LAPORAN PBL II
(JUDUL INTERVENSI)
DI UNIT SANITASI
RSUD TUGUREJO SEMARANG
KOTA SEMARANG BULAN FEBRUARI
TAHUN 2020
Di susun oleh :
Peminatan K3
Nama :
NIM :
Kota Seamarang
Pembimbing LapanganPBL II
.....................................
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PBL II
(JUDUL INTERVENSI)
DI UNIT SANITASI
Di susun oleh :
Peminatan K3
Telah disetujui
Hari : ...........................................................................
Tanggal : .....................................................................
................................... ..................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
Rumah Sakit adalah suatu tempat dilakukanya pelayanan
publik dengan ciri khas berupa pelayanan medis serta merupakan
institusi yang padat modal, tetapi menjadi unit sosio ekonomi, padat
tenaga dan padat teknologi sehingga pengelolaan rumah sakit tidak
bisa sebagai unit sosial saja, dalam pengelolaan keuangan rumah
sakit perlu menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dan rumah sakit juga
mempunyai tanggung jawab sosial. Perubahan paradigma tersebut
membuat rumah sakit harus mempertanggung jawabkan kinerjanya
secara maksimal meliputi kinerja layanan maupun kinerja keuangan
dengan memperhatikan standar-standar kerja dan peningkatan mutu
yang sifatnya kontinyu (Evamairoza, 2006).
Rumah Sakit Tugurejo Awal mula pendirian rumah sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo adalah untuk merawat
penderita kusta dari daerah-daerah di Jawa Tengah yang perlu
mendapat perawatan. Rumah Sakit Khusus Kusta Tugurejo
dibangun pada tahun 1952 oleh Dinas Pemberantasan Penyakit
Kusta Provinsi Jawa Tengah. Berkembangnya kebutuhan
masyarakat makan layanan kesehatan yang memadai, maka RSUD
Tugurejo Semarang mengalami konversi menjadi Rumah Sakit
Umum. Konversi Rumah Sakit Kusta Tugurejo Semarang menjadi
rumah sakit umum yang telah dirintis kurang lebih 12 tahun ini, yaitu
berawal dari tahun 1997 hingga sekarang. Berdasarkan data rumah
sakit sejak tahun 1997 (tahun konversi pelayanan kusta umum)
pengguna fasilitas rumah sakit mengalami perkembangan yang
sangat pesat.
Rumah sakit terletak berada pada jalur utama Semarang –
Jakarta, tepatnya pada Jalan Raya Walisongo Semarang. Letak Commented [w2]: Pakai alamat RS yang baru
DIREKTUR
KELOMPOK WADIR WADIR UMUM DAN
JABFUNG PELAYANAN KEUANGAN
B. GAMBARAN KHUSUS
Pelayanan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitik beratka kegitannya kepada usaha-usaha lingkungan
hidup manusia. Sanitasi lingkungan merupakan upaya pengendalian
semua faktor lingkungan fisik manusi yang mungkin menimbulkan
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan
daya tahan tubuh manusia.
Pengelolaan sanitasi merupakan salah satu upaya
pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimia dan biologi
rumah sakit yang dapat menimbulkan atau meningkatan pengaruh
yang buruk pada kesehatan jasmani, rohan maupun sosial bagi
petugas, pasien, pengunjung maupun masyarakat yang adadisekitar
rumah sakit.
Instalasi sanitasi adalah instalasi yang menangani kegiatan
sanitasi rumah sakit yangmeliputi sanitasi air, pemantauan keualitas
lingkungan, promosi kesehatan lingkungan, pengendalian serangga,
dan pemeliharaan tanaman. Untuk kelancaran dalam pelaksaan
kegiatan instalasi ini dilengkapi dengan berbagai sarana, antara lain
incinerator, IPAL, Hygrometer, Termo-Hygrometer, Fogger,
Luxmeter dan sebagainya.
Instalasi sanitasi RSUD Tugurejo Semarang merupakan
salah satu instalasi non medis dibawah Bidang Penunjang. Instalasi
ini sebelumnya metupakan sub-bagian sanitasi dan kesehatan
lingkungandari Instalasi Pemeliharaan Sara rumah sakit (IPSRS).
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Metode Identifikasi
Metode yang digunakan dalam identifikasi masalah antara lain
dengan cara :
1. Observasi
Obsevasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung
dan mencatat masalah yang ditemukan du lingkungan RSUD
Tugurejo Semarang.
2. Wawancara
Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan
pembimbing lapangan dan karyawan RSUd Tugurejo
mengenai masalah yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit.
3. Diskusi
Melakukan diskusi dengan kelompok dan pembimbing
lapangan terkait dengan masalah yang terjadi dan rencana
intervensi yang akan dilakukan.
4. Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
FMEA adalah salah satu tool yang digunakan dalam praktk
perbaikan performa dalam bisnis, dan merupakan teknik
untuk mengidentifikasi atau menganalisa kesalahan (failure)
dalam proses.
B. Permasalahan
Berdasarkan hasil identifikasi masalah menggunakan FMEA
RSUD Tugurejo Semarang yang dkombinasi dari hasil obsrvasi
lapangan, wawancara sedikit kepada pekerja diperoleh berbagai
maslah yang terjadi di RSUD Tugurejo Semarang berdasrkan
metode FMEA antara lain :
Dampak
No Kegiatan program Unit Probabilitas Sebab
(Consequences)
1. Keamanan dan Farmasi Tekanan air dari Eye wash station Tidak fungsional Cidera mata
keselamatan kurang tinggi
Atap roboh Kerusakan atap Tertimpa robohan atap
Rawat inap Pengunjung tidak menggunakan handrub Kurang pengetahuan, kurang Tertular penyakit
sebelum dan setelah menjenguk pasien sosialisasi
Keluhan gangguan muskuluskeletal Sikap kerja yang monoton Produktivitas kerja
menurun, kelelahan otot,
pegal, sakit pinggang
Pemakaian APD kurang sesuai saat Tidak adanya media Terinfeksi penyakit
sterilisasi komunikasi cara penggunaan
APD yang tepat
Tersengat listrik saat melakukan Konsleting listrik/kabel Luka bakar, kematian
sterilisasi (fogging)
Loundry Kontak bahaya fisik (kebisingan) Suara bising berasal dari Gangguan pendengaran
mesin
Gangguan musculuskeletal pada Sikap kerja kurang ergonomis Kelelahan otot, pegal,
petugas terkilir
Sanitasi Penataan barang, alat dan dokumentasi Terbatasnya tempat Tersandung, terjepit
yang berantakan
Gangguan musculuskeletal pada Posisi kerja yang tidak Kelelahan otot, pegal,
karyawan ergonomis sakit pinggang
IPAL Pemakaian APD pada saat pengecekan Tdak memakai masker Terinfeksi
IPAL penutup mulut
Pengolahan Kurangnya kepatuhan pemakaian APD Tidak memakai penutup Terinfeksi
sampah pada saat pengolahan sampah infeksius kepala, dan tidak memakai
infeksius APD yang sesuai SPO
IGD Tertusuk benda tajam atau jarum suntik Petugas medis kurang Tertular penyakit dari
berhati-hati pasien
Terjadi penularan bakteri atau virus Kontak dengan pasien Penularan penyakit,
dalam penanganan pasien infeksi nosokomial
Radiologi Terkena radiasi sinar X dari mesin/alat Kontak dengan mesin yang Masalah kesehatan
memancarkan sinar X
ICU Terjadi penularan bakteri atau virus Kontak dengan pasien Penularan penyakit,
dalam penanganan pasien infeksi nosokomial
IPSRS Peralatan yang menimbulkan getaran Getaran pada peralatan kerja Gangguan kesehatan
(HAV)
Cleaning servis Keluhan low back pain Sikap kerja yang monoton Gangguan kesehatan,
kelelahan kerja
2. Pengolahan bahan Pengolahan Kurangnya kepatuhan pemakaian APD Tidak memakai penutup Terinfeksi
berbahaya dan sampah pada saat pengolahan sampah infeksius kepala, dan tidak memakai
beracun infeksius APD yang sesuai SPO
Radiologi Terpapar dengan bahan kimia Penggunaan bahan-bahan Iritasi kulit, gangguan
kimia pada saat pencucian pernafasan
foto
Cleaning service Terpapar dengan bahan kimia Penggunaan bahan-bahan Iritasi kulit, gangguan
kimia pada saat melakukan pernafasan
kebersihan
3. Penanggulangan Rawat jalan Tidak ada petugas red code di Irja 1 Tidak terkoordinasi oleh tim Susahnya evakuasi
bencana tanggap darurat bencana korban bencana
Rawat inap Tidak ada RAM pada gedung bertingkat Belum terfasilitasi sarana Terjadi kesulitan pada
(Dahlia) RAM saat evakuasi untuk
pasien resiko jatuh saat
terjadi bencana pada
gedung bertingkat
Rawat inap Tidak ada RAM pada gedung bertingkat Belum terfasilitasi sarana Terjadi kesulitan pada
(Nusa indah) RAM saat evakuasi untuk
pasien resiko jatuh saat
terjadi bencana pada
gedung bertingkat
4. Proteksi kebakaran Seluruh gedung Konsleting listrik Penataan kabel tidak rapi Kebakaran
RS
Keterangan :
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa
berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cedera
sampai meninggal.
ICU Terjadi penularan bakteri atau Kontak dengan pasien Penularan 4 4 Extream
virus dalam penanganan pasien penyakit, infeksi
nosokomial
6. Sistem Selasar Kebocoran pipa hydrant Kurangnya Tekanan air tidak 4 2 Tinggi
penunjang rawat inap pemeliharaan maksimal
/utilitas
Gedung Kehilangan CCTV mati Lokasi tidak 2 3 Sedang
parkit Lt.1 termonitoring/tidak
terkontrol