Eco Office PDF
Eco Office PDF
ECO OFFICE
DI INDONESIA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas telah tersusunnya Panduan dan Pedoman Pelaksanaan
Eco-Office untuk digunakan oleh pihak yang berkepeningan seperti perusahaan, instansi, kantor
pemerintahan, institusi, organisasi serta pihak-pihak terkait lainnya.
Pedoman ini disusun dalam rangka melakukan tindakan perbaikan terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan selama ini terkait penyelenggaraan Eco-Office di lingkungan perusahaan, instansi
dan kantor pemerintahan terkait lainnya, yang sifatnya masih secara parsial, belum
terdokumentasikan dengan baik serta belum dikomunikasikan secara optimal dengan semua unit
kerja yang ada.
Pelaksanaan Eco-Office memerlukan dukungan dan kerjasama dengan semua unit kerja yang aktif
terlibat. Kondisi ini tentunya tidak akan terwujud tanpa komitmen dari setiap individu yang berada di
lingkungan tempat kerja atau badan usaha tersebut, melalui perubahan sikap dan perilaku peduli
terhadap lingkungan dari suatu kegiatan yang paling sederhana yang dapat dilakukan kesehariannya
di dalam kegiatan perkantoran.
Komitmen bersama dalam mewujudkan penerapan kantor peduli lingkungan atau Eco-Office ini
diharapkan dapat membuktikan suatu kinerja lingkungan perkantoran yang baik, dan dapat menjadi
contoh bagi lingkungan perusahaan/institusi/asosiasi/badan usaha lainnya.
Panduan dan Pedoman Pelaksanaan Eco-Office ini sebagai salah satu alat untuk menuju pada
perubahan lingkungan di suatu lingkungan perkantoran ke arah lebih baik. Masukan, saran dan
kerjasama dalam pelaksanaan Panduan dan Pedoman ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan.
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
1. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Penyelenggaraan Eco Office 2
1.3. Bentuk Penyelenggaraan Eco Office 2
2. Kategori Penilaian 3
2.1. Komitmen dan Kebijakan Manajemen 3
Pengadaan dan Pembelanjaan yang Ramah Lingkungan 3
2.2. Efisiensi Energi 5
2.3. Efisiensi dan Kualitas Air 5
2.4. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang 6
2.5. Pengelolaan Limbah Padat (Sampah) 7
2.6. Pengelolaan Limbah Cair 8
2.7. Penghijauan 9
2.8. Pergerakan dan Konektivitas 11
Formulir Isian
Lampiran Formulir Isian
Konsep green building adalah bagian dari pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Di dalam
konsep green building tersebut, pandangan untuk menjaga prinsip-prinsip ekologis menjadi bagian
untuk memberikan manfaat kepada pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup. Lebih luas lagi,
perpaduan konsep tersebut tentunya tidak hanya akan bermanfaat kepada aspek lingkungan, tetapi
juga kepada aspek ekonomi maupun aspek sosial.
Penerapan prinsip ekologis di dalam bangunan gedung selain bertujuan untuk menjaga
keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan, juga berguna dalam menciptakan kualitas dan
kenyamanan suatu ruang sebagai wadah aktivitas manusia, yang hampir 80 - 90% hidupnya berada
di dalam ruangan. Untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan, dapat dilakukan
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan saat ini
tanpa mengurangi bahkan meniadakan kesempatan generasi selanjutnya dalam menggunakan
sumber daya di masa yang akan datang. Sedangkan untuk menciptakan kualitas dan kenyamanan
suatu ruang, dapat dilakukan pemantauan terhadap sumber pencemaran, pengendalian
pengkondisian udara, penyedian sistem ventilasi yang cukup serta strategi aktif lainnya.
Untuk perihal bangunan dengan fungsi perkantoran, penerapan green building dalam menjaga
prinsip-prinsip ekologis akan mencakup kinerja, aktivitas dan operasional di dalamnya. Penerapan
konsep tersebut diwujudkan dalam suatu acuan yang berguna mengatur dan menjalankan
operasionalnya sehari-hari, yang dapat dikategorikan sebagai pendekatan Eco-Office.
Penerapan konsep Eco-Office ini dapat dilakukan dalam tahap operasional dan pemeliharaan baik
dengan melakukan renovasi bangunan atau pun dengan melakukan peningkatan manajemen sumber
daya manusia yang berada didalamya. Konsep Eco-Office diharapkan dapat diterapkan secara
menyeluruh dimulai dari kesadaran, komitmen dan kebijakan manajemen, efisiensi penggunaan
energi, efisiensi dan kualitas air, konsisten menjaga kualitas udara dalam ruang untuk kesehatan dan
kenyamanan pengguna, pengelolaan limbah secara terpadu, kegiatan penghijauan hingga isu
transportasi, yang kesemuanya harus diterapkan secara terarah.
Penerapan konsep Eco-Office sangat dirasakan pentingnya guna mendukung gerakan green building
yang selama ini sudah banyak diterapkan. Banyak keuntungan yang akan diperoleh; antara lain
produktivitas dari penghuni gedung yang semakin meningkat, penghematan dan efisiensi, hingga isu
pengurangan degradasi lingkungan yang juga tidak kalah pentingnya.
Mereka yang akan menggunakan parameter ini adalah pemeran utama dalam pelaksanaan Eco-
Office. Diharapkan penerapan Eco-Office sendiri memberikan suatu budaya yang positif bagi
penghuni bangunan didalamnya dengan mengajak para pengguna gedung untuk:
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemakaian sumber daya listrik, air, energi sehingga
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan
2. Menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan dari bangunan gedung
3. Mengubah perilaku pengguna gedung dari konvensional menjadi perilaku hijau (green behaviour)
4. Menciptakan lingkungan perkantoran yang bersih, sehat, aman dan nyaman untuk mendukung
aktivitas kerja
5. Menjadi contoh nyata aktivitas dari suatu perusahaan, lembaga, pemerintah, institusional atau
organisasi yang peduli akan kelestarian lingkungan hidup
Green Building Council Indonesia sebagai organisasi yang bergerak dalam upaya penegakan
pembangunan berkelanjutan sangat mendukung pelaksanaan program Eco-Office. Oleh karena itu,
Green Building Council Indonesia turut membantu memberikan panduan dan terlibat bersama-sama
dalam proses evaluasi program tersebut sehingga dapat berbagi pengalamannya kepada semua
pihak yang ingin menggunakan parameter Eco-Office sebagai standar yang dapat digunakan untuk
kantor-kantor pemerintahan lainnya.
Dengan bergerak pada konsep inilah maka kami Green Building Council Indonesia sangat
mendukung untuk mengembangkan konsep Eco-Office menuju ke arah lebih dekat kepada konsep
green building, dimulai dari identifikasi aktivitas dan kegiatan yang paling sederhana yang
kesehariannya dapat dilakukan dalam suatu perkantoran.
Komitmen dan kebijakan penerapan green pada perkantoran dapat dilihat dari segi: upaya mencapai
efisiensi dalam penggunaan air dan energi, pengelolaan limbah padat (sampah) dan limbah cair,
mengutamakan penggunaan produk lokal, optimalisasi fungsi penghijauan bagi lingkungan dan
pengguna, usaha untuk menciptakan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang bagi pengguna, serta
kemudahan pergerakan dan konektivitas.
Penerapan green pada bangunan perkantoran akan optimal bila pengguna bangunan memiliki
komitmen, pengetahuan dan aksi yang sejalan. Adanya promosi atau kampanye dapat membantu
untuk membentuk kesadaran dan pengingat bagi penggunanya. Bentuk promosi atau kampanye
dapat berupa poster, stiker maupun media lainnya. Sedangkan untuk peningkatan pengetahuan
pengguna akan pentingnya menerapkan aktivitas ramah lingkungan dan bagaimana dapat
berpartisipasi di dalam suatu bangunan, dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan tentang cara
hidup green secara berkala. Sedangkan untuk perwujudan aksi hidup green dalam aktivitas sehari-
hari, dapat diarahkan dengan hanya menggunakan peralatan, perlengkapan, sarana dan prasarana
gedung yang hemat dalam pemakaian energi dan air
Agar penerapan aktivitas green ini dapat dilihat ke-kontinuitas dan perkembangannya, maka
diperlukan adanya target sejauh mana penerapan green hendak dilakukan, serta adanya
pemantauan. Dengan adanya proses pemantauan, akan terlihat sejauh apa aktivitas ramah
lingkungan sudah diterapkan dan apa yang dapat dikembangkan lebih jauh.
Prinsip dasar dari pelaksanaan pengadaan dan pembelanjaan yang bertanggung jawab antara lain:
a) Mengurangi konsumsi dan ketergantungan terhadap suatu produk, sehingga hanya membeli
apa yang di butuhkan bukan yang diinginkan
b) Mencari sumber daya dan produk lokal yang akan digunakan untuk melestarikan bisnis lokal,
industri kreatif kecil sekitar, sehingga dapat menghemat penggunaan energi dan transportasi
untuk pengadaannya
c) Membeli hanya produk yang ramah lingkungan dimulai dari proses produksinya, pemakaian
hingga pembuangannya
d) Membeli produk dalam jumlah besar guna menghemat kemasan serta mengurangi
pengolahan sampah yang dihasilkannya
e) Dalam penyediaan kebutuhan barang, sebaiknya dipertimbangkan untuk menyewa dari
perusahaan penyediaan jasa penyewaan/ menggunakan pihak ketiga untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Antara lain seperti: kebutuhan untuk acara tahunan, event waktu tertentu
dan sejenisnya, sehingga tidak perlu mengadakan pembelian barang baru
f) Memilih produk yang mempunyai kegunaan ganda dan
fleksibiltas yang tinggi untuk digunakan dalam di berbagai
kebutuhan sehingga menghemat biaya dan konsumsi energi.
Dengan adanya penghematan tersebut dapat digunakan untuk
pengadaan kebutuhan barang yang lain. Sebagai contoh
adalah mesin fotokopi yang sekaligus mempunyai fungsi
sebagai mesin “scanner”, “faximili” serta alat komunikasi
lainnya
g) Memilih barang-barang elektronik untuk keperluan operasional
gedung yang mempunyai label hemat energi yang dapat
menghemat penggunaan sumber energi listrik
Identifikasi penggunaan energi pada bangunan perkantoran merupakan langkah awal yang dapat
dilakukan untuk melakukan efisiensi energi. Konsumsi energi paling besar terdapat pada operasional
sistem tata udara, transportasi vertikal (lift/eskalator), dan tata cahaya. Sedangkan konsumsi energi
pada bangunan umumnya memakan sekitar 25 persen dari total biaya operasi bangunan. Untuk itu
diperlukan adanya praktik-praktik green yang diterapkan sejak tahap desain hingga pengoperasian
gedung, sehingga peningkatan efisiensi konsumsi energi dapat dilakukan. Pendekatan praktik-praktik
green ini juga akan mengurangi jejak karbon, potensi pemanasan global, serta potensi penipisan
lapisan ozon.
Berdasarkan data penelitian AMPRI 2004 index konsumsi energi pada bangunan gedung di
2
Indonesia sebesar 250 kWh/m .tahun. Angka ini dapat dijadikan dasar penetapan target
penghematan energi pada bangunan. Penghematan dapat dilakukan pada sistem tata udara, tata
cahaya, sistem transportasi vertikal, serta pada peralatan listrik dan mekanikal yang digunakan.
Penggunaan air bersih pada bangunan secara umum adalah untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas
konsumsi meliputi konsumsi untuk minum, memasak, aktivitas kebersihan, sampai dengan aktivitas
pemeliharaan seperti penyiraman tanaman dalam ruang atau pun irigasi untuk lansekap. Sumber air
bersih yang sering digunakan adalah berasal dari PDAM, sumur tanah dalam dan dari sungai.
Kebergantungan terhadap sumber air bersih ini seringkali tidak diiringi dengan perilaku yang
mendukung penghematan air dan pelestarian sumber dayanya.
Selain itu pengadaan unit daur ulang air, pemanfaatan air hujan dan penggunaan air alternatif
sebagai upaya mengurangi penggunaan air bersih dari tanah maupun PDAM juga merupakan
langkah bijak yang dapat ditempuh. Air hujan, air permukaan (danau, sungai) dan air bekas pakai
(grey water) kini, telah banyak digunakan sebagai sumber air alternatif pengganti dari air tanah.
Namun, kualitas air yang akan digunakan harus dikontrol dan dilakukan pengujian agar sesuai
dengan standar.
Pencegahan terjadinya masalah kualitas udara dalam ruang memerlukan biaya yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan mencari solusi penyelesaian bila suatu masalah telah terjadi.
Dalam melakukan upaya preventif maupun korektif yang berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan pengguna, pihak manajemen perkantoran yang tergabung dalam satu gugusan “Green
Team” harus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja gedung perkantoran
tersebut. Hasil dari pemantauan dan pengawasan ini dijadikan dasar dalam melakukan upaya korektif
Kualitas udara di dalam ruangan dapat diciptakan dengan pendekatan pasif maupun aktif dan dijaga
dengan adanya perawatan berkala.
Selain itu, pemilihan produk pembersih untuk proses perawatan yang digunakan juga perlu menjadi
perhatian. Produk tersebut tidak boleh sampai mengganggu kualitas udara yang diciptakan dalam
ruang; karena kandungan zat kimia, pelarut, efek samping yang kasat mata. Produk tersebut juga
harus ramah lingkungan dan ramah terhadap pengguna, berbahan dasar air, tidak beracun, tidak
mudah menguap dan bereaksi diaplikasikan atau ketika tercampur dengan bahan lainnya.
Agar maksimal, proses pemantauan dan perawatan harus dilakukan secara rutin dan mendalam,
terutama pada instalasi tata udara, pemipaan, lubang masuk dan lubang keluar dari udara serta
sistem penyaringannya. Jika dimungkinkan, dapat pula dilakukan beberapa tes laboratorium secara
berkala untuk memastikan tidak adanya bakteri, virus dan kuman berbahaya dari udara yang
dihasilkan.
Dapat pula dengan cara menanyakan respon kepada pengguna gedung tentang tingkat kenyamanan
yang mereka inginkan dan rasakan seperti halnya suhu, tingkat penerangan, dan kebisingan. Dan
setiap tindakan dan hasil yang didapatkan, harus tertulis, tersimpan dan terdokumentasi dengan baik,
sebagai bukti otentik verifikasi.
Masih rendahnya kesadaran pengguna gedung dalam melakukan pemilahan sampah menyebabkan
volume sampah yang semakin meningkat dari hasil buangan dalam berbagai bentuk. Pengelolaan
sampah menjadi penting karena akan membantu pihak manajemen bangunan perkantoran untuk
mengurangi beban limbah, yaitu dengan membatasi pemakaian material yang berlebihan dan dapat
memanfaatkan kembali limbah yang masih mempunyai nilai guna, sehingga akan berdampak
terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk mengelola limbah tersebut.
Limbah cair yang dihasilkan perlu diolah hingga kualitas-nya sesuai dengan standar. Bila air limbah
hasil olahan akan dibuang ke drainase kota maka kualitasnya harus disesuaikan dahulu dengan
kualitas buangan dengan melalui beberapa evaluasi yang terstandarisasi.
4. Jika diperlukan, pihak manajemen gedung dapat melakukan pencatatan secara berkala (pH
dan debit harian air limbah)
5. Menyediakan Instalasi Pengolah Air Limbah (STP) dan pemasangan Grease Trap pada bak
penampungan air buangan dari dapur sebelum dialirkan ke
STP.
Dibukanya hanya pada waktu pagi sebelum jalanan mulai penuh dengan kendaraan bermotor.
Akibatnya bertambah runyam. Ketika ruangan sempit kita makin banyak menjebak gas CO 2 (karbon
dioksida) hasil pernapasan kita yang terkurung seharian dan semalaman. Juga gas CO (karbon
monoksida) dan NO (nitrogen monoksida) hasil gas buangan kendaraan bermotor di jalan dekat
jendela serta polutan lain sebagai hasil penguapan material bangunan dan produk keseharian yang
kita pakai. Menghalau gas pencemar udara dari ruangan tidak mungkin dengan membuka jendela
yang sempit itu lebar-lebar, tetapi bisa dengan bertanam tanaman hijau dalam wadah/pot yang
ditaruh dalam ruangan.
Ada tiga racun utama (benzena, trichloroethylene dan formaldehida) yang mengakibatkan masalah
kesehatan yang serius yang umumnya timbul di ruangan-ruangan dengan keterbatasan akan
pertukaran udara, seperti: asma, kanker, berbagai alergi.
Penelitian dari NASA dan Associated Landscape Contractors of America (ALCA) menemukan
berbagai macam tanaman hias produktif yang sesuai ditempatkan untuk dalam ruangan, dapat
membuat udara bersih dan menjaga kelembaban dalam ruangan, serta sebagai penyerap polutan
udara yang dapat diandalkan. Beberapa diantaranya adalah:
Tanaman jenis ini adalah tanaman yang sangat invasif. Dengan daun
hijau dan batang mudah tumbuh menjalar. Sangat efisien dalam
menghilangkan polutan dalam ruangan seperti formaldehida, benzena
dan xilena. Namun tanaman ini beracun bagi hewan kecil dan
dikehendaki untuk dijauhkan dari jangkauan anak kecil atau hewan
peliharaan.
Tanaman ini mudah untuk dirawat, tidak membutuhkan banyak cahaya sehingga cocok diletakkan di
dalam ruangan serta tahan terhadap hama dan tumbuhnya
perlahan-perlahan. Tanaman ini juga berfungsi untuk
membersihkan udara.
Saat ini, ada pula beragam pilihan perletakan tanaman sebagai alternatif bila lahan terbatas untuk
membangun sebuah taman, yaitu dengan menggunakan green roof, vertical greenery dan salah
satunya mengusahakan tanaman dalam ruang (indoor plant). Tanaman-tanaman tersebut, baik yang
ditempatkan di luar bangunan maupun di dalam bangunan sudah dipastikan memerlukan perawatan,
walaupun seminimal mungkin sesuai dengan jenis dan karakternya. Perawatan tanaman perlu
dilakukan secara berkala dengan bahan-bahan yang alami dan bebas dari racun serta bahan kimia
berbahaya, agar tanaman terhindar dari gulma serta tidak mudah rentan terhadap penyakit, sekaligus
melindungi lingkungan dan habitat sekitar yang mungkin akan terganggu dengan adanya pemakaian
bahan-bahan kimia pestisida dan insektisida yang berbahaya.
Selain itu, jika dapat direncanakan dari awal, pemilihan lokasi untuk
dijadikan perkantoran yang strategis seperti dekat dengan fasilitas
umum, akan memudahkan penggunanya dalam beraktivitas.
Apalagi bila pengguna dapat menuju ke fasilitas umum tersebut
dalam jangkauan jarak berjalan kaki yang nyaman, sudah dapat
dipastikan, pengguna tersebut akan lebih memilih berjalan kaki
dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
4. Mempromosikan aktivitas ramah lingkungan kepada Adanya kampanye untuk mendukung aktivitas ramah lingkungan (contoh: poster,
1.1 100 -
pengunjung. stiker).
5. Menjamin rasa aman. Adanya program penanggulangan bencana untuk kondisi prabencana, tanggap darurat,
1.3 100
dan pascabencana.
Efisiensi Energi 17.6 0 0
1. Pengenalan langkah awal penghematan energi.
Melakukan identifikasi penggunaan energi (jenis dan konsumsi energi). 30
2.8 -
Melakukan evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi
70
serta rekomendasi peningkatan efisiensi dalam rangka konservasi energi (audit energi).
2. Instalasi instrumen untuk pengukuran konsumsi Memasang kWh meter sesuai dengan jenis pemakaian energi (misal: tata udara, tata
60
energi. cahaya, peralatan pendukung).
2.2 -
Mencatat dan mendokumentasikan hasil kWh meter secara rutin setiap bulan. 40
3. Penghematan pada sistem tata udara. Menggunakan AC hemat energi (berteknologi inverter) dengan daya sesuai dengan
50
besarnya ruangan.
2.4 -
Melakukan servis pembersihan AC secara rutin dan tercatat. 50
Menyediakan area merokok di luar gedung yang berjarak minimal 5m dari bukaan
3.7 30 -
gedung.
Memiliki dan menerapkan sistem pemantauan dan sistem tanggap terhadap larangan
35
merokok.
7. Pengaturan udara pada ruang berkepadatan tinggi. Memasang CO2 sensor pada ruangan berkepadatan tinggi (seperti ruang serba guna,
1.3 ruang rapat umum). 100 -
Penghijauan 10.7 0 0
1. Pengadaan taman.
Menanam kombinasi jenis tanaman (pohon, perdu, semak, penutup tanah). 35
3. Penggunaan kembali air daur ulang. Menggunakan kembali air daur ulang untuk kebutuhan irigasi. 60
2.8 Memastikan kualitas keluaran air daur ulang yang digunakan telah sesuai dengan -
40
peraturan yang berlaku.
Pergerakan dan Konektivitas 7.0 0 0
1. Pemilihan lokasi yang strategis. Lokasi berdekatan dengan 7 (tujuh) jenis fasilitas umum, dengan jarak maksimal dari
pintu utama gedung:
1. Pendidikan anak usia dini, TK, taman bermain, 500 m;
2. Sekolah (perpustakaan umum/taman bacaan, SD-SMA), 1500 m;
3. Pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik, praktek doktek, rumah sakit, apotek),
1500 m;
4. Sarana peribadatan, 1000 m;
5. Perbankan (Bank, ATM), 500 m;
6. Warung/toko, 300 m;
7. Tempat makan/kantin/restoran, 300 m;
0.9 8. Sarana perdagangan (pertokoan, pusat pertokoan, pasar, pusat perbelanjaan, 100 -
1500 m;
9. Sarana niaga jasa (jasa perbengkelan, reparasi, fotokopi, salon, pangkas rambut,
binatu), 1500 m;
10. Balai warga/balai pertemuan, balai serbaguna, gedung pertemuan/gedung
serbaguna, 1000 m;
11. Sarana olahraga dan rekreasi (taman umum, bioskop, lapangan, kolam renang,
museum), 1000 m;
Lampiran 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran
Air.
KELAS
PARAMETER SATUAN Keterangan
I II III IV
FISIKA
Temperatur 0C deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 Deviasi temperatur
dari keadaan
alamiahnya
Residu mg/L 1000 1000 1000 2000
Terlarut
Residu mg/L 50 50 400 400 Bagi pengolahan air
Tersuspensi minum secara
konvensional, residu
tersuspensi < 5000
mg/L
KIMIA ORGANIK
pH 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila secara
alamiah di luar
rentang tersebut,
maka ditentukan
berdasarkan
kondisi alamiah
BOD mg/L 2 3 6 12
COD mg/L 10 25 50 100
DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimum
Total fosfat mg/L 0,2 0,2 1 5
sbg P
NO3 sebagai mg/L 10 10 20 20
N
NH3-N mg/L 0,5 (-) (-) (-) Bagi Perikanan,
kandungan amonia
bebas untuk ikan yang
peka < 0,02 mg/L
sebagai NH3
Arsen mg/L 0,05 1 1 1
Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2
Barium mg/L 1 (-) (-) (-)
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
Kadar Maksimum
No. Parameter Satuan yang Keterangan
diperbolehkan
A. Fisika
1 Bau - - Tidak berbau
2 Jumlah zat padat terlarut
mg/L 1500 -
(TDS)
3 Kekeruhan Skala NTU 25 -
4 Rasa - - Tidak berasa
o
5 Suhu C Suhu udara + 3oC -
6 Warna Skala TCU 50
B. Kimia
a. Kimia Anorganik
1 Air Raksa mg/L 0,001
2 Arsen mg/L 0,05
3 Besi mg/L 1,0
4 Fluorida mg/L 1,5
5 Kadmium mg/L 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
7 Klorida mg/L 600
8 Kromium, Valensi 6 mg/L 0,05
9 Mangan mg/L 0,5
10 Nitrat, sebagai N mg/L 10
11 Nitrit, sebagai N mg/L 1,0
Merupakan batas
minimum dan
12 pH - 6,5-9,0
maksimum, khusus air
hujan pH minimum 5,5
13 Selenium mg/L 0,01
14 Seng mg/L 15
15 Sianida mg/L 0,1
16 Sulfat mg/L 400
17 Timbal mg/L 0,05
b. Kimia Organik
1 Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,0007
2 Benzena mg/L 0,01
3 Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001
4 Chlordane (total isomer) mg/L 0,007
5 Coloroform mg/L 0,03
6 2,4 D mg/L 0,10
7 DDT mg/L 0,03
8 Detergen mg/L 0,5
9 1,2 Discloroethane mg/L 0,01
Kadar Maksimum
No. Parameter Satuan yang Keterangan
diperbolehkan
10 1,1 Discloroethene mg/L 0,0003
Heptaclor dan heptaclor
mg/L 0,003
11 epoxide
12 Hexachlorobenzene mg/L 0,00001
13 Gamma-HCH (Lindane) mg/L 0,004
14 Methoxychlor mg/L 0,10
15 Pentachlorophanol mg/L 0,01
16 Pestisida Total mg/L 0,10
17 2,4,6 urichlorophenol mg/L 0,01
18 Zat organik (KMnO4) mg/L 10
C. Mikro biologik
1 Total koliform (MPN) Jumlah per
50 Bukan air perpipaan
100 ml
Jumlah per
10 Air perpipaan
100 ml
D. Radio Aktivitas
Aktivitas Alpha (Gross
Bq/L 0,1
1 Alpha Activity)
Aktivitas Beta (Gross Beta
Bq/L 1,0
2 Activity)
Keterangan:
Mg = milligram
Ml = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut
Tabel berikut ini merupakan daftar nama B3 yang dilarang digunakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun pada
Lampiran II.
Tabel 18. Daftar Nama B3 yang Dilarang Digunakan pada Bahan Pembersih
No. Reg. Chemical Nama Bahan Rumus
No Sinonim / Nama Dagang
Abstract Serv. Kimia Molekul
1 309-00-2 Aldrin HHDN C12H8Cl6
2 57-74-9 Chlordane CD68; Velsicol 1068; Toxichlor; C10H6Cl8
Niran; Octachlor; Orthoclor;
Synclor;Belt; Corodane.
3 50-29-3 DDT Dichlorodiphenyltrichloroethane; D- C14H9Cl5
58; Chlorophenothane; Clofenotane;
Dicophane; pentachlorin; p,p-DDT;
Agritan; Gesapon; Gesarex; Gesarol;
Guesapon; Neocid.
Referensi:
(1) GREENSHIP Panduan Teknis Perangkat Penilaian Bangunan Hijau untuk Ruang Interior versi 1.0.
Green Building Council Indonesia. April 2012.