MAKALAH

Analisa Variabel Kompleks

Definisi Turunan, Syarat Chauchy-Riemann, Syarat C-R pada koordinat kutub

Dosen Pengampu :

Ervin Oktavianingtyas, S.Pd., M.Pd

Saddam Hussen, S.Pd., M.Pd

Oleh
Kelompok 8

1. Sofia Novaliyanti Mahmuda (160210101089)

2. Rakha Dhiya Dinata (160210101090)
3. Alvias Noviantika Arnanda (160210101092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kepada Allah SWT yeng telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sholawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga
dalam penyusunan “Definisi Turunan, Syarat Chauchy-Riemann, Syarat C-R pada koordinat
kutub” ini dapat kami selesaikan.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas matakuliah Analisa Variabel Kompleks
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jember. Namun tanpa adanya bantuan,
dorongan dan motivasi dari beberapa pihak, laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga makalah Definisi Turunan, Syarat Chauchy-Riemann, Syarat C-R pada
koordinat kutub ini dapat bermanfaat untuk pembaca, tetapi kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan tugas selanjutnya

Jember, 14 Oktober 2018

Penyusun
 BAB I
TURUNAN

Definisi Turunan
Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada daerah D dan z 0  D .

f z   f z 0 
Jika diketahui bahwa nilai lim ada, maka nilai limit ini dinamakan turunan
z  z0 z  z0

atau derivatif fungsi f di titik z0 .

Dinotasikan : f z 0 

 Jika f z 0  ada, maka f dikatakan terdifferensial atau differensiabel di z0 .

f f z     f z 0 
Dengan kata lan f z 0   lim 
z z
 Jika terdifferensial di semua titik pada D maka f terdifferensial pada D

Contoh 3.1.1
Buktikan f z   z 2 tedifferensiasi diseluruh C
Bukti :
Ditinjau sebarang titik z 0  C

f z   f z 0 
f  z   lim
z  z0 z  z0
z 2  z0
2

 lim
z  z0 z  z
0

z  z 0 z  z 0 
 lim
z  z0 z  z0
 lim  z  z 0 
z  z0

 z0  z0
 2z0

Karena z0 sebarang, maka f z   z 2 terdifferensial di seluruh C

Teorema 3.1
Jika f fungsi kompleks dan f z 0  ada maka f kontinue di z 0
Bukti :
Diketahui f z 0  ada

Akan dibuktikan f kontinue di z 0 atau lim f z   f z 0 

z  z0

f z   f z 0 
lim f  z   f  z 0   lim  z  z0
z  z0 z  z0 z  z0
f z   f z 0 
lim f  z   f  z 0   lim  lim z  z 0
z  z0 z  z0 z  z0 z  z0

 f  z   0
0

Sehingga lim f z   f z 0   0
z  z0

 lim f z   lim f z 0   0
z  z0 z  z0

 lim f z   lim f z 0 
z  z0 z  z0

 lim f z   f z0  dengan kata lain f kontinue di z 0

z  z0

Contoh 3.1.2

f z   z konstanta di seluruh bidang kompleks tetapi hanya terdifferensial di z  0

2

Bukti :

f  z   z  x 2  y 2 berarti
2

u  x, y   x 2  y 2
v  x, y   0

u dan v kontinue di C maka f  z  konstanta di C

f  z   f 0 
f 0   lim
z  z0 z0
2
z
 lim
z  z0 z
zz
 lim
z  z0 z

0

Jadi f  z  terdifferensial di z  0
 BAB II
Syarat Cauchy – Riemann

Syarat yang diperlukan agar fungsi f tediferensial di z 0  x0  i y 0 adalah syarat

Cauchy – Riemann, yang menghubungkan derivatif – derivatif parsial tingkat pertama dari
fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f .

Teorema 3.2.1 (Syarat Cauchy - Riemann)

Jika f ( z )  u ( x, y)  i v( x, y) terdiferensial di z 0  x0  i y 0 , maka u ( x, y) dan

v( x, y ) mempunyai derivatif parsial pertama di ( x0 , y0 ) dan di titik ini dipenuhi persamaan

Cauchy – Riemann
u v u v
 dan 
x y y x
Bukti :
Karena f ( z )  f ( x  iy )  u( x, y)  i v( x, y) kita mempunyai
f ( z  z )  f (( x  x)  i ( y  y ))
 u ( x  x, y  y )  iv ( x  x, y  y )
maka :
f ( z  z )  f ( z ) u ( x  x, y  y )  u ( x, y )  i (v( x  x, y  y )  v( x, y ))
lim  lim
x 0 x x 0 x  iy
Jika y  0, ,limit yang diinginkan adalah:
u ( x  x, y )  u ( x, y ) v( x  x, y )  v( x, y ) u v
lim i  i
x 0 x x x x
Jika x  0, limit yang diinginkan adalah:
u ( x, y  y )  u ( x, y ) v( x, y  y )  v( x, y ) 1 u v
lim i  
x 0 iy y i y y
Jika turunan tersebut ada maka kedua limit khusus ini ada, yaitu :
u v 1 u v u v
i    i 
x x i y y y y
u v u v
Sehingga  , dan 
x y y x
(terbukti)
Derivatif f di z 0 dapat dinyatakan dengan

f ' ( z 0 )  u x ( x0 , y 0 )  i v( x0 , y 0 )

Jika persamaan C-R tidak terpenuhi di ( x0 , y0 ) maka f ( z )  u( x, y)  i v( x, y) pasti tidak

terdiferensial di z 0  x0  i y 0

Contoh 3.2.1

Buktikan f ( z )  z tidak terdiferensiasi di z  0

2

Bukti :
f ( z )  x 2  y 2 sehingga

u ( x, y )  x 2  y 2
v( x, y)  0
Persamaan Cauchy – Riemann
u u
 2x ;  2y
x y
v v
0 ; 0
x y
u v
  2 x  0 ............. (1) dan
x y
u v
  2 y  0 ............. (2)
y x
(1) Dan (2) tidak dipenuhi jika x  0 atau y  0 , jadi pasti f tidak terdiferensial di
z0
Catatan :
Syarat C-R hanya syarat perlu untuk keterdiferensialan.

Contoh 3.2.2
x 3 (1  i )  y 3 (i  1)
Buktikan fungsi f ( z )  f (0)  0 tidak terdiferensial di 0
x2  y2
Bukti :
x3  y3
u dengan u(0,0)  0
x2  y2
 x3  y3
v dengan v(0,0)  0
x2  y2
u ( x,0)  u (0,0)
u x (0,0)  lim 1
x 0 x
u (0, y )  u (0,0)
u y (0,0)  lim  1
y 0 y

v( x,0)  v(0,0)
v x (0,0)  lim 1
x 0 x
v(0, y )  v(0,0)
v y (0,0)  lim 1
y 0 y
Jadi persamaan Cauchy – Riemann terpenuhi
f ( z )  f (0) x 3 (1  i )  y 3 (1  i )
Tetapi 
z ( x 2  y 2 )( x  iy )
untuk z  0
x 3 (1  i )  y 3 (1  i )
Sepanjang garis real y  0  lim  1 i
x 0 x3
2i x 3 1 i
Sepanjang garis real y  x  lim 
x 0 2(1  i ) x 3
z
f ( z )  f ( 0)
Jadi lim tidak ada sehingga f tidak terdiferensial di 0 meskipun persamaan C-
z 0 z
R dipenuhi di (0,0)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
i. Syarat perlu
f ( z )  u ( x, y)  iv( x, y), z 0  x0  i y 0

u u v v u v
f ' ( z ) ada maka , , , ada di ( x0 , y0 ) berlaku C-R yaitu  dan
x y x y x y
u v
  dan f ' ( z 0 )  u x ( x0 , y 0 )  i v x ( x0 , y 0 )
y x
ii. Syarat cukup
u( x, y), v( x, y), u x ( x, y), v x ( x, y), u y ( x, y), v y ( x, y) kontinu pada kitar

z 0  x0  i y 0 dan di ( x0 , y0 ) dipenuhi C-R maka f ' ( z 0 ) ada

Contoh 3.2.3
Buktikan f ( z )  e x (cos y  i sin y) terdiferensial untuk setiap z dalam

Bukti :
u x ( x, y )  e x cos y 
u ( x, y )  e cos y 
x 
u y ( x, y )  e x sin y 

 ada dan kontinu di setiap ( x, y ) 
v x ( x, y )  e x sin y 
v( x, y )  e x sin y  
v y ( x, y )  e x cos y 

Berdasarkan persamaan C-R :

u x  v y danu y  v x dipenuhi di ( x, y )  dan ( x, y )  , ada kitar dimana keenam

fungsi kontinu dan C-R dipenuhi di (x,y).

Jadi f ' ( z ) ada  z  .

f ' ( z )  u x ( x , y )  i v x ( x, y )
Dan
 e x cos y  i e x sin y
 BAB III
Syarat C-R Pada Koordinat Kutub

Jika 𝑓(𝑧) = 𝑢(𝑥, 𝑦) + 𝑖𝑣(𝑥, 𝑦) dapat diilustrasikan dalam koordinat kartesius maka
dengan menggunakan hubungan 𝑥 = 𝑟 cos 𝜑 dan 𝑦 = 𝑟 sin 𝜑 dapat diperoleh 𝑧 =
𝑟 (cos 𝜑 + 𝑖 sin 𝜑) sehingga 𝑓(𝑧) = 𝑢(𝑟, 𝜑) + 𝑖 𝑣(𝑟, 𝜑) dalam system koordinat kutub

Teorema 3.3.1
Jika 𝑓(𝑧) = 𝑢(𝑟, 𝜑) + 𝑖 𝑣(𝑟, 𝜑) terdiferensial dan kontinu pada suatu kitar (𝑟0 , 𝜑0 ) dan jika
𝜕𝑢 1 𝜕𝑣
dalam kitar tersebut 𝑢𝑟 , 𝑢𝜑 , 𝑣𝑟 , 𝑣𝜑 ada dan kontinu di (𝑟0 , 𝜑0 ) dipenuhi C-R yaitu: 𝜕𝑟 = 𝑟 𝜕𝜑
1 𝜕𝑣 𝜕𝑣
dan 𝑟 𝜕𝜑 = − 𝜕𝑟 ,r≠ 0

Maka 𝑓 ′ (𝑧)=ada di 𝑧 = 𝑧0 dan 𝑓 ′ (𝑧)=(𝑐𝑜𝑠 𝜑0 − 𝑖𝑠𝑖𝑛 𝜑0 )[𝑢𝑟 (𝑟0 , 𝜑0 )+i𝑣𝑟 (𝑟0 , 𝜑0 )]

Bukti:
𝑓(𝑧) − 𝑓(𝑧0 )
𝑓 ′ (𝑧0 ) = lim
𝑧→𝑧0 𝑧 − 𝑧0
(𝑢(𝑟, 𝜑) + 𝑖𝑣(𝑟, 𝜑)) − (𝑢(𝑟0 , 𝜑0 ) + iv(𝑟0 , 𝜑0 ))
= lim
𝑧→𝑧0 𝑟𝑒 𝑖𝜑 − 𝑟0 𝑒 𝑖𝜑0
(𝑢(𝑟, 𝜑) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟, 𝜑) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
= lim
𝑟→𝑟0 𝑟𝑒 𝑖𝜑 − 𝑟0 𝑒 𝑖𝜑0
(𝑢(𝑟, 𝜑) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟, 𝜑) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
= lim
𝜑→𝜑0 𝑟𝑒 𝑖𝜑 − 𝑟0 𝑒 𝑖𝜑0
Ketika 𝑟 = 𝑟0
(𝑢(𝑟0 , 𝜑) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟0 , 𝜑) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
𝑓′(𝑧0 ) = lim
𝜑→𝜑0 𝑟0 (𝑒 𝑖𝜑 − 𝑒 𝑖𝜑0 )
1 (𝑢(𝑟0 , 𝜑) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟0 , 𝜑) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
= lim
𝑟0 𝜑→𝜑0 (𝑒 𝑖𝜑 − 𝑒 𝑖𝜑0 )
1 (𝑢(𝑟0 , 𝜑) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟0 , 𝜑) − v(𝑟0 , 𝜑0 )) 𝜑 − 𝜑0
= lim ×
𝑟0 𝜑→𝜑0 (𝑒 𝑖𝜑 − 𝑒 𝑖𝜑0 ) 𝜑 − 𝜑0
1 (𝑢(𝑟0 , 𝜑) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟0 , 𝜑) − v(𝑟0 , 𝜑0 )) 𝜑 − 𝜑0
= lim × 𝑖𝜑
𝑟0 𝜑→𝜑0 𝜑 − 𝜑0 (𝑒 − 𝑒 𝑖𝜑0 )
1 𝜑 − 𝜑0
= (𝑢𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 ) + 𝑖𝑣𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 )) lim 𝑖𝜑
𝑟0 𝜑→𝜑0 (𝑒 − 𝑒 𝑖𝜑0 )
 −1
𝜑 − 𝜑0 𝑒 𝑖𝜑 − 𝑒 𝑖𝜑0
lim = lim ( )
𝜑→𝜑0 (𝑒 𝑖𝜑 − 𝑒 𝑖𝜑0 ) 𝜑→𝜑0 𝜑 − 𝜑0
−1
𝑒 𝑖𝜑 − 𝑒 𝑖𝜑0
= ( lim )
𝜑→𝜑0 𝜑 − 𝜑0

−1
(𝑐𝑜𝑠𝜑 + 𝑖𝑠𝑖𝑛𝜑) − (𝑐𝑜𝑠𝜑0 + 𝑖𝑠𝑖𝑛𝜑0 )
= lim ( )
𝜑→𝜑0 𝜑 − 𝜑0
𝑐𝑜𝑠𝜑 + 𝑖𝑠𝑖𝑛𝜑 − 𝑐𝑜𝑠𝜑0 + 𝑖𝑠𝑖𝑛𝜑0 −1
= lim ( )
𝜑→𝜑0 𝜑 − 𝜑0
= (−𝑠𝑖𝑛𝜑 + 𝑖𝑐𝑜𝑠𝜑)−1
= 𝑖(𝑐𝑜𝑠𝜑 + 𝑖𝑠𝑖𝑛𝜑)−1
−1
= (𝑖𝑒 𝑖𝜑 )
1 1
𝑓 ′ (𝑧0 ) = (𝑢𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 ) + 𝑖𝑣𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 )) × 𝑖𝜑
𝑟0 𝑖𝑒
𝑒 −𝑖𝜑
= (𝑢𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 ) + 𝑖𝑣𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 ))
𝑟0
Ketika 𝜑 = 𝜑0
(𝑢(𝑟, 𝜑0 ) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟, 𝜑0 ) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
𝑓′(𝑧0 ) = lim
𝑟→𝑟0 𝑟𝑒 𝑖𝜑0 − 𝑟0 𝑒 𝑖𝜑0
(𝑢(𝑟, 𝜑0 ) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟, 𝜑0 ) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
= lim
𝑟→𝑟0 𝑒 𝑖𝜑0 (𝑟 − 𝑟0 )
1 (𝑢(𝑟, 𝜑0 ) − 𝑢(𝑟0 , 𝜑0 )) + 𝑖(𝑣(𝑟, 𝜑0 ) − v(𝑟0 , 𝜑0 ))
= lim
𝑒 𝑖𝜑0 𝑟→𝑟0 (𝑟 − 𝑟0 )
1
= (𝑢𝑟 ( 𝑟0 , 𝜑0 ) + 𝑖𝑣𝑟 (𝑟0 , 𝜑0 ))
𝑒 𝑖𝜑0
1
 𝑓 ′ (𝑧0 ) = 𝑒 𝑖𝜑0 (𝑢𝑟 ( 𝑟0 , 𝜑0 ) + 𝑖𝑣𝑟 (𝑟0 , 𝜑0 ))
𝑒 −𝑖𝜑
 𝑓′(𝑧0 ) = (𝑢𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 ) + 𝑖𝑣𝜑 (𝑟0 , 𝜑0 ))
𝑟0
1 1
 𝑢𝑟 = 𝑟𝑖𝑒 𝑖𝜑 (𝑖𝑣𝜑 )
𝑒 𝑖𝜑0
1
𝑢𝑟 = 𝑟 (𝑣𝜑 ) (Terbukti)
1 1
 𝑖𝑣𝑟 = 𝑟𝑖𝑒 𝑖𝜑 (𝑢𝜑 )
𝑒 𝑖𝜑
1
𝑖𝑣𝑟 = 𝑟𝑖 (𝑢𝜑 )
1
−𝑣𝑟 = 𝑟 (𝑢𝜑 ) (Terbukti)
Contoh:
Jika diketahui 𝑓(𝑧)=𝑧 −3 , tentukan 𝑓 ′ (𝑧) dalam bentuk koordinat kutub
Jawab:
𝑓(𝑧)=𝑧 −3=𝑟 −3(cos 3𝜑 − 𝑖 sin 3𝜑 )
diperoleh:
u = 𝑟 −3 cos 3𝜑 sehingga 𝑢𝑟 =-3𝑟 −4 cos 3𝜑 dan 𝑢𝜑 =-3𝑟 −3 sin 3𝜑
v = -𝑟 −3 sin 3𝜑 sehingga 𝑣𝑟 =-3𝑟 −4 sin 3𝜑 dan 𝑣𝜑 =-3𝑟 −3 cos 3𝜑
Keenam fungsi ini kontinue dan syarat C-R dipenuhi untuk semua z≠0
Jadi 𝑓(𝑧)=𝑧 −3 teerdiferensial untuk z≠0
Dengan demikian 𝑓 ′ (𝑧) dalam koordinat kutub adalah:
𝑓 ′ (𝑧) = (cos 𝜑0 -i sin 𝜑0 )( -3𝑟 −4 cos 3𝜑 + 𝑖 3𝑟 −4 sin 3𝜑)
= cis (-𝜑)( -3𝑟 −4)cis -3 𝜑
= -3𝑟 −4 cis(-4 𝜑)
 LATIHAN SOAL

1. Gunakan definisi untuk menentukan turunan dari w  f ( x)  z 3  2 z di titik (a)

z  z 0 (𝑏) 𝑧 = −1.

a. Menurut definisinya, turunan di z  z 0 adalah

f ( z 0  z )  f ( z 0 )
f ' ( z 0 )  lim
z 0 z
( z  z )  2( z 0  z )  ( z 03  2 z 0 )
 lim 0
z 0 z
z 0  3z 0 z  3z 0 (z ) 2  (z ) 3  2 z 0  2z 0  z 03  2 z 0
3 2
 lim
z 0 z
 lim 3z 0  3z 0 z  (z )  2  3z 02  2
2 2
z 0

Secara umum, 𝑓 ′ (𝑧) = 3𝑧 2 − 2 untuk semua 𝑧

b. Dari (a), atau langsung, kita peroleh bahwa jika 𝑧0 = −1 maka

f ' (1)  3(1) 2  2  1
d
2. Tunjukkan bahwa z tidak ada di mana-mana, yaitu 𝑓(𝑧) = 𝑧̅ tidak analitik di
dz
mana-mana.
d f ( z  z )  f ( z )
Menurut definisinya, f ( z )  lim jika limit ini ada dan tidak
dz z 0 z
bergantung dari caranya z  x  i y mendekati nol,

d z  z  z
z  lim
dz z 0 z
x  iy  x  iy  x  iy
 lim
x 0 x  iy
y 0
Maka
x  iy  x  i y  ( x  iy )
 lim
x 0 x  i y
y 0

x  i y
 lim
x 0 z  i y
y 0
 x
Jika y  0 , maka limitnya adalah lim 1
x  0 y
 iy
Jika x  0 , maka limitnya adalah lim  1
x 0 i y
Karena limitnya bergantung pada cara z  0 . Maka turunannya tidak ada, yaitu
f ( z )  z tidak analitik di mana-mana.
1 z dw
3. Jika w  f ( z )  , tentukan (a) dan (b) tentukan dimana f (z ) tidak
1 z dz
analitik.
Penyelesaian :
a. Metode 1, dengan menggunakan definisinya.
dw f ( z  z )
 lim
dz z  0 z
1  ( z  z ) 1  z

1  ( z  z ) 1  z
 lim
z 0 z
2
 lim
z 0 (1  z  z )(1  z )

2
 lim
z 0 (1  z ) 2

Tidak bergantung dari caranya ∆𝑧 → 0 , asalkan 𝑧 ≠ 1.

Metode 2, dengan menggunakan aturan-aturan pendiferensialan .
d d
(1  z ) (1  z )  (1  z ) (1  z )
d 1 z  dz dz
 
dz  1  z  (1  z ) 2

(1  z )(1)  (1  z )( 1)

(1  z ) 2
2

(1  z ) 2
b. Fungsi f (z) analitik untuk setiap nilai berhingga dari z kecuali z = 1 di mana
turunannya tidak aada dan fungsi tersebut tidak analitik. Titik z = 1 adalah
suatu titik singular dari f (z)
4. (a) Jika f (z) analitik di z 0 , buktikan bahwa ia harus kontinu di z 0 .
(b) Berikan suatu contoh yang menunjukan bahwa kebalikan (a) tidak selalu benar.
Penyelesaian :

f ( z 0  h)  f ( z 0 )
a. karena f ( z 0  h)  f ( z 0 )  .h
h
di mana h  z  0 , maka kita mempunyai
f ( z 0  h)  f ( z 0 )
lim f ( z 0  h)  f ( z 0 )  lim  f ' ( z 0 ).0  0
h 0 h 0 h
karena 𝑓 ′ (𝑧0 ) ada menurut hipotesanya, jadi
lim f ( z 0  h)  f ( z 0 )  0 atau lim f ( z 0  h)  f ( z 0 )
h 0 h 0

b. Fungsi 𝑓(𝑧) = 𝑧̅ kontinu di 𝑧0 . Tetapi menurut soal 2, 𝑓(𝑧) tidak analitik di

mana-mana. Ini menunjukan bahwa suatu fungsi yang kontinu tidak perlu memiliki
turunan, yaitu tidak perlu analitik.

5. Buktikan bahwa syarat perlu dan syarat cukup w  f ( z )  u( x, y)  i v( x, y) analitik

u v u v
dalam suatu daerah  adalah persamaan Cauchy – Riemann  , 
x y y x
dipenuhi dalam  , dimana diandaikan bahwa turunan parsial ini kontinu dalam 
.

Penyelesaian :
a. Syarat perlu. Agar f (z) analitik, maka limit
f ( z  z )  f ( z )
lim
z 0 z
 f ' ( z)
{u ( x  x, y  y )  i v( x  x, y  y )}  {u ( x, y )  i v( x, y )}
 lim
z 0 x  i y
y 0

harus ada dan tidak bergantung pada caranya z (atau x dan y ) mendekati nol.
Kita memandang 2 kemungkinan pendekatan.

Kasus 1
y  0, x  0. dalam kasus ini menjadi

 u ( x  x, y )  u ( x, y )  v( x  x, y )  v( x, y )   1 u v
lim   i    i x  x
x 0
 x  x 
Asalkan turunan parsialnya ada.
 Kasus 2
x  0, y  0. dalam kasus ini menjadi

 u ( x, y  y )  u ( x, y )  v( x, y  y )  v( x, y )   1 u v u v
lim   i     i 
x 0
 i y  y   i y y y y

Sekarang f (z) tidak mungkin analitik, kecuali dua limit ini sama. Jadi suatu syarat
perlu agar f (z) analitik adalah
u v u v u v v u
i  i  atau  , 
x x y y x y z y
u v
b. Syarat cukup. Karena dan diandaikan kontinu, maka kita mempunyai
x y
u  u ( x  x, y  y )  u ( x, y )
 u ( x  x, y  y )  u ( x, y  y )  u ( x, y  y )  u ( x, y )
 u   u 
   e1 x    1 y
 x   y 
v u
 x  y  e1 x  1 y
x y
Dimana e1  0 dan 1  0 untuk x  0 dan y  0
v v
Dengan cara yang sama, karena dan diandaikan kontinu, maka kita
x y
mempunyai

 v   u  v u
v    e2 x     2 y  x  y  e2 x   2 y
 x   y  x y

Dimana e2  0 dan  2  0 untuk x  0 dan y  0 . Maka

 u v   u v 
w  u  iu    i x    i y  ex  y 2
 x x   y y 

Dimana e  e1  ie2  0 dan   1  i 2  0 untuk x  0 dan y  0

Menurut persamaan Cauchy-Riemann, 2  dapat ditulis sebagai

 u v   v u 
w    i x     i y  ex  y
 x x   x x 
 u v 
  i x  iy   ex  y
 x x 
 Kemudian bagilah dengan z  x  iy dan ambil limitnya untuk x  0 , maka
kita melihat bahwa
w u v
 f z   lim
dw
 i
dz x  0 z x x
Sehingga turunannya ada dan tunggal, yaitu f  z  analitik dalam R

6. Jika f  z   u  iv analitik dalam suatu daerah R , buktika bahwa u dan v

harmonik dalam R bila mereka memiliki turunan parsial kedua yang kontinue
dalam R .
Penyelesaian :
u v
Jika f  z  analitik dalam R maka persamaan Cauchy-Riemann 1 
x y
v u
dan 2   dipenuhi dalam R . Andaikan u dan v memiliki turunan yang
x y

kontinue, maka kita dapat mendifferensialkan kedua ruas 1 terhadap x dan 2 

 2u  2v  2v  2u
terhadap y untuk memperoleh 3  dan 4    sehingga
x 2 xy yz y 2

 2u  2u  2u  2u
  atau   0 , yaitu u harmonik.
x 2 y 2 x 2 y 2

Dengan cara yang sama, dengan mendifferensialkan kedua ruas 1

 2u  2u
terhadap y dan 2 terhadap x maka kita memperoleh 2  2  0 dan v
x y
harmonik.
7. (a) Buktikan bahwa u  e  x ( x sin y  y cos y ) harmonik.
(b) Tentukan v sehingga f ( z )  u  iv analitik

P enyelesaian :

u
 (e  x )(sin y )  (e  x )( x sin y  y cos y )
a. x
 e  x sin y  xe  x sin y  ye  x cos y
 2u  x
 (e sin y  xe  x sin y  ye  x cos y )
x 2 x
 2e  x sin y  xe  x sin y  ye  x cos y............(1)
u
 e  x ( x cos y  y sin y  cos y )
y
  xe  x cos y  2e  x sin y  ye  x cos y
 2u 
 ( xe  x cos y  ye  x sin y  e  x cos y )
y 2
y
  xe  x sin y  2e  x sin y  ye  x cos y..............(2)

 2u  2u
Penjumlahan (1) dan (2) memberikan   0 dan 𝑢 harmonik.
x 2 y 2

b. Dari persamaan Cauchy Riemann,

v u
  e  x sin y  xe  x sin y  ye  x cos y........(3)
y x
v u
  e  x cos y  xe  x cos y  ye  x sin y.....(4)
x y

Integralkan (3) terhadap 𝑦 dengan memegang 𝑥 tetap. Maka

v  e  x cos y  xe  x cos y  e  x ( y sin y  cos y )  F ( x)

 ye  x sin y  xe  x cos y  F ( x).................................(5)

Di mana 𝐹(𝑥) adalah fungsi riil sebarang terhadap 𝑥

Gantikan (5) ke dalam (4) dan diperoleh

 ye  x sin y  xe  x cos y  x  x cos y  F ' ( x)   ye  x sin y  xe  x cos y  ye  x sin y

Atau 𝐹 ′ (𝑥) = 0 dan (𝑥) = 𝑒 , suatu konstan. Maka dari (5),

v  e  x ( y sin y  x cos y)  e
 DAFTAR PUSTAKA

Pambudi,D.S., dan Setiawan,T.B. 2004. Analisa Variabel Kompleks. Jember:

Universitas Jember
Spiegel,M.R. 1964. Teori dan Soal-Soal Peubah Kompleks dengan Pengenalan
Pemetaan Konvormal dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga