Anda di halaman 1dari 88

PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BENTUK KOMPONEN DAN LAMBANG RANGKAIAN

Lambang
Komponen Digunakan Sebagai
Rangkaian

Batere 9 Volt Sumber tegangan, yang


menimbulkan arus listrik
dalam rangkaian dari kutub
positif (+) batere ke kutub
negatif (-). Tegangan diukur
dalam satuan volt (V), arus
listrik dalam satuan ampere
(A).

Sakelar Geser 3 pin Menghubungkan kutub A ke


kutub B atau C; dengan
demikian merupakan sakelar
pembalik.

Resistor Penghambat arus listrik


dalam rangkaian, karena
mempunyai tahanan. Gelang
warna digunakan untuk
menunjukkan nilai hambatan
dalam satuan ohm.

Lambang
Komponen Digunakan Sebagai
Rangkaian

1
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

LDR Bila cahaya mengenai


permukaannya, nilai
hambatannya menjadi kecil;
bila tidak disinari cahaya,
nilai hambatannya besar.

Kapasitor Keramik Penyimpan tegangan listrik.


Makin besar kapasitasnya,
makin banyak yang
disimpan. Nilai kapasitas
diukur menggunakan satuan
mikrofarad dengan
kependekan F. Satuan lebih
kecil pikofarad. Kapasitas
0,1 F sama dengan 103
pikofarad, dan 0,01 F
sama dengan 10 nanofarad.
Tegangan terbesar yang
dapat ditampungnya,
diperlihatkan juga, misalnya
30 volt seperti pada gambar.

Kapasitor Elektrolit Penyimpan tegangan listrik.


Nilainya biasanya lebih
besar dari 1/F. Tegangan
terbesar yang dapat
ditampungnya, dicantumkan
padanya.
Harus disambungkan secara
benar

Lambang
Komponen Digunakan Sebagai
Rangkaian

Kapasitor variabel (0,0005 Pengubah kapasitas dalam

2
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

mikro) rangkaian, dengan cara


menggerakkan pelat-pelat
logam ke dalam atau ke luar
pasangan pelat logam lain,
dengan memutar sebuah
poros. Setiap pelat disekat
dari pelat lainnya dengan
isolator.

Loudspeaker (2 ½ inc 8 - 80 Ω) Pengubah getaran listrik


menjadi getaran bunyi.

Antena batang ferrite Pengubah gelombang audio


menjadi arus listrik.

Lambang
Komponen Digunakan Sebagai
Rangkaian

Dioda cahaya (Light Emitting Alat untuk mengalirkan arus


Diode, LED) listrik hanya ke satu arah.
Bila menghantarkan arus

3
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

yang sesuai, akan


memancarkan cahaya. Harus
diberi hambatan seri untuk
membatasi arus yang
mengalir melaluinya
Kutub/kaki positif Anda
adalah kaki yang lebih
panjang, sedangkan kaki
yang lebih pendek
merupakan kaki negatif
(katoda) (tetapi tidak selalu
demikian). Tanda panah me-
nunjukkan arah mengalirnya
arus listrik.

Transistor Alat untuk memperkuat arus


listrik dapat juga digunakan
sebagai sakelar yang bekerja
sangat cepat, harus
dihubungkan dengan tepat;
kaki kolektor dihubungkan
dengan tegangan positif

Lambang
Komponen Digunakan Sebagai
Rangkaian

IC Regulator merupakan jenis IC


regulator yang memiliki
kemampuan mengatur
tegangan output stabil

4
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

berada di angka 5 volt

IC 556 Pemasangannya harus benar.


Pada IC jenis SIL, kaki 1
terletak dekat 'tonjolan',
sedang pada jenis DIL diberi
tanda atau bulatan keen pada
kotaknya. IC CMOS
(singkatan dari
Complementary Metal
Oxide Semiconductors,
dibaca simos) harus di-
tanggapi dengan hati-hati
sekali.

YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA PEMAKAIAN IC CMOS

Kerusakan dapat terjadi apabila muatan listrik statik terkumpul pada kaki
inputnya, misalnya bila kaki-kaki tersebut bersentuhan dengan bahan isolator

5
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

(misalnya kain, pena plastik) ketika udara kering dan panas.

1. Lindungi IC pada tempknya, sampai saat pemasangannya pada rangkaian.


2. Jangan pegang kaki-kaki IC atau menyentuhkannya dengan isolator.
3. Hubungkan semua kaki input yang tidak dipakai pada IC kepada kutub
positif atau kutub negatif batere, sesuai dengan rangkaian yang dipakai.
(Pada semua rangkaian yang disajikan, hal ini telah dilakukan).

MENYUSUN RANGKAIAN

Papan rangkaian pada gambar di atas dapat digunakan untuk memasang IC


maupun komponen-komponen yang terpisah. Papan ini mempunyai 47 baris,
masing-masing terdiri dari 5 soket yang saling dihubungkan pada tiap sisi dari
saluran tengah, IC jenis d.i.l dapat dipasangkan pada soket-soket ini. Kawat yang
disisipkan pada salah satu dari empat soket pada baris tertentu, akan dihubungkan
dengan kawat-kawat yang terpasang pada 4 soket lain pada baris tersebut, dengan
lempeng logam yang terdapat di bagian bawah papan. Sebagai contoh, kawat-
kawat pada soket B5, C5, D5, E5 dan F5, (diperlihatkan berwarna dalam
rangkaian), semuanya berhubungan. Barisan 40 soket yang saling berhubungan
pada jalur di tepi atas dan tepi bawah, merupakan jalur sumber tegangan positif
dan tegangan negatif. Di pasaran terdapat berbagai jenis papan rangkaian,

6
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

beberapa di antaranya mempunyai panil tegak yang dapat dilepas, tempat


memasangkan komponen-komponen pengatur.

1. Untuk membuat sambungan, kupaslah ujung kabel dengan diameter 0,25-


0,85 mm sepanjang kira-kira 1 cm, lalu masukkan tegak lurus ke dalam soket.
(jangan miring) sampai kabel itu terjepit oleh pelat logam di bagian dalam
papan. Jangan pakai kawat yang kotor (berkarat) atau ujungnya bengkok.

Tempatkan hanya satu kawat pada setiap soket. Bengkokkan kaki resistor
seperti tampak pada gambar, sebelum disisipkan ke dalam papan rangkaian.

7
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

2. Untuk mengupas ujung kawat penyambung (kabel berisolasi plastik dengan


diameter 0,6 mm) digunakan yang berujung tumpul dan tang potong knep
tang). Peganglah kabel dengan tang, kemudian potong isolasi ujung kabel
dengan tang potong, lalu tarik ke pinggir. Dengan latihan, engkau akan dapat
memperkirakan berapa besar tekanan pada tang potong untuk mengupas
isolasi tanpa kawatnya terpotong.

3. Sambungkanlah kawat dengan "tep" pada loudspeaker atau kapasitor variabel


dengan menggunakan penutup selang plastik pendek berdiameter 2 mm
seperti ditunjukkan oleh 8 dan 2.

KODE WARNA RESISTOR

Nilai hambatan atau resistor dinyatakan dengan satuan ohm


(kependekannya  huruf Latin "omega"). Besarnya diterakan pada resistor
dengan kode warna. Tiga gelang warna terdapat di sekeliling resistor; tiap-tiap
warna menunjukkan angka. Untuk membaca kode warna resistor, mulailah pada
gelang pertama (gelang yang terletak di ujung). Sebenarnya ada empat gelang

8
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

warna pada setiap resistor, tetapi gelang keempat, biasanya tidak banyak pengaruh
terhadap nilai dari resistor tersebut, sebab gelang keempat mempakan toleransi
(perubahan nilai resistor yang disebabkan oleh panas tertentu; warna emas ± 5%,
warna perak ± 10%).

Gelang pertama menunjukkan angka pertama, gelang kedua menunjukkan angka


kedua, dan gelang ketiga menunjukkan berapa banyaknya nol setelah angka
kedua.

Cara penulisan singkat :

9
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Contoh: Resistor dengan 4 gelang

Contoh: Resistor dengan 5 gelang

10
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

.
Resistor 5 Warna

Gelang 1 : orange  =3
Gelang 2 : orange  = 3 
Gelang 3 : hitam =0
Gelang 4 : merah =  102 atau 00
Gelang 5 : coklat = 1%
Jadi nilai resistor tersebut adalah 330 x 102  =33000 ohm ± 1% atau 33kohm ± 1%

11
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 1
MENGENAL “RANGKAIAN TERINTEGRASI”
(INTEGRATED CIRCUITS – IC)

Dengan melakukan percobaan pada rangkaian “pendahuluan" ini, kita akan


memperoleh pengetahuan dasar tentang bagaimana bekerjanya bermacam-macam
rangkaian terintegrasi (IC, 'chip'). Dengan demikian kita akan lebih mudah untuk
memahami percobaan-percobaan pada rangkaian selanjutnya.

(A) Multivibrator Rangkap Astabel/Monostabel (IC 556)


Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaan; keadaan
"tinggi" (bila tegangan output sama dengan tegangan batere, 9 volt), dan keadaan
"rendah” (bila tegangan output sama dengan 0 volt). Multivibrator astabel atau
"free running" tidak stabil dalam kedua keadaan (karena itu disebut astabel, yang
berarti "tidak stabil") melainkan berubah-ubah dari keadaan yang satu ke keadaan
yang lain secara bergantian dan memberikan output gelombang siku. Jadi alat ini
merupakan osilator gelombang siku. Disebut juga clock (jam), pulsa atau
frekuensi dan banyak digunakan pada bagian-bagian komputer.

Multibrator monostabel atau "one-shot" merupakan suatu multivibrator


yang stabil pada salah satu dari dua keadaan output. Ketika dinyalakan (triggered)
oleh sinyal masuk, tegangan output bergerak dari keadaan “rendah” yang stabil,
ke keadaan "tinggi", yaitu dari tegangan 0 volt ke tegangan 9 volt. Kemudian

12
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

setelah waktu tertentu akan kembali ke keadaan “rendah" sampai dipicu


("triggered") kembali. Perubahan tegangan output ini menghasilkan satu pulsa
gelombang siku. IC 556 terdiri dari dua multivibrator yang terpisah (tetapi
mempunyai sambungan tegangan yang sama), dan masing-masing dapat
digunakan sebagai multivibrator astabel atau monostabel. Dengan arus output
maksimum 200 mA, multivibrator ini dapat menggerakkan loudspeaker, buzzer
atau menyalakan beberapa LED.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN


 Multivibrator rangkap astabel/monostabel (IC 556) 1 buah
 LED merah 1 buah
 Resistor: 680 Ω 1 buah; 10 k 3 buah; 33 k 1 buah; 220 k 1 buah; 1 M
1 buah; 2,2 M 1 buah;
 Kapasitor elektrolit: 1F 1 buah ; 4,7 F 1 buah; 0,1F 1 buah
 Kapasitor keramik 0,01 F 1 buah; 0,1 F 1 buah;
 Loudspeaker 21/2 inch, 8 
 Batere 9 volt dan klip penghubung batere.
 Papan rangkaian/ protoboard/ project board.
 Kawat berisolasi /jumper diameter 0,6 mm.

RANGKAIAN ASTABEL
Dua hambatan luar R1 dan R2 serta kapasitor C1 diperlukan untuk
memperoleh getaran (frekuensi) yang diinginkan dengan perhitungan:
1,4
f  Hz
( R1  2  R2 )C1

R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad. Bila R2 jauh lebih
besar dari R1 seperti pada contoh ini maka :
1,4 0,7
f  
2  R2  C1 R2  C1

Sebagai contoh : bila R2 = 1 M = 1 x 106  dan C1 = 1 F = 10-6 farad


0,7
maka f 
 (1x10 )  (1x106   0,7 Hz, lebih kurang 1 gelombang siku setiap
6

13
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

detik
GAMBAR RANGKAIAN

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

1. Temukan kaki 1 dari IC, dengan tanda bulatan atau takik pada salah satu
ujung wadahnya. Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar; tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang bengkok.
2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif, serta

14
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

antara soket-soket lain pada papan rangkaian, sesuai dengan gambar


rangkaian.
3. Sisipkan R1, R2, R3, C1 dan C 2. Usahakan, agar pemasangan kapasitor C1
tidak keliru; biasanya dekat kutub + terdapat lekukan, sedang dekat kutub -
ada gelang hitam.
4. Sisipkan LED. Jangan lupa, kaki katoda adalah yang terdapat dekat potongan
rata pada alas kotaknya (atau kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki
anoda 'a).
5. PERIKSALAH RANGKAIAN DENGAN TELITI.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya. Kawat
penghubung SI bertindak sebagai sakelar hidup/mati (on/off). Bila sakelar SI
dalam keadaan on, maka, LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik
(menunjukkan bahwa astabel bekerja). Apabila tidak demikian, mungkin
terdapat sambungan yang salah.

PERCOBAAN

1. Pengaruh R2 dan C1 terhadap frekuensi. Frekuensi akan bertambah dengan


mengubah nilai R2 dan C1 sebagai berikut:
a. R2 = 220 k dan C1 = 1 F.
b. R2 = 220 k dan CI = 0,1F.
c. R2 = 33 k dan CI = 0,1 F.
Pada keadaan b dan c LED akan menyala-mati dengan cepat sehingga
nampak seolah olah menyala terus.

Pada setiap mencoba nilai R2 dan C1 ini kita dapat menghubungkan

15
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

loudspeaker pada output astabel (kaki 5) melalui kapasitor 1F hingga


terdengar bunyi di samping terjadi efek cahaya
2. "Reset" (kaki 4) biasanya dihubungkan dengan tegangan posistif batere. Jika
yang dipasang padanya lebih kecil dari 0,7 volt, astabel berhenti bekerja (hal
ini diterapkan pada percobaan : "Bel dua nada").
Periksalah hal ini dengan memindahkan ujung kawat yang menghubungkan
jalur positif dari kaki 4 dan masukkan pada jalur negatif. Astabel akan
berhenti bekerja.

3. Tegangan pengatur (kaki 3) dihubungkan kepada kutub negatif batere


melalui kapasitor 0,01 µF, seperti akan kita lihat pada percobaan 3
("Sirene polisi"), dengan memberikan tegangan kepadanya, frekuensi
output astabel dapat diubah-ubah tanpa bergantung dari R1, R2 dan C1.
Proses seperti ini dinamakan "modulasi frekuensi".

Hubungkan dua hambatan 10 kohm, R4 dan R5 secara seri (sebagai pembagi


tegangan) antara jalur positif dan negatif, seperti yang digambarkan dengan
garis titik-titik pada diagram papan rangkaian di halaman 12. Pasanglah
sepotong kawat pada sebuah soket yang dihubungkan dengan kaki 3 sewaktu
astabel sedang bekerja, lalu pasangkan ujung yang satu lagi pada titik temu R4
dan R5, sehingga memberikan tegangan batere (4,5 volt) kepada kaki 3.
Frekuensi astabel akan naik; peningkatannya akan tampak dari lebih kerapnya

16
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

nyala LED dan lebih tingginya nada dari loudspeaker.

RANGKAIAN MONOSTABEL

Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1. Waktu T untuk satu
pulsa dapat dihitung dari
T = 1,1 x RI x C1
dimana T dalam satuan detik, R1 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan
farad. Sebagai contoh: bila R1= 2,2 M = 2,2 x 106  dan CI= 1 F = 1 x 10-6 F
maka T = 1,1 X 2,2 x 106 X 1x 10-6 = 2,4 detik.

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

Adakan beberapa perubahan pada rangkaian astabel:


1. Lepaskan R1
2. Ganti R1 dari 10 k menjadi 2,2 M
3. Lepaskan kawat penghubung dari kaki 2 dan 6 lalu pasang kawat penghubung
tersebut pada kaki 1 dan 2.
4. Hubungkan kaki 6 (trigger) dengan jalur positif menggunakan kawat panjang.

Monostabel akan menyala (trigered) oleh nisi "negative” AB pada pulsa.


Untuk melakukan hal ini, pasang sakelar S1 pada on, lepaskan "trigger" (kaki 6)

17
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

dari jalur positif dan sentuhLan kawat sebentar pada jalur negatif, setelah itu
kembalikan lagi segera pada jalur positif. LED akan memancarkan cahaya lebih
kurang 2 detik. Selama waktu untuk penyalaan (triggering t) lebih kecil dan
waktu pulsa output monostabel (T), (lihat halaman 10), monostabel akan bekerja.

PERCOBAAN
Ganti C1 dari 1 F menjadi 4,7 F pulsa output berlangsung lebih kurang 10
detik.

B) Multivibrator astabel/monostabel CMOS (4047 B)

Kekuatan multivibrator jenis ini lebih kecil dari IC 556 tetapi hanya
menggunakan satu resistor dan satu kapasitor (jangan gunakan kapasitor
elektrolit), dan mempunyai tiga output astabel. Setiap output dapat menyalakan
LED, akan tetapi untuk menggerakkan loudspeaker harus memakai penguat
transistor. Pada pengoperasian monostabel, multivibrator ini dapat dinyalakan
(triggered) olah sisi positif atau sisi negatif.
-
KOMPONEN YANG DIPERLUKAN
 Multivibrator astabel monostabel (CMOS 4047 B)
 LED merah tiga buah
 Resistor. 680 3 buah; 2,2 ; 10 ;
 Kapasitor keramik 0,1 F;
 Batere 9 volt dan klip penghubung batere;
 Papan rangkaian;
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

RANGKAIAN ASTABEL
Ketiga output astabel disebut Q, Q dan isolator diperlihatkan pada
gambar di sebelah Q, Q dan merupakan dua output yang saling mengisi; bila
yang satu dalam keadaan "tinggi" maka yang lain "rendah". Kedua frekuensinya
sama, didapat dari rumus:

18
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

0,23
ft 
RC

CARA PEMASANGAN KOMPONEN


1. Temukan kaki I dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tunjukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian
dengan posisi pada gambar hati-hati jangan sampai ada kaki yang bengkok
atau tersentuh.
2. Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif serta
antar soket pada papan rangkaian, seperti pada gambar
3. Sisipkan R, RI, R2 R3 dan C.

19
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda
dengan potongan rata pada wadahnya (kaki katoda c lebih pendek dari kaki
anoda a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1, merupakan sakelar untuk menyambung dan
memutarkan hubungan batere. Pasang S1 pada output LED harus mulai
menyala dan gonta-ganti; bila salah satu tidak bekerja, mungkin terdapat
hubungan yang salah. Perhatikan: (a) ketika LED 1 (output Q) menyala, LED
2 (output Q padam dan sebaliknya), (b) LED 3 (output osilator) berkedip
dua kali lebih cepat daripada LED1 dan LED 2. Bila kedipan itu terlalu cepat
dan sukar diikuti, ubahlah R dari 2,2 M menjadi 10 M.

PERCOBAAN

1. Astabel bekerja kembali. Kaki 5 biasanya dihubungkan dengan VDD (positif


batere). Bila tegangan kepadanya lebih kecil dari suatu nilai tertentu, maka
astabel tidak dapat bekerja lihat percobaan 6 : "Alarm Cahaya" Untuk
memeriksa hal ini, cabutlah kawat kecil yang menghubungkan kaki 5 dan 6
dan ambillah kawat panjang, untuk menghubungkan kaki 5 ke jalur negatif.

20
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

LED akan berhenti berkedip (padam); hal ini memperlihatkan bahwa tidak
ada gelombang siku yang keluar dari astabel.
Selanjutnya pindahkan kawat panjang tadi dari jalur negatif dan sisipkan pada
jalur positif, hal ini akan memungkinkan astabel bekerja kembali.

2. 2 Operasi monostabel. Kita tidak menggunakan IC ini sebagai monostabel


pada percobaan-percobaan dalam buku ini, tetapi jika engkau ingin
mencobanya, dalam berikut diperlihatkan hubungan untuk pemicuan
(triggering) sisi positif dan sisi negative.

Pernyataan Hubungan kaki IC Pulsa input Pulsa


Positif Negatif ke output ke
Sisi positif 4,14 5,6,7,9,12 8 10,11
Sisi negatif 4,8,14 5,7,9,12 6 10,11

Untuk memperoleh, sisi positif (naik), sisipkan kawat dan kaki 8,


(+ trigger) mula-mula pada jalur negatif kemudian pindahkan pada jalur positif.
Sisi negatif (turun), diperoleh dengan memasang kawat dan kaki 6,
(- trigger), Mula-mula pada jalur positif dan kemudian pada jalur negatif.
Waktu pulsa T dalam detik) dapat dihitung seperti berikut: T = R
10 M dan C = 0,1 F maka T = 2,5 detik.

(C) Multivibrator rangkaian bistabel (CMOS 4013 B)


Multivibrator bistabel, atau multivibrator yang dapat berubah-ubah (flip-
flop) mempunyai dua keadaan output yang stabil. Tegangan outputnya dapat tetap
"tinggi" atau "rendah" dalam jangka waktu lama. Untuk mengubah keadaannya
diperlukan input yang disebut "pemicu" (trigger). Bistabel dapat dihubungkan
menjadi alat penghitung, elektronik, yang menghitung jumlah "pemicu" input
seperti akan diuraikan kemudian.
IC. CMOS 4013 B merupakan bistabel rangkap dengan kaki-kaki tegangan yang
digunakan bersama.

21
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator rangkap bistabel (CMOS 4013 B );


 LED merah 2 buah;
 Resistor 680, 4,7k
 Sakelar geser kecil 2 kutub;
 batere 9 volt dan klip penghubung batere;
 Papan rangkaian;
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

CARA PEMASANGAN KOMPONEN


1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan dengan hati-hati. pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar; hati-hati jangan sampai ada kaki yang bengkok
atau tersentuh.
2. Sisipkan kabel-kabel penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif
serta antar soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1 dan sakelar S2 ; tempatkan tombol sakelar S2 di sebelah kanan.
4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda
dengan potongan rata (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).

22
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

5. Periksa rangkaian dengan teliti.

- Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.


Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan batere. Pasang S1 pada on. Jika LED tidak menyala,
memindahkan tombol S2 ke kiri, kemudian kembali ke kanan akan
membuatnya menyala. (Jika LED tidak juga menyala, mungkin terdapat
hubungan yang pada salah pada rangkaian).
- Setiap kali S2 dipindahkan dari kanan ke kiri, tegangan pada input trigger
(kaki 3) akan naik dari 0 ke 9 volt dan sisi "poisitif" (naik) ini akan
menyebabkan perubahan keadaan pada bistabel. Bila output dalam
keadaan "tinggi" (LED menyala), akan berubah ke keadaan "rendah"
(LED padam), demikian pula sebaliknya.
- Dimulai dengan LED padam, berikan empat trigger positif kepada
bistabel, yaitu dengan mengalihkan sakelar S2 ke kiri kemudian ke kanan
empat. Engkau akan melihat bahwa LED hanya menyala dua kali; artinya
output Q pada bistabel menjadi ''tinggi" hanya dua kali. Bistabel ini
menghitung setiap input trigger positif yang kedua; alat ini adalah
rangkaian dibagi dua. Periksalah bahwa memang demikian, untuk enam,
delapan trigger positif dan seterusnya.

23
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

PERCOBAAN
1. Output Q hubungkan LED lain, seri dengan resistor pembatas arus sebesar
4,7 k antara output Q (kaki 2) dengan jalur negatif. Bila engkau
memberikan trigger positif maka akan engkau dapatkan:
a. Output Q dalam keadaan "tinggi" ketika output Q rendah dari demikian
sebaliknya; output Q dan Q saling mengisi".
b. Frekuensi pulsa output Q (juga output Q) adalah setengah frekuensi
penyalaan (trigger) positif.

2. "Rangkaian dibagi empat". Dengan menggunakan bistabel yang kedua dalam


IC 4C 13B, membuat rangkaian yang LED-nya menyala pada setiap trigger
positif yang keempat. Rangkaian ini dinamakan rangkaian dibagi empat,
seperti diperlihatkan pada gambar di atas. Buatlah hubungan dengan
mengadakan perubahan-perubahan yang perlu pada rangkaian dibagi dua:

24
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Pada diagram di atas, baris pertama menunjukkan "trigger" yang diperoleh


dengan memindahkan sakelar S2 antara kutub negatif (-) dan kutub positif (+)
batere (yaitu antara nol dan 9V). Tegangan ini dimasukkan ke dalam input
"trigger" bistabel pertama (kaki 3) dan mengubah keadaan outputnya (dari
"rendah" ke "tinggi" atau sebaliknya) pada sisi-sisi positif seperti AB, CD,
dan selanjutnya. Beda kedua memperlihatkan output Q yang dihasilkan (pada
kaki 1) bistabel pertama. Output ini (yang dimasukkan ke input trigger
bistabel kedua, yaitu kaki 1) menyebabkan bistabel kedua mengubah keadaan
outputnya (dari "rendah" ke "tinggi" atau sebaliknya) pada sisi-sisi positif
seperti .PQ, RS, dan selanjutnya. Baris ketiga memperlihatkan output bistabel
kedua (kaki 13) yang dimasukkan. ke LED serta menyalakannya pada
keadaan "tinggi".

(D) IC dengan gerbang (quad) NAND, dua input (CMOS 4011B)


Dalam komputer terdapat sakelar-sakelar yang disebut gerbang logika
(logic gates) yang 'terbuka' dan memberikan tegangan, output tinggi hanya apabila
pada inputnya (biasanya ada lebih dari satu) dipenuhi beberapa persyaratan
tertentu. Ada empat macam bentuk gate yang penting, yaitu AND, NAND, NOR
dan OR. Pada tabel kebenaran (‘truth table’). Dibawah ini untuk dua input – A dan
B – ouput atau input “tinggi” (yaitu 0 V) dinyatakan dengan angka “0”.

25
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Gerbang AND memberikan output "tinggi" hanya apabila kedua inputnya


"tinggi"; gerbang NO memberikan output hanya apabila kedua inputnya
"rendah". Kita akan menggunakan kedua gerbang ini pada percobaan-
percobaan di bagian akhir buku ini. Satu jenis gerbang dapat dibuat dari
gabungan satu jenis gerbang yang lainnya.
Sebagai contoh gerbang AND, OR dan NOR dapat dibuat dan gerbang
NAND seperti terlihat pada gambar bawah:

IC CMOS 4011B merupakan gerbang NAND quad dua input; terdiri dari
empat gerbang NAND, setiap gerbang mempunyai dua input dan memiliki
kaki-kaki catu tegangan yang sama. Kita akan menggunakan IC ini untuk
membuat tiga jenis gerbang yang lain.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN


 IC gerbang NAND quad 2 input (CMOS 4011B);
 LED merah
 Resistor 680 
 Batere 9 volt dan klip penghubung batere;
 Papan rangkaian;
 Kawat penghubung berisolasi 0,6 mm.

26
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BENTUK RANGKAIAN GERBANG “AND”

CARA PEMASANGAN KOMPONEN


1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dan IC ke jalur positif dan jalur negatif,
serta antar soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1

27
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda dengan
potongan, rata pada wadahnya (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti:
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan Pernifius batere.
Pasang S1 pada pit.
Periksa tabel untuk gerbang AND dengan menghubungkan:
a. A dan B ke jalur positif, sehingga kedua inputnya "tinggi", yang
menyebabkan
b. LED menyala (jika tidak demikian kemudian ada hubungan yang salah
dalam rangkaian)
c. A ke jalur positif (tinggi) dan B ke jalur negatif (rendah); output menjadi
"rendar, mengakibatkan LED padam.
d. A dah B ke jalur negatif (keduanya "rendah") LED tetap padam; hal ini
memperlihatkan bahwa output "rendah" lagi.
e. A ke jalur negatif ("rendah") dan B ke jalur positif ("tinggi") output
"rendah" juga.

PERCOBAAN
1. Gerbang NAND. Pindahkan kaki anoda LED dari soket dari kaki 4 pada
papan rangkaian, ke soket yang dihubungkan dengan kaki 3. LED akan
menunjukkan tingkat output (pada kaki 3) clad gerbang NAND dengan input
pada kaki 1 dan 2. Periksa tabel untuk gerbang NAND, seperti yang kita
lakukan untuk gerbang AND.
2. Gerbang OR, dengan menggunakan ketiga gerbang NAND dalam IC 4011B,
buatlah hubungan untuk memperoleh gerbang OR.
3. Gerbang NOR. Gunakan keempat gerbang NAND dalam IC 4011 R, untuk
membuat gerbang NOR. Periksa tabel untuk gerbang NOR ini.

28
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 2
BEL DUA NADA

Setelah kita menyelesaikan rangkaian yang sederhana ini, kita dapat


melakukan perubahan-perubahan dan mengetahui bagaimana pengetahuan pada
bel dua nada ini.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN


 Multivibrator rangkap astabel (IC 556);
 Resistor - 1 k; 22k; 47 k; 100 k 2 buah;
 Kapasitor elektrolit -1F 2 buah, 10 F dan 100 F;
 Kapasitor keramik 0,01 F 2 buah, 0,1 F;
 Loudspeaker 21/2 inch, 8-80;
 Sakelar kecil dua kutub,
 Batere 9 volt dan klip penghubung;
 Papan rangkaian;
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

BENTUK RANGKAIAN

29
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian
dengan, posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai
ada kaki yang bengkok.
2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif
serta antar soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar:
3. Sisipkan R1 , R2, R3, R4, C2, C3, C4, dan S2. Usahakan agar kapasitor
elekerolit C3 dan C4 dihubungkan dengan benar; ujung + dekat lekukan,
sedang ujung - biasanya diberi tanda gelang hitam.
4. Pasang loudspeaker
5. Periksa rangkaian dengan teliti.

6. Hubungkan batere dengan memperlihatkan kutub-kutub yang benar. Kawat


penghubung S1 merupakan saklar penyambung dan pemutus hubungan batere.
Pasang S1 ke on, kemudian S2 on dan off. Jika sambungannya betul, akan
terdengar bunyi dua nada.

30
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA


Bila sakelar S1 dan S2 keduanya on, pulsa-pulsa gelombang siku yang
"cepat" dari astabel menghasilkan sebuah nada pada loudspeaker. Tinggi nada ini
tergantung kepada nilai RI, R2 dan C. Pada saat yang sama C3 diisi muatan listrik.
Bila S2 digeser ke off astabel tetap menghasilkan pulsa-pulsa output (pada kaki 5),
namun pulsanya lebih cepat dari yang terdahulu karena kini R4 (1 k) terpasang
pararel dengan R1 (100k) sehingga menghasilkan hambatan lebih dari rendah
dari 1 k. Karena itu terjadilah nada yang lebih tinggi. Nada ini berhenti ketika
muatan C3 telah teralirkan (melalui R3) tegangan padanya turun hingga lebih kecil
dari 0,7 V. Saat itu tegangan nada "reset" (kaki 4) terlalu rendah untuk
menggerakkan astabel.

PERCOBAAN
1. Selidiki apa yang terjadi pada lonceng dua nada, apabila
a. R1 =100 k, R2 = 100 k dan C1 = 0,01F.
b. R1 =100 k, R2 = 47 k dan C1 = 0,01F.
2. Dengan RI = 100 k, R2 = 47 k dan CI = 0,01 µF, cobalah tebak hasil yang
diperoleh dengan menggeser S2 ke on dan off setelah kita,
a. Mengganti C3 dari 10F menjadi 100 F.
b. Mengganti C3 dengan 1 F
c. Melepaskan C3 dari rangkaian.
d. Membuat C3 = 10 IF, tetapi melepas R3 dari rangkaian.

31
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 3
SIRENE KICAUAN DAN LENGKINGAN

Pada rangkaian ini dengan hanya menggeser sakelar, kita akan dapat
mendengar bunyi kicauan sirene polisi Inggris atau lengkingan sirene polisi
Amerika.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator rangkap astabel (IC 556);


 transistor ZTX 300 atau 2N3705 (NPN), atau BC 337;
 Resistor -1 k, 2 buah, 4,7 k, 10 k 2 buah, 22 k, 47 k, 100 k 2 buah,
220 k;
 Kapasitor elektrolit 1 F, 4,7 F, 10 F;
 Kapasitor keramik: 0,01 µF,2 buah;.
 Loudspeaker 21/2 inch, 8-80;
 Sakelar geser kecil dua kutub,
 Batere 9 volt dan klip penghubung batere;
 Papan rangkaian
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

32
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

33
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan kaki 1 dari 1C dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Teruskan C dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang bengkok.
2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif,
serta antar soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1, R2, R3, R4, R5, C1, C2, C3, C4 dan S2. Usahakan agar kapasitor
elektrolit C2 dan C4 dihubungkan dengan benar; ujung + dekat lekukan,
selang ujung biasanya diberi tanda gelang hitam.
4. Temukan kaki kolektor (c), basis (b) dan emiter (e) dari transistor. Sisipkan
kaki-kaki tersebut pada papan rangkaian dengan tepat. Hubungkan pula
loudspeaker pada tempatnya sesuai dengan gambar rangkaian.
5. Periksa rangkaian dengan teliti
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan batere, pasang S1 ke on; Dengan S2 di sebelah kanan engkau akan
dapat mendengar suara sirene melengking (sirene polisi Amerika) dan bila
sakelar S2 di kiri, dari loudspeaker terdengar kicauan sirene polisi Inggris.

Catatan :
bunyi sirene mengganggu orang lain engkau dapat mendengarnya sendiri, dengan
cara melepaskan loudspeaker dan menggantinya dengan earphone kristal yang
dipasang pada kaki 5 dan jalur negatif.

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA

Bagian 'bawah' dari IC 556 digunakan sebagai astabel 'cepat' yang dapat
menghasilkan pulsa lebih kurang 700 perdetik ditentukan oleh nilai R1, R2 dan C1.
Frekuensi pulsa itu 700 Hz. Bagian 'atas' dari IC 556 bekerja sebagai astabel
"lambat", menghasilkan frekuensi lebih kurang 1Hz (ditentukan oleh nilai R4, R5
dan C4).

34
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Pada kedua sirene ini diterapkan kenyataan bahwa frekuensi pulsa output dapat
diubah-ubah secara bebas berdasarkan nilai R-C, dengan mengubah-ubah
tegangan yang dipasang pada sambungan tegangan pengatur.

a. Nada kicauan. Ketika sakelar S2 pada posisi sebelah kiri, pulsa-pulsa output
dari astabel 'lambat' (pada kaki 9) dipasangkan ke terminal tegangan pengatur
(kaki 3) dari astabel 'cepat' melalui R3. Bentuk gelombang pulsa-pulsa
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Setiap pulsa membuat tegangan pada kaki 9 tetap sebesar 9 V untuk jangka
waktu t1 dan kemudian tiba-tiba berubah menjadi CV untuk selang waktu yang
kira-kira sama t2 (t, + t2 kira-kira = satu detik). Dengan demikian, output dari
astabel (pada kaki 5) "termodulasi frekuensi" (frequency modulated), yaitu
frekuensi berubah tajam (cepat) dari kira-kira 700 Hz ke frekuensi yang lebih
tinggi dan kembali ke 700 Hz setiap selang waktu kira-kira satu detik.
Keadaan ini menghasilkan kesan dua nada berulang-ulang, yang terdengar
sebagai kicauan.

b. Nada lengkingan. Ketika S2 herada pada posisi sebelah kanan, berbentuk gigi-
gergaii yang terjadi pada C4 (lihat halaman 13) dipasang pada basis Tr1 dan
kemudian melalui S2 dan R3 ke terminal tegangan pengatur (kaki 3) pada
astabel 'cepat'.

35
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Terjadi lagi modulasi frekuensi. Namun kali ini karena bentuk pulsa gigi-
gergaji tegangan pengatur berubah lambat dan perubahannya tidak menyolok.
Dengan demikian frekuensi output astabel 'cepat' meningkat perlahan-lahan
dari suatu nilai rendah ke nilai yang tinggi dalam selang waktu t 1 dan
kemudian turun kembali perlahan-lahan ke nilai rendah dalam waktu t2 (t1 + t2
kira-kira = satu detik). Naik-turunnya frekuensi nada berkisar sekitar rata-rata
700 Hz. Kesan melengking diulang terus menerus.
Tr1 bertindak sebagai suatu "emitter follower", yang berfungsi sebagai
pengalih tegangan pulsa gigi-gergaji maksimum dari astabel 'lambat' ke
astabel 'cepat'.

PERCOBAAN

Cobalah ramalkan (dan kemudian periksa) pengaruh perubahan-perubahan


di bawah ini terhadap kicauan dan lengkingan.

a. mengubah C4 dari 4,7 F menjadi 10 F,


b. C4 tetap = 10 F, mengubah R2 dari 100 k menjadi 220 k
c. C4 tetap = 10 mengubah R2 dari 220 k menjadi 47 k
d. C4 tetap = 10 F, mengubah R2 = 100k R4 = 1 k dan Rs = 22 k.

Dengan melakukan percobaan-percobaan, mungkin kita dapat menemukan


gabungan yang memberikan kicauan dan lengkingan yang lebih memuaskan
daripada yang dihasilkan oleh rangkaian semula.

36
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 4
ORGAN ELEKTRONIK DUA OKTAF

Kita tidak akan diundang untuk mengadakan pertunjukan musik dengan


'organ' ini, tetapi paling sedikit kita dapat memainkan beberapa lagu terkenal.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator rangkap astabel (IC 556):


 Resistor 330 , 3.9 k, 8.2 k 2 buah, 10 k 2 buah, 12 k, 15 k
4 buah, 18 k, 22 k 2 buah, 27 k 2 buah, 39 k 2 buah, 47 k 2 buah,
100 k ;
 Kapasitor elektrolit -1 F;
 Kapasitor keramik 0,01 F 2 buah.
 Loudspeaker 2 ½ inch. 8-80  ;
 batere 9 volt dan klip penghubung batere;
 Papan rangkaian ;
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

37
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

PEMASANGAN KOMPONEN

38
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan dengan hati hati pada papan rangkaian dengan
posisi pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki yang
bengkok.
2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif,
serta, antar soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan resistor R1 sampai R18, C1, C2, dan C3. Usahakan agar kapasitor
elektrolit C3 dihubungkan dengan benar; ujung + dekat lekukan, sedang ujung
biasanya diberi tanda gelang hitam.
4. Pasang loudspeaker.
5. Periksa rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan batere. Pasang S1 on
7. Sentuhkan piting kabel yang terkupas (flying lead) berganti-ganti dengan
salah satu dari 16 kawat penghubung yang merupakan 'keyboard'. Masing-
masing mengeluarkan nada yang berbeda. Nada yang paling rendah (nada 1)
terletak di sebelah kiri dan kanan nada paling tinggi (nada 16) berada di
-sebelan kanan. Nada Do terdapat pada nomor 4 dan 11.
Dengan sedikit latihan engkau akan dapat memainkan beberapa lagu. Nada
lagu "Good King Wenceslas" dan lagu "Auld Lang Sync" .

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA

Setengah daru IC 556 digunakan sebagai multivibrator astabel. Frekuensi


gelombang pulsa yang dihasilkan pada outputnya (kaki 5), dan juga tinggi nada
yang dihasilkan pada loudspeaker, bergantung pada posisi kawat penghubung
yang disentuhkan pada kawat-kawat dari rangkaian lima belas resistor yang
digunakan (R4 sampai Untuk nada tertinggi, yang digunakan hanyalah R2 dan R3.

39
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

MUSIK UNTUK BEBERAPA LAGU

Angka-angka menunjukkan nada yang harus dibunyikan. kita dapat


membuatnya dengan menempelkan kertas yang diberi angka-angka 1 sampai
dengan 16 di sebelah bawah kawat-kawat penghubung yang telanjang. Bila-
kawat-kawat penghubung itu disentuh dengan kawat penghubung yang bebas
(flying lead), akan terdengar nada bersangkutan. Sentuhkan dengan cepat pada
tiap-tiap nada; pada nada yang berbintang, sentuhkan agak lama, untuk
menghasilkan nada lebih panjang.

40
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

PERCOBAAN

1. Memperkecil volume loudspeker. Hubungkan hambatan 330  dan C3 1 F


seri dengan loudspkeaker seperti gambar

2. Nada tengah, kita dapat membuat tangga nada yang barn, dengan nada Do
pada angka 1, 8 dan 15; Hal ini dilakukan dengan memindahkan ujung bawah
kawat nada 8 naik satu lubang. Kemudian gunakan hambatan 15k, sisipkan
satu kaki pada lubang nada 8 yang sudah dikosongkan dan kaki yang lain
ditempatkan pada lubang yang terletak antara nada 7 dan 8 seperti
diperlihatkan pada gambar. Mainkan tangga nada yang baru dengan
menyentuh kaki resistor yang berada pada lubang antara nada 7 dan 8
tersebut. Sekarang tangga nada menjadi 1, 2, 3, 4, 5, 6, nada tengah, 8. Untuk
memperpanjang tangga nada lakukan hal yang sama antara nada 14 dan 15,
dengan menggunakan resistor 8,2 k. Coba mainkan lagi "Good King
Wenceslas" dengan memulainya dari nada 8. Kita dapat membuat nada
tengah yang lain dengan cara yang sama dan memainkan lagu-lagu yang lebih
sukar. Gunakan hambatan yang mempunyai nilai setengah dan nilai kcdua
nada, di mana nada tengah itu akan disisipkan.

41
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

3. Buat dan hubungkanlah keyboard yang lebih baik pada papan rangkaian,
Sebagai contoh, kita dapat membuat keyboard tersebut dari pelat-pelat
kuningan atau pelat kaleng, yang akan menutup rangkaian astabel melalui
kontak penghubung yang juga dari pelat logam, ditempatkan di bawah pelat-
pelat bernomor yang kita buat.

42
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 5
LAMPU MENYALA BERKEDIP

Lampu yang berkedip-kedip menarik perhatian daripada lampu yang


menyala terus. Dalam rangkaian ini pulsa listrik membuat lampu berkedip
beberapa kali.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibiator rangkap monostabel/astabel (IC 556);


 Gerbang NAND (CMOS 4011 B);
 LED merah
 Resistor 680 , 1 k, 220 k, 2.2 k 2 buah;
 Kapasitor elektrolit — 1 F, 10 F;
 Kapasitor keramik — 0,01 F, 0,1 F;
 Sakelar geser kecil 2 kutub;
 Batere 9 volt dan klip penghubung batere;
 Papan rangkaian;
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

43
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BENTUK RANGKAIAN

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

44
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai pada kaki
yang bengkok atau kaki IC CMOS yang tersentuh.

2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif,


serta antara soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar

3. Sisipkan R1 , R2, R3, R4, C1, C2, C3, dan S2. Perhatikan kaki positif C1 (ada
lekukan) sebelum dihubungkan dengan ujung bawah R1.

4. Sisipkan LED. Perlu diingat bahwa kaki katoda adalah yang diberi tanda

45
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

dengan potongan rata (atau kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a),

5. Periksa rangkaian dengan teliti

6. Hubungkan batere dengari memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.


Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan dengan batere. Pasang S1 ke on dan sakelar S2 on lalu off (Geser S2
segera ke off setelah engkau pasang ke on. Bila sakelar S2 di on LED akan
berkedip terus-menerus) LED akan berkedip enarn kali. Jika tidak terjadi hal
demikian, mungkin ada hubungan yang salah pada rangkaian. Setiap kali kita
memasang S2 ke on dan off, LED "diberi pulsa" untuk menghasilkan sejumlah
nyala kedipan.
BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA

Dalam IC 556 terdapat dua multivibrator" astabel dan monostabel, dengan


kaki-kaki satu tegangan yang sama. Kaki 8 sampai 13 kita pakai sebagai
multivibrator monostabel, sedang kaki 1 sampai 6 sebagai multivibrator astabel.

46
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Baris pertama pada diagram memperlihatkan pulsa output dari


multivibrator monostabel yang dihasilkan (di kaki 9) ketika dinyalakan
(triggered) pada kaki 8 oleh nisi negatif pulsa yang disebabkan penggeseran
sakelar S2 ke on dan off. Dengan S1 on dan S2 off, kaki 8 mendapat tegangan 9 V,
tetapi pada sakelar S2 on terjadi hal yang sebaliknya, kaki 8 mendapat tegangan 0
volt. Sisi negatif AB yang dihasilkan dengan cara itu memberikan tegangan
penyalaan (triggering) untuk muitivibrator monostabel. Penyalaan pada kaki 8
harus kembali menjadi +9V sebelum pulsa output monostabel berakhir. Bila tidak
bekerja. Dengan kata lain (waktu penyalaan) harus lebih dari T (waktu pulsa
output monostabel). Ini berarti, untuk rangkaian ini S2 harus dipindahkan dari
keadaan on ke off atau sebaliknya dengan cepat.
Waktu pulsa monostabel T bergantung pada nilai resistor R 1 dan kapasitor.
Pulsa itu dimasukkan ke satu input (kaki 12) dari gerbang AND.
Baris kedua memperlihatkan pulsa-pulsa output dari astabel, yang dihasilkan di
kaki 5, bila S1 ditutup. Kecepatan terjadinya bergantung pada nilai R2, C2 dan R3
namun pada rangkaian ini sangat lambat, sehingga kilatan yang ditimbulkan pada
LED oleh setiap pulsa, dapat dilihat. Pulsa-pulsa ini memberikan input kedua

47
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

kepada gerbang AND (kaki 13). Sebuah gerbang AND "terbuka" dan memberikan
output "tinggi" hanya bila kedua inputnya "tinggi". Dari baris pertama kedua
diagram, kita dapat melihat mengapa baris ketiga memberikan output dari gerbang
AND (di kaki 10) output itu "tinggi" ketika kedua inputnya "tinggi". Pada
diagram, hal ini terjadi enam kali selama pulsa monostabel, dan oleh karena itu
LED menyala enam kali. Gerbang AND di dapat dengan menghubungkan dua
dari empat gerbang NAND yang terdapat dalam IC 4011B yaitu gerbang 3 dan 4.

PERCOBAAN
1. Pengaruh C1. Ganti CI dari 1 f menjadi 10 F. Pada keadaan ini pulsa output
monostabel berlangsung selama 20 detik untuk setiap gelombang
(dibandingkan dengan 2 detik pada nilai C1 semula 1 F). Hal ini
memungkinkan LED bercahaya pada selang waktu lebih lama.
2. Pengaruh RI. Gunakan C1 = 10 F, tetapi ganti R1 dari 2,2 k menjadi 220
kΩ. Pulsa output monostabel kembali berlangsung selama 2 detik, seperti
juga waktu menyalanya LED.
3. Pengaruh R2, Gunakan C1 = 10 µF, tetapi R1 = 2,2 M, kemudian ganti R2
dari 2,2 M menjadi 10 MΩ. LED akan berkedip selama 20 detik (ini
merupakan waktu untuk setiap pulsa monostabel) tetapi nyala LED lebih
jarang, hal ini disebabkan besarnya nilai R2 mengurangi jumlah pulsa pada
setiap detiknya. Dengan cara bagaimana pula kita dapat mengubah kecepatan
pulsa astabel?

JOB 6
ALARM CAHAYA

Alarm ini memberikan peringatan berupa isyarat yang dapat dilihat atau
yang dapat didengar. Kita dapat memilih salah satu di antaranya alat ini segera
bekerja bila terjadi perubahan kekuatan cahaya yang jatuh pada permukaan

48
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

fotosel. Misalnya pada senja hari, ketika cahaya-matahari berkurang, alat ini
secara otomatis rnenyalakan lampu yang berkedip-kedip, untuk memberi
peringatan bila terjadi kecelakaan di jalan raya. Alat ini dapat juga
membangunkan kita pada pagi hari (ketika kekuatan cahaya bertambah) dengan
jalan menimbulkan "raungan" yang hebat. Kita dapat juga menggunakannya
sebagai alarm pencuri.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator astabel (CMOS 4047B) Fotosel (ORP 12);


 Transistor ZTX 300 atau 2N 3705 (NPN) atau BC 337 2 buah;
 LED merah
 Resistor : 100Ω 2 buah, 680. 4,7 k, 10 k 2 buah, 15 k, 22k,
100 k, 2,2 M
 Kapasitor keramik — 0,01 F,_ 0,1 F;
 Loudspeaker 2 ½ inch, 8 — 80  ;
 Sakelar kecil dua kutub;
 Batere 9 volt dan klip penghubung batere.
 Papan rangkaian;
 Kawat berisolasi 0,6 mm.

BENTUK RANGKAIAN

49
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan

50
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang bengkok, atau tersentuh.
2. Sisipkan kawat-kawat dari IC ke jalur positif dan jalur negatif, serta antar
soket pada pair rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1, R2, R3 R4, C1, S2 dan fotosel.
4. Sisipkan LED. Perlu diingat bahwa kaki katoda adalah yang diberi tanda
dengan potongan rata (atau kaki katoda lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Temukan kaki kolektor (c) basis (b) dan emiter (e) dari transistor. Sisipkan
pada papan rangkaian, masing-masing kaki sesuai dengan bentuk transistor
yang diperlihatkan, kemudian hubungkan loudspeaker.
6. Periksa rangkaian dengan teliti
7. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan batere. Pasang S1 ke on. Dalam keadaan gelap (atau permukaan
fotosel ditutup dengan saputangan) dan sakelar S2 di sebelah kiri, LED akan
berkedip perlahan-lahan. Bila sakelar S2 digeser ke sebelah kanan, pada
loudspeaker akan terdengar "ketukan-ketukan" lambat.
8. Bila kita mengganti C1 dari 0,1 F dengan 0,01 F dan R1 dari 2,2 M,
dengan 100 k, pada keadaan gelap, LED akan menyala terus (sebenarnya
LED berkedip terlalu cepat untuk dapat diikuti oleh mata) dan loudspeaker
akan mengeluarkan bunyi nada rendah.

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA


IC CMOS 4047B hanya dapat bekerja sebagai astabel dan menghasilkan
pulsa gelombang siku (dengan frekuensi yang ditentukan oleh R1 dan C1, bila
tegangan pada kaki 5 (astabel enable) lebih besar dari suatu nilai tertentu.
Biasanya kaki 5 dihubungkan dengan kutup + batere. Pada percobaan ini kaki
tersebut disambungkan ke tengah tengah "pembagi tegangan", yang dibentuk oleh
R2 dan fotosel.
Di tempat terang, hambatan fotosel rendah (sekitar 1 MI), di dalam gelap
hambatannya tinggi (yaitu 10 M). Bila hambatan fotosel jauh lebih rendah dari
R2 (yaitu 10 k), hanya sebagian kecil saja dari tegangan 9V yang diberikan oleh

51
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

batere akan terdapat antara ujung-ujung fotosel (sebagian besar terdapat antara
ujung-ujung R2), dan hal ini tidak cukup untuk "memungkinkan" astabel bekerja.
Bila hambatan fotosel menyinari hambatan R2 (sekitar 10 k), maka terdapat
tegangan 4,5V ujung-ujung R dan 4,5V antara ujung-ujung fotosel. Ini berarti
antara kaki 5 dengan jalur negatif terdapat tegangan 4,5V, sehingga kaki 5
bertegangan 4,5V. Jika hambatan fotosel jauh lebih besar dari 10 k, seperti
dalam gelap, tegangan antara ujung-ujung fotosel akan lebih besar dari 4,5V.
Percobaan pada bagian 1 kita dapat menghitung secara kasar berapa seharusnya
tegangan di kaki 5, agar astabel dapat bekerja. Sebelum mencapai loudspeaker,
output diperkuat oleh Tr1 dan Tr2 (yang merupakan pasangan Darlington).

PERCOBAAN
1. Nilai tegangan yang memungkinkan untuk astabel. Ganti fotosel berturut-turut
dengan hambatan 4,7 k, 10 k, 15 k, 22k. Berapakah nilai hambatan
paling rendah yang memungkinkan alarm bekerja. Dengan mengetahui bahwa
tegangan akan terbagi sebanding dengan besarnya hambatan tempat tegangan
itu dipasangkan, taksirlah tegangan kecil yang harus diberikan kepada kaki 5,
agar astabel bekerja.

2. Alarm anti pencuri atau alarm bangun pagi. Pertukaran tempat R1 (10 k)
dengan fotosel, sehingga tampak seperti pada gambar di bawah. Kita akan

52
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

mendapatkan bahwa ketika keadaan terang; alarm terus bekerja (LED menyala
atau loudspeaker berbunyi) dan "akan mati dalam keadaan gelap atau bila kita
menutupi fotosel. Rangkaian seperti ini dapat digunakan untuk mengetahui
"tamu" yang tidak diundang yang menyalakan lampu center dalam ruangan
pada waktu malam, atau bila kita suka bangun pagi, alat ini dapat
membangunkanmu pada saat matahari bersinar.

3. Bentuk lain alarm anti pencuri. Kembalikan R2 ke tempatnya semula dalam


rangkaian, ganti. C1 dari 0,01 F menjadi 0,1 F, lepaskan R1 (100 k) dan
gantilah dengan fotosel. Perubahan-perubahan tersebut ditunjukkan pada
gambar di bawah. Bila ada cahaya menerangi fotosel, alarm akan bekerja.

Sekarang tutuplah fotosel rapat-rapat dengan saputangan, sampai


rangkaian tidak bekerja. Jika LED masih "berkedip" atau terdengar bunyi
"ketukan" artinya masih ada cahaya yang tiba pada fotosel. Usahakan untuk
menghindarkannya sama sekali. Bila kita perlahan-lahan membuka saputangan,
LED akan mulai berkedip mula-mula lambat, kemudian cepat hingga kelihatannya
menyala terus dan loudspeaker menghasilkan serentetan "ketukan" yang segera
berubah menjadi nada yang tidak terputus-putus.

JOB 7
DADU ELEKTRONIK

53
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Dengan menggunakan alat ini kita akan menghemat tenaga. Pada


permainan tidak perlu lagi mengocok dadu dalam tabung.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator astabel (CMOS 4047 B);

 Pencacah puluhan (CMOS 4017 B);

 LED merah 6 buah;

 Resistor — 680 , 6 buah 10 k, 10 M;

 Kapasitor keramik — 0,01 F;

 Batere 9 volt dan klip penghubung batere;

 Papan rangkaian,

 sakelar geser kecil 2 kutub,

 sakelar tekan on- off;

 Kawat berisolasi 0,6 min,

 selang pelindung 1 mm.

BENTUK RANGKAIAN

54
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda lekukan pada salah satu ujung
wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan posisi

55
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki yang
bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kawat-kawat
3. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif,
serta antara soket pada kawat rangkaian sesuai dengan gambar
4. Sisipkan RI, R2, R3, R4, R5, R6, R7, C8 dan sakelar S2
5. Sisipkan keenam buat LED. Perlu diingat bahwa kaki katoda adalah yang
diberi tanda dengan potongan rata pada dasar wadah plastiknya (atau kaki
katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
6. Periksa rangkaian dengan teliti
7. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat kecil S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus hubungan
batere. Pasang S1 pada on, lalu S2 pada on. Semua LED akan menyala; bila
salah satu tidak menyala, mungkin terdapat sambungan yang salah. Pasang S 2
pada off; hanya satu LED yang menyala. Bila tiap LED diberi nomor, maka
LED yang menyala adalah hasil "lemparan" dadu mu. kita dapat mengulang
"lemparan" ini beberapa kali sesukamu, hanya dengan mengeser-geserkan S2
dan off.

CARA KERJA
Bila S1 dan S2 on, IC1 menghasilkan pula-pulsa siku dengan kecepatan
sekitar 4500 per detik (ditentukan oleh nilai R1 dan C1). Dari, otaput IC1 (kaki 13);
pulsa ini dimasukkan ke input IC2 (kaki 14)..
IC2 mempunyai 10 saluran keluar output (menunjukkan bilangan 0 hingga
9). Pulsa pertama IC1 membuat saluran pertama (kaki 3) ICI "meninggi'?,
memberikan pulsa output. Ketika pulsa kedua tiba di IC2, saluran pertama kembali
"merendah", tidak ada output, namun saluran kedua (kaki 2) "meninggi". Pulsa
ketiga IC1 membuat saluran kedua "merendah” dan saluran ketiga (kaki 4)
"meninggi", dan seterusnya. Kesepuluh saluran IC2 secara bergiliran "meninggi"
dalam kecepatan yang sama seperti pulsa input IC1.
Dadu hanya punya sisi, dan kita hanya menghendaki IC2 menghitung
sampai enam, tidak sepuluh. Maka kita atur dengan menghubungkan saluran

56
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

ketujuh IC2 (kaki 5) kembali ke input 'reset" (kaki 15) IC 2. Pulsa ketujuh mereset
penghitung (sehingga semua salurannya "rendah"), dan ia dapat menghitung lagi
dari saluran pertama.
Enam saluran pertama IC2 masing-masing dihubungkan pada anoda a
LED; katoda-katoda c terhubung ke negatif batere, melalui tahanan pembatas-arus
R2 sampai R7. Bila S1 dan S2 keenam LED nyala dan padam cepat sekali (dengan
pulsa 4500 kali per detik), sehingga nampak seperti menyala terus. Ketika S2
padam, pulsa dari ICI berhenti, hanya situ LED yang menyala. LED mana yang
akan menyala, bergantung pada selang waktu peralihan nyala-padam S 2. Tetapi
sulit memperkirakannya, karena jarak antara pulsa-pulsa itu demikian cepat,
sehingga tidak mungkin menggeser S2 dengan tepat.

PERCOBAAN
1. Bekerjanya alat adalah gerak lambat. Ganti P1 dari 10 k, menjadi 10 M.
Keadaan ini akan memperlambat kecepatan pulsa IC1 menjadi sekitar 4 pulsa
perdetik dan kita dapat melihat giliran masing-masing LED menyala.
Perhatikanlah urutan menyalanya berdasarkan nomor-nomor, diagram papan
rangkaian (sebelah atas halaman terdahulu) yaitu LED 3 (kaki 3), LED, 2 (kaki
2), LED 5 (kaki 4), LED 6 (kaki 7), LED 4 (kaki 10), LED 1 (kaki 1).

2. Jika pada IC2 sambungan "reset" (kaki 15) dihubungkan dengan saluran keluar
output ke delapan (kaki dari dengan saluran keluar yang ketujuh, (kaki 5),

57
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

dapatkah engkau memperkirakan bagaimana hal ini akan mempengaruhi


perilaku dadu? Periksalah pendapatmu dengan mengubah hubungan rangkaian.
Untuk memeriksanya kita harus menjalankan dadu tersebut beberapa
3. Model dengan panil depan. Jika kita akan memakai dadu elektronik ini
beberapa lama, kita dapat membuatnya lebih bagus dengan memasang keenam
LED pada lubang-lubang pada panil pengatur yang dipasang pada papan-
rangkaian. Hubungkan semua LED ke rangkaian dengan kawat yang dibungkus
selang plastik kecil berlubang 1 mm. Juga sakelar geser S2 dapat diganti
dengan sakelar tekan on/off yang dipasang pada panil pengatur. Untuk
menjalankan dadu, tekanlah sakelar tekan (dengan cara ini menyalakan semua
LED), kemudian lepaskan (menyebabkan hanya satu LED yang menyala).
4. Lampu lalu-lintas sistem Amerika. Urutan menyalanya lampu adalah MERAH,
HIJAU, KUNING, MERAH. Kita dapat membuat LED merah, LED hijau dan
LED kuning menyala menurut urutan ini, bila kita mengubah sambungan ke
penghitung dekade menjadi seperti rangkaian di bawah ini dengan nilai R1 = 10
MCI. Hanya output Q0, Q1, Q2, masing-masing dan kaki 3, 2 dan 4 yang
dihubungkan dengan LED, sedang output Q 3 dan kaki 7 dikembalikan ke
"reset" (kaki 15), karena kita hanya perlu menghitung sampai tiga. Cobalah !
Ubahlah rangkaian agar tidak ada LED yang menyala setelah sebuah LED mati
sampai saat LED berikutnya menyala.

JOB 8

58
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

LAMPU LALU LINTAS

Bila kita berhasil melakukan percobaan ini, kita tidak akan sulit mengingat
lampu MERAH ataukah lampu, HIJAU yang akan menyala sesudah lampu
KUNING, itulah yang terakhir ini menyala sendiri (pada lampu lalu lintas system)

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator astabel (CMOS 4047 B);

 multivibrator bistabel (CMOS 4013 B);

 IC gerbang NAND (CMOS 4011 B),

 Transistor NPN ZTX 300 atau 2N3705, atau BC 337 dua buah;

 LED 3 buah, (merah, kuning, hijau)

 Resistor - 680 1:1, 2 buah; 4.7 k, 2.2 M, 10 M;

 Kapasitor keramik 0,1 F;

 Batere 3 volt dan klip penghubung batcre;

 Kawat berisolasi 0,6 mm

 papan rangkaian.

59
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BENTUK RANGKAIAN

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

60
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan kaki 1 dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukan ketiga IC dengan hati-hati pada papan rangkaian
dengan posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati jangan sampai ada
kaki yang bengkok atau tersentuh

2. Sisipkan kawat-kawat Penghubung dari ketiga IC ke jalur positif dan jalur


negatif, serta antar soket pada papan rangkaian, sesuai dengan gambar.

3. Sisipkan. C1, R1, R2, R3, dan R4.

4. Sisipkan ketiga LED. Perlu diingat bahwa kaki katoda adalah yang tanda
dengan potongan rata pada dasar wadahnya (atau kaki katoda c lebih pendek
dari kaki anoda a).

5. Temukan kaki kolektor (c) basis (b) emitter (2) pada transistor-transistor.
Sisipkan ketiga kaki transistor pada papan rangkaian tepat seperti
diperlihatkan pada gambar (untuk ZTX 300). Usahakan agar kaki-kaki tidak
bersentuhan.

6. Periksalah rangkaian dengan teliti.

7. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutub yang benar. Kawat


penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus hubungan
batere. Bila S1 dipasang pada on, ketiga LED akan menyala dengan urutan:

Merah (LED 1)
Merah dan kuning (LED 1 dan 2)
Hijau (LED 3)
Kuning (LED 2)
Merah (LED 1) dan seterusnya.

Bila salah satu LED tidak menyala pada waktunya, mungkin terdapat
sambungan yang salah dalam rangkaian.

61
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

CARA BEKERJANYA

Pada diagram diatas, baris pertama memperlihatkan pulsa-pulsa siku dari


salah satu output astabel (output Cl dari kaki 10). Kecepatan pulsa yang
dihasilkan. bergantung pada nilai RI dar C.
Pulsa memberikan input pada LED 2 (melalui Tr1, untuk mencegah
kelebihan beban) membuat LED menyala setiap kali astabel dalam keadaan tinggi.
Pulsa-pulsa ini juga memasukkan ke arah satu input gerbang NOR (kaki 12 dan
13).
Baris kedua memperlihatkan pulsa-pulsa siku dan output yang lain dari
astabel (output Q dan kaki 11). Pulsa-pulsa ini merupakan input untuk bistabel
(kaki 11), dan sisi positif pulsa mentriger bistabel, menyebabkan outputnya
berubah-ubah dari "rendah" ke "tinggi" atau sebaliknya. Sebagai contoh, sisi AB
pada pulsa pertama menjadikan output bistabel "tinggi" dan tetap "tinggi" sampai
sisi CD pada pulsa kedua tiba dan mengubahnya dari "tinggi" ke “rendah":
Bans ketiga memperlihatkan output bistabel (kaki 13) pulsa-pulsa terbentuk

62
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

dengan kecepatan hanya setengahnya dari pulsa yang datang dari astabel, namun
berada dalam keadaan "tinggi" atau "rendah" lebih lama. Output bistabel
menyalakan LED 1 (merah) ketika output itu dalam keadaan "tinggi". Output itu
dihubungkan juga dengan input kedua gerbang NOR (kaki 8 dan 9).

Gerbang NOR "terbuka" dan memberikan output "tinggi" hanya bila kedua
inputnya "rendah". Jika engkau perhatikan bentuk pulsa pada baris pertama dan
ketiga pada diagram (yang berwarna); engkau dapat meliliat mengapa baris
keempat menunjukkan output gerbang NOR (pada kaki 4) output ini "tinggi"
hanya bila output-output dari astabel dan dari bistabel (output Q) kedua-duanya
"rendah". Output dari gerbang NOR memberi input kepada TY2 yang
menghidupkan LED3 serta menyalakannya setiap kali. Output gerbang NOR
dalam keadaan "tinggi”.
Baris kelima pada diagram menunjukkan warna-warna yang menyala pada setiap
tahap.

Tabel kebenaran ("Truth table", lihat halaman 20) untuk sistem ini diberikan di
bawah :

Merah Kuning Hijau


Tahap
M K H
1 1 0 0
2 1 1 0
3 0 0 1
4 0 1 0
5 1 0 0

Catatan:
gerbang NOR didapat dengan menghubungkan empat gerbang NAND dalam IC
4011B

PERCOBAAN

63
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Bekerjanya alat dalam gerak lambat: Ganti RI dari 2,2 M, menjadi 10 M
Tahap-tahap akan berlangsung

2. Perkiraan dan pengujian. Perkirakan apa yang akan terjadi bila kitamenyalakan
(mentriger) bistabel dad output Q dari output Q . Ingatlah bahwa astabel
dinyalakan (ditriger) oleh sisi positif (kenaikan) dari pulsa input. (Petunjuk;
mungkin diagram pada halaman sebelelah berguna bagimu). Periksalah
perkiraanmu dengan jalan mengubah rangkaian.

JOB 9
ALAT SUITAN PULSA

64
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Rangkaian ini merupakan kelanjutan dari percobaan "Lampu menyala


berkedip". Pada alat ini cahaya lampu diganti dengan suara burung.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator rangkap monostabel/astabel (IC 556).

 IC gerbang NAND (CMOS 4011 B),

 Mutivibrator astabel (CMOS 4047 B);

 Transistor, ZTX 300, atau 2N3705 atau. BC 337, 2 buah;

 Resistor -100 , 1 k, 10 M, 1 M, 2.2 M,10 M;

 Kapasitor elektrolit -10 F;

 Kapasitor keramik - 0,01 F, 2 buah, 0,1 F, 2 buah;

 Loudspeaker 2 ½ inch -8 -802:

 Sakelar geser kecil 2 kutub;

 Batere 9 volt dan klip penghubung

 Papan rangkaian

 Kawat berisolasi 0,6 mm.

BENTUK RANGKAIAN

65
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

1. Temukan kaki I dari IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu

66
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan


posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang tersentuh.
2. Sisipkan kawat-kawat penghubung serta antar soket pada papan rangkaian,
sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R , R7 , R3 R4, Rs , C1, C2, C3, C4, dan S2. Perhatikan agar kapasitor,
C1 dipasang dengan benar; ujung (dekat lekukan) harus dihubungkan dengan
Ujung bawah RI.

4. Temukan kaki kolektor, basis, dan emiter pada transistor. Sisipkan kaki-kaki
tersebut pada papan rangkaian tepat seperti diperlihatkan pada gambar (untuk
ZTX300). Kemudian hubungkan loudspeaker.
5. Periksa rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1, merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan batere. Pasang S1 pada on, kemudian S2 on dan off (Geserkan S2
segera kembali ke off setelah memasangnya ke on; bila S2 tetap di on, akan
terdengar bunyi suitan/siulan terus menerus). Jika segala sesuatunya benar,
akan terdengar sekitar sepuluh kali suitan. Setiap kali engkau memasang S2
on dan off, loudspeaker akan mengeluarkan rangkaian sejumlah suitan.

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA


IC 556 berisi dua multivibrator (astabel dan monostabel), dengan kaki satu
tegangan yang dipakai bersama. Salah satu dan multivibrator (kaki 8 sampai kaki
13) kita pakai sebagai monostabel, dan yang lain (kaki 1 sampai 6) merupakan
astabel.

67
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Baris pertama dari diagram diatas memperlihatkan pulsa output dari


monostabel (pada kaki 9) yang dihasilkan bila monostabel ditrigger (pada kaki 8)
oleh sisi negatif (output) pulsa yang disebabkan oleh penggeseran S2 on dan off.
Ketika S1 on dan S2 off, kali 8 bertegangan 9V, namun dengan menggeser S 2 ke on
juga, kaki 8 dihubungkan dengan OV. Sisi negatif AB yang dihasilkan dengan
cara demikian, memberikan tegangan trigger bagi monostabel. Tegangan Trigger
pada kaki 8 harus kembali ke +9V sebelum pulsa output monostabel bila tidak,
monostabel tidak akan bekerja. Dengan kata lain, T (waktu pentriggeran) harus
lebih kecil dari T (waktu pulsa output monostabel). Ini berarti S 2 harus digeser ke
on dan ke off dengan cepat. Lamanya pulsa monostabel (T) tergantung kepada
nilai R1 dan C1. Pulsa ini dimasukkan kepada satu input (kaki 12) dari gerbang
AND yang pertama.

68
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

Baris kedua memperlihatkan pulsa-pulsa output astabel yang lambat (pada


kaki 5) bila S1 ditutup. Kecepatan terjadinya tergantung kepada nilai R2, C2 dan R3,
pulsa-pulsa ini merupakan input kedua bagi gerbang AND yang pertama (kaki
13). Gerbang AND 'terbuka' dan memberikan output 'tinggi' hanya apabila kedua
inputnya 'tinggi'. Dari baris pertama dan kedua engkau dapat mengamati mengapa
baris ketiga merupakan output dari gerbang AND yang pertama (pada kaki 10)
Output ini ketika, kedua inputnya dalam keadaan 'tinggi'. Dalam diagram keadaan
ini terjadi kali selama berlangsungnya pulsa monostabel. Pulsa-pulsa tersebut
terlalu lambat untuk menghasilkan sebuah nada melalui loudspeaker (hanya
menimbulkan bunyi 'ketukan'). Pulsa-pulsa ini dimasukkan ke sebuah input dari
gerbang AND yang kedua (kaki 6).

Baris keempat menunjukkan pulsa-pulsa output astabel yang cepat, yang


dihasilkan pada kaki 13 bila S1 ditutup. Kecepatan terjadinya pulsa-pulsa tersebut
tergantung kepada nilai R4 dan C4. Pulsa-pulsa ini merupakan input kedua bagi
gerbang AND kedua (kaki 5). Gerbang AND kedua 'terbuka' bila kedua inputnya
'tinggi'. Outputnya (pada kaki 3) diperlihatkan pada baris kelima. Dapat kamu
lihat bahwa lima buah pulsa dari gerbang AND yang kini "diisi" dengan pulsa-
pulsa yang lebih cepat yang berasal dari .astabel yang lebih cepat. Setelah
diperkuat oleh dua transistor (yang disebut Pasangan Darlington), pulsa-pulsa itu
menghasilkan lima "suitan" (dalam percobaan ini) melalui loudspeaker. (Setiap
gerbang AND dibuat dengan cara menghubungkan dua gerbang NAND dalam IC
4th lB gerbang-gerbang 3 dan 4 untuk gerbang AND yang pertama dan gerbang-
gerbang I dan 2 untuk gerbang AND kedua).

69
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

PERCOBAAN

1. Perkirakan apa yang akan terjadi R1 diganti dari 1 M menjadi 2,2 MΩ


kemudian laksanakanlah perubahan tersebut dan periksalah apakah
perkiraanmu benar.

2. Apakah yang akan terjadi dengan mengganti R2 dari 10 M menjadi 2,2 M


(dengan R1 = 1 M) ? Periksalah perkiraanmu.

3. Jika kita menaikkan Cz dari 0,01 F menjadi 0,1 F bagaimanakah perubahan


tinggi nada "suitan"? Laksanakanlah perubahan tersebut, lalu periksalah
apakah perkiraanmu itu benar.

70
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 10
PENCACAH BINER
EMPAT BIT

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menghitung menggunakan bilangan


dasar sepuluh atau system desimal. Sedangkan komputer sistem dua bilangan atau
sistem biner menggunakan angka 0 dan 1. Rangkaian yang akan kita buat ini
menghitung sampai angka 15, dan jumlahnya diperlihatkan pada empat buah
LED, sebagai empat angka biner atau empat byte.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator astabel (CMOS 4047 B);

 Pencacah biner (CMOS 4516 B),

 LED 5 buah

 Resistor — 680  (biru, abu-abu, coklat) 4 buah, 4,7 k (kuning, ungu,

merah), 2,2 M (merah, merah, hijau);

 Kapasitor keramik — 0,1 F;

 Batere 9 dan klip penghubung batere;

 Papan rangkaian;

 Kawat berisolasi 0,6 mm.

71
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BENTUK RANGKAIAN

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

72
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan kaki 1 dan IC dengan tanda bulatan atau lekukkan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan rangkaian dengan
posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki
yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kabel-kabel penghubung dari kedua ke jalur positif jalur negatif,
serta antar soket pada papan rangkaian sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1, R2 R3 R4 dan CI.

4. Sisipkan LED 1 sampai 4. Dengan memperhatikan bahwa kaki katoda diberi


tanda dengan potongan rata (atau kaki katoda c lebih pendek dari kaki
anoda.a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti.
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar.
Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung dan pemutus
hubungan batere. Pasang sakelar S1 on. Astabel memasukkan pulsa-pulsa
'lambat' ke dalam pencacah biner dan semua LED akan menyala menurut
aturan yang diperlihatkan pada tabel berikut ini LED yang menyala
ditunjukkan dengan angka 1 dan LED yang tidak menyala ditunjukkan
dengan angka 0.
7. Pulsa pertama (1 dalam biner) menyalakan LED1, pulsa kedua (10 dalam
biner) menyalakan LED2 dan memadamkan LED1, pulsa ketiga (11 dalam
biner) membuat LED2 tetap menyala dan menyalakan kembali LED1, pulsa
keempat (100 dalam biner) nyalakan LED3, tetapi memadamkan LED1 dan

73
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

LED2, dan demikian seterusnya hingga pada pulsa kelima belas (1111 dalam
biner) semua LED menyala.
8.
Nomor pulsa LED4 LED3 LED2 LED1
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
10 1 0 1 0
11 1 0 1 1
12 1 1 0 0
13 1 1 0 1
14 1 1 1 0
15 1 1 1 1

CARA BEKERJANYA

Pencacah bilangan biner empat bit terdiri dari empat buah bistabel.
Pencacah ini digerakkan oleh pulsa-pulsa "lambat" dari sebuah astabel yang
disebut "clock". Pada diagram di atas, output dan bistabel 1 (BSI) menggerakkan
BS2; BS2 kemudian menggerakkan BS3, BS3 menggerakkan BS4. Di dalam IC
4516B, bistabel-bistabel itu tidak dihubungkan dengan cara sederhana seperti
pada diagram, namun memberikan hasil akhir yang sama. Untuk menerangkan
cara bekerjanya pencacah bilangan biner, lebih mudah bila kita menganggap

74
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

susunannya seperti pada diagram ini.

Jika output bistabel pada awalnya semua "rendah" penunjukan output


pencacah dalam bentuk biner adalaii 0000. Bila pulsa "clock" pertama sampai 1
BSI berubah keadaannya dari "rendah" menjadi'tinggi" pada bagian gerak
negatif. AB dari pulsa. Pada akhir pulsa pertama, keadaan output adalah 0001.
Hanya LED I yang menyala. Output BSI. berubah dari "rendah" menjadi "tinggi"
mengalami perubahan positif. Bila output ini dimasukkan ke BS2, tidak
ada,pengaruh apa pun, karena ini bukan perubahan gerak negatif. Karena itu LED
2 (juga LED 3 dan 4) tetap tidak menyala:

Bagian gerak negatif CD dari pulsa "clock" yang kedua mengubah lagi
output BSI, namun kali ini dad "tinggi" ke "rendah Ini berarti perubahan negatif,
dan LED 1 padam. Perubahan gerak negatif ini memicu BS2, sehingga outputnya
bergerak dari "rendah" ke "tinggi". LED2 menyala. Perubahan gerak positif pada
output BS2 tidak mempengaruhi BS3 dan pada akhir pulsa kedua penunjukan
output dari pencacah adalah 0010. Sisi negatif EF dad pulsa "clock" yang ketiga
mengubah output BM dari "rendah' menjadi "tinggi" dan perubahan gerak positif
ini membiarkan bistabel yang lain tidak berubah, serta memberikan keadaan
output 0011; ini berarti LEDI dan LED2 menyala. Sisi GH dari pulsa BS3 yang
keempat mengubah BSI dari "tinggi" ke "rendah", yang menyebabkan BS3
berubah dari "rendah' menjadi "tinggi' Keadaan output pencacah sekarang adalah
0100, artinya hanya LED 3 yang menyala. Keadaan output keempat bistabel untuk
empat pulsa "clock" awal udaiah 0001, 0010, 0011, 0100 (ini adalah bilangan
biner untuk 1, 2, 3, dan 4). Pembandingan dengan tabel akan menunjukkan bahwa
hal dengan bilangan-bilngan biner untuk pulsa selanjutnya hingga pulsa 15.

Catatan:
IC 45I6B adalah pencacah yang dihubungkan secara sinkron. Cara
kerjanya berlainan dengan susunan lebih sederhana yang dihubungkan secara
tidak sinkron, seperti diperlihatkan di sebelah ini; misalnya pencacah ini berubah
keadaan pada bagian gerak positif dari pulsa input "clock".

75
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

PERCOBAAN

1. Isyarat "clock Huhungkan LED lain seri dengan hambatan pembatasan arus
4.7 k antara output astabel (kaki 10) dan jalur negatif. Bagaimanakah
kecepatan menyalanya dibandingkan dengan (1) LED1, (b) LED2, (c) LED3,
(d) LED4….?

2. Pencacah-turun. Buatlah pencacah-turun alih dari pencacah naik dengan


menghubungkan kaki 10 pada IC 41716B ke jalur negatif, alih kepada jalur
positif. Dengan urutan pulsa-pulsa "clock", bilangan biner yang ditunjukkan
oleh keempat LED akan makin lama makin kecil.

3. Penghitung Modulo-10. pencacah biner empat bit menghitung dari 0 sampai


15, kemudian kernbali ke 0. Penghitung ini memiliki 16 keadaan dll,
ini dinamakan pncacah modulo-16. Engkau dapat mengubahnya menjadi
pencacah modulo-10 yang menghitting dari 0 hingga 9, sebelum kembali ke
nol. Untuk itu, output dari kaki 2 dan 1 1 IC2, tidak hanya dimasukkan ke
LED 4 dan LED 2, namun juga ke input gerbang AND yang mempunyai dua
input (dibuat dari dua buah gerbang NAND dalam IC 401113. Output
gerbang AND ini dihubungkan ke kaki 9 (reset) pada IC2 yang dalam hal ini
harus dilepas dari jalur negatif.

4. Lakukanlah percobaan ini, namun hidupkan LED 1 dan LED 2 dengan


menggunakan dua transistor seperti dilakukan pada percobaan 8, oleh T1
untuk LED kuning. Dapatkah.kau terangkan, mengapa penghitungan berhenti
pada 9 ?

76
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 11
PENGUKUR KECEPATAN REAKSI

Berapa cepatkah kita bereaksi terhadap suatu isyarat? Dengan alat ini kita
dapat mengukur waktu yang diperlukan untuk bereaksi terhadap cahaya yang
menyala. Dcngan berlatih engkau dapat meningkatkan kecepatan ini. kita juga
dapat membandingkan kecepatan dengan kecepatan orang lain.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

 Multivibrator astabel (CMOS 4047B);

 IC pencacah BCD (CMOS 4510B);

 decoder driver BCD (CMOS 451 1B),

 LED peraga

 7 segmen katoda

 Resistor 220 k (merah, merah, coklat); 100. k (coklat, hitarn, kuning) 2

buah, 220 k (merah, merah, kuning); l M (coklat, hitarn, hijau); 2,2 M

(merah, merah, hijau);

 Kapasitor keramik 0,1, ;IF;

 Sakelar geser kecil 2 kutub;

 Batere 9volt dan klip penghubung batere;

 Papan rangkaian;

 Kawat berisolasi 0,6 mm.

77
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BENTUK RANGKAIAN

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

78
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan kaki 1 dari ketiga IC dengan tanda bulatan kecil atau lekukan pada
salah satu ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada papan
rangkaian dengan posisi seperti pada gambar. Tekan dengan hati-hati, jangan
sampai ada kaki yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan dengan hati-hati LED peraga 7 segmen pada papan rangkaian seperti
diperlihatkan pada gambar. Perhatikanlah bahwa ada 4 kaki yang tidak
digunakan.

3. Sisipkan kawat-kawat penghubung dari ketiga IC ke jalur positif dan jalur


negatif, serta antara soket-soket pada papan rangkaian, seperti pada gambar.
Buatlah kawat dari A dan B, paling sedikit panjangnya 30 cm.
4. Sisipkan R1, R2, C1 dan S2
5. Periksa rangkaian dengan teliti
6. Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar, tetapi

79
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

jangan dulu menyambungkan kawat penghubung S1 (sakelar penyambung dan


hubungan batere).

BAGAIMANA MENGUKUR KECEPATAN REAKSI


Pertama-tama usahakan agar peraga 7 segmen mulai dalam keadaan "0".
Caranya dengan menggeser S2 ke kiri memasang S1 on, jauhkan ujung-ujung
kawat A dan B yang terkupas (berarti S3 dalam keadaan off), dan lepaskan kawat
9
yang menghubungkan kaki (reset) dan kaki 12 pada 1C2. Bila peraga
menunjukkan angka "0", pasangkan kembali kawat penghubung. Sekarang kita
dapat mulai. Geser S2 ke kanan. Mintalah 'orang lain memegang kawat-kawat A
dan B, menempelkan kedua ujungnya, tanpa engkau melihatnya (misalnya
memegang di bawah meja). Dengan demikian S3 tersambung dan astabel mulai
bekerja; pulsa-pulsanya dihitung oleh LED peraga.

Sementara itu perhatikanlah LED peraga, sambil jarimu memegang S1.


Segera sebelah engkau melihat LED peraga menyala, geserkan S2 ke kiri
secepat-cepatnya. Dengan demikian kita mematikan astabel, sedang LED peraga
tetap menunjukkan sebuah angka. Angka ini merupakan ukuran (bukan waktu
sesungguhnya) kecepatan reaksinya, yang dapat dibandingkan dengan ,kecepatan
orang lain.

Untuk dapat mengukur lagi, LED peraga harus dikembalikan ke


penunjukan "0". Lakukanlah hal ini dengan tetap memasang S1 di on,
memutuskan S3 (dengan memisahkan ujung-ujung kawat A dan B yang terkupas)
membiarkan S2 tetap di sebelah kiri dan melepaskan sebentar kawat penghubung
dari kaki 9 pada 1C2. Kemudian kembalikan S2 ke sebelah kanan. Sekarang kita
siap untuk mencoba lagi.

80
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA

Pencacah elektronik bekerja berdasarkan sistem bilangan biner (lihat


percobaan 10), namun kita terbiasa dengan sistem puluhan. Oleh karena itu akan
lebih mudah, bila kita mempunyai pencacah yang mempunyai
jawaban/memperlihatkan hasil pada outputnya dalam bentuk puluhan/desimal.

Dalam alat pewaktu kecepatan reaksi ini memasang S3 pada on


"memungkinkan" astabel untuk mengirimkan pulsa-pulsa gelombang siku yang
cukup cepat (frekuensinya ditentukan oleh nilai R1 dan C1 kepada pencacah BCD.
Pencacah ini terdiri dari empat bistabel (antara lain), seperti pencacah biner pada
percobaan 10, yang menghitung dari 0 sampai 15 dan mempunyai enam belas
keadaan output. Pcncacah BCD disambungkan di bagian dalamnya sehingga
hanya menggunakan 10 keadaan, berarti dapat menghitung dari 0 sampai 9.

Kesepuluh keadaan (yaitu bilangan 0 sampai 9) secara bergiliran


diumpankan (ketika masing-masing pulsa astabel tiba), dalam bentuk biner,
kepada keempat output pencacah. Sebagai contoh, ketika menghitung 3 (dalam
bentuk biner: 0011), output satu dan dua (kaki 6 dan 11) berada dalam keadaan
"tinggi", sedang output tiga dan empat (kaki 14 dan 2) dalam keadaan "rendah".
Contoh lain: ketika menghitung 9 (bentuk biner: 1001), output satu dan empat
keduanya "tinggi" dan output dua dan tiga keadaannya rendah ", demikian
seterusnya. (Inilah sebabnya mengapa pencacah ini dinamakan BCD atau Binary
Coded Decimal - Alat ini menyajikan angka-angka desimal dalam bentuk biner).

Pencacah kode BCD (BCD decoder) menerima keempat output dari


pencacah pada keempat inputnya (kaki 1, 2, 6, dan 7), dan harus mengubahnya
menjadi suatu bentuk yang memungkinkan peragaan secara desimal. LED peraga
7 segmen terdiri dari tujuh buah LED kecil yang membentuk , angka-angka 0
sampai 9 ketika bermacam gabungan dari 7 segmennya menyala. Oleh karena itu
pemecah kode BCD harus menghasilkan tujuh output (kaki 9 sampai 15) dari
keempat inputnya. Hal ini dilakukannya dan dimasukkannya ke LED peraga. R2
merupakan pemintas arus bagi ketujuh segmen LED peraga.

81
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

PERCOBAAN

1. "Mengurangi" kecepatan reaksi. Gantilah R1 dari 100 1(2 menjadi 200 k.
Sekarang kita akan dapatkan bahwa kecepatan reaksimu yang ditunjukkan
oleh LED peraga akan berkurang. Hal ini disebabkan karena astabel .lebih
lambat mengirimkan pulsa-pulsa kepada pencacah. Gantilah hambatan 200
k dengan 1 MΩ akan kau lihat pencacah bekerja dalam "gerak lambat"
ketika S1 dan S3 pada kedudukan on dan S2 dipasang di sebelah kanan.

2. Memakai pencacah biner, sebagai ganti pencacah BCD. Cobalah perkirakan


dan periksalah apa yang terjadi bila pencacah BCD 4510 dalam pewaktu
kecepatan reaksi diganti dengan pencacah biner 4516B (yang menghitung
dari 0 sampai 15) dari percobaan 10.

3. Bagi yang berminat. Rakitlah kembali pencacah biner pada percobaan 10,
tetapi gantilah IC 4516B dengan pencacah BCD 4510B. Apakah hasil yang
kau harapkan? Apakah alat ini bisa menghitung sampai 15, seperti semula?
Bila tidak, sampai berapa?

4. Pencacah BCD sampai 99. Akan kita perlukan sebuah pencacah 4510B lagi,
yang dihubungkan dengan IC 4511E yang lain, untuk LED peraga 7 segmen
"puluhan". Kaki 7 dari pencacah BCD 45108 (carry-out yang pertama,
dihubungkan dengan "clock" pada IC 4510B yang kedua (kaki 15).
Sambungan-sambungan lain, tetap seperti semula.

82
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

JOB 12
RADIO PENERIMA MW/LW

Bila kita suka membuat alat yang 'bisa bekerja', kita akan memperoleh
kesenangan dengan membuat radio kecil yang dapat dibawa-bawa. Radio ini dapat
menerima stasiun gelombang menengah maupun gelombang panjang,
menggunakan antene batang ferit dan memberikan bunyi lewat loudspeaker.

KOMPONEN YANG DIPERLUKAN


 IC radio TR7 (ZN 414),

 IC penguat audio (LM 380);

 Transistor NPN (ZTX 300 atau 2N 3 705 atau BC 337) dua buah;

 resistor : 330  (jingga, jingga, coklat), 1,5  (coklat, hijau, merah 10 k

(coklat, hitam, jingga) 3 buah, 100 k (coklat. hitam, 470 kΩ (kuning, ungu,

kuning);

 Kapasitor variabel 0,0005 F;

83
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

 Kapasitor elektrolit 1µF 2 buah, 100 F,

 Kapasitor keramik: 0,31 2 buah, 0 1 F 2 buah;

 Loudspeaker 21/2 mei 8 hingga 80  ;

 Batang ferit 100 mm x 9 mm. Tombol;

 Batere 9 volt; Klip penyambung batere;

 Papan rangkaian, kawat berisolasi email 10 m, 0,3 mm;

 Kawat berisolasi plastik 0,6 mm,

 slang plastik kecil berlubang,

 karet gelang 4 buah.

BENTUK RANGKAIAN

CARA PEMASANGAN KOMPONEN

84
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Temukan (i) Kaki 1, 2 dan 3 dari LN41 4, (ii) kaki kolektor (c), basis (b) dan
emitter (e) dari transistor (ZTX 300 at,a BC 337) dan (iii) kaki I dari IC LM
380. Tusukkan dengan hati-hati sernua komponen ini pada papan rangkaian
seperti pada gambar. Untuk menemukan kaki-kaki transistor, perhatikan
bentuk tiap transistor: Usahakan agar kaki-kaki 1C1, Tr1 dan Tr7 tidak
bersentuhan.

2. Sisipkan kawat-kawat penghubung dalam semua IC ke jalur positif dan jalur


negatif, serta antar soket, sepert: terlihat pada gambar.

3. Sisipkan R1 sampai R7 dan C1 sampai C7 Perhatikan agar kapasitor elektrolit


C3, C dan C7 dihubungkan dengan kutub-kutubnya yang benar, kutub + dekat
lekukan, sedang kutub biasanya diberi gelang hitam.

4. Potong 2 kawat berisolasi plastik, masing-masing sepanjang 8 cm, lalu kupas


isolasi dan ujung-ujungnya sepanjang 1 cm. Hubungkan ujung dari kedua
kawat tersebut dengan tep pada kapasitor variabel VC1; lindungi dengan
slang plastik kecil. Pasang VC, pada panil pengatur dengan memasang mur

85
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

dan mengencangkannya dengan tang, lalu pasang tombol pada poros


kapasitor. Pasang panil pengatur pada papan rangkaian, Hubungkan, kawat
dari pelat tetapi kapasitor variabel dengan soket yang dihubungkan dengan
kaki 2 ICI Kawat dari pelat-pelat bergerak dihubungkan ke soket yang
disambungkan ke R1 dan C1.

5. Gunakan kawat email dengan diameter 0,3 mm untuk kumparan antene;


kumparan L1 satu lapis 50 lilitan dipasang pada salah satu ujung batang ferit
dan kumparan L2 terdiri dari beberapa lapis sepanjang 2 cm pada ujung lain
batang ferit (lihat gambar). Untuk L1 diperlukan kawat kira-kira 2 m dan
untuk L2 kira-kira 8 m. Gulunglah kedua kumparan dengan arah lilitan yang
sama pada batang ferit (misalnya menurut putaran jarum jam jika dilihat dari
salah satu ujung batang ferit) supaya kedua kumparan akan saling
"membantu" bila dihubungkan secara seri (dengan S2 pada kedudukan LW).
Pasang cincin karet pada ujung-ujung kumparan untuk menguatkannya.
Keriklah (dengan pisau) isolasi email pada ujung-ujung kawat sepanjang
1 cm sampai kawat tembaganya kelihatan. Sisipkan ujung-ujung L1 dan L2
pada soket, seperti pada gambar.

6. Hubungkan loudspeaker dan tempatkan di ujung papan rangkaian yang


berlawanan. dengan tempat batang ferit

7. Periksa rangkaian dengan teliti.

8. Pasang batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang benar. Bila


sakelar on/off batere (S1) dipasang pada on, dari loudspeaker harus terdengar
bunyi gemerisik. Dengan memutar tombol VC1 perlahan-lahan, engkau akan
dapat menangkap stasiun/pemancar radio gelombang menengah, bila S2
dipasang pada kedudukan Bila S2 dipasang pada LW, engkau akan
menangkap stasiun/pemancar radio gelombing panjang.
Antena batang ferit merupakan antena direksional (menerima baik pada arah
tertentu), karena itu untuk mendapatkan bunyi paling keras (atau sekeras

86
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

yang diinginkan), putarlah papan rangkaian.


Bila engkau ingin memperoleh penangkapan yang lebih baik, cobalah kawat
antene 2 in, salah satu ujungnya dipasang pada soket yang dihubungkan
dengan kaki 2 dari ICI, sedang ujung lain dipasang setinggi-tingginya.

BAGAIMANA ALAT INI BEKERJA

Batang ferit bertindak sebagai antene, untuk menangkap gelombang radio


di udara. Rangkaian pemula untuk gelombang menengah adalah VC1 dengan L,
sedang untuk gelombang panjang VC1, dengan L1 dan yang dihubungkan seri. ICI
adalah penguat radio frequency (frekuensi radio), sekaligus detektor (pemllih
gelombang). Penguat audio frequency (frekuensi audio) terdiri dari Tr, dan Tr 2
sebagai preamp (penguat mula) dan IC2 sebagai power amplifier (penguat akhir)
yang menggerakkan loudspeaker (bila engkau ingin mempelajari lebih mendalam
'Bagaimana Bekerjanya Pesawat Radio keterangan lebih banyak dapat engkau
baca dalam buku "Germain Dengan Elektronika").

IC ZN 414 bekerja pada tegangan 1,2 V sampai 1,6V tegangan ini


diperoleh dengan memasang R6 dan R7 antara kutub-kutub batere (9V) sebagai
pembagi tegangan, dan menyadapnya dari R7.

87
PRAKTEK REALISASI RANCANGAN 1 TEKNIK ELEKTRONIKA

88

Anda mungkin juga menyukai