Anda di halaman 1dari 29

PEMINDAHAN TANAH

MEKANIS (PTM) &


ALAT BERAT

Oleh :
Syamsul Bahri Bahar, S.T., M.T,

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
SIFAT KONDISI MATERIAL
Pemindahan tanah dapat mengakibatkan
perubahan sifat tata tanah pada saat
dipindahkan karena dipengaruhi oleh
kondisi pemuatan tanah yang harus
dipindahkan.

Pemuatan tanah sangat menentukan


keberhasilan pelaksanaan pekerjaan
dengan tidak mengabaikan hal-hal sbb :
1. Jenis material
2. Volume material
MATERIAL
1. Jenis material
Jenis tanah yang dipindahkan
dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Material batuYang termasuk material batu
adalah granit, batu kapur, cadas dan
sejenisnya yang perlu dihancurkan dahulu
sebelum dipindahkan.
Cara penghacuran dangan “peledakan”
b. Material tanah Yang termasuk material
tanah adalah segala jenis tanah kapur,
pecahan batu kecil, kerikil sampai batas-
batas tertentu, tanah lumpur dan pasir yang
dipengaruhi oleh kelembaban tanah
tersebut.
c. Material batu tanah Yang digolongkan
dengan batu tanah adalah
pengelompokkannya berdasarkan
prosentase batu dan tanah yang
dikandungnya.
5/9/2015

ALAT ANGKUTAN JALAN REL

INVENTARISASI PEKERJAAN

Inventarisasi kegiatan pelaksanaan, Meliputi :


a. Pembongkaran tanah
b. Penggalian
c. Pengangkatan
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
f. Pemadatan

8
5/9/2015

PENETAPAN JENIS ALAT BERAT

A. PEMBONGKARAN

Jenis alat berat yang digunakan :


1. Bulldozer
2. Traktor
3. Loader
4. Excavator
5. Shovel
6. Dragline
7. Motor grader

B. PENGGALIAN

Jenis alat berat yang digunakan :


1. Bulldozer
2. Tracktor
3. Excavator
4. Shovel
5. Dragline

9
5/9/2015

C. PENGANGKATAN DAN PEMUATAN

Jenis alat berat yang digunakan :


1. Loader/forklift
2. Excavator
3. Shovel
4. Crane

D. PENGANGKUTAN DAN PEMBUANGAN


Jenis alat berat yang digunakan :
1. Dump truck
2. Loader/forklift

E. PEMADATAN
Jenis alat berat yang digunakan :
1. Compactor
2. Road roller

10
5/9/2015

Bulldozer

D65P

11
5/9/2015

Wheel Loader

Bucket Capacity 20.0 (m3

WA1200

Swamp Dozer

Blade
Capacity 3.69 (m3 )

D65P

12
5/9/2015

Hydraulic Excavator

PC200-7

Bucket
Capacity
0.93 m3

Backhoe Loader

Front
Bucket
Capacity
Backhoe
1.0 m3
Bucket
Capacity
0.3 m3

WB93R

13
5/9/2015

Hydraulic Shovel

Blade PC4000
Capacity
22 m3

Off Highway
Dump Truck

Rated
Payload
149 m-ton

14
5/9/2015

TRAKTOR

Motor Grader

Blade
Capacity 3,710 m3 GD623

15
5/9/2015

Wheel Dozer

Blade Capacity 8.0 m3

WD600

Dozer Shovel

16
5/9/2015

Mobile Crusher

BR500JG

Crushing
Capacity 100-460 ton/hour

Articulated ump
Truck

17
5/9/2015

SIFAT KONDISI MATERIAL YANG


DIPINDAHKAN
Pemindahan tanah dapat mengakibatkan
perubahan sifat tata tanah pada saat
dipindahkan karena dipengaruhi oleh kondisi
pemuatan tanah yang harus dipindahkan.
Pemuatan tanah sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dengan
tidak mengabaikan hal-hal sbb :
1. Jenis material
2. Volume material

Lanjutan .
1. Jenis material
Jenis tanah yang dipindahkan dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu :
a.Material batu
Yang termasuk material batu adalah granit,
batu kapur, cadas dan sejenisnya yang perlu
dihancurkan dahulu sebelum dipindahkan.
Cara penghacuran dangan peledakan

18
5/9/2015

b. Material tanah
Yang termasuk material tanah adalah segala jenis
tanah kapur, pecahan batu kecil, kerikil sampai
batas-batas tertentu, tanah lumpur dan pasir yang
dipengaruhi oleh kelembaban tanah tersebut.
c. Material batu tanah
Yang digolongkan dengan batu tanah adalah
pengelompokkannya berdasarkan prosentase batu
dan tanah yang dikandungnya.

2. Volume Material
Hal-hal yang penting untuk diketahui adalah :
a.Bobot material
Diperkirakan dahulu sebelum pelaksanaan agar
dapat diketahui dengan tepat dan jelas kapasitas
alat yang digunakan disamping penentuan alat
yang digunakan baik untuk membongkar,
memuat, maupun mengangkut supaya jangan
sampai menimbulkan kecelakaan.
b. Pemuaian material
Pada umumnya jika kondisi material berubah dari
aslinya maka akan mengalami perubahan
volume.

19
5/9/2015

c. Kemampuan untuk dipadatkan


Pemadatan tanah pindahan biasanya dilakukan
dengan kepadatan lebih padat dari kondisi aslinya.
Dengan melakukan pemadatan, maka volume
akan berkurangnya/susut dan penyusutan ini
dihitung dari tanah asli, bukan dari tanah yang
telah digemburkan.

sElEsAi

20
ANALISA BIAYA HARGA SATUAN PEKERJAAN ALAT BERAT

A. BIAYA LANGSUNG (BIAYA KEPEMILIKAN/OWNING COST)


1. Biaya Penyusutan
Pada pembahasan ini untuk menentukan besarnya deprisiasi setiap tahunnya digunakan
metode Straight Line Method. Besarnya biaya penyusutan yaitu :
B−C
P=
W
dimana :
P = Biaya penyusutan (Rp)
B = Harga pokok alat (Rp)
C = Nilai sisa alat (Rp)
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun (jam)

Untuk waktu penyusutan pabrik pembuat alat memberikan rekomendasi sesuai dengan jenis alat
dan kondisi kerja.

Tabel 1. Jangka Waktu Penyusutan (jam)


KONDISI PEKERJAAN
JENIS ALAT MERK/TYPE ALAT RINGAN SEDANG BERAT
CAT D3-D7 12000 10000 8000
tractor (Track) CAT D8-D10 18000 15000 12000
KOM D20-D37 12000 10000 8000
KOM D40-D85 15000 12000 10000
KOM D20-D65 12000 10000 8000
Loader (Track) KOM WA180 14000 12000 10000
CAT 900 12000 10000 8000
Excavator KOM PC200 12000 10000 8000
CAT 320D 12000 10000 8000
KOM HD205-HD785 25000 20000 15000
Dump Truck CAT- 25000 20000 15000
Sumber : (Caterpillar Performance Handbook Edition 14 dan Spesification and
Aplikation Handbook Edition 5 Komatsu).

Tabel 2.10. Kondisi Kerja Versi Caterpillar Dan Komatsu


KONDISI PEKERJAAN
NO JENIS ALAT RINGAN SEDANG BERAT
Menarik scraper Membajak dilokasi
Pekerjaan pertanian Pekerjaan tanah pada berbatu
1. Tractor Tempat umumnya Pemindahan tanah
(Track) pengambilan Menggusur dan dilokasi berbatu
Yang ringan membajak Kondisi lapangan
lainnya Gusuran tanah material keras
liat,pasir,kerikil

1
Memuat dari stock Menggali di bukit Material berat
2. Loader (Track) pile Kadang-kadang Lokasi berbatu
Sedikit angkut dan membajak Membajak dalam jarak-
putar Kadang-kadang panjang
Material ringan menggunakan- tenaga
penuh
Mengangkut Muat dan angkut Memuat batu hasil
3. Motor Scraper material- pada dengan berbagai bajakan
tempat datar metode Sering everload
Pemuatan ringan Pemindahan tanah Mengangkut pada jalan-
pada- pembuatan keras dan kasar
jalan
Galian dangkal Galian menerus Pemuatan menerus
Jam kerja Tanah liat material batu
Excavator maksimal 4- jam Kadang-kadang Sering mengangkut
4. Tanah lunak,tidak mengangkut pada- jalan yang keras
ada- hambatan Sering dengan daya dan kasar
penuh Tanah berbatu
daya selalu penuh
Dimuat dengan Dimuat dengan Dimuat dengan loader
Dump Truck loader- dalam berbagai metode- dan yang- kebesaran
5. Lapangan kombinasi optimal kondisi Sering overloading
Permukaan jalan Mengangkut pada jalan-
kerja- baik tanpa kasar
kemiringan
Pemadatan pasir Pemadatan tanah Pemadatan pada lokasi-
6. Compactor Pemadatan campur batu berbatu
sampah- rumah Pemadatan tanah Pemadatan samaph
tangga. industri- yang keras
Sumber : (Caterpillar Performance Handbook Edition 14 dan Spesification and Aplikation Handbook
Editon 5 Komatsu)

2. Nilai Sisa (salvage value)


Nilai sisa adalah nilai jual alat setelah selesainya umur ekonomis alat tersebut. Nilai jual
yang dimaksud, apabila alat masih dapat digunakan atau masih laku untuk di jual. Besarnya nilai
sisa ditentukan dari pabrik pembuat alat sebesar 10 % dari harga alat tersebut yaitu :
C = B x 10%
dimana :
C = Nilai sisa alat (Rp)
B = Harga pokok alat (Rp)
Tetapi kadang-kadang ada pula estimator yang menganggap bahwa nilai sisa sama dengan
nol. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa biaya kepemilikan akan lebih tinggi, jika nilai sisa tidak
ada atau nol.

3. Suku Bunga, Pajak dan Asuransi.


1. Suku Bunga
Suku bunga yang dimaksud apabila seorang investor membeli alat dengan pinjaman modal dari
bank. Agar tidak merugi didalam menggunakan modal tersebut, peminjam modal harus

2
memperhitungkan bunga modalnya. Oleh karena itu bunga modal dimasukan ke dalam biaya
pemilikan, sehingga seolah-olah kita yakin bahwa keuntungan dari pelaksanaan pekerjaan akan
jauh lebih besar dari bunga modal itu sendiri. Dalam pembahasan ini besarnya suku bunga
adalah 20 % dari modal pinjaman.
2. Asuransi
Untuk asuransi ada beberapa jenis, tetapi di dalam pengelolaan peralatan biasanya hanya
dikenal dua jenis asuransi yang terdiri dari:
a. Asuransi dalam pengangkutan
b. Asuransi dalam pengoperasian

Tetapi untuk lebih baiknya didalam pengangkutan dan pengoperasian alat, para investor pada
umumnya lebih condong mengambil asuransi “semua resiko (all risk)”. Yang dimaksud all
risk adalah dalam hal kecelakaan lalu lintas, kebakaran, terguling dalam pengangkutan,
terguling pada waktu melaksanakan pekerjaan dan lain-lain. Besarnya asuransi yang harus
dibayarkan sangat tergantung dari harga alat, jenis pekerjaan yang dilaksanakan, lokasi
pekerjaan dan kondisi Negara yang bersangkutan, yang kesemuanya itu dinilai oleh
perusahaan asuransi..
3. Pajak
Di Indonesia belum ada peraturan yang definitif mengenai pajak terhadap kepemilikan alat
berat, tetapi dapat diambil secara keselutuhan bahwa pajak kekayaan perusahaan adalah sudah
termaksud peralatan. Jadi nilai pajak perjam akan sama besarnya dengan pajak tahunan di bagi
jak kerja efektif pertahun. Besarnya nilai asuransi dan pajak terhadap kepemilikan alat berat
adalah 0,2% dari harga pokok alat. Untuk menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
pajak dan asuransi (F) adalah sebagai berikut :
Ins x B
F=
W

Dimana :
Ins = Pajak dan asuransi (0,2%)
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun (jam)
B = Harga pokok alat (Rp)

4. Biaya Operasi (Operating Cost)


Biaya opoerasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan selama alat tersebut digunakan. Bila
alat bekerja ditempat yang berat, maka pemakaian bahan baker dan pelumas akan naik bila
dibangdingkan alat bekerja di tempat ringan, begitu juga untuk harga bahan bakar dan pelumas
3
dilokasi pekerjaan akan berbeda dengan harga di Stasium Pompa Bahan Bakar Umum (SPBU).
Namun harga di lapangan biasanya di tambah harga angkutan ke tempat lokasi pekerjaan yang
besarnya 1 % dari harga bahan bakar dan pelumas.

4.1. Bahan Bakar


Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakn
disamping medan yang berat atau ringan juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya
memberikan perkiraan konsumsi bahan bakar sesui dengan daya mesin dan alat tersebut.
Biaya Bahan Bakar = b x Pw x Ms
Dimana :
b : Koefisien bahan bakar 0,120 – 0,150 (Liter/HP/Jam)
Pw : Daya mesin (HP)
Ms : Minyak solar ( Rp )
Atau bahan bakar dapat digunakan pendekatan sebagai berikut :
- 0,06 galon/jam/HP atau 0,3 liter/PK/jam untuk mesin dengan bahan bakar bensin.
- 0,04 galon/jam/HP atau 0,125 liter/HP/jam untuk mesin dengan bahan bakar solar/disel.

Tabel 2.11. Penggunaan Bahan Bakar Per Jam


KONDISI PEKERJAAN
TYPE RINGAN SEDANG BERAT
Liter/Ja Galon/ja Liter/ja Galon/ja Liter/jam Galon/jam
m m m m
Cat 320D 19-25 5-6,5 26-34 7-9,0 32-40 8,5-10,5
PC200 8-11,0 2-2,8 12-14,0 3-4,0 15-17 4,2-4,5
623 28-34 7,5-9 38-44 10-11,5 47-53 12,5-14
CS533C 8-11,0 2,5-3 11-17,5 3,5-4 15-23 4,5-5
WA180 17-23 4,5-6,1 24-29 5,5-7,4 30-36 7,9-9,5
HD325 12-14,0 3,2-3,7 21-24 5,5-6,3 29-34 7,7-9
Sumber :( Caterpillar Performance Handbook Edition 14 dan Spesifications and Aplikation Handbook
Edition 5 Komatsu).

4.2. Minyak Pelumas


Kebutuhan minyak pelumas atau minyak hidrolis tergantung dari besarnya bak karter
(crank case) dan lamanya periode pergantian minyak pelumas, biasanya antara 100-200 jam
pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk, dan filter biasanya pabrik
pembuat memberikan perkiraan yang tergantung pada kondisi medan kerjanya yaitu :
- ringan : gerakan-gerakan teratur dan banyak istrahat tidak membawa muatan penuh.
- Sedang : gerakan-gerakan teratur dengan muatan tidak penuh.

4
- Berat : pekerjaan terus-menerus dengan tenaga mesin penuh.
Apabila dari pabrik tidak memberikan perkiraan konsumsi minyak pelumas, maka dapat
diperkirakan sebagai berikut :

I = f x Pw x Mp
Dimana :
I = Biaya Minyak Pelumas (Rp)
f = Faktor kondisi lapangan ringan 0,025 s/d berat 0,03 (Liter/HP/Jam)
Pw = Daya mesin (HP)
Mp = Minyak peluma (Liter)

Untuk penggunaan pelumas, pabrik pembuat alat memberikan rekomondasi sesuai dengan
kondisi kerja lapan

Tabel 2.12. Penggunaan Pelumas Per jam


TYPE KARTER MESIN TRANSMISI FINAL DRIVE SISTIM HIDROLIS GREASE
ALAT Liter/jam Galon/jam Liter/jam Galon/jam Liter/jam Galon/jam Liter/jam Galon/jam Kg/jam
D7G 0,44 0,13 0,66 0,19 0,48 0,14 0,53 0,15 0,22
WA180 0,11 0,03 0,12 0,03 0,04 0,01 0,06 0,02 0,02
623 1,18 0,35 0,92 0,27 0,90 0,27 0,78 0,23 3,40
HD325 0,15 0,04 0,11 0,03 0,03 0,01 0,107 0,02 0,02
PC200 0,30 0,09 0,23 0,01 0,06 0,07 0,32 0,09 0,38
320D 0,30 0,09 0,23 0,01 0,06 0,07 0,32 0,09 0,38
Sumber : (Caterpillar Performance Handbook Edition 14 dan Spesification and Aplication Handbook Edisi 5
Komatsu

4.3. Biaya Penggantian Ban


Biaya ban tidak termasuk harga beli alat untuk deprisiasi, hal ini di karenakan ban jauh
lebih cepat aus dari pada alat yang lain. Ban akan diganti berkali-kali sebelum habis umur
ekonomis alat, sehingga ban dimasukkan kedalam biaya operasi. Biaya untuk penggantian ban
sangat berbeda-beda tergantung dari pengoperasiannya, keadaan lapangan dan kwalitas ban itu
sendiri. Oleh karena itu paling sulit untuk memperkirakan secara pasati atau tepat biaya
penggantian ban. Untuk penggantian ban sebaiknya menurut pengalaman yang pernah dilakukan
oleh pemiliknya atau menurut pengalaman yang pernah dilakukan oleh pemiliknya atau menurut
rekomendasi dari pabrik pembuatnya. Adapun besarnya biaya penggantian ban yaitu :
Besarnya biaya penggantian Ban yaitu :

5
BN
L=
h
Dimana :
L = Biaya penggantian ban (Rp)
BN = Harga Ban Baru (Rp)
h = Umur ban (jam)

Sedangkan untuk biaya reparasi ban sebesar 15 % dari biaya penggantian ban. Berikut ini
perkiraan umur ban berdasarkan rekomondasi dari pabrik pembuat alat

Tabel 2.13. Perkiraan Umur Ban (jam)/tahun


KONDISI PEKERJAAN
JENIS ALAT RINGAN SEDANG BERAT
Whell Loader 4000 2000 1000
Dump Truck 3500 2500 1500
Excavator 3000 1500 1000
Sumber : (Caterpillar Performance Handbook Edition dan Spesifications and Aplikation Handbook Edition
5 Komatsu)

4.4. Biaya Bengkel


Biaya bengkel yang dimaksud adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya
penyimpanan alat berat di bengkel, sebesar yaitu :
qxB
G=
W
Dimana :
G = Biaya bengkel (Rp)
B = Harga Alat (Rp)
q = Faktor bengkel 6,25% s/d 8,75%
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun (jam)

4.5. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan


Untuk menjaga kondisi alat agar selalu bekerja normal dan baik perlu adanya
pemeliharaan, pengganti suku cadang dengan yang baru. Biaya perbaikan merupakan biaya
terbesar dari biaya operasi karena didalamnya termaksud biaya untuk suku cadang, yang
kerusakannya lebih cepat bila dibandingkan dengan suku cadang yang lain. Hal ini disebabkan
oleh karena gesekan langsung suku cadang dengan tanah atau material yang dikerjakan. Suku
cadang ini kadang-kadang bisa diperbaiki tetapi kadang-kadang juga harus diganti. Perbaikan suku
cadang bisa merupakan pengelasan-pengelasan atau penambahan-penambahan pada ujung suku

6
cadang dengan cara pengelasan-pengelasan. berapa lama suku cadang tersebut dapat digunakan
sangat tergantung dari kwalitas bahan suku cadang dan jenis material yang dikerjakan. Suku-suku
cadang yang dimaksud adalah:
1. Ujung bajak (Ripper Point)
2. Pisau bajak
3. Pisau blade
4. Ujung grader
Besarnya biaya perbaikan dapat diperkirakan sesuai dengan waktu penggunaannya. Tetapi
pada umumnya, biaya perbaikan adalah merupakan biaya rata-rata dari seluruh total biaya
perbaikan selama waktu kerjanya. Dengan kata lain dianggap bahwa biaya perbaikan yang
seharusnya dibayar kemudian telah dibayarkan lebih dahulu. Besarnya biaya perbaikan yaitu :
exB
K=
W
Dimana :
K = Biaya perbaikan dan pemeliharaan (Rp)
B = Harga Alat (Rp)
e = Faktor perbaikan ringan 0,125 s/d berat 0,175
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun (jam)

4.5.1.1. Gaji/Upah Operator


Untuk menentukan gaji atau upah operator factor yang mempengaruhi adalah kecakapan,
pengalaman operator, kemampuan emilik alat serta kondisi sosial Negara yang bersangkutan. Di
Indonesia gaji/upah operator sangat rendah, tetapi dalam pelaksanaannya harus diingat bahwa
gaji/upah operator harus diusahakan sama dengan biaya hidup pokok minimal setempat, meskipun
besarna sangat relatif.

B. BIAYA TIDAK LANGSUNG


Biaya tidak langsung adalah biaya yang dipergunakan untuk keperluan overhead, biaya
pengawasan pemborong dan biaya gudang besarnya 5 % - 15 % dari biaya langsung.

1. Keuntungan Dan Pajak


Keuntungan dan pajak diperhitungkan jika pelaksanaan pekerjaan di borongkan dimana
besarnya keuntungan ± 10 % dari jumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung demikian juga
dengan pajak pendapatan sebesar 5 % dari jumlah biaya langsung, tidak langsung dan keuntungan.

7
Biaya-biaya yang telah dijelaskan diatasa harus dihitung dengan tepat sehingga biaya
satuan pekerjaan bisa diperoleh dengan tepat. Untuk alat baru, biaya pemilikan merupakan biaya
yang paling dominan dan boleh dikatakan tidak dapat dikendalikan, dan bila akan mengendalikan
biaya peralatan harus diawasi terus biaya operasi dan perbaikan/pemeliharaan. Pengendalian biaya
peralatan yang ketat akan menghasilkan laba/keuntungan seperti perencanaan semula.

C. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Didalam pelaksanaan pekerjaan dengan meggunakan peralatan berat, perhitungan Harga
Satuan Pekerjaan (HSP) untuk keperluan penyusunan kontrak antara proyek dan kontraktor yang
perlu mendapat perhatian adalah :

1. Dikerjakan Sendiri (Owner)


Pada pelaksanaan pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut dikerjakan sendiri oleh pemilik
proyek/owner dengan mempertimbangkan biaya yang serendah-rendahnya. Oleh karena itu yang
harus diperhatikan adalah :
1. Peralatan, Operasional dan Perabaikan dari Proyek
Komponen yang harus diperhitungkan yaitu :
a. Biaya lansung yang terdiri dari :
- Biaya operasional dan perawatan
- Biaya perbaikan
b. Biaya tidak langsung
2. Peralatan Sewa, Operasional dan Perbaikan dari Proyek
Komponen yankg harus diperhitungakan yaitu :
a. Biaya langsung yang terdiri dari :
- Biaya pemilikan
- Biaya operasional dan perawatan
- Biaya perbaikan
b. Biaya tidak langsung
3. Peralatan, Perbaikan Sewa dan Operasional dari Proyek
Komponen yang harus diperhitungkan baiaya langsung yang terdiri dari :
- Biaya pemilikan
- Biaya operasional dan perawatan
- Biaya perbaikan

2. Diborongkan/Kontrak
8
Pada pelaksanaan pekerjaan dengan diborongkan yang dimaksud adalah pekerjaan yang
tidak dilakukan oleh pemilik proyek, dimana pekerjaan tersebut diserahkan kepada kontraktor.
Oleh karena itu yang harus diperhatikan adalah :
1. Peralatan, Operasional dan Perbaikan dari Konraktor
Komponen yang harus diperhitungkan yaitu :
a. Biaya langsung yang terdiri dari :
- Biaya pemilikan
- Biaya operasional dan perawatan
- Biaya Perbaikan
b. Biaya tidak langsung
2. Peralatan dari Proyek dan Operasional, perbaikan dari Kontraktor
Komponen yang harus diperhitungkan yaitu :
a. Biaya langsung yang terdiri dari :
- Biaya operasional dan perawatan
- Biaya perbaikan
b. Biaya tidak langsung
c. Keuntungan dan Pajak
3. Peralatan, perbaikan dari Proyek dan Operasional dari Kontraktor
Komponen yang harus diperhitungkan yaitu :
a. Biaya langsung yang terdiri dari :
- Biaya operasional dan perawatan
- Biaya perbaikan
b. Biaya tidak langsung
c. Keuntungan dan pajak
Dari kedua cara pelaksanaan pekerjaan diatas yang mempunyai model atau variasi-variasi
yang berbeda-beda dalam pekerjaannya, yang diharapkan menghasilkan Harga Satuan Pekerjaan
(HSP) yang rendah atau yang paling ekonomis serta menguntungkan, sehingga biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan jalan dapat ditekan serendah mungkin.

9
CONTOH SOAL

HITUNG BERAPA BIAYA HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


Bila diketahui data-data alat di bawah ini sebagai berikut :
1. Tingkat suku bunga i = 20%
2. Asuransi a = 0,2%
3. Upah operator/sopir U1 = Rp. 15.714,29/Jam
4. Upah pemb.operator/supirU2 = Rp. 10.000/Jam
5. Biaya bahan bakar solar Ms = Rp. 7.000/Liter
6. Biaya minyak pelumas Mp = Rp. 23.000/Liter

1. Analisa Sewa Dump Truck


Tenaga (Pw) = 125 HP
Kapasitas (Cp) = 5 Ton
Alat Baru : - Umur Ekonomis (A) = 5 Tahun
- Jam Kerja Dalam 1 Tahun (W) = 2.000 Jam
- Harga Alat (B) = Rp. 320.000.000,-
- Harga Ban (L) = Rp. 5.000.000,-
- Umur Ban Dalam 1 Tahun (h) = Rp. 2.500,- Jam
- Kapasitas Produksi (K) = 12 M3/Jam

a. Biaya Kepemilikan Alat Perjam :


- Nilai sisa alat (C) = 10% x Rp. 320.000.000,- = Rp. 32.000.000,-
% ( %)
- Faktor angsuran modal (D) =( ( %)
)
% ( %)
=( ( %)
) = 0,334
– ( . . . . . . , )
- Biaya pengembalian modal (E) = = .

= Rp. 48.150,68
( ) , % . . .
- Asuransi dll = = = Rp. 320
.
- Biaya Kepemilikan Alat Perjam = Rp. 48.150,68 + Rp. 45.000,-
= Rp. 48.470,68
b. Biaya Operasi Alat Perjam :
- Biaya bahan bakar = b x Pw x Ms = Rp. 168.000
= 0,120 x 125 HP x Rp. 7.000,- = Rp. 168.000
10
- Biaya minyak pelumas = f x Pw x Mp = Rp. 79.062,50
= 0,0275 x 125 HP x Rp. 23.000,- = Rp. 79.062,50
( ) ( . . . )
- Biaya penggantian ban = = .
= Rp. 2.000
( ) ( , % . . . )
- Biaya Bengkel = = .
= Rp. 14.000
( )
- Biaya perawatan/perbkn =
( , % . . . )
= .
= Rp. 20.000
- Biaya Operator = 1 orang x Rp. 15.714,29 = Rp. 15.714,29
- Biaya Pemb. Operator = 1 orang x Rp. 10.000 = Rp. 10.000
Jumlah Biaya Operasi Alat Perjam = Rp. 308.776,79
c. Biaya Sewa Perjam = Biaya Kepemilikan Alat + Biaya Operasi Alat
= Rp. 48.470,68 + Rp. 308.776,79
= Rp. 357.247,47
( ) ( . . . )/
d. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) = =

= Rp. 19.770/M3

2. Analisa Sewa Excavator


Tenaga (Pw) = 133 HP
Kapasitas (Cp) = 0,93 M3
Alat Baru : - Umur Ekonomis (A) = 5 Tahun
- Jam Kerja Dalam 1 Tahun (W) = 2.000 Jam
- Harga Alat (B) = Rp. 1.400.000.000,-
- Harga Ban Besi (BN) = Rp. 50.000.000,-
- Umur Ban Dalam 1 Tahun (h) = Rp. 1.500,-
- Kapasitas Produksi (K) = 50 M3/Jam

a. Biaya Kepemilikan Alat Perjam :


- Nilai sisa alat = 10% x Rp. 1.400.000.000,- = Rp. 140.000.000,-
% ( %)
- Faktor angsuran modal =( ( %)
) = 0,334
( . . . . . . . ) , )
- Biaya pengembalian modal = .

= Rp. 210.659,21
, % . . . .
- Asuransi dll = .
= Rp. 1.400,-

- Biaya Kepemilikan Alat Perjam = Rp. 210.659,21 + Rp. 1.400,-


= Rp. 212.059,-
11
b. Biaya Operasi Alat Perjam :
- Biaya bahan bakar = 0,120 x 133 HP x Rp. 7.000,- = Rp. 178.752
- Biaya minyak pelumas = 0,0275 x 133 HP x Rp. 23.000,- = Rp. 84.122,50
( . . . )
- Biaya penggantian ban = = Rp. 33.000
.
( , % . . . . )
- Biaya Bengkel = .
= Rp. 61.250
( , % . . . . )
- Biaya perawatan/perbkn = .
= Rp. 87.500
- Biaya Operator = 1 orang x Rp. 15.714,29 = Rp. 15.714,29
- Biaya Pemb. Operator = 1 orang x Rp. 10.000 = Rp. 10.000
Jumlah Biaya Operasi Alat Perjam = Rp. 470.339,-
c. Biaya Sewa Perjam = Rp. 212.059,- + Rp. 470.339,-
= Rp. 682.398,-
( ) ( . . )/
d. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) = = /

= Rp. 13.648/M3

12

Anda mungkin juga menyukai