Anda di halaman 1dari 40

Universitas Negeri Yogyakarta

PENYELARASAN PENDIDIKAN KEJURUAN


DENGAN DUNIA KERJA
METODE DACUM
Moch. Bruri Triyono – PPs UNY

Dit. Kemitraan dan Penyelarasan DUDI – Ditjen DIKSI


24 November 2020

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Isi Paparan
• Terminologi dan CBET
• Standar Okupasi
• Pendekatan operasi DACUM
• Pasca Penyelarasan (Diterminasi Penyelarasan SMK-DUDI)

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Penjenjangan Tenaga Kerja di DUDI

General Manager (Career & Experience)

Manager (Career & Experience)

Supervisor -D4/S1

Foreman-D3

Group Leader-SMK

Team Member-SMK

Tony-ASTRA, 2020
Universitas Negeri Yogyakarta

Era "Perubahan"
Meta-Orientasi Pengembangan TVET
1. Dari penguasaan "keterampilan sempit" mengalihkan dan menekankan pada
penguasaan "kompetensi luas". Atau berkonsentrasi pada "pekerjaan"
tertentu, beralih ke perubahan dan konsentrasi pada "proses kerja".
2. Dari fokus pada "pendidikan kejuruan", sebagai persiapan kejuruan langsung,
kita perlu mengalihkan fokus kita ke "tahap pengembangan kejuruan" sebagai
“proses seumur hidup” dalam membangun karier dan menerapkan
keberlanjutan dan kendali manusia atas teknologi dengan memasukkan unsur
tanggung jawab.
3. Bekerja Tetap VS Tetap Bekerja
Source: Georg Spöttl, Claus Holm, Marc Nicolaisen, Matthias Becker; 2018
Kualifikasi Lulusan SMK – Era RI 4.0

Vocational & Entrepreneurs


Soft Skills Digital Literacy English
technical Skills hip
Universitas Negeri Yogyakarta

Terminologi
• Pendidikan Pelatihan berbasis kompetensi
• Kompetensi
• Standar Okupasi ( Standar pekerjaan)
• RPL
• Kualifikasi
• Kurikulum
• Modul Kurikulum
• Domain Kognitif, Psikomotor, Afektif

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Terminologi
APA ITU DACUM?
• DACUM adalah
metode analisis
pekerjaan. DACUM STANDAR OKUPASI
KURIKULUM
• Capaian
• pekerjaan yang • Kompetensi dan • Kompetensi
Pembelajaran
banyak digunakan Tugas Kesiapan Kerja
• Kriteria penilaian
yang menggunakan • Pengetahuan dan (Employability)
• Metode
pekerja ahli untuk Keterampilan • Kompetensi
menganalisis pembelajaran dan
• Perilaku Pekerja kerja
pekerjaan penilaian
• Tren Masa Depan • Kriteria Kinerja
• Sumber daya
• pekerjaan diturunkan •
menjadi Duty (KS)
dan Task (KD).

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Standar Okupasi (Standar Jabatan Pekerjaan) - OS


definisi OS membawa gagasan mendasar bahwa OS mencerminkan persyaratan tempat
kerja.
• Organisasi Perburuhan Internasional: “Standar yang menggambarkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan atau
aktivitas tertentu pada tingkat kinerja yang dibutuhkan. Kompetensi umumnya
menentukan standar minimum dan kondisi di mana mereka harus diterapkan. ”
• SKKNI
• European Training Foundation,UNEVOC:
• OS secara langsung menghubungkan tempat kerja atau keterampilan yang dapat
dipekerjakan dengan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi yang berbasis
hasil, terukur dan berstandar nasional yang mengacu pada OS internasional.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

KKNI – (National Qualification Framework)

Sasaran Isi
Pembelajaran
SMK

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

DACUM
DACUM adalah singkatan dari Development A CUrriculuM, sebagai langkah
pertama dalam proses pengembangan kurikulum penuh. DACUM
menggunakan diskusi kelompok terpandu dengan pekerja ahli untuk
observasi proses kerja.
Proses DACUM,
• Identifikasi pendukung pekerjaan: pengetahuan dan keterampilan umum,
perilaku pekerja (keterampilan pribadi dan interpersonal), peralatan,
perlengkapan, persediaan dan bahan yang digunakan serta tren dan
masalah kerja masa depan.
• Tugas-tugas yang diidentifikasi dan diterjemahkan ke dalam kompetensi
menjadi fokus pengembangan kurikulum.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Konsep DACUM
• DACUM adalah proses sistematis yang memungkinkan penggunanya
merancang kurikulum kejuruan yang didasarkan pada realitas tempat kerja.
DACUM mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan terkait yang
dibutuhkan seorang pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan. Digunakan
secara luas di sektor Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Kejuruan (TVET)
di seluruh dunia untuk mengembangkan kurikulum teknis.
• DACUM merupakan tahap terpenting dari proses pengembangan
kurikulum. Melalui tahapan analisis pekerjaan, lokakarya validasi, tinjauan
manajemen, analisis tugas dan finalisasi kurikulum, diseminasi.
• Melalui pendekatan partisipatif di dalam proses DACUM, maka terjalin
hubungan kolaboratif antara pemangku kepentingan bisnis, industri, tenaga
kerja, pemerintah dan pendidikan

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Konsep DACUM
• Hasil dari proses DACUM adalah daftar Duty dan Task (Konpetensi standar
dan Kompetensi dasar) yang terkait dengan pekerjaan mencakup
pengetahuan, keterampilan, peralatan, perlengkapan, sifat pekerja, dan
kualifikasi pendidikan yang akan ditampilkan dalam bagan yang disebut
DACUM grafik.
DACUM didasarkan pada tiga prinsip (Norton, 1997)
• Mendeskripsikan dan mendefinisikan okupasi / pekerjaan
• Mendeskripsikan tugas yang dilakukan pekerja secara teratur
• Semua tugas berdasarkan keterampilan, pengetahuan, alat, dan perilaku
pekerja yang positif. Keempat hal tersebut adalah pendorong yang
memungkinkan karyawan untuk berhasil dalam pekerjaan.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Langkah Proses DACUM

• Menyelengarakan workshop pendahuluan (Kerja kolaboratif -Job Title, Duty, Task)


• Menetapkan tugas khusus pekerjaan
• Mengidentifikasi pendukung pekerjaan: pengetahuan dan keterampilan umum, perilaku
pekerja (keterampilan pribadi dan interpersonal), perkakas (tools), peralatan, persediaan dan
bahan yang digunakan serta tren dan pekerjaan masa depan.
• Tugas-tugas yang diidentifikasi, diterjemahkan ke kompetensi dan fokus untuk
pengembangan kurikulum.
• Menyelenggarakan workshop validasi (Bagan DACUM terbentuk)
• Menyelenggarakan review manajemen (Kaitan dengan bahan, alat, perlengkapan
dll)
• Menyelenggarakan kerja Analisis Tugas (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap)
• Mengembangkan Kurikulum

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Manfaat DACUM
• Cepat, efektif dan ekonomis / berbiaya rendah (yang dibutuhkan hanya panel/tim yang terdiri dari
6-12 orang, fasilitator yang baik dan 2-3 hari);
• Berbasis kinerja (DACUM melihat apa yang dilakukan dalam suatu pekerjaan, bukan bagaimana,
mengapa atau kapan);
• Mendorong interaksi kelompok (memberikan kesempatan kepada pekerja ahli yang terlibat untuk
bertukar pengalaman, ide terbuka mengarah pada efek sinergi dalam hal pengembangan produk);
• Diperlukan keterlibatan aktif industri / "klien" ("dukungan kuat" dari pemberi kerja dan karyawan
karena "suara industri" diprioritaskan);
• Memberikan cakupan yang luas dari pekerjaan (karena pertukaran ide dan kerja sama panel/tim)
• Memungkinkan peserta untuk berdiskusi dan mencapai konsensus yang seimbang
• Memberikan hasil yang memungkinkan penyelenggara diklat responsif terhadap kebutuhan
pembelajaran khusus dalam suatu pekerjaan (mengajarkan apa yang dibutuhkan oleh pasar tenaga
kerja, bukan apa yang mereka ketahui dengan baik dan telah diajarkan selama bertahun-tahun);
• Berorientasi ke masa depan (tren dan kekhawatiran yang akan datang yang kemungkinan besar
akan mempengaruhi pekerjaan harus diidentifikasi dan dimasukkan dalam Bagan DACUM).

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Strategi Tiga Tahapan DACUM – Tahap 1 (Persiapan)


Tiga tahapan DACUM yang harus diikuti; Persiapan workshop DACUM, Pelaksanaan
lokakarya DACUM, dan Verifikasi hasil lokakarya DACUM
1. Persiapan lokakarya DACUM (kegiatan sebelum DACUM)
• Untuk melaksanakan lokakarya DACUM, perencanaan dan persiapan dilakukan melalui
riset pustaka, profil anggota panel, logistic workshop.
• Dua faktor penting untuk keberhasilannya. (1) memilih anggota panel yang baik. Panel
DACUM harus terdiri dari karyawan yang dianggap paling baik di bidangnya dan saat ini
menjalankan fungsinya, bukan instruktur atau supervisor pekerjaan. (2) fasilitator
DACUM yang terampil.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Strategi Tiga Tahapan DACUM – Tahap 2 (Pelaksanaan)

2. Pelaksanaan Lokakarya umumnya mencakup 8 langkah prosedural:


• Arahkan kegiatan kepada panel ahli DACUM
• Tinjau pekerjaan (kembangkan bagan organisasi, lakukan brainstorming awal termasuk
tinjauan SKKNI)
• Identifikasi kompetensi (area tanggung jawab umum) - KS
• Identifikasi tugas khusus yang dilakukan di bawah setiap kompetensi - KD
• Kembangkan daftar: pengetahuan umum, keterampilan, perilaku pekerja (sikap dan
sifat yang diinginkan); alat, perlengkapan, bahan, tren / masalah masa depan
• Benchmark Bagan DACUM dengan profil pekerjaan / pekerjaan internasional / regional
(opsional)
• Tinjau / perbaiki pernyataan Duty-KS dan tugas-KD
• Tetapkan kode untuk kompetensi dan pernyataan tugas (A-1, A-2, B-1 dll.)

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Duty and Task

Pernyataan Duty (Kompetensi Umum -Standar Kompetensi-SK??)


• Menjelaskan bidang pekerjaan yang luas dalam kontek kinerja
• Berfungsi sebagai cluster untuk sekelompok tugas terkait
• Biasanya 6-20 duty per job
• Terdiri dari satu kata kerja, objek, dan biasanya bersifat kecakapan.
• Secara umum, bukan pernyataan spesifik tentang pekerjaan yang dilakukan (biasanya 6- 12 per
pekerjaan)

Pernyataan Task (Tugas- Kompetensi Dasar ??)


• Menjelaskan secara ringkas tugas dalam kontek kinerja
• Harus memiliki kata kerja tindakan tunggal dan objek yang menerima tindakan
• Biasanya berisi satu atau lebih kecakapan yang relevan
• Dinyatakan secara eksplisit (sangat jelas tidak multi tafsir)

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Bagan DACUM
Duty Task Task Task Task Task Task
(KS) Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas
(KD) (KD) (KD) (KD) (KD) (KD)

Duty A Tugas Tugas Tugas Tugas


Nama A1 A2 A3 A4
Pekerjaan Duty B Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas
(Job Title)
Duty C Tugas Tugas
Duty D Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas
Duty E Tugas Tugas Tugas
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Contoh 1.
JOB- Guru
A1.Duty- Mengajar A.1.1 Task- Menyiapkan RPP A.1.1.1 Step- memecah isi silabus
A.1.1.2 Step- membuat kompetensi standar
A.1.1.3 Step- menentukan waktu pembelajaran
JOB- Pelayan Restoran
Duty Task

Prepare Meat. Task- Cut meat Marinate meat Roast meat

Bake Pastry. Prepare dough Bake dough

Prepare Salad. Cut salad

Promote Hygiene Clean utensils

??
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Contoh 2.
JOB- Pekerjaan Asisten Rumah Tangga

A1.Duty- Merawat pekarangan A.1.1Task- Memotong rumput A.1.1.1 Step- memeriksa mesin pemotong rumpt
A.1.1.2 Step- menghidupkan mesin pr
A.1.1.3 Step- memotong rumput
A.1.1.4 Step- merapikan buangan rumput
A.1.2 Task- Merawat tanaman A.1.2.1 Step- mencabut gulma
A.1.2.2 Step- menambah tanah subur
A.1.2.3 Step- memupuk tanaman
A.1.2.4. Step- menyiangi tanaman
B.1 Duty- Menyiapkan makanan B.1.1 Task- Memanggang Ikan B.1.1.1 Step- membersihkan ikan
B.1.1.2 Step- mencampur bumbu
B.1.1.3 Step- mengoles bumbu
B.1.1.4. Step- menghidupkan pemanggang
….. dst……………………………………… M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Strategi Tiga Tahapan DACUM - Tahap 3 (Verifikasi)

3. Verifikasi Profil Pekerjaan/ Hasil (Kegiatan pasca DACUM)


• Tinjauan eksternal / verifikasi Bagan DACUM oleh perwakilan pekerjaan tambahan dari
perusahaan yang berbeda memungkinkan “pemeriksaan realitas” kedua dari hasil
lokakarya dan membuktikan keandalan profil DACUM.
• Proses verifikasi memastikan bahwa tugas yang terdaftar adalah tugas aktual yang harus
dapat dilaksanakan oleh peserta pelatihan / karyawan saat mereka mulai bekerja dalam
suatu pekerjaan atau ketika mereka dipromosikan dalam pekerjaan tersebut.
• Pelaku proses verifikasi harus diminta untuk mempertimbangkan setiap item dan
menentukan apakah item tertentu itu benar-benar merupakan bagian dari pekerjaan
atau tidak (apakah karyawan melakukan tugas atau tidak?). Mereka juga dapat
menyarankan tugas tambahan yang menurut mereka ditinggalkan.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Tujuan Prosedur Verifikasi

• Melengkapi konten profil (tugas, peralatan, dll.);


• Memverifikasi dan mengkonfirmasi perumusan akurat dari Duty (SK)
dan Task (KD) yang diidentifikasi;
• Mengkonfirmasi relevansi / validasi Duty (SK) dan Task (KD) yang
diidentifikasi
• Memberi peringkat Task menurut beberapa indikator kunci.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Siapakah Anggota Panel DACUM

Kriteria anggota panel dan tempat kerja:


• Kompetensi teknis yang memadai
• Pekerjaan penuh waktu (menghasilkan pemahaman dan pengalaman kerja yang
holistik)
• Posisi / level pekerjaan (bukan instruktur)
Representasi Perusahaan / industri
• Representasi ukuran perusahaan yang sesuai (besar, sedang, kecil).
Mempengaruhi KS dan KD pekerja ahli yang bervariasi sesuai dengan ukuran
perusahaan tempat bekerja.
• Spesifikasi pekerja, pekerja ahli harus dipilih untuk mencerminkan spesialisasi
tersebut.

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Sikap dan Karakter Pekerja (Domain Afektif)


• Mandiri,
• Memulai dari diri sendiri (berinisiatif, berani ambil keputusan)
• Bekerja dengan informasi yang tersedia (IoT, Big Data)
• Mengetahui batas kemampuan,
• Diplomatis,
• Mampu Beroperasi di bawah tekanan,
• Kejujuran / integritas,
• Bertanggung jawab dengan sumber daya perusahaan,
• Menunjukkan minat untuk pelatihan lebih lanjut

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

IMPLEMENTASI PENYELERASAN
KERJASAMA - DACUM

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Induktif - Deduktif DACUM


Strategi Deduktif
3. Dokumen Duty and Task
Termasuk unsur Pengetahuan,
Keterampilan,, dan Sikap/Karakter
2. Focus Group
Discussion 1. Literature Review
Penggabungan Pengumpulan
informasi dari informasi pekerjaan
literatur dan era RI 4.0 dari
Interview, serta literatur
Penyelarasan
validasi dan revisi SMK - DUDI

1. Interview
Pengumpulan
informasi pekerjaan
dari Informasi DUDI
Penyelarasan Kurikulum SMK
Penyesuaian Duty and Task dengan
jenjang akademik pada level SMK.
Strategi Induktif
Universitas Negeri Yogyakarta

Tahap Persiapan DACUM


SMK
• Mendeskripsikan keunguulan vokasiopnal utama SMK, termasuk yang terkait dengan
pengembangan bisnis plan SMK
• Mengumpulkan informasi tentang bidang keahlian yang diunggulkan dan direlevansikan
dengan SKKNI, referensi lain yang terkait di lingkup nasional dan internasional. Bila itu
merupakan keahlian baru, dibuatkan draft sesuai kebutuhannya
• Menyiapkan personal yang akan terlibat dalam perumusan standar pekerjaan
• Menyiapkan logistic untuk kegiatan DACUM Bersama DUDI

DUDI – ( Dapat dilaksanakan sebagai persiapan menjawab interview dari SMK)


• Menyiapkan bidang pekerjaan yang dibutuhkan oleh DUDI itu sendiri
• Menyiapkan bidang pekerjaan baru atau trend dan kemungkinan pengembangan bidang
kerja tersebut 5-10 tahun ke depan
• Menyiapkan personal yang terlibat dalam perumusan standar pekerjaan
• Menyiapkan bentuk kerjasama dengan SMK untuk penyiapan ketenagakerjaan
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Tahap Pelaksanaan DACUM (Kerja Bersama)

SMK dan DUDI (FGD)


• Menyamakan persepsi kerja dengan konsep DACUM
• DUDI menyampaikan standar pekerjaan yang dibutuhkan
• Tinjauan bersama terhadap SKKNI dan referensi lain
• Memutuskan JOB atau pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh SMK dan DUDI
• Menyusun Job, Duty , Task, dan Step bila diperlukan ( terbentuk bagan DACUM)
• Mengembangkan pengetahuan umum, keterampilan, perilaku pekerja (sikap dan sifat yang
diinginkan) yang sesuai dengan pekerjaan
• Melengkapi informasi tentang alat, perlengkapan, bahan, yang dibutuhkan
• Menentukan pengembangan trend pekerjaan dan perubahan pekerjaan masa depan
• Menelaah Bagan DACUM dengan profil pekerjaan / pekerjaan internasional / regional
(opsional)
• Memperbaiki pernyataan Duty dan Task bila diperlukan
• Mendokumentasikan hasil penyelarasan pekerjaan berdasarkan DACUM

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Tahap Verifikasi (Hasil DACUM)


SMK
• Menyiapkan pelaksanaan Duty dan Task di sekolah
• Memeriksa kelengkapan perkakasa dan peralatan
• Memeriksa kelengkapan RPP dan bahan ajar
• Mencoba melaksanakan modul pembelajaran praktik sebelum digunakan
• Menelaah setiap Langkah kegiatan dengan kaidah pembelajaran (didaktik)

DUDI
• Memberikan bagan DACUM kepada kelompok perusahaan sejenis untuk diperiksa
kebenarannya
• Mengamati setiap aktifitas pekerja yang terkait dengan bagan DACUM
• Mempertimbangkan apakah setiap item pada bagan DACUM adalah benar merupakan
bagian dari pekerjaan
• Mencatat dan mengusulkan penambahan bila ditemukan langkah atau step yang belum
tercatat

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

DETERMINASI
PENYELERASAN KERJASAMA

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Siswa - Suatu Anggapan (Realita ?)

• Di sebagian besar negara, TVET adalah pilihan kedua ketika tidak bisa masuk
atau sudah gagal di universitas
• Diperkuat oleh tren global menuju pendidikan jalur akademis
• Di dalam TVET, keluarga mungkin lebih memilih sekolah penuh waktu daripada
model sekolah kooperatif industri (dual system- kegiatan di dua lembaga )
• Jika mendaftar ke TVET, mungkin bukan menjadi pekerja terampil tetapi sebagai
pijakan masuk universitas di jalur kedua
• Di negara-negara ASEAN, menurut warisan budaya pekerja kerah biru seperti
teknisi dan buruh dianggap sebagai kelas bawah

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Siswa - Keuntungan

• Peluang bagus di pasar tenaga kerja


• Memperoleh kompetensi yang membuat mereka dapat dipekerjakan di pasar
tenaga kerja secara umum
• Perusahaan pelatihan mungkin mempekerjakan mereka
• Efek positif pada kepribadian dan soft skill (kedewasaan, tanggung jawab diri,
sikap,)
• Terkadang mereka mendapatkan uang selama pelatihan (Inggris, Prancis, Swiss,
Jerman, Thailand)
• Mereka memahami relevansi pelatihan di DUDI untuk masa depan mereka dan
menjadi lebih tertarik untuk belajar

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Siswa - Tanggung jawab dalam Kerjasama TVET

• Menghadiri pelatihan di perusahaan secara teratur dan tepat waktu; beri tahu jika
pelatihan tidak dapat dihadiri, mis. karena sakit
• Ikuti jam kerja, bengkel / peraturan keselamatan, integrasikan ke dalam manajemen
alur kerja dan tim kerja
• Tidak melakukan apapun yang merusak operasi bisnis atau reputasi perusahaan
• Tunjukkan minat dan motivasi belajar selama semua periode pelatihan
• Dokumen: memelihara buku catatan pelatihan, lembar laporan mingguan dll. Yang
ditandatangani oleh pelatih di perusahaan, menyiapkan laporan sesuai kebutuhan
• Menghadiri dan mengikuti pelajaran, tugas dan ujian di institusi TVET

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Institusi/ Pendidikan TVET - Tanggung jawab dalam Kerjasama TVET


• Tunjuk koordinator industri untuk mengkoordinasikan kegiatan pelatihan dan bekerja dengan
koordinator TVET di perusahaan di sisi lain
• Pilih peserta pelatihan bersama-sama dengan perusahaan melalui proses seleksi yang
ditentukan
• Menyediakan fasilitas dan perlengkapan pelatihan
• Melakukan pelatihan teori dan latihan praktek, yang tidak dapat disampaikan oleh
perusahaan yang bekerja sama. Pelatihan harus mempersiapkan pelatihan di perusahaan
• Melakukan dan mendukung penilaian / ujian
• Memberi perusahaan informasi tentang kemajuan siswa di institusi TVET
• Menjaga kontak dengan perusahaan dan memberikan dukungan terkait program pelatihan
• Tentukan tanggung jawab untuk biaya pelatihan kelembagaan (materi pelatihan, gaji guru,
utilitas, alat tulis, bahan habis pakai laboratorium, dll.). Klarifikasi jika / siapa yang membayar
lembaga / perusahaan / peserta pelatihan

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Peran Perusahaan
• Relevansi: Standar dan kurikulum tidak mencerminkan kebutuhan pekerjaan bisnis
dan industri. Perusahaan menolak untuk bekerja sama dengan lembaga TVET, yang
mendasarkan pelatihan mereka pada kurikulum yang sudah ketinggalan zaman
• Relevansi: Jika otoritas pemerintah, seperti lembaga TVET, adalah satu-satunya
badan yang bertanggung jawab untuk melakukan penilaian, perusahaan tidak dapat
memastikan bahwa peserta pelatihan telah memperoleh keterampilan penting, yang
dibutuhkan oleh mereka
• Manfaat biaya: Biaya untuk memberikan pelatihan di perusahaan terlalu tinggi.
Perusahaan harus membayar kompensasi kepada peserta pelatihan selain
menyediakan infrastruktur pelatihan yang memadai (instruktur dan peralatan yang
memenuhi syarat)
• Produktivitas: Dibutuhkan waktu sangat lama sebelum peserta pelatihan dapat
melakukan aktivitas terkait pekerjaan secara mandiri dan tanpa pengawasan tetap.
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Perusahaan – Tanggung jawab dalam Kerjasama TVET

• Menyediakan administrasi / manajemen / bimbingan personel untuk peserta


pelatihan selama waktu pelatihan di perusahaan mereka dan menyimpan catatan
kehadiran dan konten pelatihan secara teratur
• Tunjuk seorang koordinator TVET di perusahaan untuk mengoordinasikan kegiatan
pelatihan dan bekerja dengan koordinator dari lembaga pelatihan
• Menunjuk pengawas teknis sebagai pelatih untuk melaksanakan pelatihan di
perusahaan di masing-masing departemen
• Pilih peserta pelatihan bersama-sama dengan lembaga TVET melalui proses seleksi
yang ditentukan
• Perkenalkan siswa pada semua peraturan / regulasi perusahaan yang relevan dan
langkah-langkah kesehatan / keselamatan dan pastikan itu semua dipatuhi siswa

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Perusahaan – Tanggung jawab kegiatan di Perusahaan

• Mengatur / mengawasi kegiatan pelatihan di tempat kerja; memantau /


mendokumentasikan kemajuan pembelajaran
• Memberikan kontribusi materi atau keuangan kepada peserta pelatihan sebagaimana
disepakati dalam kontrak pelatihan
• Jika kontrak hanya antara perusahaan dan peserta pelatihan: beri tahu dan izinkan
peserta untuk menghadiri kelas teori, pelajaran praktis, dan ujian di institut TVET
sesuai dengan kurikulum
• Berpartisipasi dalam persiapan / implementasi penilaian praktis (dapat dilakukan
oleh asesor / asosiasi atau dewan penguji independen)
• Berikan suplemen untuk sertifikat TVET akhir untuk pengalaman praktis termasuk
jenis, durasi, dan pencapaian selama pelatihan perusahaan

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Perusahaan – Dukungan Kerjasama TVET


• Biaya / manfaat: Selama durasi pelatihan, biaya dapat dikompensasikan dengan
pencapaian produktif peserta magang (pemanfatan kerja siswa ).
• Produktivitas: Memperoleh Pekerja terampil yang memenuhi syarat berkontribusi
untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan pertumbuhan. Ini terutama penting
untuk sektor dengan persaingan yang berkualitas.
• Investasi: Pelatihan calon pekerja terampil merupakan investasi di masa depan. Ini
mengarah pada pembangunan ekonomi, keunggulan kompetitif dan laba atas
investasi dalam jangka menengah
• Seleksi: Selama pelatihan kerjasama, kinerja calon karyawan dapat dinilai dan yang
terbaik dapat dipilih
• Relevansi: Dengan berpartisipasi dalam TVET, perusahaan dapat meningkatkan
relevansi pelatihan dan kemudian merekrut karyawan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan mereka
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

Perusahaan – Dukungan Kerjasama TVET


• Retensi karyawan: Sulit untuk merekrut karyawan yang berkualitas dan setia di pasar
Tenaga Kerja, terutama saat bisnis berkembang pesat. Pelatihan dapat berkontribusi
pada stabilitas dan keberlanjutan sumber daya manusia
• Reputasi: Pelatihan dapat memberikan kontribusi terhadap citra positif bagi
perusahaan. Perusahaan akan dipersepsikan sebagai organisasi yang mementingkan
kualitas stafnya kinerjanya
• Tanggung jawab sosial: Perusahaan dapat menampilkan dirinya sebagai orang yang
bertanggung jawab secara sosial melalui keterlibatannya dalam pelatihan dan
selanjutnya meningkatkan citranya
• Stabilitas: Melalui kerjasama TVET, perusahaan memberikan kontribusi stabilitas
sosial dan ekonomi di negara ini. Secara tidak langsung hal ini mendorong
pembentukan dan perluasan kegiatan ekonomi

M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta

TERIMAKASIH

M.Bruri Triyono

Anda mungkin juga menyukai