Anda di halaman 1dari 3

3) Jenis-jenis Sampling Banyak metode sampling yang dapat digunakan untuk menentukan mutu,

beberapa diantaranya yang banyak digunakan adalah :

a) Pemeriksaan 100 persen Pelaksanaan sampling dengan menggunakan metode pemeriksaan 100
persen membutuhkan waktu, tenaga dan biaya besar, namun tidak selalu diimbangi dengan 100
persen keberhasilan.
b) Samping berdasarkan teori statistik Pelaksanaan sampling berdasarkan teori statistik
membutuhkan biaya lebih rendah dibandingkan metode pemeriksaan 100 persen. Metode sampling
ini menggunakan teori statistik dalam pelaksanaannya, sehingga dapat memperkecil terjadinya
resiko. Metode sampling berdasarkan teori statistik memposisikan produser sebagai
penanggungjawab produk. Denagn demikian, produser harus mempertahankan mutu produk agar
selalu baik. Bila tidak, akan timbul permasalahan dan kerugian yang diakibatkan penolakan produk
oleh konsumen.
c) Sampling tidak berdasarkan teori statistik Metode sampling yang tidak berdasarkan teori statistik
umumnya tidak direkomendasi karena tidak memiliki dasar yang logis dalam pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak suatu produk. Hal ini dikarenakan tidak terdeteksinya resiko dari
sampling, menghasilkan fluktuasi mutu yang tinggi, dan keluar dari batas mutu yang dipersyaratkan

b. Prinsip dasar sampling


Seorang pengontrol mutu (quality control) yang bertugas melakukan pembelian bahan baku bagi
industri bahan pangan memiliki tanggungjawab besar terhadap kegiatan industrinya. Penolakan
terhadap bahan baku yang ditawarkan berarti industrinya tidak akan berjalan karena tidak
memiliki bahan baku, akan tetapi penerimaan bahan baku dengan kualitas yang kurang baik
akan berpengaruh terhadap mutu produk yang dihasilkan dan pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap daya saing produknya di pasaran. Untuk menghindari kejadian tersebut, seorang
pengontrol mutu harus memperhatikan prinsip pengambilan sampel. Prinsip yang mendasari
pengambilan sampel adalah memperhatikan dan mengingat bahwa sumberdaya keuangan
adalah tidak tak terbatas dan nilai produk harus merefleksikan biaya pemeriksaan dan biaya
produksi. Prinsip dasar pengambilan sampel lebih ditujukan untuk menentukan :
- penerimaan atau penolakan terhadap mutu suatu bahan baku yang didasari oleh seleksi
ukuran, warna, kematangan dan lain-lain, kebebasan dari kontaminasi dan kerusakan biologis
atau kimiawi. Bahan baku yang bermutu rendah berdasarkan seleksi, tingkat kontaminasi, dan
kerusakan harus ditolak karena akan berpengaruh terhadap mutu produk yang dihasilkan ;
- menentukan pembayaran. Hasil sampling terhadap bahan baku menunjukkan bahwa bahan
baku yang ditawarkan sudah tidak segar namun masih memenuhi standar mutu yang ditetapkan
oleh perusahaan. Dalam kondisi seperti ini pengambilan sampel bukan untuk penolakan, tetapi
untuk menentukan nilai yang harus dibayarkan atas bahan baku yang ditawarkan; dan
- untuk menentukan mutu total dari produk akhir. Pengambilan sampel juga dilakukan pada
akhir proses produksi. Pengambilan sampel pada tahap ini lebih ditujukan untuk menentukan
mutu total dari produk yang dihasilkan. Apakah mutu sesuai dengan yang diharapkan atau
menyimpang.

Petugas Pengambil Contoh Kebenaran hasil pengujian laboratorium sangat dipengaruhi oleh
kebenaran dalam pengambilan contoh oleh petugas pengambil contoh (PPC). Seorang Petugas
Pengambil Contoh harus mempunyai visi, kebijakan, sikap dan pengetahuan yang benar dalam
melakukan pengambilan contoh.
- Visi PPC dalam melakukan teknik pengambilan contoh harus mempunyai visi yaitu mengambil
contoh sesuai dengan kaidah yang berlaku dan dilaksanakan secara benar sesuai standar yang
berlaku tersebut. Beberapa kaidah dalam pengambilan sampel termuat dalam standar pengambilan
contoh diantaranya adalah:
a. SNI 0429-1998 - A: Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat
b. SNI 0428-1998 - A: Petunjuk pengambilan contoh padatan
c. SNI 03-7016-2004 - Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam RangkaPemantauan Kualitas Air Pada
Suatu Daerah Pengaliran Sungai.
- Kebijakan (Wisdom) PPC dalam melakukan teknik pengambilan contoh harus bijaksana. Teknik
pengambilan contoh menuntut kebijakan petugas pengambil contoh dalam melakukan tugasnya
agar senantiasa menggunakan hati nurani yang bersih dan melakukan tugasnya secara bijak tanpa
dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan lain.
- Sikap PPC dalam melakukan teknik pengambilan contoh harus harus mempunyai sikap teliti,
cermat, hati-hati yang merupakan tuntutan sikap yang harus dimiliki seorang petugas pengambil
contoh.
- Pengetahuan “know and how” Petugas pengambil contoh harus memiliki ilmu yang cukup agar
dapat mengambil contoh dengan benar. Mereka tidak hanya dapat melakukan namun harus juga
tahu bagaimana melakukan pengambilan contoh yang benar dan mengapa melakukan pengambilan
contoh dengan cara tersebut.
Petugas yang mengambil sampel harus terampil, terlatih dan memahami prosedur pengambilan,
penanganan, dan pengiriman sampel sesuai dengan pedoman BSN 503-2000. Prosedur
pengambilan sampel bahan pangan harus memperhatikan:
- peralatan yang digunakanharus steril, terutama yangakan digunakan untuk uji mikrobiologis;
- pengambilan sampeldilakukan secara steril sesuaidengan standar operaional prosedur(SOP);
- secara fisik, sampeldapat berbentuk segar, beku,atau hasil olahan.

Untuk pengujianmikrobiologis, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
- cara swab (ulas);
- cara excision (tusuk), atau
- rinse technique (diiris.
Cara ulas digunakan untuk mengambil sampel pada permukaan bahan pangan segar. Kapas (cotton
bud) steril diusapkan ke permukaan daging dengan luas 25-50 cm2. Kapas hasil usapan dimasukkan
ke dalam wadah yang berisi larutan pengencer. Sampel siap untuk diuji. Pengambilan sampel dengan
cara ditusuk dilakukan apabila bahan pangan dalam keadaan beku. Sampel diambil dengan
menggunakan bor khusus (cork borrer) yang ditusukkan ke bahan pangan sedalam 2 mm dari
permukaan. Dengan menghitung luas permukaan yang diambil dan volume larutan pengencer, maka
dapat ditentukan jumlah populasi mikroba per ml. Pengambilan sampel dengan cara diiris dilakukan
apabila bahan pangan yang akan diuji relatif kecil (≤ 2 kg). Sampel ditimbang secara aseptis lalu
dimasukkan ke dalam plastik steril dan ditambahkan pengencer steril sebanyak9 kali bobot sampel.
Pengambilan sampel sesuai prosedur harus dilakukan karena :
- bila sampel tidak mewakili lot hasilnya tidak dapat digunakan untuk menggambarkan seluruh lot;
- penolakan bahan pangan yang diakibatkan kesalahan pengambilan sampel akan berakibat
merugikan perdagangan ekspor;
- hasil analisa dari sampel yang tidak mewakili lot akan berdampak pada kesehatan apabila yang diuji
kandungan bakteri patogen, logam berat, dan residu pestisida;
- tidak ekonomis bila seluruh lot dianalisis

Prinsip pengambilan sampel secara umum adalah:


 Suatu bagian tertentu (dapat digambarkan sebagai batch) yang mengandung jenis dan jumlah
bakteri tertentu.
 Dari batch tersebut diambil sebagian kecil volumenya untuk diinterpretasikan sesuai dengan
kebutuhan.
 Sebagian kecil yang diambil ini (sampel) harus sedapat mungkin menggambarkan dari batch
(populasi) tersebut baik dari segi jumlah ataupun jenis bakteri yang ada.  Pengambilan sampel
harus memenuhi syarat secara statistik bila ditinjau dari volume yang diambil dan perulangan
yang dilakukan.
 Pada saat pengambilan sampel diharuskan supaya bakteri yang masuk ke dalam wadah
penampung sampel benar-benar berasal dari sumbernya, bukan berasal dari lingkungan sekitar.
 Sampel yang mengandung bakteri tersebut dijaga supaya tetap menggambarkan kondisi yang
ada sebelum memasuki tahap analisa.
Supaya tercapai tujuan diatas, maka dibutuhkan beberapa syarat tertentu yaitu:  Semua
peralatan pengambilan sampel harus steril dan dilindungi dari kontaminasi sebelum dan
sesudah pengambilan sampel dilakukan.
 Dikerjakan dengan prosedur kerja aseptik yang baik dan dengan senyawa desinfektan yang
sesuai.
 Dipilih peralatan atau wadah sampel yang cocok dan metode pengambilan yang sesuai
dengan jenis sampel.
 Sebaiknya dilaksanakan pencegahan kontaminasi dari operator dengan memakai sarung
tangan dan masker. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada tempat yang sedikit atau
tidak terdapat aliran udara.
Setelah diambil, sampel langsung dianalisa. Pencegahan pertumbuhan mikroba dapat disimpan
pada suhu dingin. Jika perlu dapat ditambahkan suatu zat ke dalam sampel dengan tujuan
melindungi mikroba dari kerusakan.
 Pelabelan sampel harus mengandung nama sampel, waktu pengambilan, tempat
pengambilan, nama operator dan keterangan lain yang mendukung

Penyimpanan arsip Sub sampel disimpan sebagai arsip atau back up sampel. Pemberian label
pada sub sampel dan dicatat untuk menjaga rantai ketelusurannya. Label yang diberikan harus
memuat minimal :
 Deskripsi sampel
 Nama dan alamat pemilik sampel
 Informasi mengenai batch /lot/populasi dari sampel 249
 Suhu pada saat pengambilan sampel
 Keterangan lain
 Uji yang akan dilakukan terhadap sampel
Membuang sampel yang tidak terpakai dan sisa sampel

Anda mungkin juga menyukai