Mengatasi Masalah Water Cut Dan Gas Yang Berlebih Pada Sumur
ESP Dengan Menggunakan
IATMI 12 – 016
Abstrak
Electric Submersible Pump sebagai salah satu dari alat pengangkat buatan mempunyai
beberapa keuntungan seperti rentang kapasitas yang cukup besar, fasilitas permukaan yang
berdimensi relatif kecil, dan relatif baik untuk sumur-sumur yang sudah mengalami deplesi serta
sumur yang memiliki liquid level dinamik yang cukup dalam. Namun demikian Electric Submersible
Pump juga mempunyai beberapa kekurangan seperti tidak tahan terhadap kandungan gas yang
tinggi, scale dan masalah kepasiran . Penelitian ini akan membahas pengaplikasian VSD pada dua
sumur dengan kasus yang berbeda
Kenaikan Watercut yang drastis terjadi pada sumur Bastian-01, sehingga memerlukan
langkah pengoptimalisasian yang cepat demi menjaga sumur tetap berproduksi. Penulis akan
membahas bagaimana pengaplikasian VSD pada sumur ini untuk mengkontrol kenaikan watercut
yang drastis. Dengan pengoptimalisasian menggunakan VSD, diperoleh kenaikan NPV sebesar USD
1.2 Juta.
Dalam paper ini penulis juga akan membahas tentang bagaimana mengatasi kekurangan
Electric Submersible Pump terhadap produksi sumur yang memiliki kandungan gas terlarut cukup
tinggi. Sumur Bastian-02 pada lapangan Bastian merupakan sumur tua dan berproduksi minyak dari
lapisan zona produksi Transisi. Pada zona Transisi dari data DST menunjukkan bahwa zona tersebut
memiliki kandungan GOR 906 scf/stb. Gas yang berlebih akan menurunkan efisiensi pompa dan
menimbulkan masalah yang dapat membuat pompa mati. Dengan menggunakan VSD, masalah gas
berlebih tersebut dapat diatasi sehingga memberikan keuntungan NPV sebesar USD 9.8 Juta dalam
satu tahun.
Dari studi kasus yang akan dibahas oleh penulis, VSD mampu mengatasi masalah-masalah
yang ada pada sumur ESP. Dengan mengatasi masalah tersebut akan membuat usia sumur
meningkat sehingga memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan.
IATMI 12-00X 1
Untuk menentukan kurva intake pompa dan gas terlarut) dapat ditentukan dengan
diasumsikan tekanan kepala sumur dan persamaan:
ukuran tubing tetap. Pada sumur minyak yang
memiliki kandungan gas cukup tinggi, Total Volume Gas = BPD minyak x GOR......(17)
diasumsikan gas terlarut dalam fluida dan ikut
terpompa. Berikut langkah-langkah untuk Jumlah gas yang masih terlarut pada Pump
membuat kurva intake pompa Intake dapat ditentukan dengan persamaan:
• Menentukan densitas cairan pada kondisi
standar Gas Terlarut pada PIP = Rs x BPD minyak...(18)
ρfsc = 350WC × SGw + 350(1 − WC )× Sgo...(9) Jumlah gas bebas sama dengan Total volume
gas dikurangi dengan jumlah gas terlarut pada
• Menghitung Pump Discharge Pressure Pump Intake.
PDP = Pwh + (PSD × Gf ) .........................(10) Jumlah volume minyak (Vo) pada Pump Intake
sama dengan hasil kali jumlah produksi
• Menghitung Pump Intake Pressure minyak (BOPD) dengan faktor volume formasi
h merupakan head/stage dari pump minyak (Bo).
performance curve
Jumlah volume gas (Vg) pada Pump Intake
ρsc × h sama dengan hasil kali jumlah produksi
PIP = PDP − × stage ................(11)
808,3141 minyak (BOPD) dengan faktor volume formasi
gas (Bg).
• Menghitung Pwf
Jumlah volume air (Vw) pada Pump Intake
Pwf = PIP + (Gf × (MidPerforasi − PSD ))......(12) sama dengan hasil kali Water Cut aktual
dengan laju produksi aktual.
Rumus nomor 9, 10, 11 dan 12 mengacu pada referensi k
nomor 2. Jadi total volume fluida (Vt) dapat ditentukan
dengan persamaan
2.3. Perhitungan Gas Bebas
Dalam mendesain pompa ESP pada sumur Vt = Vo + Vg + Vw.......................................(19)
yang memiliki GOR tinggi, salah satu faktor
yang sulit diprediksi adalah jumlah gas bebas Prosentase gas bebas terhadap volume total
yang masuk kedalam intake pompa. fluida dapat dihitung dengan persamaan :
Perhitungan volume gas yang masuk ke dalam
Vg
pompa diperhitungakan dengan menggunakan %VolGas = x100%................................(20)
korelasi Standing. Vt
Jika volume gas pada Pump Intake > 10%
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) yang masuk ,maka diperlukan separator untuk
ke dalam pompa dihitung dengan persamaan : memisahkan gas bebas dari fluida. Dengan
1
asumsi downhole gas separator memiliki
P 100.0125 (°API ) 0.83 efisiensi 70% - 90% maka dapat dihitung
Rs = Yg
18 10
0.00091T volume gas yang masuk ke dalam pompa
...... ................(13) yaitu sebesar 10% – 30% dari volume gas
yang ada. Dengan menggunakan Downhole
Faktor Volume Formasi Minyak (Bo) dihitung Gas Separator dibutuhkan suplai energi yang
dengan persamaan: lebih besar karena alat ini membutuhkan
0.5 suplai energi tersendiri diluar pompa dan
Yg
F = Rs + 1.25 T ................................(14) motor.
Yo
Bo = 0.972 + 0.000147 F 1.175 ..................(15) Berikut beberapa persamaan untuk
. menentukan presentase gas bebas yang
Faktor Volume Formasi Gas (Bg) persamaan: masuk kedalam pompa:
Z T ..............................................(16)
Bg = 5.04 Volume gas bebas masuk pompa
P
Setelah ketiga komponen Rs, Bo dan Bg
diketahui maka volume minyak, air dan gas Vgp = 10% × Vg ..........................................(21)
dapat ditentukan. Total volume gas (gas bebas
Total volume fluida masuk pompa
IATMI 12-00X 2
..........................(25)
Vtp = Vo + Vgp + Vw......................................(22)
3
Prosentase gas bebas masuk ke dalam Hz
BHPHz = BHP 60 × ..........................(26)
pompa 60
Vgp
%GasBebasMa sukPompa = x100 % ..(23) Rumus nomor 24, 23 dan 25 mengacu referensi no 5.
Vtp
Rumus nomor 13 sampai 23 mengacu referensi nomor 5. Langkah-langkah melakukan sensitifiti
frekuensi dengan menggunakan VSD adalah
Dengan kandungan gas bebas terproduksi sebagai berikut:
yang tinggi, apabila tidak dikontrol maka akan 1. Melakukan evaluasi terhadap pompa
menyebabkan kerusakan pompa akibat terpasang dengan mmenganalisa PIP
kavitasi. Apabila gas yang cukup banyak ikut (Pump Intake Pressure), FOP (Fluid Over
terproduksi pada sumur ESP, maka dapat Pump), TDH (Total Dynamic Head) dan
menurunkan efisiensi pompa dan Efisiensi Pompa terpasang.
menimbulkan problem pada pompa. Salah 2. Menentukan laju produksi aktual dari
satu cara untuk mengatasi jumlah gas bebas pompa pada frekuensi 60 Hz sebagai
yang terproduksi dan masuk kedalam pompa patokan.
adalah dengan mengkontrol rate produksi. Hal 3. Dengan menggunakan dasar laju
tersebut dapat dilakukan dengan produksi pada langkah-3, menentukan
mengaplikasikan VSD pada sumur ESP. VSD laju produksi desain yang kita inginkan
dapat merubah kecepatan rotasi motor dan meng hitung frekuensinya dengan
dengan mengubah frekuensi AC Power persamaan –
sebelum dikirim ke dalam motor ESP dibawah 4. Setelah memperoleh harga frekuensi dari
permukaan. Penggunaan VSD memungkinkan laju produski yang dianalisa, kemudian
pengoperasian pompa pada rentang frekuensi menentukan head per stage pompa
yang lebih luas. Dengan mengubah frekuensi dengan menggunakan persamaan – atau
akan mempengaruhi kinerja pompa, dan dapat menggunakan kurva pompa pada
memperbesar fleksibilitas pompa. Manfaat dari berbagai harga frekuensi apabila
penggunaan VSD pada kasus ini juga akan tersedia.
ditinjau dari segi ekonomi. 5. Kemudian menentukan jumlah stage
yang dibutuhkan pada laju produksi yang
dianalisa.
2.4. Sensitifitas frekuensi dengan 6. Menentukan nilai horsepower per stage
menggunakan VSD dengan persamaan – dan mennetukan
Variable Speed Drive atau dengan kata lain jumlah horse power yang dibutuhkan
pompa.
Variable Speed Controller dapat merubah
7. Mengulang langkah-2 sampai langkah-6
kecepatan rotasi motor dengan mengubah
frekuensi AC Power sebelum dikirim ke dalam pada setiap harga laju produksi yang
peralatan ESP dibawah permukaan. dianalisa.
VSD memungkinkan pompa memiliki
Penggunaan VSD memungkinkan untuk
fleksibilitas untuk dapat disesuaikan dengan
mengoperasikan pompa pada rentang
frekuensi yang lebih luas. Dengan mengubah dengan kondisi aktual kemampuan sumur
frekuensi akan mempengaruhi kinerja pompa, berproduksi di lapangan. Jika Productivity
sehingga pada frekuensi yang lebih tinggi Index aktual ternyata lebih besar dari desain
akan memberikan laju produksi yang lebih awal maka kita dapat menaikkan laju produksi
tinggi, begitu pula sebaliknya. Selain itu desain pada ESP melaui VSD, begitu pula
perubahan frekuensi juga akan mempengaruhi sebaliknya. Batasan dalam menaikkan desain
produksi pompa dengan VSD adalah besarnya
output horsepower dari motor. Dengan
Horse Power yang disuplai oleh motor
menaikkan frekuensi berarti motor akan
bekerja lebih cepat dan membutuhkan suplai terpasang. Karena semakin besar laju
tenaga (horse power) yang lebih banyak. produksi maka semakin besar pula Horse
Power yang dibutuhkan. Sedangkan batasan
Berikut persamaan-persamaan dasar yang
dalam menurunkan desan produksi pompa
digunakan dalam melakukan sesitifiti
frekuensi: adalah besarnya Total Dynamic Head pada
frekuensi minimum. Karena jika desain laju
Hz produksi pompa diturunkan maka head per
FlowHz = Flow60 × .............................(24)
60 stage pompa juga akan turun sehingga
mengakibatkan jumlah stage yang dibutuhkan
2
Hz
Head Hz = Head 60 ×
IATMI 12-00X 60 3
untuk mencapai desain laju produksi akan minimum (tabel 3) . Dari perhitungan didapat
bertambah. Maka pertambahan jumlah stage grafik (gambar 3) yang menunjukkan sensitifiti
tersebut harus dapat terpenuhi oleh jumlah batas minimum menurunkan laju produksi
stage pompa terpasang. adalah 400 BFPD pada frekuensi 35 Hz.
Dengan memperkecil laju produksi diharapkan
Melalui penggunaan VSD ini, kita dapat mengurangi kenaikan watercut sehingga
mengoptimalkan suatu pompa dan motor sumur dapat diproduksikan dalam waktu yang
tertentu pada berbagai kondisi aplikasi. Salah lebih lama dan dapat meningkatkan perolehan
satunya pada sumur minyak dengan watercut minyak kumulatif.
yang cukup tinggi. Dengan pengaplikasian
VSD, maka laju produksi dapat dikontrol Sumur Bastian-02 pada lapangan Bastian,
dengan mengatur frekuensi . memiliki desain pompa dengan laju produksi
650 BFPD pada frekuensi 60 Hz. Tetapi pada
Selain itu juga pada sumur minyak yang kenyataannya di awal produksi sumur tidak
memiliki GOR yang cukup tinggi. Dengan dapat diproduksikan karena terlalu banyak gas
melakukan sesitifiti frekuensi maka kita juga bebas yang terproduksi masuk kedalam
dapat mensensitiviti laju produksi sumur pompa sehingga menimbulkan gas lock pada
tersebut, dari hal tersebut kita dapat pompa. Oleh karena itu, laju produksi perlu
menentukan laju produksi optimum dimana dikontrol untuk mengurangi jumlah gas
jumlah gas yang terproduksi masuk ke dalam terproduksi yang menghambat kinerja pompa.
pompa tidak mengganggu kinerja pompa. Untuk mengatur laju produksi ada dua pilihan
yaitu:
1. Melakukan Penggantian Pompa dengan
melakukan well service (memerlukan Rig)
3. APLIKASI LAPANGAN 2. Menggunakan VSD.
Sumur Bastian-01 merupakan sumur tua yang
Dengan melakukan sensitifiti frekuensi
merupakan sumur onshore. Setelah sembilan
menggunakan VSD maka dapat dilakukan
tahun diproduksikan dan dianggap sudah tidak
analisa untuk menurunkan laju produksi (tabel
produktif maka ditutuplah zona produksi
8) pada sumur Bastian-02. Perhitungan
Sihapas B-1 pada kedalaman 6397 ft. Dua
dilakukan untuk memprediksi jumlah gas
tahun kemudian dilakukan kerja ulang pindah
bebas yang masuk kedalam intake pompa dari
lapisan ke zona Sihapas A-3 pada kedalaman
berbagai harga laju produksi (tabel 9). Jika
5135 ft. Karena pada awal dilakukan komplesi
laju produksi dinaikkan maka Fluid Over Pump
lapisan tersebut belum pernah dibuka di
akan turun, Pump Intake Pressure akan turun
sumur lain, maka dilakukan analisa
sehingga mengakibatkan kelarutan gas akan
perhitungan Productivity Index melalui data
turun dan banyak gas bebas yang ikut
Kro-Krw dan diperoleh nilai PI sebesar 1,01 ,
terproduksi masuk kedalam pompa.
dengan laju produksi desain awal adalah 685
Sebaliknya, jika laju produksi diturunkan maka
BFPD pada 60 Hz. Diagram sumur dapat
Fluid Over Pump akan naik, Pump Intake
terlihat di gambar 2 sedangkan data sumur
Pressure akan naik dan mengakibatkan
terlihat di tabel 1.
kelarutan gas akan naik sehingga gas bebas
yang ikut terproduksi masuk kedalam pompa
Awal berproduksinya lapisan Sihapas A-3
berkurang. Oleh karena itu laju produksi perlu
menunjukkan performa yang cukup baik
diturunkan untuk mengurangi gas bebas yang
dengan produksi minyak sebesar 677 BOPD
masuk kedalam pompa. Dengan menurunkan
dan watercut 1,16 %. Tetapi seiring
laju produksi desain maka secara teori head
diproduksikan, pada bulan ke tiga sampai
per stage pompa juga akan turun sehingga
bulan keenam sumur mengalami kenaikan
mengakibatkan jumlah stage yang dibutuhkan
watercut yang cukup drastis (gambar 1). Oleh
untuk mencapai laju produksi desain juga
sebab itu laju produksi perlu dikontrol untuk
meningkat. Inilah batasan dalam menurunkan
menghambat kenaikan watercut yang drastis
laju produksi dengan menggunakan VSD. Dari
tersebut. Untuk melakukan kontrol terhadap
data analisa tersebut, laju produksi perlu
rate ada dua pilihan, yaitu:
diturunkan menjadi 500 BFPD dengan
1. Melakukan Penggantian Pompa dengan
frekuensi 45 Hz untuk mengurangi jumlah gas
melakukan well service (memerlukan Rig)
bebas yang masuk kedalam pompa. Pada
2. Menggunakan VSD.
gambar 8 menunjukkan sensitifiti frekuensi
terhadap kurva IPR. Dari hasil survey tekanan
Dengan melakukan sensitifiti frekuensi dari
pada berbagai frekuensi terlihat pada saat
VSD, maka dapat dilakukan analisa untuk
frekuensi akan dinaikkan ke 50 Hz, profil
menurunkan laju produksi sampai batas
IATMI 12-00X 4
tekanan mulai tidak stabil yang berlebih pada posisi intake pompa. Dari hasil
mengindikasikan akan matinya ESP karena perhitungan secara teori laju produksi desain
underload. Maka dari hasil survey tekanan dapat diturunkan sampai frekuensi 45 Hz.
(gambar 9) terlihat bahwa frekuensi optimum
ada di 45 Hz, yang dimana sesuai dengan Gas separator yang digunakan pada sumur ini
hasil perhitungan sebelumnya. Dari survey mampu menangani gas bebas sebesar 65%
tekanan tersebut terlihat ketidakstabilan pada dari fluida. Pada laju produksi desain awal 650
saat frekuensi dinaikkan ke 50 Hz. BFPD, volume gas bebas diperkirakan
mencapai 85%. Hal ini tidak dapat di tangani
4. Analisa Ekonomi dan Teknis oleh Gas Separator, oleh karena itu laju
produksi perlu diturunkan untuk menurunkan
kandungan gas bebas yang masuk kedalam
Pada Sumur Bastian-01 dari optimasi laju alir pompa. Setelah dilakukan analisa sensitifiti
produksi yang dilakukan, terlihat di gambar 4 pada berbagai harga laju produksi maka dapat
bahwa usia sumur dapat diperpanjang ditandai diketahui laju produksi desain yang optimum
dengan kenaikan watercut yang dapat dimana gas bebasnya mampu ditangani oleh
diperlambat, walaupun laju alir minyak Gas Separator. Dari hasil analisa pada laju
perharinya turun. Dengan penurunan laju alir produksi 500 BFPD, persentase volume gas
berarti memberi kesempatan lebih kepada bebas yang masuk ke dalam pompa sebesar
minyak untuk mengalir dari formasi kedalam 60 %, sehingga dapat ditangani oleh gas
lubang sumur sehingga mengurangi efek separator (tabel 9).
terjadinya coning. Apabila sumur dibiarkan
dengan laju alir sekitar 680 bfpd, maka usia Gas bebas memang memberi masalah
sumur tersebut hanya 205 hari, karena setelah kepada sistem ESP. Apabila gas bebas yang
itu watercutnya diprediksi akan bernilai 100%. masuk ke dalam pompa terlalu banyak maka
Sedangkan dengan pengontrolan laju alir akan dapat mengakibatkan kavitasi dan gas
produksi, sumur tersebut mampu diperpanjang lock. Apabila gas bebas masuk kedalam
usianya menjadi 403 hari. Hasil evaluasi teknis pompa maka gas tersebut akan mengganggu
menunjukkan walaupun laju produksi minyak putaran impeler pompa. Hal ini dapat
berkurang tapi dari sisi kumulatif produksi menurunkan efisiensi dan merusak pompa.
meningkat dengan perbedaan sampai dengan Dalam sistem ESP untuk melindungi
14,889 bbl minyak. kerusakan pompa maka bila kondisi itu terjadi,
akan menimbulkan kondisi underload dan
Kemudian dievaluasi lagi pemilihan metode mematikan pompa secara otomatis.
menurunkan laju alir dengan cara mengganti
pompa terpasang yang harus mendatangkan Dengan nilai Discount Rate 15% per tahun
Rig atau hanya menggunakan VSD. dan estimasi Operating Expenditure 15.792
Keuntungan menggunakan VSD adalah: USD per bulan dilakukan analisa keekonomian
1. Tidak perlu mendatangkan RIG untuk sumur. Biaya untuk mengganti pompa dengan
mengganti pompa, mendatangkan Rig pada sumur Bastian-02
2. Dapat melakukan optimasi dari berbagai adalah USD 228K, sedangkan bila
macam tingkat laju alir produksi menggunakan VSD hanya USD 52K.
3. Lebih mudah dan cepat untuk dilakukan Pemilihan metode ini terangkum pada tabel
10 dimana terlihat bahwa nilai NPV tertinggi
Dengan nilai Discount Rate 15% per tahun adalah menurunkan laju alir produksi
dan estimasi Operating Expenditure 15.792 menggunakan VSD.
USD per bulan dilakukan analisa keekonomian
sumur. Biaya untuk mengganti pompa dengan 5. KESIMPULAN
mendatangkan Rig pada sumur Bastian-01
adalah USD 183K. Pemilihan metode ini Variable Speed Drive (VSD) dapat
terangkum pada tabel 5 dimana terlihat bahwa memperluas rentang aplikasi pompa ESP
nilai NPV tertinggi adalah menurunkan laju alir sehingga memungkinkan untuk menyesuaikan
produksi menggunakan VSD. Hal ini juga laju alir desain ESP dengan kondisi aktual
terlihat pada gambar 5 dimana NPV project sumur. Pada kasus sumur ESP dengan
menurunkan laju alir dengan VSD memberikan kenaikan watercut drastis, VSD digunakan
nilai NPV terbaik. untuk mengkontrol laju produksi sehingga
dapat menanggulangi kenaikan watercut
Untuk kasus sumur Bastian-02 karena tersebut sehingga memperpanjang usia
masalah Gas Lock, maka laju alir produksi sumur, meningkatkan perolehan minyak
harus diturunkan agar menjaga gas yang
IATMI 12-00X 5
kumulatif, dan tentunya meningkatkan Kr = Permeabilitas relatif
keuntungan secara NPV.
NPV = Nett Present Value
Pada sumur ESP yang memproduksi gas P = Tekanan
cukup tinggi, VSD diaplikasikan untuk
Pb = Tekanan gelembung
mengkontrol laju alir produksi sehingga
memberikan efek mengkontrol gas bebas PDP = Pump Dischrage Pressure
yang masuk kedalam pompa. Dari hasil
PI = Productivirty Index
analisa diperoleh laju produksi optimal pada
500 BFPD dengan menggunakan VSD pada Pr = Tekanan reservoir
frekuensi 45 Hz. Penting diperhatikan bahwa
PSD = Pump Setting Depth
walaupun GOR pada hasil tes DST tinggi, tapi
ternyata GVF dapat diturunkan dengan Pwf = Tekanan alir dasar sumur
menaikkan tekanan pada intake pompa,
Pwh = Tekanan kepala sumur
sebagai efek dari menurunkan laju alir
produksi. Qob = Laju alir saat tekanan
gelembung
Batasan dalam menurunkan desain laju
produksi melalui VSD adalah jumlah stage Qomax = laju alir maksimal
aktual pompa yang terpasang. Jika frekuensi
re = jari-jari reservoir
pompa diturunkan melalui VSD maka laju
produksi desain pompa juga akan turun diikuti Rs = kelarutan gas
turunnya head yang mampu diangkat setiap
rw = jari-jari sumur
stage pompa sehingga akan mengakibatkan
meningkatnya jumlah stage yang dibutuhkan SG = Spesific gravity
pompa.
T = Suhu
Mengkontrol laju produksi dengan WC = Watercut
menggunakan VSD sangat efektif karena
Z = Faktor Kompresibilitas gas
mampu menjaga kinerja pompa tetap berada
di dalam rentang efisiensi optimumnya. µ = Viscositas
ρgsc = Densitas gas pada kondisi
Dari sisi keekonomian panggunaan VSD
sangat ekonomis dibandingkan dengan standar
mengganti pompa terpasang. Hal ini
ρsc = Densitas cairan pada
disebabkan karena VSD dapat diaplikasikan
dalam berbagai kondisi aplikasi sehingga kondisi standar
sumur dapat terus diproduksi dan
meningkatkan keuntungan dari perusahaan. Subcripts
VSD juga sangat bermanfaat untuk dua kasus g = Gas
dalam makalah ini yang dimana lapisan
produksi masih baru dibuka dan data-data o = Minyak
lapisan tersebut masih sedikit untuk w = Air
mengasilkan desain ESP yang matang.
IATMI 12-00X 6
5. Lake, L.W. 2006. “Petroleum
Engineering Handbook-Society of
Petroleum Engineering”.
6. Mitra, N.K. dkk. 2007. “Increased Oil
Recovery From Mumbai High Through
ESP Campaign. Paper SPE 18748.
7. Nasser,A.E.A dkk. 2012. “Production
Optimazion in QPC Fields”. Paper
SPE 150667.
8. Powers, M. L. 1987. “Effects of Speed
Variation on the Performance and
Longevity of Electric Submersible
Pumps”. Paper SPE 14349.
9. Rukmana, D., Kristanto. D., dan Aji,
V.D.C. 2012. “Teknik Reservoir Teori
dan Aplikasi”.
10. Tarek, A. 2006. “Reservoir
Engineering Handbook”.
11. Waring Buney, 2000, “Electric
Submersible Pump Basic”.
12. Wilson,B.L. 1986. “Understanding the
Basic of Electrical Submersible Pump
Performance”. Paper SPE 14050.
13. Wilson,B.L 1985. “Electrical
Submersible Pump Performance
Using Variable Speed Drives”. Paper
SPE 13805.
IATMI 12-00X 7
Gambar 1. Profil Produksi Sumur Bastian-01
Data PVT
° API 19,5
Spesific Gravity Oil (SGo) 0,94
Spesific Gravity Water, (SGw) 1 Gambar 2. Komplesi Sumur Bastian-01
IATMI 12-00X 8
2000
Qdesain 400 Bpd
1800
1600
Qdesain Awal
1400 IPR Initial
Pwf (psi)
1200
Outflow Peformance 35 Hz
1000
Outflow Performance 53 Hz
800
Outflow Performance 60 Hz
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Q (bpd)
IATMI 12-00X 9
100 Perbandingan WaterCut
90 WC mengalami
80 kenaikan drastis
Saat setting
70 pompa 60 Hz
Sumur Dibiarkan
60
50 Install VSD / Ganti
WC
40 Pompa
30
20 Decision Point
10 hari ke-175
0
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325
Cum Days
Tabel 4. Hasil Analisa Perolehan Minyak dan Usia Sumur pada Sumur Bastian-01
Cum Oil Cum Days Period Prod Oil Average
bbo days bopd
Sumur Dibiarkan 110.008 205 (07/01/09 - 13/07/09) 537
Instal VSD/ Ganti Pompa 124.897 403 (07/01/09 - 27/01/10) 310
12.000.000
Grafik KumulatiF NPV Tiap Skenario
10.000.000
8.000.000
Kumulatif NPV
Kondisi Awal
6.000.000
Sumur Dibiarkan
Ganti Pompa
4.000.000
Instal VSD
2.000.000
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan
Qf
500 Qo 100
Qg
400 80
MSCF
BPD
300 60
200 40
100 20
0 0
28/03/2009 17/05/2009 06/07/2009 25/08/2009 14/10/2009 03/12/2009 22/01/2010 13/03/2010 02/05/2010 21/06/2010
Date
Data PVT
° API 36
Spesific Gravity Oil (SGo) 0,84
Spesific Gravity Water, (SGw) 1,02
IATMI 12-00X 11
Qdesain 500 bfpd IPR
2000
1800
1600
1400
1200
Pwf (psi)
IPR
1000
Outflow 37 Hz
800
Outfow 46 Hz
600
Outflow 60 Hz
400
Qdesain Awal
200
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200
Q (BFPD)
Gambar 8. Performa IPR dan VLP Sumur Bastian-02
IATMI 12-00X 12
Tabel 9. Perhitungan Gas Bebas Sumur Bastian-02
Qfluid Stage Gas Bebas Vol Gas Intake KGS GOR di intake KGS GOR Intake AGH Gas Masuk AGH GOR Intake Pompa Gas Masuk Pompa GVF
3 3 3 3 3 3 3
BFPD x1000 ft ft ft /bbl ft /bbl x1000 ft ft /bbl x1000 ft %
700 119 540 55589 521 417 249 313 187 93
646 134 496 18945 193 154 85 116 64 84
600 144 457 7781 85 68 35 51 26 70
500 191 378 4162 55 44 19 33 14 60
400 273 300 2452 40 32 11 24 8 52
300 418 223 1318 29 23 6 17 4 44
IATMI 12-00X 13
Tabel 10. Hasil Analisa Keekonomian Sumur Bastian-02
10.000.000
8.000.000
Kumulatif NPV
2.000.000
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(2.000.000)
Bulan
IATMI 12-00X 14