MUTASI COVID 19
Virus COVID-19 adalah virus yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan
coronavirus kelelawar. Berdasarkan hasil penelitian, karena memiliki perbedaan genetik yang
sangat kecil, diperkirakan virus tersebut mulai berpindah menginfeksi manusia di akhir tahun
2019.
Mutasi virus corona ini pertama kali terdeteksi pada bulan September. Pada
November, sekitar seperempat kasus di London adalah varian baru, dan mencapai hampir dua
pertiga kasus pada pertengahan Desember. Menurut Perdana Menteri Boris Johnson, mutasi
virus corona ini diduga meningkatkan transmisi antar manusia sampai dengan 70
persen. Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mutasi virus
corona terbaru di Inggris lebih mematikan daripada varian virus sebelumnya. Namun, hingga
kini para ahli masih terus memantau dan meneliti varian terbaru virus corona. Hal yang perlu
ditegaskan, mutasi virus corona terbaru ini lebih menular. Artinya, lebih banyak orang
terinfeksi dengan lebih cepat, akan menyebabkan lebih banyak orang membutuhkan
perawatan rumah sakit. Peningkatan transmisi saja sudah cukup untuk menimbulkan masalah
bagi rumah sakit.
Mutasi pada SARS-CoV-2 telah membentuk ribuan varian baru. Namun, mutasi yang
menimbulkan dampak signifikan ada 4 varian, antara lain Variant of Concern
202012/01 (VOC 202012/01), varian 501Y.V2, varian B.1.207, dan Cluster 5.