Anda di halaman 1dari 3

NAMA MURID : FARAH ATHIRAH BINTI AZHELLMIE

TAJUK : PERSAHABATAN SANG KERENGGA DAN BURUNG TIUNG

Yang terlena, sedar-sedarkan.


Yang tersedar, dengar-dengarkan
Yang terdengar, fikir-fikirkan.

Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh dan Salam Sejahtera.

Terima kasih Pengerusi Majlis.


Yang saya hormati para hakim yang arif lagi bijaksana, guru-guru yang saya hormati dan rakan -
rakan yang saya sayangi sekalian.
Saya akan menyampaikan sebuah cerita yang bertajuk “Persahabatan Sang Kerengga Dan
Burung Tiung”.

Tersebutlah kisah Sang Kerengga


Ke hulu ke hilir mencari air
Sebagai bekal buat keluarga
Ke tepi sungai deras mengalir

Tanpa diduga malang menimpa


Kerengga hanyut terkapai-kapai
Datang Sang Tiung terus menerpa
Lalu dicampak daun sehelai

Pada suatu hari dalam musim kemarau, kelihatan Sang Kerengga sedang berjalan ke tebing
sebatang sungai untuk meminum air. Dia berasa sangat dahaga.
“Di sana ada sebatang anak sungai. Lebih baik aku pergi ke sana. Dapatlah aku menghilangkan
rasa dahaga aku ini,” kata Sang Kerengga sendirian.

“Sungguh sejuk dan nyaman air sungai ini. Bolehlah aku ambil sedikit untuk dibawa pulang.
Tentu keluarga aku akan gembira,” kata Sang Kerengga.

Sebaik sahaja Sang Kerengga tiba di sana, dia pun segera meminum air sungai itu. Namun nasib
tidak menyebelahinya. Semasa Sang Kerengga hendak meminum air, tiba-tiba kakinya
tergelincir lalu terjatuh ke dalam sungai.

Sang Kerengga tidak berupaya untuk naik semula ke tebing. Sang Kerengga juga tidak tahu
bagaimana caranya untuk berenang. Sang Kerengga hanya mampu menjerit dengan sekuat-kuat
hatinya meminta pertolongan.

“Tolong! Tolong! Tolong!” teriak Sang Kerengga sambil terkapai-kapai di dalam sungai.

“Tolong! Tolong saya!” jerit Sang Kerengga lagi yang semakin lemah kerana tertelan banyak air
sungai.

Sang Kerengga sudah tidak berupaya untuk bertahan lagi. Arus sungai yang mengalir laju itu
membuatkan seluruh badannya lemah dan tidak bermaya.

Pada waktu itu, Sang Burung Tiung sedang berlegar-legar untuk mencari makanan. Tiba-tiba
Sang Burung Tiung ternampak Sang Kerengga terkapai-kapai dibawa arus air yang deras.

“Itu Sang Kerengga. Nampaknya dia terjatuh ke dalam sungai. Lebih baik aku segera
menyelamatkannya,” kata Sang Burung Tiung di dalam hati.

Tanpa membuang masa, Sang Burung Tiung pun mengambil sehelai daun menggunakan
paruhnya. Dia mencampakkan daun itu kea rah Sang Kerengga.

“Sang Kerengga, cepat naik ke atas daun itu!” kata Sang Burung Tiung dengan kuat. Sang
Kerengga pun terus naik ke atas daun yang telah dilemparkan oleh Sang Burung Tiung.

Akhirnya Sang Kerengga pun selamat. Dia berasa sangat gembira dan bersyukur kerana Sang
Burung Tiung yang baik itu berjaya menyelamatkan dirinya.
“Terima kasih Sang Burung Tiung. Kamu memang seekor burung yang baik hati. Jika kamu
tidak ada, sedah tentu sekarang saya sudah mati dan keluarga saya akan susah hati,” kata Sang
Kerengga.

“Sama-sama Sang Kerengga. Hidup di dunia ini mestilah saling bantu-membantu antara satu
sama lain. Barulah hidup kita akan aman dan selamat,” balas Sang Burung Tiung.

Semenjak dari peristiwa itu, Sang Kerengga dan Sang Burung Tiung berkawan baik.

Para hadirin sekalian,

Begitulah kisah Sang Kerengga dan Sang Burung Tiung. Hidup saling membantu dapat
mencambahkan satu perhubungan yang begitu harmoni. Hakikatnya nilai-nilai murni dalam
kehidupan seharian kita semakin menipis. Oleh itu, marilah kita semua sama-sama berusaha
untuk menerapkan budaya yang amat indah ini dalam diri kita. Semoga kisah ini menjadi
pengajaran kepada kita semua.

Sekian, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai