Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : HIV/AIDS


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan HIV/AIDS
Tempat : SMA 2 kota Jambi
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Mei 2019
Waktu : Pukul 09.00-10.00
Sasaran : Remaja

A. LATAR BELAKANG
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit
infeksi HIV dan AIDS hingga kini masih merupakan masalah global karena
penderita penyakit ini dari tahun ke tahun makin meningkat dan sampai saat ini
HIV/AIDS belum ditemukannya vaksin maupun obat untuk benar-benar dapat
menyembuhkan penyakit ini.
Penyebab HIV / AIDS sendiri disebabkan oleh hubungan seks vaginal,
anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi, darah atau air mani atau cairan
vagina memasuki tubuh, transfusi darah, berbagi jarum, virus HIV dapat
ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi,
dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi
selama kehamilan melalui plasenta atau persalinan, bisa juga melalui ASI.
Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkat dan dampak yang
ditimbulkan dari HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan, karena sindrom
ini telah menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang sangat tinggi
diantaranya usia produktif. Masalah yang timbul juga sangat kompleks, bukan
saja di bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi, social dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah mendasar yang dihadapi
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya,
tetapi juga masih banyak masyarakat belum bias menerima keberadaan ODHA.
Stigma terhadap ODHA masih cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang

1
menghakimi, menjauhkan, mengucilkan, mendiskriminasi, bahkan sampai
perlakuan yang tidak hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga kriminal.
Untuk itu diperlukan upaya untuk mencegah stigma dan diskriminasi tersebut
melalui program penyuluhan, dukungan, perawatan, dan pengobatan yang
melibatkan semua pihak yang terkait agar ODHA dapat berfungsi social
kembali.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami
konsep tentang penyakit HIV/AIDS dan cara pengobatan serta cara
pencegahannya.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat :
a. Peserta menjelaskan definisi HIV/AIDS
b. Peserta menyebutkan penyebab HIV/AIDS
c. Peserta menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS
d. Peserta menguraikan cara pengobatan HIV/AIDS
e. Peserta menguraikan cara pencegahan HIV/AIDS

C. Metode
a. Menampilkan video pembahasan
b. Diskusi dan tanya jawab

D. Media dan Alat


a. Laptop
b. Infokus
c. Proyektor

E. Materi : Terlampir

2
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Elisa Putri
Uraian tugas :
a. Bertanggungjawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Mengelola jalannya acara dan semua peserta sesuai kontrak
e. Mengarahkan diskusi yang terkait pada tujuan diskusi
2. Penyaji : Rani Anggraini dan Nurmaliza Ulfa
Uraian tugas :
a. Bertangungjawab memberikan penyuluhan
b. Memahami topic penyuluhan
c. Menjelaskan tentang penyakit sesuai bahasa yang dipahami peserta
d. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif peserta
3. Observer : Pazela Kumala Putri
Uraian tugas :
a. Mencatat kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan dari awal hingga
akhir
b. Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
c. Membuat laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
4. Fasilitator : Nita Andriana, Rinida Elvita, Windi Clariska, Alda Ratika, Ana
Kurniawati
Uraian tugas :
a. Mengawasi langsung pengisian di awal acara hingga akhir.
b. Memperhatikan presentasi dari penyaji dan member kode pada moderator
jika ada ketidaksesuaian atau penyajian materi telah melebihi kontrak
waktu
c. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
d. Membagikan leaflet di akhir acara.

3
G. Setting Tempat

Keterangan:

= Moderator = Fasilitator

= Penyaji = Pembimbing

= Audience/peserta = Observer

H. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Waktu


kegiatan
1. Pembukaan Memberi salam Menjawab salam 5 menit

Memperkenalkan diri Memperhatikan

Menjelaskan tujuan

Menjelaskan kontrak

4
2. Pelaksanaan Menjelaskan : Memperhatikan 50
a. Definisi menit
b. Penyebab Mengajukanpertanyaa
hiv/aids n
c. Tanda dan
gejala hiv/aids Mendengarkan
d. Cara
pengobatan
hiv/aids
e. Cara
pencegahan
hiv/aids

Memberi kesempatan
bertanya
Menjawab pertanyaan
3. Penutup Mengevaluasi atau Menjawab pertanyaan 5 menit
menanyakan kembali
materi yang di Mendengarkan
sampaikan pada
peserta Menjawab salam

Memberikan
reinforcement positif

Memberikan salam
penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur

5
a. Peserta datang tepat waktu
b. Peserta hadir ditempat penyuluhan
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai desa
d. Penyuluhan mulai, berjalan dan berakhir tepat waktu
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Peserta tampak antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Penyuluhan dapat terlaksanakan dengan tertib
d. Peserta dapat tenang dan memperhatikan penyuluhan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi hasil
a. Peserta menjelaskan definisi hiv/aids
b. Peserta menyebutkan penyebab hiv/aids
c. Peserta menjelaskan tanda dan gejala hiv/aids
d. Peserta menguraikan cara pengobatan hiv/aids
e. Peserta menguraikan cara pencegahan hiv/aids

PEMBAHASAN
HIV/AIDS

6
A. Definisi HIV/AIDS
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) yaitu virus yang merusak
system kekebalan tubuh manusia. Sedangkan, Aquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan
atau didapat karena hilangnya kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit
(Direktorat Rehabilitasi Tuna Susila1995: 4).
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) adalah seseorang yang telah
terinfeksi HIV. Jadi di dalam tubuhnya terdapat virus HIV/AIDS merupakan
penyakit yang oleh masyarakat umum dipandang sebagai suatu ancaman yang
membahayakan dan sangat menakutkan.AIDS dipandang menakutkan, karena
apabila seseorang terserang penyakit tersebut merupakan isyarat atau vonis
kematiaan.

B. Sebab dan Dampak HIV/AIDS


a. Penyebab HIV/AIDS
Faktor-faktor yang menjadi penyebab HIV/AIDS:
1. Tingginya penyalahgunaan obat bius
2. Merajalelanya praktek pelacuran dan homoseksualitas
3. Rendahnya penggunaan kondom
4. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan berulang-ulang dipakai
5. Donor danar yang tidak melalui screening bebas HIV
6. Mobilitas penduduk
7. Lemahnya pengetahuan masyarakat tentang HIV
8. Ibu mengandung yang positif HIV
9. Ibu yang positif HIV yang sedang menyusui

b. Dampak HIV/AIDS
1. Dampak demografi

7
Dampak jangka panjang dari HIV adalah terdapat pada indikator
demografi, hal ini diakibatkan oleh tingginya penderita pada kelompok
umur yang relatif muda. Penderita-penderita muda tersebut akan
berdampak pada menurunnya angka harapan hidup. Kontribusi dalam
bidang ekonomi nasional dan perkembangan social yang diharapkan
kepada mereka menjadi semakin kecil.
2. Dampak terhadap system pelayanan kesehatan
Semakin banyaknya penderita, maka semakin banyak pula
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk menangani mereka. Masa
inkubasi HIV yang sangat lama (9-10 tahun) membutuhkan pelayanan
yang khusus bagi mereka. Lamanya perawatan tersebut membutuhkan
biaya perawatan yang tidak sedikit. Hal itu berakibat pada ekonomi
keluarga penderita yang terkuras hanya untuk perawat penderita HIV.
3. Dampak terhadap ekonomi nasional
Dengan banyaknya penderita HIV yang dari kelompok usia
produktif, mengakibatkan produktifitas Negara semakin menurun. Salah
satu akibat dari turunnya produktifitas Negara adalah kacaunya ekonomi
nasional. Anggaran Negara yang seharusnya banyak dialihkan untuk
kesejahteraan warganya akan berkurang hanya untuk mambantu
menangani masalah HIV, yang akan memperlambat laju ekonomi
Negara.
4. Dampak terhadap tatanan sosial
Adanya stigma dan diskriminasi terhadap penderita akan
berdampak pada tatanan sosial masyarakat. Penderita HIV dapat
kehilangan kasih saying dan kehangatan pergaulan, pekerjaan dan
sumber penghasilan yang pada akhirnya menimbulkan kerawanan social.

C. Pelayanan Pekerjaan Sosial untuk HIV/AIDS


1. Pelayanan dan rehabilitasi di dalam lembaga

8
Pelayanan dan rehabilitasi di dalam lembaga ini dapat dilakukan di
suatu rumah, panti atau yayasan yang khusus untuk menangani masalah
HIV/AIDS dan juga dapat dilakukan di dalam Rumah Sakit yang menangani
penderita HIV/AIDS (ODHA). Pelayanan berbasis ini lebih terkontrol dan
lebih intensif. Pelayanan yang dilakukan oleh pekerja sosial di dalam
lembaga mencakup :
1. Pembimbing perseorangan dan kelompok
a. Membantu seorang klien menyelesaikan persoalan karena tidak dapat
menerima keterbatasan yang disebabkan oleh penyakit yang
dideritanya.
b. Penderita bersama keluarga dibantuuntuk bersama-sama mengatasi
dan memberikan pandangan tentang masalah yang dihadapi klien.
2. Pendorong
a. Klien dibantu mengemukakan persoalan yang dihadapinya.
b. Pekerja sosial membantu klien menemukan beberapa alternatif
penyelesaian masalah.
3. Penghubung
a. Pekerja sosial meningkatkan pemahaman staf lain tentang kapan
sebaiknya dia diajak membantu penderita, misalnya penderita yang
sering menangis, atau tidak dikunjungi.
b. Pekerja sosial menjelaskan prosedur Rumah Sakit kepada keluarga
pasien.
c. Pekerja sosial merujuk pasien ke lembaga di luar Rumah Sakit.
4. Konsultan
a. Pekerja sosial memberi informasi ke lembaga di luar Rumah Sakit.
b. Pekerja sosial memberi nasehat kepada karyawan Rumah Sakit
sehubungan dengan masalah pribadi pasien.
5. Pendidik
a. Pekerja sosial membimbing praktek calon pekerja sosial.
b. Pekerja sosial memberi kuliah dalam kursus perawat.

9
2. Pelayanan dan rehabilitasi di luar lembaga
Memberikan pelayanan di luar panti/tidak ditampung dalam asrama.
Para klien ODHA mendapat bimbingan sosial, keterampilan dan bantuan
dalam masyarakatnya masing-masing. Sistem ini sangat terbuka dan
memberikan kebebasan para klien untuk berinteraksi dengan masyarakat
sekitarnya, dan memberikan edukasi mengenai HIV/AIDS dan bahayanya
serta cara penularannya kepada keluarga yang bersangkutan dan masyarakat
sekitar, melakukan treatment yang berbasiskan masyarakat serta sahabat
karib dan keluarga. Pelayanan lainnya yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pelayanan Promotif : Meningkatkan KIE tentang HIV AIDS
a. Promosi Perilaku Seksual Aman (Promoting Safer Sexual Behavior).
b. Promosi dan distribusi kondom (Promoting and Distributing
Condom).
c. Norma Sehat di Tempat Kerja : tidak merokok, tidak mengkonsumsi
Napza.
d. Promosi penggunaan alat suntik yang aman
2. Pelayanan Preventif
a. Peningkatan gaya hidup sehat (Reducing Vulnerability of Spesific
Pop).
b. Memahami penyakit HIV AIDS, bahaya dan pencegahannya.
c. Memahami penyakit IMS, bahaya dan cara pencegahannya.
d. Diadakannya konseling tentang HIV AIDS pada pekerja secara
sukarela dan tidak dipaksa.
3. Pelayanan Kuratif
a. Pengobatan dan perawatan ODHA
b. Pencegahan dan pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual)
c. Penyediaan dan Transfusi yang aman
d. Mencegah komplikasi dan penularan terhadap keluarga dan teman
sekerjanya
e. Dukungan sosial ekonomi ODHA
4. Pelayanan Rehabilitatif

10
a. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuan yang masih ada secara maksimal
b. Penempatan pekerja sesuai kemampuannya
c. Penyuluhan kepada pekerja dan pengusaha untuk menerima penderita
ODHA untuk bekerja seperti pekerja lain
d. Menghilangkan Stigma dan Diskriminasi terhadap pekerja ODHA
oleh rekan kerja dan pengusaha

D. Potensi dan Sistem Sumber untuk Mengatasi dan Mencegah HIV/AIDS


Adapun upaya-upaya lain dalam mencegah HIV adalah :
1. Pencegahan HIV dari ibu ke anak, yaitu ibu yang sudah positif mengidap
HIV dilarang untuk memiliki keturunan.
2. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang rawan terjangkit HIV.
Contohnya WTS (wanita tuna susila).
3. Jangan melakukan hubungan seks anogenital.
4. Hindari hubungan seksual diluar nikah.
5. Hindari transfusi darah yang tidak jelas sumber asalnya.
6. Menggunakan alat-alat medis dan non medis yang dapat bersentuhan
dengan cairan tubuh yang steril. Contohnya suntik, jarum tato, alat
pencukur rambut (yang menggunakan pisau atau silet), dll.
Beberapa sistem sumber yang dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya HIV adalah:
1. Dokter
2. Perawat
3. Tenaga ahli
4. Pekerja social
5. Keluarga
6. Lingkungan sekitar

E. Pendekatan-pendekatan untuk Pemecahan Masalah


1. Pendekatan Sosiologis

11
a. Pendekatan Agama
Upaya penanggulangan HIV/AIDS melalui sosialisasi penggunaan
kondom kepada pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum hanya akan
memicu tumbuhnya perilaku seks bebas. Sebagai solusi, pemerintah dan
seluruh masyarakat diminta untuk bersama-sama mengupayakan
ketahanan keluarga melalui penguatan nilai-nilai moral dan agama agar
bangsa Indonesia lebih bermoral dan bermartabat.
Cara terbaik untuk mencegah virus mematikan itu menyebar
hanyalah dengan cara memperkuat nilai moral dan agama setiap individu
serta keluarga. Semakin orang yakin akan ajaran agamanya, semakin
efektif juga pendekatan ini dilakukan. Melalui pendekatan agama ini
diajarkan bahwa masalah sosial timbul bila terjadi pelanggaran terhadap
norma norma agama.
b. Pendekatan Hukum
Salah satu upaya pemecahan masalah HIV/AIDS dengan
pendekatan hukum yaitu dengan menggunakan strategi nasional. Strategi
Nasional ini merupakan kerangka acuan dan panduan untuk setiap upaya
penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, baik oleh pemerintah,
masyarakat LSM, keluarga, perorangan, universitas dan lembaga-
lembaga penelitian, donor dan badan-badan internasional agar dapat
bekerja sama dalam kemitraan yang efektif dan saling melengkapi dalam
lingkup keahlian dan kepedulian masing-masing berdasarkan Pasal 5
Keputusan Presiden nomor 36 Tahun 1994. Kegiatannya meliputi
pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengedalian dan penyuluhan.
c. Pendekatan Jurnalistik
Melalui pendekatan ini masalah HIV/AIDS diusahakan untuk
dikenalkan pada masyarakat mengenai arti, sebab-akibat, serta cara-cara
menghadapinya. Pendekatan ini berperan penting dalam membangkitkan
kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS ini.
Tujuan dari pendekatan jurnalistik ini untuk mensosialisasikan
bahaya dari HIV/AIDS karena jangkauan dari pendekatan ini cukup luas

12
sehingga bisa menekan situasi panik dari masyarakat yang semula tidak
faham akan permasalahan ini. Juga memperkecil penyebarluasan
penyakit HIV/AIDS ini karena sudah disosialisasikan mengenai bahaya
yang akan ditimbulkan dan cara pencegahannya.
d. Pendekatan Seni
Upaya ini dilakukan oleh para pekerja seni dalam rangka
membangun simpati kemanusiaan sehubungan dengan situasi sosial yang
bermasalah. Contohnya, film tentang HIV/AIDS seperti “Mika
Malaikatku” yang secara tidak langsung memperkenalkan kita tentang
dampak dari HIV/AIDS. Pengedukasian melalui cara ini lebih mudah
dicerna karena selain bertujuan untuk mempersempit penyebarluasan
HIV/AIDS juga bisa menghibur.
Selain melalui film, juga banyak lagu-lagu yg diciptakan para
musisi dengan lirik yang ringan namun bermakna. Juga iklan-iklan yang
banyak beredar di masyarakat. Karena fokus dari permasalahan ini lebih
banyak kepada generasi muda, maka pendekatan dengan cara seni ini
bisa sangat menolong untuk pencegahan.

F. Pendekatan Lain
a. Pendekatan Ekologi/Lingkungan
Metode ini didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi, dalam arti
menelaah masalah HIV/AIDS sebagai hasil interrelasi antara masyarakat
manusia dengan lingkungannya pada suatu ekosistem.Melalui pendekatan
ekologi, pertumbuhan masyarakat manusia di tempat-tempat tertentu, baik
di perkotaan maupun pedesaan dengan segala aspeknya dipelajari dan dikaji
pengaruhnya terhadap lingkungan setempat.
b. Pendekatan Pertumbuhan Eksponensial/Faktor Luar
Pendekatan yang menyebutkan bahwa pertumbuhan kuantitas dan
kualitas suatu gejala dari suatu tingkat ke tingkat berikutnya terjadi dengan
kelipatan dua. Berdasarkan analisa pertumbuhan eksponensial, kita dapat
mengetahui komponen mana yang terlalu cepat atau lambat pertumbuhnnya

13
dalam kerangka proses dinamikanya inilah yang menimbulkan
ketidakseimbangan sehingga menimbulkan masalah sosial.
c. Pendekatan Sistem
Pada konsep sistem, benda, gejala, atau peristiwa ditetapkan sebagai
satu keseluruhan dan satu kebulatan yang tidak terpisahkan dari bagian-
bagiannya.Kehidupan sosial manusia atau masyarakat merupakan suatu
sistem sebagai hasil interrelasi dan interaksi manusia dengan segala aspek
kehidupannya.Peninjauan dan pendekatan aspek kehidupan sosial manusia
dalam mengkaji masalah sosial dengan pendekatan sistem, tidak dilepaskan
satu sama lain, melainkan ditinjau sebagai satu kebulatan yang tidak
terpisah.
d. Pendekatan Interdisipliner/Multidisipliner
Karena subsistem masalah sosial banyak jumlahnya, kita harus
menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari satu. Pada
pendekatan ini, masalah sosial didekati, dianalisa, dan dikaji dari berbagai
disiplin ilmu sosial secara serentak dalam waktu yang sama.Dalam
mengkaji masalah sosial yang kompleks melalui pendekatan interdisipliner
perlu memiliki kemampuan interdisipliner juga. Kemampuan tersebut baik
yang ada dalam diri kita maupun kerjasama dengan berbagai keahlian dari
berbagai bidang keilmuwan.

G. Cara pencegahan
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan
dengan satu pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan
seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,
hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada
janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi dianjurkan untuk menjadi donor darah.

14
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya (akupuntur, tato, tindik) harus
dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha
untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-
penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala
sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan
dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media
cetak maupun media elektronik. Penyuluhan atau informasi tersebut
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan
masyarakat, agar seluruh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS,
sehingga berusaha menghindar diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.

H. Penanganan HIV/AIDS
a. Penanganan Umum
1. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk
memperlambat tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan
untuk mencapai tujuan ini dan berbagai macam kombinasi obat-obatan
terus diteliti. Untuk menemukan obat penyembuhannya.
2. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun
demikian ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju
perkembangan HIV didalam tubuh.
3. Pengobatan infeksi-infeksi oppertunistik tergantung pada zat-zat khusus
yang dapat menginfeksi pasien, obat antibiotic dengan dosis tinggi dan
obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk mencega
hinfeksi agar tidak menjalar dan menjadi semakin parah.

b. Penanganan Khusus

15
1. Penapisan dilakukan sejaka suhan antenatal dan pengujian dilakukan
atas permintaan pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan
hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memang perlu
pemeriksaan tersebut.
2. Upayakan ketersediaan uji serologic .
3. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang
berkaitan dengan kehamilan dan risiko yang dihadapi
4. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan
konseling untuk upaya preventif (penggunaan kondom)
5. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik.
6. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrasi virus
(30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara dratis
7. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang
dihadapi (pervaginam atau perabdominam, perhatikan prinsip
pencegahan infeksi).

DAFTAR PUSTAKA

16
Adhi Juandha. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . Jakarta : FKUI

Arief Mansjoer. (2001).  Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Medis


Aesculapius
Bruner and Suddarth. 2002 .  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
Volume 2. Jakarta : EGC

      Sarwono. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid pertama, Edisi ketiga.
Jakarta : FKUI

Prawirohardjo,sarwono (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta:P.T.Bina Pustaka


Sarwono Prawihardjo.

17

Anda mungkin juga menyukai