Anda di halaman 1dari 8

Pencampuran Gas CO2 untuk Menurunkan Tekanan Tercampur Minimum:

Studi Kasus pada Lapisan AB-4 dan AB-5 Formasi Air Benakat,
Cekungan Sumatera Selatan

CO2 Gas Blending to Lower the Minimum Miscibility Pressure:


A Case Study at AB-4 and AB-5 Layers of Air Benakat Formation,
South Sumatera Basin

Muslim1 dan A.K. Permadi2


1muslim@eng.uir.ac.id;
2akp@tm.itb.ac.id
1Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution No. 113, Pekanbaru, Riau;
2Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstrak

Dua lapisan pada Formasi Air Benakat (FAB) telah berproduksi dengan metode primary recovery. Saat ini,
FAB masih menyisakan sejumlah minyak yang cukup signifikan. Injeksi gas CO2 merupakan salah satu alternatif
metode yang dapat diterapkan untuk mendapatkan minyak tersisa tersebut. Tekanan tercampur minimum (TTM)
pada kedua lapisan tersebut telah ditentukan melalui berbagai metode (Muslim dan Permadi, 2015). Namun,
TTM yang berada jauh di atas tekanan reservoir menjadi permasalahan tersendiri dalam menerapkan injeksi CO2
pada kedua lapisan.
Studi ini bertujuan untuk mengkaji penurunan TTM dengan cara mencampurkan gas CO2 dengan gas lain.
Gas CO2 dicampurkan dengan beberapa jenis gas dengan perbandingan konsentrasi (persen mol) tertentu dan TTM
untuk masing-masing campuran kemudian ditentukan. Penentuan TTM dilakukan dengan menggunakan metode
simulasi persamaan keadaan. Sebagai bagian dari analisis, TTM untuk injeksi menggunakan flared gas juga dilakukan.
Hasil studi menunjukkan bahwa TTM dapat diturunkan jika gas CO2 dicampur dengan salah satu dari
gas etana, propana, atau butana. Campuran gas CO2 dengan gas butana memberikan penurunan TTM terbesar.
Secara umum, semakin besar persentase gas butana yang dicampurkan, semakin rendah TTM terhitung. Walaupun
TTM terendah, yang diperoleh dengan perbandingan campuran gas CO2: butana sebesar 40:60, masih berada di
atas tekanan reservoir saat ini, studi seperti ini sangat penting untuk dilakukan sebelum pelaksanaan injeksi dan
hasilnya dapat dijadikan panduan dalam penerapan injeksi gas CO2 agar dicapai perolehan yang lebih baik.
Kata kunci: Tekanan tercampur minimum, CO2, simulasi numerik, persamaan keadaan, korelasi.

Abstract

Two main production zones within Air Benakat Formation have long been produced with the primary
recovery method. At present, a significant amount of oil still remains in the formation. CO2 gas injection may
be applied alternatively in order to recover the remaining oil. The minimum miscibility pressure (MMP) in both
layers has been determined previously using various methods (Muslim and Permadi, 2015). However, the MMP
that is still far above the current reservoir pressure results in problems for injecting CO2 into the layers.
This study is aimed to assess the possibility of lowering the MMP by blending the gas with some other
gases. The CO2 gas is blended with several gases with several scenarios of mole percentage ratio and the MMP of
the blended gas in each scenario is determined. The determination of MMP is conducted using equation of state
(EOS) simulation. As part of the analysis, the MMP for injecting flared gas is also performed.
The results of the present study show that the required MMP can be lowered if the CO2 is blended with
ethane, propane, or butane. The blend of CO2 and butane provides the largest MMP reduction. Generally, the
higher the percentage of the butane, the lower the calculated MMP. Although the lowest MMP obtained by the
CO2:butane blend ratio of 40:60 is still above the current reservoir pressure, a kind of this study is crucial to be
conducted prior to the CO2 injection and would be an important guide for the CO2 injection applications in order
to obtain a better recovery.
Keywords: Minimum miscibility pressure, CO2, numerical simulation, equation of state, correlation.

37
JTMGB, Vol. 10 No. 1 April 2016: 37-46
38

I. PENDAHULUAN literatur disebutkan bahwa injeksi gas CO2 dapat


meningkatkan perolehan minyak sebesar 5-20 %
Salah satu faktor yang menyebabkan (Lake, 1989).
penurunan produksi minyak di Indonesia saat ini Injeksi CO2 dapat diterapkan di Formasi
adalah umur lapangan yang sudah tua (mature Air Benakat (FAB) yang terletak di Cekungan
fields). Jika hal ini terus berlangsung tanpa ada Sumatera Selatan. Formasi ini terdiri dari beberapa
usaha lain maka lapangan-lapangan yang sudah lapisan yang dapat menjadi target penerapan
tua tersebut menjadi tidak ekonomis untuk terus CO2 - EOR. Dua lapisan di antaranya, yang telah
diproduksikan. Berdasarkan data Tahun 2012, berproduksi, adalah Lapisan AB-4 dan AB-5.
perkiraan jumlah minyak yang masih tersisa dari Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
original oil in place (OOIP) adalah sebesar 49,5 sehingga kedua lapisan ini dapat dijadikan target
miliar barrel (SKKMigas, 2012). Sementara itu, EOR di antaranya adalah jumlah cadangan mula-
upaya yang telah dan sedang dilakukan pada mula (OOIP); untuk masing-masing lapisan
saat ini masih terbatas pada tahapan atau metode sebesar 6 MMSTB dan 25 MMSTB, kumulatif
primary recovery dan secondary recovery dan produksi; untuk masing-masing lapisan sebesar 3,2
tingkat produksi sulit untuk dapat dinaikkan. MMSTB dan 2,5 MMSTB atau sebesar 53% dan
Dalam keadaan demikian, metode enhanced 10% dari OOIP, dan jenis minyak yang terkandung
oil recovery (EOR) dapat diterapkan untuk dalam kedua lapisan tersebut; yaitu light oil.
meningkatkan produksi minyak dan cadangan Sebelum injeksi CO2 dilakukan, terlebih
yang makin menipis pada saat ini. dahulu dilakukan kajian sehingga target yang
Di antara metode EOR yang telah sesuai rencana dan faktor perolehan minyak yang
terbukti berhasil meningkatkan produksi minyak maksimal dapat dicapai. Salah satu hal pertama
adalah injeksi uap (steamflood) dan injeksi yang dilakukan adalah penentuan TTM, yaitu
gas CO2. Metode injeksi uap telah terbukti tekanan minimum yang dibutuhkan agar gas CO2
meningkatkan produksi minyak di Lapangan dapat tercampur dengan minyak. Penentuan TTM
Duri (Lumbantobing et al., 2011). Metode ini untuk kedua lapisan telah dilakukan oleh Muslim
sangat tepat untuk lapangan yang dangkal serta dan Permadi (2015) menggunakan empat metode,
jenis minyak berat. Metode injeksi gas CO2 yaitu pengukuran di laboratorium (eksperimen
sangat cocok digunakan untuk minyak ringan slimtube), simulasi numerik, simulasi persamaan
hingga medium dan reservoir yang relatif dalam keadaan, dan korelasi. Dengan diketahuinya
agar tekanan tercampur minimum (TTM), yaitu tekanan minimum yang dibutuhkan serta
tekanan terendah yang diperlukan agar gas CO2 kondisi tekanan reservoir terkini maka dapat
dapat bercampur dengan minyak di reservoir, dipilih mekanisme injeksi yang bisa dilakukan.
yang diperlukan dapat dicapai. Di samping Metode injeksi tersebut dapat berupa injeksi
keadaan reservoir, yang menjadi pertimbangan tercampur (miscible) atau injeksi tidak tercampur
adalah sumber gas CO2 di sekitar daerah operasi. (immiscible) (Martin, 1992). Perbedaan keduanya
Cekungan Sumatera Selatan memiliki beberapa terletak pada besaran tekanan yang diberikan
lapangan gas yang sebagian di antaranya pada saat injeksi. Jika tekanan yang diberikan
mengandung gas CO2 yang cukup besar. Hingga berada di bawah TTM maka disebut injeksi tidak
saat ini gas CO2 hanya terbuang bersamaan tercampur dan sebaliknya.
dengan gas yang dibakar (flared) karena tidak Pada lapangan yang sudah tua, tekanan
memiliki nilai ekonomis untuk dijual. Padahal, reservoir pada umumnya sudah mengalami
gas CO2 dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penurunan yang signifikan. Hal ini pula yang
bahan untuk diinjeksikan ke dalam reservoir terjadi pada FAB di mana tekanan reservoir
sebagai metode EOR yang telah terbukti saat ini adalah masing-masing 300 psi dan
berhasil meningkatkan produksi di beberapa 350 psi pada Lapisan AB-4 dan Lapisan AB-5.
lapangan minyak seperti telah dilaporkan oleh Tekanan tersebut sudah berada di bawah tekanan
Kane (1979). Pemanfaatan gas CO2 dalam gelembung, yaitu masing-masing 600 psi dan 800
rangka meningkatkan produksi minyak sebagai psi pada Lapisan AB-4 dan Lapisan AB-5. Oleh
metode EOR didasarkan pada kemampuan gas karena itu, untuk menerapkan injeksi gas CO2
CO2 untuk bertindak sebagai solvent. Di dalam pada kedua lapisan ini, dapat dilakukan salah
Pencampuran Gas CO2 untuk Menurunkan Tekanan Tercampur Minimum: Studi Kasus pada Lapisan AB-4 dan
AB-5 Formasi Air Benakat, Cekungan Sumatera Selatan (Muslim dan A.K. Permadi) 39

satu atau dua hal berikut: 1) melakukan injeksi permeabilitas serta porositas yang homogen.
air untuk menaikkan tekanan reservoir dan 2) Dimensi dan data slimtube yang digunakan untuk
melakukan percampuran gas CO2 dengan gas eksperimen telah dilaporkan sebelumnya dengan
lain untuk menurunkan TTM yang dibutuhkan setup peralatan seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
(Metcalfe, 1980).
Studi ini mengkaji kemungkinan cara
menurunkan TTM yang dibutuhkan dengan
melakukan pencampuran gas CO2 dengan gas
lain, di antaranya etana, propana, dan butana.
Selain ketiga jenis gas tersebut, dilakukan pula
pencampuran dengan gas metana dan nitrogen
sebagai bagian dari kajian. Injeksi dengan
menggunakan gas yang diperoleh dari separator
(flared gas) yang mengandung CO2 juga dilakukan Gambar 1. Peralatan eksperimen slimtube (Muslim dan
untuk mengetahui TTM yang diperlukan. Harga Permadi, 2015).
perbandingan konsentrasi (persen mol) untuk
pencampuran gas CO2 dengan ke-lima jenis Harga TTM hasil eksperimen slimtube
gas tersebut adalah 40:60, 50:50, dan 60:40. berdasarkan break over point pada temperatur yang
Perbandingan persen mol terhadap gas CO2 ini digunakan telah dilaporkan sebelumnya, yaitu pada
harus dibatasi mengingat gas etana, propana, dan temperatur 150oF, miscibility gas CO2 dengan
butana memiliki nilai ekonomi yang tinggi. minyak terjadi di Lapisan AB-4 pada tekanan 1.680
Studi ini bertujuan untuk menentukan TTM psia dan terjadi di Lapisan AB-5 pada tekanan
dari injeksi campuran gas CO2 dengan gas lain 1.700 psia. Sedangkan miscibility pada temperatur
dan selanjutnya menentukan campuran gas dan 158oF terjadi di Lapisan AB-5 pada tekanan 1.960
perbandingan konsentrasi dalam campuran gas yang psia (Muslim dan Permadi, 2015).
memberikan TTM minimal. Studi ini merupakan
bagian dari studi yang telah dilakukan sebelumnya II.2. Simulasi Numerik
(Muslim dan Permadi, 2015). Hasil dari studi ini
dapat dijadikan rujukan untuk studi berikutnya Simulasi numerik dilakukan untuk
dalam menentukan campuran gas dan tekanan mendapatkan data MMP secara lebih cepat dan
injeksi yang diterapkan sesuai dengan kondisi lebih efisien. Data yang dimasukkan ke dalam
reservoir pada saat itu serta dalam menentukan model simulasi disesuaikan dengan data yang
mekanisme injeksi yang dapat dilakukan. digunakan pada eksperimen. Simulator yang
digunakan adalah CMG/Gem Ver. 2013. Model
II. METODE PENENTUAN TTM simulasi satu-dimensi untuk meniru keadaan
slimtube telah dilaporkan pada studi sebelumnya.
Metode yang digunakan untuk Model tersebut mempunyai dimensi sebagai
menentukan TTM dalam studi ini adalah simulasi berikut: arah-i berukuran 20 x 2,04 ft, arah-j
persamaan keadaan. Sebagai pelengkap analisis, berukuran 0,013267 ft, dan ketebalan grid sebesar
digunakan data hasil eksperimen menggunakan 0,013267 ft seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
slimtube, simulasi numerik, dan korelasi yang
telah dilaporkan sebelumnya untuk sampel
minyak dari FAB pada Lapisan AB-4 dan AB-5
(Muslim dan Permadi, 2015). Berikut adalah
ringkasan tentang hasil-hasil tersebut.

II.1. Eksperimen Menggunakan Slimtube

Slimtube adalah sebuah pipa stainless steel


yang berdiameter kecil dengan panjang tertentu Gambar 2. Model slimtube 1-D dalam simulasi numerik
dan di dalamnya berisi pasir kwarsa dengan (Muslim dan Permadi, 2015).
JTMGB, Vol. 10 No. 1 April 2016: 37-46
40

Hasil simulasi numerik untuk kondisi Lapisan AB-5. Gas CO2 yang digunakan dalam
yang sama seperti dalam eksperimen slimtube studi sebelumnya mempunyai konsentrasi 100%
telah dilaporkan sebelumnya. Pada temperatur sedangkan gas CO2 dalam studi ini dicampur
140oF, miscibility terjadi di Lapisan AB-4 pada dengan salah satu dari gas etana, propana, atau
tekanan 1.544 psia. Sedangkan pada temperatur butana. Untuk kelengkapan analisis, gas CO2
150oF, miscibility terjadi di Lapisan AB-4 pada juga dicampur dengan gas metana dan nitrogen
tekanan 1.672 psia dan terjadi di Lapisan AB-5 disamping juga dikaji injeksi menggunakan flared
pada tekanan 1.670 psia. Miscibility dengan gas. Studi injeksi gas metana untuk meningkatkan
temperatur 158oF terjadi di Lapisan AB-5 pada perolehan minyak telah dilakukan di tempat
tekanan 1.920 psia (Muslim dan Permadi, 2015). lain seperti dilaporkan oleh Harvey (1988).
Sedangkan injeksi gas nitrogen telah dilakukan di
II.3. Korelasi Lapangan Jay seperti dilaporkan oleh Lawrence
(2002). Gas yang ikut terproduksi bersama-sama
Dalam laporan studi sebelumnya (Muslim dengan minyak dapat digunakan sebagai gas
dan Permadi, 2015), sebanyak 7 (tujuh) korelasi injeksi untuk meningkatkan perolehan minyak
telah digunakan untuk menghitung TTM dengan (Jaime, et al., 2009). Gas metana dan flared gas
memasukkan data seperti temperatur reservoir dapat berupa associated gas seperti dilaporkan
dan API gravity minyak atau data seperti oleh Dehghani and Ehrlich (1999).
temperatur reservoir dan komponen C2-C6 yang Literatur menunjukkan bahwa gas injeksi
terkandung di dalam minyak seperti dijelaskan yang telah terbukti berhasil menambah perolehan
oleh Ahmed (2007). Ketujuh korelasi yang minyak yang cukup signifikan adalah gas CO2.
digunakan tersebut adalah National Petroleum Injeksi gas CO2 telah dilakukan di lapangan
Council (1976), Cronquist (1978), Yellig dan Maljamar dan telah menghasilkan perolehan
Metcalfe (1980), Johnson dan Pollin (1981), minyak sebesar 10-17% (Pittaway, 1987). Gas
Glasso (1985), Yuan, Johns dan Egwuenu (2005), CO2 dapat diinjeksikan ke dalam reservoir
dan Petroleum Recovery Institute (Ahmed, 2007 dengan konsentrasi 100% atau dicampur dengan
dan Stalkup, 1984). gas lain. Pencampuran gas CO2 dengan gas lain
dapat menurunkan TTM yang diperlukan. Telah
III. PENURUNAN TTM DENGAN diketahui bahwa gas yang dapat digunakan untuk
CAMPURAN GAS menurunkan TTM adalah gas etana, propana,
dan butana (Metcalfe, 1980). Di industri migas,
Seperti telah disebutkan di atas, tekanan gas ini diproduksi dan diproses menjadi liquified
reservoir di FAB, khususnya di Lapisan AB-4 natural gas (LNG) yang memiliki nilai ekonomi
dan AB-5, saat ini telah berada di bawah tekanan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, penggunaan
gelembung. Dengan kondisi tekanan reservoir gas ini sebagai gas pencampur CO2 akan sangat
seperti di atas maka mekanisme injeksi yang terbatas.
dapat dilakukan adalah injeksi tidak tercampur Dalam percampuran gas CO2 dengan gas
(immiscible injection). Telah diketahui bahwa lain dalam rangka mendapatkan TTM yang lebih
injeksi tidak tercampur dapat menghasilkan rendah, maka perlu dikaji jenis gas pencampur
tambahan faktor perolehan sebesar 5-10%. dan perbandingan gas pencampur dengan gas
Sedangkan injeksi tercampur (miscible injection), CO2. Percampuran tersebut ditujukan untuk
dimana tekanan reservoir pada saat proses mendapatkan TTM yang serendah mungkin
injeksi dilakukan berada di atas TTM, dapat dengan mempertimbangkan faktor jumlah
menghasilkan tambahan faktor perolehan sebesar gas pencampur. Berikut adalah hasil dari
10-20% (Lake, 1989). perhitungan TTM untuk pencampuran berbagai
Dalam melakukan kajian penurunan jenis gas dengan gas CO2 dengan menggunakan
TTM melalui pencampuran gas CO2 dengan tiga skenario konsentrasi (persen mol) dalam
gas lain, digunakan temperatur yang sama campuran, yaitu 60%, 50%, dan 40% gas CO2.
dengan temperatur yang digunakan dalam studi TTM dihitung dengan metode simulasi persamaan
sebelumnya, yaitu 140oF dan 150oF untuk keadaan atau equation of state (EOS) dalam
Lapisan AB-4 dan 150oF dan 158oF untuk Winprop CMG Simulator Ver. 2013 dengan data
Pencampuran Gas CO2 untuk Menurunkan Tekanan Tercampur Minimum: Studi Kasus pada Lapisan AB-4 dan
AB-5 Formasi Air Benakat, Cekungan Sumatera Selatan (Muslim dan A.K. Permadi) 41

masukan di antaranya berupa komposisi minyak, (5) Campuran Gas CO2 + Gas Etana
komposisi gas injeksi, dan temperatur reservoir.
Campuran gas CO2 dan gas etana
(1) Gas CO2 menggunakan konsentrasi (persen mol) gas CO2
dalam campuran yang sama seperti pada campuran
Gas yang diinjeksikan berupa gas CO2 gas CO2 dengan gas metana maupun campuran
murni (konsentrasi 100%). TTM pada Lapisan gas CO2 dengan gas nitrogen. Hasil perhitungan
AB-4 untuk temperatur 140oF diperoleh sebesar TTM diperlihatkan pada Tabel 4. Terlihat bahwa
1.650 psia dan untuk temperatur 150oF sebesar jika gas CO2 dicampur dengan gas etana maka
1.750 psia. TTM pada Lapisan AB-5 untuk TTM akan lebih rendah. Sebagai contoh, TTM
temperatur 150oF diperoleh sebesar 1.780 psia pada Lapisan AB-4 dengan perbandingan persen
dan untuk temperatur 158oF sebesar 1.870 psia. mol dalam campuran 40% CO2 + 60% etana pada
temperatur 140oF adalah sebesar 1.510 psia dan
(2) Flared Gas pada temperatur 150oF sebesar 1.600 psia.

Komposisi flared gas yang digunakan (6) Campuran Gas CO2 + Gas Propana
dalam studi ini ditunjukkan pada Tabel 1. TTM
pada Lapisan AB-4 untuk temperatur 140oF Dengan skenario konsentrasi (persen mol)
diperoleh sebesar 4.380 psia dan untuk temperatur
gas CO2 dalam campuran yang sama, campuran
150oF sebesar 4.420 psia. TTM pada Lapisan gas CO2 dengan gas propana diinjeksikan dan
AB-5 untuk temperatur 150oF diperoleh sebesar TTM diukur. Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 5.
4.420 psia dan untuk temperatur 158oF sebesar Terlihat bahwa gas CO2 yang dicampur dengan
4.440 psia. gas propana akan menurunkan TTM. Sebagai
contoh, TTM pada Lapisan AB-4 dengan
(3) Campuran Gas CO2 + Gas Metana komposisi campuran 40% CO2 + 60% propana
pada temperatur 140oF diperoleh sebesar 850
Hasil perhitungan TTM untuk campuran psia dan pada temperatur 150oF sebesar 880 psia.
gas CO2 + metana dengan tiga harga konsentrasi
(persen mol) dalam campuran, masing-masing (7) CO2 + Gas Butana
60%, 50%, dan 40% gas CO2, ditunjukkan pada
Tabel 2. Terlihat bahwa peningkatan konsentrasi Injeksi campuran gas CO2 + gas butana
gas metana dalam campuran akan meningkatkan ternyata juga dapat menurunkan TTM. Penurunan
TTM. Sebagai contoh campuran gas yang terdiri TTM campuran gas CO2 + gas butana bahkan
dari 40% CO2 + 60% metana memberikan nilai lebih besar dibandingkan dengan campuran
TTM untuk Lapisan AB-4 pada temperatur 140oF gas CO2 + gas etana dan campuran gas CO2 +
sebesar 4.080 psia dan pada temperatur 150oF gas propana. Hasil perhitungan TTM, dengan
sebesar 4.160 psia. konsentrasi (persen mol) gas CO2 dalam campuran
yang sama seperti sebelumnya, ditunjukkan pada
(4) Campuran Gas CO2 + Gas Nitrogen Tabel 6. Sebagai contoh, TTM pada Lapisan
AB-4 dengan campuran 40% CO2+ 60% butana
Campuran gas ini menggunakan persen pada temperatur 140oF adalah sebesar 560 psia
mol dalam campuran yang sama yaitu 60%, dan pada temperatur 150oF sebesar 605 psia.
50%, dan 40% gas CO2. Hasil perhitungan TTM
yang ditunjukkan pada Tabel 3 memperlihatkan IV. PEMBAHASAN
peningkatan konsentrasi gas nitrogen dalam
campuran akan meningkatkan TTM. Sebagai Studi ini mempunyai dua tujuan utama,
contoh, TTM pada Lapisan AB-4 dengan yaitu 1) menentukan TTM dari injeksi campuran
perbandingan persen mol dalam campuran 40% gas CO2 dengan gas lain dan 2) melakukan kajian
CO2 + 60% nitrogen pada temperatur 140oF terhadap campuran gas CO2 dengan gas lain
adalah sebesar 7.250 psia dan pada temperatur sebagai upaya untuk menurunkan TTM. Hasilnya
150oF sebesar 7.100 psia. berupa penetapan jenis gas pencampur dan persen
JTMGB, Vol. 10 No. 1 April 2016: 37-46
42

mol gas CO2 dalam campuran yang memberikan yang dibutuhkan agar terjadi percampuran antara
TTM minimal. gas CO2 dengan minyak dapat diturunkan jika
Untuk menentukan TTM gas campuran dilakukan pencampuran gas CO2 dengan gas lain.
digunakan simulasi persamaan keadaan melalui Jenis gas yang digunakan sebagai gas
aplikasi Winprop CMG Simulator Versi 2013. pencampur dalam studi ini adalah metana,
Sebagai perbandingan dan acuan, digunakan nitrogen, etana, propana, dan butana. TTM untuk
TTM dari injeksi gas CO2 dengan konsentrasi masing-masing campuran gas tersebut kemudian
100% yang telah ditentukan sebelumnya dengan dihitung. Sebagai pembanding dihitung pula TTM
menggunakan 3 (tiga) metode yaitu eksperimen jika flared gas dan CO2 dengan konsentrasi 100%
slimtube, simulasi numerik, dan korelasi. diinjeksikan. Dengan menggunakan persamaan
Menurut Elsharkawy (1996), pengukuran TTM keadaan, injeksi gas CO2 menghasilkan nilai
dengan menggunakan eksperimen slimtube telah TTM lebih kecil. Hasil yang sama telah pula
menjadi acuan standar di industri. Sementara itu, dilaporkan oleh Johnson and Pollin (1981).
melakukan eksperimen slimtube memerlukan Pencampuran gas CO2 dengan gas lain
biaya yang besar dan waktu yang panjang. Satu dilakukan dengan menggunakan tiga harga
set eksperimen, yaitu untuk satu harga temperatur konsentrasi (persen mol) gas CO2 yaitu 60%,
dan beberapa harga tekanan, memerlukan waktu 50%, dan 40%. Disamping gas CO2 dengan
antara 3 sampai 4 bulan. Dengan demikian, konsentrasi 100% sulit didapatkan dan berharga
eksperimen yang harus dilakukan untuk dua lebih mahal, pencampuran dengan gas lain
lapisan dalam studi ini dengan dua harga dapat menurunkan TTM. Namun, ternyata gas
temperatur yang berbeda memerlukan waktu pencampur yang memberikan harga TTM lebih
eksperimen hampir 1 tahun. Karena alasan itu, rendah dari gas CO2 dengan konsentrasi 100%
pengukuran TTM pada Lapisan AB-4 dengan merupakan gas yang mempunyai nilai ekonomi
temperatur 140oF tidak dapat dilakukan. Metode tinggi seperti gas butana. Lebih lanjut, untuk
simulasi numerik dan korelasi digunakan untuk menurunkan TTM menjadi lebih rendah lagi
mendapatkan TTM secara lebih cepat dan relatif memerlukan konsentrasi gas pencampur yang
lebih murah. lebih tinggi.
Dalam studi sebelumnya, ketiga metode Seperti telah disebutkan sebelumnya,
telah digunakan untuk kedua lapisan di atas dan jenis gas C2-C6 mempunyai nilai ekonomi
hasilnya telah dilaporkan (Muslim dan Permadi, tinggi sebagai LNG. Terlepas dari itu, campuran
2015). Telah ditunjukkan bahwa kenaikan yang memberikan harga TTM paling rendah
temperatur mengakibatkan kenaikan TTM. Hal pada setiap temperatur dalam studi ini adalah
yang sama telah pula dilaporkan sebelumnya campuran gas CO2 + gas butana. Pada Lapisan
oleh Holm and Josendal (1982 dan 1974). Untuk AB-4 dengan temperatur 140oF dengan campuran
kasus Lapisan AB-5, kenaikan temperatur dari 40% gas CO2 memberikan nilai TTM sebesar
150oF menjadi 158oF memberikan kenaikan 560 psia dan pada temperatur 150oF memberikan
TTM sebesar 260 psia atau setiap kenaikan 1oF TTM sebesar 605 psia. Untuk Lapisan AB-5
mengakibatkan kenaikan TTM sebesar 32.5 psia. dengan konsentrasi (persen mol) gas CO2 yang
Oleh karena itu, dengan naiknya temperatur, sama pada temperatur 150oF memberikan TTM
maka diperlukan tekanan injeksi yang lebih besar sebesar 600 psia dan pada temperatur 158oF
untuk mencapai miscibility. memberikan TTM sebesar 640 psia. Dengan
Tekanan reservoir baik pada Lapisan demikian, menambahkan sejumlah gas butana
AB-4 maupun Lapisan AB-5 sudah sangat ke dalam gas CO2 dapat menurunkan TTM lebih
rendah dan berada di bawah tekanan gelembung. rendah dibandingkan dengan menambahkan gas
Seperti telah dilaporkan sebelumnya, TTM hasil lain.
eksperimen slimtube, yang telah dikonfirmasi Selanjutnya, terlihat pula bahwa persen
oleh hasil simulasi numerik serta korelasi, mol gas pencampur mempengaruhi besarnya
menunjukkan bahwa tekanan yang dibutuhkan penurunan TTM. Sebagai contoh, pada Lapisan
agar terjadi proses percampuran antara gas AB-4 dengan temperatur 140oF, campuran
CO2 dengan minyak di reservoir berada di atas dengan konsentrasi 40% CO2 dan 60% gas
tekanan gelembung. Terkait hal itu, tekanan butana memberikan TTM sebesar 560 psia. Jika
Pencampuran Gas CO2 untuk Menurunkan Tekanan Tercampur Minimum: Studi Kasus pada Lapisan AB-4 dan
AB-5 Formasi Air Benakat, Cekungan Sumatera Selatan (Muslim dan A.K. Permadi) 43

konsentrasi gas butana dalam campuran dikurangi sampai 1000 psi. Angka tersebut berada di bawah
menjadi 40% maka TTM yang diperlukan tekanan rekah formasi sebesar 1700 psi. Untuk
menjadi 955 psia. Hal yang sama terjadi pada Lapisan AB-5, campuran gas CO2 + gas propana
perubahan konsentrasi campuran yang sama pada memberikan TTM antara 760 sampai 1175 psi
Lapisan AB-5 dengan temperatur 150oF di mana dan campuran gas CO2 + gas butana memberikan
TTM naik dari 600 psia menjadi 900 psia. TTM sebesar 600 sampai 950 psi. TTM yang
Studi ini menunjukkan dengan jelas dihasilkan dari campuran tersebut berada di
bahwa pencampuran gas C2-C6 terhadap gas CO2 bawah tekanan rekah formasi sebesar 1900 psi.
dapat menurunkan TTM secara signifikan seperti
juga telah ditunjukkan sebelumnya oleh Metcalfe V. KESIMPULAN
(1980). Lebih lanjut, studi ini menunjukkan
bahwa untuk gas pencampur yang berupa gas Kesimpulan utama dari studi ini dikaitkan
etana dan propana, maka diperlukan konsentrasi dengan studi sebelumnya (Muslim dan Permadi,
atau persen mol gas pencampur yang lebih besar 2015) adalah sebagai berikut :
agar TTM dapat diturunkan menjadi harga yang 1. TTM hasil eksperimen slimtube
mendekati harga TTM yang dihasilkan dari untuk konsentrasi gas CO2 100%
gas pencampur butana. Sebagai contoh untuk (murni) jauh lebih tinggi dari tekanan
menurunkan TTM menjadi harga sekitar 840 psia reservoir baik pada Lapisan AB-4
pada temperatur 140oF, gas pencampur butana maupun pada Lapisan AB-5.
memerlukan konsentrasi 50% mol sedangkan 2. TTM yang diperoleh dengan
gas pencampur propana memerlukan konsentrasi menggunakan metode simulasi
sekitar 60% mol seperti diperlihatkan oleh Tabel numerik dan korelasi dapat digunakan
5 dan 6. untuk konfirmasi harga TTM hasil
Studi ini juga menunjukkan pengaruh pengukuran melalui eksperimen
komposisi minyak terhadap besaran TTM. slimtube.
Telah ditunjukkan bahwa TTM pada Lapisan 3. Untuk menurunkan TTM, gas CO2
AB-4 dan AB-5 mempunyai harga yang berbeda dapat dicampur dengan gas lain.
karena komposisi minyak yang berbeda pada Dalam studi ini, gas pencampur yang
masing-masing lapisan. Komponen CH4 dan memberikan TTM terendah adalah
N2 yang terdapat di dalam minyak mempunyai gas butana dengan campuran 40%
pengaruh terhadap nilai TTM. Semakin besar CO2 + 60% butana.
konsentrasi kedua komponen tersebut di dalam 4. Gas pencampur metana, gas
minyak maka nilai TTM semakin tinggi. Hasil pencampur nitrogen, dan flared gas
ini memberikan konfirmasi terhadap hasil studi menghasilkan TTM yang sangat
sebelumnya yang salah satunya disampaikan tinggi yang berada jauh di atas TTM
oleh Cronguist (1978). untuk gas CO2 100% (murni).
Salah satu faktor pertimbangan dalam 5. Untuk suatu harga temperatur,
melakukan injeksi, termasuk injeksi gas CO2, komposisi gas yang terkandung di
adalah tekanan rekah formasi. Dalam studi ini, dalam minyak seperti metana dan
hanya campuran gas CO2 + gas propana dan nitrogen yang berbeda memberikan
gas CO2 + gas butana yang menghasilkan TTM nilai TTM yang berbeda pula.
di bawah tekanan rekah formasi. Campuran gas
CO2 + gas etana memberikan TTM yang berada UCAPAN TERIMA KASIH
sedikit di bawah tekanan rekah formasi dan
campuran gas CO2 + gas metana dan gas CO2 + Para penulis mengucapkan terima
gas nitrogen menghasilkan TTM yang berada di kasih dan menyampaikan penghargaan yang
atas tekanan rekah formasi. tinggi kepada EOR Laboratory, Department of
Untuk Lapisan AB-4, campuran gas Energy and Mineral Resources Engineering,
CO2 + gas propana menghasilkan TTM antara Sejong University, Seoul, Korea atas pemakaian
850 sampai 1100 psi sedangkan campuran CO2 peralatan dan material eksperimen slimtube untuk
+ gas butana memberikan TTM antara 560 keperluan studi ini.
JTMGB, Vol. 10 No. 1 April 2016: 37-46
44

REFERENSI Strategy in Shallow Reservoir (Rindu Reservoir)


of Area 3,4 Duri Steam Flood. Paper SPE
Ahmed, T., 2007. EOS and PVT Analysis. Gulf 147706 presented at the SPE APOGCE, Jakarta,
Publishing Co., Houston, TX. Indonesia, Sept. 20-22.
Cronguist, C., 1978. Carbon Dioxide Dynamic Martin, D. F., dan Taber, J. J., 1992. Carbon Dioxide
Miscibility with Light Reservoir Oils. Presented Flooding. Journal of Petroleum Technology, 44,
at US DOE Symposium, Tulsa, OK, Aug. 28-30. 04.
CMG, 2013. Gem User’s Guide. Computer Metcalfe, R.S., 1980. Effects of Impurities on
Modelling Group. MMP and MME Levels for CO2 and Rich Gas
CMG, 2013. Winprop User’s Guide. Computer Displacements. Paper SPE 9230 presented at the
Modelling Group. SPE ATCE, Dallas, TX, Sept. 21-24.
Dehghani, K. dan Ehrlich, R., 1999. Utilization Moreno, J. E., Badawy, A., Kartoatmodjo, G. P.,
of Associated Produced Gas to Improve Oil Al-Shuraiqi, H., Friedel, T., Zulkhifly, F.,
Recovery. Paper SPE 53338 presented at the dan Tan, L. T., 2009. Flaring, Gas Injection
Middle East Oil Show and Conference, Bahrain, and Reservoir Management Optimization:
Feb. 20-23. Preserving Reservoir Energy Maximizes
Elsharkawy, A.M., 1996. Measuring CO2 MMP: Recovery and Prolong the Life of an Ageing
Slimtube or Rising Bubble Method? Energy and Brown Field. Paper SPE 122339 presented at
Fuel, 10, 3. the SPE APOGCE, Jakarta, Indonesia, Aug. 4-6.
Harvey, A. H., 1988. A Comparison of Nitrogen Muslim dan Permadi, A. K., 2015. Penentuan
and Methane Injection for Attic Oil Recovery. Tekanan Tercampur Minimum Pada Lapisan
SPE 18603, Society of Petroleum Engineers, AB-4 dan AB-5 Formasi Air Benakat-Cekungan
Richardson, TX. Sumatera Selatan Berdasarkan Eksperimen,
Holm, L.W. dan Josendal, V.A., 1982. Effect of Oil Simulasi, Persamaan Keadaan, dan Korelasi.
Composition on Miscible-Type Displacement Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi, 7 (1),
by Carbon Dioxide. SPE Journal, 2, 1. 53-62.
Holm, L.W. dan Josendal, V.A. 1974. Mechanism of Pittaway, K. R., Albright, J. C., Hoover, J. W., dan
Oil Displacement by Carbon Dioxide. Journal Moore, J. S., 1987. The Maljamar CO2 Pilot:
Petroleum Technology, 26, 12. Review and Results. Journal of Petroleum
Jarrell, P.M., Fox, C.E., Stein, M.H., dan Webb, Technology, 39, 10.
S.L., 2002. Practical Aspects of CO2. Flooding. Kane, A. V., 1979. Performance Review of a Large-
SPE Monograph Series, Society of Petroleum Scale CO2-WAG Enhanced Recovery Project,
Engineers, Richardson, TX. SACROC Unit Kelly-Snyder Field. Journal of
Johnson, J.P. dan Pollin, J.S., 1981. Measure- Petroleum Technology, 31, 02.
ment and Correlation of CO2 Miscibility SKKMigas, 2012. Laporan Tahunan Tahun 2012.
Pressures. Paper SPE 9790 presented at the SPE Stalkup Jr., F. I., 1984. Miscible Displacement. SPE
Symposium on EOR, Tulsa, OK, April 5-8. Monograph Series, Second Printing, Society of
Lawrence, J. J., Maer, N. K., Stern, D., Corwin, L. Petroleum Engineers, Richardson, TX.
W., dan Idol, W. K., 2002. Jay Nitrogen Tertiary Lake, L.W., 1989. Enhanced Oil Recovery. Prentice
Recovery Study: Managing a Mature Field. Hall, NJ.
Paper SPE 78527 presented at the SPE ATCE, Yellig, W.F. dan Metcalfe, R.S., 1980. Determination
Abu Dhabi, Oct. 13-16. and Prediction of CO2 Minimum Miscibility
Lumbantobing, S., Natalia, S., dan Silalahi, H. S., Pressure. SPE Journal of Petroleum Technology,
2011. Improving Oil Recovery and Injection 32, 1.

Anda mungkin juga menyukai