Anda di halaman 1dari 5

INSTALASI LISTRIK

DISUSUN OLEH :

Nama : R.M Hafizs Tri Saputra


Kelas : 1 LE

DOSEN PEMBIMBING :
Sudirman Yahya, S.T.,M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
D3K PLN-POLSRI
2019/2020
2.1. Pengertian Sengatan Listrik
Sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara
sederhana tersetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari
luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena terjadinya kontak antara bagian
tubuh manusia dengan suatu sumber tegangan listrik yang cukup tinggi sehingga
mampu mengakibatkan arus listrik melalui tubuh manusia tepatnya melalui otot.
Selain itu arus ini sifatnya mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah. Dalam
kasus sehari- hari sumber tegangan listrik ini memiliki potensial tinggi, sementara
bumi tempat berpijak memiliki potensial rendah. Jadi, tegangan ini ingin mengalirkan
arusnya ke bumi. Pada saat terjadi kontak antara manusia dengan sumber tegangan
saat manusia ini menginjak bumi, maka tubuh manusia ini akan menjadi suatu
konektor antara sumber tegangan dengan bumi. Perlu diingat bahwa tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air, sehingga tubuh manusia merupakan konduktor yang
baik.
Tersetrum adalah fenomena yang terjadi karena adanya arus yang resistansi dengan
plasma darah dalam tubuh kita. Arus terjadi karena ada perpindahan elektron dan
proton, pergerakan arus yang terhambat akan menghasilkan energy panas. Sakit yang
ditimbulkan akibat sengatan listrik disebabkan karena elektron akan berpindah
semakin cepat jika ada hambatan. Elektron yg bertumpuk pada plasma darah dan
tidak bisa keluar maka akan terjadi panas dan terbakar, sehingga system syaraf
menstimulasi otak bahwa hal tersebut adalah sengatan listrik.
2.2. Akibat Sengatan Listrik
Penyebab tersetrum bukanlah tegangan listrik, tetapi karena adanya arus listrik yang
mengalir. Sebenarnya arus listrik pun memang sudah ada di tubuh kita sebagai
pengantar informasi dari indera ke otak (seperti sensor dan prosesor).
Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika
kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak
akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya
memegang saluran negatif. Seseorang bisa tersengat listrik karena ada banyak
kemungkinan,antara lain :
– Menyentuh kabel telanjang berarus listrik
– Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusak
– Kegagalan peralatan
– Terkena muatan listrik statis
– Disambar petir (akan dibahas khusus dalam proteksi petir)
Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot.
Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan
luka bakar. Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya
dapat mencapai 2.500 derajat celcius. Tegangan lebih dari 500 volt merupakan risiko
tinggi terhadap keselamatan jiwa. Arus bolak-balik menimbulkan rangsangan otot
berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60
milliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan gangguan jantung (fibrilasi
ventrikel).

Gambar 1. Tabel periode kejut listrik


Faktor utama yang menyebabkan kejut listrik
1. Besarnya sifat penahan dari badan manusia
2. Lintasan arus listrik dari titik awal terkenanya dan titik akhir penyaluran arus
Dari tabel besarnya tahanan pada beberapa bagian tubuh, dapat diperkirakan beberapa
besarnya arus lintasan yang terjadi.

Gambar 2. Tabel nilai tahanan pada bagian tubuh


Bila kawat berarus listrik terpegang oleh tangan, maka pegangan akan sulit dilepaskan
karena arus listrik tersebut menimbulkan kontraksi dari otot-otot jari tangan. Otot
fleksor atau otot menggenggam jari lebih kuat dari otot ekstensor. Jika arus listrik
tegangan tinggi mengenai dada akan menyebabkan gangguan pernafasan. Bila
mengenai kepala, dapat menyebabkan tidak sadarkan diri. Pada tegangan rendah, arus
searah tidak berbahaya dibandingkan dengan arus bolak-balik.
Kelancaran arus masuk ke tubuh tergantung juga basah atau keringnya kulit yang
kontak dengan arus listrik. Bila kulit basah atau lembab, arus listrik akan mudah
masuk ke dalam tubuh. Pada tempat masuknya arus listrik, akan tampak luka masuk
yang berupa luka bakar sedangkan pada tempat luka keluar akan terkesan loncatan
arus keluar. Arus keluar biasanya sulit ditemukan. Panas yang timbul yang mengenai
pembuluh darah akan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin
lama dapat menyebabkan kematian jaringan.
Kadang luka bakar yang tampak dari luar tampak ringan tetapi kerusakan jaringan
yang lebih dalam luas dan berat. Kerusakan otot yang berat dapat terlihat pada
kencing yang berwarna gelap karena bercampur dengan mioglobin yang dapat
menyebabkan kerusakan ginjal.
Akibat dari sengatan listrik bisa bermacam-macam yaitu:
1. Sekedar terkejut
2. Luka bakar
3. Epilepsi/ayan
4. Membuat jantung berhenti berdenyut,serangan jantung,dan masalah pada irama
jantung (arrhythmias)
5. Otot berkontraksi (mengerut) dan kesakitan
6. Tidak sadar diri/pingsan
7. Pernafasan berhenti karena pusat saraf yang mengatur pernafasan menjadi lumpuh
8. Kematian
Jika ada orang yang tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tanda-
tanda atau gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:serangan jantung,masalah
pada irama jantung (arrhythmias),kegagalan bernafas,sakit dan kontraksi pada
otot,epilepsi/ayan,kesemutan dan rasa geli,tidak sadar/pingsan.
2.3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Akibat Sengatan Listrik
Tata cara pertolongan pertama sebelum penderita ditangani adalah:
1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan
sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari bantuan,memanggil
ambulans,atau pertolongan lain.
2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa
kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan
misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik), atau
tongkat sapu. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi
udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau
tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan
dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri
berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan
Anda berada satu garis dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak ada. Ulangi.
4. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak
dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung
korban. Kalau setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga tidak
mengembang, periksa mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu yang
menghambat aliran udara untuk masuk. Bila penderita masih bernapas dengan normal
baringkan dengan posisi sisi mantap. Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan
kiri penderita letakkan di pipi kanan. Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas
spontan (tidak tertutup oleh lidah ). Untuk pembuatan nafas buatan ada tekniknya.
• Pertama, telentangkan korban, lalu tekuk kepalanya ke belakang.
• Kemudian, anda buka mulut, tarik napas kuat-kuat, baru tutup mulut.
• Kemudian tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru
terangkat.
• Ketika melakukannya, jangan lupa tekan hidung korban supaya udara yang anda
tiupkan tidak keluar. Sebisa mungkin, segera lakukan pernapasan buatan ketika
korban tersengat. Tiga sampai empat kali pernapasan buatan awalan akan sangat
membantu korban. Jika korban adalah anak kecil, dibutuhkan lebih banyak lagi
pernapasan buatan, sampai 20 kali dalam semenit.

Gambar 3. Langkah Pertolongan Dengan Pernafasan Buatan


5. Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama Tutupi titik luka
bakar yang terjadi akibat masuk dan keluarnya arus listrik pada tubuh karena bisa
mempercepat pengurangan cairan dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda
apapun yang bersifat tidak mengantarkan panas. Kemudian segera dilarikan ke dokter.
Bila korban mengalami muntah, upayakan untuk dikeluarkan. Agar lubang
tenggorokannya tidak tertutup, tarik rahangnya ke depan.
6. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan luka.
Untuk memulihkan fungsi jantung, urut rusuk korban. Bagi orang dewasa, dibutuhkan
pengurutan rusuk sampai 60 kali dalam satu menit. Sedang untuk anak-anak lebih
banyak lagi, sampai 90 dalam semenit. Dan yang perlu diperhatikan ketika mengurut,
hindari menekan rusuk terlalu keras. Karena bisa berakibat fatal menyebabkan
rusaknya rusuk korban. Setelah diberikan pertolongan pertama, segera bawa untuk
mendapat pertolongan medis lebih lanjut.
2.4 Upaya Pencegahan Pada Kecelakaan Akibat Sengatan Listrik
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, terkadang kecelakaan kerja bisa terjadi.
Seandainya terjadi kecelakaan pada lokasi kerja, maka perlu diambil berbagai
tindakan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) serta tindak
lanjutnya. Untuk itu, maka di lokasi kerja diperlukan :
1. Petugas yang dapat melakukan P3K. Ditunjuk petugas khusus yang pernah
mengikuti pelatihan P3K. Biasanya untuk tempat kerja sudah ada petugas K3.
2. Alat dan bahan P3K. Harus disediakan, sekurang-kurangnya tersedia kotak P3K
beserta isi yang lengkap.
3. Daftar nama, alamat dan nomor telepon. Di tempat kerja harus tersedia daftar
nama, alamat dan nomor telepon instansi yang dapat dihubungi bila terjadi keadaan
darurat, seperti Rumah Sakit terdekat, Kantor Pemadam Kebakaran terdekat, Kantor
Kepolisian terdekat, dan lain-lain.
4. Petunjuk dan rambu-rambu. Adanya petunjuk yang jelas, berupa poster atau papan-
papan petunjuk yang dipasang di tempat kerja atau di tempat-tempat yang strategis
dalam jumlah yang cukup.
Setelah tindakan tersebut di atas dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu
diambil adalah melakukan penyelidikan tentang kecelakaan itu sendiri. Hal ini
penting dilakukan karena :
1. Untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut akibat sengatan listrik.
2. Mengevaluasi prosedur kerja yang sudah dilakukan apakah perlu untuk dirubah
atau tidak.
3. Mengambil langkah pencegahan agar peristiwa akibat sengatan listrik serupa tidak
terulang kembali.
4. Menjadikan kecelakaan tersebut sebagai pengalaman bagi yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Dari makalah yang sudah dipaparkan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja adalah usaha pertolongan atau
perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg
mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. Tujuan dari pertolongan pertama ini
adalah menyelamatkan jiwa korban, menciptakan lingkungan yang aman, mencegah
terluka atauu sakit menjadi lebih buruk, mencegah kecacatan, mempercepat
kesembuhan atau perwatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit, melindungi
korban yang tidak sadar, menenangkan penderita atau korban yang terluka,
mencarikan pertolongan lebih lanjut.
2. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di area medan listrik biasanya sangat
diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja tersengat listrik. Selain itu upaya-
upaya preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja agar
korban yang ditimbulkan tidak meluas.

Anda mungkin juga menyukai