dkk. 1991) sehingga metode difusi sering disebut sebagai Kirby-Bauer test.
124 Kemudian metode ini dikembangkan oleh National Committee for Clinical
dalam cakram kertas (disc blank). Cakram kertas yang mengandung obat tertentu
ditanamkan pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan mikroba
uji. Kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati
adanya daerah jernih di sekitar cakram kertas yang menunjukkan tidak adanya
pertumbuhan. Diameter zona hambat bisa dihitung dengan penggaris atau jangka
sorong (calliper) dalam satuan mm. Diameter zona hambat merupakan pengukuran
Kadar Hambat Minimum (KHM) secara tidak langsung dari zat antibakteri terhadap
mikroba. Ukuran dari zona hambat dapat dipengaruhi oleh kepadatan atau viskositas
dari media biakan, kecepatan difusi zat antibakteri, konsentrasi zat antibakteri,
sensitivitas mikroorganisme terhadap zat antibakteri dan interaksi zat antibakteri
dengan media.122,123,124
Pada awalnya metode difusi dikembangkan oleh Bauer dkk. (1966 cit Baker
dkk. 1991).124 Metode dilusi digunakan untuk menentukan kadar hambat minimal
(KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) dari suatu obat antimikroba. Uji kadar
hambat minimal (KHM) adalah uji untuk mengetahui konsentrasi minimum atau
tabung (in vitro), dan merupakan konsentrasi antibakteri yang masih efektif untuk
yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang diuji. Setelah itu
masing-masing tabung diuji dengan obat yang telah diencerkan secara serial. Seri
tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Konsentrasi terendah obat pada
tabung yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih (tidak ada
pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari obat. Metode dilusi kemudian dilanjutkan
dengan pembiakan ulang atau subkultur pada media agar darah guna menentukan nilai kadar bunuh
minimal (KBM), yaitu konsentrasi terendah obat yang ditunjukkan
sebagai konsentrasi bahan uji yang membunuh 99.9% melalui tes mikroorganisme