Anda di halaman 1dari 2

Metode difusi

Definisi : Metode difusi adalah metode yang sering digunakan untuk analisis aktivitas
antibakteri. Ada 3 cara dari metode difusi yang dapat dilakukan yaitu metode sumuran,
metode cakram, dan metode silinder (Pratiwi, 2008).
Prinsip kerja metode difusi adalah terdifusinya senyawa antibakteri ke dalam media padat
dimana mikroba uji telah diinokulasikan. Hasil pengamatan yang diperoleh berupa ada atau
tidaknya daerah bening yang terbentuk di sekeliling kertas cakram yang menunjukan zona
hambat pada pertumbuhan bakteri (Balaouri et al., 2016).
Metode sumuran : dilakukan dengan membuat lubang yang dibuat tegak lurus pada agar
padat yang telah diinokulasi dengan bakteri uji. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan
tujuan penelitian, kemudian lubang diisi dengan sampel yang akan diuji. Setelah dilakukan
inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di
sekeliling lubang (Pelzcar, 2006). Metode sumuran memiliki kelebihan yaitu lebih mudah
mengukur luas zona hambat yang terbentuk karena bakteri beraktivitas tidak hanya di
permukaan atas nutrien agar tetapi juga sampai ke bawah. Pembuatan sumuran memiliki
beberapa kesulitan seperti terdapatnya sisa-sisa agar pada suatu media yang digunakan untuk
membuat sumuran, selain itu juga besar kemungkinan media agar retak atau pecah disekitar
lokasi sumuran sehingga dapat mengganggu proses peresapan antibiotik ke dalam media
yang akan memengaruhi terbentuknya diameter zona bening saat melakukan uji sensitivitas.
Metode difusi menggunakan cakram dilakukan dengan cara kertas cakram sebagai media
untuk menyerap bahan antimikroba dijenuhkan ke dalam bahan uji. Setelah itu kertas cakram
diletakkan pada permukaan media agar yang telah diinokulasi dengan biakan mikroba uji,
kemudian diinkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35°C. Area atau zona bening di sekitar
kertas cakram diamati untuk menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba. Diameter
area atau zona bening sebanding dengan jumlah mikroba uji yang ditambahkan pada kertas
cakram (Bonang, 1992). Kelebihan dari metoda cakram yaitu dapat dilakukan pengujian
dengan lebih cepat pada penyiapan cakram (Listari, 2009).

Metode Dilusi
Metode dilusi dibagi menjadi 2, yaitu dilusi cair dan padat. Metode dilusi cair
digunakan untuk mengukur KHM (kadar hambat minimum) sementara metode dilusi
padat digunakan untuk menentukan KBM (kadar bakterisidal minimum). Cara yang
dilakukan pada metode dilusi cair adalah dengan membuat seri pengenceran agen
antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Metode dilusi
padat dilakukan dengan menginokulasi mikroba uji pada media agar yang
mengandung agen antimikroba. Keuntungan metode dilusi ini adalah satu konsentrasi
agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji
(Pratiwi, 2008)

Dapus :
Nurhayati.L.S ,Yahdiyani.N , Hidayatulloh.A Jurnal Teknologi Hasil Peternakan,
PERBANDINGAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI STARTER
YOGURT DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN DAN METODE DIFUSI
CAKRAM 2020 ISSN: 2722-4783

Fitriana Y.A.N , Fatimah.V.A.N , Fitri. S. A. 2019. Jouenal saintek. Aktivitas Anti


Bakteri Daun Sirih: Uji Ekstrak KHM (Kadar Hambat Minimum) dan KBM (Kadar
Bakterisidal Minimum). -ISSN: 2686-0546
Jamur (fungi) adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk
golongan tumbuhan. 1 Jamur dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada manusia. Salah satu
spesies fungi yang sering menyebabkan infeksi adalah Candida albicans (Wahyuni dkk.
2016). Candida albicans merupakan fungi golongan khamir yang ditemukan pada manusia
dan kebanyakan diisolasi dari rongga mulut, sariawan dan penderita HIV/AIDS. Candida
albicans dapat menyebabkan penyakit keputihan.
Untuk mengatasi penyakit keputihan diperlukan suatu zat yang dapat menghambat dan
membunuh Candida albicans, yaitu menggunakan antibiotik golongan azol yang terdiri dari
ketokonazol, otrimazol dan lain-lain. Sarang lebah banyak mengandung senyawa asam
fenolat, flavonoid dan tanin. Berdasarkan penelitian Yuliana bahwa ekstrak etanol sarang
lebah, memiliki potensi sebagai antimikrobia alami untuk menghambat sekaligus membunuh
pertumbuhan Candida albicans. Senyawa aktif yang berperan dalam penghambatan
pertumbuhan mikrobia patogen adalah gugus hidroksil yang menyebabkan perubahan
komponen organik dan transport nutrisi sehingga mengakibatkan efek toksik pada mikrobia
pathogen.
,metode :
Penelitian ini menggunakan sampell sarang lebah. Ekstraksi sarang lebah dilakukan dengan
metode maserasi. Sarang lebah yang masih segar terdiri dari kantong madu, kantong polen,
propolis dan kantong telur masing-masing sebanyak 100 g dengan pelarut metanol, kemudian
didiamkan selama 24 jam. Campuran sarang lebah yang telah didiamkan disaring kemudian
dievaporasi hingga diperoleh ekstrak kental
pembahasan
- pengujian aktivitas ekstrak metanol sarang lebah terhadap Candida albicans dengan
metode difusi kertas cakram.
- Penambahan H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis flavonoid menjadi aglikonnya
yakni dengan menghidrolisis O-glikosil. dentifikasi asam fenolat menggunakan
pereaksi FeCl3 5% yang memberikan warna hijau. Hal ini menandakan bahwa ekstrak
sarang lebah dan madu hutan positif mengandung senyawa asam fenolat.
- ekstrak kantong madu menunjukkan bahwa zona hambat tertinggi terdapat pada
konsentrasi 80% sebesar 18,5 mm yang berpotensi kuat sebagai antifungi Candida
albicans. Sedangkan konsentrasi 60%, 40% dan 20% menghasilkan daya hambat
masing-masing 9,1 mm, 8,7 mm dan 6,7 mm yang dikategorikan sebagai zona hambat
sedang

Anda mungkin juga menyukai