Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS RISIKO BAHAYA DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2019

Disusun Untuk Memenuhi Nillai Ujian Tengah Semester (UTS)


Mata Kuliah Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Dosen Pengampu Ns. Dwi Yunita Haryanti, S.Kep., M.Kes.

Di susun oleh
Nama : Mohammad Zulkifli
NIM : 1911011029
Kelas : 3A

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar. Tidak lupa juga sholawat
serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
menjadi tauladan dalam menuntut ilmu.

Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah “ K3 ” yang saya susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul ” Risiko Bahaya DI
Instalasi Gawat ” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, saya juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ns. Sasmiyanto, S.Kep.,M.Kes. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Ns. Yeni Suryaningsih, sebagai Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember.
3. Dr. Dian Damayanti sebagai Kepala Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jember.
4. Ns. Cipto Susilo, S.Pd., S.Kep., M.Kep. sebagai Sekretaris Prodi S1 Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember.
5. Ns. Dwi Yunita Haryanti, S.Kep., M.Kes. sebagai Dosen Pengampu Mata
Kuliah K3 Universitas Muhammadiyah Jember.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena itu
kami sangat senang dan terbuka untuk menerima kritik dan saran untuk perbaikan tugas
makalah ini.

Jember, 26 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
1.2 TUJUAN...........................................................................................................................1
1.3 MANFAAT.......................................................................................................................1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
2.1 TEORI MANAJEMAN RISIKO K3................................................................................2
2.2 TEORI MANAJEMEN RISIKO K3 DIRUANG IGD
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ).....................................................................................2
2.3 KONSEP RUANG IGD....................................................................................................3
BAB III
MATODE ANALISIS................................................................................................................4
3.1 PRIMER (HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI )..............................................4
3.2 SEKUNDER ( STUDI DOKUMEN )...............................................................................4
3.3 INFORMAN......................................................................................................................4
BAB IV
HASIL ANALISIS......................................................................................................................5
BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT.................................................................................................6
BAB VI
PENUTUP...................................................................................................................................8
6.1 KESIMPULAN.................................................................................................................8
6.2 SARAN.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lingkungan Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu tantangan yang sangat
berbahaya di Rumah Sakit, terutama karena lingkungannya yang tidak terstruktur dan
tergesa-gesa, dengan pasien yang mengalami masalah yang tidak dapat diprediksi,
dengan ukuran dan tingkat urgensi pasien yang bervariasi, dan pada waktu yang tidak
terjadwal. Pelayanan pasien Gawat Darurat adalah pelayanan yang memerlukan
pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan,
pelayanan ini bersifat penting (emergency) sehingga diwajibkan untuk melayani pasien
24 jam sehari secara terus menerus (Destifiana, 2015). Lingkungan Instalasi Gawat
Darurat merupakan salah satu tantangan yang sangat berbahaya di Rumah Sakit, terutama
karena lingkungannya yang tidak terstruktur dan tergesa-gesa, dengan pasien yang
mengalami masalah yang tidak dapat diprediksi, dengan ukuran dan tingkat urgensi
pasien yang bervariasi, dan pada waktu yang tidak terjadwal. Potensi bahaya menurut
peraturan menteri kesehatan no.66 tahun 2016 terdari dari 8 item yaitu potensi bahaya
fisik. Kimia, biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal dan elektrikal, jenis potensi
bahaya ini memliki dampak dan pengaruh yang sangat kuat yang dapat membahayakan
komponen rumah sakit.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang
ada di Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit Umum daerah Kota Kendari. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam
dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala ruangan, ketua tim dokter dan
ketua tim perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
1.3 MANFAAT
Bermanfaat mempermudah untuk mengetahui Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Untuk megetahui faktor-faktor
bahaya yang dihadapi oleh perawat, Untuk mengetahui urutan prioritas dari bahaya yang
sudah terindentifikasi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perawat.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI MANAJEMAN RISIKO K3
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen
untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
ada.
2.2 TEORI MANAJEMEN RISIKO K3 DIRUANG IGD
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Keselamatan Pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
1. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga IGD
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”

2
2.3 KONSEP RUANG IGD
Instalasi gawat darurat merupakan pelayanan yang memerlukan pelayanan
segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan
(Kemenkes, 2016). Para petugas kesehatan bertugas di unit gawat darurat 24 jam sehari.
Semua pasien yang masuk ke rumah sakit harus melewati UGD kemudian dilihat dalam
hal kegawat daruratan pasien yang akan dilayani sesuai urutan prioritas gawat daruratnya.
Sebagai tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat yang bekerja di unitgawat darurat
sangat beresiko tinggi tertularnya penyakit. senaga kesehatan di unitgawat darurat
merupakan lini terdepan yang 24 jam berinteraksi dengan pasien dalam memberikan
pelayanan kesehatan (Elvia, 2013).
Lingkungan Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu tantangan yang sangat
berbahaya di Rumah Sakit, terutama karena lingkungannya yang tidak terstruktur dan
tergesa-gesa, dengan pasien yang mengalami masalah yang tidak dapat diprediksi,
dengan ukuran dan tingkat urgensi pasien yang bervariasi, dan pada waktu yang tidak
terjadwal. 3 Potensi bahaya menurut peraturan Menteri kesehatan no.66 tahun 2016
terdari dari 8 item yaitu potensi bahaya fisik. Kimia, biologi, ergonomi, psikososial,
mekanikal dan elektrikal, jenis potensi bahaya ini memliki dampak dan pengaruh yang
sangat kuat yang dapat membahayakan komponen rumah sakit. Pelayanan pasien Gawat
Darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepatdan
cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan, pelayanan ini bersifat penting
(emergency) sehingga diwajibkan untuk melayani pasien 24 jam sehari secara terus
menerus (Destifiana, 2015).
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi
pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, makadiperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian,
selama perjalananke rumah sakit, maupun dirumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RS
3
BAB III
MATODE ANALISIS

3.1 PRIMER (HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI )


Hasil penelitian menunjukan tidak ada potensi bahaya pada pencahayaan,
kebisingan, suhu dan getaran namun ada potensi bahaya terpeleset jika ada
ceceran cairan pada lantai. Terdapat potensi bahaya kimia pada penggunaan
campuran H2O2. Ada potensi bahaya biologi terkait penularan penyakit. Tidak
ada potensi bahaya ergonomi. Ada potensi bahaya mekanikal seperti terjepit
brankar saat mendorong pasien. Tidak ada potensi bahaya elektrikal jika
dilakukan pemeliharaan dan pengawasan terhadap alat medis yang meggunakan
tenaga listrik. Terdapat satu potensi bahaya besar yang sering terjadi yaitu
kekerasan verbal yang dilakukan keluarga pasien maupun pasien terhadap tenaga
kesegatan di Instalasi Gawat Darurat.
3.2 SEKUNDER ( STUDI DOKUMEN )
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu peneliti terlebih dahulu
melakukan wawancara mendalam dan observasi kemudian mengumpulkan
informasi lalu dianalisis menggunakan Mantriks Analisis Risiko AS/NZS
4360:1999 dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang
Potensi Bahaya di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari tahun 2019.
3.3 INFORMAN
Informan dalam penelitian ini adalah kepala ruangan, ketua tim dokter dan
ketua tim perawat IGD RSUD Kota Kendari.

4
BAB IV
HASIL ANALISIS
Deskripsi risiko Dampak Penyebab Upaya kontrol Tingkat Risiko
yang saat ini
dilakukan
Pasien datang Pasien tidak Dokter tidak Selalu Tinggi
tidak segera dapat segera ditempat mengingatkan
mendapat mendapatkan dokter jaga
pelayanan dokter pelayanan yang
sesuai
Pasien segera Pasien sidak Dokter jaga Selalu Sedang
mendapat terapi segera tenang tidak melakukan mengingatkan
yang sesuai konsultasi dokter jaga dan
kondisi DPJP
Risiko tertular Terkena infeksi Terkena cairan Penggunaan APD Tinggi
infeksi infeksius
Perubahan posisi Fungsi Sering Mengingatkan Tinggi
tulang belakang argonomis merunduk untuk untuk
terganggu menangani mempertahankan
pasien dengan posisi tubuh
tidak
memperhatikan
Ruang yang panas Tidak nyaman Udara panas dan Segera Tinggi
dan kelembaban dalam bekerja, kelembaban berkoordinasi
yang tinggi alat medis tinggi dengan ipsrs
disamping tidak mudah rusak
nyaman juga
berisiko kerusakan
alat medis

5
BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT

Potensi bahaya Biologi cukup besar dapat memberi Penyakit Akibat Kerja pada
petugas kesehatan yang berada di Instalasi Gawat Darurat, hal ini disebabkan karena pasien
yang masuk belum diketaui kondisi dan penyakit yang di alaminya namun sebagai petugas
medis yang berada di Instalasi Gawat Darurat baik itu perawat maupun dokter harus tetap
melakukan langka untuk pertolongan dan pengobatan dalam rangka bertujuan untuk
menyelamatkan dan menyembuhkan pasien. Oleh sebab itu diperlukan adanya kesadaran bagi
perawat maupun dokter dalam melakukan tindakan harus tetap dalam keadaan aman,
menggunakan APD wajib walaupun belum diketahui penyakitnya.14 Potensi bahaya
berkaitan dengan infeksi atau agen biologis seperti bakteri, virus dan jamur yang dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien terinfeksi atau cairan tubuh. Risiko dari
kuman-kuamn patogen dari pasien, risiko ini harus dikendalikan oleh bagian petugas
pemantau infeksi Rumah Sakit dan harus dikoordinasikan dengan unit K3RS (Rases,
Herryanis, & Gobel, 2016).15 Peraturan Menteri Kesehatan No 66 tahun 2016 pengendalian
risiko bahaya dilakukan dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan
dengan keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit agar terciptanya kondisi Rumah
Sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
Insiden tertusuk jarum di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota
kendari jika terjadi maka hal itu merupakan hal yang sangat fatal yang dapat menyebabkan
menularnya penyakit dan terjadi infeksi terlebih lagi ketika jarum suntik tersebut telah
digunakan untuk injeksi pasien yang dipastika positif HIV/AIDS, maka hal yang perlu
dilakukan adalah melakukan pemeriksaan medis untuk tes darah agar mengetahui tindakan
apan yang selanjutnya dapat dilkukan. Untuk mencegah terjadinya insiden tertusuk jarum
maka yang perlu dilakukan adalah selalu menggunakan APD dan lebih berhati-hati dalam
melakukan tindakan.
IGD sebagai tempat pelayanan kesehatan awal dengan berbagai kondisi pasien yang
datang di Instalasi Gawat Darurat dan keadaan yang tidak dapat diprediksi. Kekerasan verbal
seringkali dialami oleh tenaga kesehatan baik itu dilakukan oleh pasien maupun keluarga
pasien yang memilki kondisi emosi yang tidak terkotrol, kekerasan verbal yang dimaksud
seperti memaki, membentak, berkata kasar dan mengancam tenaga kesehatan yang bertugas di
Instalasi Gawat Darurat, alasan kejadian tersebut terjadi sangat beragam seperti emosi yang
tidak stabil, tidak memahami alur pelayanan, kondisi pasien yang menurun akibat terlambat
6
didibawa ke Instalasi Gawat Darurat yang kemudian keluarga pasien dengan keadaan tersebut
menyerang petugas kesehatan secara dengan kekerasan verbal, hal ini tentu memberi dampak
secara psikologis terhadap petugas kesehatan ketika kerjadian tersebut berulang-ulang dapat
terjadi hingga memberikan tekanan secara batin yang jika tidak segera diatasi oleh tenaga
kesehatan itu sendiri maupun pimpinan.
Disarankan bagi Instansi Kesehatan dan peneliti agar dengan adanya penelitian ini
dapat memberikan masukan kepada dinas kesehatan mengenai penanganan untuk mencegah
terjadinya kekerasan verbal yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kekerasan fisik di
IGD.

7
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Hasil wawancara dan observasi menunjukan bahwa potensi bahaya yang sangat
membutuhkan penanganan khusus di Instalasi Gawat Darurat adalah potensi bahaya
psikososial dalam hal ini kekerasan terhadap tenaga kesehatan. Kekerasan terhadap
tenaga kesehatan di IGD sangat sering terjadi bahkan dialami oleh hampir seluruh
petugas kesehatan yang bertugas di IGD. Potensi bahaya lain menyangkut potensi bahaya
kimia, potensi bahaya ergonomi, potenesi bahaya mekanikal dan potensi bahaya
elektrikal merupakan potensi bahaya yang dianalisis terdapat di IGD namun
kemungkinannya sangat kecil dan sangat jarang terjadi.
6.2 SARAN
Disarankan bagi Instansi Kesehatan dan peneliti agar dengan adanya penelitian ini
dapat memberikan masukan kepada dinas kesehatan mengenai penanganan untuk
mencegah terjadinya kekerasan verbal yang dapat menimbulkan potensi terjadinya
kekerasan fisik di IGD.

8
DAFTAR PUSTAKA

Destifiana, N. (2015). Hubungan Kejenuhan Keja dan Bbeban Kerja dengan Kinerja Perawat
Dalam Pemberian Pelayanan Keperawatan di IGD dan ICU RSUD dr. R. Goetheng
Taroenadibrata Purbalingga. keperawatan UMP, 31.
Gakken Indonesia. (2018, 4 14). IGD Ruang Rentan Kekerasan Terhadap Dokter. Retrieved
10 4, 2019, from https://gakken-idn.id/articles/igd-ruang-rentan-kekerasan-
terhadap-dokter
ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. jakarta.
Kementerian Kesehatan. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Jakarta:
Kemenkes.
Putri, Z., Arif, M., & Subaris , S. (2017). analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada
petugas kesehatan instalasi gawat darurat rumah sakit akademik UGM. Jurnal
Kesehatan ISSN, 10.
Ramdan , I., & Rahman, A. (2017). Analisis resiko k3 pada Perawat. JKP.
Rases, F., Herryanis, H., & Gobel, S. (2016). Pola bakteri aerob yang berpotensi
menyebabkan infeksi nosokomial di Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert Wolter
Mongisidi Manado. Journal E-Biomedik
Safety Sign Indonesia. (2018). Manual Handling. PT.Safety Indonesia,

9
LAMPIRAN

ANALISIS RISIKO BAHAYA DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2019

ANALYSIS OF HAZARD RISKS IN THE EMERGENCY INSTALLATION (IGD) OF THE GENERAL


HOSPITAL OF KENDARI 2019

Deri Silambi1, *Ambo Sakka2, Syawal K Saptaputra3


1,3
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia 2Peminatan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
derissilambi9@gmail.com1 abufaadhl@gmail.com2 syawalkesker2012@gmail.com3

*Correspondence Author
Ambo Sakka
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari Email:
Email: abufaadhl@gmail.com

Abstrak

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari belum Menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit (SMK3RS). Instalasi Gawat Darurat merupakan unit vital dan penting serta unit pelayanan
utama bagi pasien gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat memiliki potensi bahaya yang besar terhadap lima
komponen rumah sakit yaitu tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien, pengunjung dan lingkungan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada di Instalasi Gawat Darurat Rumah
sakit Umum daerah Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data
berupa wawancara mendalam dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala ruangan, ketua tim
dokter dan ketua tim perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Hasil penelitian
menunjukan tidak ada potensi bahaya pada pencahayaan, kebisingan, suhu dan getaran namun ada potensi
bahaya terpeleset jika ada ceceran cairan pada lantai. Terdapat potensi bahaya kimia pada penggunaan
campuran H2O2. Ada potensi bahaya biologi terkait penularan penyakit. Tidak ada potensi bahaya ergonomi. Ada
potensi bahaya mekanikal seperti terjepit brankar saat mendorong pasien. Tidak ada potensi bahaya elektrikal
jika dilakukan pemeliharaan dan pengawasan terhadap alat medis yang meggunakan tenaga listrik. Terdapat
satu potensi bahaya besar yang sering terjadi yaitu kekerasan verbal yang dilakukan keluarga pasien maupun
pasien terhadap tenaga kesegatan di Instalasi Gawat Darurat.

Kata Kunci : Bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal, elektrikal.

Abstract

General Hospital of Kendari has not implemented the Hospital Occupational Health and Safety Management System
(SMK3RS). The emergency installation is a vital and important unit and the primary service unit for emergency patients. The
emergency installation has a big potential danger to the five components of hospitals that are health workers, patients,
patient’s families, visitors, and the environment. The purpose of this was to determine the potential hazards in the
emergency installation of the general hospital in Kendari. This study used qualitative. Data is obtained by conducting in-
depth interviews and observations. The informants in this research were the head of the room, the chief of the doctor's
team and the head of the nurse of the emergency installation of the general hospital in Kendari. The results showed no
potential hazards to lighting, noise, temperature, and vibration but there is a potential hazard slip if there is a fluid on the
floor. There are potential chemical hazards in the use of H2O2 mixture. There are potential biological hazards related to
disease transmission. No potential hazards of ergonomics. There are potential mechanical hazards such as trapped by a
gurney when encouraging the patient. There is no potential electrical hazard if the maintenance and supervision of a
medical device use electricity is carried out. There is a large potential hazard that often occurs, the verbal violence
performed by the patient's family and patients against emergency workers in the emergency installation.

Keywords: physical, chemical, biological, ergonomic, psychosocial, mechanical, electrical hazards.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di


Pendahuluan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
mendapatkan bahwa pernah terjadi kecelakaan kerja
Lingkungan Instalasi Gawat Darurat merupakan di Rumah Sakit tersebut dan melaporkannya sesuai
salah satu tantangan yang sangat berbahaya di dengan pedoman pelaporan kecelakaan kerja
Rumah Sakit, terutama karena lingkungannya yang sehingga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
tidak terstruktur dan tergesa-gesa, dengan pasien berkelanjutan apakah kecelakaan tersebut
yang mengalami masalah yang tidak dapat diprediksi, berdampak atau tidak. Selain itu juga ditemukan
dengan ukuran dan tingkat urgensi pasien yang bahwa petugas kesehatan pernah mengalami insiden
bervariasi, dan pada waktu yang tidak terjadwal.1 seperti terinjak roda brankar saat mendorong pasien,
Pelayanan pasien Gawat Darurat adalah tertusuk jarum suntik, sakit pinggang saat
pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu mengangkat tabung oksigen dan bahkan mendapat
cepat, tepatdan cermat untuk mencegah kematian makian dari keluarga pasien. Rumah Sakit Umum
dan kecacatan, pelayanan ini bersifat penting Daerah Kota Kendari merupakan salah satu Rumah
Sakit pusat rujukan dan Rumah Sakit yang belum
(emergency) sehingga diwajibkan untuk melayani
Menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
pasien 24 jam sehari secara terus Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Intalasi Gawat Darurat
menerus(Destifiana, 2015).2 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Memiliki
Lingkungan Instalasi Gawat Darurat potensi-potensi bahaya yang dapat menjadi sumber
merupakan salah satu tantangan yang sangat kefatalan bagi tenaga kesehatan, pasien, keluarga
berbahaya di Rumah Sakit, terutama karena pasien, pengunjung dan lingkungan.6
lingkungannya yang tidak terstruktur dan tergesa- Berdasarkan penjelasan diatas peneliti ingin
gesa, dengan pasien yang mengalami masalah yang mengetahui dengan jelas apa saja potensi bahaya
tidak dapat diprediksi, dengan ukuran dan tingkat ditinjau dari potensi bahaya fisik, kimia, biologi
urgensi pasien yang bervariasi, dan pada waktu yang ergonomi, psikososial, mekanikal dan elektrikal yang
tidak terjadwal.3 ada di Instalasi Gawat Darurat(IGD) Rumah Sakit
Potensi bahaya menurut peraturan menteri Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019.7
kesehatan no.66 tahun 2016 terdari dari 8 item yaitu
potensi bahaya fisik. Kimia, biologi, ergonomi, Metode
psikososial, mekanikal dan elektrikal, jenis potensi
bahaya ini memliki dampak dan pengaruh yang
sangat kuat yang dapat membahayakan komponen Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
rumah sakit.4 adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
Peluang dan akibat yang ditimbulkan oleh deskriptif yaitu peneliti terlebih dahulu melakukan
bahaya yang telah diketahui akan dianalisis wawancara mendalam dan observasi kemudian
menggunakan penilaian risiko matriks AS/NZS mengumpulkan informasi lalu dianalisis
4360:1999 penilaian suatu risiko dengan cara menggunakan Mantriks Analisis Risiko AS/NZS
membandingkannya terhadap tingkat atau kriteria 4360:1999 dengan tujuan untuk mendapatkan
risiko yang telah ditetapkan. Metode ini menganalisa informasi secara mendalam tentang Potensi Bahaya
dan menilai suatu risiko dengan cara di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian Daerah Kota Kendari tahun 2019. Informan dalam
dari parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.5 penelitian ini adalah kepala ruangan, ketua tim dokter
dan ketu tim perawat IGD RSUD Kota Kendari.7

11
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 Analisis Risiko Berdasarkan Potensi Bahaya Fisik di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
DaerahKota Kendari Menggunakan Mantriks Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999
Potensi Jenis Potensi Tingkat Peluang dan Tingkat Akibat Dan
Bahaya Bahaya Kriteria Kriteria Peluang x Akibat
Fisik Lantai Licin: D (Unlikely/Kecil 2 (minor/minor) karena R yaitu rendah risiko
Terpeleset/ Kemungkinan) karena kejadian tersebut cukup ditangani
Terjatuh jika hanya terjadi pada kemungkinana hanya dengan prosedur
ada ceceran kondisi tertentu akan menyebabkan rutin yang berlaku
cairan di seperti jika lantai dalam kerugian materi sedang
Lantai keadaan basah

Dari tabel tersebut maka dijelaskan bahwa beberapa kriteria yang masuk dalam potensi bahaya fisik yang
terdiri dari kebisingan, pencahayaan, suhu, getaran dan lantai licin yang memliliki potensi bahaya di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari adalah lantai licin.

Tabel 2. Analisis Risiko Berdasarkan Potensi Bahaya Biologi di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Menggunakan Mantriks Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999
Potensi Jenis Potensi Tingkat Peluang Tingkat Akibat Dan
Peluang x Akibat
Bahaya Bahaya dan Kriteria Kriteria
Biologi a. Terkena C (Moderate/ 4 (Major/mayor) T Tinggi, memerlukan
penyakit Sedang) akan akibat yang akan perencanaan khusus di
menular karena terjadi jika kondisi muncu adalah tingkat manajemen
sering terpapar petugas terjadinya penyakit puncak, dan penanganan
pada saat kesehatan saat menular, kehilangan dengan segera / kondisi
Pemeriksaan melakukan hari kerja, dan darurat.
awal/validasi tindakan tidak kerugian materi
pasien diruang menggunakan dalam hal kesehatan
Triase. APD dan pasien besar.
yang ditangani
memiliki penyakit
b. Tertutuk C (Moderate/ 3 (Moderate/ M Moderat, tidak
aboket saat Sedang) peluang Sedang) melibatkan manajemen
Tindakan terjadinya adalah memerlukan puncak, walaupun
pemasangan pada saat konsisi peeriksaan medis sebaiknya segera diambil
infus tertentu seperti yaitu memeriksakan tindakan
tidak darah penanganan/kondisi
menggunakan bukan darurat.
APD
c. Tertusuk C (Moderate/ 3 (Moderate/ M Moderat, tidak
aboket saat Sedang) peluang Sedang)memerlukan melibatkan manajemen
melepas infus terjadinya adalah perawatan medis puncak, walaupun
pada saat konsisi dan segera sebaiknya segera diambil
tertentu seperti melakukan tindakan
tidak pemeriksaan dara penanganan/kondisi
menggunakan jika infus tersebut bukan darurat.
APD digunakan oleh
pasien yang psitif
penyakit menular
d. Tertusuk C (Moderate/ 3 (Moderate/ M Moderat, tidak
jarum saat Sedang) terjadi Sedang) melibatkan manajemen
Tindakan injeksi jika potegas memerlukan puncak, walaupun
jika tidak kesehatan perawatanmedis sebaiknya segera diambil
menggunakan melakukan atau pemeriksaan tindakan penanganan
APD tindakan dalam darah /kondisi bukan darurat.
keadaan tidak
menggunakan
APD
e. Tersayat dan C (Moderate/ 3 (Moderate/ M Moderat, tidak
tertusuk saat Sedang) terjadi Sedang) melibatkan manajemen
Menjahit luka jika potegas memerlukan puncak, walaupun
saat tidak kesehatan perawatan medis sebaiknya segera diambil
menggunakan melakukan atau pemeriksaan tindakan
APD tindakan dalam darah penanganan/kondisi
keadaan tidak bukan darurat.
menggunakan
APD

Dari tabel tersebut maka dijelaskan bahwa beberapa kriteria yang masuk dalam potensi bahaya biologi
seluruhnya dapat menjadi sumber potensi bahaya, namun ada satu kriteria yang dapat menjadi potensi bahaya
risiko tinggi yaitu terkena penyakit menular karena sering terpapar pada saat pemeriksaan awal/validasi pasien
diruang Triase.
Tabel 3. Analisis Risiko Berdasarkan Potensi Bahaya Psikososial di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Menggunakan Mantriks Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999
Potensi Jenis Potensi Tingkat Peluang Tingkat Akibat Dan
Bahaya Bahaya dan Kriteria Kriteria Peluang x Akibat
psikososial a. Menjelaskan B (Likely/mungkin) 1 (Insignificant/tidak Moderat, tidak
hasil anamnesa peluang akan terjadi signifikan) kerugian melibatkan
kepada keluarga pada hampir semua materi kecil jika tidak manajemen puncak,
pasien kemudiaan kondisi. hanya kekerasan namun sebaiknya
mmendapat verbal saja tidak segera diambil
perlakuan buruk menjurus kekerasan tindakan
dari keluarga fisik penanganan / kondisi
pasien bukan darurat.
b. Kekerasan C 3 (Moderate/sedang) S Signifikan,
secara fisik yang (Moderate/sedang) menyebabkan memerlukan
dapat di alami terjadi jika kondisi hilangnya hari kerja perhatian dari pihak
oleh perawat emosi yang tidak sebagai dampak dari manajemen dan
maupun dokter terkontrol dari kekerasan fisik yang melakukan tindakan
dari pasien pasien maupun terjadi perbaikan secepat
maupun keluarga keluarganya mungkin.
pasien

Dari tabel tersebut maka dijelaskan bahwa beberapa kriteria yang masuk dalam potensi bahaya
Psikososial, yang memiliki risiko tinggi adalah kekerasa verbal yang dilakukan oleh keluarga pasien maupun
pasien dan dialami oleh hampir seluruh pasien di IGD RSUD Kota Kendari.

Potensi Bahaya Fisik alat medis yang digunakan yang dapat menjadi sumber
kebisingan maupun getaran.10 Suhu di Instalasi Gawat Darurat
juga dikatakan aman bagi tenaga kesehatan, pasien, keluarga
Potensi bahaya fisik adalah faktor di dalam pasien dan pengunjung.10
tempat kerja yang bersifat fisika, Setiap benda atau Terdapat satu potensi bahaya fisik di IGD RSUD Kota
proses yang secara langsung atau per-lahan bisa Kendari dari segi lantai, penggunaan lantai telah sesuai
mencederai fisik orang ataupun bagiannya antara dengana pedoman teknis bangunan IGD yaitu menggunakan
lain. Yang merupakan potensi bahaya fisik adalah lantai dengan permukaan ubin yang kasar namun dengan
kebisingan, pencahayaan, getaran, iklim kerja, kondisi IGD yang tergesa-gesa dan tidak terstruktur maka
gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor dapat terjadi ceceran atau tumpahan cairan yang secara tidak
ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari sengaja bersumber dari pasien maupun keluarga pasien, hal
proses produksi atau produk samping yang tidak inilah yang dapat menjadi sumber potensi bahaya terpeleset di
diinginkan (ILO, 2013).8 IGD. Dampak yang ditimbulkan akibat terpeleset, tersandung,
Pencahayaan di IGD dapat dinyatakan aman dan terjatuh tidak pernah sederhana. Tidak hanya
bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan mengakibatkan luka ringan, cedera serius/ fatal hingga
kegawat daruratan dan tindakan medis yang kematian bagi pekerja, namun juga mengakibatkan kerugian
dibutuhkan untuk pasien yang datang ke Instalasi ekonomi bagi perusahaan. Kegitan yang dapat dilakukan untuk
Gawat Darurat, juga aman bagi pasien yang mencegah terjadinya insiden terpeleset di Instalasi Gawat
membutuhkan pelayanan gawat darurat dan Darurat adalah selalu melakukan pembersihan pada lantai
pelayanan medis lain, maupun untuk keluarga setiap saat dan memasang rambu k3 tentang lantai licin
pasien dan pengunjung di Instalasi Gawat Darurat. ditempat yang terdapat tumpahan atau lantai yang
Hasil observasi untuk mendukung pencahayaan sedangdalam keadaan basa (Safety Sign, 2018).11
yang baik secara maksimal di Instalasi Gawat Pada tabel 1.1 diatas dijelaskan bahwa jika
Darurat lebih tepatnya pada malam hari dianalisis menggunakan matriks penilaian risiko
menggunakan pencahayaan buatan dan pada siang AS/NZS 4360:1999 maka potensi bahaya lantai licin
hari menggunakan pencahayaan alami.9 dapat disimpulkan bahwa terpeleset/terjatuh jika ada
Kebisingan dan getaran juga tergolong aman di ceceran cairan dilantai, jika dinilai dengan
IGD RSUD Kota kendari berdasarkan hasil menggunakan matriks Analisis Risiko menggunakan
wawancara dan observasi bahwa lokasi IGD jauh AS/NZS 4369:1999 maka Tingkatan peluang D
dari industri yang dapat menjadi sumber kebisingan dengan kriteria Unlikely/kecil kemungkinan dan
dan getaran, jauh dari jalan raya dan juga tidak ada tingkatan akibat 2 dengan Kriteria akibat yaitu
Minor/Minor maka Keterangan Peluang x akibat
13
dalam matriks penilaian risiko adalah R virus, bakteri, jamur dan parasit lainnya. Salah satu tempat di
yaitu rendah risiko cukup ditangani Rumah Sakit yang mempunyai potensi bahaya biologis yang
dengan prosedur rutin yang berlaku besar adalah Instalasi Gawat Darurat, hal ini disebabkan
seperti mengeringkan lantai yang basah karena jenis pasien yang masuk di Instalasi Gawat Darurat
dan pemasangan rambu peringatan lantai belum diketahui pasien tersebut memiliki penyakit apa.
licin.12 Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari telah menerapkan sistem START atau ruang triase
Potensi Bahaya Biologi yang fungsinya untuk melakukan pemilahan pasien masuk
dalam jalur merah, kuning, atau hijau. Pasien yang masuk
akan dianalisis tanda dan gejala penyakitnya terlebih dahulu,
Potensi bahaya biologi adalah misalnya ada tanda batuk yang lebih dari 1 minggu atau
potensi bahaya yang beresiko adalah memiliki tanda dan gejala infeksi maka pasien tersebut
Pada proses pekerjaan menjahit luka dimasukkan kedalam khusus yaitu ruangan isolasi, ruangan ini
pasien, nilai risiko tertinggi bahaya biologi ditempakan pasien yang memiliki riwayat penyakit menular
pada tahap pekerjaan merapikan alat yang bisa membahayakan pasien lain maupun petugas
(Putri, Arif, & Subaris , 2017). Potensi kesehatan.17 Berdasalkan hasil analisis risiko AS/NZS
bahaya biologi merupakan potensi bahaya 4360:1999 potensi bahaya biologi di IGD RSUD Kota Kendari
yang sangat banyak dijumpai di Rumah dijelaskan sebagai berikut:
Sakit, potensi bahaya biologi termasuk a. Terkena penyakit menular karena sering terpapar pada saat
dalam kelompok virus, bakteri, jamur dan Pemeriksaan awal/validasi pasien diruang Triase, jika dinilai
parasite lainnya. Dalam lingkungan rumah dengan menggunakan matriks Analisis Risiko menggunakan
sakit sangat banyak dijumpai virus seperti AS/NZS 4369:1999 maka tingkatan peluang C dengan krireria
HIV, SARS dan hepatitis yang merupakan Moderate/sedang dan tingkatan akibat 4 dengan kriteria akibat
bahaya potensial bagi petugas kesehatan Major/mayor berdasarkan
dan mereka yang bekerja dilingkungan
rumah sakit. Jenis bahaya potensial
biologis dapat masuk kedalamtubuh baik
melalui kontak langsung dengan cairan
tubuh penderita, melalui pernafasan dan
melalui system pencernaan (Ekowati,
2009).13
Hasil penelitian menjunjukan bahwa potensi
bahaya Biologi cukup besar dapat memberi Penyakit
Akibat Kerja pada petugas kesehatan yang berada
di Instalasi Gawat Darurat, hal ini disebabkan karena
pasien yang masuk belum diketaui kondisi dan
penyakit yang di alaminya namun sebagai petugas
medis yang berada di Instalasi Gawat Darurat baik
itu perawat maupun dokter harus tetap melakukan
langka untuk pertolongan dan pengobatan dalam
rangka bertujuan untuk menyelamatkan dan
menyembuhkan pasien. Oleh sebab itu diperlukan
adanya kesadaran bagi perawat maupun dokter
dalam melakukan tindakan harus tetap dalam
keadaan aman, menggunakan APD wajib walaupun
belum diketahui penyakitnya.14
Potensi bahaya berkaitan dengan infeksi atau
agen biologis seperti bakteri, virus dan jamur yang
dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan
pasien terinfeksi atau cairan tubuh. Risiko dari
kuman-kuamn patogen dari pasien, risiko ini harus
dikendalikan oleh bagian petugas pemantau infeksi
Rumah Sakit dan harus dikoordinasikan dengan unit
K3RS (Rases, Herryanis, & Gobel, 2016).15
Peraturan Menteri Kesehatan No 66 tahun
2016 pengendalian risiko bahaya dilakukan dalam
rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang
berkaitan dengan keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Rumah Sakit agar terciptanya kondisi Rumah
Sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman bagi
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.16
Potensi bahaya biologi merupakan potensi
bahaya yang sangat banyak dijumpai dirumah sakit,
potensi bahaya biologi termasuk dalam kelompok
14
matriks penilaian risiko maka kesehatan. Jika terjadi insiden tersebut jarum
keterangan Peluang x akibat T yang tidak sengaja tertusuk pada petugas
Tinggi, memerlukan perencanaan kesehatan tersebut tidak boleh lagi digunakan
khusus di tingkat manajemen pada pasien dan harus segera melakukan
puncak, dan penanganan dengan penggantian aboket baru, hal ini untuk
segera / kondisi darurat.17 mencegah sesuatu yang tidak diharapkan
Menjelaskan hasil anamnesa terjadi pada pasien yang hendak dipasangkan
kepada pasien dan keluarga dan infus. Untuk mencegah terjadinya insiden
pada saat perawat dan dokter tertusuk jarum infus maka yang perlu dilakukan
menjelaskan alur pelayanan di adalah selalu menggunakan APD saat hendak
rumah sakit merupkan salah satu melakukan tindakan pemasangaan infus
penyebab penularan penyaki yang seperti sarung tangan medis.21
dapat dialami oleh tenaga kesehatan c. Tertusuk aboket saat melepas infus jika dinilai
yang disebabkan oleh penyakit yang dengan menggunakan matriks Analisis Risiko
ditularkan oleh pasien (Maramis, menggunakan AS/NZS 4369:1999 maka tingkatan
Umboh, & Pinontoan, 2018).19 peluang C dengan kriteria peluang Moderate/sedang
b. Tertusuk aboket saat tindakan dan tingkatan akibat 3 dengan Kriteria
pemasangan infus, jika dinilai dengan Moderate/sedang berdasarkan matriks penilaian
menggunakan matriks Analisis Risiko risiko maka Keterangan Peluang x akibat Signifikan,
menggunakan AS/NZS 4369:1999 maka memerlukan perhatian dari pihan manajemen dan
tingkatan peluang C Kriteria peluang melakukan tindakan perbaikan cepat dan darurat. 22
Moderate/sedang dengan tingkatan Insiden tertusuk jarum di Instalasi Gawat
akibat 2 Kriteria akibat Minor/minor Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota
berdasarkan matriks penilaian risiko kendari jika terjadi maka hal itu merupakan hal
maka keterangan Peluang x akibat yang sangat fatal yang dapat menyebabkan
Moderat, tidak melibatkan manajemen menularnya penyakit dan terjadi infeksi terlebih
puncak, walaupun sebaiknya segera lagi ketika jarum suntik tersebut telah
diambil tindakan penanganan/kondisi digunakan untuk injeksi pasien yang dipastika
bukan darurat.20 positif HIV/AIDS, maka hal yang perlu
Kejadian tertusuk aboket saat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
hendak memasang infus bukanlah medis untuk tes dara agar mengetahui tindakan
suatu kejadian fatal dan berbahaya, apan yang selanjutnya dapat dilkukan. Untuk
hal ini disebabkan karena jarum mencegah terjadinya insiden tertusuk jarum
aboket tersebut belum digunakan maka yang perlu dilakukan adalah selalu
oleh pasien lalu tertusuk keputugas menggunakan APD dan lebih berhati-hati
dalam melakukan tindakan.23
d. Tertusuk jarum saat Tindakan injeksi jika tidak dengan darah pasien yang tertular HIV/AIDS, Hepatitis.
menggunakan APD, jika dinilai dengan dengan Tertusuk jarum jahit terjadi pada tahap penjahitan luka, hal ini
matriks Analisis Risiko menggunakan AS/NZS terjadi karena perawat menjahit tidak menggunakan pinset
4369:1999 maka Tingkatan peluang C dengan untuk menahan tepi luka, tetapi menggunakan jari tangannya
Kriteria peluang Moderate/sedang dan Tingkatan sendiri (Ramdan & Rahman, 2017).27
akibat 3 dengan kriteria Moderate/sedang
berdasarkan matriks penilaian risiko maka Potensi Bahaya Psikososial
Keterangan Peluang x akibat Signifikan,
memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan
melakukan tindakan perbaikan cepat dan darurat.24 Bahaya psikologis yang terdapat di instalasi gawat
e. Tersayat dan tertusuk saat Menjahit luka saat tidak darurat seperti tekanan atau intimidasi dari keluarga pasien
menggunakan APD, jika dinilai dengan yang tidak sabar menunggu penanganan dan pemeriksaan
menggunakan matriks Analisis Risiko menggunakan dokter atau perawat. Keluarga pasien mengancam petugas
AS/NZS 4369:1999 maka Tingkatan peluang adalah medis sampai mengakibatkan beberapa petugas medis
C dengan Kriteria peluang Moderate/sedang dan mengalami trauma, ada pula yang sampai tidak masuk kerja di
Tingkatan akibat 3 Kriteria akibat Moderate/sedang hari berikutnya. Bahaya psikologis ini belum ada penanganan
berdasarkan matriks penilaian risiko maka dan belum ada laporan ke pihak instalasi keselamatan dan
Keterangan Peluang x akibat adalah M Moderat, kesehatan kerja dikarenakan kejadiannya baru beberapa hari
tidak melibatkan manajemen puncak, walaupun sebelum peneliti melakukan wawancara (Putri, Arif, & Subaris ,
sebaiknya segera diambil tindakan 2017).28
penanganan/kondisi bukan darurat.25 Hubungan antar sesama rekan kerja saat pekerjaan
Standar Operasional Prosedur yang tepat dalam berlangsung terkadang menimbulkan miskomunikasi atau
penjahitan luka adalah dengan menggunakan pinset kesalah pahaman dalam berkomunikasi, hal ini secara normal
anatomis dan chirurgis untuk menahan luka saat dapat terjadi dalam lingkungan sosial hingga minumbulkan
melakukan tindakan penjahitan luka hal ini untuk konflik yang kecil hingga konflik besar dan berkepanjangan,
menjegah terjadinya luka tusuk yang terjadi pada namun di Instalasi Gawat Darurat dalam hubungan antar
petugas kesehatan saat melakukan tindakan sesama pekerja miskomunikasi biasa dapat terjadi namun hal
penjahitan luka.26 itu dapat diatasi dengan baik dengan melakukan komunikasi
Pada tindakan menjahit luka terdapat tiga risiko, agar tidak terjadi kesalah pahaman yang berkepanjangan dan
yaitu tertusuk jarum, luka kena ampul, dan kontak
15
akhirnya berdampak pada pekerjaan.29 tenaga kesehatan seperti kekerasan secara verbal
Bahaya psikososial lain yang didapatkan oleh dalam hal ini memaki, membentak, marah dan teriak
serta mengancam tenaga kesehatan merupakan
kasus yang kerap terjadi di Instalasi Gawat Darurat.
Tindakan kekerasan secara verbal merupakan
kekerasan yang seringkali terjadi di Instlasi Gawat
Darurat disebabkan oleh kondidi pasien yang masuk
dalam keadaan yang gawat dan darurat serta dapat
memgancam nyawah pasien tersebut, oleh karena
itu kepanikan keluarga pasien bisa menjadi sumber
potensi bahaya tersebut dimana keluarga pasien
sedang tidak dalam kondisi emosional yang tidak
stabil.30 berdasalkan hasil analisis risiko AS/NZS
4360:1999 potensi bahaya psikososial di IGD RSUD
Kota Kendari dijelaskan sebagai berikut:
a. Menjelaskan hasil anamnesa kepada keluarga pasien
kemudiaan mmendapat perlakuan buruk dari
keluarga pasien, jika dinilai dengan menggunakan
matriks Analisis Risiko menggunakan AS/NZS
4369:1999 Tingkatan peluang B dengan Kriteria
peluang Likely/mungkin terjadi Tingkatan akibat 1
dengan Kriteria akibat Insignificant/tidak signifikan
berdasarkan matriks penilaian risiko maka
Keterangan Peluang x akibat Moderat, tidak
melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya
segera diambil tindakan
penanganan / kondisi bukan darurat.31
Perlakuan buruk dan kekerasan secara
verbal terhadap petugas kesehatan di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari merupakan hal yang sering terjadi
yang dilakukan oleh keluarga pasien dengan
alasan kondis emosional yang tidak stabil dan
rasa panic yang berlebihan, akibatnya terhadap
perugas kesehatan tidak begitu berpengaruh,
hanya saja jika hal tersebut dibiarkan secara
terus-menerus dampaknya akan terasa,
ketersediaan penjaga keamanana atau satpam
di Instalasi Gawat Darurat tentu saja sangan
membantu kekerasan secara verbal ini dapat
diminimalisir.32
b. Kekerasan secara fisik yang dapat di alami oleh
perawat maupun dokter dari pasien maupun
keluarga pasien, jika dinilai dengan menggunakan
matriks Analisis Risiko menggunakan AS/NZS
4369:1999 Tingkatan peluang C dengan Kriteria
peluang Moderate/sedang Tingkatan akibat 3
dengan Kriteria akibat Moderate/sedang
berdasarkan matriks penilaian risiko maka
Keterangan Peluang x akibat Signifikan,
memerlukan perhatian dari pihak
manajemen dan melakukan tindakan perbaikan
secepat mungkin.33
Kasus sebelumnya pada tahun 2018
kejadian penganiayaan yang diterima oleh
seorang dokter wanita, yang sedang berjaga
dan menangani pasien di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Badung. Pasalnya pelaku yang merupakan
keluarga dari pasien yang ditangani tersebut
merasa keberatan ketika menjelaskan bahwa
keluarga pasien perlu mencari kamar dan
menebus obat sendiri.34 Selain itu pada tahun
2017, seorang dokter perempuan yang sedang
berjaga di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

16
Sampang, Jawa Timur juga mengalami hal
yang serupa. Merasa pelayanan yang
Simpulan dan Saran
dilakukan dokter tersebut terlalu lama di mana
harus mewawancarai atau melakukan 1. Pada potensi bahaya fisik dalam hal ini kebisingan,
anamnesis terhadap pasien karena pasien pencahayaan dan getaran di Instalasi Gawat Darurat
masih bisa diajak bicara, keluarga pasien tidak ada potensi bahaya. Namun potensi bahaya
geram sehingga melakukan kekerasan pada terpeleset kerena lantai licin dapat terjadi jika terdapat
dokter yang seang hamil tersebut (Gakken cairan atau lantai dalam kondisi basah dan dapat
Indonesia, 2018).35 diatasi dengan pengadaan rambu bahaya lantai licin
Penyakit akibat kerja pada tenaga dan lantai licin tersebut harus segera dibersihkan
kesehatan adalah apabila tenaga kesehatan untuk menghindari potensi bahaya terpeleset untuk
yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat komponen rumah sakit.
mengalami gangguan baik secara fisik dan 2. Pada potensi bahaya biologi di Instalasi Gawat
secara mental yang dapat menganggu tingkat Darurat dapat dikatakan ada potensi yang dapat
produktifitas tenaga kesehatan di Instalasi ditularkan melalui udara saat melakukan tindakan
Gawat Darurat. Potensi bahaya psikososial observasi pasien diruang triase dan tertular melalui
adalah potensi bahaya yang kerap terjadi di jarum infus dan suntik jika tidak sengaja tertusuk
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum bekas pasien yang positif memiliki riwayat penyakit
Daerha Kota Kendari. IGD sebagai tempat menular melalui cairan seperti darah dan keringat.
pelayanan kesehatan awal dengan berbagai 3. Pada potensi bahaya psikososial di Instalasi Gawat
kondisi pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat yang paling besar adalah kekerasan verbal
Darurat dan keadaan yang tidak dapat yang dilakukan oleh keluarga pasien maupun pasien
diprediksi. Kekerasan verbal seringkali dialami kepada petugas kesehatan seperti memaki,
oleh tenaga kesehatan baik itu dilakukan oleh mengancam, marah dan membentak. Sementara untuk
pasien maupun keluarga pasien yang memilki hubungan kerja, beban kerja dan jam kerja telah
kondisi emosi yang tidak terkotrol, kekerasan dimanagement dengan baik.
verbal yang dimaksud seperti memaki, 4. Hasil wawancara dan observasi menunjukan bahwa
membentak, berkata kasar dan mengancam potensi bahaya yang sangat membutuhkan penanganan
tenaga kesehatan yang bertugas di Instalasi khusus di Instalasi Gawat Darurat adalah potensi
Gawat Darurat, alasan kejadian tersebut terjadi bahaya psikososial dalam hal ini kekerasan terhadap
sangat beragam seperti emosi yang tidak tenaga kesehatan. Kekerasan terhadap tenaga
stabil, tidak memahami alur pelayanan, kondisi kesehatan di IGD RSUD Kota Kendari sangat sering
pasien yang menurun akibat terlambat terjadi bahkan dialami oleh hampir seluruh petugas
didibawa ke Instalasi Gawat Darurat yang kesehatan yang bertugas di IGD. Potensi bahaya lain
kemudian keluarga pasien dengan keadaan menyangkut potensi bahaya kimia, potensi bahaya
tersebut menyerang petugas kesehatan secara ergonomi, potenesi bahaya mekanikal dan potensi
dengan kekerasan verbal, hal ini tentu memberi bahaya elektrikal merupakan potensi bahaya yang
dampak secara psikologis terhadap petugas dianalisis terdapat di IGD RSUD Kota Kendari namun
kesehatan ketika kerjadian tersebut berulang- kemungkinannya sangat kecil dan sangat jarang
ulang dapat terjadi hingga memberikan tekanan terjadi.
secara batin yang jika tidak segera diatasi oleh
tenaga kesehatan itu sendiri maupun pimpinan. Disarankan bagi Instansi Kesehatan dan
Untuk kekerasan fisik beberapa waktu pernah peneliti agar dengan adanya penelitian ini dapat
dialami oleh tenaga kesehatan di Instalasi memberikan masukan kepada dinas kesehatan
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah mengenai penanganan untuk mencegah terjadinya
Kota Kendari namun dalam laporan 6 bulan kekerasan verbal yang dapat menimbulkan potensi
terakhir belum ada kekerasan yang dialami terjadinya kekerasan fisik di IGD.
secara fisik tetapi kekerasan secara verbal
sangat sering terjadi. Dampak dari bahaya
psikososial ini belum sampai menghilangkan
waktu kerja pertugas kesehatan atau bahkan Daftar Pustaka
menyebabkan trauma yang berkepanjangan
namun sebab ini merupakan potensi bahaya
yang sangat besar dan sering terjadi di 1. Destifiana, N. (2015). Hubungan Kejenuhan Keja dan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Bbeban Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam
Daerah Kota Kendari tentang bagaimana Pemberian Pelayanan Keperawatan di IGD dan ICU
petugas kesehatan menerima perlakuan buruk RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.
dari keluarga pasien.35 keperawatan UMP, 31.
Kekerasan verbal pada umumnya yang 2. Ekowati, A. D. (2009). Upaya Pegendalian Faktor
dialami oleh tenaga kesehatan di IGD RSUD Bahaya Biologis Di Instalasi Rawat Inap 1 bagian
Penyakit Dalam RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. ISSN,
kota kendari disebabkan oleh hal yakni emosi
36.
yang tidak dapat dikontrol karena kepanikan,
kondisi pasien yang gawat dan darurat, rasa
kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
dan menyangkut pemahaman masyarakat
tentang alur pelayanan yang dianggap rumit.36
17
3. Gakken Indonesia. (2018, 4 14). IGD Ruang Rentan Kekerasan Terhadap Dokter. Retrieved 10 4,
2019, from https://gakken-idn.id/articles/igd-ruang-rentan-ke kerasan-terhadap-dokter
4. ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
jakarta.
5. Kementerian Kesehatan. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes.
6. Putri, Z., Arif, M., & Subaris , S. (2017). analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada petugas kesehatan
IS
instalasi gawat darurat rumah sakit akademik UGM. Jurnal Kesehatan ISSN, 10. Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Universitas Halu Oleo.Volume X No XX April 2020. Published by FKM UHO SN : xxxxxxxxx; page
7. Ramdan , I., & Rahman, A. (2017). Analisis resiko k3 pada Perawat. JKP.
8. Rases, F., Herryanis, H., & Gobel, S. (2016). Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi
nosokomial di Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado. Journal E-Biomedik.
9. Safety Sign Indonesia. (2018). Manual Handling.
PT.Safety Indonesia, 15

Anda mungkin juga menyukai