Anda di halaman 1dari 32

Edited by Foxit Reader

Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008


For Evaluation Only.

BAB II. KONDISI YANG SAMA PADA SEMUA PROSES EOR

II.1 Faktor-faktor utama yang mempengaruhi efektivitas EOR


Suatu metoda EOR secara umum dapat saja diterapkan pada semua reservoir secara
acak, tetapi yang menjadi pertanyaan apakah fluida injeksi tersedia dalam jumlah yang
cukup selama masa produksi, lalu apakah fluida injeksi sesuai (compatible) dengan batuan
dan fluida reservoir, lalu apakah hasilnya akan baik. Makin baik suatu EOR, tambahan
perolehan yang dihasilkan dibandingkan dengan cara alamiahnya makin besar.
Beberapa faktor yang dirasakan penting dalam menentukan keberhasilan suatu
metoda EOR ialah :
1. kedalaman )
2. kemiringan )
3. tingkat homogenitas )  kondisi reservoir
4. sifat-sifat petrofisik )
5. mekanisme pendorong )
6. cadangan minyak tersisa )
7. saturasi minyak tersisa )  kondisi fluida
8. viskositas minyak )

1.1 Kedalaman
Kedalaman reservoir merupakan faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan suatu EOR dari segi teknik dan ekonomi.
Dari segi teknik, jika kedalaman kecil, tekanan injeksi yang dapat dikenakan
terhadap reservoir juga kecil, karena tekanan dibatasi oleh tekanan rekah.
Dari segi ekonomi, jika kedalaman kecil, maka biaya pemboran sumur baru akan
kecil, demikian pula jika dilakukan injeksi gas, biaya kompresor akan cukup kecil.

1.2 Kemiringan
Faktor kemiringan mempunyai arti yang penting jika perbedaan rapat massa
antara fluida pendesak dan fluida yang didesak cukup besar, misalnya pada injeksi
gas.
Jika kecepatan pendesakan besar sekali, pengaruh kemiringan tidak terlalu besar.
Dalam hal kecepatan pendesakan tidak terlalu besar, jika fluida pendesaknya air, ia
cenderung untuk maju lebih cepat di bagian bawah; jika fluida pendesaknya gas, ia
cenderung untuk menyusul di bagian atas.

1/35
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 2/35

1.3 Tingkat Homogenitas Reservoir


Homogenitas suatu reservoir ditentukan oleh :
- keseragaman ukuran pori
- kseragaman stratigrafi/jenis batuan
- kontinuitas yang dipengaruhi struktur (mis. patahan) atau stratigrafi; hal ini
dapat diuji dengan uji interferensi tekanan
- ada atau tidaknya "skin effect" dan berapa besar pengaruhnya terhadap
injectivity; hal ini dapat diuji dengan uji tekanan sumur injeksi
Ketidak seragaman sifat-sifat batuan yang menyebabkan perubahan permeabilitas
akan mengurangi efisiensi penyapuan injeksi.

1.4 Sifat-sifat Petrofisik


Besaran-besaran petrofisik yang mempengaruhi keberhasilan suatu metoda EOR
ialah :
- porositas ()
- permeabilitas (K)
- permeabilitas relatif sebagai fungsi saturasi (Krw dan Kro)
- tekanan kapiler (Pc)
- kebasahan batuan ()
Porositas yang semakin besar akan menghasilkan cadangan sisa yang semakin besar
pula; hal ini membuat prospek EOR lebih baik.
Permeabilitas yang besar biasanya lebih menguntungkan bagi diterapkannya suatu
metoda EOR; tetapi jika harga permeabilitas di atas suatu batas ambang tertentu, mungkin
penerapan metoda EOR tidak ekonomis lagi karena sebagian besar minyak sudah
diproduksikan pada produksi alamiah sebelumnya.
Tekanan kapiler dan kebasahan batuan mempengaruhi besarnya saturasi minyak
tersisa di reservoir.

1.5 Mekanisma Pendorong


Peranan mekanisma pendorong dapat penting sekali, misalnya jika suatu reservoir
mempunyai pendorong air yang sangat kuat (strong water-drive), maka penerapan
injeksi air atau injeksi kimiawi tidak memberikan dampak yang berarti.

1.6 Cadangan Minyak Tersisa


Cadangan minyak tersisa suatu reservoir mempunyai hubungan langsung dengan
nilai ekonomi penerapan suatu metoda EOR padanya. Makin besar cadangan tersisa, makin
besar kemungkinan bahwa suatu proyek EOR untung.
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 3/35

1.7 Saturasi Minyak Tersisa


Besarnya saturasi minyak tersisa menentukan mudah atau sukarnya pendesakan atau
pengurasan yang dilakukan oleh fluida injeksi nantinya. Makin kecil harga saturasi minyak
tersisa, makin kecil kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari EOR; hal ini
disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama, pengurasan minyaknya memerlukan metoda yang
mahal dan kedua, jumlah minyak yang harus menanggung biaya pengurasan makin kecil.

1.8 Viskositas Minyak


Viskositas minyak merupakan unsur penting dalam memilih metoda EOR yang
cocok dan juga dalam penentuan keberhasilan metoda tersebut. Dalam hal pendesakan tak
tercampur, besaran yang menentukan efektivitas penyapuannya ialah perbandingan
mobilitas fluida pendesak (Kd/ d) dengan minyak yang didesak (Ko/ o). Semakin kecil
perbandingan mobilitas, semakin baik efisiensi penyapuannya. Hal ini terjadi jika
viskositas minyak semakin kecil.

II.2 Pendesakan Satu Dimensi (Linier)


Yang dimaksud dengan pendesakan linier ialah pendesakan yang mempunyai
kecepatan hanya dalam satu arah pada setiap saat dan setiap tempat. Dalam praktek,
pendesakan yang mendekati pendesakan linier ialah yang terjadi misalnya pada injeksi gas
ke dalam tudung gas dan injeksi air ke dalam aquifer, atau juga misalnya dalam pendesakan
berpola direct-line drive yang jarak antara sumur sejenisnya jauh kecil daripada jarak antara
sumur yang tidak sejenis.
Secara umum, suatu pendesakan akan mempunyai batas yang merupakan front
terdepan fluida pendesak; pada bidang front ini saturasi fluida pendesak melonjak naik,
kemudian di belakang front saturasi fluida pendesak naik secara berangsur-angsur sampai
mencapai saturasi maksimalnya, yaitu seharga satu dikurangi saturasi residual fluida yang
didesak.
Namun ada hal khusus, yaitu saturasi fluida pendesak pada front sama dengan satu
dikurangi saturasi residual fluida pendesaknya. Pendesakan yang khusus ini disebut
pendesakan torak.
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 4/35

2.1 Teori Pendesakan Frontal

PR OD U KSI
q
t

L
q
i


y Z
IN J E K S I

(b )

Pola line drive Anggapan :


- sumur-sumur injeksi dan produksi di
perforasi di seluruh ketebalan formasi (h).
- penyimpangan dari arus-arus aliran linier (di
sekitar sumur-sumur) diabaikan.
- distribusi saturasi secara melebar dianggap
seragam ( bidang gambar (b))
(kalau untuk distribusi melebar pada injeksi
berpola lain  Craig/areal saturation
distribution)
spasi teratur, kalau tidak  simulasi
Persamaan fraksi aliran
Anggapan : Kondisi aliran terdifusi  saturasi tersebar merata di seluruh ketebalan  ry
bisa dibuat model matematis (dimensi  arah y).
 Jadi Kro dan Krw juga tersebar merata karena merupakan f(So) dan f(Sw) 
bisa dipakai satu K (rata-rata) terhadap seluruh ketebalan.
Kondisi aliran terdifusi ini dapat terjadi pada 2 kondisi ekstrim:
a. debit injeksi >>  efek-efek kapiler dan gravitasi diabaikan.
Kondisi kesetimbangan vertikal tidak terpenuhi.
b. debit injeksi kecil, Zone transisi kapiler >> tebal reservoir (H >> h)
Kondisi kesetimbangan vertikal terpenuhi.
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 5/35

Pe

tebal reserv oir h


H

H >> h Sw mendek ati


harga yang dapat dianggap
tersebar rata pada h

Sw c 1 -S o r
SW

Juga dalam mengukur Krel di lab.


 kondisi aliran terdifusi, karena dipakai debit pendesakan yang pada core yang tipis
 hasil perhitungan Krel yang mewakili ketebalan ini seharusnya hanya dapat dipakai
dalam perhitungan-perhitungan untuk kondisi aliran terdifusi juga.

lihat gambar di depan

  Untuk fl. incomp. : = P / + q z



luas penampang A

Rumus Darcy untuk aliran linier :


 k kro A o   o k kro A  Po  g sin 
qo   (  o )
o x o  x 1. 0133 x 106
dan
k krw A  w   w k krw A  Pw  g sin 
qw    (  w )
w x w  x 1. 0133 x 106
 dm 
 1 atm = 1.0133 x 106 2 
 cm 
subst. qo  qt  qw dan kurangkan kedua persamaan di atas, hasil :
w o q  P  g sin 
qw (  )  t o  A( c  ) (*)
k krw k kro k kro  x 1. 0133 x 106

Definisi fraksi aliran air pada setiap titik :


qw q
fw   w  subst. ke persamaan (*)
qo  q w qt
k k ro a  Pc  g sin 
1 (  )
qt  o  x 1. 0133 x 106
fw 
 k
1  w ro
k rw  o
dalam satuan lapangan :
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 6/35

3 k k ro A  Pc
1  1. 127 x 10 (  0. 4335   sin  )
qt  o  x
fw 
 k
1  w ro
k rw  o

pengaruh gaya gravitasi :


 g sin 
0      up dip direction 6 0
1. 0133 x 10
 g sin 
    2  down dip direction 6 0
1. 0133 x 10
 fw up dip  fw down dip, karena pada gaya berat "up dip" cenderung untuk menekar
aliran air.

Pengaruh suku/term gradien tekanan kapiler.

 Pc d Pc  S w
 
x d sw x Pc 1 -S
OR
d
 
sw
1Pc
0 0
Sw
+ d + dx Sw f
sw
(a) (b)
 Pc S
 selalu  0 wc
x S 1 -S X
wc OR
 selalu menambah
Sw
fraksi aliran air (fw).
 Pc (a ) (b )
sukar ditentukan
x
secara kuantitatif karena profil Sw = f(x) tidak diketahui dan malah merupakan satu hal
yang dibutuhkan dalam perhitungan hasil pendesakan.
Pada gambar (b) di atas, Sw melonjak naik dari Swc ke Swf (front sat.)
 Sw d Pc
 max. pada front tersebut, demikian juga
x d Sw
 Pc
 juga max. pada front.
x
Di belakang front, kenaikan Sw berangsur-angsur dari Swf  (1 - Sor), di daerah ini
d Pc  Sw  Pc
dianggap dan kecil  dapat diabaikan dalam persamaan fw.
d Sw x x
Untuk pendesakan horizontal ( sin  = 0 ), dan dengan mengabaikan gradien
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 7/35

1
tekanan kapiler, f w  ; jika (dan biasanya) pendesakan minyak terjadi pada
 k
1  w ro
k rw  o
temperatur konstan  o dan w tertentu
 persamaan fw disamping hanya merupakan
f(Sw) (isotermal)
bentuknya :

konsep gradien saturasi


f (desaturasi)
w

S S 1 - S
wc w or

Persamaan fraksi aliran dipakai untuk menghitung fraksi dari pada aliran total di titik mana
saja, jika Sw pada titik tersebut diketahui (untuk mengetahui bila satu bidang dengan Sw
tertentu mencapai suatu titik, dipakai teori pendesakan Buckley - Leverett persamaan
kemajuan front).

Pendesakan Kemajuan Front satu Dimensi Buckley - Leverett


1942 : * Persamaan dasar untuk menggambarkan pendesakan immiscible 1 - dimensi.
* Persamaan ini (untuk air mendesak minyak) menentukan kecepatan suatu bidang
Sw konstan bergerak, melalui suatu sistem linier.
Dengan anggapan kondisi aliran terdifusi dipenuhi, maka konservasi massa air melalui
elemen volume A  dx dapat ditulis sebagai berikut :
 Debit massa 
  = Debit bertambahnya massa dalam elemen volume tersebut di atas.
 masuk  keluar 

dx

qww qww
x
x+dx

luas penampang = A

qw w  qw w  A  dx (w Sw )
x xdx t
Bab II - 8/35

atau :
 
qw w  qw w  ( q  ) dx  A  dx (  w S w )
x x x w w t
 
( qw w )   A  (w Sw )
t t
Dengan anggapan pendesakan incompressible (w ~ konstanta)
 qw S w
  A
x t t x
S w S w
Diferensial total Sw : d Sw = dx  dt
x t t x
tujuannya ialah mempelajari pergerakan bidang dengan Sw = konstan  dSw = 0.
maka :
SW  S w dx


t x x t dt Sw

Juga :  masukkan kedua persamaan ini ke *)

q w q w S w
( ) 
x t S w x t 

maka diperoleh :
q w dx
 A
S w t dt Sw
q w  ( qT f w ) d fw INCOMPRESSIBLE
Def. : qw = qT fw    qT ta
S w t S w t d S w Sw qT  K
dx q d fw
maka VS   T  persamaan Buckley - Leverett *)
w dt Sw A  d Sw

Untuk qT = qi =  konstan kec. bidang dengan Sw konstan, proporsionil terhadap turunan


fw terhadap Sw pada Sw yang bersangkutan.
Integrasikan untuk waktu total sejak injeksi dimulai :
1 d fw t
xS   q dt
w A  d Sw 0 T

  ,Wi = injeksi air kumulatif *)
Wi
(anggapan : syarat awal : Wi = 0 untuk t = 0
W d fw  letak/posisi bidang-bidang dengan Sw yang berbeda-
 i
A  d S w Sw beda pada waktu tertentu (Wi = konstan ) dapat
digambarkan memakai persamaan terakhir dengan menentukan dulu kemiringan kurva fw
vs Sw untuk harga Sw yang bersangkutan.
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 9/35

Kesukaran :
dari grafik di depan

fw = 1
fw

1 - Sor
SW C SW
d fw
adanya titik-titik belok,maka kurva vs Sw mempunyai maximum (lihat
d Sw

gambar berikut).

SW


d fw

V sw dSW 1 - Sor Swf

A
B
B
SW C

SW C 1 - Sor SW X

Ini merupakan kurva yang dihasilkan setelah memakai persamaan (*) di atas (kurva yang
garisnya penuh).
Secara fisis tidak mungkin ada beberapa harga saturasi (yang perbedaannya diskontinu 
bukan berangsur-angsur) pada satu titik di reservoir.
Untuk menggambarkan profil saturasi yang tepat, perlu ditarik garis vertikal lurus sehingga
luas A dan B sama; garis tersebut merupakan gambaran saturasi di front.
Gambaran penampang aliran di front.
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 10/35

Sw mengecil (maximum di tengah karena aliran terdifusi).

Di belakang front (Swf  SW  1 - Sor), dimana Sw kontinu dan dapat diturunkan 


persamaan Buckley - Leverett dan (*) dapat dipakai untuk menentukan kecepatan dan
posisi Sw.
Juga, di belakang front, Pc dapat diabaikan (lihat penjelasan di muka)  persamaan fraksi
alirannya :
1
fw  untuk reservoir horizontal
 k
1  w ro
k rw  o
dan
k k ro A  g sin 
1
qT  o 1. 0133 x 106
fw  untuk reservoir miring
 k
1  w ro
k rw  o
Jadi disini dinyatakan bahwa ada front dengan Sw bervariasi dari Sw = SWC ke Sw = SWE,
tetapi penentuan SWE hanya berdasarkan pengambilan luas yang sama.
Welge (1952) mempunyai pendekatan yang berbeda (lebih jelas) untuk mencapai hasil
yang sama  menentukan Swf.
Caranya : mengintegrasikan distribusi saturasi dari titik injeksi ke front  mendapatkan Sw
rata-rata di belakang front S w .
S : rata-rata terhadap volume.
S : rata-rata terhadap ketebalan.
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 11/35

- pada waktu tertentu


- sebagai breakthrough (tembus
1 - Sor air)
= - Wi = jumlah air yang
SW diinjeksikan
S - Sw max = 1 - Sor sudah maju
SW wf
sejauh x1
SW C d fw
(dengan : Vsw  untuk Sw
d Sw
x x
1 2
= 1 - Sor

Material Balance :
Wi  x2 A  ( S w  S wc )
1
Wi d fw
I. Sw  S wc  
x2 A  d Sw S
wf
Untuk Sw rata-rata di belakang front dapat pula dicari dengan integrasi profil saturasi :
x2
(1  Sor ) x1   S w dx
x1
Sw 
x2
Untuk sejumlah volume injeksi air tertentu, dimana Sw  S , persamaan tersebut dapat
wf
dijelaskan sebagai berikut :
S
wf d fw 

d fw
(1  Sor )  S d 
d S w 1Sor w d S 
1 S w
or
Sw =
d fw
d Sw
Swf
 
d fw
 karena x1  
 d Sw
Sw 
Integral dalam pembilang dapat diuraikan sebagai berikut :
Swf S
 d f w  wf Swf
 
d fw
 Sw d ( )   Sw   f w 1 Sor
1 Sor d Sw  d S w 1 S
or
masukkan ke persamaan di atas kembali :

d fw d fw d fw
(1  Sor )  S wf  (1  Sor ) f  f
d S w 1 S d Sw S d S w 1 S wS w 1 S
or wf or wf or
S 
w d fw
d Sw S
wf
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 12/35

1  fw
S
wf d fw
II. Sw = S wf  ; fw dan keduanya untuk front
d fw d Sw

d Sw S
wf
 
 
 1 
Samakan persamaan II ini dengan persamaan I di muka  S w  S wc  
 d fw 
 d Sw 
 Swf 
(1  f w S )
d fw wf 1
 
d Sw S Sw  S wf Sw  S wc
wf

Untuk memenuhi persamaan tersebut


fw = 1
(lihat gambar di sebelah) haruslah ditarik
garis tangensial dari [Sw = Swc, fw = 0]
ke titik Sw = Swf - fw = f w ]
S
[S w f,fw ] wf

fw Sw f dan garis tersebut memotong fw = 1


di [Sw = Sw , fw = 1]
 persamaan tersebut harus 
 dipenuhi sec ara simultan 

Sw c = 1 -S o r
Sw Grafik fw = f(Sw) tersebut harus
Sw
diperoleh dengan persamaan-persamaan
k k ro A  q sin 
1
1 qT  o 1. 0133 x 106
fw  atau f w  untuk interval Swc Sw  1-Sor
 w k ro  w k ro
1 1
k rw  o k rw  o
untuk menentukan S wf , fw
S
wf
dan Sw
Pemakaian persamaan-persamaan tersebut mengabaikan gradien tekanan kapiler, Pc/x 
dipenuhi hanya di belakang front :
Swf  S w 1  Sor  yang di muka front S w  S wf ; f w tidak penting.

Metoda grafis Welge ini banyak dipakai dalam menghitung oil recovery.
Perhitungan Ramalan Perolehan "Recovery" Minyak
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 13/35

W d f
Sebelum Breakthrough (bt) : persamaan x S  i w dapat dipakai untuk
w A  d Sw S
w
menentukan posisi bidang dengan Sw konstan untuk Swf  Sw  1 - Sor  profil saturasi.
Pada saat bt dan sesudahnya : yang dipelajari adalah kenaikan Sw pada sumur produksi;
dalam hal ini, x=L (panjang potongan reservoir, konstan)
Wi 1
 persamaan di atas menjadi :   Wi *
LA  df w b
dS w S
we
dimana : Swe = Sw pada sa99at ini di titik tepi sumur produksi
Wib = air yang diinjeksikan dalam jumlah volume pori, tanpa dimensi (LPV =
LA).

1 - Sor

=
Sw
SW C
=
Swbt
SW C Swbt=Swf

x
L

bt : perhitungan recovery mudah, untuk pendesakan incompressible, recovery minyak =


volume air yang diinjeksi (jika produksi air = 0).
Pada saat bt : Swf = Swbt; fw meloncat dari fw = 0 ke f wbt  f w (dikonfirmasikan
Swf

dengan pengamatan di lapangan)


Persamaan terdahulu di muka dapat ditulis :
1
Rec. : S wbt  S wc   Wi  N pDbt  iwD x tbt
d fw Dbt



d Sw qi
Swbt (iwD )
, PV / sat . waktu
L A
W
 waktu terjadinya breakthrough : tbt  iDbt
i wD

sesudah :
bt : L = konstanta ; Swe dan fwe naik terus.
Perhitungan recovery lebih sulit  pakai persamaan Welge (dimana front sudah lebih dulu
sampai pada sumur produksi).
1
Sw  S we  (1  f we ) (**)
d fw
d Sw S
we
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008
For Evaluation Only. Bab II - 14/35

dengan memakai persamaan (*) bisa juga dituliskan sebagai berikut :


Sw  Swe  (1  f we )Wid
masing-masing ruas dikurangi Swc  menghasilkan persamaan "recovery" minyak.
Rec. : N pd  Sw  Swc  ( Swe  Swc )  (1  f we )Wid , ( PV )
Kedua persamaan "Recovery" tersebut dapat dipakai dalam prakterknya sebagai berikut :
1
a. Buat kurva fw (dari persamaan f w  atau
 w k ro
1
k rw  o
k k ro A  q sin 
1
qT  o 1. 0133 x 106
fw  dengan mengabaikan Pc/x (efek gravitasi boleh
 k
1  w ro
k rw  o
dimasukkan).
b. Tarik garis tangensial terhadap kurva ini dari titik Sw = Swc, fw = 0.
Titik tangensial tersebut merupakan koordinat. Sw = Swe = Swbt , fw = fw
S
= fwbt
wf

dan ekstrapolasi garis tersebut ke fw = 1 memberikan Sw  Swbt (saturasi rata-rata di


belakang front pada B.T.).
W
Persamaan-persamaan recovery pada saat B.T. dan tbt  idbt dapat dipakai.
qid

c. Ambil Swe sebagai variabel bebas; ambil harga-harga Swe dengan pertambahan 5  (di
atas S wb t ), setiap titik pada kurva fw, untuk Swe > Swbt mempunyai koordinat Sw =
Swe, fw = fwe.

=
Sw Sw 1 -S o r Dengan memakai persamaan (**) di
fw = 1
atas, gambar di sebelah menunjukkan
(S w e ,fw e ) (1 -fw e )
bahwa garis tangensial terhadap kurva
= tersebut memotong fw = 1 di titik Sw
(S w -S w e )
fw
(harga saturasi rata-rata saat ini).
Untuk setiap harga baru Swe, harga-
d fw 1 -fw e
BT dSw
= = harga Sw yang bersangkutan
Sw e S w-S w e
ditentukan secara grafir dan

recovery minyak dihitung dari :


N pd  Sw  S wc ( PV )
Bab II - 15/35

1
Kebalikan dari kemiringan kurva ( untuk setiap Swe, memberikan Wid (jumlah
d fw

d Sw
S we
Wi 1
volume pori dari air yang diinjeksikan) persamaan :  Wid  )
L A d fw
d Sw S
we
Ini menghubungkan Recovery dengan waktu, karena Wid  qid t .
Selain cara grafis tadi, persamaan Recovery terakhir dapat juga dipakai langsung untuk
menghitung Recovery dengan menentukan fwe dan W id dari kurva fraksi aliran untuk setiap
harga Swe yang dipilih.
Anggapan aliran terdifusi  1 dimensi.
Kalau ada distribusi vertikal yang tidak merata (terhadap ketebalan)  2 dimensi (misal
pada aliran segregated atau pada pendesakan pada reservoir berlapis-lapis)  tetap dengan
mengambil rata-rata harga saturasi dan Krel (Sw) dalam arah aliran, maka kebanyakan
aliran 2 dimensi dapat diubah menjadi 1 dimensi.

2.2 Teori Pendesakan Torak


Seperti telah dikemukakan di atas, pendesakan yang menyerupai torak merupakan
hal khusus dari pendesakan frontal. Sabagai perbandingan, bentuk grafik hubungan antara
saturasi fluida pendesak dengan jarak dari sumur injeksi untuk pendesakan frontal secara
umum dan untuk pendesakan torak ialah sebagai berikut :

S1 S1 1

Sor
1 - S1i
1 - S1i - Sor
B u c k le y
L e v e re tt

S1i

x x
P e n d e s a k a n fro n ta l P e n d e s a k a n to ra k

Latihan :
Fraksi Aliran :
Injeksi air : - pendesakan air terhadap minyak
- mendatar
- pola : direct line drive
- aliran terdifusi
- tekanan dipertahankan pada harga mula-mula
Data Permeabilitas Relatif (dari DST/PBU)
Bab II - 16/35

Sw k rw k ro Sw k rw k ro

0.20 0 0.800 0.50 0.075 0.163 Boi = 1.3


0.25 0.002 0.610 0.55 0.100 0.120 BBL/STB
0.30 0.009 0.470 0.60 0.132 0.081 Bwi = 1.0
0.35 0.020 0.370 0.65 0.170 0.050 BBL/STB
0.40 0.033 0.285 0.70 0.208 0.027
0.45 0.051 0.220 0.75 0.251 0.010
0.80 0.300 0

Bandingkan harga-harga water-cut produksi (kondisi permukaan) dan produksi minyak


kumulatif pada saat BT (tembus air) untuk kombinasi fluida sebagai berikut :

Kasus Viskositas minyak, cp Viskositas air, cp


1 50 0.5
2 5 0.5
0.4 1.0
3

Anggaplah bahwa data permeabilitas dan PVT di atas sama untuk ketiga kasus tersebut.
Penyelesaian :
1
Fraksi aliran untuk sistem mendatar : f w 
 w k ro
1
k rw  o
qw
Bw
Water-cut produksi, fws (di permukaan) = fws =
qw q
 o
Bw Bo
dimana qo dan qw dalam Res. BBL/D (RB/D)
1
Persamaan tersebut dapat juga dituliskan sebagai berikut : f ws 
B 1
1 w (  1)
Bo f w
Bab II - 17/35

Hasil perhitungan fraksi aliran di reservoir :

Fraksi aliran ( f w )
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Sw k rw k ro k ro / k rw (  w /  o  0. 01) (  w /  o  0.1) (  w /  o  2. 5)
0.20 0  0 0 0
0.25 0.002 0.610 305.000 0.247 0.032 0.001
0.30 0.009 0.470 52.222 0.657 0.161 0.008
0.35 0.020 0.370 18.500 0.844 0.351 0.021
0.40 0.033 0.285 8.636 0.921 0.537 0.044
0.45 0.051 0.220 4.314 0.959 0.699 0.085
0.50 0.075 0.163 2.173 0.979 0.821 0.155
0.55 0.100 0.120 1.200 0.988 0.893 0.250
0.60 0.135 0.081 0.614 0.994 0.942 0.394
0.65 0.170 0.050 0.294 0.997 0.971 0.576
0.70 0.208 0.027 0.130 0.999 0.987 0.755
0.75 0.251 0.010 0.040 0.999 0.996 0.909
0.80 0.300 0 0 1.000 1.000 1.000

1 ,0 0 ,8

K a su s 1 K a su s 2
w
= 0 ,0 1 
o
w
 = 0 ,1
fw , o
R B/ R B K a su s 3

w = 2 ,5

o

0 0 ,2 0 ,8 1 ,0
Sw

Hasil-hasil dengan cara grafis Welge pada BT :

Kasus S
wB T
f
wB T
f
ws B T SwB T N
pdB T
(reservoir) (permukaan) (PV)
1 0.28 0.55 0.61 0.34 0.14
2 0.45 0.70 0.75 0.55 0.35
3 0.80 1.00 1.00 0.80 0.60
Bab II - 18/35




( di permukaan fw lebih besar
dari pada di reservoir pada
umumnya  dari persamaan di depannya )
Dalam menentukan efektifitas injeksi air, suatu parameter yang penting untuk diperhatikan
ialah :
k 'rw
w ( k 'rw  krw ) @ S w  1  Sor
M  dimana :
k 'ro ( k 'ro  k 'ro ) @ S w  S wc
o
Untuk aliran horizontal : pendesakan yang stabil dan menyerupai pendorong piston terjadi
bila M  1.
Parameter yang lebih kritis dalam menentukan stabilitas pendorong Buckley - Leverett
ialah Ms (perbandingan mobilitas pada shock front) :
k ro ( S wf ) k rw ( S wf )

o w
Ms 
k 'ro
o
Hagoort secara teoritis dikuatkan oleh data percobaan menunjukkan bahwa pendesakan
Buckley - Leverett dapat dinyatakan stabil untuk Ms  1.
Kalau kondisi tersebut tidak dipenuhi, akan terjadi channeling dari pada air menembus
minyak  breakthrough akan terjadi lebih dini dari pada peramalan dengan metoda Welge.
Harga-harga M dan Ms dapat ditabelkan sebagai berikut :

o
w S k rw ( S ) k ro ( S )
Kasus wf wf wf Ms M
1 100 0.28 0.006 0.520 1.40 37.50
2 10 0.45 0.051 0.220 0.91 3.75
3 0.4 0.80 0.300 0 0.15 0.15
Penilaian :
o
Kasus 1 : Tak efektif karena  (M dan Ms  1)  tidak stabil  lebih baik pakai
w
metoda termik atau kimiawi.
Kasus 2 :Lebih stabil Ms  1
(oil recovery ses. breakthrough = f(Wi,t)
 
injeksi waktu
air
kumulatif
Bab II - 19/35

Kasus 3 : o  (=0,4 cp); baik M maupun Ms lebih kecil dari 1  pendesakan menyerupai
piston.
Dari grafik : tangens fw dan Sw = Swc, fw = 0 memotong kurva pada titik Swbt=1
- Sor, fwbt= 1, maka : SwBT  SwBT =1 - Sor.
Total recovery @ breakthrough = SwB T - Swc = 1 - Sor - Swc  ini merupakan
total movable oil volume.

Latihan : Peramalan perolehan minyak (oil recovery) untuk injeksi air.


- Injeksi air pada debit konstan 1000 B/D/well
- Pola direct line drive
- sifat-sifat batuan dan fluida reservoir :  = 0.18
Swc = 0.20
Sor = 0.20
o = 5 cp
w = 0.5 cp
data kro dan krw seperti pada latihan 1.
- Data geometri injeksi : sudut kemiringan = 0
tebal reservoir = 40 ft
jarak antara sumur-sumur injeksi = 625 ft
jarak antara sumur-sumur injeksi dan produksi = 2000 ft

i i i

625'

2000'

p p p
Jika dianggap bahwa aliran terdifusi dan penginjeksian dimulai bersamaan dengan
diproduksinyakannya minyak dari reservoir, tentukan :
1. waktu terjadinya BT (breakthrough)
2. produksi minyak kumulatif sebagai fungsi injeksi air kumulatif dan waktu.
Bab II - 20/35

II.3.Pendesakan Dua Dimensi


Injeksi yang dapat digolongkan ke dalam pendesakan dua dimensi ialah misalnya
pendesakan pada reservoir yang tipis, sehingga kecepatan dan variasi saturasi dalam arah
vertikal dapat diabaikan. Jika perhitungan pendesakan dua dimensi ini akan diselesaikan
secara analitik seperti pada pendesakan linier, akan ditemui persamaan-persamaan yang
rumit dan penyelesaiannya mungkin memerlukan komputer, sehingga biayanya mahal.
Untuk injeksi dengan pola sumur injeksi-produksi yang teratur, ada model empirik yang
dapat dipakai untuk meramalkan ulah produksi reservoirnya.
Pola sumur injeksi-produksi yang teratur ialah sebagai berikut :
Pola Injeksi - Produksi
direct line drive
four - spot :

sumur injeksi

sumur produksi

five - spot : seven - spot :

nine - spot :
& inverted 9 - spot
Bab II - 21/35

direct - line drive : staggered line drive :

peripheral flood peripheral & crestal flood


(sekeliling) (sekeliling + puncak

Pengembangan model empirik untuk pola yang teratur tersebut ialah sebagai berikut :
Dasar Dan Anggapan
Percobaan dengan model fisik kecil (iconic) dilakukan dalam mencari hubungan
antara : * Es (sweep efficiency) dengan ViD (volume yang diinjeksi tanpa dimensi). (Untuk
tiap pola injeksi ada grafik tersendiri).
dimana :
luas daerah yang sudah tersapu di belakang front
Es 
luas unit pola injeksi (total)
Bab II - 22/35

volume fluida yang telah diinjeksi (Vi )


ViD 
volume pori  pori yang dapat didesak (VD )
VD  Vb  (1  Swc  Sor )

atau * fw (fraksi aliran air) dengan M (perbandingan mobilitas air terhadap minyak)

Sifat-sifat reservoir dan aliran yang dipakai dalam model-model fisik tersebut :
1. tebal lapisan  ukuran reservoir  dapat dianggap 2 dimensi.
2. tidak ada pengaruh gravitasi atau kemiringan reservoir kecil ( 10).
3. reservoir bersifat homogen
4. pada proses injeksi berlaku pendesakan torak dan aliran mantap.

1.00
fw > Es
Vi
Luas yang >>
V
terkuras (Es) D

B.T.
Breakthrough
0.30
0.1 1.0 10.0 100 1000 0.1 1.0 10 100 1000
M
M

 dari sini dapat ditentukan performance reservoir yang mengalami injeksi berpola (baik
untuk reservoir berlapis tunggal maupun persamaan berlapis-lapis).

1. Perhitungan Performance Bila Saturasi Gas (Sg) Memenuhi Keadaan


0  Sg  Sgc
Besaran-besaran ukuran performance yang digunakan adalah :
Np = produksi minyak kumulatif
Wp = produksi air kumulatif
Wi = injeksi air kumulatif
WOR = perbandingan debit produksi air terhadap debit produksi minyak

Untuk perhitungan, dibutuhkan harga-harga :


1. Perbandingan mobilitas
k rw S
M or  o
k ro S 
wc w
2. VD = volume pori-pori yang dapat didesak oleh air (displaceable pore volume )
Bab II - 23/35

=  Vb  (1  Swc  S g  Sor ) 0  S g  S gc
V
i
3. Dari grafik-grafik (seperti di depan) dapat ditentukan hubungan Es vs ViD (= ) atau
V
D

Es vs fw untuk harga M yang bersangkutan (yang telah ditentukan di atas)

I. ViD Es II. Es fw

*) *)

*) tembus air

I. Dari hubungan ViD vs Es, dibuat gambarnya :

1 ,0

M =2
Es
M -4 M >

0 ,0
1 2 3
V
iD

Dari grafik tersebut dapat dihitung :


E s d Es
1. ( f o ) res  lim  (kemiringan grafik Es vs ViD)
tV  0 ViD d ViD
iD
( f w ) res  1  ( f o ) res

keadaan di reservoir
2. Dari ( f w ) re s dapat dihitung :
( f w ) res
(WOR ) res 
1  ( f w ) res

( PAM )
Bab II - 24/35

Bo
(WOR ) s  (WOR ) res
Bw

di permukaan
3. Selanjutnya ditentukan :
( E s ) mod el x (VD )
Np 
Bo
(ViD ) mod el x (VD )
Wi 
Bw
Wi Bw  N p Bo
Wp 
Bw
Dari hasil-hasil perhitungan di atas, dapat dihitung :
d Np
( fo ) s   sudut kemiringan grafik N p vs ( N p  Wp )
d (Wp  N p )
1  ( fo ) s
(WOR ) s 
( fo ) s

N
p

B T (T E M B U S A IR )
TAN  = 1 (s / d B T )

(W p + N p )

II. Bila digunakan Es vs fw, maka perhitungan performance dilakukan sebagai berikut :
d Es
1. ( f o ) res  grafik 1 : Es vs ViD
d ViD
d Es
(1  f w ) res 
d ViD
1
d ViD  d Es
1  ( f w ) res
1
ViD   d Es
1  ( f w ) res


1
Harga integral = luas daerah di bawah grafik vs Es
1  ( f w ) res

grafik 2
Bab II - 25/35

1 1

1  ( f w ) res ( f o ) res - d a ri s in i d ip e ro le h
h a rg a -h a rg a E vs V
s iD
1 .0

1
dEs
(fo )re s

Es

V xV
2. Wi  iD D Perbedaan I dan II hanya dalam
Bw
menghitung Wi
E s xVD
Np 
Bo
( f w ) res Bo
(WOR ) s 
1  ( f w ) res Bw

2. Penentuan Performance Bila saturasi Gas (Sg) Memenuhi Keadaan Sg  Sgc


Mobilitas gas (g)  o  front oil gas (dengan anggapan : buoyancy  gaya horizontal)
stabil - gas di depan.
Dari seluruh gas, ada sebagian yang : - terproduksi
- tinggal sebagai Sgr atau larut kembali
dalam minyak

GAS
A IR +
M IN Y A K
M IN Y A K

five spot :

A IR
M IN Y A K

GAS
+
M IN Y A K
Bab II - 26/35

Dari awal terbentuknya gas sampai dengan oil bank mencapai sumur produksi  minyak
tetap diproduksi dengan GOR tinggi.
Peramalan performance dengan data Es vs fw atau ViD vs Es (seperti pada kasus dimana 0 
Sg  Sgc).

Anggapan-anggapan :
1. Oil bank bertemu pada sumur produksi yang dikelilingi oleh sumur injeksi.

m iny ak

2. Minyak telah mengisi seluruh bagian reservoir kecuali daerah yang diisi air, pada saat oil
bank mencapai sumur produksi. Oil bank breakthrough terjadi bersamaan di semua
unit injeksi berpola.
3. Selama pengisian minyak pada pori-pori yang telah ditinggalkan gas hingga oil bank
breakthrough tercapai (fill-up), sumur tetap memproduksikan minyak (dengan debit
qo) seperti sebelum injeksi dimulai.

Volume air dan situasi minyak pada saat oil bank breakthrough :
Displaceable pore volume : VD  Vb  (1  Swc  S gr  Sor )
1. Keadaan minyak pada oil bank :
So  (1  Swc  S gr )

2. Jumlah air yang telah diinjeksi, Wif, mengisi ruangan yang telah ditinggalkan oleh :
a. gas bebas yang (dapat) mengalir ke luar sebanyak :
Vb  ( S g  S gr )

b. kekosongan reservoir sebagai akibat minyak terproduksi dengan debit qo selama fill-
up (t) sebanyak :
Wif
( qo Bo ) x t dimana t  , iw  debit injeksi
123 iw Bw
void rate
Wif
Total : Wif  Vb  ( S g  S gr )  ( qo Bo )
iw Bw
Bab II - 27/35

V  ( S g  S gr ) ( S g  S gr )
Jadi Wif  b atau : ViDf 
q B q B
(1  o o ) (1  o o ) (1  S wc  S gr  Sor )
iw Bw iw Bw
I. Sampai dengan Fill-up
Minyak yang diproduksi :
Wif VD ViDf
N pf  qo  qo untuk Wi  Wif
iw Bw iw Bw
atau Vi  ViDf
II. Ses. Fill-up
Produksi minyak kumulatif :
( E s  ViDf )VD
N p  N pf 
Bo
E s VD  Wif
Np   N pf untuk Wi  Wif
Bo
Volume air yang telah diinjeksikan sejak operasi mulai :
V
( i ) mod el x VD
V
Wi  D
Bw
Produksi air kumulatif :
Wp = (vol. air yang diinjeksikan rendah Fill-up) - (vol. air yang menggantikan minyak
ses. Fill-up)
(ViD  ViDf ) VD ( E s  ViDf )VD
 
Bw Bw
(ViD  E s )VD

Bw
Perbandingan Air - Minyak (PAM/WOR) di permukaan :
d Wp
(WOR ) s 
d Np

Tabulasi :
ViD Es Es-ViDf ViD-Es Wi Np Wp (WOR)s

II.4 Pendesakan Tiga Dimensi


Untuk reservoir yang tebal dengan variasi permeabilitas ke segala arah, maka
perhitungan peramalan ulah pendesakannya yang berdimensi tiga harus diselesaikan
dengan simulasi numerik yang dibantu komputer sampai saat ini.
Penyelesaiannya memerlukan data fluida, data petrofisik, data produksi untuk setiap
bagian reservoir yang besarnya ditentukan (grid). Komputer akan mencari pendekatan
penyelesaian persamaan d'Arcy, persamaan diffusivitas dan persamaan kontinuitas untuk
Bab II - 28/35

untuk tiap grid. Ulah seluruh reservoir akan merupakan penjumlahan ulah tiap grid. Ukuran
tiap grid dan langkah waktu (time-step) yang dipilih akan menentukan lamanya
perhitungan dan biaya pemakaian komputer. Makin kecil ukuran grid dan langkah waktu,
makin mahal biayanya.
Biasanya ulah reservoir yang lalu menurut perhitungan komputer diselaraskan dulu
dengan hasil pengamatan di lapangan. Setelah diperoleh keselarasan yang memadai,
barulah dilakukan peramalan ulah reservoir untuk waktu yang akan datang.

II.5 Efisiensi Injeksi


Daya guna (efisiensi) keseluruhan suatu pendesakan/injeksi dinyatakan dengan
hubungan :

E  E s x Ei x Ed

luas penampang yang tersapu


Es  jika h, , dan S konstan  Es = Ev
luas penampang lapisan
Ei = efficiency of invasion (di dalam zone yang dilewati fluida pendorong)  kalau
ada heterogenitas misal ada butiran-butiran yang lebih kompak.
Ed = efficiency of displacement  di dalam pori-pori Ed

Ed menggambarkan kekuatan terperangkapnya minyak oleh gaya kapiler di pori-


pori yang dimasuki fluida pendesak.
Es dan Ei diperbaiki dengan menambahkan polimer ke dalam air injeksi.
Ed diperbaiki dengan 2 kemungkinan :
1. memakai pelarut yang bercampur dengan minyak, pelarut ini sangatmahal;
dalam praktek, pelarut itu diinjeksikan dalam jumlah secukupnya untuk
membuat tembok yang diikuti oleh fluida pendesak lain yang tidak begitu
mahal.
2. pada kondisi-kondisi tekanan, temperatur dan komposisi fasa-fasa tertentu,
beberapa fluida dapat bercampur dengan minyak.
Karena sifat-sifat fasa-fasa dari gas-gas dan cairan-cairan tergantung pada tekanan,
temperatur dan komposisi.
Hati-hati : dengan meningkatkan Ed, ada kemungkinan kita menurunkan Es dan Ei, misal
kalau yang diinjeksikan adalah gas yang mobilitasnya tinggi  fingering,
segregasi akibat gravitasi jadi mungkin hasil keseluruhannya dapat lebih
buruk dari pada misalnya injeksi air saja.
Pemecahan : - pakai kombinasi beberapa cara pendesakan.
Bab II - 29/35

II.6 Perencanaan Injeksi


Beberapa hal penting yang harus direncanakan dalam melakukan injeksi ialah a.l.:
lokasi dan pola sumur injeksi-produksi, kedalaman injeksi, pemboran dan kerja ulang
sumur (perlu melihat status sumur), debit dan tekanan injeksi (injectivity), peramalan ulah
reservoir, peralatan injeksi, penambahan aditif dan lain-lain untuk menanggulangi
persoalan-persoalan seperti endapan/scale, korosi, kerusakan formasi.

6.1 Lokasi Dan Pola Sumur Injeksi-Produksi


Pada umumnya, dipegang prinsip bahwa sumur-sumur yang sudah ada sebelum
injeksi dipergunakan secara maksimal pada waktu berlangsungnya injeksi nantinya. Jika
masih diperlukan sumur-sumur baru, maka perlu ditentukan lokasi mereka, juga jika
memang bermanfaat dan dimungkinkan keadaan, ditentukan polanya.
Untuk memilih lokasi sebaiknya dipakai peta distribusi cadangan minyak tersisa. Di
daerah yang sisa minyaknya masih banyak mungkin diperlukan lebih banyak sumur
produksi daripada di daerah yang minyakanya tinggal sedikit.
Peta iso-permeabilitas juga dapat membantu dalam memilih arah aliran supaya
penembusan fluida injeksi (breakthrough) tidak terjadi terlalu dini.
Jika dimungkinkan untuk menerapkan pola yang teratur, harus diperhatikan masa
produksinya, spasi sumur, injectivity, waktu reaksi, productivity dan keekonomiannya.

6.2 Kedalaman Injeksi


Faktor yang menentukan kedalaman injeksi ialah tentunya kedalaman reservoir dan
interval mana yang dipilih untuk diinjeksi. Kedalaman injeksi perlu diketahui supaya
injeksi dapat diarahkan secara tepat ke reservoir yang dituju.

6.3 Kerja Ulang Dan Pemboran


Dari laporan tentang status sumur, dapat diputuskan apakah sumur-sumur yang
sudah ada akan diubah fungsinya atau tidak, misalnya dari sumur yang tertutup menjadi
sumur produksi atau injeksi.
Pemboran dilakukan jika dipandang sangat perlu adanya sumur di satu atau
beberapa tempat, baik sebagai titik penyerapan ataupun sebagai titik pemasukan.

6.4 Debit Dan Tekanan Injeksi


Dari persamaan d'Arcy terlihat bahwa debit injeksi dan tekanan injeksi saling
bergantungan. Jadi persoalannya ialah besaran mana yang harus ditentukan lebih dulu,
karena keduanya merupakan besaran yang dapat diatur dalam operasi injeksi.
Bab II - 30/35

Untuk mencapai keuntungan ekonomis yang maksimal, biasanya diinginkan debit


injeksi yang maksimal. Namun ada pembatas-pembatas yang harus diperhatikan.
Batas bawah debit injeksi ialah debit yang menghasilkan produksi minyak yang
merupakan batas ekonomis.
Batas atas debit injeksi ialah debit yang berhubungan dengan tekanan injeksi yang
mulai menyebabkan terjadinya rekahan di reservoir.
Untuk menguji kemampuan reservoir menerima fluida injeksi sebaiknya dilakukan
'injectivity test' lebih dulu.

6.5 Peramalan Ulah Reservoir


Hal ini harus dilakukan untuk melihat apakah penerapan metoda EOR pada
reservoir yang dinilai akan menguntungkan atau tidak, baik secara teknis maupun
ekonomis.

6.6 Peralatan Injeksi


Dari pengetahuan kita akan jenis fluida injeksi, debit dan tekanan injeksi, dapatlah
ditentukan jenis dan ukuran peralatan injeksi, seperti pompa, pipa-pipa, saringan-saringan
dan lain-lain.

6.7 Penambahan Aditif


Adanya pertemuan antara fluida injeksi dengan batuan dan fluida reservoir, dapat
menimbulkan reaksi-reaksi kimia yang dapat menyebabkan masalah-masalah baru, seperti
endapan-endapan atau scale, korosi dan lain-lain.
Jadi terlihat bahwa pengkajian dan penerapan metoda EOR mengikutsertakan
orang-orang dari berbagai bidang keahlian, a.l.: geologi, teknik pemboran, teknik produksi,
teknik reservoir, kimia, ekonomi dan manajemen.

Aspek Operasional
Air Untuk Injeksi
Syarat-syarat :
- tersedia dalam jumlah cukup sepanjang masa injeksi
- tidak mengandung padatan-padatan yang tidak dapat larut.
- secara kimiawi stabil dan tidak mudah bereaksi dengan elemen-elemen yang
terdapat dalam sistem injeksi dan reservoir.
Bab II - 31/35

Sumber-sumber yang mungkin :

  tawar : sungai, danau, dan lain - lain


 
permukaan 
 asin : laut



 dangkal : tawar (air seperti untuk
 (  150 m) sumur air minum)
 
Sumber - sumber  
 
bawah per - 
 
dalam
   tawar
  
 ( ribuan meter) 
  asin - dapat dilakukan resirkulasi


mukaan

air injeksi yang sama jika tak berubah


sifat-sifatnya.
Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan jika dilakukan sirkulasi : 1,5 - 1,7 x
Volume Pori
Alasan-Alasan Sering Dipakainya Injeksi Air
* mobilitas yang menguntungkan (cukup rendah)
* mudah diperoleh  murah
* berat kolom air dalam sumur membantu menekan  mengurangi tekanan injeksi.
(Pada injeksi gas, hampir tidak ada pengaruh gaya berat).
* mudah tersebar ke dalam reservoir (biasanya water-wet)  dari kondisi pengendapan.
* efisiensi pendesakan baik  Sor ~ 30  (OOIP)  secara umum.
Sedikit sejarah : (Craig).
- Pennsylvania 1865 : accidental waterflood.
1880  disimpulkan oleh John F. Carll bahwa air tanah dari formasi dangkal dapat
membantu recovery.
Bidang-Bidang Yang Termasuk
- teknik produksi : soal-soal operasional
Bab II - 32/35

perlengkapan-perlengkapan di permukaan (pembersihan air : saringan,


anti 'scale', pompa, heater dan lain-lain, penghilangan sifat-sifat
korosif dan lain-lain.
- teknik reservoir : membuat peta-peta isopach, isobar (kerjasama dengan ahli-ahli
geologi).
menentukan pola injeksi, lokasi sumur-sumur injeksi.
meramalkan ulah reservoir (debit injeksi air, debit produksi
minyak, WOR/PAM, NP terhadap waktu).
- teknik pemboran: kalau membor sumur-sumur baru.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam memilih pola :
- struktur - patahan, kemiringan, ukuran
- stratigrafi - distribusi permcabilitas
- sumur-sumur yang sudah ada (lokasi & penyebarannya)
- topografis
- ekonomi

Anda mungkin juga menyukai