Anda di halaman 1dari 5

BAB V.

INJEKSI CO2

V.1 Pendahuluan
Kelebihan utama injeksi CO2 ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan minyak dan menurunkan viskositas.
2. Membentuk fluida bercampur dengan minyak karena ekstraksi, penguapan dan
pemindahan kromatografi.
3. Bertindak sebagai solution-gas drive, sekalipun fluida tidak bercampur sempurna.
4. Permukaan fluida campur (miscible front), jika rusak, akan memperbaiki diri.
5. Tidak seperti LPG, CO2 akan bercampur dengan minyak yang telah berubah menjadi
fraksi C2-C4.
6. Karbon dioksida, mudah larut di air, menyebabkan air mengembang dan
menjadikannya bersifat agak asam.
7. Ketercampuran (miscibility) dapat dicapai pada tekanan di atas 1500 psi pada beberapa
reservoir.
8. Karbon dioksida merupakan zat tidak berbahaya, gas yang tidak mudah meledak dan
tidak menimbulkan problem lingkungan jika hilang ke atmosfir dalam jumlah yang
relatif kecil.
9. Dapat diperoleh dari gas buangan (seperti dari pabrik pemroses gas atau industri) atau
dari reservoir yang mengandung CO2.
Sedangkan beberapa kekurangan injeksi CO2 adalah sebagai berikut:
1. Kelarutan CO2 di air dapat menaikkan volume yang diperlukan selama bercampur
dengan minyak, tetapi hal ini dapat diatasi sebagian atau semuanya dengan
meningkatkan volume dari CO2 - air terjenuhi.
2. Viskositas yang rendah dari setiap gas CO2 bebas pada tekanan reservoir yang rendah
akan meyebabkan penembusan yang lebih awal pada sumur produksi, mengurangi
efisiensi penyapuan.
3. Setelah fluida tercampur terbentuk, viskositas minyak lebih rendah daripada minyak
reservoir, menyebabkan fingering dan penembusan yang belum waktunya.
4. Injeksi slug water diperlukan untuk mengurangi fingering.
5. Karbon dioksida dengan air akan membentuk asam karbonik yang sangat korosif.
6. Injeksi alternatif slug CO2 dan air memerlukan sistem injeksi ganda dan hal ini akan
menambah biaya dan kerumitan sistem.
7. Diperlukan CO2 dalam jumlah yang besar (5-10 MCF gas untuk memproduksi 1 stock
tank barrel minyak).
8. Sumber karbon dioksida biasanya tidak diperoleh ditempat yang berdekatan dengan
proyek injeksi CO2 sehingga memerlukan pemipaan dalam jarak yang panjang.

1/5
Bab V - 2/5

V.2 Sifat - sifat CO2


CO2 termasuk zat tiga fasa (gas, cair, dan padat). Jika tekanan diturunkan sampai di
bawah tekanan saturasi akan berbentuk sebagai gas; berbentuk cairan pada tekanan di atas
300 psia jika temperatur 0o F atau di bawahnya; sedangkan berbentuk padatan (sebagai dry
ice) jika temperatur sangat rendah (lihat Gambar 5.1).

Gambar 5.1-Diagram fasa CO2

Beberapa sifat CO2 yang penting adalah sebagai berikut:

Berat molekul 44.01 g/mole


Tekanan kritis 1073 psia
Temperature kritis 87.8o F
Volume kritis 0.0237 cu-ft/lb
Densitas (0o F, 300 psi) 8.5 lb/gal
Volume spesifik (14.7 psia, 60o F) 8.569 cu-ft/lb
Panas spesifik (Liquid) pada 300 psi 0.5 Btu/lb-o F
Bab V - 3/5

Satu hal yang penting dan berguna dalam EOR adalah kenaikan volume dari minyak
mentah (crude oil) saat terjenuhi oleh CO2 (lihat Gambar 5.2).

Gambar 5.2-Volume minyak relatif vs tekanan pada temperatur 144o F.,


(fluida reservoir Texas Barat)

V.3 Mekanisme dan Kriteria Injeksi CO2


Mekanisme dasar injeksi CO2 adalah bercampurnya CO2 dengan minyak dan
membentuk fluida baru yang lebih mudah didesak daripada minyak reservoir awal. Ada 4
jenis mekanisme pendesakan injeksi CO2:
1. Injeksi CO2 secara kontinyu selama proyek berlangsung.
2. Injeksi slug CO2 diikuti air.
3. Injeksi slug CO2 dan air secara bergantian.
4. Injeksi CO2 dan air secara simultan.
Dari studi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
 Injeksi CO2 dan air secara simultan terbukti merupakan mekanisme pendesakan yang
terbaik di antara keempat metode tersebut (oil recovery-nya sekitar 50%). Disusul
kemudian injeksi slug CO2 dan air secara bergantian. Injeksi langsung CO2 dan injeksi
slug CO2 diikuti air sama buruknya dengan kemampuan mengambil minyak hanya
sekitar 25%.
Bab V - 4/5

 Dalam semua kasus, pemisahan gaya berat (gravity segregation) antara CO2 dan air
terjadi sebelum setengah dari batuan reservoir tersapu oleh campuran dari dua fluida
tersebut.
Beberapa kriteria penerapan injeksi CO2

Parameter Satuan Yang cocok untuk injeksi


CO2
Permeabilitas rata-rata md 0.2
Viskositas cp 0.15 - 188
Saturasi minyak % 28 - 54
Kedalaman ft  10800
Ketebalan formasi ft 8 - 600
Berat jenis minyak oAPI 16 - 45
Kadar H2S % 29
Temperatur dasar sumur oF  248
Jarak tiap sumur acre/sumur 51
Jenis batuan pasir, karbonat, dolomit, chert

V.4 Sumber CO2


Sumber CO2 sangat menentukan dalam keberhasilan proyek injeksi CO2 sebab CO2
yang diperlukan harus tersedia untuk jangka waktu yang panjang, di atas 20 tahun atau
lebih untuk beberapa kasus. Gas yang tersedia juga harus relatif murni sebab beberapa gas,
seperti metana, dapat meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk bercampur; sementara
yang lainnya, seperti hidrogen sulfida, berbahaya, berbau dan menimbulkan permasalahan
lingkungan. Disamping itu suplai gas juga harus kontinyu sebab jika injeksi CO2 terhenti
selama waktu tertentu kumpulan fluida tercampur (miscible bank) dapat memburuk dan
mempengaruhi keberhasilan proyek.
Perlu diperhatikan pula bahwa sulit untuk menentukan volume aktual dan waktu
pengantaran gas ke proyek sebab kebocoran dapat terjadi pada proyek injeksi skala besar
selama periode waktu yang panjang. Faktor yang tidak diketahui lainnya adalah volume
CO2 yang harus dikembalikan lagi (recycle). Jika gas CO2 menembus sebelum waktunya
ke sumur produksi, gas ini harus diproses dan CO2 diinjeksikan kembali.
Sumber CO2 alami adalah yang terbaik, baik dari sumur yang memproduksi gas
CO2 yang relatif murni atau dari pabrik yang mengolah gas hidrokarbon yang mengandung
banyak CO2 sebagai kontaminan. Sumber yang lain adalah kumpulan gas (stack gas) dari
pembakaran batubara (coal-fired). Sayangnya, gas ini tidak menarik.
Bab V - 5/5

Alternatif lain adalah gas yang dilepaskan dari pabrik amonia. Beberapa kelebihan
sumber ini adalah:
1. Pabrik amonia dan lapangan minyak dapat didirikan berdekatan.
2. Gas CO2 yang dilepaskan dari pabrik amonia cenderung dapat dikumpulkan dalam
sebuah area industrial yang tersedia.
3. Kuantitas CO2 dari setiap sumber dapat diketahui.
4. Tidak memerlukan pemurnian karena CO2 yang didapat memiliki kemurnian 98%
(Pullman Kellog, 1977).

V.5 Beberapa Contoh Percobaan Injeksi CO2


Keberhasilan proyek CO2 tergantung pada:
1. Karakteristik minyak.
2. Bagian reservoir yang kontak secara efektif.
3. Tekanan yang bisa dicapai.
4. Ketersediaan dan biaya penyediaan gas CO2.
Beberapa percobaan injeksi CO2 yang telah dilakukan selama ini adalah sebagai
berikut:
 Kelly-Snyder Field, Texas (USA)
Proyek yang dikerjakan oleh lima perusahan minyak dengan Chevron Oil Company
sebagai operator ini dimulai tahun 1972. Pola injeksi adalah 16 acre - 9 spot. Metode
injeksinya adalah CO2 dan air diinjeksikan ke sumur secara simultan dengan laju
antara 150 - 200 MMCFPD. Peningkatan oil recovery berkisar antara 5.7 - 6.7% dari
OOIP.
 Mead-Strawn Field, Texas (USA)
Proyek berlangsung dari tahun 1964 - 1968 oleh Union Oil Company. 15% PV slug
CO2 (5000 ton) diinjeksikan melalui empat sumur dengan pola injeksi adalah 33.5
acre, normal 5 spot. Dengan membandingkan perolehan dari tiga sumur percobaan
(sumur produksi) dengan perolehan dari beberapa sumur yang hanya dilakukan
waterflooding, dapat disimpulkan bahwa sekitar 53 - 82% minyak diproduksi dari
injeksi CO2.

Anda mungkin juga menyukai