Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 28 TAHUN G2P1A0


UK 8+3 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI RSD BAGAS WARAS

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan

Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : SY. Trihana Wijayanti
NIM : P27224020126

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 28 TAHUN G2P1A0


UK 8+3MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI RSD BAGAS WARAS

Disusun oleh:
Nama : SY. Trihana Wijayanti
NIM : P27224020126

Tanggal Pemberian Asuhan 25Juli 2020

Disetujui:

PembimbingLapangan
Tanggal: 25-07-2020
Di: RSD BagasWaras
(Kristina DwiAstuti, S.ST)
NIP. 19831109 200501 2 004

PembimbingInstitusi
Tanggal:
Di:
(SihRiniHandajani, M.Mid)
NIP. 19731203 199803 2 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukurpenulisucapkankehadirat Allah SWT
karenaberkatlimpahanrahmat, taufik dan hidayah-Nya,
penulisdapatmenyelesaikanLaporanKasus pada Ny.T 30tahun
G2P1A0dengankehamilan normal.
Penyusunanlaporaninibertujuanuntukmemenuhitugas distasekehamilanfisiologis.
Tidaklupa pula pada kesempataninidengansegalakerendahanhati,
penulismengucapkanterimakasihkepadaDosenPembimbingyang
telah memberikanbimbingan dan arahandalampenyusunanlaporanini.
Penulissangatberharaplaporaninidapatbergunadalamrangkamenambahwaw
asansertapengetahuanterkaitdengankasus yang dibahas.
Penulismenyadarilaporaninimasihjauhdarisempurna, sehinggakritik dan saran
sangatdiharapkangunamemperbaiki laporan yang akanpenulisbuat di masa
mendatang. Semogalaporaninibermanfaatbagisemuapihak. Terimakasih.

Klaten, 25Juli 2020

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
A. Tinjauan Teori Medis..................................Error! Bookmark not defined.
B. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan.............Error! Bookmark not defined.
BAB IIITINJAUAN KASUS.................................................................................49
BAB IVPEMBAHASAN.......................................................................................58
BAB VPENUTUP..................................................................................................61
A. Kesimpulan.................................................................................................61
B. Saran............................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus merupakan suatu
keadaan fisiologis yang kemungkinan dapat mengancam jiwa ibu dan bayi
bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan bidan yaitu dengan menerapkan model asuhan kebidanan yang
komprehensif/berkelanjutan (Continuity of Care/CoC). Asuhan kebidanan
yang komprehensif dapat mengoptimalkan deteksi resik otinggi maternal
neonatal (Kemenkes RI, 2018).
Kabupaten Klaten, kematian ibu yang lebih tepat digunakan adalah
jumlah dan belum menggunakan angka serta tidak menggunakan
denominatir 100.000. Hal ini disebabkan jumlah kelahiran hidup di
kabupaten Klaten belum mencapai 100.000 kelahiran. Angka kematian Ibu
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pendidikan/pengetahuan ibu, status gizi dan pelayanan kesehatan. Untuk
tahun 2018 Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah 13/15.786 x 100.000 =
82,35 /100.000 Kelahiran Hidup dan mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan AKI pada Tahun 2017 sebesar 112,76/100.000
Kelahiran Hidup. Sedangkan secara jumlah kasus kematian ibu menurun di
Tahun 2018 sebanyak 13 kasus kematian. dari 13 kematian ibu penyebabnya
antara lain 2 kematian disebabkan oleh perdarahan, 6 kematian disebabkan
oleh pre eklamsi, 3 kematian disebabkan oleh gangguan system peredaran
darah( jantung, stroke ) dan 2 kematian disebabkan oleh lain – lain, (Profil
Kesehatan Kabupaten Klaten Tahun 2018).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetap ibukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran
hidup ( Profil Kesehatan RI, 2017 ).
Cakupan K1 dan K4 di Tahun 2018 masih menunjukkan
kesenjangan yang cukup besar yaitu sebesar 7,49%. Ini menunjukkan
indikasi bahwa banyak ibu hamil yang dropout dari K4 atau tidak bias
2

melakukan kunjungan K4. Selain pentingnya mengupayakan peningkatan


cakupan K4, harus diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai
standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat antenatal yang menjadi
kualitas standar adalah pemberian zat besi( Fe ) 90 tablet dan imunisasi TT
(Tetanus Toxoid). Dengan demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat
sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe. dari 17.177
ibuhamil 20% nya menjadi sasaran ibu hamil dengan komplikasi kebidanan
yaitu sebesar 3.435. Penanganan komplikasi kebidanan pada Tahun 2018
sebesar 3.058 ( 89,01% ) (Profil Kesehatan KabupatenKlatenTahun 2018 ).
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) adalah banyaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup dalam tahun yang sama. AKB merupakan salah satu
indicator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat dan untuk
mengetahui kualitas pelayanan kesehatan. Hal tersebut dikarenakan usia bayi
merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.
Angka kematian bayi kabupaten Klaten pada tahun 2018 yaitu 10,77 / 1000.
Kelahiran hidup. Jumlah absolute kematian bayi adalah 170 dari 15.786
kelahiran hidup. Di kabupaten Klaten sebanyak 74 kematian bayi berada
pada rentan umur 0 – 6 hari (perinatal ), 38 kematian bayi berada pada rentan
umur 7 – 28 hari ( neonatal ) dan 58 kematian bayi berada pada rentan 29
hari – 11 bulan ( Profil Kesehatan Kabupaten KlatenTahun 2018 ).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis di RSD Bagas
Waras Klaten.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada
penulis dapat merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis di RSD Bagas
Waras Klaten
2. Bagaimana penatalaksanaan yang diberikan dan rasionalisasinya?
3. Bagaimana analisis jurnal sesuai dengan kasus dan asuhan yang
diberikan?
3

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanaan asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan pada
ibu hamil trimester I dengan menggunakan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanaan pengkajian pada ibu hamil trimester I
b. Menginterprestasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu hamil trimester I
c. Merumuskan diagnosa potensial ibu hamil trimester I
d. Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil trimester I
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
pengkajian pada ibu hamil trimester I
f. Melakukanpelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada ibu
hamil Trimester I
g. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan
pada ibu hamil trimester I
h. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada
ibu hamil trimester I
i. Melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada ibu hamil
trimester I.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan pada ibu hamil fisiologis trimester I.
2. Bagi Institusi
Hasil laporan pengelolaan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
trimester I secara holistik dengan telaah jurnal yang sesuai asuhan yang
diberikan.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan pelayanan khususnya pada ibu hamil fisiologis trimester I.
4

4. Bagi Profesi Bidan


Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikasi bagi profesi bidan dalam
asuhan pada ibu hamil fisiologis trimester I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Literatur Review
1. PerubahanFisik (The physical Experience)
Pada masa kehamilan ada beberapa perubahan pada
hampirsemuasistem organ pada maternal. Perubahan ini diawali dengan
adanya sekresi hormone dari korpus luteum dan plasenta. Efek
mekanis pada pembesaran uterus dan kompresi dari struktur sekitar
uterus memegang peranan penting pada trimester kedua dan ketiga.
Perubahan yang relevan meliputi perubahan fungsi hematologi,
kardiovaskular, metabolik, renal, system saraf, dan gastro intestinal
(Santos,et.al., 2006; Morgan, 2006; Guyton, 2006; Prawirohardjo, 2008;
Birnbach,et.al., 2009).
Perubahan fisiologis memilik iimplikasi yang relevan bagi dokter
dan atau tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan dan asuhan
kepada ibu hamil. Namun, ada perubahan fisiologis lain terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah perubahan system reproduksi, perubahan
system endokrin, dan perubahan system muskoloskeletal (Mochtar, 1998;
Hacker NF, 2001; Cunningham FG, 2006; Prawirohardjo, 2008).
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan
terhadap beberapa perubahan yang terjadi. Meskipun perubahan
system kardiovaskular terlihat pada awal trimester pertama,
perubahan pada system kardiovaskular berlanjut ke trimester kedua
dan ketiga, ketika cardiac output meningkat kurang lebih sebanyak
40 % dari pada pada wanita yang tidak hamil. Cardiac output
meningkat dari minggu ke lima kehamilan dan mencapai tingkat
maksimum sekitar minggu ke-32 kehamilan, setelah itu hanya
mengalami sedikit peningkatan sampai masa persalinan, kelahiran,
dan masa post partum. Sekitar 50% peningkatan dari cardiac output
telahterjadi pada masa minggu ke delapan kehamilan. Meskipun,
peningkatandari cardiac output dikarenakan adanya peningkatan dari
volume sekuncup dan denyut jantung, faktor paling penting adalah
volume sekuncup, dimana meningkat sebanyak 20% sampai 50%

6
7

lebih banyak daripada pada wanita tidak hamil. Perubahan denyut


jantung sangat sulit untuk dihitung, tetapi diperlirakan adanya
peningkatan sekitar 20%, yang terlihat pada minggu ke empat
kehamilan. Meskipun, angka normal dalam denyut jantung tidak
berubah dalam masa kehamilan, adanya terlihat penurunan
komponen simpatis.
b. Perubahan Sistem Metabolik
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang
sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan
peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil
pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan
metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg.
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapa mencapai 2 kali
lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Piting
edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat
akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan
oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari
uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotic
koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada akhir
kehamilan.

Jaringan dan cairan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu


Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairanekstraseluler 0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500

c. Sistem Hematologi
8

Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa


kehamilan sebagai akibat dari perubahan osmoregulasi dan system
rennin angiotensin, menyebabkan terjadinya retensi sodium dan
peningkatan dari total body water menjadi 8,5 L. Pada masanya,
volume darah meningkat sampai 45 % dimana volume sel darah
merahhanya meningkat sampai 30%. Perbedaan peningkatan ini
dapat menyebabkan terjadinya ”anemia fisiologis” dalam kehamilan
dengan hemoglobin rata rata 11.6 g/dl dan hematokrit 35.5%.
Bagaimanapun, transport oksigen tidak terganggu oleh anemia
relative ini, karena tubuh sang ibu memberikan kompensasi dengan
cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran
kekanan dari kurvadisosiasi oxyhemoglobin.
Kehamilan sering diasosiasikan dengan keadaan
hiperkoagulasi yang memberikan keuntungan dalam membatasi
terjadinya kehilangan darah saat proses persalinan. Fibrinolisis
secara cepat dapat diobservasi kemudian pada trimester ketiga.
Sebagai efek dari anemia dilusi, leukositosis dan penurunan dari
jumlah platelet sebanyak 10 % mungkin saja terjadi selama
trimester ketiga. Karena kebutuhan fetus, anemia defisiensi folat dan
zat besi mungkin saja terjadi jika suplementasi dari zat gizi ini
tidak terpenuhi. Imunitas sel ditandai mengalami penurunan dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi viral.
d. Sistem Renal
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesikaurinaria tertekan oleh
uterus sehingga sering timbul keinginanb erkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah
membesar keluar dar rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran
ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Lajufiltrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awalkehamilan.
Vasodilatasi renal mengakibatkan peningkatan aliran darah
renal pada awal masa kehamilan tetapi autoregulasi tetap terjaga.
Ginjal umumnya membesar. Peningkatan dari renin dan
aldosterone mengakibatka nterjadinya retensi sodium. Aliran
plasma renal dan lajufiltrasi glomerulus meningka sebanyak 50%
9

selama trimester pertama dan lajufiltrasi glomerulus menurun


menuju ke batas normal pada trimester ketiga. Serum kreatinin
dan Blood Urea Nitrogen (BUN) mungkin menurun menjadi 0.5-
0.6 mg/dL dan 8-9mg/dL. Penurunan threshold dar itubulus renal
untuk glukosa dan asam amino umum dan sering mengakibatkan
glukosuriaringan (1-10g/dL) atau proteinuria (<300 mg/dL).
Osmolalitas plasma menurun sekitar 8-10 mOsm/kg.
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan seringberkemih pun dapat muncul kembali.
e. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena
perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus
bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Seringterjadi
nausea dan muntah karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin
(HCG), tonus otot-otottraktus digestivus juga berkurang. Saliva atau
pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa wanita
ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bias
mengurangi rasa mual.
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas
otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung.
Akibatnya, tonus sphincter esophagus bagian bawah menurun dan
dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esophagus sehingga
menimbulkan keluhanseperti heart burn. Penurunan motilitas usus
juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi
akibat penurunan asam lambung.
f. Sistem Saraf Pusat Dan Perifer
Konsentrasi alveolar minimum menurun secara progresif
selama masa kehamilan. Pada masa aterm menurun sekitar 40%
untuk semua anestesi general. Namun, konsentrasi alveolar
minimum kembali normal pada hari ketiga pasca kelahiran.
Perubahan kadar hormon maternal dan opioid endogen telah
dibuktikan. Progestron yang memiliki efek sedasi ketika diberikan
10

dalam dosis farmakologis, meningkat sekitar 20 kali lebih tinggi dari


pada normal pada masa aterm dan kemungkinan berefek kecil
dalam observasi. Peningkatan secara signifikan kadar endorfin juga
memegang peranan penting dalam masa persalinan dan kelahiran.
Wanita hamil menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap
kedua jenis anestesi baik regional maupun general. Dari awal
periode pemasukan anestesi secara neuraxial, wanita hamil
membutuhkan lebih sedikit anestesi local daripada wanita yang
tidak hamil untuk mencapai level dermatom sensorik yang diberikan
(Santos,et.al., 2006; Morgan,2006; Guyton, 2006; Prawirohardjo,
2008; Birnbach,et.al., 2009).
g. SistemReproduksi
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,
vagina dan serviks menjad lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH
vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang
membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda
Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan
kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia &
hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot
menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut
tandaMc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar
telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur
angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus
uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut
tanda Hegar. Sejak trimester sat ukehamilan, uterus juga mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.
Pada akhi rminggu ke 12 uterus yang teru smengalami
pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis
sehingga uterus akan naik kerongga abdomen. Pada trimester
keduaini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Kontraksi yang tidakteratur dan biasanya tidak nyeri ini
dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara
sporadic dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan
11

16 minggu, plasenta mula terbentuk dan menggantikan fungsi corpus


luteum gravidarum.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor, dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi
vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada minggu-
minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan
konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
h. Sistem Endokrin
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormone perangsang
melanosit sejak akhir bulan ke dua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis
tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah
wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum
(topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan
kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau
berkurang setelah melahirkan.
Angioma atauspider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil
dan merah pada kulitwajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini
sering disebut sebagai nevus angioma atau teleangiektasis. Eritema
palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi ini
kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini
menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal
dan dermal.
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita
multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya.
12

i. Sistem Pernafasan
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal
kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu
sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal
sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama
kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron dan
sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut
mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.
Selama kehamilan, sirkum ferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm
karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30,
peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20%. Diperkirakan efekini disebabkan oleh meningkatnya
sekres iprogesterone.
j. Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan
ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua
keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian.
Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal
apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 inimobilitas
persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi
cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan
pergelangantangan.
Akibat pembesaran uterus keposisi anterior, umumnya wanita
hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendisa
13

croiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya


diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan
ketidaknyamanan pada bagian bawah punggung (Mochtar, 1998;
Hacker NF, 2001; Cunningham FG, 2006; Prawirohardjo, 2008).
2. Perubahan Emosional (The emotional experience)
Menurut Kusmiyati (2011) trimester I sering disebut masa penentuan
bahwa dia hamil. Pada kehamilan trimester pertama segera setelah
konsepsi, kadar hormone progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat. Ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
seringkali membenci kehamilannya. Mood tidak stabil, sering melamun
dan berfantasi tentang kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, pada awal
masa kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil (Myles, 2009, Rubin,
1984, Childbirth education, 2009).
a. Perubahan Identitas (maternal identity)
Telah ditulis banyak tentang perubahan yang terjadi dalam
identitas dan citra tubuh wanita selama kehamilan. Dengan setiap
pengalaman melahirkan, ada penggabungan ke dalam system diri
seorang wanita dari dimensi baru untuk kepribadiannya yang
diidentifikasi sebagai identifity ibu (Rubin, 1984). Penggabungan
psikologis dari identitas ibu baru dimulai dan mengembangkan
secara independen dengan setiap pengalaman kehamilan. Pada
awal kehamilan, wanita hamil memiliki hubungan interpersonal
dengan keluarga, pekerjaan dan, kepentingan sosial yang
cenderung seimbang.
Periode penyesuaian dan persiapan emosionala tau psikologis,
memungkinkan wanita untuk menerima anak ke dalam system
identitas dan hidupnya. Pembentukan identitas ibu sangat penting
selama kehamilan, karena berfungsi untu mengikat wanita ke anak
yang dikandungnya. Dua konsep yang berkaitan dengan identitas ibu
yaitu tugas ibu dan tugas tambahan ibu.
Seorang wanita berusaha untuk menyelesaikan dua tugas utama
selama kehamilan, melestarikan keutuhan identitasnya sendiri dan
14

system keluarga sambil mengatur asimilasi dan akomodasi bayi ke


dalam sistem yang samadiri dan keluarga. Rubin melihat tugas ini
sebagai yang ingin dicapai dalam empat cara. Pertama, wanita itu
berusaha untuk memastikan untuk anaknya dengan mengumpulkan
data, mencari perawatan medis, membaca, atau menghadiri kelas
melahirkan. Kedua, ia berusaha penerimaan lain dari anak dalam
kandungannya, terutama dari suami dan keluarga. Ketiga, dia
mengembangkan kesadaran afiliatif dari dan hubungan dengan bayi.
Ini pengikat yang paling sering dimulai setelah wanita memiliki
pengalaman cepat. Tugas akhir adalah bahwa member diri sendiri
(Myles, 2009, Rubin, 1984, Childbirth education, 2009).
Hal ini dipandang sebagai tugas yang paling rumit dan kompleks
kehamilan, karena tuntutan fisik, emosional, dan social progresif dan
perampasan kehamilan tidak mudah mengalami dengan pengorbanan
diri kecuali wanita dapat dengan mudah mengidentifikasi tujuan bagi
mereka. Aspek lain dari identitas ibu dibahas dalam literature dalah
pengikut bayi. Proses attachment dimulai jauh sebelum bayi lahir.
Beberapa penulis setuju bahwa wanita harus menyelesaikan
serangkaian tugas adaptif agar dapa tmengasumsikan dia menjalin
hubungan dengan bayinya efektif.
Tugas-tugas ini diidentifikasi sebagai perencanaan,
membenarkan, dan menerima kehamilan; mengenali gerakan janin;
mengembangkan respon afiliatif ke janin; menggabungkan janin ke
dalam citra tubuh; memisahkan diri dari janin dan mengakui itu
sebagai makhluk yang terpisah; mempersiapkan untuk menyerah
janin; dan kelahiran dan menetapkan identitas berbasis realitas untuk
neonates setelah lahir melalui proses perawatan (Caplan, 1957;
Colman & Colman, 1991; Gaffney, 1988; Muller, 1990).

TABEL 3-2
Tugas ibu dalam Kehamilan
Memastikan keamanan untuk bayi
Mencari penerima untuk bayi
Meengembangkan hubungan dengan bayi
Memahami diri sendiri
TABEL 3-3
TugasTambahan Prenatal
Perencanaan, membenarkan, dan menerima kehamilan
15

Menyadari gerakan janin


Mengembangkan respon afiliatif
Menganggap janin adalah bagian dari citra tubuh
Menyadari janin sebagai makhluk yang terpisah

Proses keterikatan prenatal ini sering dapat diamati. Seorang


wanita hamil yang sering berinteraksi dengan bayinya dalam
kandungan melalui kegiatan seperti menggosok perutnya untuk
menenangkan janin menendang. Menyentuh atau membelai bagian
janin, berbicara atau bernyanyi untuk janin, memilih nama hewan
peliharaan, atau menawarkan makanan janin saat diamakan (Carter-
Jessop,1981: Lederman, 1984). Carter-Jessop (1981) menunjukkan
bahwa tambahan prenatal ibu dapat dipromosikan melalui intervensi
yang direncanakan yang mendorong seorang wanita untuk merasakan
setiap hari bagian-bagian janin dan posisi bayinya; untuk
meningkatkan kesadaran atas dirinya, aktivitas janin dan bagaimana
aktivitas itu dapat mempengaruhi; dan untuk menggosok dan pijatnya
perut atasj anin.
b. Perubahan Body Image (Body Image Changes)
Citra tubuh seorang wanita, yang merupakan komponen dari
identitasnya, juga berubah selama kehamilan. Apakah perubahan
dalam gambar mentalnya penampilan tubuhnya positif atau negative
tergantung pada pengaruh faktor-faktor seperti usia, tahap
perkembangan, persepsi perubahan fisiologis, dan reaksi orang lain
yang signifikan dan masyarakat. Citra tubuh selama kehamilan juga
dipengaruhi oleh pertumbuhan ukuran, perubahan persepsi wanita dari
batas-batastubuhnya, perubahan dalam postur dan gerakan, dan
pengalaman ketidaknyamanan fisik atau sakit (Fox & Yamaguchi,
1997; Rubin, 1984).
Jika seorng wnaita hamil pandangannya berubah tubuh berperan
untuk melahirkan seorang anak ke dunia, ia cenderung memiliki ciyra
tubuh positif. Jika disisi lain, dia melihat tubuhnya sebagai besar,
canggung, dan di jalan aktivitas normal, gambar tubuhnya akan
negatif. Walaupun kehamilan sering dipandang sebagai yang paling
dalam feminitas dan meskipun wanita hamil mungkin senang bahwa
tubuhnya secara fungsional mampu melahirkan anak. Sayangnya
banyak citra tubuh wanita hamil tidak baik dan itu menjadi semakin
16

buruk untuk kemajuan kehamilan. Wanita hamil sering


menggambarkan diri mereka dengan istilah negative seperti balon
udara, ikan paus, semangka, gudang, atau gajah.
c. Fantasy Life (Fantasi Hidup)
Colman (1991) mengatakan kehamilan sebagai kondisi perubahan
kesadaran dan yang mendukung aspek emosional lain dari kehamilan
diantaranya adalah mimpi atau fantasi. Dokter dan peneliti telah
melakukan riset untuk beberapa waktu bahwa perempuan mungkin
mempunyai pengalaman yang mengganggu fantasi selama kehamilan.
Rubin (1984) menjelaskan perubahan pola fantasi terjadi sepanjang
tiga trimester kehamilan dan sering menyebabkan kecemasan.
Masa kehamilan akan terjadi berbagai perubahan pada ibu, baik
secara fisiologis maupun psikologis. Perubahan tersebut sebagian
besar adalah karena pengaruh hormone yaitu peningkatan hormon
estrogen dan progesteron yang dihasilkan korpus luteum yang
berkembang menjadi korpus graviditas dan dilanjutkan sekresinya
oleh plasenta setelah terbentuk sempurna. Hal ini menyebabkan ibu
merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress
yang ditandainya ibu sering murung.
Sherwin (1981) menyebutkan mimpi yang dialami oleh wanita
hamil membuat mereka untuk menjadi asocial seperti senang,
sukacita, dan damai. Mimpi dan khayalan yang biasa muncul
diantaranya tentang memiliki bayi yang tidak normal sering
menyerang, takut melupakan atau kehilangan sesuatu, tidak siap untuk
menjalani tugas menjadi ibu, ketakutan seksual, dan memulihkan
tubuh dimasa post partum.
Adapun dampak psikologis pada ibu hamil diantaranya sensitif,
cenderung malas, minta perhatian lebih, gampang cemburu, dan
ansietas (kecemasan). Wanita hamil akan lebih terbuka terhadap
dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ibu
hamil akan merenungkan segala impiannya, angan-anganya,
fantasinya terhadap objek-objek, peristiwa, atau konsep abstrak,
seperti kematian, kehidupan, keberhasilan dan kebahagiaan selam
ahamil.
d. Father Emotions (Emosional Ayah)
17

Kehamilan juga adalah pengalaman emosional bagi ayah.


Sehingga ayah memiliki kekhawatiran tertentu (Tabel 3-4).
Ambivalensi adalah umum sebagai laki-laki mencoba untuk
menyeimbangkan suka cita akan datang ayah dengan kemurungan,
penyesuaian keuangan dan meningkatkan responbility. Masalah
seksual mungkin timbul untuk laki-laki.

TABEL 3-4

Kekhawatiran Para Ayah Yang Terjadi


Bertanggung jawab dalamhal keuangan
Kemampuan untuk memenuhi peran sebagai ayah
Hubungan seksual selama kehamilan
Efek anak pada hubungan dengan pasangan
peran selama kelas pendidikan melahirkan
Berperan saat melahirkan
Keamanan pasangan dan bayi selama persalinan dan kelahiran

Penelitian klasik tentang ayah oleh Mei (1982) menunjukkan


bahwa ada pola develemosional.P ola initer diri dari tiga fase. Pertama
adalah fase pengumuman, saat pria pertama menemukan kehamilan
dan mulai menyesuaikan diri untuk itu. Fase kedua, yang disebut
moratorium, adalah fase ketika ayah dapat mengesampingkan secara
sadar memikirkan kehamilan. Fase ini biasanya sesuai dengan periode
ketika pria itu tidak bias lihat banyak bukti kehamilan. Fase ke tiga
adalah yang disebut fase fokus, dimulai sebagai Ayah
mengidentifikasi kehamilan itu nyata dan penting dalam hidupnya.
Komunikasi antara ibu dan ayah hamil selama kehamilan adalah
penting dalam membantu menjembatani kesenjangan antara tanggapan
emosional bersamaan untuk utama perubahan yang dibebankan
kehamilan pada hubungan.
J. Verkuyl (dalam Elia, 2000) menyebutkan peran seorang ayah
pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak adalah membantu
ibu memberikan perawatan. Namun setelah itu ayah menjadi kepala
keluarga yang berwibawa dan mempertahankan serta melindungi
kehidupan keluarga. Fungsi seorang ayah adalah hidup dan bekerja
pada perbatasan antara keluarga dan masyarakat, antara “dalam” dan
“luar.” Ayah memperkenalkan dan membimbing anak-anaknya untuk
mengarungi dunia luar atau kehidupan bermasyarakat. Tentang nafkah
18

keluarga, Verkuyl berpendapat bahwa ayahlah yang mengumpulkan


hasil kerjanya ke dalam keluarga, sedangkan ibu membagi-bagikan
hasil itu menurut keperluan masing-masing anggota keluarganya.
Richard C. Halverson (2002) berpendapat bahwa ayah
bertanggungjawab atas tiga tugas utama. Pertama, ayah haruslah
mengajar anaknya tentang Tuhan dan mendidik anaknya dalam ajaran
agama. Kedua, seorang ayah haruslah mengambil peran sebagai
pimpinan dalam keluarganya. Ketiga, ayah haruslah
bertanggungjawab atas disiplin. Dengan demikiania menjadi seorang
figure otoritas.
3. The Sosiocultural Experience
a. Perubahan Peran Sebagai Ibu
Kehamilan juga merupakan pengalaman sosio cultural
seperti. Halnya pengalaman fisik dan emosional, tanggapan dan
perilaku orang tuaselamakehamilan dan persalinan dan
perkembangan peran orang tua semua dibentuk oleh masyarakat
tempat tinggal. Jordan (1993) membandingkan kehamilan dan
persalinan dalam empat perbedaan budaya dan menyimpulkan
bahwa peristiwa ini termasuk tidak hanya aspek medis fisiologis
tetapi juga factor ekologis sosial yang membuat persalinan tahan
acara biososial. Perilaku seorang wanita, yaitu responsnya
terhadap manifestasi fisik dan emosionalnya kehamilan, sangat
dipengaruhi oleh factor sosio kultural. Misalnya, ia mungkin
merespons kehamilan dengan mengasumsikan perilaku kesehatan
atau penyakit, tergantung pada pengaruh sosialnya atau
jaringanbudaya. Jika kehamilan dipandang sebagai pengalaman
positif, normal, dan sehat, dia akan tanggapi dengan
perilakusehat.
Di sisi lain, jika kehamilan dipandang sebagai suatu
penyakit, wanita akan merespon sangat berbeda.
Ketidaknyamanan kecil kehamilan lebih mungkin tidak dilihat
sebagai utama dan membuatnya menjadi tidak normal. Sejumlah
variable individu dan budaya dapat mempengaruhi baik perilaku
kesehatan atau sakit selama kehamilan. Status social ekonomi,
usia, orientasi seksual, persiapan pendidikan untuk kehamilan dan
19

kelahiran, pengaruh keluarga dan teman-teman, hubungannya


dengan dokternya atau bidan, dan sikap professional dalam
dirinya dalam persiapan bersalin dan bentuk responnya terhadap
kehamilan.
Perubahan lain yang dipengaruhi oleh pengaruh social
budaya selama kehamilan adalah pengembangan dari peran ibu.
Hal ini dapat dilihat dari perspektif psikologis sebagai komponen
pembentukan identitas selama kehamilan dan sebagai proses
sosial. Awal kehamilan, seorang wanita mulai merasakan yang
berbeda dan unik. Jika perasaan ini menghasilkan rasa
tidaknyaman rasa tersebut menjadi asing, dia mungkin mulai
menarik diri. Melalui kehamilannya, seorang ibu baru mulai
mengembangkan kepentingan dan hubungan yang relevan hanya
untuk kehamilan dan melahirkan anak.
Wanita hamil sering disangkutkan keperasaan perempuan
lain dan mendapat perhatian dengan masa lalu dan denganh
hubungannya dengan ibunya sendiri (Colman & Colman, 1991;
Rubin, 1970). Ada kontraindiksi dalam studi awal mengenai
apakah kehamilan dan transisi ke orangtua merupakan situasi
krisis untu kkeluarga. Tentusaja, perubahan dipicu oleh
perubahan dalam struktur keluarga dan peran selama kehamilan
dan awal menjadi orang tua adalah pusat perkembangan stres.
Apakah hal ini yang normal atau tidak tergantung pada
kemampuan calon orang tua dan persepsi atau interpretasi dari
kehamilan tersebut. Mercer (1986) membahas efek bahwa usia
wanita mungkin memiliki respon dia untuk kehamilan.
Namun dalam sebuah studi oleh Stark (1997), tidak ada
perbedaan yang ditemukan dalam penyesuaian psikososial untuk
kehamilan berdasarkan usia ibu. Yang lebih tua (lebih dari 35)
wanita hamil yang ditemukan untuk menyesuaikan diri dengan
kehamilan serta wanita yang lebih muda.
Karakteristik jaringan sosial orang tua dan dukungan sosial
yang terima hasil pengaruh penyesuaian. Ukuran, komposisi, dan
kohesi dari jaringan social merupakan factor penting. Dari ketiga
jenis dukungan sosial (emosional, kognitif, dan umum
20

bersosialisasi), dukungan emosional telah ditemukan untuk


menjadi predictor terbaik dari kepuasan dengan peran pengasuhan
dan perawatan bayi bagi ibu dan ayah. (Dyer, 1963; Hobbs, 1965;
Lemasters, 1956; Russel, 1974; Crawford, 1985; Cronenwett,
1985).
4. The Cognitive Experience
Literatur berisi sangat sedikit tentang komponen intelektual
kehamilan, mungkin karena kognisi begitu terkait dengan emosional
atau sifat psikologis kehamilan. Namun jumlah buku-buku tentang
kehamilan dan persalinan tersedia di tokobukusaatini, dan
pertumbuhan yang luar biasa dalam permintaan untuk kelas ibu hamil
persiapan melahirkan, mendukung gagasan bahwa kehamilan adalah
kognitif serta pengalaman emosional. Fakta bahwa kehamilan
memiliki komponen intelektual dibuktikan dengan keinginan banyak
orang tuauntuk memahami semua yang terjadi kepada selama periode
penting ini dalam hidup
Bagi banyak wanita dan pria, kebutuhan untuk berbicara
dengan lain, untuk mengajukan pertanyaan, dan untuk memperoleh
pengetahuan. Studi ibu hamil telah menunjukkan bahwa jauh lebih
terbuka dan mau menerima mempelajari informasi baru dari individu-
individu yang berada dalam keadaan tidak hamil (Colman & Colman,
1991). Kesediaan wanita hamil untuk berbicara secara pribadi tentang
pengalaman merupakan ekspresi dari kebutuhan universal untuk
menjelaskan yang tidak diketahui. Apakah pertanyaan dijawab dan
apakah pengetahuan diperoleh dari dalam system keluarga, dari
membaca, dari penyedia layanan kesehatan, atau dari kelas melahirkan
tergantung pada karakteristik individu dan sumberdaya masing-
masing ibu hamil dan ayah calon orang tua saa saat ini mencari
pengetahuan dalam rangka mengurangi ketakutan dan kecemasan dan
untuk mencapai rasa control tentangapa yang akan terjadi selama
kehamilan dan kelairan.
Semakin banyak perempuan menjadi ingin tahu tentang keinginan
untuk memperoleh pengetahuan. Peran melahirkan pendidik harus
mencakup fasilitas ketergasan untuk bantuan hamil tua berkomunikasi
dengan dokte atau penyedia layanan kesehatan lainnya. Ketika
21

dikombinasikan dengan ketrampilan yang baik mendengarkan


perilaku asertif dapat mendorong hubungan positif antara wanita
hamil dan dokter atau bidan. .Hal ini dapat menyebabkan kesehatan
yang lebih baik berdasarkan keputusan yang telah dibuat dalam
kolaboratif. Ketersediaan actual dari pilihan dalam pasangan. Sistem
perawatan hari ini dan apakah orang tua mampu membuat pilihan
tidak meragukan lagi merupakan isu perdebatan. Ibu hamil memiliki
kesemoatan untuk mempertimbangkan dan mendiskusikan pilihan
sehingga dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang
kehmailan dan kelahiran serta pengalaman.

5. Clinical Pathway Kehamilan


Trimester I
22

Istirahat,
Pijatlembut
pada
leher&pelipis

1. Makan sedikit tapi sering


2. Makanmakan yang Personal hygiene:
mengandung protein,
karbohidrat, lemak, serat, 1. Celana dalam
vitamin & mineral harus kering dan
3. Permenjahe longgar
4. Aromaterapi
5. Akupressure 2. Kompres hangat
6. Relaksasi

6. Cara mengatasi mual muntah


a.  Atur pola makan dan minum
Jika sebelumnya Bumil sering makan dalam porsi cukup besar, kini
cobalah untuk makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering. Pola
makan seperti ini dapat mengurangi rasa mual saat hamil. Pilihlah
makanan yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak, seperti nasi
merah dan crackers. Agar tidak membuat lambung mengalami iritasi
23

yang bisa semakin memperparah mual, kurangi konsumsi makanan


berminyak, berlemak, pedas, atau asam. Selain itu, Bumil juga perlu
menjauhi makanan yang beraroma tajam karena dapat memicu rasa
mual. Guna mencegah dehidrasi akibat banyaknya cairan yang
terbuang saat muntah, Bumil dianjurkan untuk mengonsumsi air putih
setidaknya 8 gelas per hari. Jika bosan dengan air putih, Bumil bisa
mencoba minum air dingin atau minuman jahe hangat. Minuman
tersebut baik untuk mencukupi asupan cairan sekaligus meredakan
mual.
b. Hindari berbaring sesaat setelah makan
Jika sebelumnya Bumil memiliki kebiasaan langsung berbaring
setelah makan, mulai sekarang hentikan kebiasaan tersebut. Berbaring
setelah makan dapat membuat lambung tertekan sehingga memicu
rasa mual. Oleh karena itu, cobalah untuk menunggu setidaknya 1 jam
setelah makan sebelum berbaring.
c. Cukupi waktu istirahat 
Perubahan yang terjadi selama kehamilan dapat membuat ibu hamil
mudah merasa lelah, apalagi bila masih harus bekerja. Kondisi ini bisa
memicu atau memperparah keluhan mual. Oleh karena itu, Bumil
perlu istirahat yang cukup dan jangan memaksakan diri untuk
beraktivitas jika sudah merasa lelah.
d. Pakailah pakaian yang nyaman dan longgar
Sebagian ibu hamil mungkin ingin tetap terlihat rapi dan bergaya saat
hamil. Terlebih jika ibu hamil memang memiliki pekerjaan yang
menuntut penampilan rapi dan enak dilihat. Namun, Bumil harus tetap
memerhatikan kenyamanan pakaian yang dikenakan. Pakaian yang
terlalu ketat, terutama di bagian pinggang, dapat memicu rasa mual
saat hamil.
e. Lakukan relaksasi
Selain beberapa cara di atas, Bumil juga bisa mencoba melakukan
relaksasi sebagai cara untuk mengatasi mual saat hamil. Beberapa
teknik relaksasi yang bisa Bumil coba adalah menarik napas dalam
dan mengembuskannya secara perlahan, melakukan meditasi atau
yoga untuk ibu hamil, berolahraga ringan, berjalan-jalan di sekitar
kamar dan rumah, atau mendengarkan musik. Pijatan saat hamil juga
24

dinilai efektif untuk mengurangi rasa mual. Sebisa mungkin, hindari


hal-hal yang dapat memicu mual, seperti aroma parfum atau minyak
esensial yang berbau tajam, ruangan yang sesak, atau stres dan rasa
cemas. Bila Bumil sudah melakukan beberapa cara di atas namun
masih merasakan mual yang sangat mengganggu, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan dokter kandungan, terutama jika Bumil sampai
tidak bisa makan dan minum karena mual.
f. Permen Jahe
g. Aromaterapi
Penggunaan terapi komplementer relatif mudah, relatif murah, efektif
mengurangi mual dan muntah, menarik dan dapat diterima pasien
(Hewitt dan Watts, 2009, dalam Supatmi 2015). Aromaterapi yang
dapat digunakan berasal dari jenis sitrus yaitu peppermint (Tiran,
2008). Aromaterapi peppermint mengandung minyak atsiri menthol
memiliki efek karminatif dan antispasmodik yang bekerja di usus
halus pada saluran pencernaan sehingga mampu mengatasi atapun
menghilangkan mual dan muntah (Tiran, 2008 dalam Pawitasari,
Utami, dan Rahmalia 2014). Mekanisme kerja aromaterapi dalam
tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis yaitu melalui
sistem sirkulasi dan sistem penciuman (Primadiati, 2001). Hasil
penelitian Santi (2013) mengatakan bahwa ibu yang mengalami mual
muntah sebelum diberikan aromaterapi mengalami mual muntah
dalam sehari sebanyak 3-4 kali merasakan mual paling sedikit 1
kali/hari dan terbanyak 8 kali/hari. Sebagian besar (61,0%) responden
mengalami mual ringan, sedangkan setelah diberikan aromaterapi
mengalami mual muntah dalam sehari sebanyak 1-2 kali, dan paling
rendah tidak ada yang mengalami mual serta terbanyak 4 kali/hari.
Hanya setengah (58,5%) dari responden mengalami mual ringan.
Hasil penelitian ada pengaruh aromaterapi blended peppermint dan
ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di
Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban
h. Akupressure

B. Implikasi untuk Praktek dan Strategi Pengajaran (Implications For


Practice and Teaching Strategies)
25

1. Pemenuhan Kebutuhan Fisik


a. Diet
Kebutuhan zat-zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat badan janin dan
kecepatan mensintesa jaringan-jaringan baru. Dengan kebutuhan zat-
zat gizi akan maksimum pada minggu-minggu mendekati kelahiran.
b. Kebutuhan zat gizi
1) Energi
Kebutuhan pada waktu hamil adalah 300-500 kkal lebih banyak
dari sebelum hamil. Asupan makanan ibu hamil pada trimester 1
sering timbul mual dan muntah. Meskipun ibu hamil mengalami
keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus tetap diberikan
seperti biasa.
2) Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan kehamilan yaitu
untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu penting
untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein
plasma, hemoglobin dll). Bila wanita tidak hamil, konsumsi
protein yang ideal adalah 0,9 gram / kg BB/ hari tetapi selama
kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari.
Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging,
susu, telur, keju dan ikan karena mengandung komposisi asam
amino yang lengkap. Susu dan produk susu disamping sebagai
sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium.
3) Lemak
Untuk kebutuhan lemak ini mudah dipenuhi secara berlebihan
karena lemak mudah terkosentrasi. Selain sebagai jumlah kalori
juga untuk memperoleh vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A,
D, E dan K.
4) Vitamin
a) Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi untuk pemeliharaan mata.

b) Vitamin B Komplek
26

(1) Vitamin B 1 penting untuk pembakaran hidrat arang guna


menghasilkan tenaga.
(2) Vitamin B 2 untuk pernapasan antar sel, pemeliharaan
saraf, jaringan kulit, dan kornea mata.
(3) Vitamin B 12 penting untuk pematangan eritrosit.
5) Asam Folat
Adalah vitamin yang berfungsi sebagai koenzim dalam sintesa
DNA gejala klinis yang terjadi pada difesiansi asam folat adalah
anemia. Selama kehamilan kebutuhan asam folat berkisar antara
400-800 gram/hari.
6) Garam Mineral
Antara lain kalsium atau garam dapur, zatbesi dan zatfosfor.
7) Zatbesi
Sulit untuk memenuhi kebutuhan zat besi melalui makanan,
makanan wanita hami lmemerluka tambahan zat besi 18 mb/hari.
8) Cairan
Cairan tubuh meningkat selama hamil. Tambahan cairan
membantu mempertahankan agar kulit tetap lembut, mengurangi
sembelit, menghilangkan toksin dan zat-zat yang tidak diperlukan
serta mengurangi resiko infeksi kandung kemih.
c. Hygine diri
1) Pakaian selama hamil
Pakaian selama hamil sebaiknya yang longgar dan mudah
dipakaian, yang penting adalah factor kebersihan pakaian.
Pakaian dalam diganti setiap hari. Payudara yang semakin
membesar membutuhkan BH yang tidak terlalu menekan
payudara, karena disamping menahan sakit juga dapat
mengganggu peredaran darah dan putting susu menjadi datar.
2) Perawatan gigi
Kebersihan gigi perlu diperhatikan dengan menyikat gigi secara
teratur.
d. Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan
cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal,
sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini
27

menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita hamil


mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal yang sangat
mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat
berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi kandung
kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
Wanita perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih
atau buang air besar dan harus menggunakan lap atau tissu atau
handuk yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dan
mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari
rektum kemuara uretra dan meningkatkan resiko infeksi. Sebaiknya
gunakan tissu yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang
berwarna putih dan tidak diberi wewangian, karena tissu yang kasar
diberi wewangian atau bergambar dapat menimbulkan iritasi. Wanita
harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam.
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus
cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja
mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan
ingin berkemih muncul jangan diabaikan, menahan berkemih akan
menyebabkan bakteri dalam kandung kemih berlipat ganda.
e. Senggama
Awal kehamilan merupakan masa adaptasi bagi ibu untuk
mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik maupun
kesehatan. Sebaiknya bicarakan dengan pasangan mengenai kegiatan
hubungan intim ini, seperti masalah kenyamanan.
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil trimester
pertama tidak boleh melakukan hubungan intim: Jika selaput
ketuban pecah, mempunyai masalah pada rahim, pernah mengalami
keguguran pada hamil sebelumnya, plasenta menutup sebagian leher
rahim, pendarahan atau flek keluar dari vagina dan Mengidapp
lasenta previa sehingga banyak hal yang harus ibu ketahui saat akan
melakukan hubungan intim pada kehamilan trimester pertama yakni:

1) Perhatikan Posisi yang Tidak Membahayakan Janin


28

Ketika akan melakukan hubungan intim saat kehamilan masih


trimester pertama, sebaiknya ibu memilih posisi yang tidak
membahayakan untuk janin. Biasanya pada trimester pertama,
karena belum banyak perubahan pada fisikibu, ibu masih bias
melakukan posisi berdiri atau duduk. Namun jika ibu merasa
lelah, sebaiknya lakukan posisi misionaris dan
posisi spooning untuk membuat ibu nyaman
2) Pastikan Pasangan Ibu Tidak Melakukan Ejakulasi dalam
Vagina
Pada usia kandungan trimester pertama, sebaiknya pasangan
tidak melakukan ejakulasi dalam vagina, sehingga sperm tidak
akan masuk dalam rahim. Ini disebabkan karena hormon
prostaglandin yang terdapat pada sperma dapat menyebabkan
kontraksi pada rahim ibu, sehingga dapat membahayakan janin
dalam kandungan.
3) Sebaiknya Hindari Oral Seks pada Masa Kehamilan
Kegiatan oral seks sebaiknya dihindari selama masa kehamilan.
Sebab pada masa kehamilan hormon estrogen menyebabkan
pembuluh darah ibu akan terbuka dengan lebar, sehingga sangat
rentan terhadap bakteri maupun infeksi jika terkena air liur.
f. Pemberian Obat
Sebaiknya pemakaian obat pada masa hamil dihindarkan, kecuali
bila obat itu dibutuhkan demi keselamatan jiwa ibu.
g. Istirahat
Ibu hamil harus mengutamakan istirahat untuk menghindari
kelelahan (Begley, 2002; Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2004;
Sunarsih, 2011; Lindayani, Amiyah, dkk, 2013).
2. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Meskipunin formasi tentang perubahan emosional pada
kehamilan dapat disajikan dalam format kelas. Jika subjek mimpi dan
khayalan tidak muncul selama diskusi kelas, pendidik harus membuat
titik untuk memperkenalkan itu. Hal ini berguna bagi orang tua untuk
impian saham dan fantasi menyadari kehamilannya.
Peran melahirkan pendidikan tidak menfasirkan mimpi tetapi
mengakui tidak biasa selama kehamilan dan dengan demikina
29

memungkinkan kesemepatan bagi orang tua untuk mengekspresikan


kekhawatiran dalam merwat anak.
Seorang pendidik melahirkan dapat meningkatkan ketertatikan ibu
ke bayi dalam rahim dengan beberapa cara.. Sebuah gambaran singkat
dari pertumbuhan dan perkembangan janin, dilengkapi dengan alat
bantu visual, memungkinkan calon orang tua untuk fokus pada bayi
sebagai manusia berkembang.
Citra tubuh wanita hamil dengan menghadirkan strategi kesadaran
tubuh relaksasi, citra visual, instruksi mengenai postur dan mekanika
tubuh, dan mendorong dia untuk berlatih teknik relaksasi, postur yang
baik, dan latihan. Jika wanita hamil memiliki pemahaman kognitifnya
tubuh berubah dan kemudian secara aktif berpartisipasi dalam teknik atau
latihan yang akan meningkatkan rasanya kesejahteraan, perasaannya
tentang tubuhnya cenderung lebih positif. Semua relaksasi dan otot latihan
yang merupakan bagian dari pendidikan melahirkan hari ini akan
memberikan manfaat tambahan. sikap guru sendiri dan cara yang juga
akan mempengaruhi mengembangkan citra tubuh wanita hamil. Jika guru
jelas memandang tubuh hamil sebagai indah dan ajaib dalam
kemampuannya untuk hidup memberi, orang tua akan mulai merasa seperti
ini juga.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kognitif
Pendidikan seputar melahirkan tentu saja bias memenuhi kebutuhan
orang hamil dalam berbagai cara. Selain informasi yang disampaikan
berbagi informasi satu sama lain dalam diskusi juga dapat menjadi
sumber pengetahuan termasuk handout, buku, alat bantu visual, slide, film,
atau wisata rumah sakit. Semua pembelajaran ini diharapkan untuk
mengambil tempat dalam periode struktur kelasatau yang akan
diberikanlangsung oleh guru. Karena calon orang tua yang belajar dewasa,
dapat dirangsang dan didorong untuk memenuhi kebutuhan kognitif.
Salah satu persiapan orang tua dapa tdilaksanakan dengan kelas
pendidikan kelahiran atau kelas antenatal. Manfaat pendidika bagi calon
orang tuaantara lain: suatu kesempatan belajar perubahan fisik selama
hamil, persalinan dan setelahnya, mengetahui perubahan psikologis,
emosional, intelektual dan perubahan lingkungan yang terjadidalam masa
kehamilan dan kelahiran bayi, mendapatkan support sosialdari orang tua
30

yang mempunyai pengalaman serupa dengan mereka, suatu cara belajar


dengan sesame ibu yang baru mempunyai seoran ganak, membangun
kepercayaan ibu dan suami dalam menghadapi kelahiran dan persalinan.
Komponen lain dari mengajari perilaku asertif adalah untuk
menginformasikan ornag tua dari pilihan mengenai pengalaman
melahirkan. Pikiran memiliki pilihan perawatan kesehatan mungkin
konsep yang samasekalibaru dan agak asing bagi banyak hamil tua.
Sejumlah orang mungkin percaya bahwa itu jauh lebih mudah
mempercayakan semua pengambilan keputusan dnegan dokter atau
penyedia layanan kesehatan lain. Sebuah strategi pengajaran yang dapat
membantu orang tua berpikir tentang pilihan dan bahwa setidaknya
memberikan dasar untuk komunikasi dengan dokter atau bidan adalah
pengembangan rencana kelahiran. Rencana kelahiran adalah daftar
pilihan yang orang tua mengidentifikasi bahwa lebih memilih untuk
pengalaman kelahiran, seperti ambulasi dan posisi selama persalinan,
penggunaan musik di ruang bersalin dan berjongkok.

C. Implikasi Hasil Penelitian (Implication for research)


Evidence-based (EB) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan
pada bukti-bukti ilmiah untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita.
Dengan demikian, dalam prakteknya, EB memadukan antara kemampuan
dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat
dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan
secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan
klinik.Fokus lama ANC dalam Evidence Based diantaranya:
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasiibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuranpelvik, edema kaki, posisi &
presentas ijanin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi.
31

4. Pendekatan resiko mempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak


bias membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang
tidak. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi
tidak pernah mengalami komplikasi, sementara telah memakai sumber
daya yang cukup mahal dan jarangndidapat. Penelitian menunjukkan
bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam
kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang
terjadi (Sacket et al., 2000; Enkin, 2000; Hawkins, 2005).
Evidence yang mendukung pelaksanaan asuhan kehamilan normal
diantaranya adalah:
1. Membantu setiap ibu hamil dalam mengurangi ketidaknyamanan
disetiap trimester kehamilannya. Berdasarkan jurnal penelitian yang
berjudul Pengaruh PermenJaheTerhadapPenurunan Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di wilayah Puskesmas
Kaliwungu Kabupaten Kendal oleh Ainul Maghfiroh dan Lestari
PujiAstutitahun 2016 didapatkan hasil bahwa frekuensi pengaruh
permen jahe pada kelompok perlakuan menunjukkan bahwa 4
responden (21,1%), masih mengalami mual muntah dan 15
responden (78,9%) tidak mengalami mual muntah sehingga apabila
vitamin B6 + Permen Jahe digunakan sebagai terapi, makajumlah
insiden penurunan emesis gravidarum akan meningkat sebesar 85%
dari insidens sebelumnya.RRR≥ 50% menunjukan adanya makna
secara klinis.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan
permen jahe dalam penanganan mual muntah nyeri terbukti dapat
menurunkan insiden mual muntah yang dialami oleh ib uhamil di
trimester I.
2. Andriani (2017) tentang pengaruh aromaterapi peppermint terhadap
Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Mlati II.
Metode Penelitian: Jenis penelitian eksperimen ini dengan rancangan
One Group Pre test-Post test. Sampel diambil dengan teknik
purposive sampling sebanyak 15 ibu hamil trimester I di Puskesmas
Mlati II Sleman Yogyakarta. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon Sign Rank
Test. Hasil Penelitian: Tingkat mual dan muntah sebelum diberikan
32

aromaterapi peppermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas


Mlati II sebagian besar adalah kategori berat sebanyak 9 orang
(60%). Tingkat mual dan muntah setelah diberikan aromaterapi
peppermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II sebagian
besar adalah kategori ringan sebanyak 8 orang (53,3%). Hasil uji
Wilcoxon Sign Rank Test diperoleh p-value 0,001. Simpulan: Ada
pengaruh aromaterapi peppermint terhadap mual dan muntah pada
ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II.
3. Putri (2018) tentang pengaruh akupresur titik ST 36 dan PC 6
terhadap “morning sickness” ibu hamil trimester pertama. Metode
dalam penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan two
group pre test and post test design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah sampel
25 responden untuk kelompok intervensi dan 25 responden kelompok
kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur morning
sickness berupa kuesioner RINVR Uji statistik yang digunakan yaitu
uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa akupresur titik ST 36 dan PC 6 efektif menurunkan morning
sickness (p = 0,001) pada kelompok intervensi. Perbedaan skor
morning sickness pada kedua kelompok sebelum dan sesudah terapi
akupresur dengan p

D. Managemen Kebidanan dan Asuhan Antenatal


1. Pengertian
Asuhan Antenatal adalah serangkaian upaya preventif program pelayanan
kebidanan untuk optimalisasi cakupan pelayanan maternal dan neonatal
dengan kegiatan pamantauan rutin selama kehamilan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan ibunya
(Manuaba, 2010; Prawirohardjo, 2010).
2. Tujuan
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,
melahirkan dengan selamat, meminimalkan trauma yang mungkin terjadi
pada ibu dan bayi, serta mempersiapkan ibu agar masa nifas dan
33

pemberian ASI ekslusif berjalan normal (Prawirohardjo, 2010; Saifuddin,


2009).
Terdapat pendapat lain menurut Manuaba (2010), tujuan asuhan
antenatal sebagai berikut:
a) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan,
dan kala nifas.
b) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
c) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
3. Kunjungan selama masa kehamilan
Menurut kebijakan Depkes RI, (2010) kunjungan selama periode
Antenatal Care (ANC) dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu :
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (0 – 12 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (13 – 27 minggu)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (28 – 40 minggu)
d. Standar pelayanan ANC
Standar pelayanan ANC terdiri dari 10 T menurut Depkes RI (2010)
adalah meliputi:
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pemeriksaan tinggi badan dilakukan saat kontak pertama dengan
klien. Normalnya tinggi badan 145, bila kurang dari itu bisa
dicurigai beresiko kesempitan panggul. Jika pemeriksaan berat
badan dilakukan setiapkunjungan, bertambahnya berat badan
normal selama kehamilan sekitar 11,5-16 kg , sedangkan menurut
Manuaba (2012) kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-16
kg, setiap minggu akan mengalami kenaikan 0,5 kg. Berat badan
trimester ke-III tidak boleh tambah lebih dari 1 kg dalam seminggu
atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas
tersebut disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut
praeoedema.

b) Ukur LiLA
34

Pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama untuk skrining


ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK). LiLA dianggap
KEK bila kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan Lila < 23,5 cm
menunjukkan besar kemungkinan melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR).
c) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan,
tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi
plasenta, tetapi tekanan darah 140/90 mmHg pada saat awal
pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi (kenaikan
sistole > 30 mmHg dan diastole> 15 mmHg dari tekanan darah
normal). Tekanan darah normal yaitu 90-60 mmHg - 120/80
mmHg.
d) Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
Pengukuran TFU dilakukan setiap kunjungan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Pada
usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan
penambahan per 3 jari, apabila kahmilan diatas 24 minggu
pengukuran menggunakan standar pengukuran Mc.Donald yaitu
dengan menggunakan metlin diukur dari tepi atas sympisis sampai
fundus uteri.
e) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan mulai akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ normal yaitu 120-160
x/menitdenganiramateratur. Gawat janin ditunjukkan apabila DJJ
lambat <120 kali/menit atau >160 kali/menit.
f) Tentukan presentasi janin
Penentuan posisi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan dilakukan
untuk mengetahui letak janin.
g) Berikan imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap tetanus. Pelaksanaan imunisasi TT yang
sekarang sebelum pemberian imunisasi dilakukan penentuan status
Imunisasi T (screening) terlebih dahulu, terutama pada saat
35

pelayanan antenatal. Imunisasi TT tidak perlu diberikan pada ibu


hamil apabila status T sudah mencapat T5, yang harus dibuktikan
dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan atau rekam
medis.Panduan skriningimunisasi TT pada ibuhamildapatdilihat
pada gambar 2.1. (Permenkes No.12 Th 2017)
Jadwal imunisasi lanjutan (TT) pada ibu hamil dapatdilihat pada
table 2. 6
Tabel 2.6
JadwalImunisasiLanjutan pada Wanita UsiaSubur (WUS)

Status Interval Minimal


Masa Perlindungan
Imunisasi Pemberian

T1 - -

T2 4 minggusetelah T1 3 tahun

T3 6 bulansetelah T2 5 tahun

T4 1 tahunsetelah T3 10 tahun

T5 1 tahunsetelah T4 Lebihdari 25 tahun

Sumber :Permenkes No.12 Th 2017

h) Beri tablet tambah darah atau tablet Fe


Tablet Fe diberikan untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu
hamil harus mendapatkan zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan diberikan sejak kontak pertama. Pemberian zat besi 60
mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl/bulan. Tablet
Fe harus diminum dengan benar supaya proses penyerapan oleh
tubuhberjalandenganbaik (Saifuddin, 2009).
i) Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
(1) Golongan darah, untuk mengetahui golongan darah dan
mempersiapkan calon pendonor sewaktu-waktu bila terjadi
kegawatdaruratan.
(2) Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), dilakukan minimal sekali
pada trimester I dan sekali pada trimester III, pemeriksaan
dilakukan untuk megetahui apakah ibu menderita anemia atau
tidak. Klasifikasi Hb pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
(a) Tidak anemia : Hb >11 gr%
(b) Anemia ringan : Hb 9-10 gr%
36

(c) Anemia sedang : Hb 7-8 gr%


(d) Anemia berat : Hb <7 gr%
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat (Prawirohardjo, 2009).
(3) Pemeriksaan protein dalam urin, untuk mengetahui adanya
proteinuria pada ibu hamil sebagai indikator pre-eklampsia.
(4) Pemeriksaan kadar gula darah, dilakukan pada ibu hamil yang
dicurigai menderita diabetes.
(5) Pemeriksaan darah malaria, semua ibu hamil didaerah endemis
malaria dilakukan pemeriksaan.
(6) Pemeriksaan tes Sifilis, dilakukan didaerah dengan resiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga sifilis serta sebaiknya
dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
(7) HbSAg, dilakukan untuk mengetahui ibu HbSAg reaktif atau
non reaktif (Bobak, 2005; Manuaba, 2007).
(8) Pemeriksaan Human Immunodeficiency Virus (HIV), ibu
dengan resiko tinggi dan diduga menderita HIV.
(9) Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA), dilakukan pada ibu
hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis.
Tatalaksana atau penanganan kasus dilakukan setiap kelainan yang
ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai standar dan
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus yang tidak dapat ditangani
dapat dirujuk sesuai sistem rujukan.
j) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Pesalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara atau koseling dilakukan pada saat kunjungan ANC
dan disampaikan sesuai dengan kebutuhan ibu, beberapa konseling
yang dapat diberikan kepada ibu meliputi:
(1) Kesehatan ibu yang meliputi kesehatan sekarang, kesehatan
ibu dahulu, dan kesehatan keluarga.
(2) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
(3) Peran suami/atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan.
(4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi.
37

(5) Asupan gizi seimbang.


(6) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
(7) Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV/AIDS
di daerah terkonsentrasi HIV/AIDS bumil risiko tinggi
terinfeksi HIV/AIDS.
(8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif.
(9) KB paska persalinan.
(10) Imunisasi
(11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
Booster).
1) ManajemenAsuhanKebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan mengacu pada KEPMENKES
NO.938/MENKES/SK/VII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
yang meliputi :
a. STANDAR I : PENGKAJIAN
Tanggal/Jam Masuk : Untuk mengetahui tanggal dan waktu
melakukan pengkajian.
1) Data Subjektif
a) Identitas
(1) Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu
namapanggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
(2) Umur : Umur klien dikaji untuk mengetahui apakahklien
dikatakan berpengaruh/ memiliki resiko. Jika umur klien
< 20 tahun termasuk beresiko karena alat-alat reproduksi
belum matang dan psikis yang belum siap. Serta jika
umur > 35 tahun, rentan sekali terjadi komplikasi dalam
kehamilan dan pada proses persalinan, jadi usi
reproduktif (subur) seorang wanita yang baik dalam
siklus reproduksi berkisar dari usia 20-35 tahun
(Manuaba, 2010).
(3) Agama : Untuk memberikan motivasi pada klien
sesuai dengan agama yang dianut. Mengantisipasi
kebiasaan religius yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan
38

(4) Suku/Bangsa : Untuk menentukan faktor pembawa


genetika atau Ras. Berpengaruh pada adat istiaadat atau
kebiasaan sehari-hari seperti bahasa supaya lebih mudah
untuk berkomunikasi saat memberikan asuhan.
(5) Pendidikan mengethaui tingkat pengetauan untuk
menyesuaikan dalam mennetukan pemberian konseling
dengan pendidikannya.
(6) Pekerjaan
Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Karena pekerjaan
yang terlalu berat dapat mengidentifikasi terjadinya
komplikasi selama kehamilan, peningkatan tujuh kali
lipat insiden berat bayi lahir rendah pada wanita yang
bekerja terlalu keras di lapangan.
(7) Alamat Untuk mempermudah kunjungan rumah apabila
diperlukan. Semakin terpencilnya suatu daerah dan
keadan geografis yang sulit untuk di jangkau maka akan
semakin sulit pula untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
b) Keluhan utama
Ketidaknyamanan kehamilan yang dialamiibu pada trimester
III seperti insomnia, sering buang air kecil, edema ektremitas,
nyeri punggung, nyeri ulu hati. Keluahn juga berguna untuk
penatalaksanaan kebutuhan ibu (Walsh, 2007).
c) Data Kebidanan
(1) Riwayat perkawinan : Untuk mendapatkan gambaran
mengenai berapa tahun umur ibu saat pertama kali
menikah, status perkawinan sah/tidak karena dapat
mempengaruhi psikologis ibu, lama pernikahan, dan ini
suami yang ke berapa.
(2) Riwayat kehamilan sekarang :
(a) Gerakan Janin :dirasakan ibu pripigravida pada
mingguke 18 – 20 sedangan pada ibu multigravida
dirasakan pada minggu ke 16- 18 dan dapat dilihat
pada akhir kehamilan (Bobak, 2005; Fraser, 2012;
Varney, 2007).
39

(b) Jumlah gerakan :dalam 12 jam, gerakan janin


normalnya 10 kali.
(c) HPHT : HPHT atau hari pertama haid terakhir
digunakan untuk menaksir usia kehamilan dan hari
periraan lahir.
(d) HPL menghitung hari perkiraan lahir dapat
menggunakan rumus Naegele yaitu :HPL = Hari + 7,
bulan + 1 dan tahun + 1
(e) Usia Kehamilan : untuk menentukan perkiraan
persalinan dan menentukan pemeriksan dan asuhan
yang diberikan supaya sesuai dengan masa kehamilan.
(f) Status TT : Imunisasi TT diberikan untuk mencegah
terjadinya tetanus neonatorum, ibu harus mendapat
imunisasi TT sebanyak 2 kali atau maksimal 5 kali
seumur hidup.
(Bobak, 2005; Fraser, 2012; Varney, 2007).
(3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Untuk
mengetahui gravida atau jumlah kehamilan yang pernah
dialami wanita, para atau jumlah kehamilan yang
berakhir dengan kelahiran bayi atau bayi telah tumbuh
dengan keadaan sehat. Serta untuk mendeteksia dan
riwayat kehamilan persalianan dan nifas yang lalu yang
bias dijadikan waspada oleh tenaga kesehatan terutama
bidan (Varney, 2007; Manuaba, 2007; Saifuddin, 2009;
Prawiroharjo, 2010).
(4) Riwayat Keluarga Berencan a(KB) : Untuk mengetahui
jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama
pemakaian, keluhan, alasan pasang dan alasan lepas.
d) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat penyakit yang lalu : Untuk mengetahui ibu
memiliki riwayat penyakit/ tidak, seperti gula, darah
tinggi,asma, jantung, TBC, dan HIV/AIDS
(2) Riwayat kesehatan sekarang : untuk mengetahui ibu
sedang menderita penyakit / tidak, seperti gula,
darahtinggi, asma, jantung, TBC dan HIV/AIDS
40

(3) Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui ada atau


tidaknya riwat penyakit yang di turunkan dari keluarga
Riwaya kesehatan tersebut membantu bidan untuk
Mengidntifikasi kondisi kesehatan yang dapat
mempengaruhi kehamilan dan janinnya.
Keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit menurun
(Hipertensi, Asma, Jantung, DM).
e) Data kebiasaan sehari – hari
Berikut ini adalah kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester
III:
(1) Nutrisi : Menu yang disusun harus sesuai gizi yang
seimbang yang terdiri dari zat-zat seperti protein,
karbohidrat, lemak , mineral, vitamin, serta air.
(2) Personal Hygiene : Mandidua kali, gosok gigi dan ganti
pakaian minimal 2 kali sehari.
(3) Istirahat : Posisi tidur miring ke kiri, kaki lurus, kaki
kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal dan
untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan
bantal pada perut bawah sebelah kiri.
(4) Eliminasi :
Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena
kandungan kencing tertekan oleh pembesaran uterus,
BAB normal konsistensi unak.
Trimester II : frekuensi normal Kembali karena uterus
telah keluar dari rongga perut
Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena
penurunan kepala bayi, BAB sering obstipasi (sembelit)
karena hormone progesterone meningkat.
Membersihkanalatkelamindengangerakandaridepankebel
akangsetiap kali selesai BAK atauBAB.
(5) Mobilisasi/Body Mekanik : Sikap tubuh yang perlu
diperhatikan selama hamil trimester III yaitu : duduk,
berdiri, berjalan, bangun dan berbaring, membungkuk
dan mengangkat.
41

(6) Kebutuhan seks : Koitus dihindari pada kehamilan muda


sebelum kehamilan 16 minggu dan hamil tua, karena
akan merangsang kontraksi. Pada trimester III biasanya
gairah sex akan dipengaruhi oleh ketidaknyamanan dan
body image.
f) Data psikologis
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan ibu, apakah ibu takut, cemas dengan
kehaamilannya. Kekhawatiran ibu terhadap kehamilanya
dapat di atasi dengan peran suami yang memberikan
dukungan terhadap ibu (Varney, 2007).
g) Data Sosial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan penting untuk diketahui karena hal ini akan
mempercepat proses adaptasi ibu dan keluarga dalam
menerima perannya. Selain itu, kebiasaan adat istiadat juga
perlu dikaji agar bidan dapat lebih mudah untuk melakukan
pendekatan pada keluarga. Hal ini berkaitan dengan adanya
pantangan terhadap makanan ibu hamil yang justru membuat
pertumbuhan janin tidak optimal (Varney, 2007).
2) Data Obyektif
a) Pemerikaan Umum
(1) Keadaan Umum
Baik : kesadaran penuh, TTV normal, dan pemenuhan
kebutuhan mandiri seperti makan tanpa disuapi dan
eliminasi sendiri tanpa bantuan.
(2) Kesadaran
Composmentis, sadar penuh
b) Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital
(1) Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu 90-60 mmHg - 120/80
mmHg.. Batas terendah tekanan darah adalah 140/90
mmHg yang merupakan titik awal kemungkinan pre
eklampsia. Kenaikan tekanan darah pada ibu hamil tidak
boleh mencapai 30 mmHg sistolis dan 15 mmHg
42

diastolis, apabila kenaikan tekanan darah lebih dari itu


bias terjadi hipertensi dalam kehamilan, dan merupakan
salah satu tanda eklamsia atau pre eklamsia jika disertai
protein urine.
(2) Suhu
Suhu tubuh normal (36,5 - 37,50C)
(3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan normal untuk orang dewasa yaitu
16-20 x/menit
(4) Nadi
Frekwensi nadi normal yaitu 60-90 x/menit
(Jhonson dan Taylor, 2005; Varney, 2007).
c) Berat Badan
Bertambahnya berat badan normal selama kehamilan sekitar
11,5-16 kg (Prawirohardjo, 2010), sedangkan menurut
Manuaba (2012) kenaikan berat badan selama hamil sekitar
12-16 kg, setiap minggu akan mengalami kenaikan 0,5 kg.
d) Tinggi Badan
Tinggi badan normal 145 cm bila kurang dari itu dicurigai
beresiko kesempitan panggul (Kemenkes, 2013).
e)LiLA
Ukuran normal LiLA 23,5 cm, ibu hamil dengan LiLA< 23,5
cm menunjukkan besar kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI, 2013).
b) Pemeriksaan fisik meliputi :
(a) Kepala
Kesimetrisan kepala, kesimetrisan wajah, lokasi struktur
wajah. Kulit pucat dan rambut rampuh dapat mengindikasikan
kekurangan nutrisi.
(b) Muka
Tanda fisiologis kehamilan pada wajah, pipi dan leher
biasanya mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai
topeng kehamilan atau cloasmagravidarum.
(c) Mata
43

Untuk mengetahui tanda – tanda anemia (konjungtiva pucat),


hiperbillirubin(sklera kuning) dan kelainan saraf pada mata (
strabismus ).
(d) Hidung
Mengetahui ada pernafasan cuping hidung atau tidak,
kesimetrisan ukuran, letak, rongga hidung bebas sumbatan
atau tidak, ada polip atau tidak, adanya tanda-tanda infeksi
atau tidak.
(e) Telinga
Mengetahui keadaan telinga apakah bersih tidak ada
serumen, ketajaman pendengaran, letak telinga di kepala,
bentuk, ada tonjolan atau tidak.
(f) Mulut
Untuk mengetahui apakah bibir pecah-pecah, tidak ada
satomatitis, tidak ada gigi berlubang, dan caries gigi. Yang
bias dilakukan apabila terjadi gigi berlubang melakukan
pemeriksaan gigi kedokter gigi untuk penangan yang tepat
sebab jika tidak diperhatikan akan menyebabkan infeksi
disarakan untuk wanita hamil untuk memeriksakan giginya
selama masa kehamilan.
(g) Leher
Dalam keadaan normal tidak ada pembesaran kelenjar limfe
apabila ada maka menunjukan adanya infeksi, kelenjar tiroid
apabila ada pembesaran kelenjar tiroid makan menunjukan
bahwa ibu kekurangan yodium, dan pembengkakan vena
jugularis apabila ada makaadaindikasimasalahjantung.
(h) Payudara
Perlu dilakukan pemeriksaan payudara karena payudara
mengaami perubahan sebagai persiapan laktasi, keadaan
normal payudara simetris, tiak ada benjolan yang tidak
normal, putting menonjol, apabila putting datar bias
dilakukan cubit areola dengan ibujari dan jari telunjuk ini
sebagai persiapan ibu menyusui, kolostrum sudah keluar
sebagai tanda ASI sudah diproduksi, terjadi hiperpigmentasi
44

areola mamae, tidak ada retraksi dinding dada dan adanya


massaa taunodul pada aksila.
(i) Abdomen
Mengetahui bentuk pembesaran perut, terdapatlinea atau
tidak, linea adalah garis pigmentasi dari sifisis pubis
kebagian atas sampai fundus, linea terdapat 2 linea alba dan
linea nigra, lihat adakah luka bekas operasi memastikan
untuk riwayat persalinan sebelumnya.
(1) Palpasi :
(a)Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri. TFU setinggi
pertengahan pusat – prosesusxipoideus (px).
(b)Leopold II
Menentukan batas kanan dan kiri rahim, menentukan
letak punggung janin. Bagian yang teraba memanjang
seperti papan, ada tahanan dan keras/punggung, Bagian
yang teraba kecil-kecil, ekstremitas.
(c)Leopold III
Menentukan bagian terendah janin. Bila kepala janin
belum masuk panggul maka masih dapat digoyangkan
dan sebaliknya bila sudah masuk panggul maka sudah
tidak dapat digoyangkan karena sudah terfiksasi oleh
pintu atas panggul (PAP).
(d)Leopold IV
Menentukan konvergen (kedua jari periksa menyatu
yang berarti bagian terendah janin belum masuk
panggul) dan divergen(keduajaritiaktidakmenyatu yang
berarti bagian terendah janin sudah masuk pintu atas
panggul) (Mochtar, 2011).
(e)Pengukuran TFU untuk menghitung perkembangan dan
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan masa
kehamilan, pengukuran TFU juga dapat di gunakan
untuk menentukan usia kehamilan dengaan cara
membandingkan berapa besar TFU dengan HPHT. Tfu
45

akan berkurang saat fetus sudah mulai masuk pintu atas


panggul (Lowdermilk, 2013).
(f) TBJ (Tafsiran Berat Janin)
Menurut Manuaba (2007) tafsiran berat janin dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
(TFU-11) x 155 jika sudah masuk panggul
(TFU-12) x 155 jika belum masuk panggul
(2) Auskultasi
DJJ normalnya 120 – 160 x/menit (Saifuddin, 2010;
Prawirohardjo, 2010).
(j) Genetalia
Mengetahui ada tidaknya kelainan pada genitalia seperti
oedema, varises yang dapat mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah sehingga menjadi perdarahan, pembesaran
kelanjar bartholini, mengetahui ada atau tidaknya hemoroid
pada anus. Tapi pada keadaan normal, tidak terdapat varises
dan hemoroid.
(k) Ekstremitas atas dan bawah
Memeriksa ada atau tidak reflek patella pada ekstremitas
bawah apabila reflek patella negative kemingkinan ibu
kekurangan vitamin B1 yang memungkinkan adanya masalah
pada tulang belakang. Cek apakan ekstremitas oedema dan
varises serta sianosis atau tidak pada ujung kuku. Pada
keadaan normal reflek patellaada, tidakedema dan tidak
sianosis.
(Varney,2007; Prawirohardjo, 2010).
c) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk melakukan deteksi dini
adanya penyulit atau masalah.
b. STANDAR II :PerumusanDiagnosa Dan Atau MasalahKebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
mengnterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
46

b. Kriteria Perumusan diagnosis dan atau masalah sebagai


berikut:
1) Diagnosis sesuai dengan nomen klatur kebidanan
Ny... G…P…A… umur … tahunhamil … minggu
2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
Beberapa ketidaknyamanan pada trimester I yaitu mual
muntah, pusing, nyeri (Prawiroharjo, 2011; Varney, 2007;
Walsh 2010).
Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
c. STANDAR III : Perencanaan
a. Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis
dan masalah yang ditegakkan.
b. KriteriaPerencanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Menurut Saifuddin (2010), konseling yang dapat diberikan
antaralain :
1) Gizi pada ibu hamil yang mengalami peningkatan konsums
makanan 300 kalori per hari, mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zatbesi, minum cukup cairan (menu
seimbang).
2) Perubahan fisiologis diantaranya penambahan berat badan,
perubahan payudara, tingkat tenaga yang bias menurun,
mualselama trimester pertama, atau mengalamivarises.
3) Latihan atau body mekanik dengan aktivitas normal tidak
berlebihan, istirahat jika mengalami kelelahan.
4) Pendidikan kesehatan tentang konsumsi tablet Fe minimal 90
tablet selama masa kehamilan.
5) Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jik
mendapati tanda-tanda bahaya seperti perdarahan, sakit
kepala berlebih, gangguan penglihatan, pembengkakan pada
tangan/kaki, nyeri abdomen, atau berkurangnyagerakanjanin.
6) Menjaga kebersihandiri.
7) Perencanaan persalinan yang bersih dan aman.
47

d. STANDAR IV :Implementasi
a. Pernyataan STANDAR
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/ pasien, dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
b. Kriteria :
1) Waktu
2) Asuhan dilakukan sesuai denganp erencanaan dan memenuhi
Kebutuhan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh ibu.
3) Mempertahankan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spiritual-kultural.
4) Setiap tindakan asuhan harus mendapa tpersetujuan dari klien
dan atau keluarganya (informed consent).
5) Melaksanakan tindaka asuhanb erdasarkan evidence based.
6) Melibatkan klien/pasiendalam setiap tindakan.
7) Menjagaprivasi klien/pasien.
8) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
9) Mengikutiperkembangan kondisi klien.
10) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada
dan sesuai.
11) Melakukan tindakan sesuai standar.
12) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
e. STANDAR V :Evaluasi
a. Pernyataan Standar
Bidan melakukan evaluasi secaras istematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dariasuhan yang
sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan
kondisi klien.
b. KriteriaEvaluasi :
1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan
asuhan sesuai kondisi klien.
2) Hasil evaluas segera dicatat dan dikomunikasikan.
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
48

4) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi


klien/pasien.
c. STANDAR VI :Pencatatan AsuhanKebidanan
a. Pernyataan Standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP
sesuai dengan Kepmenkes Nomer 938/MENKE/SK/VIII/2007.
b. Kriteriapen catatan asuhan kebidanan
1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan
pada formulir yang tersedia (Rekammedis/Status pasien/buku
KIA).
2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
a) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
a) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
Aadalah hasil analisa, mencatat diagnosis dan masalah
kebidanan.
b) P adalah Implementasin, mencatat seluruh perencanaan dan
Implementasin yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan
rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY M UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UK 8+3


MINGGU DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS DI RSD BAGAS WARAS

PENGKAJIAN:
Tanggal :25 Juli 2020 Jam :10.00WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
Nama : Ny. M Nama : Tn. M
Umur : 28 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Gondangan Alamat : Gondangan
I. DATA SUBYEKTIF
A. ALASAN DATANG
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya
B. KELUHAN UTAMA
Ibu merasa pusing kadang-kadang mual
Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan sering pusing saat beraktifitas dan
kadang mual
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu tidak sedang menderita penyakit apapun ( seperti gula, asam urat,
jantung, penyakit kuning, dan lainnya).
2. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang/ memiliki riwayat penyakit apapun ( seperti gula,
asam urat, jantung, penyakit kuning, dan lainnya).

49
50

D. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 27 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah Leukhorea :-
Banyaknya : lebih kurang per 6 jam ganti pembalut (tidak penuh)
2. Riwayat Kehamilansekarang :
a. G2P1A0Ah1
b. Usia kehamilan : 8+3minggu
c. HPHT : 10-05-2020
d. HPL : 25-02-2021
e. GerakJanin : belumada
f. Tanda Bahaya :
TM I :-
TM 2 :-
TM 3 :-
g. Keluhan :
TM I : Pusing
TM 2 :-
TM 3 :-
h. Riwayat terapi :
TM I : B6 dan Kalk
TM 2 :-
TM 3 :-
i. Riwayat Alergi :
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan
j. Kekhawatiran khusus :
ibu khawatir terhadap mual yang dialami karena pada kehamilan
pertama tidak mengalami mual
k. Imunisasi / TT :ibu belum mendapatkan imunisasi TT pada kehamilan
ini
l. ANC : 2 x
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis&Jml)
1 30-5-2020 BPM B6 1x1 Tidak ada Gizi ibu hamil
Kalk
2 25-07-2020 RSD Bagas Pemeriksaan sekarang
Waras
51

3. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:


Kehamilan Persalinan Nifas Kead
Frek KELUHAN Tempat Asi anak
Tahun Penolon Penyuli IM Penyuli
AN / UK Jenis persaliana JK/ BB eksklusi sekaran
g t D t
C PENYULIT n f g
Pervagina BPM Tidak
2012 12x Tidak ada 40 Bidan P/3000gr Tidak Iya Iya hidup
m ada
Hamil
sekaran
g

4. RIWAYATKB : tidak pernah


Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
Suntik KB 3 Bulan 5 tahun Tidakhaid Ingin punya anak
Rencana Setelah Melahirkanibu inginKB IUD
5. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Sebelum hamil :
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 2 kali/hari 2 kali/ hari
Komposisi
Nasi 2x @ 1piring (sedang) 2 x @ 1piring
Lauk 2 x @ 1 potong (sedang ), 2 x @ 1 potong (sedang),
jenisnya protein hewani: jenisnya protein hewani:telur,
tempe/tahu tempe/tahu
Sayuran 2x @ 1 mangkuk 2 x @1/4 mangkuk sayur
sayur :berbagai jenis sayuran :berbagai jenis sayuran
Buah Tidakrutin Tidakrutin
Camilan Jarang Jarang
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Tidak nafsu makan
Perubahan selama Hamil Tidakada
2) Minum
Jumlah total 6-7 gelas perhari; jenis teh dan 6-7 gelas perhari; jenis air putih
air putih dan teh
Susu Tidak mengkonsumsi susu mengkonsumsi susu 1 kali sehari
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan: Tidak ada Tidak ada

Perubahan selama Hamil Tidak ada keluhan atau perbedaan


yang mencolok

b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensiperhari 4x sehari 5-6x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidakada
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensiperhari 1x sehari 1kali hari sekali
Warna Kecoklatan Agak kekuningan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
52

Mandi 2 x sehari 2 x sehari


Keramas 2 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 3 x sehari 3 x sehari
GantiPakaian 2 x sehari 2x sehari
celanadalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaanmemakai alas Ibu memakai sandal apabila Ibu memakai sandal apabila pergi
kaki pergi
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubunganseksual
Frekuensi 2-3x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil Tidakada Tidakada
ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 8 jam 8 jam
Tidursiang Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan/masalah Tidak ada tidak ada
Perubahan selama hamil Tidak ada
ini
f. Aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitasfisik Aktivitas biasa Aktivitas biasa
(bebanpekerjaan)
Olah raga Senam Tidakpernah
Frekuensi 1-2x seminggu -
Perubahan selama hamil Mudahpusing
ini
g. Kebiasaan yang
merugikan kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak ada Tidakada
Minuman beralkohol Tidak ada tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada tidak ada
merugikan

6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Riwayat perkawinan :
a) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 25 th.
b) Pernikahan ini yang ke 1, sahlamanya 6 tahun
c) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Suami perhatian terhadap istri, mengantar untuk periksa, menanyakan
supplemen sudah diminum ataubelum.
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : ibu apabila ada
masalah selalu berbagi dengan suami untuk menemukan pemecahan
masalah bersama
d. Ibu tinggal serumah dengan : suami dan mertua.
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, suami yang mengambil keputusan.
53

f. Orang terdekat ibu adalah suami


Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Tidak ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
ibu ingin melahirkan di tempat bidan
i. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
a) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : tidak
b) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
j. Tingkat pengetahuan ibu :
Ibu belum mengetahuihal perubahan pada trimester I
k. Lingkungan:
Tidak ada kebiasaan kontak dengan binatang.
l. Paparan dengan polutan :
Rumah jauh dari lingkungan industri, jalan raya.

II. DATA OBYEKTIF:


A. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan darah : 100/60 mmHg
4) Nadi : 84 x/menit
5) Respirasi : 23 x/menit
6) Suhu : 36.6 0C
7) BB Sebelum/ Sekarang : 45 kg/ 45.5 kg
8) TB : 150 cm
9) LILA : 23 cm
10) IMT : 20.2 kg/m2 (normal)
b. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala
a) Rambut:Hitam, Bersih, tidak berketombe, tidak rontok
b) Muka :Tidak oedema, tidak pucat,terdapat cloasma gravidarum
54

c) Mata
(1) Konjungtiva : warna merah pucat
(2) Sklera : warna Putih
d) Hidung :tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret.
e) Telinga :bentuk Simetris, tidak ada penumpukan serumen
f) Mulut /gigi / gusi: tidak ada karies dentis, tidak sariawan, gusi dan
tidak epulis
2) Leher
a) KelenjarTiroid : tidak ada pembesaran
b) PembesaranKelenjarLimfe : tidak ada
c) Pembesaran vena jugularis : tidak ada
3) Dada dan Axila
a) Mammae
(1) Bentuk : Simetris
(2) Areola : Hiperpigmentasi
(3) Putting susu : Menonjol
(4) Kolostrum : Belum keluar
(5) Palpasi : Tidak adab enjolan
b) Axila
(1) Benjolan : Tidak ada
(2) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
4) Punggung
a) Pembengkakan : Tidak ada
b) Deformitas tulang belakang : Tidak ada
5) Ektremitas
a) Varices : Tidak ada varices pada kaki kanan dan kiri.
b) Oedema : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki. Tangan
tidak terdapat oedema
c) ReflekPatela : (+) positif
d) Kuku : Tidak pucat, bersih.

B. Pemeriksaan Khusus Obstetri


a. Abdomen
1) Inspeksi: pembesaran kelenjar tidak ada, tidak ada striae
2) Palpasi
55

a) Kontraksi : tidakada
b) Leopold I :terabategang
c) Leoplod II :-
d) Leopold III : -
e) Leopold IV : -
b. PemeriksaanPanggul
1) Kesanpanggul : normal
2) DistansiaSpinarum : 26 cm
3) DistansiaKristarum : 28 cm
4) Conjugataeksterna (Boudeloque) : 18 cm
5) LingkarPanggul : 85 cm
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : tidak ada varices
b) Luka : tidak ditemukan luka/celoid
c) Kemerahan : tidak ada kemerahan
d) Nyeri :tidak ada nyeri
e) Pengeluaranpervaginam : tidak ada
2) Perineum
a) Bekas Luka : tidak ada bekas luka
b) Lain-lain : tidak ada
3) Anus
a) Haemorhoid : Tidak ada haemoroid
b) Lain-lain :Tidak ada
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10.5 gr %
HbSagnegatif
HIV negatif
Sifilisnegatif

III. ANALISIA
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny M Usia 28 tahun G2P1A0UK 8+3 minggu kehamilan normal
56

B. MASALAH
Ibu merasa pusing saat beraktivitas
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 25Juli 2020 Jam 10.00 WIB
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
baik dan kondisi kehamilan ibu normal.
Rasionalisasi : Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan maka bidan
selaku pemberi layanan telah melakukan kewajibannya dan telah memberikan
hak pasien untuk memperoleh informasi mengenai kondisi kesehatannya
dalam hal ini mengenai kehamilannya.
Hasil: Ibu sudah mengetahui tentang keadaanya dan kondisi kehamilannya.
2. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi pekerjaan berat.
Rasionalisasi: karena pada saat hamil ibu lebih mudah mengalami kelelahan
akibat perubahan yang terjadi selama kehamilan.
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya
3. Memberi KIE tentang tanda-tanda bahayaibuhamil
Rasionalisasi:Agar ibu mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan dapat
segera dibawa ketempat fasilitas yang dituju bila terdapat tanda tersebut.
Hasil:Ibu sudah mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan
4. Memberikan suplemen pada ibu.
Fe 1X1 (X)
Kalk 1X1 (VI)
Rasionalisasi: Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia
dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu
dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah, 2009). WHO
merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe 60
mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014). Suplementasi kalsium melalui
makanan yang dianjurkan merupakan salah satu upaya untuk penanggulangan
dan pencegahan terjadinya kenaikan darah pada ibu hamil yang pada akhirnya
dapat membantu menurunkan AKI dan memberi cadangan kalsium yang
cukup pada janin (Permaesih, dkk, 1999).
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
5. Menganjurkan ibu memperbanyak konsumsi vitamin C contohdari air jeruk
untuk meningkatkan penyerapan zat besi pada tubuh
57

Rasionalisasi :mengonsumsi tablet fedengan air jeruk untuk mempercepat


proses penyerapan.
Hasil : ibu bersedia melakukan ajuran tersebut
6. Menganjurkan kepada ibu untuk datang memeriksakan kehamilannya 1 bulan
kemudian atau apabila ibu ada keluhan.
Rasionalisasi : Menurut Muchtar (2005) jadwal pemeriksaan antenatal
dianjurkan dilakukan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 7 bulan.
Hasil: Ibu bersedia datang untuk memeriksakan kehamilannya 1
Bulan lagi atau apabila ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. M usia 28 tahun
G2P1A0 usia kehamilan 8+3 minggu, penulis tertarik membahas untuk keluhan pada
ibu yaitu mua lmuntah yang dialami ibu hamil trimester I dan kehamilan ibu
merupakan kehamilan normal.
A. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan
metode USG(Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah
satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring
1-5 dan dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain
yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk kalau dibiarkan.
Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini,
penulis lakukan bersama pasien dalam diskusi penentuan prioritas
masalah di RSD Bagas Waras Klaten. Dalam kasus Ny. R ditemukan
bahwa ibu mengalami mual muntah sehingga menyebabkan ibu menjadi
tidak nafsu makan.

58
59

B. Analisis Penyebab Masalah


1. Mual pada ibu hamil
Berdasarkan hasil anamneses, ibu mengeluhkan bahwa sejak 4 hari
yang lalu mengalami mual dan berkurang nafsu makan. Hal ini dapat
menggangu proses kehamilan dan membuat ketidaknyaman pada ibu
hamil.
Mual muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh
perubahan dalam system endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic
gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah gestasional
yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saatitu,
HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH
(luteinzinghotmone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblasblastosit. HCG
melewati control ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum
terus memproduksi estrogen dan progesterone, suatufungsi yang nantinya
diambil alih oleh laposan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam
darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah
fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes
kehamilan (Tiran, 2009). Selain karena hormonal, mual muntah juga dapat
disebabkan karena factor psikologis dan pekerjaan. Maka dari itu perlunya
edukasi untuk mengurangi mual pada ibu hamil agar nafsu makan ibu
tidak terganggu yaitu
a. Makanmakanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat
membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi buah dan
sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang,
biscuit, dan sebagainya.
b. Hindari makanan makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas
yang akan memperburuk rasa mual.
c. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar karena itu hanya akan membuat mual.
d. Pengobatan tradisional :Jahe dapat menurunkan mual muntah.
Seduhan jahe mengandung zat inti yang disebut gingerol merupakan
molekul radikal bebas kuat dan dapat beraksi sebagai antioksidan.
Gingerol menurunkan produk oksidatif dalam saluran pencernaan
yang menyebabkan pembuluh darah darah membesar yang biasanya
60

ditandai dengan efek hangat dan menghambat penerimaan serotonin di


dalam lambung yang dapat mengurangi terjadinya rasa mual.
(Megawati, 2010)
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan Kehamilan
pada Ny. M umur 3 0tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 8+3minggu di RSD Bagas
Waras Klaten  pada tanggal 25Juli 2020, Adapun kesimpulan yang didapat
dari pengkajian data mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil yaitu:
1. Berdasarkan data subjektif Ny. M datang ke RSD Bagas Waras Klaten
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dengan usia kehamilan 8 +3
minggu dengan keluhan mual
2. Berdasarkan data objektif serta semua hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan keadaan umum Ny. M dalam batas normal.
3. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan diagnosa
Ny. M G2P1A0 Umur Kehamilan 8+3Minggu dengan kehamilan normal
4. Dari analisa data tersebut dapat melaksanakan perencanan asuhan
kebidanan yang sesuai dengan manajemen pelayanan kebidanan mengenai
pada Ny. M G2P1A0 Umur Kehamilan 8+3Minggu. Ditinjau dari kasus ini,
ditemukan masalah ibu mengalami mual muntah yang dapat menyebabkan
ibu tidak nafsu makan. Dalam penatalaksaan ibu dianjurkan untuk minum
jahe sebanyak minimal 3 kali seminggu pada pagi hari.

B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi dan mendukung kehamilansecara optimal
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu
kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu
hamil secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama
perkuliahan berlangsung untuk menerapkan deteksi terhadap kehamilan.

61
62
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, EnyRetna dan DiahWulandari. 2009. AsuhanKebidanan (Nifas).


Yogyakarta: Nusa Offset

Baety. Aprilia Nurul. 2012. Kehamilan dan Persalinan Panduan


PraktikPemeriksaan. Yogyakarta: GrahaIlmu.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN. 2018. Profil Kesehatan Tahun


2018.Klaten:http://dinkes.klatenkab.go.id/wp-
content/uploads/2019/10/PROFIL KESEHATAN-KLATEN-TAHUN-
2018.pdf. Diakses: 2018.
Farrer, Helen. 2010. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hani, Ummi. dkk. 2014. AsuhanKebidanan pada KehamilanFisiologis. Jakarta:


SalembaMedika.

KEMENTRIAN KESEHATAN RI. 2017. Profil Kesehatan RI. 2017.


Jakarta:https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf. Diaskes:
2017.
Kusmiati, Yuni. dkk.2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).Jakarta:
Fitramaya.

Manjoer, Arif. 2010. KapitaSelektaKedokteranJilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba, Ida Ayu Chandrarita, dkk. 2012. IlmuKebidanan, PenyakitKandungan,


dan KBJakarta: EGC.

Marmi. 2012. AsuhanKebidanan pada Masa Nifas ”Puerpurium Care”.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maryunani, Anik. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Trans Info
Media.

Muslihatun, Wafi Nur, dkk, 2009. DokumentasiKebidanan. Yogyakarta: Firmaya.

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


SarwonoPrawirohardjo.

Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk. 2010. AsuhanKebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans


Info Media.

59
60

Saifuddin, Abdul Bari. 2011. BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawirohardjo.
Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizidalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans
Info Media.

Sulistyawati, Ari. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika.

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Jakarta: EGC.

Yulita,N&Juwita,S ( 2019 ). JOMIS (Journal Of Midwifery Science), Volume


3.No 2. http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jomis/article/view/1091/726.
Diakses pada Juli 2019.

Wiknjosastro, Hanifa. 2009. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


SarwonoPrawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB IV Asfiksia
    BAB IV Asfiksia
    Dokumen4 halaman
    BAB IV Asfiksia
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab V - V BBLR
    Bab V - V BBLR
    Dokumen4 halaman
    Bab V - V BBLR
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB V Asfiksia
    BAB V Asfiksia
    Dokumen2 halaman
    BAB V Asfiksia
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Dan V
    BAB IV Dan V
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Dan V
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB V BBLR
    BAB V BBLR
    Dokumen2 halaman
    BAB V BBLR
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Asfiksia
    BAB IV Asfiksia
    Dokumen4 halaman
    BAB IV Asfiksia
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Kti
    Kti
    Dokumen105 halaman
    Kti
    putri alifa
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Asfiksia
    BAB IV Asfiksia
    Dokumen4 halaman
    BAB IV Asfiksia
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Fix
    BAB IV Fix
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Fix
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV BBLR
    BAB IV BBLR
    Dokumen3 halaman
    BAB IV BBLR
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Peb
    Bab 4 Peb
    Dokumen8 halaman
    Bab 4 Peb
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB V Fix
    BAB V Fix
    Dokumen2 halaman
    BAB V Fix
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV BBLR
    BAB IV BBLR
    Dokumen3 halaman
    BAB IV BBLR
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Fix
    BAB IV Fix
    Dokumen5 halaman
    BAB IV Fix
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Pembatas Akseptor KB
    Pembatas Akseptor KB
    Dokumen7 halaman
    Pembatas Akseptor KB
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BAB V Fix
    BAB V Fix
    Dokumen2 halaman
    BAB V Fix
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Ca Senam Nifas
    Ca Senam Nifas
    Dokumen9 halaman
    Ca Senam Nifas
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • BERITA ACARA Tapka
    BERITA ACARA Tapka
    Dokumen2 halaman
    BERITA ACARA Tapka
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • LP Peb-1
    LP Peb-1
    Dokumen22 halaman
    LP Peb-1
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Critical Oxy
    Critical Oxy
    Dokumen5 halaman
    Critical Oxy
    Sami Rahayu
    Belum ada peringkat