Anda di halaman 1dari 14

Pemantapan Mutu Intralaboratorium

(PMI)

Ardiya Garini, AMAK, SKM, M.Kes


Pemantapan Mutu Intralaboratorium
(PMI)
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium
secara terus-menerus setiap hari
untuk deteksi dini kesalahan yang terjadi pada tiap tahapan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Tahapan Pemantapan Mutu Internal

Pra analitik Analitik Post analitik


Tahapan PMI
1. Tahap Pra Analitik
Yaitu : tahap mulai mempersiapkan pasien,
pengambilan spesimen, memberi identitas spesimen,
penanganan spesimen, penyimpanan spesimen dan
pengiriman spesimen
Tahap pra analitik
1. Persiapan pasien
▫ Sebelum spesimen diambil, pasien harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik sesuai
dengan persyaratan pengambilan spesimen
▫ Perlu dibuat petunjuk tertulis (SOP) untuk persiapan pasien pada setiap pemeriksaan
laboratorium.
2. Pengambilan dan penanganan spesimen
▫ Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara,
peralatan, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan, sesuai dengan persyaratan
pengambilan spesimen.
3. Penyimpanan dan transportasi spesimen
▫ Metode transportasi spesimen, separasi dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sehingga tidak berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
4. Identifikasi dan pencatatan pasien
▫ Sebelum melakukan pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan data pasien
dengan benar untuk mencegah tertukarnya spesimen antar pasien
Tahapan PMI
2. Tahap Analitik
• Tahap ini mulai menguji kualitas reagen,
pemeliharaan dan mengkalibrasi peralatan,
pemilihan metode pemeriksaan, pemilihan
larutan standar / bahan control /kalibrator,
menguji ketelitian-ketepatan dan melakukan
pemeriksaan spesimen.
Tahap analitik
Dokumentasi metode kerja
• Langkah-langkah metode pemeriksaan (SOP) penting didokumentasikan untuk menjaga
konsistensi mutu hasil pemeriksaan jika digunakan oleh ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium
Medik) yang berbeda.
• SOP wajib dikaji ulang dan diperbaharui secara berkala.

Kompetensi petugas pemeriksa


• Petugas yang berperan dalam proses pemeriksaan di laboratorium harus memiliki tingkat
pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk menjalankan proses pemeriksaan denan
benar.
• Pendidikan sangat diperlukan disamping pelatihan dan lokakarya yang diselenggarakan oleh
organisasi profesi secara berkala;
Tahap analitik
Kalibrasi peralatan
• Kalibrasi dilakukan dengan kalibrator
• dilakukan pada saat pertama kali alat dioperasikan, secara berkal sesuai dengan petunjuk pabrikan, bila
nilai kontrol tidak memenuhi syarat atau setelah perbaikan alat.
• Dapat dikerjakan sendiri, dengan bantuan pemasok (vendor) atau badan / institusi yang berwenang

Pemilihan metode pemeriksaan


• Menggunakan metode pemeriksaan yang sudah baku, dan dianjurkan oleh Badan/Lembaga internasional.
• Menggunakan reagensia yang stabil.
• Reagen mempunyai nilai sensitivitas spesivitas yang baik
• Sebaiknya digunakan metode yang mudah dilakukan.
• Periksa adanya kesinambungan dari reagen.
Tahap analitik
Pemilihan larutan standar, kalibrator dan bahan kontrol
• Ketelusuran hasil pemeriksaan sering tergantung pada kualitas bahan kontrol dan kalibrasi yang
dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi.
• Mutu bahan kontrol dan kalibrator yang baik dan metode yang tetap digunakan untuk validasi metode
dan reagen yang digunakan.

Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.


• Dalam penggunaan bahan kontrol, pelaksanaannya harus diperlakukan sama dengan bahan pemeriksaan
spesimen, tanpa perlakukan khusus baik alat, metode pemeriksaan, reagen maupun tenaga pemeriksa.
• digunakan bahan kontrol assayed, sekurang-kurangnya digunakan 2 bahan kontrol dengan kadar yang
berbeda (normal dan abnormal).
• Untuk menilai hasil pemeriksaan yang dilakukan terkontrol atau tidak, digunakan Control Chard Levey-
Jennings dan aturan Westgard. Sistem ini bertujuan untuk memonitor variasi yang timbul selama
pemeriksaan, baik variasi sistem ataupun random.
Tahap Analitik
. Uji ketepatan (akurasi) untuk mengenali adanya kesalahan
sistematik. Pelaksanaannya yaitu dengan menguji bahan
kontrol yang telah diketahui komposisi dan rentang nilai
kontrolnya (assayed control sera). Bila hasil pemeriksaan
bahan kontrol terletak didalam rentang nilai kontrol menurut
metode pemeriksaan yang sama, maka hasil pemeriksaan
terhadap sampel pasien dianggap layak dilaporkan.

• Uji ketelitian (presisi) indikator adanya kesalahan acak


atau random error. Bahan kontrol yang digunakan dapat
berupa bahan kontrol assayed atau unassayed. Bahan kontrol
diperiksa berulang minimal 20 kali dari 20 seri pemeriksaan.
Hasil yang didapat, dihitung secara statistic dan digambarkan
pada kartu kontrol kemudian dievaluasi menurut kriteria
aturan Wesgard.
Tahapan PMI
3. Tahap Paska Analitik
Tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Tujuan PMI
• Mengendalikan mutu hasil pemeriksaan setiap
hari.
• Mengetahui adanya penyimpangan.
• Pemantapan dan penyempurnaan metoda
pemeriksaan dengan mempertimbangkan aspek
analitik dan klinis.
• Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga
pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi dan
perbaikan kesalahan dapat segera dilakukan.
• Memastikan bahwa semua proses mulai dari
persiapan pasien, pengambilan, pengiriman,
penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai
dengan pencatatan dan pelaporan telah
Manfaat PMI

• Mutu hasil pemeriksaan laboratorium


meningkat.
• Kepercayaan dokter terhadap hasil laboratorium
meningkat.
• Pimpinan laboratorium lebih mudah melakukan
pengawasan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada proses pemeriksaan.
• Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil
laboratorium akan membawa pengaruh pada
moral personil laboratorium.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai