Anda di halaman 1dari 9

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036

Vol.2 No.2 2017: 6-14

Analisis Perancangan Antena Mikrostrip Patch


Segitiga Array untuk Aplikasi WLAN 2,4 GHz
Ega Aulia Sarfina#1, Syahrial#2, Muhammad Irhamsyah#3
#)
Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111 Indonesia
1egalia.sarfina@gmail.com

2syahrial@gmail.com

3irham.ee@unsyiah.ac.id

Abstrak—Antena merupakan bagian penting dalam sistem murah dan mampu memberikan unjuk kerja yang cukup
komunikasi wireless. Antena mikrostrip array memiliki baik. Namun walaupun memiliki banyak kelebihan, antena
bandwidth dan gain yang lebih besar dibandingkan antenna mikrostrip juga memiliki kekurangan seperti gain yang
mikrostrip tunggal. Pada penelitian ini membahas tentang rendah dan bandwidth yang sempit [2].
bagaimana menghitung dan mendesain antena mikrostrip
Salah satu bentuk patch antena mikrostrip adalah
patch segitiga array untuk aplikasi WLAN 2,4 GHz. Antena
mikrostrip ini dibuat menggunakan Bahan Epoxy fiberglass segitiga. Bentuk segitiga ini terbagi berdasarkan besar
FR-4 dengan konstanta dielektrik (εr)=4,4, ketebalan lapisan ketiga sudutnya yaitu segitiga sama sisi, segitiga siku-siku
dielektrik (h) = 1,6 mm dan loss tangent = 0,02. Teknik dan segitiga sama kaki. Bentuk segitiga memiliki
pencatuan yang digunakan adalah teknik Microstrip Line keunggulan dibandingkan dengan bentuk segi empat, yaitu
Feed. Perancangan dan simulasi menggunakan bantuan untuk menghasilkan karakteristik radiasi yang sama, luas
software Advanced Design System (ADS). Pada hasil yang dibutuhkan oleh bentuk segitiga lebih kecil
penelitian, menunjukan perancangan antena mikrostrip dibandingkan dengan luas yang dibutuhkan oleh segi
patch segitiga array yang dilakukan sudah memenuhi syarat empat. Hal ini sangat menguntungkan dalam fabrikasi
untuk diaplikasikan pada WLAN 2,4 GHz dengan syarat
antena [3].
VSWR 1 sampai < 2, return loss < -9.54 dB.
Antena mikrostrip array adalah pengembangan dari
antena mikrostrip tunggal dan merupakan gabungan dari
Kata Kunci— Antena, Mikrostrip Array, Patch Segitiga, ADS,
WLAN.
beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu
jaringan. Antena mikrostrip array dapat berbentuk seri,
I. PENDAHULUAN paralel atau gabungan keduanya [4].
Pada Tugas Akhir ini, membahas tentang bagaimana
Teknologi komunikasi nirkabel yang berkembang pesat
merancang suatu antena miskrostrip patch triangular atau
dan kebutuhan komunikasi antar komputer dengan medium
segitiga dengan teknik mikrostrip array secara simulasi
gelombang mikro yang semakin luas menjadikan
yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz agar dapat digunakan
bertambahnya popularitas sistem nirkabel untuk
pada aplikasi Wireless LAN. Adapun parameter-parameter
pengembangan antena. Di dalam penggunaanya, antena
utama yang akan dianalisis yaitu Voltage Standing Wave
mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga
Ratio (VSWR), return loss, bandwidth, gain dan pola
komunikasi antar pengguna, karena antena berfungsi untuk
radiasi
meradiasikan dan menerima gelombang elektromagnetik
yang berisi informasi yang dikirim dan diterima oleh II. DASAR TEORI
pengguna. Banyak jenis antena yang biasanya digunakan
dalam komunikasi nirkabel, salah satunya antena A. Wireless Local Area Network (WLAN)
mikrostrip. Wireless merupakan suatu sistem komunikasi tanpa
Antena mikrostrip merupakan suatu antena konduktor kabel yang lebih flexible dibandingkan dengan
yang menempel pada groundplane dan dipisahkan oleh komunikasi yang menggunakan kabel. Awal dari sistem
bahan dielektrik. Antena ini terdiri dari tiga bagian yakni komunikasi wireless yaitu saat Marconi menunjukan
patch, substrate dan groundplane [1]. Antena mikrostrip transmisi radio pertama pada kapal yang berjarak 18 mil
banyak digunakan pada peralatan telekomunikasi modern jauhnya di Isle Of Wight pada tahun 1897 [5].
seperti Wi-Fi, WIMAX, RFID dan lain-lain karena Saat ini Wireless berkembang sangat pesat untuk
bentuknya yang kecil dan harga pabrikasi yang murah. transmisi jarak jauh dengan daya yang lebih rendah dan
Dengan adanya antena mikrostrip akan sangat kualitas yang lebih baik, awalnya radio ditransmisikan
membantu dalam pengembangan komunikasi nirkabel, secara analog dengan perkembangan teknologi sekarang
karena bahannya yang sederhana, bentuk dan ukuran sebagian besar sudah menggunakan transmisi digital
dimensi antenanya lebih kecil, harga produksinya lebih yang terdiri dari bit biner yang dikirim. Berikut adalah

Vol.2 No.2 2017 6 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

2.400 GHz 2.496 GHz

Gambar 1. Pembagian bandwidth pada band frekuensi 2,4 GHz dengan lebar kanal 20 MHz [8]

konfigurasi jaringan wireless menurut luas cakupanya


[5].
1. Wireless Personal Area Network (WPAN) untuk
cakupan yang singkat kurang dari 10 m atau lebih;
2. Wireless Local Area Network (WLAN) daerah cakupan
sampai 100-m;
3. Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) untuk
Gambar 2. Pembagian bandwidth pada band frekuensi 2,4 GHz dengan
rentang yang lebih luas, seperti di perkotaan, dengan lebar kanal 40 MHz [9]
luas kisaran 10 km atau lebih;
4. Wireless Wide Area Network (WWAN) dengan kisaran Gambar 2 menunjukkan sinyal 802.11n 40 MHz. Sinyal
luas 50 km; ini ditunjuk dengan nomor saluran pusat ekuivalennya.
Pada juni 1997 IEEE merilis standar 802.11 untuk B. Antena
WLAN pada frekuensi unlicensed 2,4 GHz. Pada akhir Antena merupakan sebuah perangkat yang biasanya
tahun 1999 IEEE menerbitkan dua tambahan pada standar terbuat dari logam (sebagai tongkat atau kawat) yang
802.11, yaitu 802.11a dan 802.11b sedangkan untuk mempunyai fungsi untuk memancarkan dan menerima
standar 802.11g dikeluarkan pada tahun 2003 [6]. Berikut gelombang radio. Antena bekerja dengan memancarkan
adalah tabel standar WLAN. gelombang elektromagnetik dalam arah radial yang
TABEL I terkoordinasi [10].
STANDAR WLAN 802.11 a, b DAN g [7]
Tipe antena menurut pancaran radiasinya dibagi menjadi
dua tipe yaitu directional dan omnidirectional [11]. Antena
directional merupakan tipe antena yang memancarkan dan
Protocol 802.11a 802.11b 802.11g 802.11n
menerima sinyal dari satu atau dua arah saja. Sedangkan
Tahun Rilis 1999 1999 2003 2009 antena omnidirectional merupakan tipe antena yang
memancarkan dan menerima sinyal dari segala arah.
Frekuensi Range (GHz) 5,7 2,4 2,4 2,4 / 5
Throughput Umum
23 4,3 19 74
(Mbps)
Indoor 35 38 38 75
Jangkauan
(m) Outdoor 120 140 140 250

Lebar Kanal (MHz) 20 20 20 20/40

Kompatibilitas a b b,g b,g,n

Berikut adalah pembagian bandwidth pada frekuensi


2,4 GHz dengan lebar kanal 20 MHz. Gambar 1
menunjukan gambar pembagian bandwidth pada frekuensi
2,4 GHz yang dibagi menjadi 14 kanal dengan rentang
bandwidth sebesar 22 MHz perkanal, tapi antar kanal
hanya berbeda 5 MHz. Hal ini berarti bahwa antar kanal Gambar 3. Jenis-jenis Antena [12]
yang bersebelahan saling overlap dan dapat saling
berinterferensi. C. Parameter Antena
Parameter-parameter umum antena merupakan sesuatu
yang paling penting untuk menjelaskan bagaimana

Vol.2 No.2 2017 7 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

performa antena. Kinerja dan daya guna suatu antena dapat


dilihat dari nilai parameter tersebut. Paramater-paramater
antena yang biasanya digunakan untuk menganalisis suatu
antena adalah Voltage Wave Standing Ratio (VSWR),
return loss, bandwidth, gain dan polaradiasi.
1) Voltage Standing Wave Ratio (VSWR): VSWR a. b.
adalah perbandingan antara amplitudo gelombang Gambar 4. Struktur antena mikrostrip a. Tampak samping, b. Tampak
gelombang berdiri (standing wave) maksimum (|Vmax|) menyeluruh [15].
dengan minimum (|Vmin|). Pada saluran transmisi ada dua
E. Mikrostrip Patch Segitiga
komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang
dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan (V0-). Bentuk segitiga memiliki keunggulan dibandingkan
Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan dengan bentuk segi empat, yaitu untuk menghasilkan
tegangan yang dikirimkan disebut koefisien refleksi karakteristik radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan oleh
tegangan (Γ) [13]. bentuk segitiga lebih kecil dibandingkan dengan luas yang
dibutuhkan oleh segi empat. Hal ini sangat menguntungkan
2) Return loss: Return loss adalah perbandingan antara dalam fabrikasi antena [3].
gelombang amplitudo yang direfleksikan terhadap Distribusi medan pada patch segitiga dapat dicari
amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat dengan model cavity, dimana segitiga dikelilingi oleh
digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari medan magnet disekelilingnya seperti yang diperlihatkan
gelombang yang direfleksikan (𝑉0− ) dibandingkan dengan pada Gambar 5 berikut.
gelombang yang dikirim (𝑉0+ ) terjadi akibat adanya
diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi
masukan beban (antena) [12].
3) Bandwidth: Bandwidth antena didefinisikan sebagai
rentang frekuensi kinerja antena yang berhubungan dengan [[
beberapa karakteristik (seperti impedansi masukan, pola
radiasi, bandwidth, polarisasi, gain, efisiensi VSWR,
return loss dan axial ratio) [2].
4) Penguatan (gain): Penguatan (gain) didefinisikan [[[[
sebagai parameter yang erat kaitannya dengan directivity
(keterarahan) antena. Keterarahan adalah seberapa banyak
Gambar 5. Antena Mikrostrip Patch Segitiga [1]
energi antena terkonsentrasi dalam satu arah dan
berinterferensi radiasi dari arah lain. Oleh karena itu, jika Untuk menentukan dimensi awal dari slot segitiga yang
antena sudah sempurna 100% efisien, maka keterarahan akan disimulasikan, maka digunakan rumus perhitungan
akan sama dengan gain antena dan daya yang diterima frekuensi resonansi untuk patch segitiga. Adapun frekuensi
berasal dari antena isotropik [12]. resonansi untuk antena mikrostrip dengan patch segitiga
5) Pola radiasi: Pola radiasi suatu antena didefinisikan samasisi sesuai dengan rumus [1]:
𝑐𝑘𝑚𝑛 2𝑐
sebagai gambaran secara grafik dari sifat-sifat radiasi suatu 𝑓𝑚𝑛 =
2𝜋√𝜀𝑟
=
3𝑎√𝜀𝑟
√𝑚2 + 𝑚𝑛 + 𝑛2 (1)
antena sebagai fungsi koordinat ruang. Dalam banyak Dimana
keadaan, pola radiasi ditentukan pada pola daerah medan c = kecepatan cahaya (3x108 m/s)
jauh dan digambarkan sebagai fungsi koordinat-koordinat 𝜀𝑟 = konstanta relatif dielektrik
arah sepanjang radius konstan, dan digambarkan pada a = panjang segitiga samasisi
koordinat ruang. Sifat-sifat radiasi ini mencakup intensitas
radiasi, kekuatan medan (field strength) dan polarisasi [2]. Subskrip mn mengacu pada mode 𝑇𝑀𝑚𝑛 , sehingga
bila 𝑇𝑀10 , frekuensi resonansi pada persamaan dapat
D. Antena Mikrostrip disederhanakan menjadi :
Antena mikrostrip merupakan suatu antena konduktor 2𝑐
𝑓10 = 3𝑎 (2)
yang menempel pada grounplane dan dipisahkan oleh 𝑒 √𝜀𝑟
bahan dielektrik. Antena mikrostrip terdiri dari tiga bagian
F. Antena Mikrostrip Array
yaitu patch, substrat dan groundplane. Bentuk dan susunan
antena mikrostrip dapat dilihat pada Gambar 4. Umumnya antena mikrostrip dengan patch elemen
tunggal memiliki pola radiasi yang sangat lebar dan
menghasilkan keterarahan dan perolehan gain yang kurang
baik[2]. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka antena

Vol.2 No.2 2017 8 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

mikrostrip disusun dengan beberapa konfigurasi. Susunan


Mulai
antena ini sering disebut sebagai antena susun (array).
Antena mikrostrip array adalah pengembangan dari
antena mikrostrip yang merupakan gabungan dari beberapa Studi Literatur
elemen peradiasi yang membentuk suatu jaringan. Antena
mikrostrip array memiliki bandwidth dan gain yang lebih
besar dari antena mikrostrip biasa [5]. Menentukan Frekuensi Kerja, Model
Proses perancangan antena yang dilakukan untuk Antena, Substrat dan Saluran Pencatu
mendapatkan antena array pada dasarnya sama dengan
pendesainan antena elemen tunggal. Hal yang
membedakan pada sistem array adalah peletakan masing- Menghitung Dimensi Antena
masing patch pada jarak tertentu yang sesuai dengan
panjang gelombang yang merambat pada bidang dielektrik. Simulasi Menggunakan Iterasi letak
Bentuk patch antena segitiga elemen tunggal dan segitiga Software ADS saluran
array dapat dilihat seperti pada Gambar 6 berikut [13]. pencatu

Nilai VSWR < 2, Tidak


RL < -9.54 dB pada
frekuensi kerja?

Ya

a. b.
Analisis Kinerja
Gambar 6. Struktur Antena Mikrostrip a. antena patch segitiga tunggal,
b. antena patch segitiga array
Selesai
G. Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line)
Gambar 8. Diagram Alir Tahapan Penelitian
Pemilihan saluran pencatu dengan saluran mikrostrip
adalah karena kemudahan dalam hal fabrikasi dan A. Menentukan Frekuensi Kerja dan Jenis Substrat
penentuan matching dari saluran mikrostrip dapat dengan Antena yang akan dirancang pada Tugas Akhir ini
mudah dilakukan. Untuk me-matching-kan antena, hal adalah antena mikrostrip patch segitiga array untuk
yang perlu dilakukan cukup dengan mengubah-ubah Aplikasi WLAN 2,4 GHz. Perancangan akan mengikuti
panjang dari elemen pencatu atau dengan memberikan stub jumlah kanal (channel) yang tersedia pada WLAN 2,4 GHz
dan mengubah-ubah posisinya. yaitu pada lebar kanal 20 MHz dan lebar kanal 40 MHz..
Geometri saluran pencatu mikrostrip ditunjukkan pada Pada perancangan ini digunakan substrat FR4 dengan
Gambar 7. Pada microstrip feed slot antena, terdapat
saluran pencatu yang akan meradiasikan gelombang konstanta dielektrik (𝜀𝑟 ) 4,4,loss tangent = 0.02 dan
elektromagnetik ke bidang pentanahan yang telah diberi ketebalan substrat 1,6 mm.
slot. B. Dimensi Patch Antena
Antena yang dirancang adalah antenna mikrostrip patch
segitiga array. Sebelum simulasi dilakukan, terlebih
dahulu menentukan dimensi dari antenna mikrostrip patch
segitiga.Untuk memperoleh dimensi patch segitiga
digunakan Persamaan 2.
2𝑐
Gambar 7. Geometri Saluran Pencatu [1] 𝑎𝑒 = 3𝑓
10 √𝜀𝑟

III. METODE PENELITIAN C. Perancangan T-Junction


1) Menentukan Lebar Patch: Lebar saluran mikrostrip
Pada perancangan antena mikrsotrip array patch (W) tergantung dari impedansi karakteristik (Zo) yang
segitiga, langkah – langkah yang dilakukan dalam diinginkan. Adapun hasil perhitungan lebar saluran
perancangan antena ini dapat dilihat pada Gambar 8. mikrostrip dapat menggunakan persamaan 3.

Vol.2 No.2 2017 9 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

2ℎ 𝜀𝑟 −1
𝑊= 𝜋
{𝐵 − 1 − ln(2𝐵 − 1) + 2𝜀𝑟
[ln(𝐵 − 1) + TABEL II
DATA HASIL ITERASI MENGUBAH PANJANG DAN LEBAR
0,61 SALURAN PENCATU
0,39 − 𝜀𝑟
]} (3)

Panjang (L) Lebar (W) Nilai VSWR


2) Menentukan Panjang Patch: Adapun hasil
perhitungan panjang patch didapat menggunakan 34.25 mm 3.056 mm 2.025
Persamaan 4, 5, 6 dan 7.
𝜆0 31.4 mm 2.96 mm 2.001
△l= (4)
𝜀
√ 𝑟𝑒𝑓𝑓
28.55 mm 2.86 mm 1.900
𝑐
𝜆0 = 𝑓
(5) 25.7 mm 2.76 mm 1.543

Kemudian 22.85 mm 2.66 mm 1.672


𝜀𝑟 +1 𝜀 −1 1
𝜀𝑒𝑓𝑓 = + 𝑟 [ ] (6)
2 2 √1+12ℎ/𝑊 Dari hasil iterasi pada Tabel II diperoleh panjang (L)
dan lebar (W) yang optimal yaitu pada panjang (L) = 25.7
Maka panjang saluran pencatu : mm dan lebar (W) = 2.76 mm dengan nilai VSWR 1.543.
△l ∞
𝐿= 2
𝐹(𝑠) = ℒ {𝑓(𝑡)} = ∫0− 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 (7) B. Hasil simulasi antena mikrostrip patch segitiga array
pada lebar kanal 20 MHz
Dari hasil pencarian diatas, nilai yang didapat kemudian
Berdasarkan perancangan yang dilakukan pada antena
di masukan dalam software ADS untuk merancang bentuk
mikrostrip elemen tunggal, maka diperoleh model antena
patch dan saluran pencatu dari antena mikrostripnya
mikrostrip patch segitiga array yang di simulasi dengan
menggunakan software ADS (Advanced Design System),
D. Pengaturan Jarak Antar Elemen
seperti terlihat pada Gambar 10.
Jarak antar elemen ini dapat di atur untuk mendapatkan
hasil yang optimal. Adapun jarak antar elemen diperoleh
dengan menggunakan persamaan 8.
𝑐
𝑑= (8)
4𝑥𝑓

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil simulasi antena mikrostrip patch segitiga elemen


tunggal
1) VSWR: Hasil simulasi yang diperoleh pada Gambar
9 tidak memenuhi nilai VSWR yang diinginkan. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal maka dilakukan cara
mengubah-ubah panjang (L) dan lebar (W) saluran pencatu
agar nilai VSWR mendekati 2. Adapun hasil iterasi dengan Gambar 10. Bentuk antena mikrostrip patch segitiga array 2x1
mengubah panjang (L) dan lebar (W) saluran pencatu dapat
dilihat pada Tabel II. Adapun hasil yang didapatkan pada simulasi antena
mikrostrip patch segitiga array sebagai berikut :
1) VSWR: Gambar 11 adalah grafik VSWR yang
menunjukan nilai sebesar 1,073 pada frekuensi 2,430
GHz. Dalam simulasi ini VSWR yang didapatkan dalam
batas yang masih di sarankan. Nilai VSWR yang
disarankan yaitu VSWR ≤ 2

Gambar 9. Grafik VSWR hasil dari perhitungan pada antena


mikrostrip patch segitiga tunggal

Vol.2 No.2 2017 10 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

a. b.

c. d.
Gambar 11. Grafik VSWR

2) Return loss dan Bandwidth: Dari Gambar 12 grafik Gambar 13. Pola radiasi dalam bentuk 3-Dimensi a. Tampak dari bawah,
pada frekuensi center (fc) yaitu 2,430 GHz didapat nilai b. Tampak dari atas, c. Tampak dari samping dan d. Tampak menyeluruh.
return loss sebesar -29,028 dB. Untuk batas frekuensi low
4) Gain: Gambar 14 menunjukkan besarnya nilai gain
(fl) dan frekuensi high (fh) ditentukan pada titik return
o
loss = -9,54 dB karena untuk nilai return loss yang bagus yaitu sebesar 2.951 dBi pada posisi sudut 0 , semakin
agar antena dapat bekerja dengan baik yaitu dibawah - tinggi nilai gain maka desain antena semakin bagus.
9,54 dB. Nilai return loss frekuensi low pada -10 dB
adalah sebesar 2,400 GHz, dan frekuensi high pada -10 dB
sebesar 2,460 GHz. Untuk menghitung besar bandwidth
dapat menggunakan persamaan 9.
𝑓ℎ−𝑓𝑙
𝐵𝑊 = 𝑓𝑐
𝑥 100 % (9)

Gambar 14. Grafik gain

C. Hasil simulasi antena mikrostrip patch segitiga array


pada lebar kanal 40 MHz
Berdasarkan perancangan antena mikrostrip patch
segitiga array untuk WLAN frekuensi 2,4 GHz yang di
desain dengan menggunakan software ADS, berikut adalah
Gambar 12. Grafik return loss hasil yang didapatkan pada simulasi antena mikrostrip
patch segitiga array pada lebar kanal 40 MHz sebagai
3) Pola Radiasi: Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa berikut:
bentuk pola radiasi yang dihasilkan adalah
omnidireksional karena cakupan yang dihasilkan hampir 1) VSWR: Pada Gambar 15 adalah grafik VSWR
mencakup 3600. yang menunjukan nilai VSWR sebesar 1,061 pada
frekuensi 2,440 GHz. Dalam simulasi ini VSWR yang
didapatkan dalam batas yang masih di sarankan. Nilai
VSWR yang disarankan yaitu VSWR ≤ 2.

Vol.2 No.2 2017 11 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

omnidireksional karena cakupan yang dihasilkan hampir


mencakup 3600.

a. b.

Gambar 15. Grafik VSWR

2) Return loss dan Bandwidth: Dari Gambar 16 grafik


pada frekuensi center (fc) yaitu 2,440 GHz didapat nilai
c. d.
return loss sebesar -30,623 dB. Untuk batas frekuensi low
[
(fl) dan frekuensi high (fh) ditentukan pada titik return
loss = -9,54 dB karena untuk nilai return loss yang bagus Gambar 17. Pola radiasi dalam bentuk 3-Dimensi a. Tampak dari bawah,
agar antena dapat bekerja dengan baik yaitu dibawah - b. Tampak dari atas, c. Tampak dari samping dan d. Tampak menyeluruh.
9,54 dB. Nilai return loss frekuensi low adalah sebesar
2,410 GHz, dan frekuensi high sebesar 2,470 GHz. Untuk 4) Gain: Gambar 18 menunjukkan besarnya nilai gain
menghitung besar bandwidth dapat menggunakan o
yaitu sebesar 3.006 dBi pada posisi sudut 0 , semakin
persamaan 9. tinggi nilai gain maka desain antena semakin bagus.
𝑓ℎ−𝑓𝑙
𝐵𝑊 = 𝑓𝑐
𝑥 100 %

Gambar 18. Gain


Gambar 16. Grafik return loss
Untuk lebih lengkapnya dari hasil percobaan selanjutnya
3) Polaradiasi: Pada Gambar 17 dapat dilihat bahwa
dapat dilihat pada tabel pengukuran berikut.
bentuk pola radiasi yang dihasilkan adalah

TABEL III
HASIL PERCOBAAN ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA ELEMEN TUNGGAL

Dimensi Antena Hasil

No Patch Saluran pencatu Return loss Gain


Channel VSWR
a (mm) W (mm) L (mm) (dB) (dBi)

1 39.72 Umum 2.4 GHz 3.056 34.25 2.025 -10.296 -0.057

2 39.72 Umum 2.4 GHz 2.76 26 1.543 -12.941 0.013

Vol.2 No.2 2017 12 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

TABEL IV
HASIL PERCOBAAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA ARRAY PADA WLAN 2,4 GHZ YAITU PADA LEBAR KANAL 20 MHZ

Dimensi Antena Hasil


Patch
No Saluran pencatu Return
Gain Bandwidth
a Channel VSWR loss
W (mm) L (mm) (dBi) (MHz)
(mm) (dB)

1 39.72 Umum 2.4 GHz 2.76 25.7 1.073 -29.028 2.951 54,24
2 39.52 Channel 1 2,412 GHz 2.76 25.7 1.063 -30.333 2.634 51.6
3 39.44 Channel 2 2,417 GHz 2.76 25.7 1.074 -28.925 2.917 59.2
4 39.36 Channel 3 2,422 GHz 2.76 25.7 1.061 -30.623 3.006 59.3
5 39.28 Channel 4 2,427 GHz 2.76 25.7 1.060 -30.763 2.972 54.3
6 39.20 Channel 5 2,432 GHz 2.76 25.7 1.050 -32.260 2.918 47.4
7 39.12 Channel 6 2,437 GHz 2.76 25.7 1.057 -31.081 2.947 54.5
8 39.04 Channel 7 2,442 GHz 2.76 25.7 1.064 -30.233 3.068 57.3
9 38.96 Channel 8 2,447 GHz 2.76 25.7 1.064 -30.179 3.080 59.4
10 38.88 Channel 9 2,452 GHz 2.76 25.7 1.091 -27.181 3.028 49.5
11 38.80 Channel 10 2,457 GHz 2.76 25.7 1.121 -24.876 2.992 69.2
12 38.72 Channel 11 2,462 GHz 2.76 25.7 1.066 -29.824 2.948 43.5
13 38.64 Channel 12 2,467 2.76 25.7 1.074 -28.925 2.949 47.6
14 38.57 Channel 13 2,472 2.76 25.7 1.056 -31.346 2.950 54.6
15 38.38 Channel 14 2,484 2.76 25.7 1.071 -29.335 2.920 43.9

TABEL V
HASIL PERCOBAAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA ARRAY PADA WLAN 2,4 GHZ YAITU PADA LEBAR KANAL 40 MHZ

Dimensi Antena Hasil


Patch
No Saluran pencatu Return
Gain Bandwidth
a Channel VSWR loss
W (mm) L (mm) (dBi) (MHz)
(mm) (dB)

1 39.36 Channel 3 2,422 GHz 2.76 25.7 1.061 -30.623 3.006 59.3

2 38.72 Channel 11 2,462 2.76 25.7 1.066 -29.824 2.948 43.5

V. KESIMPULAN
Antena mikrostrip patch segitiga array dapat digunakan yang digunakan untuk perancangan antena mikrostrip
untuk pengaplikasian WLAN 2.4 GHz karena hasil yang di patch segitiga array pada frekuensi 2,4 GHz menghasilkan
dapat dari simulasi menunjukkan kinerja yang bagus. Dari nilai VSWR 1.073, return loss -29.028 dB, gain 2.951 dBi
hasil simulasi elemen tunggal berdasarkan perhitungan di dan bandwidth 54.24 MHz. Hasil Percobaan untuk antena
dapatkan nilai VSWR pada frekuensi 2,4 GHz adalah mikrostrip patch segitiga array dengan lebar kanal 40 MHz
2.025, return loss -10.296 dB dan gain -0.057 dBi. Dari menghasilkan nilai VSWR 1.061, return loss -30.623 dB,
hasil percobaan, didapatkan nilai W = 2.76 mm dan L = 26 gain 3.006 dBi dan bandwidth 59.3 MHz.
mm yang lebih kecil dari hasil perhitungan menghasilkan
nilai yang lebih bagus dengan nilai VSWR 1.543, return
loss -12.941 dB dan gain -0.025 dBi. Nilai W dan L ini

Vol.2 No.2 2017 13 @2017 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.2 No.2 2017: 6-14

REFERENSI
[1] Rahmadyanto, Heri. “Rancang Bangun Antena Mikrostrip Slot [7] Sendra, Sandra. Miguel Garcia, Carlos Turro and Jaime Lloret.
Triangular Array 8 Elemen Dengan Pencatuan Microstrip Feed Line 2011. WLAN IEEE 802.11a/b/g/n Indoor Coverage and
Secara Tidak Langsung Untuk Aplikasi CPE WiMAX”. Jurnal IT Interference Performance Study. International Journal on
Telkom 2009. Advances in Networks and Services, vol 4 no 1 and 2.
[2] Balanis, Constantine A. “Antenna Theory Analysis and Design 2nd [8] Hacker Friendly LLC. 2007. Wireless Networking in the
Edition”. United State of America: John Wiley and Sons, Inc. 1997 Developing World Second Edition. http://hackerfriendly.com/.
[3] Lumban Tobing, M Raymond. “Perancangan Antena Mikrostrip [9] "IEEE 802.11n Standard," 8 Juni 2017. [Online]. Available:
Patch Segitiga Sama Sisi Untuk Aplikasi WLAN Menggunakan http://www.radio-electronics.com/info/wireless/wi-fi/ieee-802-
Simulator ANSOFT HFSS v10”. Jurnal IT Telkom 2011 11n.php. [Accessed 16 Mei 2017].
[4] Ayuningtyas, B. dan Muliyaningsih, T. “Perbandingan Analisa dan [10] Milligan, Thomas A. “Modern Antenna Design Second Edition”.
Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segitiga dengan Antena Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. 2005.
Mikrostrip Array Pada Aplikasi GPS”. Seminar Ilmiah Nasional [11] Carr, Joseph J. “Practical Antena Handbook 4th edition”. United
Komputer dan Sistem Intelijen. Vol. 8. Universitas Gunadarma. State of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2001
Depok. 2014 [12] Milligan, Thomas A. “Modern Antenna Design Second Edition”.
[5] J. Ariga, "Simulasi Perancangan Dan Analisa Antena Mikrostrip Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. 2005
Patch Circular Pada Frekuensi 2,4 GHz Untuk Aplikasi WLAN," [13] Sihombing, Nivea. “Studi Perancangan Antena Mikrostrip Array
Tugas Akhir Sarjana, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Syiah Patch Segitiga Dual-Band untuk Aplikasi WLAN (2,45 Ghz) dan
Kuala, Banda Aceh, 2015. WiMax(3,35 Ghz)” Tugas Akhir Sarjana. Universitas Sumatera
[6] Cisco Systems. 2007. Cisco Wireless LAN Controller Configuration Utara. Medan. 2014.
Guide. San Jose, USA: Cisco Systems, Inc.

Vol.2 No.2 2017 14 @2017 kitektro

Anda mungkin juga menyukai