Anda di halaman 1dari 9

1

L7 Persamaan Laplace dalam Koordinat Silinder (Pemisahan variable III)

1. Dalam koordinat silinder r , , z


Persamaan Laplace:
2

1

1 2

0

2



2 z 2

Pemisahan variable, mencari penyelesaian bentuk


, , z R F Z z

d 2R

1 dR

RZ d 2 F

d 2Z

2
RF 2 0
FZ 2
d
d 2
dz
d

1 d 2 R 1 dR
1 1 d 2F
1 d 2Z

k 2
R d 2 d
2 F d 2
Z dz 2

Hanya gayut pada ,

hanya gayut

Semuanya memiliki konstanta yang sama yaitu k 2 .


1 d 2Z
k2
Z dz 2
1 d 2 R 1 dR
1 1 d 2F

k 2
R d 2 d
2 F d 2

(1)
(2)

kerjakan beberapa trik ke per. (2):


1 d 2 R 1 dR
2
1 d 2F
2

2
2
R d 2 d

F d

Hanya gayut pada

1 d F
2
F d 2

(3)

Dan
d 2 R 1 dR 2 2

k 2 R 0
d 2 d

(4)

Persamaan diferensial partial 3 persamaan diferential berkoordinat independent (1),


(3), (4)

Penyelesaian pers. (1) adalah:


Z k 2 Z 0 Z e kz

Penyelesaian pers.(3) adalah:


F 2 F 0 F e i

Umumnya nilai k dan bisa real atau kompleks.


Untuk menyelesaiankan pers. (4), pertama kita anggap k adalah real dan positif,
misalkan x k , suatu variable tak berdimensi, maka pers. (4) menjadi:
R

1
2
R 1 2 R 0
x
x

(4)

dengan
R

dR x
d 2 R x
, R
;
dx
dx 2

2. Pers. (4) dikenal sebagai pers. Bessel, dan penyelesaiannya merupakan fungsi Bessel
(berorde ); bila dinyatakan dalam deret Fourier berbentuk:

J x

j 0

1 j

j! j 1

2j

Tepatnya, ini merupakan Fungsi Bessel jenis pertama orde .


Disini adalah fungsi Gamma:
z 1

e t t z dt ,

z0

Untuk z<0, dapat didefinisikan melalui hubungan rekursi


z 1 z z untuk z n,
n 1 n!

J 1 J

Oleh karena itu, sering kita mendefinisikan fungsi Neumann (Fungsi Bessel jenis kedua):

N x

J x cos J x
sin

Kemudian, J x dan N x merupakan penyelesaian independent yang selalu linear (bahkan


ketika integer).
penyelesaian umum persamaan Bessel dapat diekspresikan sebagai superposisi linear dari
J x dan N x .

Dalam penetapan koefisien, adalah penting untuk mengetahui perilaku asympotetic dari J dan
N :
x 1,

persamaan tersebut mendekati sinus dan cosines kali


J x

cos x

x
2
4

N x

sin x

x
2
4

1
:
x

Untuk x 1,
J x

1
x

1 2

N x 2
x

x 0;

1
, untuk 0
x

Catatan untuk 0,
J 0 x 0 1.

N 0 x 0

2 x
ln 0,5772

Tetapan Euler
Catatan beberapa penulis menggunakan selain N .
Jika kita plot J x , kita menemukan jumlah takberhingga akar untuk J x 0
Kita beri tanda akar-akar tersebut x , dengan n 1,2,3,...,
n

Untuk contoh, untuk 0,

x0 n 2,41; 5,52; 8,65, ...


Untuk x 1, tentu, xn n

2 4

Yang menarik, fungsi Bessel berbentuk orthogonal, kita dapat mengekspansi f dalam deret
Bessel, analog terhadap deret Fourier (lihat Jackson 3.7). Agar sederhana, kita hanya meninjau
J , untuk 0, dalam interval 0 a.
Berikut dafar perbandingan yang cukup berguna:
Fourier
0 x a;

sin

Bessel

akar n

0 a,

nx
, n 1,2,...
a

nx

f x An sin
n 1

, n 1,2,3,...

xn

f An J
n 1

2 a
nx
sin
f x dx

0
a
a

An

xn

akar xn

An

a
nx
mx
sin
dx nm ,
2
a
a

sin

2
2

2
1

a J

x
n

xn
d
a

f J

a2 2

J xn J xm d nm
J 1 x
a
a
2

3. Contoh:
Syarat batas z L V , , dan nol dimana-mana pada permukaan silinder.
[A] Z z ae kz be kz

Z z 0 0 b a
Z z 2a sinh kz , k harus ditentukan.

zL

0,2
[B] F cei de i
Agar F menjadi fungsi bernilai tunggal,
F F 2 ,

z , integer

F dapat juga ditulis sebagai

z0

F c sin d cos ; dengan 0.

[C] R eJ k fN k , x k
untuk 0, R harus berhingga, karena N x 0 menjadi takberhingga maka
f 0.

untuk a, R 0; k n a xn ,
x
yaitu: k n n ,
a

n 1,2,3,...

, , z J kn sinh kn z An sin Bn cos


0 n 1

Deret Bessel

Deret Fourier

Sekarang gunakan z L V , , kita dapat menemukan koefisien


a
2 2
2
1
An
d sin 2 2
J kn d V ,
;

2 0
a J 1 kn a 0
sinh kn L
2
Bn
2

d cos

2
2

2
1

a J

J k d V ,
;
k a
sinh k L
n

4. Masalah 2 D: tidak gayut pada z ,


, R F

Pemisahan variable memberikan:


d dR
1 d 2F
0


R d
d
F d 2

1 d 2F
2
2
F d
d dR

2
R d
d

Dalam kasus khusus 2 0 : penyelesaiannya adalah


F A0 B0
R a0 b0 ln

Sebaliknya, ketika 2 0 :

F A cos B sin

R a b

Penyelesaian umum adalah superposisi dari

A0 B0 a0 b0 ln
Dan

A cos B sin a b
Untuk menetapkan koefisien, kita harus menerapkan syarat batas untuk geometri khsus.
(1) Contoh: 0, , 0
Syarat batas: V , untuk 0 atau .
Pembahasan: berhingga untuk 0

Sehingga b 0
b0 0

Selanjutnya,

adalah konstan untuk setiap , ketika

0 : A 0

adalah sama untuk 0 dan : B0 0

penyelesaian umum memiliki bentuk:


, a0 a sin

Syarat batas:

0 V

a0 V

Syarat batas:

, V

sin 0
m

yaitu , m 1,2,3,...

m m

, V0 am sin
m 1

Koefisien am bergantung pada kelakuan pada jarak yang besar, yang


sejauh ini tidak ditetapkan.

Jika kita tertarik dalam daerah pojok, 0, akan diperoleh:




0 V a1 sin

...

(2) Contoh: Potensial diantara dua permukaan silinder

a dan

b. 0,2

Dikusi: dalam masalah ini, tidak seperti contoh soal sebelumnya, F memiliki
nilai tunggal (atau agak periodic dalam , jika kita tidak membatasinya untuk 0
sampai 2 ) , B0 0
dan harus integer,

z.

n 1

n 1

, a0 b0 ln an n sin n n bn n sin n n

(3) Contoh: berhingga pada 0, kemudian bn 0 dalam epansi di atas.

5. Memperumum, masalah nilai batas dalam koordinat silinder.


Kuncinya adalah pembahasan F , R, Z dan penetapan bentuk fungsional mereka dan
koefisien. Lihat Jackson 3.8.
Contoh 1: Syarat batas lenyap untuk z 0, L;

zL

Pada permukaan silinder V z ,


Carilah di dalam silinder.

Z k 2 Z 0

z0

F 2 F 0
R

1
2
R 1 2 R 0
x
x

x k

Persamaan terakhir disebut pers. Bessel termodifikasi, penyelesaiannya merupakan


fungsi Bessel dengan argument imaginer.
Diperkenalkan

x i J ix
x

x 1
i J i ix iN ix
2

Yang idependent linear, fungsi real yang dikenal sebagai fungsi


Bessel termodifikasi.
Untuk 0 :
Ketika x 0,

1
x

1 2

ln 2 0,5772 , 0

2 x
(sangat mirip dengan J , N bagian dari beberapa factor
konstanta)
Ketika x ,

x
x

1
ex
2x

x
e
2x

(sangat berbeda dari J , N yang berosilasi)


[A]

Z a sin kz b cos kz;

Z z 0 0; b 0
Z z L 0; kL m ,

[B]

F cei de i atau

m 1,2,3,...

9
F c sin d cos ,

0,1,2,...

F memiliki nilai tunggal,


[C]

R e k f k
0,

m
L

, , z sin
0 m 1

2 L
2
dz

0
L
2

2 L
2
dz

0
L
2

m
z
a sin b cos
L

m
L

a V , z sin

f 0.

R harus berhingga:

m
z a
a sin b cos
L

mz
sin
L

1
m

mz
cos
L

1
m

d V , z sin

d V , z sin

Anda mungkin juga menyukai