28 47 1 SM PDF
28 47 1 SM PDF
2
ISSN 2087 - 7889
ABSTRAK
1
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
senyawa aktif alkaloid yang terdapat pada adalah: Sabana, rawa, batas hutan, daerah
bagian daun, akar, dan batang tanaman terganggu, daerah perkebunan dan
lahuna (Eupatorium odoratum) sehingga tanaman tahunan, dan di pinggir jalan.
nantinya tanaman ini dapat digunakan Tanaman ini lebih menyukai daerah
sebagai salah satu obat alternatif untuk dengan kondisi lembab, yang beradadekat
mengobati luka luar yang sangat efektif, permukaan laut sampai 2000 m
sehingga masyarakat dapat terdorong ketinggian.
untuk menjaga kelestarian tanaman ini Tanaman ini merupakan perdu yang pahit,
dan sekaligus membudidayakannya. tumbuh tegak, berbau, bercabang banyak,
ranting bulat, dan memiliki daun
Rumusan Masalah berbentuk bulat telur memanjang dengan
Penggunaan bahan-bahan alami pangkal menyempit sepanjang tangkai dan
sebagai salah satu pengobatan alternatif ujung yang cukup runcing, umumnya
saat ini menjadi program pemerintah. bergerigi kasar, berambut, sisi bawah
Salah satu bahan yang telah digunakan berbintik seperti kelenjar. (Steenis, 1997)
oleh masyarakat sebagai obat alternatif di Klasifikasi tanaman lahuna sebagai
daerah-daerah adalah tanaman lahuna berikut:
(Eupatorium odoratum) yang digunakan Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
sebagai obat luka luar. Karena Super Divisi :Spermatophyta
penggunaannya sebagai obat, maka (Menghasilkan biji)
tanaman ini dalam hal ini daun, akar, dan Divisi :Magnoliophyta
batangnya diduga mengandung senyawa (Tumbuhan berbunga)
bioaktif alkaloid. Berdasarkan latar Kelas : Magnoliopsida (berkeping
belakang tersebut, maka masalah yang dua / dikotil)
diangkat dalam penelitian ini adalah: Sub Kelas : Asteridae
1. Apakah daun, batang, dan akar Ordo : Asterales
tanaman lahuna mengandung Famili : Asteraceae
senyawa bioaktif alkaloid? Genus : Eupatorium
2. Jenis senyawa alkaloid apakah yang Spesies : Eupatorium odoratum
terkandung dalam daun, batang, dan
akar tanaman lahuna? Dalam dunia medis dan kimia
organik, istilah alkaloid telah lama
menjadi bagian penting dan tak
TINJAUAN PUSTAKA terpisahkan dalam penelitian yang telah
Tanaman lahuna yang dikenal sebagai dilakukan selama ini, baik untuk mencari
gulma merupakan tanaman tahunan yang senyawa alkaloid baru ataupun untuk
berbentuk semak belukar dengan tinggi penelusuran senyawa bioaktifit. Senyawa
dapat mencapai 1 – 8 m. Tanaman ini alkaloid merupakan senyawa organik
dapat dijumpai pada beberapa daerah, terbanyak ditemukan di alam. Hampir
antara lain: daerah pertanian, daerah hutan seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan
alam, hutan tanaman, padang rumput, dan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
daerah lahan basah. Habitat tanaman ini tumbuhan. Secara organoleptik, daun-
2
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
daunan yang berasa sepat dan pahit, polar (n-heksan) lalu pelarut yang
biasanya teridentifikasi mengandung kepolarannya menengah (diklorometan
alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa atau etil asetat) kemudian pelarut yang
alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, bersifat polar (metanol atau etanol).
ranting, dan kulit kayu. Ekstraksi digolongkan ke dalam dua
Berdasarkan literatur, diketahui bagian besar berdasarkan bentuk fase
bahwa hampir semua alkaloid di alam yang diekstraksi yaitu ekstraksi cair-cair
mempunyai keaktifan biologis dan dan ekstraksi cair padat (Sa'adah, 2010).
memberikan efek fisiologis tertentu pada Faktor-faktor yang mempengaruhi
mahluk hidup. Sehingga tidaklah laju ekstraksi adalah:
mengherankan jika manusia dari dulu 1. Tahap persiapan sampel
sampai sekarang selalu mencari obat- Untuk memudahkan proses ekstraksi
obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan. perlu dilakukan penyiapan bahan sampel
Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan yang meliputi pengeringan bahan dan
sejauh ini belum diketahui secara pasti, penggilingan. Sebelum diekstraksi bahan
beberapa ahli pernah mengungkapkan harus dikeringkan dahulu untuk
bahwa alkaloid diperkirakan sebagai mengurangi kadar airnya dan disimpan
pelindung tumbuhan dari serangan hama pada tempat yang kering agar terjaga
dan penyakit, pengatur tumbuh, atau kelembabannya. Dengan pengeringan
sebagai basa mineral untuk yang sempurna akan dihasilkan ekstrak
mempertahankan keseimbangan ion. yang memiliki kemurnian yang tinggi.
Alkaloid secara umum mengandung
Ekstraksi akan berlangsung dengan baik
paling sedikit satu buah atom nitrogen bila diameter partikel diperkecil.
yang bersifat basa dan merupakan bagian Pengecilan ukuran ini akan memperluas
dari cincin heterosiklik. Kebanyakan bidang kontak antara sampel dengan
alkaloid berbentuk padatan kristal dengan
pelarut, sehingga jumlah ekstrak yang
titik lebur tertentu atau mempunyai diperoleh pun akan semakin besar.
kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga Sebaliknya ukuran padatan yang terlalu
berbentuk amorf atau cairan. Dewasa ini halus dinilai tidak ekonomis karena biaya
telah ribuan senyawa alkaloid yang proses penghalusannya mahal dan
ditemukan dan dengan berbagai variasi semakin sulit dalam pemisahannya dari
struktur yang unik, mulai dari yang paling larutan.
sederhana sampai yang paling sulit.
Ekstraksi adalah proses pemisahan 2. Jenis pelarut
suatu zat berdasarkan perbedaan Pemilihan jenis pelarut didasarkan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak pada jenis sampelnya dan pertimbangan
saling larut yang berbeda. Prinsip harga pelarut yang digunakan. Faktor
ekstraksi adalah melarutkan senyawa yang perlu diperhatikan dalam memilih
polar dalam pelarut polar dan senyawa jenis pelarut antara lain: daya melarutkan,
non polar dalam senyawa non polar. titik didih, sifat racun, mudah tidaknya
Secara umum ekstraksi dilakukan secara terbakar, dan pengaruhnya terhadap
berturut-turut mulai dengan pelarut non peralatan ekstraksi.
3
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
4
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
5
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
6
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
7
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
8
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
dibagi dengan jarak yang ditempuh, oleh Noda-noda tersebut hasil KLT
karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil selanjutnya dikeruk dan dilarutkan dalam
dari 1 (satu) (Sathl dalam Winirifmawaty, pelarut metanol sebanyak 4 ml. Kemudian
2010). diaduk dengan menggunakan pipakapiler
Pemisahan dengan KLT untuk daun dan didiamkan selama ±30 menit, yang
lahuna menghasilkan 5 isolatdengan harga selanjutnya diidentifikasi menggunakan
Rf masing-masing pada noda pertama spektrofotometer UV-Vis pada kisaran
sebesar 0,67; noda kedua sebesar 0,73; panjang gelombang antara 200-800
noda ketiga sebesar 0,81; noda keempat
sebesar 0,86; dan noda kelima sebesar Hasil identifikasi alkaloid pada ekstrak
0,88. Pemisahan batang lahuna daun, batang, dan akar lahuna
menghasilkan 4 isolat dengan harga Rf Metode yang digunakan untuk
masing-masing pada noda pertama sebesar identifikasi alkaloid ialah metode
0,47; noda kedua sebesar 0,82; noda spektrofotometer UV-Vis. Seluruh isolat
ketiga sebesar 0,89; dan noda keempat hasil KLT yang telah dikerok dan
sebesar 0,96. Sedangkan pemisahan akar disentrifuge kemudian dibaca pada alat
lahuna hanya menghasilkan 2 isolat spektrofotometer UV-Vis menggunakan
karena noda yang menghasilkan negatif pelarut baku metanol. Dari kesebelas
alkaloid tidak dilanjutkan dengan isolat tersebut, isolat yang memiliki hasil
pemisahan. Harga Rf noda pertama spektrum senyawa alkaloid yaitu pada
sebesar 0,82 dan noda kedua sebesar 0,93. isolat 1 - 5, dan isolat 8 – 11, dapat
dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Hasil KLT dan spektrofotometer UV-Vis ekstrak daun, batang, akar lahuna
Spektrofotometer UV-Vis
KLT
Sampel Isolat Rf
4 0,86 661 nm, 286 nm, 211 nm, 204 nm, 202 nm
5 0,88 662 nm, 288 nm, 212 nm, 205 nm, 202 nm
10 0,82 663 nm, 226 nm, 222 nm, 221 nm, 216 nm, 204 nm
Akar
11 0,93 661 nm, 204 nm
9
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
Sedangkan spektrum UV-Vis masing-masing isolat pada daun lahuna dapat dilihat seperti
yang terlihat pada gambar berikut:
Dari hasil spektrum yang tampak, 285 nm pada absorbansi 0,535. Ini
terdapat dua pita pada isolat keempat. Pita menandakan bahwa isolat pertama yang
pertama mempunyai panjang gelombang dibaca pada pita kedua positif
662 nm pada absorbansi 0,093. Pita kedua mengandung alkaloid.
Dari hasil spektrum yang tampak, 287 nm pada absorbansi 0,889. Ini
terdapat dua pita pada isolat kedua. Pita menandakan bahwa isolat kedua yang
pertama mempunyai panjang gelombang dibaca pada pita kedua positif mengandun
662 nm pada absorbansi 0,087. Pita kedua alkaloid.
10
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
Dari hasil spektrum yang tampak, 286 nm pada absorbansi 1,351. Ini
terdapat dua pita pada isolat ketiga. Pita menandakan bahwa isolat ketiga yang
pertama mempunyai panjang gelombang dibaca pada pita kedua positif
661 nm pada absorbansi 0,083. Pita kedua mengandung alkaloid.
Dari hasil spektrum yang tampak, 285 nm pada absorbansi 0,429. Ini
terdapat dua pita pada isolat keempat. Pita menandakan bahwa isolat keempat yang
pertama mempunyai panjang gelombang dibaca pada pita kedua positif
662 nm pada absorbansi 0,083. Pita kedua mengandung alkaloid.
11
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
Dari hasil spektrum yang tampak, hasil yang serupa dengan spektrum isolat
tidak nampak pita serapan pada isolat keenam. Dari hasil spektrum yang
keenam, tetapi serapan terbaca pada 2 tampak, tidak nampak pita serapan pada
panjang gelombang berbeda. Pita serapan isolat ketujuh, tetapi serapan terbaca pada
pertama melebar pada panjang gelombang 2 panjang gelombang berbeda. Pita
650 nm dengan absorbansi 0,075. serapan pertama melebar pada panjang
Sedangkan pita serapan kedua melebar gelombang 659 nm dengan absorbansi
pada panjang gelombang 430 nm dengan 0,115. Sedangkan pita serapan kedua
absorbansi 0,156. Ini menandakan bahwa melebar pada panjang gelombang 415 nm
isolat keenam yang dibaca pada kedua dengan absorbansi 0,256. Ini menandakan
pita serapan tersebutnegatif mengandung bahwa isolat ketujuh yang dibaca pada
alkaloid. kedua pita serapan tersebutjuga negatif
mengandung alkaloid.
Spektrum isolat ketujuh memiliki
Dari hasil spektrum yang tampak dengan absorbansi 0,189. Sedangkan pita
pada gambar 8, terdapat tiga pita serapan serapan kedua pada panjang gelombang
pada isolat kedelapan. Pita serapan 427 nm dengan absorbansi 0,393. Pita
pertama pada panjang gelombang 657 nm serapan ketiga terbaca pada panjang
12
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
Dari hasil spektrum yang tampak 3,680. Pita serapan pertama lemah
pada gambar 9, terdapat tiga pita serapan dengan nilai absorbansi rendah, ini
pada isolat kesembilan. Pita serapan menandakan bahwa isolat kesembilan
pertama pada panjang gelombang 655 nm yang dibaca pada pita serapan pertama
dengan absorbansi 0,087. Sedangkan pita negatif mengandung alkaloid tetapi pita
serapan kedua pada panjang gelombang serapan kedua dan ketiga menunjukkan
206 nm dengan absorbansi 3,256. Pita nilai penyerapan yang cukup kuat yang
serapan ketiga terbaca pada panjang menunjukkan adanya alkaloid.
gelombang 203 nm dengan absorbansi
Spektrum UV-Vis isolat pada akar spektrum yang tampak pada gambar 10,
lahuna dapat dilihat seperti yang terlihat terdapat pita serapan yang melebar pada
pada gambar 10 dan 11. Dari hasil panjang gelombang 663 nm dengan
13
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
Dari hasil spektrum yang tampak alkaloid. Pembacaan spektrum pada isolat
pada gambar 11, terdapat pita serapan kesepuluh ternyata menunjukkan
yang melebar pada panjang gelombang penyerapan pada beberapa panjang
661 nm dengan absorbansi 0,083. gelombang lain, tetapi penyerapan kuat
Rendahnya nilai absorbansi pada pita terdapat pada panjang gelombang 206 nm
serapan pertama menunjukkan bahwa dengan absorbansi 4,110. Hal ini
isolat kesebelas yang dibaca pada pita menunjukkan adanya alkaloid pada isolat
serapan tersebut negatif mengandung ini.
14
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
15
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
Berdasarkan hasil pengujian dengan yang baik karena bersifat polar dan bisa
pereaksi warna Mayer, Wagner, dan memisahkan senyawa alkaloid yang juga
Dragendroff, diperoleh hasil sampel daun bersifat polar. Eluen yang baik adalah
dan batang lahuna mengandung alkaloid, eluen yang bisa memisahkan senyawa
sedangkan sampel akar dengan pereaksi dalam jumlah yang banyak yang ditandai
Wagner memberikan hasil negatif dengan munculnya noda. Noda yang
alkaloid. Hasil pengujian daun dan batang terbentuk tidak berekor dan jarak antara
lahuna yang positif mengandung alkaloid, noda satu dengan yang lainnya jelas.
kemudian dilakukan pengujian dengan (Harbone, 1996)
menggunakan KLT untuk Berdasarkan hasil identifikasi
mengidentifikasi senyawa alkaloid yang dengan menggunakan KLT, diperoleh
terkandung. Demikian pula halnya sebelas (11) isolat yang memberikan noda
dengan sampel akar lahuna yang pada plat KLT, masing-masing lima isolat
memberikan hasil positif alkaloid pada untuk sampel daun lahuna, empat isolat
pengujian dengan pereaksi Mayer dan untuk sampel batang lahuna, dan dua
Dragendorff, dilanjutkan dengan isolat untuk sampel akar lahuna. Dari
pengujian dengan menggunakan KLT. kesebelas isolat ini, yang memberikan
Pemisahan senyawa alkaloid pada harga Rf yang sesuai dengan standar
sampel dilakukan dengan metode senyawa alkaloid adalah isolat 1 – 5 dan
kromatografi lapis tipis (KLT). KLT isolat 7 – 11. Hasil positif alkaloid yang
merupakan suatu metode pemisahan ditunjukkan pada saat disinari dengan
senyawa berdasarkan perbedaan distribusi sinar UV, kemudian dilanjutkan
dua fasa gerak. Fasa diam yang digunakan diidentifikasi dengan menggunakan
ialah plat silika gel yang bersifat polar, spektrofotometer UV-Vis pada kisaran
sedangkan eluen yang digunakan sebagai panjang gelombang 200 – 800 nm. Noda
fasa gerak bersifat sangat polar. Kepolaran yang tampak pada plat KLT kemudian di
fasa diam dan fasa gerak hampir sama, keruk dan dilarutan dengan pelarut
tetapi masih kepolaran fasa gerak masih metanol kemudian diidentifikasi dengan
lebih besar sehingga senyawa alkaloid spektrofotometer UV-Vis.
yang dipisahkan terangkat mengikuti SpektrofotometerUV-Vis
aliran eluen, karena senyawa alkaloid merupakan metode yang digunakan untuk
bersifat polar. KLT yang digunakan identifikasi suatu senyawa berdasarkan
terbuat dari silika gel dengan ukuran 20 panjang gelombang.Metode ini digunakan
cm x 20 cm GF254 (Merck). Penggunaan untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid
bahan silika digunakan untuk memisahkan yang diperoleh dari pemisahan senyawa
senyawa asam-asam amino, flavonoid, dengan KLT. Isolat yang diperoleh dari
fenol, asam lemak, sterol, dan terpenoid. hasil KLT dimasukkan ke sel sampel
Eluen yang digunakan dalam KLT dengan menggunakan kuvet sebagai
adalah campuran pelarut metanol : tempat sampel. Kuvet yang digunakan
NH4OH pekat dengan perbandingan terbuat dari kuarsa yang terbuat dari silika
volume 100 : 3. Eluen ini digunakan memiliki kualitas yang lebih baik.
karena mampu memberikan pemisahan Pengaturan panjang gelombang pada
16
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid Pada Tanaman Lahuna
17
Nururrahmah Hammado, Ilmiati Illing (2013)
18