pembinaan
kesehatan lansia
secara berkala
- Masyarakat
mampu
mengidentifikasi
masalah,
merencanakan,,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
tindakan
DAFTAR PUSTAKA
43
American Nurses Association. (1997). Home Health Nursing : Scope and
Standards of Practice. USA : Mosby
Mubarak, W., dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta
:Sagung Seto
44