ASTIRTA PRIYOGA
Astirta Priyoga
NIM F34140002
iv
v
ABSTRAK
ASTIRTA PRIYOGA. Implementasi Manual Sistem Jaminan Halal dan
Keamanan Pangan di Kafe Terminal O Bogor. Dibimbing oleh MUSLICH.
Kafe Terminal O menyajikan menu masakan dan minuman yang beraneka ragam.
Kafe Terminal O belum pernah diuji pemenuhannya terhadap persyaratan
keamanan pangan, hygiene sanitasi, serta persyaratan sertifikasi halal HAS 23000
sehingga keamanan dan kehalalannya belum terjamin. Penelitian ini bertujuan
memaksimalkan semua kriteria Sistem Jaminan Halal (SJH) yang disusun dalam
sebuah manual SJH dan uji coba penerapannya di kafe Terminal O. Manual SJH
dibutuhkan sebagai panduan teknis untuk memenuhi persyaratan keamanan
pangan, hygiene sanitasi, serta kehalalan dari produk yang dihasilkan. Manual
SJH disusun berdasarkan kondisi nyata kafe Terminal O dan berisi tentang
kriteria-kritera implementasi sistem jaminan halal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa manual SJH dapat diimplementasikan kecuali pada kriteria yaitu fasilitas,
audit eksternal dan sebagian persyaratan bahan. Beberapa fasilitas masih
diperlukan perbaikan seperti membutuhkan ruangan yang rapat serangga serta
letak toilet yang dekat dengan dapur perlu ditata ulang. Pelatihan internal sudah
dilakukan di kafe Terminal O namun belum melakukan pelatihan eksternal dari
LPPOM MUI sehingga perlu segera dilaksanakan. Beberapa bahan seperti daging
ayam juga belum memiliki dokumen pendukung kehalalan yang sah seperti
sertifikat halal atau memerlukan audit pemasok yang dilakasanakan oleh LPPOM
MUI. Berdasarkan hal tersebut maka diusulkan perbaikan yaitu melengkapi
dokumen pendukung untuk bahan, mengikuti audit eksternal HAS 23000 dan
merancang ulang tata letak ruangan sehingga dapat dilakukan implementasi secara
keseluruhan.
ABSTRACT
Terminal O, is a cafe which serves some variative food and drinks has never been
asssessed due to its performance in fulfilling food safety, hygiene sanitation and
halal certification requirements (HAS 23000). The aims of this research is to
maximize all the criteria of halal assurance system which arranged in a manual
form of halal assurance system along with the possible implementation in the
cafe. The manual is needed as a technical guidance to fulfill the requirements of
food safety, hygiene sanitation, and the halal. The manual of halal assurance is
designed based on the current condition in Terminal O cafe that consists of all the
implementation criteria of the halal assurance system. The result of this research
showed the manual of halal assurance can be implemented to all the criteria
except the facility requirements, external training, and apart from the raw material
requirements. Some facilities still need some improvements such as the room
vi
must be free insects and the location of the toilet that too close from the kitchen.
The internal training has been done in the Kafe Terminal O but not with the
external training, so the external training from LPPOM MUI must be followed as
soon as possible. Some raw material such as meat still don’t have the support
document for example like halal certificate or need the supplier audit which be
held by LPPOM MUI. Based on that things, this research suggests some
improvements such as improve the supportive documents for the ingredients,
participating in an external training HAS 23000 and re-design the buliding layout.
ASTIRTA PRIYOGA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus :
x
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Implementasi Manual Sistem Jaminan Halal dan Keamanan Pangan di Kafe
Terminal O Bogor” dapat diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2018 ini yaitu tentang sistem
kehalalan dan keamanan pangan serta implementasi manual terintegrasi di rumah
makan.
Penulis menyampaikan terima kasih terbesar kepada :
1. Bapak Dr Ir Muslich, Msi selaku dosen pembimbing atas bimbingannya
selama perkuliahan, penelitian hingga penyelesaian skripsi.
2. Ibu Astuti Sucianingsih, Bapak Supriyadi, kedua saudari saya Astari
Priardhyni dan Astrini Primanita, serta seluruh keluarga yang telah
memberi dukungan serta motivasi selama perkuliahan.
3. Bapak Aminnurasyid Simanjuntak selaku pemilik kafe Terminal O Bogor,
beserta seluruh pegawai kafe Terminal O Bogor atas kerjasama dan
bantuan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian.
4. Keluarga besar Tinfinity atas semua keceriaan, kenangan, serta
kebersamaan yang tak akan terlupakan.
Astirta Priyoga
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Panduan tertulis yang akan disusun akan mencakup dan memenuhi HAS 23000
dan pemenuhan aspek keamanan pangan dan hygiene sanitasi.
Menurut LPPOM MUI (2012), panduan sistem jaminan halal dapat
diintegrasikan dengan sistem lain yang selanjutnya akan disebut sebagai manual
SJH. Penyusunan dan penerapan manual SJH penting dilakukan oleh kafe
Terminal O untuk meningkatkan kualitas makanan dan minuman yang dihasilkan
dan untuk memenuhi peraturan UU nomor 33 tahun 2014.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendesain manual SJH untuk kafe Terminal O dan
mengidentifikasi kelemahan yang terjadi selama proses penerapan manual SJH,
serta mengusulkan perbaikan berdasarkan aspek-aspek yang belum dapat
diterapkan.
METODE
Pengumpulan Data
Manual SJH disusun berdasarkan kondisi lapang kafe atau rumah makan
agar mudah dipahami saat proses implementasi. Isi manual sistem jaminan halal
yaitu ketentuan serta prosedur yang harus diterapkan oleh kafe. Manual SJH
memuat kriteria-kriteria yaitu kriteria sistem jaminan halal, keamanan pangan
serta hygiene sanitasi. Integrasi sistem jaminan halal dan keamanan pangan dibuat
dengan membandingkan isi kriteria-kriteria tersebut. Ketentuan yang memiliki
kesamaan dari masing-masing akan digabungkan. Selain itu, dilakukan pula
penambahan prosedur dan pembuatan form baru agar seluruh persyaratan dalam
kriteria standar dapat terpenuhi.
dibuat untuk memenuhi persyaratan tersebut yang berisi sesuai dengan kebutuhan
lokasi.
Penyusunan manual SJH diawali dengan identifikasi keadaan lapang kafe
Terminal O. Identifikasi dilakukan untuk menilai penerapan kriteria-kriteria dalam
sistem jaminan halal dan sistem hygiene sanitasi. Kriteria-kriteria tersebut yaitu
kebijakan halal, tim manajemen halal, pelatihan dan edukasi, bahan, produk,
fasilitas, prosedur tertulis, kemampuan telusur, penanganan produk yang tidak
sesuai, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Berdasarkan identifikasi yang
dilakukan, hanya terdapat dua kriteria yang telah diterapkan. Kedua kriteria
tersebut yaitu produk dan penanganan produk yang tidak sesuai. Kesembilan
kriteria yang lainnya belum diterapkan. Setelah dilakukan identifikasi keadaan
lapang, selanjutnya dilakukan penyusunan manual SJH. Kemudian manual SJH
tersebut diimplementasikan dan dilakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan
dalam manual SJH. Manual SJH yang telah disusun dapat dilihat pada lampiran 1.
Implementasi mulai dilakukan pada awal bulan Mei 2018 di kafe Terminal
O sesuai dengan manual SJH yang telah dirancang. Implementasi dilakukan oleh
segala pihak mulai dari pemilik, karyawan, serta pemasok bahan baku di kafe
Terminal O. Hasil implementasi menunjukkan bahwa sebagian besar kriteria
sistem jaminan halal telah terpenuhi, walaupun ada tiga kriteria yaitu audit
eksternal, fasilitas, dan persyaratan bahan yang masih memiliki kelemahan dalam
penerapannya. Hasil implementasi manual SJH ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil implementasi manual SJH
Kriteria/Persyaratan Implementasi Keterangan
Kebijakan halal Diimplementasikan Kebijakan halal telah
keseluruhan dibuat.
Tim manajemen halal Diimplementasikan Tim manajemen halal telah
keseluruhan dibentuk.
Pelatihan dan edukasi Diimplementasikan Pelatihan eksternal HAS
sebagian 23000 belum pernah
diikuti.
Bahan Diimplementasikan Sebagian bahan belum
sebagian dilengkapi dengan
sertifikat halal atau
dokumen pendukung
kehalalan yang valid.
Menu Diimplementasikan Seluruh menu yang
keseluruhan disajikan telah sesuai
dengan standar HAS
23000.
Fasilitas Diimplementasikan Belum ada fasilitas untuk
sebagian anti tikus dan serangga
seperti teralis dan grease
trap.
7
Kebijakan Halal
Kebijakan halal di kafe Terminal O yang dibuat dan disetujui oleh pemilik
kafe pada tanggal 8 April 2018 berbunyi “Kafe Terminal O berkomitmen penuh
untuk senantiasa menghasilkan produk halal dan aman dikonsumsi secara
konsisten sesuai dengan Persyaratan Halal Assurance System (HAS) 23000 dan
Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004. tentang persyaratan keamanan pangan
rumah makan dan restoran”. Kebijakan tersebut yang menjadi komitmen kafe
dalam memproduksi produk. Kebijakan tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman awal untuk kafe dalam tahapan pra produksi, produksi, dan pasca
produksi agar senantiasa memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang halal
dan aman. Setelah memiliki kebijakan halal, selanjutnya pihak kafe
mensosialisasikan kebijakan tersebut pada semua pihak yang terlibat dalam proses
bisnis kafe. Sosialisasi ini bertujuan agar setiap pihak memahami kafe Terminal
O berkomitmen untuk menghasilkan produk yang halal secara konsisten.
Sosialisasi ditujukan pada semua pihak, baik dalam rumah makan (pegawai)
maupun di luar kafe (supplier dan pemasok).
Kafe Terminal O telah memiliki kebijakan halal. Kebijakan halal tersebut
dapat dilihat pada lampiran manual SJH. Kafe Terminal O telah melakukan
sosialisasi kebijakan tersebut pada pihak internal. Sosialisasi yang dilakukan
melalui penjelasan kepada semua pegawai bahwa kafe Terminal O akan
berkomitmen menghasilkan produk yang halal dan aman. Namun, kebijakan halal
yang disusun belum dilakukan sosialisai terhadap supplier dan pemasok bahan.
Sosialisasi kepada supplier dan pemasok bahan bahan dapat dilakukan dengan
cara memberi pemahaman tentang pentingnya SJH dan kebijakan halal melalui
pembicaraan langsung yang dilakukan oleh pemilik atau ketua tim manajemen
halal. Bukti sosialisasi yang dilakukan di kafe Terminal O dapat dilihat pada
lampiran 6.
8
Pemilik
(Bapak Amin)
Ketua Tim
Manajemen Halal
(Bapak Lasman)
Bahan
Bahan yang digunakan di kafe Terminal O meliputi bahan baku, bahan
tambahan, dan bahan penolong. Pada dasarnya semua bahan harus disertai dengan
dokumen pendukung yang menjelaskan karakteristik bahan tersebut. Dokumen
pendukung tersebut yaitu sertifikat halal, diagram alir, spesifikasi teknis, atau
statement of pork free facility. Selain itu, bahan yang digunakan juga harus
memiliki status kehalalan yang jelas. Status kehalalan ini dapat dilihat pada
sertifikat halal pada bahan tersebut. Setiap bahan yang digunakan harus dipastikan
status kehalalannya dengen melihat daftar bahan tersebut pada web LPPOM MUI
sebelum digunakan untuk memproduksi makanan. Dari bahan yang digunakan,
masih terdapat bahan yang belum memiliki dokumen pendukung untuk
menjelaskan status kehalalan bahan tersebut. Bahan yang tidak memiliki dokumen
pendukung tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan produk yang dihasilkan
menjadi haram.
Bahan yang digunakan di kafe Terminal O sebagian besar tergolong dalam
positive list. Halal positive list berisi bahan-bahan tidak kritis yang biasanya
digunakan pada rumah makan. Bahan tidak kritis merupakan bahan yang sudah
dipastikan status kehalalannya karena bahan tidak kritis tidak mengalami proses
pengolahan yang kritis dan dapat mengubah status kehalalan (LPPOM MUI
2013). Daftar bahan dapat dilihat pada lampiran 2. Bahan yang digunakan dalam
proses produksi diperoleh dari pasar daerah Ciampea, Bogor. Bahan yang
dijual di pasar umumnya tidak memiliki dokumen pendukung bahan namun
sebagian besar bahan termasuk dalam halal positive list. Selain itu, pembelian
bahan di pasar sering melupakan pemakaian nota pembelian. Nota pembelian
dapat digunakan untuk memantau bahan yang dibeli. Nota tersebut juga dapat
digunakan sebagai bukti dalam pembukuan mengenai bahan yang dibeli.
Produk (Menu)
Menu yang dihasilkan oleh kafe Terminal O adalah makanan dan
minuman dengan beragam jenisnya. Seluruh makanan dan minuman yang
dihasilkan oleh kafe merupakan makanan dan minuman halal. Menu yang
dihasilkan tidak memiliki kecenderungan bau atau rasa yang mengarah kepada
produk haram atau yang telah dinyatakan haram berdasarkan fatwa MUI sehingga
sesuai dengan kriteria sistem jaminan halal yang diterapkan. Makanan dan
minuman dalam keadaan baik, tidak rusak dan busuk. Selain itu, mutu dan
keamanan menu juga diperiksa secara berkelanjutan sebelum menu disajikan.
Menu yang sudah selesai dimasak kemudian tetap dijaga dalam rak aluminium
dan ketika akan disajikan menu diperiksa kembali untuk memastikan tidak ada
benda asing yang bercampur dalam menu yang akan disajikan. Hal ini dilakukan
sebagai komitmen kafe Terminal O untuk menghasilkan makanan dan minuman
yang halal dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Daftar menu kafe Terminal O
dapat dilihat pada lampiran 7.
Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi adalah semua lini dan peralatan yang digunakan dalam
proses produksi. Fasilitas produksi yang dimiliki kafe adalah dapur, ruang
pencucian, dan ruang peracikan. Fasilitas peralatan produksi yang dimiliki seperti
peralatan yang digunakan pada rumah tangga secara umum.
10
Dapur produksi yang dimiliki kafe berguna untuk memasak bahan mentah
menjadi produk untuk selanjutnya diracik sesuai pesanan di ruang peracikan. Pada
dapur produksi tidak memiliki tempat penyimpanan tersendiri untuk menyimpan
bahan baku ataupun produk jadi. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 menyebutkan bahwa dapur produksi
harus terpisah dengan kamar tidur dan toilet. Hal tersebut berguna untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada produk yang dihasilkan. Kontaminasi
yang dimaksud yaitu kontaminasi bau dari kamar tidur pada makanan yang
dihasilkan.
Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan dapur produksi karena
dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada produk yang dihasilkan. Kontaminasi
bakteri yang dimaksud yaitu kontaminasi bakteri koliform. Bakteri koliform yaitu
bakteri yang biasa digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi
yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk susu (Fardiaz 1993).
Bakteri E.coli sendiri dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan bagi
manusia.beberapa gangguan kesehatan tersebut diantaranya gangguan sistem
pencernaan, gangguan ginjal, serangan jantung atau stroke, dan tekanan darah
tinggi. Solusi yang dapat dilakukan yaitu mencegah kontaminan untuk dapat
langsung masuk ke dapur dengan cara memberi pintu yang terbuka dan tertutup
pada dapur dan mengubah pintu kamar mandi menjadi dari arah luar. Solusi lain
untuk pegawai atau koki yang menggunakan toilet yaitu dengan cara melepaskan
segala atribut memasak sebelum pergi ke kamar mandi, dan setelah menggunakan
kamar mandi harus mencuci tangan dengan sabun dan kembali menggunakan
atribut memasak sebelum memasuki dapur. Kebersihan setiap pegawai harus tetap
dijaga seperti kebersihan kuku dan rambut.
Air yang digunakan selama proses produksi menggunakan air sumur galian.
Namun, jarak sumur dengan toilet tidak terlalu jauh. Menurut Depkes (1995),
jarak sumur dengan sumber pencemar (jamban) minimal adalah 9 meter. Sumur
galian harus diletakan jauh dari sumber pencemar. Secara umum, di negara
berkembang masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan
(Chandra 2007). Hal tersebut karena tingkat sosial ekonomi yang rendah,
pengetahuan dibidang kesehatan lingkungan yang kurang, dan kebiasaan buruk
dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari setiap generasi. Kotoran manusia
dapat menjadi masalah yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Pembuangan
tinja yang tidak baik dan sembarangan dapat menyebabkan kontaminasi pada
sarana air bersih. Tinja manusia dapat menjadi sumber penularan penyakit perut
(Soeparman 2002). Kafe Terminal O menggunakan air sumur untuk memasak.
Lokasi sumur yang berada di depan tidak boleh berjarak terlalu dekat dengan
septic tank. Pada lokasi kafe Terminal O, lokasi septic tank berada di belakang
kafe dengan jarak lebih dari 9 meter sehingga kontaminasi tinja dapat dihindari.
Kafe Terminal O, fasilitas dan peralatan yang digunakan tidak boleh
digunakan bergantian untuk memproduksi produk halal dan haram secara
bergantian. Selain itu, fasilitas dan peralatan yang digunakan tidak menyebabkan
produk menjadi haram. Namun, fasilitas produksi di kafe Terminal O belum
memenuhi syarat hygiene sanitasi. Kafe dinyatakan memenuhi syarat hygiene
sanitasi apabila berdasarkan penilaian hygiene sanitasi mendapatkan total nilai
sebesar minimal 700 (Menkes 2003). Penilaian hygiene sanitasi merupakan
wewenang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Penilaian hygiene sanitasi yang
11
Evaluasi
Evaluasi proses implementasi manual SJH di kafe Terminal O dilakukan
melalui dua tahapan yaitu audit internal dan kaji ulang manajemen. Audit internal
dilakukan oleh tim manajemen halal ataupun pihak yang independen. Audit
internal dilaksanakan untuk melakukan penilaian terhadap pemenuhan kriteria
SJH yang ditetapkan LPPOM MUI dan pemeriksaan kelaikan hygiene sanitasi
rumah makan sesuai dengan variabel yang ditetapkan oleh keputusan menteri
kesehatan Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003. Audit internal telah dilakukan di
kafe Terminal O yang dipimpin oleh pemilik kafe. Hasil audit internal
menunjukan masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam proses implementasi
manual SJH seperti dokumen pendukung yang belum tersedia secara lengkap,
pelatihan eksternal HAS 23000 yang belum pernah diikuti oleh karyawan, dan
persyaratan fasilitas hygiene sanitasi yang belum terpenuhi seperti pintu toilet
yang berhubungan langsung dengan lorong pintu masuk dapur. Hasil audit
internal dapat dilihat pada lampiran 4.
Proses kaji ulang manajemen dilakukan untuk melihat efektifitas sistem
jaminan halal yang telah diterapkan. Kaji ulang manajemen yang baik akan
menghasilkan solusi dan perbaikan terhadap masalah yang ditemui ketika
dilakukan proses audit. Kaji ulang manajemen yang telah dilaksanakan berupa
diskusi dengan pemilik kafe Terminal O terkait permasalahan yang ditemukan
pada proses audit. Hasil dari kaji ulang manajemen berupa usulan perbaikan
terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses implementasi.
Usulan Perbaikan
Berdasarkan hasil implementasi, terdapat beberapa aspek yang belum
terpenuhi oleh kafe Terminal O dalam menjalani proses bisnis yang sesuai dengan
sistem jaminan halal, keamanan pangan dan hygiene sanitasi sesuai HAS 23000
dan persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dari menteri kesehatan. Aspek
yang hanya diimplementasikan sebagian adalah pelatihan, dokumen pendukung
kehalalan bahan dan fasilitas hygiene sanitasi. Berdasarkan kelemahan tersebut
direkomendasikan beberapa usulan perbaikan. Pelatihan eksternal HAS 23000
harus diikuti oleh salah satu karyawan kafe Terminal O sehingga berguna untuk
memberikan wawasan terkait persyaratan sistem jaminan halal yang dikeluarkan
13
oleh LPPOM MUI. Pelatihan eksternal merupakan pelatihan yang wajib diikuti
oleh salah satu karyawan apabila ingin menerapkan sistem jaminan halal secara
maksimal. Pelatihan eksternal diberikan oleh trainer dari LPPOM MUI dan dapat
dilaksanakan di LPPOM MUI ataupun di kafe Terminal O.
Sertifikat halal merupakan dokumen yang wajib disertakan dalam setiap
pembelian bahan baku. Sertifikat halal dapat diganti dengan dokumen pendukung
lain seperti spesifikasi, diagram alur proses produksi, Certificate of Analysis
(CoA), pernyataan fasilitas bebas kandungan babi, dokumen pendukung berkaitan
bahan yang digunakan pada menu, kuisioner dari produsen, atau laporan analisa
laboratorium. Bahan baku seperti daging ayam, bebek dan sapi perlu dilengkapi
dengan sertifikat halal dari produsen. Apabila tidak dilengkapi dengan sertifikat
halal yang valid, maka akan dilakukan audit terhadap produsen daging ketika
dilakukan audit oleh LPPOM MUI. Bahan tambahan dan bahan penolong yang
belum dilengkapi dengan sertifikat halal atau dokumen pendukung lain sebaiknya
dilakukan pergantian dengan bahan sejenis yang telah dilengkapi dengan sertifikat
halal dan dokumen pendukung yang valid. Namun pada kafe Terminal O,
keseluruhan bahan tambahan dan penolong termasuk dalam halal positive list.
Secara umum fasilitas bangunan di kafe Terminal O telah memenuhi
persyaratan keamanan pangan dan hygiene sanitasi yang dikeluarkan oleh menteri
kesehatan. Konstruksi bangunan kafe kokoh dan memiliki pencahayaan serta
ventilasi yang baik, namun masih terdapat kelemahan dibeberapa lokasi seperti
bangunan utama yaitu letak toilet yang tidak jauh dari dapur. Proses pengaturan
ulang tata letak tempat tinggal karyawan dan toilet perlu dilakukan untuk menjaga
keamanan makanan dan minuman. Selain itu, toilet di kafe Terminal O juga perlu
diletakkan pada tempat yang tidak bersebelahan dengan ruang makan dan dapur
untuk menghindari timbulnya kontaminasi bau yang dapat mencemari makanan
dan minuman yang disajikan.
14
Simpulan
Manual SJH yang dibuat berdasarkan keadaan proses bisnis yang terjadi di
kafe Terminal O mengacu pada HAS 23000, Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang persyaratan hygiene sanitas serta
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang persyaratan keamanan pangan
pada restoran. Manual SJH didesain secara sederhana sehingga dapat dipahami
oleh pihak yang membaca dan mudah dilakukan implementasi. Pembuatan
manual SJH bertujuan dalam membantu pihak kafe Terminal O dalam
memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI. Manual SJH yang dibuat berisi
tentang sebelas kriteria sertifikasi halal yang disesuaikan dengan keadaan proses
bisnis di lokasi kafe Terminal O. Tiga dari sebelas kriteria sistem jaminan halal
hanya dapat diimplementasikan sebagian, sedangkan delapan kriteria lain
diimplementasikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kriteria yang
hanya dapat diimplementasikan sebagian yaitu pelatihan, bahan dan fasilitas.
Perbaikan yang diusulkan yaitu salah satu karyawan kafe Terminal O diwajibkan
untuk mengikuti pelatihan eksternal agar memenuhi persyaratan sistem jaminan
halal, melengkapi dokumen pendukung kehalalan untuk seluruh bahan terutama
daging yang digunakan dan merancang ulang tata letak ruangan toilet sesuai
dengan persyaratan hygene sanitasi.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
MANUAL TERINTEGRASI
SISTEM JAMINAN HALAL
KAFE TERMINAL O
Jalan Raya Dramaga Blok Gugah Sari No. 7, Margajaya, Bogor Barat, Kota
Bogor, Jawa Barat 16116, Indonesia.
17
HALAMAN PENGESAHAN
Tanggal Pengesahan :
Penggunaan fasilitas
Produksi : Milik Pribadi
Kelompok produk : Rumah makan dan restoran
Daerah pemasaran : Bogor
Tujuan
Ruang Lingkup
Manual SJH ini merupakan dokumen yang menjadi panduan implementasi
sistem jaminan halal dan hygiene sanitasi di kafe Terminal O yang disusun
berdasarkan persyaratan Halal Assurance System (HAS) 23000 dan sitem
keamanan pangan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.28 tahun 2004.
Manual SJH ini berlaku untuk seluruh pegawai dan diterapkan pada seluruh
fasilitas yang berkaitan dengan produksi halal di kafe/rumah makan Terminal O.
19
Kafe Terminal O
Jalan Raya Dramaga Blok Gugah Sari No. 7, Margajaya, Bogor Barat,
Kota Bogor, Jawa Barat 16116, Indonesia.
Pemilik
Prosedur Sosialisasi
Prosedur sosialisasi kebijakan halal di Kafe Terminal O :
Kebijakan halal disosialisasikan pada seluruh stake holder antara lain jajaran
manajemen pusat, tim manajemen halal, pekerja di seluruh fasilitas produksi
meliputi dapur produksi, tempat makan, dapur penyiapan, serta tempat
pencucian dan supplier bahan baku.
Sosialisasi kebijakan halal dilakukan melalui briefing karyawan, pemasangan
kebijakan pada area strategis, dan poster.
Bukti sosialisasi kebijakan halal dipelihara dengan baik.
20
Pemilik
(Bapak Amin)
Ketua Tim
Manajemen Halal
(Bapak Lasman)
Uraian Tugas
Tugas, tanggung jawab, dan wewenang tim manajemen halal diantaranya ;
1. Menyusun dan merumuskan sistem jaminan halal dan penerapan aspek
keamanan pangan di kafe Terminal O.
2. Mensosialisasikan kebijakan halal kepada seluruh stake holder di kafe
Terminal O.
3. Merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi pelatihan internal
tentang penerapan sistem jaminan halal.
4. Melakukan seleksi bahan baku yang digunakan serta memastikan bahwa
setiap bahan baku telah memenuhi syarat sertifikasi halal yang ditetapkan
oleh LPPOM MUI.
5. Memastikan seluruh fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan produk
yang memenuhi persyaratan sertifikasi LPPOM MUI.
6. Melaksanakan proses audit internal di kafe Terminal O.
7. Mengevaluasi dan menyusun perbaikan berkelanjutan sistem jaminan
halal.
8. Melaksanakan kaji ulang manajemen bersama dengan manajemen puncak.
9. Menyusun dan mengirim laporan berkala ke LPPOM MUI.
7. Pelatihan eksternal diikuti oleh minimal ketua atau satu orang anggota tim
manajemen halal kafe Terminal O.
8. Pelatihan eksternal dapat dilakukan secara regular atau in house training
oleh LPPOM MUI.
Bukti pelaksanaan pelatihan internal dan eksternal harus didokumentasikan dan
dipelihara secara baik.
Bahan yang sulit untuk ditelusuri kehalalannya seperti whey dan lactose.
(c) bahan yang umumnya diproduksi dengan proses atau bahan yang
kompleks seperti vitamin dan flavor. (d) Bahan yang prosesnya
menggunakan bahan dari hewan seperti kasein.
11. Pengawasan dokumen pendukung dilakukan untuk menjamin semua
dokumen pendukung bahan yang digunakan selalu dalam keadaan masih
berlaku.
Menu
Menu yang dihasilkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Seluruh menu yang dihasilkan merupakan menu halal.
2. Nama menu yang dihasilkan tidak menggunakan nama yang mengarah
pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan
syariah Islam.
3. Karakteristik sensori menu yang dihasilkan tidak memiliki kecenderungan
bau atau rasa yang mengarah kepada menu haram atau yang telah
dinyatakan haram berdasarkan fatwa MUI.
4. Seluruh menu yang dihasilkan didaftrakan untuk disertifikasi oleh LPPOM
MUI.
5. Menu dalam keadaan baik, tidak rusak dan tidak membusuk.
6. Mutu dan keamanan menu diperiksa secara berkelanjutan sebelum menu
disajikan.
Fasilitas Produksi
Lokasi dan Bangunan
1. Lokasi rumah makan berjarak lebih dari 100 meter dari sumber
pencemaran seperti tempat sampah, WC umum, atau industri pengolahan
lain yang dapat menghasilkan cemaran seperti debu, asap, bau dan
cemaran lainnya.
2. Memiliki sistem saluran air yang baik dan tidak berada didaerah yang
mudah tergenang.
3. Lingkungan rumah makan bersih dari semak semak yang dapat menjadi
sarang hama.
4. Konstruksi bangunan rumah makan kokoh dan aman.
5. Ruangan rumah makan bersih dan tidak terdapat tumpukan barang-barang
yang menjadi sarang tikus.
6. Lantai bangunan tidak licin, kedap udara dan tidak retak.
7. Bangunan terpisah dari tempat tinggal.
8. Atap bangunan dalam kondisi baik dan tidak menjadi sarang tikus.
9. Ruangan memiliki pencahayaan dan ventilasi udara yang baik.
10. Memiliki fasilitas toilet yang tidak berdampingan dengan fasilitas
produksi.
24
Peralatan
1. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi hanya digunakan untuk
produk yang halal.
2. Peralatan yang kontak dengan produk memiliki permukaan yang halus,
tidak mengelupas dan tidak berkarat.
3. Peralatan produksi mudah dibersihkan, diinfeksi dan dipelihara untuk
mencegah pencemaran terhadap menu.
4. Peralatan memasak terbuat dari bahan yang tahan lama dan tidak beracun.
5. Peralatan memasak terjamin bebas dari najis.
6. Tidak memiliki kontak langsung dengan toilet dan kamar mandi.
7. Tidak digunakan untuk melakukan pengolahan bahan yang mengandung
babi dan/atau turunannya.
8. Tidak digunakan untuk melakukan pengolahan bahan yang mengandung
khamr dan/atau turunannya.
9. Peralatan memasak yang digunakan terjamin tidak memiliki kontak
dengan fasilitas atau bahan yang mengandung babi dan/atau khamr serta
turunannya.
10. Efektifitas pencucian peralatan memasak didasarkan pada hilangnya rasa,
bau dan warna yang ditimbulkan oleh kotoran.
Fasilitas Sanitasi
1. Bangunan dilengkapi dengan sarana penyedia air yang baik.
2. Bangunan dilengkapi dengan sarana pembuangan air.
3. Kualitas air yang digunakan dalam keadaan baik dan memenuhi
persyaratan yang berlaku.
4. Air yang tersedia harus cukup digunakan untuk seluruh kegiatan didalam
rumah makan.
5. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir, sabun,
saluran pembuangan, bak penampung air, dan alat pengering.
6. Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang terjangkau.
7. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan.
8. Tersedia kamar mandi dan jamban yang dilengkapi dengan air mengalir
bak penampungan, dan saluran pembuangan limbah.
9. Kegiatan pencucian peralatan menggunakan bahan pembersih/ detergen
atau bahan lain yang dapat menjamin kebersihan dari peralatan.
10. Peralatan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang bersih dan
tidak terkontaminasi dengan hama dan/atau tikus.
11. Tersedia tempat sampah yang baik untuk menampung limbah yang
dihasilkan.
12. Jumlah tempat sampah disesuaikan dengan kapasitas limbah yang
dihasilkan.
25
PROSEDUR OPERASIONAL
Prosedur Seleksi Bahan Baku
Prosedur seleksi bahan baku mencakup beberapa aktivitas berikut :
1. Terdapat dua tipe bahan baku yang akan digunakan. Tipe pertama adalah
bahan baku yang sebelumnya tidak tercantum dalam daftar bahan baku
yang disetujui oleh LLPOM MUI. Tipe kedua adalah bahan baku yang
telah disetuji oleh LPPOM MUI namun mengalami pergantian produsen.
2. Seleksi bahan baku yang digunakan untuk produksi produk yang
disertifikasi harus disetujui oleh LPPOM MUI, kecuali bahan tidak kritis
sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan LPPOM MUI dengan
Nomor : SK07/Dir/LPPOM MUI/I/13-rev1.
3. Penggunaan bahan baru dapat dilihat pada http://www.halalmui.org/
dengan membuka tentang pencarian produk halal. Form penggunaan
bahan baru dapat dilihat pada Lampiran 2.
4. Setiap bahan baru yang diajukan harus disertai dengan dokumen
pendukung kehalalan bahan.
5. Bahan baku yang diajukan dapat digunakan setelah mendapatkan
persetujuan dari LPPOM MUI.
6. Bahan baku yang telah disetujui oleh LPPOM MUI harus dimasukkan
kedalam daftar bahan yang digunakan.
7. Pembaharuan daftar bahan yang digunakan dapat dilakukan setiap 6 bulan
sekali beserta pengiriman laporan berkala ke LPPOM MUI.
Prosedur Pemasakan
Prosedur pemasakan mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Proses pemasakan hanya menghasilkan menu yang halal.
2. Proses pemasakan menggunakan bahan-bahan yang tercantum dalam
daftar bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
3. Pembuatan menu mengacu pada resep baku rumah makan.
4. Menu yang dihasilkan dari proses pemasakan harus memenuhi standar
rumah makan baik dari segi rasa, bau dan visual.
5. Proses pemasakan dilakukan pada fasilitas pemasakan sesuai dengan
kriteria SJH yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
6. Tempat pengolahan makanan, tempat peracikan, dan tempat penyajian
harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi agar terhindar dari cemaran
yang dapat membahayakan konsumen.
7. Seluruh bahan yang digunakan dalam proses pemasakan dalam kondisi
baik, tidak rusak dan tidak busuk.
8. Seluruh bahan dicuci menggunakan air mengalir.
Prosedur Penyajian
Prosedur penyajian mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Prosedur penyajian menu menjamin tidak terjadinya kontaminasi dari najis
atau cemaran lain yang dapat merubah bau, warna dan rasa.
2. Penyajian dilakukan menggunakan fasilitas yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di rumah makan.
3. Fasilitas penyajian tidak boleh digunakan bersamaan dan/atau bergantian
dengan fasilitas penyajian dari produk yang mengandung babi atau
turunannya.
4. Menu yang disajikan harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan yang
bersih.
Prosedur Penyimpanan
Prosedur penyimpanan mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Bahan yang disimpan adalah bahan yang tercantum dalam daftar bahan
yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
2. Proses penyimpanan harus menjamin tidak ada kontaminasi dari bahan-
bahan yang mengandung kotoran atau najis.
3. Proses penyimpanan dilakukan menggunakan fasilitas yang higienis dan
terbebas dari kontaminasi bahan haram/ najis serta cemaran lainnya.
4. Penyimpanan bahan baku dan menu dilakukan dalam fasilitas yang
terpisah.
5. Proses penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga bahan atau produk
yang disimpan terlebih dahulu akan dikeluarkan atau diolah lebih dahulu.
Aturan Karyawan
Aturan karyawan mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Seluruh karyawan berbadan sehat, bebas dari luka atau penyakit menular
yang dapat mencemari produk.
28
EVALUASI
Audit Internal
1. Audit internal memiliki tujuan sebagai berikut :
a) Menentukan kesesuaian Sistem Jaminan Halal (SJH) yang dimilki
oleh rumah makan dengan standar yang ditetapkan oleh LPPOM
MUI.
b) Menentukan kesesuaian penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH)
yang dilakukan oleh rumah makan dengan manual yang dibuat.
c) Memastikan permasalahan yang ditemui pada audit sebelumnya
telah diperbaiki.
2. Audit internal dapat dilakukan enam bulan sekali atau ketika terjadi
perubahan pada aktivias kritis seperti perubahan yang menyangkut daftar
bahan, proses produksi atau pengembangan produk baru.
3. Metode audit internal dilakasanakan dengan wawancara langsung,
observasi lapang dan pemeriksaan dokumen.
4. Kajian audit internal meliputi 11 kriteria Sistem Jaminan Halal (SJH),
sebagaimana terlampir pada Lampiran 5 dan persyaratan hygiene sanitasi.
5. Pelaksanaan audit internal dilakukan kepada seluruh bagian yang terkait
dalam proses produksi halal, meliputi bagian pembelian, pemasakan,
penyajian dan pencucian.
6. Audit internal dilakukan oleh auditor internal dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Auditor internal merupakan tim manajemen halal yang telah
ditunjuk oleh pemilik rumah makan.
b) Auditor internal harus kompeten dan independen terhadap pihak
teraudit.
c) Independen dapat berarti, auditor internal berasal dari departemen
atau divisi yang berbeda dari pihak teraudit.
d) Auditor internal pernah mengikuti pelatihan HAS 23000 baik pada
pelatihan internal maupun pelatihan ekternal.
7. Hasil audit internal dituangkan dalam bentuk laporan dan disampaikan
kepada seluruh bagian terkait meliputi pemilik rumah makan, tim
manajemen halal dan pihak teraudit.
8. Laporan disampaikan kepada LPPOM MUI dalam bentuk laporan berkala
setiap enam bulan sekali.
9. Catatan dan bukti terkait audit internal harus dipelihara dengan baik.
30
No Nama Jabatan
1 Pak Lasman Ketua Tim Manajemen Halal
2 Pak Eman Pemasakan
3 Pak Muchtar Peracikan
4 Tyo Pemesanan
5 Pak Acil Pencucian
Pemilik
32
Diajukan oleh,
Tim Produksi
Kafe Terminal O
33
Kesimpulan
Disetujui oleh,
Pemilik
Kafe Terminal O
34
1. Tanggal kedatangan :
2. Nama bahan/ produk :
3. Pemasok :
4. Jumlah :
5. Kesesuaian informasi :
Ya
Tidak
6. Jika tidak, tindakan :
1. Tanggal penanganan :
2. Nama produk :
3. Tanggal produksi :
4. Jumlah :
5. Temuan :
6. Analisi Penyebab :
Bahan
Fasilitas
7. Tindakan :
Hasil Audit
No Pertanyaan
Ya Tidak Keterangan
I Kebijakan Halal
1 Apakah telah tersedia kebijakan halal ?
Apakah telah dilakukan sosialisasi
2 kebijakan halal kepada seluruh pihak
terkait?
Apakah terdapat bukti sosialisasi
3
kebijakan halal ?
II Tim Manajemen Halal
Apakah tim manajemen halal telah
1 ditetapkan dan terdapat bukti
penunjukannya ?
Apakah anggota tim manajemen halal
2 yang telah ditetapkan mencakup seluruh
bagian yang terlibat aktivitas kritis ?
Apakah tugas, tanggungjawab dan
3 wewenang tim manajemen halal telah
ditetapkan ?
Apakah bukti penunjukan tim manajemen
4
halal dipelihara dengan baik ?
III Pelatihan dan Edukasi
Apakah prosedur pelaksanaan pelatihan
1
telah tersedia secara tertulis ?
Apakah pelatihan eksternal telah diikuti
2 oleh ketua/ anggota tim manajemen halal
minimal dua tahun sekali ?
Apakah pelatihan internal telah dilakukan
3
minimal satu tahun sekali ?
37
(Mama MUI
Suka)
Sosis (7bite) Perusahaan Sertifikat 7 Maret 2019 -
tersertifikasi Halal MUI
MUI
Keju (Kraft) Perusahaan Sertifikat 7 Maret 2019 -
tersertifikasi Halal MUI
MUI
Cabai merah - Tidak - Positive list
diperlukan
Cabai Hijau - Tidak - Positive list
diperlukan
Bawang - Tidak - Positive list
Merah diperlukan
Bewang - Tidak - Positive list
Putih diperlukan
Bawang - Tidak - Positive list
Bombay diperlukan
Kol - Tidak - Positive list
diperlukan
Pisang - Tidak - -
Gepok diperlukan
Pisang Uli - Tidak - -
diperlukan
Serai - Tidak - Positive list
diperlukan
Daun - Tidak - Positive list
Bawang diperlukan
Terung - Tidak - Positive list
diperlukan
Timun - Tidak - Positive list
diperlukan
Tomat - Tidak - Positive list
diperlukan
Wortel - Tidak - Positive list
diperlukan
Buncis - Tidak - Positive list
diperlukan
Jeruk - Tidak - Positive list
diperlukan
Jeruk nipis - Tidak - Positive list
diperlukan
Besar
No Variabel Komponen yang dinilai Bobot Skor
Nilai
1 2 3 4 5 6
A. Lokasi &
bangunan
1. Lokasi a. Tidak berada pada arah
angin dari sumber
pencemaran debu, asap,
6
bau dan cemaran 20
lainnya. 2 dari
20
b. Tidak berada pada
jarak < 100 meter
darisumber 4
pencemaran debu,
asap, bau dan cemaran
lainnya.
2. Bangunan a. Terpisah dengan
tempat tinggal 4
termasuk tempat tidur
b. Kokoh/kuat/permanen. 2
c. Rapat serangga. 2 16
d. Rapat tikus 2 dari
2 20
3. Pembagian a. Terdiri dari dapur dan
4
ruang ruang makanan.
b. Ada toilet/jamban. 2
c. Ada gudang bahan 1
makanan
d. Ada ruang karyawan 1
e. Ada ruang administrasi 1 9 dari
1
10
f. Ada gudang peralatan 1
4. Lantai a. Bersih 4
b. Kedap air 2 3,5
0,5
c. Tidak licin 1 dari 5
d. Rata 1
47
e. Kering 1
f. Konus 1
5. Dinding a. Kedap air 4
5 dari
b. Rata 3 0,5
5
c. Bersih 3
6. Ventilasi a. Tersedia dan berfungsi 5
baik
b. Menghilangkan bau tak 8 dari
3 1
enak 10
c. Cukup menjamin rasa 2
nyaman
7. Pencahayaan a. Tersebar merata di
setiap ruangan 5
7 dari
1
b. Intensitas cahaya 10 fc 3 10
(tidak dilakukan)
c. Tidak menyilaukan 2
8. Atap a. Tidak menjadi sarang 5
tikus dan serangga 4 dari
b. Tidak bocor 3 0,5
5
c. Cukup landau 2
9. Langit-langit a. Tinggi minimal 2,4 4
meter
3 dari
b. Rata dan bersih 4 0,5
5
c. Tidak terdapat lubang- 2
lubang
10. Pintu a. Rapat serangga dan 4
tikus
b. Menutup dengan baik 3 6 dari
dan membuka arah luar 1
10
c. Terbuat dari bahan
yang kuat dan mudah 3
dibersihkan
B. Fasilitas
11. Air bersih a. Jumlah mencukupi 5
b. Tidak berbau, tidak 21
berasa dan tidak 2
3 dari
berwarna 30
c. Angka kuman tidak
melebihi nilai ambang 2
batas (tidak dilakukan)
48
d. Saluran tertutup 2
13. Toilet a. Bersih 3
b. Letaknya tidak
berhubungan langsung 2
dengan dapur atau
ruang makan 7 dari
1
c. Tersedia air bersih yang 2 10
cukup
d. Tersedia sabun dan alat 2
pengering
e. Tersedia sabun dan alat 1
pengering
14. Tempat a. Sampah diangkut tiap
4
sampah 24 jam
b. Di setiap ruang
penghasil sampah 3
tersedia tempat sampah 14
c. Dibuat dari bahan 2 dari
kedap air dan 2 20
mempunyai tutup
d. Kapasitas tempat
sampah terangkat oleh 1
seorang petugas
sampah
15 Tempat cuci a. Tersedia air cuci tangan
5
tangan yang mencukupi
b. Tersedia 14
sabun/detergent dan alat 3 2 dari
pengering/lap 20
c. Jumlahnya cukup untuk
pengunjung dan 2
karyawan
16 Tempat a. Tersedia air dingin
6 dari
mencuci yang cukup memadai 2 1
10
peralatan
49
C. Dapur,
ruang
makan, dan
gudang
20. Dapur a. Bersih
3
b. Ada fasilitas
penyimpanan makanan 2
(kulkas, freezer)
c. Tersedia fasilitas
penyimpanan makanan 2 56
panas (thermos panas, 7 dari
kompor panas, heater) 70
d. Ukuran dapur cukup 1
memadai
e. Ada cungkup dan 1
cerobong asap
f. Terpasang tulisan
pesan-pesan hygiene 1
bagi
penjamah/karyawan
21. Ruang makan a. Perlengkapan ruang 3
makan selalu bersih
b. Ukuran ruang makan
minimal 0,85 m2 per 2
kursi tamu
c. Pintu masuk buka tutup 2 25
otomatis 5 dari
d. Tersedia fasilitas cuci 50
tangan yang memenuhi 2
estetika
e. Tempat peragaan
makanan jadi tertutup 1
D. Bahan
makanan
jadi
23. Bahan a. Kondisi fisik bahan
makanan makanan dalam 3
keadaan baik
b. Angka kuman dan
bahan kimia bahan
makanan memenuhi 3 25
persyaratan yang 5 dari
ditentukan 50
c. Bahan makanan berasal 2
dari sumber resmi
d. Bahan makanan
kemasan terdaftar pada 2
Depkes. RI
24. Makanan jadi a. Kondisi fisik makanan
jadi dalam keadaan
4
baik
F. Tempat
bahan
52
makanan
26. Penyimpanan a. Suhu dan kelembaban
bahan penyimpanan sesuai 3
makanan dengan persyaratan
jenis makanan
b. Ketebalan
penyimpanan sesuai 2
dengan persyaratan 28
jenis makanan 4 dari
c. Penempatannya 40
terpisah 2
denganmakanan jadi
d. Tempatnya bersih dan 2
terpelihara.
e. Disimpan dalam aturan
sejenis dan disusun 1
dalam rak-rak
27. Penyimpanan a. Suhu dan waktu
makanan jadi penyimpanan dengan 6 30
persyaratan jenis 5 dari
makanan jadi 50
b. Cara penyimpanan 4
tertutup
G. Penyajian
28. Cara a. Suhu penyajian
penyajian makanan hangat tidak 3
kurang dari 60oC
b. Pewadahan dan
penjamah makanan jadi 3
menggunakan alat yang
bersih. 25
c. Cara membawa dan 5 dari
menyajikan makanan 50
dengan tertutup. 2
d. Penyajian makanan
harus pada tempat yang 2
bersih.
H Peralatan
Ketentuan a. Cara pencucian,
peralatan pengeringan dan 105
penyimpanan peralatan 4 15 dari
memenuhi persyaratan 150
agar selalu dalam
keadaan bersih sebelum
53
digunakan.
b. Peralatan dalam 2
keadaan baik dan utuh.
c. Peralatan makan dan
minum tidak boleh
mengandung angka
kuman yang melebihi 2
nilai ambang batas yang
ditentukan.
32 Pemerik-saan a. Karyawan/penjamah 6
kesehatan bulan sekali check 3
up kesehatan.
b. Pernah divaksinasi 2
chotypha/ thypoid.
c. Check up penyakit 1 4 dari
2
khusus. 20
d. Bila sakit tidak bekerja
dan berobat ke 2
dokter.
e. Memiliki buku 2
kesehatan karyawan.
33 Personal a. Setiap
hygiene karyawan/penjamah
makanan berperilaku 3
bersih dan berpakaian
rapi.
b. Setiap mau kerja cuci 70
3
tangan. 7 dari
c. Menutup mulut dengan 70
sapu tangan bila 2
batuk-batuk atau bersin.
d. Menggunakan alat yang
sesuai dan bersih bila 2
mengambil makanan.
Total 678,5
dari
total
skor
930
55
dilakukan
4 Apakah pelatihan internal memiliki kajian V Ya
yang disesuai dengan HAS 23000 ?
5 Apakah bukti pelatihan internal dipelihara V Ya
dengan baik ?
IV Bahan
1 Apakah seluruh bahan telah dilengkapi V Sebagian
dengan dokumen pendukung yang memadai bahan belum
dan valid ? memiliki
dokumen
pendukung
2 Apakah seluruh bahan yang digunakan telah V Ya
tercantum dalam daftar bahan ?
3 Apakah tersedia daftar bahan yang telah V Ya, bahan
disetujui oleh LPPOM MUI ? sudah sesuai
dengan yang
tercantum di
website
MUI
4 Apakah dilakukan pembaharuan daftar V Form
bahan apabila terdapat penggunaan bahan penentuan
baru ? bahan baru
sudah
tersedia
5 Apakah tersedia prosedur untuk menjamin V Prosedur
kevalidan dokumen pendukung bahan yang penjamin
digunakan ? kevalidan
dokumen
pendukung
belum
tersedia
V Menu
1 Apakah nama menu yang dihasilkan tidak V Nama menu
menggunakan nama yang mengarah pada sudah sesuai
sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang dengan
tidak sesuai dengan syariah Islam ? syariah
Islam
57
Prosedur Penyimpanan
1 Apakah tempat penyimpanan khusus V Ya
digunakan untuk bahan/ menu halal ?
2 Apakah tidak terjadi kontaminasi V Tidak terjadi
bahan/menu oleh bahan haram atau najis kontaminasi
selama proses penyimpanan ?
Aturan Karyawan
1 Apakah terdapat aturan bagi karyawan V Ya
untuk tidak mengkonsumsi makanan/
minuman haram atau tidak jelas
kehalalannya didalam rumah makan ?
2 Apakah terdapat aturan bagi karyawan V Ya, aturan
untuk tidak menggunakan fasilitas rumah bagi
makan setelah mengkonsumsi atau karyawan
terkontaminasi dengan bahan haram atau sudah
tidak jelas kehalalannya ? ditetapkan
VIII Kemampuan Telusur (Traceability)
1 Apakah seluruh menu yang dihasilkan dapat V Bahan
ditelusuri berdasarkan bahan yang telah daging ayam
disetujui oleh LPPOM MUI dan diproduksi belum
pada fasilitas yang terbebas dari memiliki
kontaminasi najis ataupun bahan haram dokumen
yang dapat menghilangkan status pendukung
kehalalannya ?
2 Apakah bukti ketelusuran menu V Ya
didokumentasikan dan dipelihara dengan
baik ?
IX Prosedur Penanganan Menu yang Tidak Memenuhi Kriteria
X Audit Internal
1 Apakah audit internal setidaknya dilakukan V Ya
minimal enam bulan sekali ?
2 Apakah auditor internal pernah mengikuti V Ya
pelatihan dengan materi HAS 23000 ?
3 Apakah auditor internal merupakan orang V Ya
yang independen terhadap pihak teraudit ?
4 Apakah hasil audit internal disampaikan V Ya
kepada pihak yang bertanggung jawab
terhadap setiap kegiatan yang diaudit ?
5 Apakah tindakan koreksi atau perbaikan V Ya
(jika ada kelemahan) mampu mengatasi
kelemahan ?
6 Apakah tersedia bukti pelaksanaan audit V Ya, bukti
internal ? audit
internal
tersedia
XI Kaji Ulang Manajemen
1 Apakah kaji ulang manajemen dilakukan V Ya
minimal satu tahun sekali ?
2 Apakah kaji ulang manajemen dihadiri oleh V Ya
pemilik rumah makan ?
3 Apakah hasil kaji ulang manajemen V Ya
disampaikan kepada pihak yang
bertanggung jawab (ditindaklanjuti) ?
61
Halal Positive List of Materials terdiri dari bahan-bahan yang tidak kritis
(non critical materials) dari aspek kehalalan yang umumnya digunakan pada
industri pengolahan. Daftar bahan ini dibuat berdasarkan kajian LPPOM MUI
merujuk pada literatur, kelimpahan di alam, dan pertimbangan skala komersial
penyiapannya. Perusahaan yang menggunakan bahan-bahan yang terdapat dalam
Halal Positive List of Materials memperoleh kemudahan dalam hal berikut:
1. Pada proses seleksi bahan baru, bahan yang termasuk dalam Halal Positive List
of Materials sudah mendapatkan persetujuan penggunaan bahan dari LPPOM
MUI secara otomatis sebelum digunakan.
2. Pada proses penerimaan bahan datang, bahan yang termasuk dalam Halal
Positive List of Materials tidak perlu dilakukan pemeriksaan kesesuaian nama
bahan, nama produsen dan negara asal.
3. Pada proses registrasi produk, bahan yang termasuk dalam Halal Positive List
of Materials tidak memerlukan dokumen pendukung. Jika bahan tersebut
menggunakan nama dagang yang tidak sama dengan nama bahan, maka dokumen
spesifikasi bahan tetap diperlukan. Saat proses audit, auditor masih akan
memeriksa dokumen pendukung bahan jika diperlukan.
62
1. BAHAN TAMBANG
b. Garam dari asam organik: garam askorbat, Gatam yang dihasilkan dari
garam beruoat, garam butirat, garam reaksi kimia antara asam
hydrogen ftalat, garam laktat, garam organik yang terdaoat dalam
oksalat, gaam propionat, garam sitrat, halal positive list atau asam
garam sorbat, garam suksinat. organik yang berasal dari proses
mikrobial dengan senyawa basa.
c. Asam organik: asam borat, asam fosfat, Pada skala produksi komersial,
asam karbonat, asam klorida, asam nitrat, bahan ini berasal dari
asam perklorat, asam sulfat. petrokimia.
b. Bahan nabati olahan/hasil samping nabati Produk yang berasal dari bahan
olahan : tepung singkong, sagu, beras, nabati melalui proses fisik
ketan, jagung, ubi, kacang hijau, kedelai, tanpa penambahan bahan atau
sorgum, tapioka, pati umumnya pati sagu, dengan penambahan bahan
kacang tanah, tahu, kedelai. aditif
yang merupakan bahan kimia.
4. BAHAN HEWANI
a. Bahan yang dihasilkan dari hewan madu Bahan yang dihasilkan dari
murni, susu segar, telur segar/asin. halal: hewan tanpa penambahan
bahan atau ada penambahan
garam.
5. BAHAN MIKROBIAL
6. LAIN-LAIN
Makanan Minuman
Ayam Goreng Salero Rempah Air Mineral
Ayam Goreng Kremes Bandrek
Ayam Goreng Cabe Ijo V60
Ayam Goreng Telur Asin Vietnam Drip
Ayam Goreng Rica-rica French Press
Ayam Goreng Penyet Ice Vietnam Drip
Mi Rebus Telur Affogato
Mi Rebus Kornet Kopi Tubruk
Mi Rebus Kornet Keju Liong Kopi
Mi Rebus Telur Milkyway Gayo
Chicken Cheese Steak Kopi Jantan
Chicken Steak Wamena
Chicken Lumero Mozarella Ice Rozzo Coffee
Beef Patty Steak Hot Chocolate
Beef Steak Hot Milo
Beef Lumero Mozarella Steak Ice Chocolate
Dory Steak Ice Milo
Dory Steak Sambal Matah Blue Ocean
Lampiran 8 Dokumentasi
Bar Pemesanan
Ruang makan
69
Kamar mandi
Mushola
70
RIWAYAT HIDUP