M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Isi Paparan
• Terminologi dan CBET
• Standar Okupasi
• Pendekatan operasi DACUM
• Pasca Penyelarasan (Diterminasi Penyelarasan SMK-DUDI)
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Supervisor -D4/S1
Foreman-D3
Group Leader-SMK
Team Member-SMK
Tony-ASTRA, 2020
Universitas Negeri Yogyakarta
Era "Perubahan"
Meta-Orientasi Pengembangan TVET
1. Dari penguasaan "keterampilan sempit" mengalihkan dan menekankan pada
penguasaan "kompetensi luas". Atau berkonsentrasi pada "pekerjaan"
tertentu, beralih ke perubahan dan konsentrasi pada "proses kerja".
2. Dari fokus pada "pendidikan kejuruan", sebagai persiapan kejuruan langsung,
kita perlu mengalihkan fokus kita ke "tahap pengembangan kejuruan" sebagai
“proses seumur hidup” dalam membangun karier dan menerapkan
keberlanjutan dan kendali manusia atas teknologi dengan memasukkan unsur
tanggung jawab.
3. Bekerja Tetap VS Tetap Bekerja
Source: Georg Spöttl, Claus Holm, Marc Nicolaisen, Matthias Becker; 2018
Kualifikasi Lulusan SMK – Era RI 4.0
Terminologi
• Pendidikan Pelatihan berbasis kompetensi
• Kompetensi
• Standar Okupasi ( Standar pekerjaan)
• RPL
• Kualifikasi
• Kurikulum
• Modul Kurikulum
• Domain Kognitif, Psikomotor, Afektif
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Terminologi
APA ITU DACUM?
• DACUM adalah
metode analisis
pekerjaan. DACUM STANDAR OKUPASI
KURIKULUM
• Capaian
• pekerjaan yang • Kompetensi dan • Kompetensi
Pembelajaran
banyak digunakan Tugas Kesiapan Kerja
• Kriteria penilaian
yang menggunakan • Pengetahuan dan (Employability)
• Metode
pekerja ahli untuk Keterampilan • Kompetensi
menganalisis pembelajaran dan
• Perilaku Pekerja kerja
pekerjaan penilaian
• Tren Masa Depan • Kriteria Kinerja
• Sumber daya
• pekerjaan diturunkan •
menjadi Duty (KS)
dan Task (KD).
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Sasaran Isi
Pembelajaran
SMK
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
DACUM
DACUM adalah singkatan dari Development A CUrriculuM, sebagai langkah
pertama dalam proses pengembangan kurikulum penuh. DACUM
menggunakan diskusi kelompok terpandu dengan pekerja ahli untuk
observasi proses kerja.
Proses DACUM,
• Identifikasi pendukung pekerjaan: pengetahuan dan keterampilan umum,
perilaku pekerja (keterampilan pribadi dan interpersonal), peralatan,
perlengkapan, persediaan dan bahan yang digunakan serta tren dan
masalah kerja masa depan.
• Tugas-tugas yang diidentifikasi dan diterjemahkan ke dalam kompetensi
menjadi fokus pengembangan kurikulum.
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Konsep DACUM
• DACUM adalah proses sistematis yang memungkinkan penggunanya
merancang kurikulum kejuruan yang didasarkan pada realitas tempat kerja.
DACUM mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan terkait yang
dibutuhkan seorang pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan. Digunakan
secara luas di sektor Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Kejuruan (TVET)
di seluruh dunia untuk mengembangkan kurikulum teknis.
• DACUM merupakan tahap terpenting dari proses pengembangan
kurikulum. Melalui tahapan analisis pekerjaan, lokakarya validasi, tinjauan
manajemen, analisis tugas dan finalisasi kurikulum, diseminasi.
• Melalui pendekatan partisipatif di dalam proses DACUM, maka terjalin
hubungan kolaboratif antara pemangku kepentingan bisnis, industri, tenaga
kerja, pemerintah dan pendidikan
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Konsep DACUM
• Hasil dari proses DACUM adalah daftar Duty dan Task (Konpetensi standar
dan Kompetensi dasar) yang terkait dengan pekerjaan mencakup
pengetahuan, keterampilan, peralatan, perlengkapan, sifat pekerja, dan
kualifikasi pendidikan yang akan ditampilkan dalam bagan yang disebut
DACUM grafik.
DACUM didasarkan pada tiga prinsip (Norton, 1997)
• Mendeskripsikan dan mendefinisikan okupasi / pekerjaan
• Mendeskripsikan tugas yang dilakukan pekerja secara teratur
• Semua tugas berdasarkan keterampilan, pengetahuan, alat, dan perilaku
pekerja yang positif. Keempat hal tersebut adalah pendorong yang
memungkinkan karyawan untuk berhasil dalam pekerjaan.
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Manfaat DACUM
• Cepat, efektif dan ekonomis / berbiaya rendah (yang dibutuhkan hanya panel/tim yang terdiri dari
6-12 orang, fasilitator yang baik dan 2-3 hari);
• Berbasis kinerja (DACUM melihat apa yang dilakukan dalam suatu pekerjaan, bukan bagaimana,
mengapa atau kapan);
• Mendorong interaksi kelompok (memberikan kesempatan kepada pekerja ahli yang terlibat untuk
bertukar pengalaman, ide terbuka mengarah pada efek sinergi dalam hal pengembangan produk);
• Diperlukan keterlibatan aktif industri / "klien" ("dukungan kuat" dari pemberi kerja dan karyawan
karena "suara industri" diprioritaskan);
• Memberikan cakupan yang luas dari pekerjaan (karena pertukaran ide dan kerja sama panel/tim)
• Memungkinkan peserta untuk berdiskusi dan mencapai konsensus yang seimbang
• Memberikan hasil yang memungkinkan penyelenggara diklat responsif terhadap kebutuhan
pembelajaran khusus dalam suatu pekerjaan (mengajarkan apa yang dibutuhkan oleh pasar tenaga
kerja, bukan apa yang mereka ketahui dengan baik dan telah diajarkan selama bertahun-tahun);
• Berorientasi ke masa depan (tren dan kekhawatiran yang akan datang yang kemungkinan besar
akan mempengaruhi pekerjaan harus diidentifikasi dan dimasukkan dalam Bagan DACUM).
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Bagan DACUM
Duty Task Task Task Task Task Task
(KS) Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas
(KD) (KD) (KD) (KD) (KD) (KD)
Contoh 1.
JOB- Guru
A1.Duty- Mengajar A.1.1 Task- Menyiapkan RPP A.1.1.1 Step- memecah isi silabus
A.1.1.2 Step- membuat kompetensi standar
A.1.1.3 Step- menentukan waktu pembelajaran
JOB- Pelayan Restoran
Duty Task
??
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Contoh 2.
JOB- Pekerjaan Asisten Rumah Tangga
A1.Duty- Merawat pekarangan A.1.1Task- Memotong rumput A.1.1.1 Step- memeriksa mesin pemotong rumpt
A.1.1.2 Step- menghidupkan mesin pr
A.1.1.3 Step- memotong rumput
A.1.1.4 Step- merapikan buangan rumput
A.1.2 Task- Merawat tanaman A.1.2.1 Step- mencabut gulma
A.1.2.2 Step- menambah tanah subur
A.1.2.3 Step- memupuk tanaman
A.1.2.4. Step- menyiangi tanaman
B.1 Duty- Menyiapkan makanan B.1.1 Task- Memanggang Ikan B.1.1.1 Step- membersihkan ikan
B.1.1.2 Step- mencampur bumbu
B.1.1.3 Step- mengoles bumbu
B.1.1.4. Step- menghidupkan pemanggang
….. dst……………………………………… M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
IMPLEMENTASI PENYELERASAN
KERJASAMA - DACUM
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
1. Interview
Pengumpulan
informasi pekerjaan
dari Informasi DUDI
Penyelarasan Kurikulum SMK
Penyesuaian Duty and Task dengan
jenjang akademik pada level SMK.
Strategi Induktif
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
DUDI
• Memberikan bagan DACUM kepada kelompok perusahaan sejenis untuk diperiksa
kebenarannya
• Mengamati setiap aktifitas pekerja yang terkait dengan bagan DACUM
• Mempertimbangkan apakah setiap item pada bagan DACUM adalah benar merupakan
bagian dari pekerjaan
• Mencatat dan mengusulkan penambahan bila ditemukan langkah atau step yang belum
tercatat
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
DETERMINASI
PENYELERASAN KERJASAMA
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
• Di sebagian besar negara, TVET adalah pilihan kedua ketika tidak bisa masuk
atau sudah gagal di universitas
• Diperkuat oleh tren global menuju pendidikan jalur akademis
• Di dalam TVET, keluarga mungkin lebih memilih sekolah penuh waktu daripada
model sekolah kooperatif industri (dual system- kegiatan di dua lembaga )
• Jika mendaftar ke TVET, mungkin bukan menjadi pekerja terampil tetapi sebagai
pijakan masuk universitas di jalur kedua
• Di negara-negara ASEAN, menurut warisan budaya pekerja kerah biru seperti
teknisi dan buruh dianggap sebagai kelas bawah
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Siswa - Keuntungan
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
• Menghadiri pelatihan di perusahaan secara teratur dan tepat waktu; beri tahu jika
pelatihan tidak dapat dihadiri, mis. karena sakit
• Ikuti jam kerja, bengkel / peraturan keselamatan, integrasikan ke dalam manajemen
alur kerja dan tim kerja
• Tidak melakukan apapun yang merusak operasi bisnis atau reputasi perusahaan
• Tunjukkan minat dan motivasi belajar selama semua periode pelatihan
• Dokumen: memelihara buku catatan pelatihan, lembar laporan mingguan dll. Yang
ditandatangani oleh pelatih di perusahaan, menyiapkan laporan sesuai kebutuhan
• Menghadiri dan mengikuti pelajaran, tugas dan ujian di institusi TVET
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
Peran Perusahaan
• Relevansi: Standar dan kurikulum tidak mencerminkan kebutuhan pekerjaan bisnis
dan industri. Perusahaan menolak untuk bekerja sama dengan lembaga TVET, yang
mendasarkan pelatihan mereka pada kurikulum yang sudah ketinggalan zaman
• Relevansi: Jika otoritas pemerintah, seperti lembaga TVET, adalah satu-satunya
badan yang bertanggung jawab untuk melakukan penilaian, perusahaan tidak dapat
memastikan bahwa peserta pelatihan telah memperoleh keterampilan penting, yang
dibutuhkan oleh mereka
• Manfaat biaya: Biaya untuk memberikan pelatihan di perusahaan terlalu tinggi.
Perusahaan harus membayar kompensasi kepada peserta pelatihan selain
menyediakan infrastruktur pelatihan yang memadai (instruktur dan peralatan yang
memenuhi syarat)
• Produktivitas: Dibutuhkan waktu sangat lama sebelum peserta pelatihan dapat
melakukan aktivitas terkait pekerjaan secara mandiri dan tanpa pengawasan tetap.
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
M.Bruri Triyono
Universitas Negeri Yogyakarta
TERIMAKASIH
M.Bruri Triyono