Docx
Docx
x1 y1
x2 y2
x3 y3
x4 y4
XY
x1 y1
x2 y2
x3 y3
x4 y4
X Y
JENIS-JENIS FUNGSI
Berdasarkan bentuk operator dalam persamaannya, jenis fungsi terdiri dari fungsi aljabar
dan fungsi transeden.
FUNGSI ALJABAR adalah fungsi yang memuat operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, penarikan akar, dan perpangkatan.
Fungsi aljabar dapat diklasifikasikan menjadi fungsi rasional bulat, fungsi rasional pecahan,
dan fungsi irrasional.
Fungsi rasional bulat juga disebut fungsi polinom atau fungsi berpangkat banyak, yang ditulis
sebagai f(x) = a0xn + a1xn-1 + a2xn-2 + . . . + a n-1x + andimana n adalah bilangan bulat non
negatif dan a0,a1, a2, . . . adalah bilangan real tidak sama dengan nol.
Misal:
Fungsi polinom berderajat tiga: f(x) = 3x 3 + 5x2 - 2x - 1 yang merupakan fungsi kubik.
Fungsi polinom berderajat dua: f(x) = 9x2 + 3x - 15 yang merupakan fungsi kuadrat.
Fungsi polinom berderajat satu: f(x) = 75x + 150 yang merupakan fungsi linear.
Fungsi rasional pecahan:
ax 2 +bx+c
f (x )= 2
px +qx+r
Fungsi irrasional: f(x) = √ (2x + 5) atau ditulis f(x) = (2x + 5) 1/2
FUNGSI INVERS
Fungsi invers adalah fungsi yang diperoleh dengan mempertukarkan domain dan range
fungsi asal, jikka fungsi asal merupakan fungsi satu-satu.Jika fungsi asal adalah y = f(x),
maka fungsi inversnya adalah x = f -1(y) atau x = f-1[f(x)].
Contoh : Jika diketahui fungsi asal adalah f(x) = 2x -1, maka fungsi inversnya adalah :
y = 2x -1
2x = y +1
x = (y + 1)/2
f-1(y) = (y + 1)/2
FUNGSI LINEAR
KONSTANTA DAN VARIABEL
Dalam matematika murni (pure mathematics) maupun matematika terapan (applied
matematics) dikenal dua jenis besaran, yaitu konstanta dan variabel.
Konstanta adalah besaran yang nilainya tetap.
Misalnya f(x) = 4 dengan grafiknya sebagai berikut :
f(x)
4 f(x) = 4
0 x
Konstanta terdiri dari konstanta mutlak yang nilainya tidak bisa berubah sama sekali
misalnya dalam f(x) = 4, dan konstanta parameter yang nilainya bisa berubah tergantung
kondisi misalnya dalam f(x) = c
Variabel adalah besaran yang nilainya berubah-ubah, misalnya dalam f(x) = x + 4
dengan grafik sebagai berikut:
f(x)
f(x) = x + 4
0 x
Berdasarkan nilainya, variabel terdiri dari variabel diskrit dan varibel kontinu.
Variabel diskrit (discrete variable) adalah variabel yang nilainya diperoleh dari hasil
menghitung (counting) dan hanya dapat dinyatakan dengan bilangan bulat ( integer).
Variabel kontinu (continue variable) adalah variabel yang nilainya diperoleh dari hasil
mengukur (measurement) dan dapat dinyatakan dengan bilangan bulat maupun bilangan
desimal.
Dalam persamaan garis lurus :(x/a) + (y/b) = 1
x dan y menunjukkan variabel, a dan b menunjukkan konstanta parameter, dan 1
menunjukkan konstanta mutlak.
Dalam persamaan luas suatu lingkaran : A = r2
menunjukkan konstanta mutlak, sedangkan A dan r menunjukkan variabel.
Dalam persamaan Total Revenue (TR) yang merupakan fungsi dari Quantity (Q) : TR =
150Q
TR dan Q menunjukkan variabel, sedangkan 150 menunjukkan konstanta mutlak.
Dalam persamaan Total Cost (TC) yang merupakan fungsi dari biaya tetap ( fixed cost)
dan biaya variabel (variable cost) : TC = + Q
TC dan Q menunjukkan variabel, sedangkan dan menunjukkan konstanta parameter.
CATATAN :
Dalam matematika ekonomi, penulisan variabel biasanya menggunakan huruf pertama
dari variabel bersangkutan, seperti P untuk Price, Q untuk Quantity, TC untuk Total Cost,
TR untuk Total Revenue, C untuk Consumption, I untuk Investment, Y untuk Income, G
untuk Government expenditure, S untuk Saving, T untuk Tax, X untuk Export, M untuk
Import, dan sebagainya. Penulisan konstanta parameter menggunakan huruf Yunani,
seperti α, β, δ, λ, μ dan seterusnya.Nilai untuk variabel maupun konstanta biasanya
berupa bilangan real, yang terdiri dari bilangan rasional dan irrasional.
GRAFIK FUNGSI LINEAR
Suatu fungsi linear dapat digambarkan grafiknya dalam kordinat kartesian yang memiliki
sumbu horisontal sebagai sb-x dan sumbu vertikal sebagai sb-y.
Grafik fungsi linear akan berbentuk garis lurus yang memiliki kemiringan (slope) dan
intersep.
y
y = f(x)
0 x
Intersep menunjukkan titik potong grafik garis lurus dengan sumbu vertikal, sedangkan
kemiringan (slope) garis lurus menunjukkan arah (direction) dari garis lurus tersebut.
Secara implisit, fungsi linear dinyatakan dengan persamaan Ax + By + C = 0
Secara eksplisit, fungsi linear dinyatakan dengan persamaan y = mx + c
dimana m adalah koefisien arah yang menunjukkan kemiringan grafik fungsi tersebut dan
c adalah konstanta yang menunjukkan intersepnya.
y
y = mx + c
y2 B
y1 A C
c
0 x1 x2 x
Karena AC = x 2 - x1 dan BC = y2 - y1, maka kemiringan garis lurus tersebut merupakan
tangent sudut CAB, yaitu :
y 2− y 1
m=
x 2−x 1
Jika m positif (m > 0), maka kemiringan garis lurus menunjukkan arah menaik.
Sebaliknya jika m negatif (m < 0), maka kemiringan garis lurus menunjukkan arah
menurun.
MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI LINEAR
Persamaan garis yang melalui dua titik, misalkan A (x 1, y1) dan B(y1, y2) ada pada suatu
garis lurus, maka persamaan garis yang melalui dua titik tersebut adalah :
y 2− y1
y− y 1 = ( x−x 1 )
x 2−x 1 y = m(x - x1) + y1
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (3, 4) dan (-5, 2) :
Jika (x1, y1) = (3, 4) dan (x2, y2)= (-5, 2) maka persamaan garis tersebut adalah :
y 2− y1 2−4
y− y 1 = ( x−x 1 ) y−4= ( x−3 )
x 2−x 1 −5−3
4y - 16 = x - 3 → x - 4y + 13 = 0 atau y = (1/4)x + 13
Persamaan garis melalui titik (a, 0) dan (0, b) adalah :
Jika (x1, y1) = (0, b) dan (x2, y2)= (a, 0) maka persamaan garis tersebut adalah :
y 2− y1 0−b
y− y 1 = ( x−x 1 ) y−b= (x −0)
x 2−x 1 a−0
(y/b) - 1 = - x/a → x/a) + (y/b) = 1
Persamaan garis yang melalui (0, 6) dan (4, 0) adalah (x/4) + (y/6) = 1 atau 3x + 2y -
12 = 0
Persamaan garis melalui (x1, y1) dan memiliki kemiringan sebesar m adalah:
y - y1 = m(x - x1)
Tentukan persamaan garis yang melalui (-1, 2) dan memiliki kemiringan m = -4.
0 x
FUNGSI PERMINTAAN
Jumlah permintaan suatu barang (Q d) merupakan fungsi dari harga barang itu sendiri (P),
pendapatan yang dapat dibelanjakan (Y d), harga barang substitusi (P s), selera (T), dan
sebagainya.Qd = f(P, Yd, Ps, T, . . . )
Hubungan fungsional tersebut dengan menggunakan persamaan dapat dituliskan
sebagai:Qd = 0 - 1P + 2Yd + 3Ps + 4T + . . .
Untuk keperluan penggambaran kurva permintaan dan sesuai dengan hukum
permintaan, maka suatu fungsi permintaan dinyatakan sebagai Qd = f(P) dan
persamaan permintaannya dituliskan sebagai Q d = 0 - 1P dan kurva permintaan
adalah sebagai berikut:
P
Qd = f(P)
0 Q
Jika harga suatu barang naik, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan
turun, demikian sebaliknya.
Suatu dealer jam tangan merk "X" hanya dapat menjual 10 unit jam tangan jika harganya
US$ 80 per unit. Tetapi jika harganya US$ 60 per unit, maka dapat terjual sebanyak 20
unit. Tentukanlah persamaan permintaannya.
FUNGSI PENAWARAN
Sebagaimana fungsi permintaan, untuk keperluan penggambaran kurva penawaran dan
sesuai dengan hukum penawaran, maka fungsi penawaran dinyatakan sebagai Q s = f(P)
dan persamaan penawarannya Qs = 0 + 1P dengan kurva penawaran sebagai berikut:
P
Qs = f(P)
0 Q
Jika harga suatu barang naik, maka jumlah penawarannyaakan naik, demikian
sebaliknya.
Suatu toko kamera merk "Y" akan menyediakan 50 unit kamera untuk dijual pada saat
harganya US$ 50 per unit. Sedangkan pada saat harganya US$ 75 per unit, toko tersebut
akan menyediakan sebanyak 100 unit kamera. tentukanlah persamaan penawarannya.
KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)
Keseimbangan pasar suatu barang menunjukkan tingkat harga yang mengakibatkan
jumlah permintaan sama dengan jumlah penawarannya (Q d = Qs).
Secara grafik, keseimbangan pasar tercapai pada titik potong kurva permintaan dan kurva
penawarannya.Pada titik E tercapai Q d = Qs → Qe
P
D S
Pe E
0 Qe Q
Tentukan keseimbangan pasar suatu barang yang mempunyai persamaan permintaan
dan penawaran adalah Qd = 10 - 5P dan Qs = 3 + 2P
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR.
Pengenaan pajak terhadap sejenis barang akan mengakibatkan harganya menjadi lebih
mahal, sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kiri atas, yang menghasilkan
keseimbangan pasar yang baru.
Sebaliknya pemberian subsidi terhadap sejenis barang akan mengakibatkan harganya
menjadi lebih murah, sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah, yang
menghasilkan keseimbangan pasar yang baru.
P S’ P
S S
S’
P’ E’ P E
P E P’ E’
0 Q 0 Q
PENGARUH PAJAK TERHADAP KESEIMBANGAN PASARPENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
PAJAK (TAX)
Pajak merupakan pungutan yang ditarik pemerintah (negara) terhadap wajib pajak tanpa
mendapat balas jasa langsung. Ada dua jenis pajak berdasarkna cara penarikannya, yaitu
pajak langsung dan pajak tidak langsung.
Pajak langsung adalah pajak yang langsung dipungut dari wajib pajak tanpa fihak perantara,
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kekayaan, Pajak
Kendaraan, Pajak Perusahaan, dan sebagainya.
Pajak tak langsung adalah pajak yang tidak langsung dipungut dari wajib pajak, tetapi melalui
wajib pungut yang selanjutnya disetorkan kepada pemerintah (negara), seperti Pajak
Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Penjualan, Pajak Tontonan, Cukai, Pajak Barang Mewah, dan
sebagainya.
Pajak tak langsung seperti PPn dan cukai akan berpengaruh langsung terhadap harga yang
ditawarkan oleh produsen sebagai akibat pembebanan pajak terhadap konsumen, sehingga
akan mengubah fungsi penawaran dan keseimbangan pasar.
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang adalah P = 12 – 2Q dan P = 3 + Q,
jika pemerintah mengenakan pajak tetap (pajak spesifik) sebesar T = 3, maka tentukan: (1)
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah ada pajak, (2) Besarnya pajak per unit yang
ditanggung produsen dan konsumen, (3) Total pajak yang ditanggung produsen dan
konsumen, (4) Total pajak yang diterima pemerintah (negara), (5) Gambarkan kurvanya
Jawab:
(1) Keseimbangan pasar sebelum pajak → 12 – 2Q = 3 + Q → 3Q = 9 → Q = 3 dan P = 3 +
3=6
Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak tercapai pada P = 6 dan Q = 3
Keseimbangan pasar sesudah pajak:
Fungsi penawaran sesudah pajak adalah P = (3 + Q) + 3 → P = 6 + Q
Sehingga 12 – 2Q = 6 + Q → 3Q = 6 → Q’ = 2 dan P’ = 6 + 2 = 8
Jadi keseimbangan pasar sesudah pajak tercapai pada P’ = 8 dan Q’ =2
(2) Besarnya pajak per unit yang ditanggung produsen adalah: t p = 6 – (3 + 2) = 1
Sedangkan besarnya pajak per unit yang ditanggung konsumen adalah: t k = 3 – 1 = 2 atau
tk = 8 – 6 =2
(3) Total pajak yang ditanggung produsen dan konsumen: T p = 2(1) = 2 dan Tk = 2(2) = 4
(4) Total pajak yang diterima pemerintah: T G = 2(3) = 6
S’
12
S
8 E’
6 E
5
0 2 3 6 Q
8
7.03 E’
E
6.8
Catatan: Jika pajak yang dibebankan sebagai pajak spesifik (pajak tetap), maka bagian pajak
yang ditanggung konsumen lebih besar daripada pajak yang ditanggung produsen. Sebaliknya,
jika pajaknya merupakan pajak proporsional (pajak persentase), maka bagian pajak yang
ditanggung konsumen lebih kecil daripada bagian pajak yang ditanggung produsen.
SUBSIDI
Subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen, sehingga harga yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan pemerintah dengan harga lebih murah daripada harga
semula. Subsidi akan mengubah fungsi penawaran dan keseimbangan pasar.
Jika fungsi penawaran terhadap suatu barang sebelum subsidi adalah P = f(Q) dan ada
subsidi terhadap barang tersebut sebesar s, maka fungsi penawaran sesudah subsidi adalah
P = f(Q) – s
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran sejenis barang adalah P = 10 – ½ Q dan P = 4 +
2Q, jika pemerintah memberikan subsidi terhadap barang tersebut sebesar s = 2. Tentukan
keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi, kemudian gambarkan kurvanya.
Jawab:
Keseimbangan pasar sebelum subsidi: 10 – ½ Q = 4 + 2Q → 5/2 Q = 6 → Q = 2.4 dan P = 8.8
Jadi keseimbangan pasar tercapai pada P = 8.8 dan Q = 2.4 →E(8.8; 2.4)
Keseimbangan sesudah subsidi: Fungsi penawaran P’ = (4 + 2Q) – 2 → P’ = 2 + 2Q
10 – ½ Q = 2 + 2Q → 5/2 Q = 8 → Q = 3.2 dan P = 8.4, jadi keseimbangan pasar yang baru
tercapai pada P’ = 8.4 dan Q’ = 3.2 →E’(8.4; 3.2)
10 S
10 S’
8.8 E
8.4 E’
-2 -1 0 2.4 3.2 Q
Rp TR
TC
BEP
FC
0 Q* Q (unit)
Soal-Soal:
1. PT. XYZ memproduksi sejenis barang elektronik, pada tingkat penjualan sebesar 10.000 unit
perusahaan mendapat laba sebesar Rp 1.000.000.000,- dengan biaya tetap sebesar Rp 3
milyar. Jika diketahui harga barang elektronik tersebut per unitnya sebesar Rp 1000.000,-,
maka:
a) Tentukan fungsi Total Revenue (TR), Total Cost (TC), dan Variabel Cost (VC)
b) Tentukan Break Even Point (BEP)
c) Bila perusahaan tersebut menjual produknya sebanyak 6.000 unit, apakah perusahaan
mengalami kerugian atau untung?
d) Gambarkan grafiknya
2. Suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 250 juta meskipun belum
berproduksi, tetapi bila perusahaan berproduksi sebanyak 400 ribu unit maka biaya
variabelnya sebesar Rp 200 juta. Jika produksi perusahaan tersebut mencapai 1.250.000 unit,
maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 50 juta.
a) Tentukan harga jual per unit barang produksi perusahaan tersebut
b) Tentukan fungsi TC, TR, dan BEP
c) Hitung keuntungan pada tingkat produksi 2.500.000 unit
d) Gambarkan grafiknya
Jawab:
1. Diketahui: Pada penjualan Q = 10.000 →π = 1.000.000.000 dengan FC = 3.000.000.000
Harga jual P = 1.000.000
a) Fungsi Total Revenue: TR = PQ →TR = 1.000.000 Q
Fungsi Total Cost: TC = FC + VC → TC = 3.000.000.000 + VC
Pada saat Q = 10.000→π = TR – TC → 1.000.000.000 = 10.000.000.000 – TC
TC = 9.000.000.000 → TC = 3.000.000.000 + VC → 9.000.000.000 = 3.000.000.000 + VC
VC = 6.000.000.000 → VC = PQ →6.000.000.000 = P 10.000 → P = 600.000
Jadi VC = 600.000 P dan TC = 3.000.000.000 + 600.000 Q
b) Break-Even Point (BEP) → tercapai pada saat TR = TC
1.000.000 Q = 3.000.000.000 + 600.000 Q → 400.000 Q = 3.000.000.000 → Q = 7.500
Jadi BEP tercapai pada Q = 7.500
c) Pada saat Q = 6.000→ TR = 1.000.000 x 6.000 = 6.000.000.000
dan TC = 3.000.000.000 + 600.000(6.000) = 6.600.000.000
jadi TR < TC, sehingga pada saat Q = 6.000 perusahaan mengalami kerugian
d) Grafiknya:
Rp TR = 1.000.000Q
TC = 3.000.000.000 + 600.000Q
BEP
FC = 3.000.000.000
0 7.500
2. Diketahui:
Pada saat Q = 0 → FC = 250.000.000 dan pada saat Q = 400.000 → VC = 200.000.000
Pada saat Q = 1.250.000 →π = 50.000.000
a) VC = PQ → 200.000.000 = P 400.000 → P = 500
Jadi TC = 250.000.000 + 500Q
Pada Q = 1.250.000 →π = TR – TC → 50.000.000 = TR – (250.000.000 + 500(1.250.000))
TR = 925.000.000 → TR = PQ →925.000.000 = P 1.250.000 → P = 740
Jadi harga jual per unit: P = Rp 740.-
b) Fungsi Total Cost: TC = 250.000.000 + 500Q
Rp TR = 740Q
TC = 250.000.000 + 500Q
BEP
FC = 250.000.000
0 1.041.666.67 Q