Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Teknologi Sistem Pracetak

Penuh (Full Precast System) pada Rumah


Susun Modular

Sutadji Yuwasdiki 1, Ferri E. Putra 2, Lucky A. Prasetyorini 3, Wahyu Wuryanti 4, Muhammad Rusli 5,
dan Azhar P. Laksono 6

Introduksi- Pertumbuhan penduduk perkotaan yang tinggi berujung pada


tingginya permintaan akan perumahan. Rumah susun (rusun) sebagai
penghunian ke arah vertikal dianggap sebagai solusi permasalahan ini Penerapan Teknologi Sistem
mengingat keterbatasan ketersedian lahan di perkotaan (Puslitbang Pracetak Penuh (Full Precast
Perumahan dan Permukiman, 2016). System) pada Rumah Susun
Modular
Sistem struktur pracetak selama ini diandalkan untuk mengejar backlog
kebutuhan akan perumahan dalam bentuk rusun karena dianggap dapat
dikerjakan dengan cepat dan mudah. Namun tingginya biaya investasi
cetakan membuat kelebihan sistem pracetak masih belum optimal karena
ukuran komponen struktur tersebut belum tentu kompatibel dengan desain Kata-kata kunci:
denah lainnya. Selain itu tidak semua sistem pracetak mudah untuk
dilaksanakan di lapangan sehingga diperlukan pengembangan teknologi rumah susun; modular;
konstruksi untuk menjawab permasalahan tersebut tanpa pracetak; konstruktabilitas;
mengesampingkan pemenuhan terhadap standar aspek teknis. produktivitas
Pendekatan yang bisa dilakukan adalah menerapkan konsep sistem
pracetak berbasis modular yang memungkinkan ukuran-ukuran komponen
struktur kompatibel untuk berbagai pola denah bangunan sehingga bisa
meminimalisasi jenis cetakan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan Permukiman (Puskim)


telah menghasilkan sistem teknologi sambungan balok kolom T-Cap, C-
Plus dan N-Panel yang dinilai berkinerja baik dan telah dibangun
prototipenya. Sistem T-Cap telah diterapkan pada bangunan rumah sakit
bertingkat 2 (dua) di Kota Semarang, Sistem C-Plus telah diterapkan pada
bangunan rusun bertingkat 5 (lima) di Kota Cimahi, dan sistem N-Panel
telah diterapkan pada bangunan asrama bertingkat 2 (dua) di Kota Solo.

Tahun 2016 Puskim telah mengembangkan sistem sambungan balok-


kolom untuk sistem pracetak dengan sebutan CL-Con. Pada tahun 2017,
penelitian Puskim telah menghasilkan inovasi teknologi model sambungan
dinding partisi pracetak dengan rangka utama, serta facade pracetak
dengan rangka utama.

Tahun 2018 dilakukan kegiatan penerapan teknologi terbatas ( pilot project)


sistem pracetak berdasarkan hasil temuan dari kegiatan tahun 2016 dan
2017 dengan membangun skala penuh rumah susun modular asrama
Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor. Kegiatan ini dilakukan untuk

Output Kegiatan Penerapan 1


mengetahui kinerja teknologi terapan serta untuk mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan pada saat pelaksanaan konstruksi di lapangan.
Penerapan Teknologi Sistem
Proses konstruksi ditinjau secara menyeluruh untuk mengkaji Pracetak Penuh (Full Precast
konstrukabilitas (construcability) teknologi pracetak Puskim pada skala System) pada Rumah Susun
penuh di lapangan agar dapat mengurangi kesalahan-kesalahan kerja Modular
yang akan mengurangi mutu kinerja teknologi, memperbaiki metode
pelaksanaan, menghindari keterlambatan kerja, serta menghindari
pembengkakkan biaya pelaksanaan proyek bila kedepannya nanti
teknologi ini akan digunakan sebagai teknologi substitusi untuk
pembangunan pracetak rumah susun di Indonesia.

Maksud dan Tujuan-Untuk menguji konstrukabilitas teknologi sistem


pracetak rumah susun modular skala penuh di lapangan.

Penerima Manfaat-Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai teknologi


subtitusi sistem pracetak eksisting dan sistem pembangunan gedung
konvensional yang terukur kinerjanya di lapangan dari segi waktu, mutu,
dan biaya. Adapun penerima manfaat adalah Direktorat Jenderal
Penyediaan Perumahan – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat sebagai pelaksana percepatan penyediaan perumahan bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Institut Teknologi
Bandung (ITB) Jatinangor sebagai pengguna rusun.

Lokus-Kampus ITB Jatinangor, bangunan Asrama Mahasiwa ITB, Jalan


Letnan Jendral Prunawirawan, DR (HC) Mashudi No. 1, Desa Sayang,
Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Deskripsi Teknologi-Teknologi Puskim diterapkan pada pembangunan


rusun modular ini. Rusun modular yang dibangun terdiri dari 5 (lima) lantai
yang difungsikan sebagai asrama mahasiswa ITB Jatinangor. Rumah
susun yang dirancang memiliki luas per unit seluas 24 m2 (T24) dengan
jumlah target penghuni sebanyak 3–4 orang/unit. Luas lantai dasar 499.23
m2. Gambar 1 merupakan gambar perspektif dan gambar tampak rumah
susun modular.

Gambar 1. Perspektif dan Tampak Rusun Modular

2 Output kegiatan Penerapan


a. Sambungan CL-Con

Sistem struktur bangunan menggunakan sistem struktur Rangka Penerapan Teknologi Sistem
Beton Pemikul Momen Khusus (SRPMK) beton bertulang pracetak Pracetak Penuh (Full Precast
dengan sistem sambungan CL-Con hasil litbang tahun 2011. System) pada Rumah Susun
Sambungan CL-Con merupakan sambungan balok kolom kombinasi Modular
dry and wet connection. Alat sambung CL-Con juga memberikan
kontribusi kekuatan yang cukup dalam menahan gaya tarik tulangan.
Gambar 2 merupakan bentuk sambungan CL-Con dan Gambar 3
memperlihatkan pemasangan sambungan CL-Con.

Gambar 2. Bentuk dan Ukuran Sambungan CL-Con di Lapangan

Gambar 3. Pemasangan Sambungan CL-Con

b. Sambungan panel dinding

Sambungan panel dinding ke rangka struktur menggunakan angkur


jepit pada bagian bawah panel dan sambungan roll pada bagian atas
untuk mengakomodir deformasi lateral struktur rangka. Sistem
sambungan tersebut diharapkan dapat menghilangkan efek lantai
lemah (soft story effect) apabila lantai dasar bangunan rusun
digunakan untuk ruang publik yang terbuka (tanpa dinding). Gambar
4 menggambarkan sambungan roll panel dinding serta Gambar 5
adalah angkur jepit yang dipasang pada bagian atas panel.

Gambar 4. Sambungan Roll Panel Dinding

Output Kegiatan Penerapan 3


Penerapan Teknologi Sistem
Pracetak Penuh (Full Precast
System) pada Rumah Susun
Modular

Gambar 5. Sambungan Angkur Panel Dinding

c. Desain struktur pracetak

Desain struktur telah mengacu pada standar-standar yang biasa


digunakan dalam perencanaan gedung di Indonesia, termasuk
memperhitungkan beban gempa. Gambar 6 dan 7 merupakan
gambar denah balok dan detail serta gambar denah kolom dan detail.

Gambar 6. Denah Balok dan Detail

4 Output kegiatan Penerapan


Penerapan Teknologi Sistem
Pracetak Penuh (Full Precast
System) pada Rumah Susun
Modular

Gambar 7. Denah Kolom dan Detail

Gambar 8 merupakan gambar kerja untuk pelat lantai yang


mengakomodir posisi shaft. Pada proses pelaksanaannya, terdapat
usulan dari fabrikator untuk kemudahan pelaksanaan dan
penyesuaian dengan gambar utilitas, meliputi penggambaran bukaan
shaft pada pelat lantai yang bersesuaian dengan posisi shaft pada
gambar utilitas serta penggunaan wiremesh M10 untuk tulangan pelat
dengan menambah angkur tulangan D10 pada daerah sambungan
antar pelat.

Gambar 9 merupakan gambar kerja panel dinding yang telah


disesuaikan dengan kebutuhan instalasi di lapangan dengan
pertimbangan kemudahan dalam pelaksanaan perakitan.

Output Kegiatan Penerapan 5


Penerapan Teknologi Sistem
Pracetak Penuh (Full Precast
System) pada Rumah Susun
Modular

Gambar 8. Detail pelat lantai pada gambar kerja

(a) (b)

(c)

Gambar 9. Detail pelat dinding

d. Produktivitas tenaga kerja

Kegiatan penerapan sistem teknologi pracetak penuh pada rusun


modular terbagi menjadi: 1) proses tahapan pelaksanaan penerapan
teknologi; 2) proses pengumpulan data produktivitas tenaga kerja dan
proyek.

Tabel 1 merupakan hasil analisis produktivitas tenaga kerja untuk


pekerjaan komponen balok, kolom, pelat lantai, dan pelat dinding.

6 Output kegiatan Penerapan


Untuk kegiatan instalasi masing-masing komponen mempunyai nilai
produktivitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai
produktivitas SNI 7832:2017 tentang Analisis Harga Satuan Penerapan Teknologi Sistem
Pekerjaan Beton Pracetak Insitu untuk Konstruksi Bangunan Gedung. Pracetak Penuh (Full Precast
Hipotesis tim terhadap perbedaan yang cukup signifikan pada System) pada Rumah Susun
aktivitas ini dapat disebabkan karena faktor: 1) adanya perbedaan Modular
metode kerja yang digunakan pada proyek asrama ITB Jatinangor
dengan proyek-proyek yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan SNI 7832:2017; 2) adanya perbedaan peralatan yang
digunakan; dan 3) perbedaan perencanaan komposisi tenaga kerja.

Tabel 1. Produktivitas Tenaga Kerja Pembangunan Asrama ITB


Jatinangor

Komponen Jenis Aktivitas Rata-rata Unit SNI


Durasi Produktivitas 7832:2017
Pelaksanaan
per buah
Balok Pemotongan Tul. 0:00:02 0.00461
Utama
Pemotongan 0:00:01 0.00393
Sengkang
Pembengkokkan 0:00:15 0.00974
Tul. Utama
Pembengkokkan 0:00:04 0.03363
Sengkang
Perakitan 0:26:48 0.89333
Instalasi 0:13:56 0.53777 0.122
Kolom Pemotongan Tul. 0:00:08 0.00371
Utama
Pemotongan 0:00:01 0.00393
Sengkang
Pembengkokkan 0:00:18 0.01219
Tul. Utama
Pembengkokkan 0:00:04 0.03273
Sengkang
Perakitan 1:18:13 2.60722
Instalasi 0:26:13 0.96722 0.166
Pelat Instalasi 0:25:21 0.87422 0.134
Lantai
Pelat Instalasi 0:34:43 1.37067 0.134
Dinding

Tabel 2 merupakan perhitungan durasi pelaksanaan instalasi


komponen pracetak untuk pembangunan rusun modular asrama ITB
Jatinangor. Bila dihitung hanya berdasarkan instalasi komponen
pracetak, durasi pelaksanaan instalasi untuk seluruh komponen
pracetak balok, kolom, pelat lantai, dan pelat dinding, durasi yang
dibutuhka hanya selama 30.45 hari kerja. Durasi tersebut merupakan
kondisi dengan skenario terbaik (best scenario), yaitu situasi tersebut
dapat tercapai dengan asumsi seluruh komponen pracetak balok,
kolom, pelat lantai, dan pelat dinding sudah tersedia di lapangan
(pembuatan komponen di workshop).

Output Kegiatan Penerapan 7


Tabel 2. Perhitungan Durasi Pelaksanaan Instalasi Komponen
Pracetak Rusun ITB Jatinangor (Skenario Terbaik) Penerapan Teknologi Sistem
Pracetak Penuh (Full Precast
Level Rusun Jenis Jumlah Durasi Total
System) pada Rumah Susun
Komponen Komponen Instalasi Durasi
Modular
(buah) per Instalasi
Komponen Komponen
Lantai 1 Balok 79 0:13:56 18:20:32
Kolom 46 0:26:13 20:06:10
Panel Dinding 137 0:34:43 7:16:34
Panel Lantai 0 0:25:21 0:00:00
Lantai 2 Balok 79 0:13:56 18:20:32
Kolom 40 0:26:13 17:28:50
Panel Dinding 137 0:34:43 7:16:34
Panel Lantai 52 0:25:21 21:58:33
Lantai 3 Balok 70 0:13:56 16:15:09
Kolom 40 0:26:13 17:28:50
Panel Dinding 137 0:34:43 7:16:34
Panel Lantai 52 0:25:21 21:58:33
Lantai 4 Balok 70 0:13:56 16:15:09
Kolom 40 0:26:13 17:28:50
Panel Dinding 137 0:34:43 7:16:34
Panel Lantai 52 0:25:21 21:58:33
Lantai 5 Balok 70 0:13:56 16:15:09
Kolom 40 0:26:13 17:28:50
Panel Dinding 137 0:34:43 7:16:34
Panel Lantai 52 0:25:21 21:58:33
Lantai Atap Balok 116 0:13:56 2:55:58
Kolom 20 0:26:13 8:44:25
Panel Dinding 0 0:34:43 0:00:00
Panel Lantai 20 0:25:21 8:27:08
TOTAL (dalam jam) 703:52:37
TOTAL (dalam hari) 30.45

Temuan-Didapatkan selama pelaksanaan penerapan sistem teknologi


pracetak penuh pada rusun modular yang dapat dijadikan bahan
pembelajaran dan perhatian khusus bersama, agar dalam pelaksanaan
penerapan teknologi berikutnya dapat menjadi lebih baik. Adapun temuan-
temuan penting tersebut adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya modifikasi/perubahan-perubahan desain yang tidak


divalidasi dengan kajian laboratorium. Modifikasi desain tersebut
perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk melihat pengaruh
terhadap sistem struktur bangunan secara keseluruhan;

b. Perlunya konsep metode pelaksanaan konstruksi yang matang


sebelum dilakukan pelaksanaan pilot project penerapan teknologi
sistem pracetak penuh rusun modular. Perbedaan metode
pelaksanaan konstruksi yang terkait dengan sistem teknologi
pracetak Puskim harus tercatat dengan baik sebagai bahan
penyusunan konsep pedoman yang aplikatif di lapangan;

c. Terjadi keterlambatan waktu pelaksanaan konstruksi, hipotesis awal


karena dipengaruhi oleh: perubahan desain teknologi, pemilihan
kontraktor pada saat lelang konstruksi, serta kesulitan pemasangan
komponen dan sambungan;

8 Output kegiatan Penerapan


d. Keunggulan teknologi pracetak modular dapat terpenuhi jika dan
hanya jika 3 (tiga) pilar kelayakan terpenuhi dan tidak ada yang
pincang salah satunya. Adapun 3 (tiga) pilar tersebut adalah 1) Penerapan Teknologi Sistem
kualitas bahan; 2) rekayasa teknologi; dan 3) pelaksanaan di Pracetak Penuh (Full Precast
lapangan. System) pada Rumah Susun
Modular
1) Kualitas bahan yang digunakan untuk membentuk komponen
pracetak dapat tercapai. Evaluasi kualitas bahan dapat dilihat dari
laporan Manajemen Konstruksi (MK) pelaksana, apakah kualitas
bahan yang diujikan di laboratorium untuk proyek tersebut sesuai
spesifikasinya dengan yang dipersyaratkan.

2) Rekayasa teknologi akan tercapai bila teknologi sambungan CL-


Con dan sambungan panel dinding yang digunakan di lapangan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan desain yang didasarkan
pada hasil kajian tahun 2016 dan 2017. Adanya modifikasi-
modifikasi terhadap desain harus sejalan dengan kajian untuk
melihat pengaruhnya terhadap sistem struktur bangunan secara
keseluruhan. Rekayasa teknologi yang telah dihasilkan di
laboratorium belum tentu dapat dinyatakan handal saat
penerapannya. Teknologi baru perlu dilakukan tahapan
pembuatan prototipe sebelum tahapan pilot project. Pada
tahapan prototipe dapat disandingkan dengan teknologi yang
telah ada di pasaran, karena sistem pracetak bukanlah teknologi
baru. Komparasi teknologi termasuk dengan komparasi metode
pelaksanaan konstruksi.

3) Pelaksanaan di lapangan dapat dilihat dari kualitas kontraktor


pelaksana dalam melaksanakan proyek pembangunan secara
keseluruhan. Kualitas kontraktor dilihat dari manajemen
pelaksanaan konstruksi yang dimiliki. Mulai dari tim pelaksana
konstruksi, pengawasan konstruksi, sampai dengan siklus
keuangan perusahaan.

4) Keterlambatan pembangunan asrama ITB Jatinangor salah


satunya disebabkan oleh terjadinya keterlambatan pasokan
material bangunan. Kosongnya pasokan material 2 (dua) kali
selama 2 minggu serta keterlambatan dalam pengambilan
keputusan penunjukan pihak subkontraktor untuk pembuatan
komponen panel dinding dan panel lantai diduga menyebabkan
keterlambatan keseluruhan proyek.

Implikasi- Teknologi sistem pracetak hasil litbang Puskim merupakan


alternatif teknologi sebagai teknologi subtitusi sistem pracetak eksisting
dan sistem pembangunan gedung konvensional yang terukur kinerjanya di
lapangan dari segi waktu, mutu, dan biaya. Teknologi ini dapat membantu
program pemerintah dalam percepatan penyediaan perumahan bagi MBR
sesuai dengan target RPJMN 2014-2019.

Paska kontruksi rusun modular asrama ITB Jatinangor, perlu dilakukan


kajian lanjutan untuk mengetahui kinerja bangunan dan hunian dengan
mengevaluasi pasca huni secara berkala. Hasil dari evaluasi tersebut
dijadikan dasar penyempurnaan model sistem pracetak berbasis modular
yang telah dikembangkan sehingga siap untuk di replikasi di masa yang
akan datang.

Output Kegiatan Penerapan 9


Referensi

Gibb, Alistair G. F. (1999). Off-site Fabrication: Prefabrication, Pre- Penerapan Teknologi Sistem
assembly and Modularisation. New York, NY: John Willey & Pracetak Penuh (Full Precast
Sons, Inc. System) pada Rumah Susun
Modular
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman.
(2016). Pengembangan Teknologi Rumah Susun Modular
Menggunakan Sistem Pracetak. Laporan Akhir (tidak
dipublikasikan). Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman.


(2017). Penerapan Hunian Modular Dengan Sistem Pabrikasi.
Laporan Akhir (tidak dipublikasikan).

Oglesby, C. H., Parker, H. W., dan Howell, G. A. (1989). Productivity


Improvement in Construction. United States: McGraw-Hill, Inc.

Tentang Penulis
1 Ir. Sutadji Yuwasdiki, Dipl.E.Eng., merupakan Kepala Balai Litbang
Bahan dan Struktur Bangunan sekaligus sebagai Penanggung Jawab
kegiatan. Alamat surel: sutadji_ywdiki@yahoo.com;
2 Ferri Eka Putra, ST., Dipl.E.Eng., MDM., merupakan Kepala Seksi
Penyelenggaraan Teknis Balai Litbang Bahan dan Struktur Bangunan
sekaligus sebagai Koordinator kegiatan. Alamat surel:
f3rri@yahoo.com;
3 Lucky Adhyati Prasetyorini, ST., MT., merupakan Ketua Tim kegiatan
sekaligus menduduki jabatan Peneliti Pertama dengan bidang
kepakaran Manajemen Konstruksi di Balai Litbang Bahan dan Struktur
Bangunan. Alamat surel: lucky.a@puskim.pu.go.id;
4 Wahyu Wuryanti, ST., M.Sc., merupakan anggota tim kegiatan
sekaligus menduduki jabatan Peneliti Madya dengan bidang kepakaran
Perumahan di Balai Litbang Bahan dan Struktur Bangunan. Alamat
surel: wuryantiwahyu@gmail.com;
5 Muhammad Rusli, ST., MDM., merupakan anggota tim kegiatan
sekaligus menduduki jabatan Peneliti Muda dengan bidang kepakaran
Teknik Struktur di Balai Litbang Bahan dan Struktur Bangunan. Alamat
surel: m.rusli@puskim.pu.go.id;
6 Azhar Pangarso Laksono, ST., M.Eng.Sc., merupakan anggota tim
kegiatan sekaligus menduduki jabatan Peneliti Pertama dengan bidang
kepakaran Teknik Sipil di Balai Litbang Bahan dan Struktur Bangunan.
Alamat surel: azhar.pl@gmail.com.

10 Output kegiatan Penerapan

Anda mungkin juga menyukai