Anda di halaman 1dari 4

Materi Ceramah dan Kultum: Keutamaan dan Kewajiban

Menuntut Ilmu bagi Kaum Muslimin dan Muslimah

َّ ‫ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُ ُهأال‬


‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك‬

‫ من يهده هللا فال‬،‫ ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا‬،‫ ونتوب إليه‬،‫ ونستغفره‬،‫ ونستعينه‬،‫ نحمده‬،‫إن الحمد هلل‬
‫ وأشهد أن محمداً عبده ورسوله‬،‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫ ومن يضلل فال هادي له‬،‫مضل له‬

Izzul Islam.Puji Syukur kita hanturkan kepada Alaah SWT, tuhan pemilik semesta Alam, yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidaya-Nya kepada hadiri semua. Nikmat yang karena kita
diberi keimanan dan keislamaan sehingga masih tetap berjalan di atas jalan Allah dan juag
nikmat berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kita masih dapat melangkahkan kaki ke
tempat yang penuh mubarokah ini.

Salam serta Shalawat kita curahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah di
utus oleh Allah SWT untuk menunjukkan jalan yang benar, menegakkan panji-panji kebenaran
serta menyampaikan rahmat Allah SWT kepada kita sekalian. 

Hadirin yang muliakan oleh Allah SWT

Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, saya ingin memberikan penjelasan ulang dalam
bentuk ceramah mengenai keutamaan dan kewajiban menuntut ilmu bagi kaum Muslimin
dan Muslimah. 

Manusia yang dilahirkan ke muka bumi dalam keadaan bersih dan kosong, kecuali mereka yang
dikehendaki oleh Allah SWT seperti nabi Isa AS, maka Allah SWT memerintahkan kepada
seluruh umat manusia untuk mencari ilmu sebagai bekal dalam menjalani hidup, seperti firman
Allah SWT yang menjelaskan bahwa setiap manusia yang lahir dalam keadaan tidak mengetahui
apa:

ْ َ‫صا َر َواأْل َ ْفئِ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم ت‬


َ‫ش ُكرُون‬ َ ‫س ْم َع َواأْل َ ْب‬ َ َ‫َوهَّللا ُ أَ ْخ َر َج ُكم ِّمن بُطُو ِن أُ َّم َهاتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬
َّ ‫ش ْيئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال‬

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia (Allah SWT) memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur".

Sungguh manusia itu lahir damlam keadaan tidak tau apa-apa, kemudian Allah SWT
memberikan rahmat keapda manusia seperti pendengaran dan penglihatan untuk mendapatkan
informasi menganai suatu kejadian, belajar dari banyak hal sampai akhirnya menjadi tau, namun
menjadi tau saja tidak cukup kemudian Allah SWT memberikan hati agar manusia bisa
menimbang mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan ilmu yang telah mereka
dapatkan.
Islam memberikan pandangan mengenai ilmu adalah sebuah pelita yang menerangi di saat gelap,
sehingga tanpa pelita seseorang akan tersesat. Betapa pentingnya keutamaan Ilmu menurut
Islam, sampai-sampai Firman Allah SWT yang pertama adalah perintah untuk membaca, bukan
untuk beribadah kepadanya. 

ْ ‫ا ْق َر ْأ بِا‬
َ َ‫س ِم َربِّ َك الَّ ِذي َخل‬
‫ق‬

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (QS: Al-Alaq)

Wahyu yang paling pertama memang tidak secara gamblang memberikan perintah belajarlah,
tapi bacalah, namun perintah adalah perintah tersirat untuk belajar, karena membaca adalah cara
yang paling sederhana dalam belajar. Segala bentuk ilmu diawali dengan membaca baik untuk
ayat-ayat yang tertulis maupun ayat-ayat yang ada di alam. 

Wahyu pertama yang turun tidak sama sekali memberikan petunjuk tentang ibadah Sholat, puasa,
zakat dan Haji akan tetapi seruan untuk membaca. Beberapa ulama berpendapat dari ayat ini
memberikan gambaran bahwa lebih utama orang yang berilmu dibandingkan dengan orang yang
beribadah. Hal ini juga diambil dari Hadis Rasulullah SAW
,‫ إِنَّ ْْاألَ ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُ ْوا ِد ْينَا ًرا َوالَ ِد ْر َه ًما‬,‫ إِنَّ ال ُعلَ َما َء َو َرثَةُ ْاألَ ْنبِيَا ِء‬,‫ب‬ َ ‫ض ِل ْالقَ َم ِر َعلَى‬
ِ ‫سائِ ُر ْال َك َوا ِك‬ ْ َ‫َو ف‬
ْ َ‫ض ُل ْال َعالِ ِم َعلَى ْال َعابِ ِد َكف‬
ٍّ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ
‫إِنَّ َما َو َّرث ْوا ال ِعل َم ف َمنْ أخذهَ أخذ بِ َحظ َوافِ ٍر‬
ْ

"Keutamaan orang yang berilmu dibanding dengan ahli ibadah, seperti keutamaan bulan
purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.
Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, (tetapi) mereka mewariskan
ilmu. Barangsiapa mampu mengambilnya, berarti dia telah mengambil keberuntungan yang
banyak." [HR.Abu Dawud (3641), At-Tirmidzi(2682)].
Mengapa manusia berilmu lebih utama daripada ahli ibadah?
Seorang yang berilmu akan kembali ke jalan yang benar, sehingga ketika ia melakukan sesuatu
selalu didasari akan kebenaran. Kebenaran akan mengarahkan seseorang kepada sesuatu yang
bersifat hakiki dan tidak ada yang bersifat Hakiki selain Allah SWT, sehingga ilmunya akan
menuntunya untuk beribadah, sedangkan orang yang beribadah tanpa didasari ilmu akan
membuat kualitas ibadah mereka hanya berdasarkan keyakinan kalau keyakinan itu benar
ditujukan untuk Allah SWT, maka orang berilmu masih lebih unggul dalam satu hal, yakni yakin
dan berilmu, karena yang berilmu pasti memiliki keyakinan. Mesikpun yang berhak menilai
kualitas suatu ibadah tidak lain hanya Allah SWT, tapi pendapat ini juga justru dikuatkan oleh
firman Allah dalam 

ٍ ‫يَ ْرفَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم َد َر َجا‬
 ‫ت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ُُر‬

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmupengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Karena pentingnya posisi ilmu dalam kehidupan manusia, Allah sampai memberikan perintah
bagi seluruh manusia tanpa pandang bulu, sebagaimana Hadis Rasulullah
‫سلِ َم ٍة‬ ْ ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم‬
ْ ‫سلِ ٍم َو ُم‬ َ ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
ُ َ‫طَل‬

”Mencari ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.
(HR. Ibnu Abdil Barr)
Dari hadis ini memberikan gambaran mengenai pentingnya menuntut ilmu bagi semua orang
tidak hanya kaum pria tapi juga wanita, dan dari hadis ini pula memberikan gambaran bahwa
Islam tidak mendiskriminasi wanita dalam menuntut ilmu, seperti banyak tudingan yang
dilontarkan golongan tertentu.

Menuntut ilmu hukumnya adalah fardu, segala sesuatu yang dilakukan harus dengan ilmu,
beribadah tanpa ilmu adalah sesat bahkan seorang non muslim bernama Einstein pun mengakui
hal ini, sedangkan ilmu tanpa agama adalah buta. Oleh karena kedua hal ini sangat baik jika
dikembangkan bersama-sama. Ibadah yang dilakukan hendaknya disertai dengan ilmunya,
hukum dan rukunnya. Tanpa ilmu mustahil dapat menjalankan ibadah dengan benar dan sesuai
dengan Syariat.

Ilmu yang dituntut tidak semata-mata hanya untuk beribadah tapi juga untuk urusan dunia,
karena sebuah riwayah menjelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk mengejar akhirat seolah-
olah kamu akan hidup selamanya dan kejarlah akhiratmu seolah-olah kamu akan kembali
kepada-Nya esok. Sudah barang tentu untuk dapat bertahan dalam kehidupan harus disertai
dengan ilmu karena tanpa ilmu seorang tidak akan memiliki nilai apa-apa. Menuntut ilmu seperti
kedokteran, kesehatan , jual beli, hukum, ilmu alam dan ilmu sosial juga merupakan kewajiban
meskipun sebagian ulama menggolongkan hukumnya pada fardu khifayah.

Namun dalam menuntut ilmu juga ada batasan, seperti menuntut ilmu yang menjadikan
seseorang menjadi sirik atau bahkan merusak diri sendiri seperti ilmu sihir, ilmu santet dan ilmu
kebal. Ilmu yang membawa lebih banyak Mudharat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain
tentunya harus dihindari.

Kebahagian Dunia dan Akhirat dengan Ilmu.

Keutamaan perintah menuntut ilmu lainnya tidak semata-mata untuk beribadah tapi juga untuk
kebahagiaan manusia itu sendiri. Allah SWT memberikan perintah yang ketika dilaksanakan
akan lebih banyak manfaat bagi manusia dibandingkan meninggalkannya. Dalam sebuah
riwayah seorang Sahabat memberi penjelasan kepada seorang muslim lainnya perihal cara
mendapatkan kebahagiaan di dunia melalui ilmu

‫َمنْ أَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِا ْل ِع ْل ِم َو َمنْ أَ َرا َد األ ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِا ْل ِع ْل ِم َو َمنْ أَ َرا َد ُه َما فَ َعلَ ْي ِه بِا ْل ِع ْل ِم‬

“Siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka harus dengan ilmu, siapa yang
menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka harus dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan
(kebahagiaan) keduanya (dunia dan akhirat), maka harus dengan ilmu”

Saran ini disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib ketika nabi masih hidup dan pada saat tersebut
nabi diam sedang diamnnya nabi adalah tanda setuju dengan kata lain, diamnya nabi kala itu
memberikan pembenaran atas perkataan dari Ali. Orang yang berilmu akan lebih sulit disesatkan
oleh Sayitan dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu

“Seorang yang alim lebih sulit digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah (yang tidak
berilmu)” (HR. Tirmidzi)
Hadirin yang sama-sama dirahmati oleh Allah SWT.

Tentu saja sangat banyak manfaat dari seseorang yang menuntut ilmu. tidaklah cukup waktu
hanya untuk membahas keutamaan dari ilmu, seperti salah satu contohnya keutamaan ilmu
dimasukkan ke dalam amal jariah yang tidak terputus pahala bagi yang menyebarkan meskipun
telah meninggal oleh karena itu marilah perbanyak menuntut ilmu baik ilmu dunia maupun
akhirat dan janganlah pelit membagikan ilmu tersebut karena sesungguhnya itu adalah amalan
jariah yang tiada terputus pahalanya. Allahu A'lam. Akhir kata, Nuun, walqalami wamaa
yasthuruun, Fastabiqul khairot. 

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Anda mungkin juga menyukai