Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ACUT MIOKARD INFARK (AMI)

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN: NYERI AKUT DENGAN


PENERAPAN TERAPI GUIDED IMAGERY DI RUANG
ICCU RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners

Disusun oleh:

MARIYUN, S.Kep.
A31801147

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019

STIKes Muhammadiyah Gombong


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ACUT MIOKARD INFARK (AMI)
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN: NYERI AKUT DENGAN
PENERAPAN TERAPI GUIDED IMAGERY DI RUANG
ICCU RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners

Disusun oleh:

MARIYUN, S.Kep.
A31801147

PEMINATAN KEPERAWATAN GADAR KRITIS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019

i STIKes Muhammadiyah Gombong


ii STIKes Muhammadiyah Gombong
iii STIKes Muhammadiyah Gombong
iv STIKes Muhammadiyah Gombong
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga dengan ridho-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pasien Acut Miokard Infark (AMI) Dengan Masalah Keperawatan: Nyeri Akut
Dengan Penerapan Terapi Guided Imagery Di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman
Kebumen”.
Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada yang terhormat:

1. Hj. Herniyatun, M.Kep., Sp.Kep.Mat. selaku Ketua STIKes


Muhammadiyah Gombong.
2. dr. Iwan Danardono, Sp.Rad., M.M.R. selaku Plt. Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soedirman Kebumen, Kepala Bidang Pelayanan Medis.
3. Eka Riyanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong.
4. Dadi Santoso, M.Kep. selaku Koordinator Profesi Ners Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Gombong.
5. Putra Agina Widyaswara Suwaryo, M.Kep. selaku Dosen Pembimbing
yang senantiasa selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Podo Yuwono, S.Kep., Ns., M.Kep., CWCS. selaku Dosen Penguji yang
senantiasa selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar STIKes Muhammadiyah Gombong.
8. Kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
9. Kepada keluarga istri dan anak-anaku tercinta.
10. Seluruh rekan-rekan perjuangan Profesi Ners Keperawatan Reguler B13
Kelas Kebumen, Cilacap dan Wonosobo.

v STIKes Muhammadiyah Gombong


11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya.
Aamiin ya rabbal alamin.

Gombong, 08 Oktober 2018

Penulis

vi STIKes Muhammadiyah Gombong


vii STIKes Muhammadiyah Gombong
Program Studi Profesi Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KIAN, Mei 2019
Mariyun1), Putra Agina Widyaswara Suwaryo 2)

ABSTRAK

“ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ACUT MIOKARD INFARK (AMI)


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN: NYERI AKUT DENGAN
PENERAPAN TEHNIK GUIDED IMAGERY DI RUANG
ICCU RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN”

XV + 92 Halaman + 2 Tabel + 2 Gambar + 12 Lampiran

Latar belakang, Acut Miokard Infark (AMI) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri
koroner. Tehnik Guided Imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat
dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Penatalaksanaan
non-farmakologi menggunakan tehnik Guided Imagery.
Tujuan umum, Menjelaskan asuhan keperawatan dengan pemberian tehnik Guided
Imagery pada pasien Acut Miokard Infark dengan masalah keperawatan nyeri akut di
Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen.
Hasil asuhan keperawatan, Pengkajian dilakukan kepada tiga pasien Acut Miokard
Infark secara alloanamnesa dan autoanamnesa, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik
serta penunjang. Dari analisa data yang didapatkan penulis menarik kesimpulan masalah
keperawatan prioritas adalah nyeri akut. Setelah dilakukan tindakan intervensi dan
implementasi tehnik Guided Imagery selama 3x24 jam didapatkan pasien merasa aman
dan nyaman serta ada penurunan skala nyeri sedang menjadi ringan.
Rekomendasi, Pemberian tehnik Guided Imagery pada pasien dengan gangguan rasa
aman dan nyaman terbukti dapat digunakan untuk mengurangi skala nyeri, menenangkan
pasien terhindar dari rasa cemas /khawatir. Manfaat dari tehnik Guided Imagery yaitu
sebagai intervensi perilaku untuk mengatasi kecemasan, stress dan nyeri. Sehingga
menurunkan skala nyeri. Adapun sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan mandiri
sehingga penurunan skala nyeri lebih tepat efisien.

Kata Kunci: Acut Miokard Infark, Nyeri Akut, Tehnik Guided Imagery

Keterangan:
1)
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong
2)
Dosen Pembimbing Program Studi Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong

viii STIKes Muhammadiyah Gombong


Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Minithesis, May 2019
Mariyun 1), Putra Agina Widyaswara Suwaryo 2)

ABSTRACT

“NURSING ACUTE MIOKARD INFARK (AMI) PATIENTS WITH


NURSING PROBLEMS: ACUTE PAIN WITH APPLICATION OF
GUIDED IMAGERY TECHNIQUES IN ICCU ROOM
dr. SOEDIRMAN HOSPITAL AT KEBUMEN”

XV + 92 Page + 2 Table + 2 Figures + 12 Appendices

Background, Acute myocardial infarction (AMI) is defined as myocardial necrosis


caused by in adequate blood supply due to acute blockage in the coronary arteries. The
technique of Guided Imagery is a method of relaxation to imagine places and events
related to a pleasant sense of relaxation. Non-pharmacological management uses the
technique of Guided Imagery.
General Purpose, Explaining nursing of care by giving a technique of Guided Imagery
to patients with Acute Myocardial Infarction with acute pain nursing problems in the
ICCU Room of RSUD dr. Soedirman hospital at Kebumen.
Result of nursing care, The study was conducted on three patients with Acute
Miocardial Infarction in alloanamnesa and auto-imaging, then physical and supporting
examinations were carried out. From the data analysis obtained by the author drawing
conclusions priority nursing problems are acute pain. After intervention and the
implementation of the 3x24 hour Guided Imagery technique, the patient felt safe and
comfortable and there was a decrease in the scale of the pain being mild.
Recommendations, Giving Guided Imagery techniques to patients with a safe and
comfortable feeling disorder has been proven to be used to reduce the scale of pain,
soothe patients to avoid anxiety /worry. The benefit of the technique of Guided Imagery
is as a behavioral intervention to overcome anxiety, stress and pain. Thus reducing the
scale of pain. As for it should be carried out continuously and independently so that the
reduction in the scale of pain is more precisely efficient.

Keywords: Acute Myocardial Infarction, Acute Pain, technique of Guided Imagery

Information:
1)
Bachelor Nursing Student STIKes Muhammadiyah Gombong
2)
Lecturer STIKes Muhammadiyah Gombong

ix STIKes Muhammadiyah Gombong


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... . iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................... 6
C. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis................................................................................... 8
1. Pengertian................................................................................... 8
2. Etiologi....................................................................................... 8
3. Manifestasi klinis........................................................................ 10
4. Patofisiologi................................................................................ 10
5. Penatalaksanaan.......................................................................... 11
B. Konsep Dasar Masalah Keperawatan............................................... 17
1. Pengertian................................................................................... 17
2. Batasan karakteristik................................................................... 18
3. Faktor penyebab.......................................................................... 19

x STIKes Muhammadiyah Gombong


C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ......................................... 21
1. Fokus pengkajian........................................................................ 25
2. Diagnosa keperawatan................................................................ 25
3. Intervensi (berdasarkan penelitian terkini dan buku teks).......... 25
4. Implementasi keperawatan......................................................... 29
5. Evaluasi keperawatan................................................................. 29
D. Kerangka Konsep............................................................................. 30
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis /Desain KIA-N menggunakan Desain Studi Kasus Deskriptif 31
B. Subjek Studi Kasus........................................................................... 31
C. Fokus Studi Kasus............................................................................ 32
D. Definisi Operasional......................................................................... 32
E. Instrumen Studi Kasus..................................................................... 33
F. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 33
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus........................................................ 35
H. Analisis Data dan Penyajian Data.................................................... 35
I. Etika Studi Kasus............................................................................. 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lahan Praktik.......................................................................... 38
1. Visi dan misi RSUD dr. Soedirman Kebumen........................... 39
2. Gambaran Ruang ICCU............................................................. 40
3. Jumlah kasus (disesuaikan dengan BOR Ruang ICCU)............ 44
4. Upaya pelayanan dan penanganan yang dilakukan Ruang ICCU 44
B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan (3 Pasien).......................... 45
1. Ringkasan proses pengkajian...................................................... 45
2. Diagnosa keperawatan................................................................ 47
3. Rencana asuhan keperawatan..................................................... 48
4. Implementasi............................................................................... 50
5. Evaluasi....................................................................................... 52

xi STIKes Muhammadiyah Gombong


C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan.......................................... 82
D. Pembahasan...................................................................................... 82
1. Analisis karakteristik klien /pasien............................................. 82
2. Analisis masalah keperawatan.................................................... 84
3. Analisis tindakan keperawatan pada diagnosa keperawatan utama86
4. Analisis tindakan keperawatan sesuai dengan hasil penelitian... 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 90
B. Saran................................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii STIKes Muhammadiyah Gombong


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional..................................................................... 26


Tabel 4.1 Diagnosa Medis Ruang ICCU...................................................... 44

xiii STIKes Muhammadiyah Gombong


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 30

xiv STIKes Muhammadiyah Gombong


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Askep KIAN Pasien 1 TN.A


Lampiran 2 Askep KIAN Pasien 2 TN.S
Lampiran 3 Askep KIAN Pasien 3 TN.H
Lampiran 4 Struktur Organisasi Ruang ICU /ICCU
Lampiran 5 Denah Ruang ICU /ICCU
Lampiran 6 Lembar Penjelasan Penelitian /Penulis
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Menjadi Responden /Informed Consent
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Skala Nyeri
Lampiran 9 Lembar Bimbingan KIAN
Lampiran 10 Lembar Revisi Penguji 1
Lampiran 11 Lembar Revisi Penguji 2
Lampiran 12 Lembar SOP Terapi Guided Imagery

xv STIKes Muhammadiyah Gombong


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acut Miokard Infark (AMI) didefinisikan sebagai nekrosis
miokardium yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat
sumbatan akut pada arteri koroner. Sumbatan ini sebagian besar
disebabkan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian
diikuti oleh terjadinya thrombosis, vasokontriksi, reaksi inflamasi dan
mikroembolisasi distal. Kadang-kadang sumbatan akut ini dapat pula
disebabkan oleh spasme arteri koroner, emboli atau vaskulitis (Muttaqin,
2012). Tanda dan gejala dari acut miokard infark terjadi nyeri dada yang
terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, nyeri sering
disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaphoresis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah (Karson, 2012). Keluhan yang
khas ialah nyeri dada restrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan
(umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastris
(Kasron, 2012).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun
2012 penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyebabkan kematian
daripada penyakit lainnya. Acut miokard infark merupakan salah satu
penyakit kardiovaskuler terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit
negara-negara industri (Antman dan Braunwald, 2010). Infark miokard
adalah kematian sel miokard akibat iskemia yang berkepanjangan.
Menurut WHO, infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari gejala,
kelainan gambaran EKG, dan enzim jantung. Infark miokard dapat
dibedakan menjadi infark miokard dengan elevasi gelombang ST (STEMI)
dan infark miokard tanpa elevasi gelombang ST (NSTEMI) (Thygesen et
al., 2012).

1 STIKes Muhammadiyah Gombong


2

Pada tahun 2013, ± 478.000 pasien di Indonesia didiagnosa penyakit


jantung koroner. Saat ini, prevalensi STEMI meningkat dari 25% hingga
40% berdasarkan presentasi infark miokard (Depkes RI, 2013). Penelitian
oleh Torry et al tahun 2011-2012 di RSU Bethesda Tomohon, angka
kejadian STEMI paling tinggi dari keseluruhan kejadian SKA yaitu 82%,
sedangkan untuk NSTEMI hanya 11% dan 7% pasien angina pektoris
tidak stabil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah
Denpasar pada tahun 2012-2013, STEMI juga merupakan kejadian
tertinggi dari keseluruhan SKA yaitu sebesar 66,7% (Budiana, 2015).
Sumatera Barat merupakan provinsi dengan prevalensi penyakit jantung
tertinggi ke-4 di Indonesia yaitu 15,4% setelah provinsi Sulawesi Tengah
(16,9%), Aceh (16,6%) dan Gorontalo (16,0%) (Delima et al., 2009).
Berdasarkan hasil penelitian di RS Khusus Jantung Sumatera Barat pada
tahun 2011-2012, menyatakan bahwa kejadian SKA terbanyak adalah
STEMI dengan persentase sebesar 52% dari keseluruhan SKA (Zahara et
al., 2013).
Hasil penelitian di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2012 juga
menunjukkan bahwa STEMI merupakan kejadian SKA yang terbanyak
dari keseluruhan kejadian SKA yang memiliki gula darah tidak normal,
yaitu sebesar 40% (Valerian et al., 2015). Penelitian lain di RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada pasien STEMI yang dilakukan tindakan IKPP
didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak yang menderita STEMI (87,5%)
dibandingkan perempuan dan usia terbanyak yaitu rentang 54,65 ± 7,77
(Ilhami YR et al., 2015). Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sekitar
53.01% infark miokard yang berada di lokasi anterior. Hal ini disebabkan
oleh pembuluh darah arteri koronaria kiri lebih banyak mendarahi 75%
bagian jantung terutama bagian anterior jantung yang mengalami
penyumbatan oleh trombus dan spasme koroner dalam waktu yang lama
(Wagyu et al., 2013).

STIKes Muhammadiyah Gombong


3

Berdasarkan observasi penulis, masalah keperawatan yang muncul


yaitu ketidakefektifan pola nafas, nyeri akut, penurunan curah jantung dan
intoleransi aktivitas dan salah satunya yaitu masalah nyeri akut.
Pengkajian pada klien dengan acut miokard infark merupakan salah satu
aspek penting dalam proses keperawatan. Hal ini penting untuk
merencanakan tindakan selanjutnya. Perawat mengumpulkan data dasar
tentang informasi status terkini dari klien melalui pengkajian sistem
kardiovaskuler sebagai prioritas. Pengkajian harus dilakukan dengan
sistematis mencakup riwayat sebelumnya dan saat ini khususnya yang
berhubungan dengan gambaran gejala seperti nyeri dada, sulit bernafas
atau keringat dingin (Muttaqin, 2012).
Dari beberapa masalah keperawatan pada pasien acut miokard infark
salah satunya yaitu nyeri akut. Keluhan yang khas pada AMI adalah nyeri
dada retrosternal (di belakang sternum), seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan
(umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan kepunggung dan epigastrium.
Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris biasa dan tidak
responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada pasien
diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat
disertai perasaan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat dingin
berdebar-debar atau sinkope dan pasien sering tampak ketakutan. Acute
Myocardial Infarc sering didahului dengan keluhan angina dan perasaan
tidak enak di dada atau epigastrium. Keluhan Nyeri dada kiri sering
mengawali serangan jantung yang memiliki resiko lebih hebat bahkan
kematian. Ketepatan penatalaksanaan nyeri dada kiri pada pasien dengan
Acute Myocardial Infarc sangat menentukan prognosis penyakit.
Penatalaksanaan nyeri pada Acute Myocardial Infarc dapat dilakukan
melalui terapi medikamentosa dan asuhan keperawatan. Perawat memiliki
peran dalam pengelolaan nyeri dada pada pasien dengan Acute Myocardial
Infarc. Intervensi keperawatan meliputi intervensi mandiri maupun
kolaboratif. Intervensi mandiri antara lain berupa pemberian relaksasi,

STIKes Muhammadiyah Gombong


4

sedangkan intervensi kolaburatif berupa pemberian farmakologis.


Intervensi nonfarmakologis mencakup terapi agen fisik dan intervensi
perilaku kognitif. Salah satu intervensi keperawatan yang digunakan untuk
mengurangi nyeri dada kiri adalah terapi Guided Imagery.
Nyeri adalah bentuk suatu rasa sensorik ketidaknyamanan yang
bersifat subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Andarmoyo,
2013). Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit
atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas
yang bervariasi dari ringan sampai berat dan berlangsung untuk waktu
yang singkat, atau dari beberapa detik kurang dari 6 bulan (Andarmoyo,
2013). Nyeri dada secara luas dapat didefinisikan sebagai keluhan nyeri
atau rasa tidak nyaman tang timbul pada dada bagian anterior diatas
epigastrum dan dibawah mandibula. Rasa nyeri yang berasal dari jantung
dapat dirasakan di rahang atau lengan (Setyohadi & al, 2012).
Berdasarkan masalah nyeri akut diatas intervensi yang akan diberikan
adalah mengurangi resiko penurunan curah jantung, meningkatkan
kemampuan diri, mengurangi ansietas, menghindari pemahaman yang
salah terhadap sifat dasar penyakit, penyebab, perawatan yang diberikan,
mematuhi program perawatan diri, mencegah komplikasi dan salah
satunya pencegahan nyeri (Muttaqin, 2012). Untuk mengurangi nyeri klien
muncul diberikan intervensi keperawatan antara lain pengkajian nyeri
(PQRST); kontrol lingkungan yang tepat mempengaruhi nyeri seperti
suhu, pencahayaan dan kebisingan; kolaborasi pemberian terapi
farmakologis analgetik (Muttaqin, 2012). Dan salah satunya menggunakan
terapi nonfarmakologi dengan mengajarkan tehnik Guided Imagery
(Novarenta, 2013).
Menurut (Novarenta 2013), dari penanganan nyeri akut diatas salah
satunya menggunakan tehnik Guided Imagery. Tehnik Guided Imagery
adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian

STIKes Muhammadiyah Gombong


5

berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan


tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman
relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010 dalam Novarenta, 2013). Guided
Imagery mempunyai elemen yag secara umum sama dengan relaksasi
yaitu sama-sama membawa klien kearah relaksasi. Tujuan dari tehnik
Guided Imagery yaitu menimbulkan respon psikologis yang kuat seperti
perubahan dalam fungsi imun (Potter & Perry, 2009). Manfaat dari tehnik
Guided Imagery yaitu sebagai intervensi perilaku untuk mengatasi
kecemasan, stress dan nyeri (Smeltzer & Bare, 2008 dalam Novarenta,
2013).
Berdasarkan latar belakang dan beberapa informasi di atas penulis
tertarik menerapkan jurnal keperawatan tentang pemberian tehnik Guided
Imagery untuk mengurangi nyeri pada pasien acut miokard infark. Karena
pada kasus ini ditemukan keluhan yang paling khas yaitu nyeri dada
(Kasron, 2012). Nyeri dada pada kasus ini diakibatkan adanya rupture plak
ateriosklerosis pada pembuluh darah koroner dan menyebabkan sumbatan
baik total maupun subtotal (Setyohadi et al, 2012). Maka intervensi yang
sesuai untuk kasus ini selain menggunakan terapi obat yaitu menggunakan
tehnik Guided Imagery, karena tehnik ini merupakan intervensi perilaku
untuk mengatasi kecemasan dan nyeri (Smeltzer & Bare 2008 dalam
Novarenta, 2013). Sehingga penulis tertarik untuk menerapkan tehnik
Guided Imagery untuk mengurangi nyeri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat Karya
Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan Dengan
Masalah Nyeri Akut Pada Pasien Acut miokard infark Dengan Penerapan
tehnik Guided Imagery Di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen”.

STIKes Muhammadiyah Gombong


6

B. Tujuan Penulisan
Tujuan disusun dalam dua hal:
1. Tujuan umum
Menjelaskan asuhan keperawatan dengan pemberian tehnik Guided
Imagery pada pasien Acut Miokard Infark dengan masalah
keperawatan nyeri akut di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman
Kebumen.
2. Tujuan khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien dengan kasus Acut
Miokard Infark dengan masalah keperawatan gangguan rasa aman
dan nyaman.
b. Memaparkan hasil analisa data pada pasien dengan kasus Acut
Miokard Infark dengan masalah keperawatan gangguan rasa aman
dan nyaman di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen.
c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan pada pasien dengan
kasus Acut Miokard Infark dengan masalah keperawatan gangguan
rasa aman dan nyaman di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman
Kebumen.
d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada pasien dengan
kasus Acut Miokard Infark dengan masalah keperawatan gangguan
rasa aman dan nyaman di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman
Kebumen.
e. Memaparkan hasil evaluasi pada pasien dengan kasus Acut
Miokard Infark di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen.
f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan (sebelum dan
sesudah tindakan) pada pasien dengan kasus Acut Miokard Infark
di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen.

STIKes Muhammadiyah Gombong


7

C. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat
kepada berbagai pihak yaitu:
1. Manfaat keilmuan
Menambah bahan literatur dan referensi dalam bidang ilmu kesehatan:
a) Asuhan keperawatan akan memberikan wawasan yang luas
mengenai masalah keperawatan gangguan rasa aman dan nyaman
pada pasien dengan Acut Miokard Infark.
b) Asuhan keperawatan sebagai bahan masukan dalam kegiatan
belajar mengajar khususnya untuk menganalisis intervensi yang
telah diberikan pada masalah gangguan rasa aman dan nyaman,
dalam hal ini adalah pemberian tehnik Guided Imagery terhadap
pasien Acut Miokard Infark yang mengalami nyeri akut.
2. Manfaat aplikatif
Menambah pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan:
Manfaat penulisan ini untuk penulis dapat menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai pengaruh pemberian tehnik Guided
Imagery terhadap penurunan skala nyeri pada pasien Acut miokard
infark.
Manfaat untuk keperawatan hasil penulisan ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan informasi khususnya di bidang
keperawatan terkait perawatan nyeri non farmakologis keefektifitasan
tindakan keperawatan dalam pemecahan masalah gangguan rasa aman
dan nyaman pada pasien Acut miokard infark.
Penulisan karya ilmiah bermanfaat untuk pasien dan keluarga
yaitu supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum
tentang gangguan system Kardiovaskuler pasien Acut miokard infark
beserta perawatan yang benar bagi pasien agar penderita mendapat
perawatan yang tepat dalam keluarganya.

STIKes Muhammadiyah Gombong


DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2007. Heart Diesease 2007. Dallas, Texas:


American Heart Association.
Andarmoyo. (2013). Konsep Dasar Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.
Berman A. Snyder S. Kozier B & Erb G. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinis Kozier & Erb edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Booloki H.M, Askari A., 2010. Acute Myocardial Infarction.
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/
cardiology/acute-myocardial-infarction/.
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka
Kerja . Yogyakarta: Gosyen.
Debeasi L.C., 2006. Anatomi Sistem Kardiovaskular, in : Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Price S. A, Wilson L. M. Edisi VI.
Elsevier Science pp. 523-526.
Dorland, W.A Newman. 2010., Kamus Kedokteran Dorland Ed.31 (Alih Bahasa :
Albertus Agung Mahode). Jakarta : EGC.
Fathoni M., 2011. Penyakit Jantung Koroner : patofisiologi, Disfungsi Endotel
dan Manifestasi Klinis. Surakarta: UNS press.
Grzybowski M, Welch R.D, Parsons L, Ndumele E.C, Chen E, Zalenski R,
Barron., 2004. The Association between White Blood Cell Count and
Acute Myocardial Infarction In-hospital Mortality: Findings from the
National Registry of Myocardial Infarction. Acad Emerg Med. 11: 1049-
1060.
Harun S, Alwi I., 2009. Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST, dalam: Buku
Ajar Ilmu Pengetahuan Penyakit Dalam Jilid II. Sudoyo A. W,
Setryohadi.
Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: SPH.

STIKes Muhammadiyah Gombong


Homenta R.S, Kalim H, Karo-karo S, Soerianata S, Harimurti G.M, Rahayoe
A.U., (2009). Mieloperoksidase pada penderita infark miokard akut.
Majalah Kedokteran Indonesia.
Jayanthi, Niken. (2010). Teknik Relaksasi Nafas Dalam. http://rentalhikari.
Jan A.F, Habib S, Naseeb K, Khatri M.A, Zaman K.S., 2011. High Total
Leukocyte Count and Heart Failure After Myocardial Infarction. Pakistan
Heart Journal. 44: 8-17.
Kasron. (2012). Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Kristianto, P., & C. Tangka, J. R. (2013). Efektifitas tehnik relaksasi nafas dalam
dan Guided Imagery terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi
section caesarea di IRINA D BLU RSUP Prof Dr R D Kandau
MANADO.
Mawei, Nikita Mayumi. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendektomi.
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W.I, Setiowulan W., 2009. Infark
Miokard Akut, dalam: Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Edisi III.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI pp. 437-440.
Murwani, A. (2011). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jakarta: Gosyen
Publishing.
Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Ningsih. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
PT.Rineke Cipta.
Novarenta, A. (2013). Guided Imagery untuk mengurangi rasa nyeri saat
menstruasi Vol 01 No 02. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, & Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik Vol 02 Edisi 4. Jakarta: EGC.

STIKes Muhammadiyah Gombong


Price. (2010). Patofisiologi Konsep Proses-Proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Rahmayati, Yeni Nur. (2010). Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Skizoafektif Di RSJD SURAKARTA.
http://etd.eprints.ums.ac.id/9482/1/J21.
Rendy, M., & Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam . Yogyakarta: Nuha Medika.
Sehono, Endrayani. (2010). Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Di
RSUD DR. Moewardi.
Setyohadi, & al, e. (2012). Kegawatdaruratan penyakit dalam (Emergency In
Internal Medicine). Jakarta: Internal Publihising.
Tamsuri, A., 2007. Konsep dan Penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC.

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 4

Struktur Organisasi Instalasi Rawat Intensif (IRI)


Ruang ICU /ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen Tahun 2019

SUPERVISOR Kepala Ruang


KEPERAWATAN Margo Sutrisno, S.Kep

Clinical Instruktur
1. Sri Sujatmi, S.Kep., Ns Administrasi
2. Kurniawan Setyo Hadi, S.Kep., Ns Oktiviani Wulandari
3. Indah Ziadatun NS, A.Md.Kep

Katim I Katim II
Margo Sutrisno, S.Kep Sri Sujatmi, S.Kep., Ns
1. Wiwin Hartini, A.Md.Kep 1. Kurniawan Setyo Hadi, S.Kep., Ns
2. Indah Ziadatun NS, A.Md.Kep 2. Budi Santoso, A.Md.Kep
3. Rahmat Sutopo, S.Kep 3. Lutfi Ubaidillah, S.Kep
4. Siti Subekti, A.Md.Kep 4. Aminah Atiatun, A.Md.Kep
5. Citra Listianingrum, S.Kep 5. Heri Budianto, A.Md.Kep
6. Arif Mukorobin, A.Md.Kep 6. Sujarwo, A.Md.Kep
7. Imran Rani H. N, A.Md.Kep 7. Sri Nuryani, S.Kep., Ns
8. Dwi Cahyono, A.Md.Kep 8. Endah Nurhidayah, A.Md.Kep
9. Sofingati, A.Md.Kep 9. Retno Fitriani, S.Kep., Ns
10. Ajis Susahabat, A.Md.Kep 10. Murni Rahayu Sandi, A.Md.Kep

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Instalasi Rawat Intensif (IRI)


Ruang ICU /ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen Tahun 2019

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 6

PENJELASAN PENELITIAN

Nama saya (Penulis) adalah Mariyun. Saya mahasiswa Reguler B13 Di Stikes
Muhammadiyah Gombong. Saya meminta anda untuk berpartisipasi dalam penelitian
yang akan saya lakukan. Penelitian ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pasien Acut
Miokard Infark (AMI) Dengan Masalah Keperawatan: Nyeri Akut Dengan Penerapan
Terapi Guided Imagery Di Ruang ICCU RSUD dr. Soedirman Kebumen”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Guided Imagery pada pasien Acut
Miokard Infark (AMI).
Penelitian ini melibatkan 3 pasien Acut Miokard Infark (AMI). Saya akan
memberikan terapi Guided Imagery. Saya juga menjamin bahwa proses maupun hasil
penelitian ini tidak akan memberikan dampak negatif bagi responden maupun pihak
rumah sakit. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri.
Saya akan memberikan lembar persetujuan yang menyatakan bahwa keterlibatan
anda adalah sukarela. Saya menghormati keinginan anda untuk tidak ikut serta dalam
penelitian ini atau pengunduran diri anda setelah bersedia menjadi responden. Saya
akan menjaga kerahasiaan dan keterlibatan anda dalam penelitian ini. Data yang telah
terkumpul akan disimpan dengan baik dan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Dalam
pengisian pernyataan persetujuan responden anda tidak perlu menuliskan nama cukup
menuliskan inisial, umur, jenis kelamin saja.

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 7

LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Asuhan Keperawatan Pasien Acut Miokard Infark (AMI)


Dengan Masalah Keperawatan: Nyeri Akut Dengan
Penerapan Terapi Guided Imagery Di Ruang ICCU RSUD dr.
Soedirman Kebumen
Peneliti : Mariyun
No. Hp : 0815-1121-6878

Setelah membaca penjelasan penelitian, saya mengerti, memahami tujuan dan


manfaat penelitian yang akan dilakukan. Saya mengerti keterlibatan saya dalam
penelitian ini tidak akan membawa dampak negatif pada diri saya dan akan
memberikan manfaat bagi pengembangan praktek keperawatan.
Demikianlah surat pernyataan ini saya tandatangani sebagai bentuk persetujuan
saya untuk ikut berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini.

Kebumen, Desember 2018

Responden

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 8

Lembar Pengamatan Skala Nyeri


Terapi Guided Imagery

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Inisial
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah
Pasien
1 6 6 6 6 6 5 5 5 5 4 4 4
TN.A
Pasien
2 7 7 7 7 7 6 6 6 5 5 5 5
TN.S
Pasien
3 7 7 7 7 7 6 6 6 6 3 3 3
TN.H

Keterangan:
Sebelum = sebelum terapi Guided Imagery
Sesudah = sesudah terapi Guided Imagery

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 9

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 10

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 11

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 12

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 13

PENDIDIKAN KEPERAWATAN
STIKES
MUHAMMADIYAH
GOMBONG
MENGATUR POSISI SEMI FOWLER

Jln. Yos Sudarso No. 421,


Gombong, Kebumen, Jawa
Tengah

1. PENGERTIAN Mengatur posisi semi fowler adalah cara membaringkan pasien


dengan posisi setengah duduk (45˚).
2. TUJUAN 1. Mengurangi sesak napas
/MANFAAT 2. Membantu proses pemeriksaan
3. Memberi rasa nyaman
4. Membantu keluarnya cairan
3. SASARAN 1. Pada pasien sesak nafas
2. Pada pasien dengan tirah baring lama
3. Pada pasien dengan pemasangan WSD
4. PERSIAPAN
KERJA A. Persiapan Perawat
1) Fase Pre-Interaksi 1. Memahami dan mampu melakukan prosedur mengatur
posisi semi fowler
2. Memeriksa intervensi yang akan dilakukan dengan
perencanaan yang tela disusun
3. Mempersiapkan diri sebelum ke pasien (pengetahuan dan
ketrampilan)
2) Fase Orientasi B. Persiapan Alat
1. Functional Bed atau tempat tidur khusus
2. Selimut
3. Bantal

STIKes Muhammadiyah Gombong


Lampiran 13

C. Persiapan Pasien
1. Memberi salam & memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/ prosedur yang akan dilakukan
5. Menanyakan kesediaan pasien untuk dilakukan tindakan
6. Melakukan kontrak waktu
D. Persiapan Lingkungan
1. Meminta pengunjung/keluarga untuk meninggalkan
ruangan selama tindakan
2. Menjaga privasi pasien dengan memasang
sampiran/menutup pintu
5. TAHAPAN KERJA 1. Cuci Tangan
(Fase Kerja) 2. Pasien di dudukan, sandarkan punggung atau kursi
diletakkan di bawah atau di atas kasur di bagian kepala
diatur sampai setengah duduk dan dirapikan, bantal
disusun menurut kebutuhan. Pasien dibaringkan kembali
dan pada ujung kakinya di pasang penahan
3. Pada tempat tidur khusus (functional Bed) pasien dan
tempat tidurnya langsung diatur setengah duduk, di
bawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan
ditopang dengan bantal
4. Pasien dirapikan
5. Cuci tangan
6. EVALUASI 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

STIKes Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai