Usulludin (101317007), Lutfi Lailiyawati (101317015), Victoria Putri Adelli (101317019), Ardyanata Aditya
(101317039), Ajeng Tito Hamidah (101317049), Vini Nandi Rahma (101317059)
A. DETAIL CASE
Suatu sumur dengan produksi fluida berupa gas akan dilakukan proses well testing
dengan parameter tertentu. Dengan menggunakan Ecrin, akan didapatkan simulasi well
testing dengan menggunakan beberapa parameter yang akan diuji. Karakterisik sumur gas
Case 7 adalah adanya Wellbore storage effect dan skin. Karakteristik reservoir nya adalah
homogeneous. Sedangkan untuk boundary dari sumur ini adalah fault dengan Panjang 1500
ft.
Detail kondisi sumur dan reservoir Case 7 ada dalam tabel berikut:
Tabel 1
Fluida Gas
Well Radius (rw) 0.3 ft
Payzone 50 ft
Porosity Default
FVF Default
Viscosity Default
Ct Default
Well Storage + skin
Model Reservoir Homogeneus
Boundary Leaky Fault
B. SIMULASI ECRIN
Untuk mengetahui bagaimana perlakuan dari sumur yang telah di test maka dapat
dilakukan terlebih dahulu simulasi dengan menggunakan aplikasi ecrin. Data test yang
berupa pressure dan waktu dimasukkan kedalam ecrin. Selain itu juga didapatkan data
berupa flow rate dari sumur tersebut. Setelah diolah maka penampakan sumurnya akan
menjadi seperti berikut:
Meski sudah emnunjukan hasil nya, akan tetapi harus dilakukan koreksi terlebih dahulu
dengan cara menyelaraskan anatar garis putih dalam grafik dengan garis sesungguhnya di
Ecrin. Setelah melakukan penyesusaian garis makan hasilnya adalah sebagai berikut:
xf -
Fc -
C 0,0100001 bbl/psi
omega -
lambda -
zw -
kz/kr -
Leakage 0,100641
Dalam Tabel 2 ada beberapa data yang tidak ada karena tidak relevan dengan
case yang didapatkan. Misalnya saja nilai Xf. Nilai Xf hanya akan ada saat fracture
infinite condition atau saat fracture finite condition. Fc hanya aka nada saat fracture
finite condition. Kz/kr dan zw hanya akan ada saat berada pada kasus horizontal well
atau vertical entry limit. Hal yang khusus dalam case 7 adalah adanya leaking fault
sehingga kita mendapatkan nilai Leakage yaitu sebesar 0.1000641 (satuan kurang).
Seacara keseluruhan penampakan hasil dari pengolahan data yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
D. Teori Dasar
Karakteristik Batuan Reservoir
Pada saat melakukan uji sumur (well testing) perlu mengetahui pentingnya
karakteristik batuan reservoir seperti porositas, permeabilitas, saturasi fluida, dan
kompresibilitas untuk dapat menganalisa sumur tersebut.
1. Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume ruang pori-pori (pore volume)
terhadap volume total batuan (bulk volume). Volume pori tersebut merupakan pori-pori
yang saling berhubungan, tetapi dapat pula merupakan rongga yang saling terpisah atau
tersekat. Besar kecilnya porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas
penyimpanan fluida di dalam reservoir.
2.Permeabilitas
Permeabilitas batuan (k) adalah nilai yang menunjukkan kapasitas suatu batuan
berpori mengalirkan fluida. Permeabilitas merupakan salah satu parameter reservoir
yang menentukan besarnya kemampuan suatu reservoir untuk diproduksikan.
3.Saturasi Fluida
Saturasi fluida adalah ukuran volume ruang pori (dalam persen atau fraksi) yang
terisi fluida reservoir.
4. Kompresibilitas Batuan
Kompresibilitas batuan adalah ukuran perubahan volume suatu batuan akibat
berubahnya tekanan yang dialami batuan tersebut.
3. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefiniskan sebagai perubahan volume gas yang disebabkan
oleh adanya perubahan tekanan.
5. Viskositas Gas
Viskositas gas merupakan ukuran tahanan terhadap mengalirnya gas. Viskositas
gas hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada viskositas gas non hidrokarbon.
Pressure Test
Pressure test merupakan pengujian terhadap lapisan yang diduga produktif dengan
cara memproduksikan lapisan tersebut untuk suatu perioda waktu. Pressure test adalah
menentukan kemampuan suatu formasi untuk menghasilkan fluida formasi atau dengan kata
lain adalah menentukan produktivitas suatu sumur. Suatu perencanaan, pengoperasian, dan
analisa well testing yang tepat dapat melengkapi informasi tentang permeabilitas formasi,
derajat kerusakan sumur bor atau stimulasi, tekanan reservoir dan kemungkinan batas-batas
reservoir serta heterogenitas formasi.
Pressure Build up Test
Pressure Build Up Test adalah suatu teknik pengujian tekanan transient dengan cara
memproduksikan sumur dengan laju produksi konstan (flow period) selama waktu tertentu
kemudian sumur ditutup/shut-in period (biasanya dengan menutup kepala sumur di
permukaan). Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi
waktu.
Wellbore Storage
Wellbore storage adalah kejadian di sumur, tepatnya di dalam lubang sumur pada
waktu dilakukan uji tekanan transient terutama pressure build up test (PBU test) dan pressure
draw down test (PDD test). Wellbore storage terjadi karena pada pengujian PBU dan PDD
saat penutupan atau pembukaan sumur dilakukan dengan membuka dan menutup valve yang
terletak pada christmas-tree. Sumur yang dalam keadaan mengalir (berproduksi) kemudian
katup di tutup maka Q (laju aliran fluida) akan langsung berhenti (berharga 0), sedangkan
aliran dari dalam reservoir ke dasar sumur (qr) tidak langsung berhenti melainkan masih
mengalir beberapa saat dengan laju alir yang semakin mengecil, mengisi lubang sumur.
Kejadian inilah yang disebut dengan wellbore storage atau after flow effect. Demikian pula
sebaliknya bila sumur dari keadaan di tutup kemudian valve dibuka maka sumur akan
berproduksi sebesar Q yang fluidanya mula-mula berasal dari lubang sumur, sementara dari
reservoir ke dasar sumur masih belum terjadi aliran (qr =0).
Dengan bertambahnya waktu aliran dengan tekanan di permukaan tetap, maka laju
aliran di dasar sumur akan berangsur-angsur sama dengan laju aliran di permukaan dan
banyaknya fluida yang tersimpan di dalam lubang sumur akan mencapai harga yang tetap.
Hal ini menunjukkan bahwa gejala wellbore storage telah berakhir. Keadaan ini yang
menyebabkan keterlambatan kenaikan tekanan build up pada daerah waktu awal (early time).
Faktor Skin
Faktor skin di definisikan sebagai suatu rintangan yang ada di sekeliling lubang sumur
dan menghalangi aliran fluida ke lubang sumur. Harganya dapat ditentukan dalam analisa
transien. Secara kuantitatif harga skin yang didapat dari persamaan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut :
• Skin (S) 0 : menunjukkan adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur.
• Skin (S) 0 : menunjukkan adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur.
• Skin (S) 0 : menunjukkan adanya perbaikan formasi di sekitar lubang sumur
Boundary Reservoir
Reservoir tidak selalu infinite acting (tidak terbatas), tetapi pada beberapa kasus efek dari
batas reservoir akan terasa ketika sumur diuji. Jika patahan itu berada di dekat lokasi sumur
yang dilakukan pengujian, maka mungkin akan mempengaruhi rekaman sumur saat
dilakukan pengujian build up. Model batas (boundary) reservoir terbagi menjadi dua macam,
diantaranya:
- Infinite
Batas reservoir yang infinite diasumsikan bahwa luas reservoir dianggap tidak
terhingga.
- Fault
Salah satu hal yang penting dilakukan pada saat menganalisis pressure build up test
adalah menentukan adanya patahan atau fault. Karena reservoir tidak selalu infinite
acting (tidak terbatas), tetapi pada bebrapa kasus efek dari batas reservoir akan terasa
ketika sumur diuji.