Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEOREMA CAUCHY-GOURSAT,

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisa Variabel Kompleks)

Dosen Pengampu :
Drs. Didik Sugeng Pambudi, M.S.
Lioni Anka Monalisa, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 13
Meilysa Ajeng Kartika Putri (170210101027)
Atik Robbana (170210101046)
Siti Shofiyah (170210101091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
KaruniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini terutama kepada Bapak Drs. Didik Sugeng Pambudi, M.S. dan Ibu Lioni Anka Monalisa,
S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Analisa Variabel Kompleks yang memberikan
bimbingan, saran, ide, kesempatan dan memberikan dorongan serta masukan kepada penulis.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Variabel Kompleks.
Adapun judul makalah ini adalah “Teorema Cauchy-Goursat, …………….”.
Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki,
kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan penulisan makalah
ini memberikan kami tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami
dan semoga bagi para pembaca makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap akan adanya masukan yang membangun sehingga
makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar dan
pembelajaran dalam berbagai bidang khususnya matematika. Akhirulkalam kami mengucapkan
semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam naungan kasih dan sayang-Nya.

Jember, 03 November 2019

Penulis
Pada bab ini akan dibicarakan dari fungsi yang analitik dengan daerah integrase suatu
lintasan tertutup sederhana. Pengintegralan dari fungsi analitik tersebut disajikan dalam teorema
Cauchy-Goursat. Sebelum membicarakan teorema Cauchy-Goursat, didahului dengan teorema
Cauchy yang merupakan dasar lahirnya teorema Cauchy-Gorsat. Teorema Cauchy telah dibahas
pada topik lau, di sini kita akan membahas tentang teorema Cauchy-Goursat.

Pada Teorema Cauchy mencakup hipotesis tambahan bahwa f’kontinu pada D tetapi jika
f analitik pada daerah D, maka f’ juga analitik dan kontinu pada D. Oleh karena itu, Goursat
berpendapat bahwa kekontinuan f’ merupakan suatu hipotesis yang berlebihan, hal ini sudah
diimplikasikan oleh keanalitikan f.

Teorema 4.3.3 (Teorema Cauchy-Goursat)

“Diberikan daerah terhubung sederhana D dan lintasan tertutup sederhana C di D.


C ⇒∮ f ( z )dz=0
Jika f analitik pada D maka c ”

C ⇒∮ f ( z )dz=0
Fungsi analitik di dalam pada lintasan tertutup c .

Cauchy-Goursat menyatakan teorema bahwa dalam domain tertentu integral dari fungsi
analitik atas kontur tertutup sederhana adalah nol. Perpanjangan dari teorema ini memungkinkan
kita untuk mengganti integral lebih dari kontur rumit tertentu dengan integral lebih dari kontur
yang mudah untuk mengevaluasi.kita akan melihat bahwa teorema Cauchy-Goursat menyiratkan
bahwa fungsi analitik memiliki antiturunan. Untuk memulai, kita perlu memperkenalkan
beberapa konsep baru. Bila f(z) analitik pada kontur tertutup C sembarang dan di dalam daerah
ℜ yang dibatasinya, maka:

∮ f ( z)dz=0
c

Dengan kata lain integral fungsi kompleks tidak tergantung lintasan yang dilewatinya.
Bukti pernyataan ini dapat diruntut sebagai berikut:

^
Untuk vektor dua dimensi (F = Fx i + Fy
^j ), teorema Stokes pada integral vektor akan
menghasilkan teorema Green berikut :

∮ Pdx+Qdy=∬ Q x −P y dxdy
c

dimana ℜ adalah daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup C. Apabila teorema ini
kemudian diterapkan pada integrasi kompleks:

∮ f ( z)dz=∮ ( u+iv ) dz
c c
=∮ ( u+iv )( dx+idy )
c
=∮ u d x +iud y +ivd x −vd y
c
=∮ u d x +vd y +i ∮ u d y +v d x
c c
=∬ (−v x −u y ) dxdy +∬ ( u x−v y ) dxdy
=∬ (−v x +v x ) dxdy +∬ ( u x−u x ) dxdy
=0

Karena menurut persamaan Cauchy-Riemann, seluruh integrannya sama dengan nol.

Konvers dari Teorema Cauchy Goursat adalah salah, yaitu

∮ f ( z)dz=0
“Jika c untuk setiap lintasan tertutup sederhana C di dalam daerah
terhubung sederhana D, maka f analitik di D”

1
Sebagai contoh yang menggambarkan kenyataan ini diperlihatkan oleh fungsi f ( z )=
z

Integral ∮ dzz = 0. Jika C lintasan tertutup sederhana yang tak melalui 0, tetapi f tak
C

analitik di 0.

CONTOH SOAL

1. Buktikan jika C lintasan tertutup sepanjang sisi-sisi bujur sangkar dan titik-titik sudut
1+i, -1+i, -1+(-i), 1-i dengan arah positif.
dz
∮ z =2π i
c

Penyelesaian :

-1 + i 1+i

Z0

-1 - i 1-i

1
r=
Dibuktikan lingkaran j dengan pusat (0,0) dan 2

Ambil
z 0 =0

1
f (z )=
Sehingga 2 adalah analitik pada lingkaran tersebut kecuali z=0

dz
∮ z =2π i
c (menurut cauchy)
1
f (z )=
2 juga analitik di dalam j, maka :

dz dz
∮ z =∮ z =2π i
c j

Pengertian Anti Derivatif Fungsi Analitik

Misalkan f(z) dan F(z) adalah analitik di daerah R dan sedemikian hingga F’(z) = f(z).
Maka F(z) dinamakan anti derivatif, anti diferensial, atau anti turunan dari f(z) yang dinotasikan
dengan

F( z )=∫ f ( z )dz

yang biasa disebut operasi integral. Dapat disimpulkan bahwa anti derivatif fungsi analitik
adalah integral dari fungsi analitik.

Seperti halnya dalam variabel nyata, dua integral tak tentu berbeda dengan konstanta. Untuk
alasan ini, sembarang konstanta c sering ditambahkan ke bagian kanan dari persamaan.

Contoh:

d
( 3 z 2−4 sin z )=6 z−4 cos z
Karena dz dapat ditulis ∫ ( 6 z−4cos z ) dz=3 z2−4sin z+c
Fungsi analitik pada domain terhubung tunggal D, zo dan z ∈ D

Jika C1 dan C2 lintasan tunggal penghubung zo ke z dan keduanya membentuk lintasan tertutup
tunggal C = C1 + C2 maka:

∮ f ( z )dz=∮ f ( z )dz+ ∮ f ( z )dz =0


C C1 −C 2

Sehingga menurut sifat Lintasan Integral Kompleks dapat dijabarkan seperti berikut.

∮ f ( z)dz=−∮ f ( z)dz
−C 2 C2
Maka

∮ f ( z ) dz=∮ f ( z )dz+ ∮ f (z )dz =0


C C1 −C 2
(Menurut Teorema Cauchy)

∮ f ( z )dz−∮ f ( z )dz =0
C1 C2
(Berdasarkansifat Lintasan Integral Kompleks)

∮ f ( z )dz=∮ f ( z )dz
C1 C2

Integral dari zo ke z tidak tergantung lintasannya asal lintasan


dalam D, ditulis:

∫ f ( ϕ )=dϕ
zo
tidak tergantung lintasan
z
z ∈ D⇒ f ( z )=∫ f ( ϕ ) , z ∈ D
zo

CONTOH SOAL

1. f(z) = z3 fungsi analitik diseluruh bidang kompleks

1 4
z
G(z) = 4 merupakan fungsi anti derivatifnya maka untuk sebarang lintasan dari 0
sampai 1 + i adalah
1+i

0 =G ( 1+ i ) −G ( 0 ) =( ( 1+i ) )− ( ( 0 ) )=−1
∫ z 3 dz= 14 z 4 ]1+i 1 4 1
0 4 4
RUMUS INTEGRAL CAUCHY

Jika fungsi analitik di dalam dan pada lintasan tertutup tunggal C,


z 0 dalam C maka :

1 f ( z)
f (z 0 )= ∮
2 πi C z−z 0
dz
1.
Bukti:

Perhatikan gambar di atas

Fungsi f (z )/( z−z 0 ) analitik didalam dan pada C kecuali di titik


z=z 0 , maka kita

f ( z) f ( z)
∮ z−z dz=∮
z−z 0
dz
mempunyai : C 0 Γ

Dimana kita dapat memilih sebagai suatu lingkaran, berjari-jari є dan berpusat di z0.
Maka suatu persamaan untuk adalah |z−z 0|=ε atau z−z 0 =εe iθ dimana 0≤θ≤2 π
z=z 0 + εe iθ , dz=iεeiθ dθ ,pada integral di ruas kanan maka
f ( z)

f ( z 0 +εe iθ ) iεeiθ 2π
...............(1)
∮ z −z dz=∫ εeiθ
dθ=i ∫ f ( z 0 + εe iθ ) dθ
Γ 0 0 0

Jadi dari persamaan (1) kita mempunyai



f ( z) ...............(2)
∮ z −z dz=i ∫ f ( z 0+εeiθ ) dθ
C 0 0

Ambillah limit kedua ruas dari (2) dan gunakan kekontinuan f(z), maka kita mempunyai

f ( z)
∮ z−z dz=lim z→0 i ∫ f ( z 0+ εeiθ ) dθ
C 0 0

=i ∫ lim z→0 f ( z 0 +εe ) dθ

0

=i ∫ f ( z 0 )dθ
0
=2 π if ( z 0 )
1 f (z )
f ( z 0 )= ∮
2 πi C z−z 0
dz

Sehingga kita peroleh yang kita inginkan


1 f ( z)
f (z 0 )= ∮
2 πi C z−z 0
dz

1 f ( z)
f ' (z 0 )= ∮
2 πi C ( z−z 0 )2
dz
2.
Bukti:
1 f ( z)
f (z 0 )= ∮
2 πi C z−z 0
dz
Dari rumus 1 yaitu

Jika
z 0 dan z 0 +h terletak pada R, maka kita mempunyai
f (z 0 +h )−f (z 0 ) 1 1 f (z) 1 1 f ( z)
h
= ∮
2 πi C h z−( z 0 + h)
dz− ∮
2 πi C h z −z0
dz

=
1
∮ 1 1
( −
1
2 πi C h z−( z0 +h ) z−z 0
f ( z )dz
)
=
1
∮ (
1 z−z 0 −( z −z0 −h)
2 πi C h ( z −z0 −h)( z−z 0 )
f ( z )dz
)
=
1
∮ 1 h
(
2 πi C h ( z −z0 −h)( z−z 0 )
f ( z )dz
)
1 f ( z )dz z −z 0
= ∮ ⋅
2 πi C ( z−z 0 −h)( z−z 0 ) z −z 0

( )
1 z−z 0
= ∮
2 πi C ( z−z 0 −h )( z−z 0 )2
f ( z )dz

∮( )
1 z−z 0 −h+h
= f ( z )dz
2 πi C ( z−z 0 −h )( z−z 0 )2

=
1
∮ 1
( +
h
2 πi C ( z−z 0 ) ( z−z 0 −h )( z−z 0 )2
2
f ( z )dz
)
1 f ( z) h f ( z)
= ∮
2 πi C ( z−z 0 )2
dz + ∮
2 πi C ( z−z 0 −h )(z −z 0 )2
dz

Hasil yang diinginkan akan tercapai dengan mengambil limitnya untuk h0, sehingga
didapatkan:

( )
1 f ( z) h f ( z)
f '( z 0 )=lim h →0 ∮
2 πi C ( z−z 0 )2
dz + ∮
2 πi C ( z−z 0 −h )( z −z 0 )2
dz

=lim h→ 0
( 1

f ( z)
2 πi C (z −z 0 )2 )
+lim h→0
h
∮ (
f (z )
2 πi C ( z−z 0 −h )( z−z 0 )2
dz
)
1 f ( z)
= ∮
2 πi C ( z−z 0 )2
+0

1 f ( z)
= ∮
2 πi C ( z−z 0 )2

1 f ( z)
f ' (z 0 )= ∮
2 πi C ( z−z 0 )2
dz
Jadi terbukti bahwa
n! f ( z)
f n ( z 0 )= ∮
2 πi C ( z−z 0 )n+1
dz
3.
Bukti:
n! f ( z)
f n ( z 0 )= ∮
2 πi C ( z−z 0 )n+1
dz
Pembuktian rumus untuk n=0,1,2......

Kasus untuk n=0 dan 1 berturut turut langsung diperoleh dari pembuktian rumus 1 dan 2
0
diatas, asalkan kita mendefinisikan f ( z 0 )=f ( z 0 ) dan 0!=1.

Untuk membuktikan kasus dimana n=2 , kita menggunakan pembuktian rumus 2


dimana a dan a+h terletak di dalam R untuk memperoleh

( )
f ' ( z 0 +h )−f '( z 0 ) 1 1 1 1
h
= ∮ −
2 πi C h ( z−z 0 −h ) ( z−z )2
2
f ( z )dz
0

Langkah yang kita lakukan yaitu mengambil z0 dan z0+h terletak di R sehingga
f '( z 0 +h )−f '( z 0 ) 1 1 f ( z) 1 1 f ( z)
h
= ∮ − ∮
2 πi C h ( z−( z 0 +h) ) 2 πi C h ( z−z ) 2
2
dz
0

1 f ( z)
( )
1 f ( z)
= ∮ −
2 πi C h ( z −( z 0 +h )) ( z−z ) 2
2
dz
0

( )
1
= ∮1 1 −
1
2 πi C h ( z −z 0−h)2 ( z −z 0 )2
f ( z ) dz

( )
2
1 ( z −z0 ) −( z −z0 −h)
2
1
2 πi ∮
= f ( z ) dz
C
h ( z −z −h)2 ( z −z )2
0 0

(
1 ( z −z0 ) −( ( z−z 0 ) −2h ( z−z 0 ) + h )
)
2 2 2
1
= ∮
2 πi C h ( z −z −h)2 ( z −z )2
f ( z ) dz
0 0

∮ ( 1 2h ( z−z 0 ) −h )
)
1 ( 2

= f ( z ) dz
2 πi C h ( z −z 0−h)2 ( z −z 0 )2

∮( )
1 ( 2 ( z−z 0 ) −h )
= f ( z ) dz
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z−z 0 )2

∮( )
1 ( 2 ( z−z 0 ) −h ) ( z−z 0 )
= f ( z ) dz
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z−z 0 )2 ( z−z 0 )

∮( )
1 ( 2 ( z −z 0 )2 −h ( z −z 0 ) )
= f ( z ) dz
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z−z 0 )3

(
( )
1 2 ( z−z 0 ) 2− ( 4 h ( z−z 0 ) −3 h ( z−z 0 ) )+2 h2 −2 h2 )
= ∮
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z− z 0 )3
f ( z )dz

∮( )
=
1 (( 2 ( z− z0 )2 −4 h ( z−z 0 ) +2 h2 ) +3 h ( z−z 0 )−2 h2 ) f ( z ) dz
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z− z 0 )
3

∮( )
=
1 ( 2! ( z−z 0 −h)2 +h (3 ( z−z 0 )−2h ) )
f ( z ) dz
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z− z 0 )
3

( )
1 2! h (3 ( z− z0 ) −2h )
= ∮ +
2 πi C ( z−z ) ( z−z −h )2 ( z−z )3
3
f ( z ) dz
0 0 0

2! f ( z) h 3 ( z−z 0 )−2 h
= ∮
2 πi C f ( z−z 0 )3
dz +
2 πi
∮ 3
f ( z ) dz
C ( z−z 0 −h )2 ( z−z 0 )
Hasil yang diinginkan tercapai dengan mengambil limitnya untuk h0, sehingga
didapatkan:

( )
2! f ( z) h 3 ( z−z 0 )−2 h
f '( z 0 )=lim h →0 ∮
2 πi C f ( z−z 0 ) 3
dz + ∮
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z−z 0 )3
f ( z ) dz

( ) ( )
2! f ( z) h 3 ( z−z 0 )−2 h
=lim h→ 0 ∮
2 πi C f ( z−z 0 ) 3
dz + lim h→0 ∮
2 πi C ( z−z 0 −h )2 ( z−z 0 )3
f ( z ) dz

2! f ( z)
= ∮
2 πi C f ( z−z 0 )3
dz+ 0

2! f ( z)
= ∮
2 πi C f ( z−z 0 )3
dz

Jadi dari pembuktian rumus 2 dan 3 didapatkan


1 f (z) 2! f ( z)
f '( z 0 )= ∮
2 πi C (z −z 0 )2
dan f n = ∮
2 πi C f ( z−z 0 )3
dz

Secara umum ditulis:


n! f ( z)
f n= ∮
2 πi C f ( z− z0 )n+1
dz
Ayo Latihan Soal

dz
∮ z2−4 =0
1. Jika C lingkaran |z| = 1. Tunjukkan c

∮ f ( z)dz 1
f (z )=
2. Diketahui C : |z| = 1. Hitunglah c jika z−3

3. Sebuah fungsi F(z) sedemikian sehingga F’(z) = f(z) dinamakan integral tak tentu dari

f(z) dan dinotasikan dengan ∫ f ( z ) dz . Tunjukkan bahwa


a. ∫ sin ( z ) dz=−cos ( z ) +c
dz
∫ z =ln ( z )+c
b.

dimana c adalah sebarang konstanta.

2 3
4. f ( z )=3 z +1 fungsi analitik di seluruh bidang kompleks. f ( z )=z + z merupakan
fungsi derivatifnya maka untuk sebarang lintasan dari 1 sampai 1 + 2i adalah...
3
∮ 2z z−i
−6
dz
5. Hitunglah C dengan menggunakan integral Cauchy
z
∮ ( z−3)2 dz
6. Tentukan C jika lintasan C

a. Lingkaran C1 berarah positif dengan persamaan |z|=2


b. Lingkaran C2 berarah positif dengan persamaan |z−4|=2
Penyelesaian:

1 −2 z
f (z )= →f ' ( z )=
1.
z2 −4 ( z2 −4 )2 Kontinue dalam dan pada C
∮ f ( z)dz=0
Jadi menurut Teorema Cauchy c

1
f ' (z )=−
2. ( z−3 )2 , f(z) tidak analitik di z = 3 dan z = -3 terletak di luar C.
1
∮ ( z−3 ) dz =0
Oleh karena itu, f(z) analitik di dalam dan pada lintasan C, sehingga c

3. a. ∫ sin ( z ) dz=−cos ( z ) +c
d
(−cos ( z ) +c )=sin ( z )
Karena dz maka didapatkan bahwa ∫ sin ( z ) dz=−cos ( z ) +c
dz
∫ z =ln ( z )+c
b.
d 1 dz
( ln ( z )+c )= ∫ z =ln ( z )+c
Karena dz z maka didapatkan bahwa
1+2 i

∫ 3 z2 +1=z3 +z ]1+2
1
i

4. 1

=[ ( 1+2 i )3 + ( 1+2 i ) ]−[ 13 +1 ]


¿ [ (−11−2 i )+ (1+2 i ) ]−[ 2 ]
¿ [ −10 ] −[ 2 ]
¿−12

z 3−6
z 3−6 2
∮ 2 z−i dz=∮ i
dz
C C z−
5. 2
=2 πi
2[ ]
z 3−6
z=
i
2

[ ]
−i
−6
8
¿2πi
2
π
¿ −6 πi
8

i
z0=
Untuk setiap kontur yang melingkupi 2 dimana z 0 terletak di dalam C

z
f (z )=
6. a. Fungsi ( z−3 )2 analitik di dalam dan pada C1 dan 1 didalam C1
z 1 1
f (1 )= 2
= =
2 4
( z−3 ) (1−3 )
Maka menurut rumus integral Cauchy
1 f ( z)
f (1 )= ∮
2 πi C ( z−1)
dz
1

z
2
1 1 ( z−3 )
= ∮
4 2 πi C ( z−1 )
dz
1

z
2
πi ( z−3 ) f ( z)
=∮C dz= ∮ dz
2 1 ( z−1)
C ( z−1) 1

f ( z)
∮ ( z−1) dz= πi2
C1
Jadi

z
g( z )=
b. Fungsi z−1 analitik didalam dan pada C2 , dan 3 didalam C2
u' v−uv '
g '( z)=
v2
1( z−1)−z(1)
g '( z)=
( z−1)2
z−1−z
g '( z)=
( z−1)2
−1
g '( z)=
( z−1)2
−1
g '(3 )=
(3−1)2
−1
g '( z)=
4
Sehingga menurut rumus integral Cauchy
1 g( z)
g ' (3)= ∮
2 πi C ( z−3 )2
dz
2

−1 1 g( z )
4
= ∮
2 πi C ( z−3)2
dz
2

−πi g( z)
=∮ dz
2 C ( z−3 )
2
2

g( z )
∮ ( z−3 )2 dz=−πi
2
C2
Jadi
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai