Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan Bag
Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan Bag
A. Dasar Teori
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar.
Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah
folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau
lonjong dan berwarna hijau. (Rosanti, 2013: 18)
Bila mengamati satu helai daun, akan terlihat struktur (bagian-bagian) daun yaitu
tangkai daun dengan nama ilmiahnya petiolus, helaian daun dengan nama ilmiahnya
lamina dan kadang-kadang ditemukan pelepah atau upih daun dengan nama ilmiahnya
vagina. Apabila daun memiliki tiga struktur tersebut, yaitu pelepah, tangkai daun dan
helaian daun maka daun tersebut digolongkan sebagai daun lengkap. Tidak semua daun
memiliki struktur yang lengkap, dalam arti hanya memiliki helaian dan tangkai daun saja
atau hanya terdiri dari helaian daun saja tanpa dilengkapi dengan tangkai daun. (Rosanti,
2013: 18)
Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja: lazimnya lalu disebut daun bertangkai.
Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian
besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya: nangka
(Artocarpus integra Merr.), mangga (Mangifera indica L.). dll.
b. Daun terdiri atas upih dan helaian, daun yang demikian ini disebut daun berupih atau
daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada tumbuhan yang tergolong suku
rumput, misalnya: padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.). dll.
c. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian
langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang demikian susunannya
dinamakan daunduduk (sessilis), seperti dapat kita lihat pada biduri (Calotropis
gigantea R.Br.). daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai
pangkal yang demikian lebarnya. Hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari
batang atau memeluk batang. Oleh sebab itu juga dinamakan daun majemuk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L.). bagian
samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali bangunnya membulat
dan disebut telinga daun.
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan satu helaian daun
semu atau palsu, dinamakan : filodia, seperti terdapat pada berbagai jenis pohon
Acacia yang berasal dari Australia, misalnya: Acacia auriculiformis A. Cunn.
(Tjitroepomo, 2005: 11-12)
Ujung daun merupakan puncak daun, dimana letaknya paling jauh dari tangkai daun.
Ujung daun memiliki bentuk yang beraneka ragam. Dalam morfologi tumbuhan dikenal
sedikitnya 7 bentuk ujung daun:
a. Runcing (acutus). Ujung daun mengecil dan menyempit di kiri dan kanan secara
bertahap dan membentuk sudut kurang dari 90°.
b. Meruncing (acuminatus). Hampir mirip dengan ujung runcing, namun titik pertemuan
tidak menyempit secara bertahap, tetapi memiliki jarak yang cukup tinggi pada akhir
bagian ujung tersebut.
c. Tumpul (obtusus). Untuk menentukan ujung daun tersebut berbentuk tumpul, dapat
dilihat dari jarak tepi daun yang jauh dari ibu tulang daun. Bila tulang daun yang
berjarak jauh tiba-tiba menyempit lalu membentuk sudut lebih besar dari 90°, maka
ujung daun tersebut dikatakan tumpul. Contohnya adalah sawo kecik (Manilkara
kauki).
d. Membulat (rotundatus). Ujung daun tidak membentuk sudut sama sekali. Contohnya
adalah teratai (Nelumbo sp.).
e. Rompang (truncatus). Ujung daun seprti garis. Contohnya adalah jambu monyet
(Anacardium accidentale).
f. Terbelah (retusus). Ujung daun memperlihatkan suatu lekukan. Contohnya adalah
sidaguri (Sida retusa).
g. Berduri (mucronatus), ujung daun ditutup oleh duri. Contohnya adalah nenas (Ananas
sativus). (Rosanti, 2013: 29-30)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan langsung dengan
tangkai daun. Pangkal yang terdapat di kiri-kanan tangkai daun, baik berlekatan atau
tidak, dapat dibedakan menjadi sedikitnya enam macam:
a. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada bangun memanjang, lanset dan belah
ketupat.
b. Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.
c. Tumpul (abtusus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.
d. Membulat (rotundatus), terdapat pada bangun bulat telur dan jorong.
e. Rompang/rata (truncatus), terdapat pada bangun segitiga, delta dan tombak.
f. Berlekuk (emarginatus), terdapat pada bangun jantung, ginjal, dan anak panah.
(Rosanti, 2013: 28-29)
Dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam:
Kadang- kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-
sisik, rambut-rambut, duri, dll. Melihat keadaan permukaan daun itu orang lalu
membedakan permukaan daun yang:
a. Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilat (nitidus),
suram (opacus), dan berselaput lilin (pruinosus).
b. Gundul (glaber)
c. Kasap (scaber)
d. Berkerut (rugosus)
e. Berbingkul-bingkul (bullatus)
f. Berbulu (pilosus)
g. Berbulu halus dan rapat (villosus)
h. Berbulu kasar (hispidus)
i. Bersisik (lepudus) (Tjitroepomo, 2005: 48-49)
Tulang daun merupakan struktur penguat helaian daun, sama fungsinya dengan tulang
manusia yang memberi kekuatan menunjang berdirinya tubuh. Struktur tulang daun
terdiri atas ibu tulang daun (costa), tulang cabang (nervus lateralis), dan urat daun (vena).
Berdasarkan posisi tulang-tulang cabang terhadap ibu tulang daunnya, sistem
pertulangan daun dibedakan menjadi:
Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, akibat lekukan atau torehan
tepi daun yang sangat dalam. Daun majemuk memiliki tiga struktur pokok, ibu tangkai
daun (petiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), dan anak daun (foliolum).
Berdasarkan posisi anak-anak daunnya pada ibu tangkai daun, daun majemuk dapat
dibedakan menjadi daun majemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari
(palmatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus) dan daun majemuk campuran
(digitatopinnatus). (Rosanti, 2013: 46)
Pada umumnya, daun berwarna hijau. Namun, tidak jarang dijumpai daun dengan
warna yang berbeda, seperti merah pada andong, buntut bajing (Acalypha wilkesiana),
keladi (Caladium sp.), dan aglonema (Aglaonema sp.). Ada juga yang memiliki warna
campuran seperti hujau bercampur merah pada puring (Codiaeum variegatum), hijau
keputihan pada beberapa jenis keladi, hijau kekuningan pada beberapa jenis lidah mertua
(Sansevieria sp.). (Rosanti, 2013: 34)
No
. Alat Bahan
1. Buku Gambar Sampel berbagai macam daun dari berbagai
2. Pensil tanaman (daun belimbing, daun singkong,
3. Pensil Warna daun jambu biji, daun katuk, daun merak,
daun mangga, daun kenanga, dan daun
flamboyan).
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Siapkan bahan (daun tumbuhan) diatas meja.
3. Berikan keterangan pada gambar berupa klasifikasi tanaman dan bagian-
bagiannya.
4. Amati kemudian gambar daun tersebut pada buku gambar.
D. Table Hasil Pengamatan
Daftar Pustaka