Anda di halaman 1dari 9

1. Excess air?

15-30%. Capehart, B. L., Turner, W. C., dan Kennedy, W. J. (2003). Guide to energy
management: The Fairmont Press, Inc.
Rekomendasi udara berlebih
Bahan bakar % Udara Berlebih
Batu bara 15 – 30
Kokas 20 – 40
Solid
Kayu 25 – 50
Ampas Tebu 25 – 45
Cair Oli 3 – 15
Natural gas 5 – 10
Refinery gas 8 – 15
Gas
Blast-furnace gas 15 – 25
Coke-oven gas 5 – 10

Apabila sebuah bahan bakar di bakar dengan udara teoristis saja (U o), maka
pembakaran yang terjadi tidak akan berjalan sempurna karena hanya denga udara
teoritis membuat bahan bakar tidak seluruhnya dikelilingi oleh udara yang cukup,
maka dari itu dibutuhkan udara pembakaran yang lebih banyak dari udara teoritis
untuk mencegah terbentuknya kembali CO2 dan H2O (Djokosetyardjo, 1993).

Namun bila udara berlebih ditambahkan, sebagian panas yang dihasilkan oleh proses
pembakaran hilang ke udara berlebih, udara berlebih lebih sering digunakan dalam
jumlah yang ditunjukan pada Tabel 4.7 (Capehart dkk., 2003).

2. berapa nilai kalor untuk briket yang sesuai dengan SNI?


Nilai Kalor (kal/g. Adb) Ukuran Ketebalan (mm)

Briket batu bara


Kelas Briket batu bara
tanpa – karbonisasi Sarang tawon Bantal/ telur Kenari
terkarbonisasi
dan bio – batu bara

A > 6.000 5.000 – 6.000


≥ 125 ≥ 49 ≥ 26
B 4.500 – 6.000 4.000 – 5.000

3. Kenapa semakin turun nilai excess air nilai SO2 semakin besar?
Karena semakin kecil pasokan excess air maka pembakaran tidak akan terlalu
optimal. hanya saja pada tingkat tertentu dapat menurunkan efisiensi boiler.
4. Kenapa nilai excess air yang semakin besar memengaruhi pembakaran optimal?
Karena excess air adalah jumlah pasokan udara berlebih yang digunakan dalam
proses pembakaran.

5. Karakterisasi emisi tuh seperti apa? Maksudnya bagaimana?


Studi  kajian atau penelitian ilmiah
Karakterisasi emisi  untuk melihat dan mengetahui sifat emisi partikulat yang mana
adalah mengukur besaran konsentrasi yang dikeluarkan melalui cerobong industri yang
dilakukan melalui monitoring atau pemantauan polusi udara.
Monitoring  termasuk kedalam strategi pengelolaan kualitas udara (air quality
management strategy atau AQMS) adalah serangkaian cara untuk melaksanakan kebijakan
dan peraturan perundangan pengelolaan kualitas udara.

6. Bagaimana dengan karakteristik partikulat di PT. TCI?


Dikarenakan yang diukur untuk karakterisasi ini hanyalah besarannya saja, maka dapat
disimpulkan apabila briket disubsitusi sebagai bahan bakar akan meningkatnya partikulat
menjadi 70.9 mg/Nm3 pada cerobong B1. Dimana secara umum dilihat dari fisik, ukuran
partikulat di PT.TCI terdapat partiket halus dan partikel kasar.

7. Lalu agregat itu apa? Apa yang dimaksud dengan agregat kompos? Judul kamu disebutkan
bahwa agregat kompos, tetapi jumlah sampah yang digunakan lebih banyak anorganik?
Agregat pada briket ini maksudnya ialah material yang digunakan sebagai pembentuk pada
briket yang mana maksud dari kompos ialah biomassa yang digunakan.
 Biomassa itu apa?

8. Latar belakang perusahaan menggunakan BCF sebagai pengganti batu bara


PT. TCI ini termasuk yang mengonsumsi batu bara dalam jumlah yang cukup besar untuk
keperluan pengoperasian ketel uap dimana memerlukan biaya yang cukup besar untuk
memperoleh batu bara dari pulau kalimantan dan sumatera.
Biaya yang diperlukan tidak diketahui.

9. Bagaimana dengan faktor ekonominya?


Tentunya penggunaan briket akan meminimalisir biaya, karena industri mengkonsumsi
batubara dalam jumlah besar untuk pengoperasian boiler, dan membutuhkan biaya yang
tidak sedikit untuk memperoleh batubara dari pulau Sumatera dan Kalimantan. Untuk
informasi lebih lanjut tentang faktor ekonomi, perlu dianalisis lebih lanjut dengan metode
yang sesuai.

10. Jadi pendapat kamu tentang briket dijadikan bahan bakar utama di industri bagaimana?
Menurut saya briket akan menjadi bahan bakar utama yang baik jika dibandingkan dengan
batubara jika diproduksi dengan baik dan memenuhi standar yang berlaku, mengingat
keberadaan batubara sudah menipis. Briket mudah dibuat dan praktis digunakan, lebih
ekonomis dibandingkan bahan bakar alternatif lainnya.

11. Apa tantangan penelitian ini untuk massa depan?


Tantangannya ialah apabila briket ini akan diproduksi secara massal maka diperlukan alat
yang dapat membuat briket ini dengan komposisi yang sesuai sehingga tidak akan
meningkatkan emisi partikulat.

12. Latar belakang mengapa Fire tube boiler yang digunakan?


Fire tube boiler yang dipilih untuk diamati mudah dalam pengoperasiannya dibandingkan
boiler lain di PT. TCI dan alasan lainnya ialah karena ini adalah percobaan baru di industri
sehingga kami perlu lebih berhati-hati dalam menggunakannya karena kami tidak tahu apa
yang akan terjadi selanjutnya, apa sebenarnya efek samping yang akan terjadi, sehingga
hanya 1 boiler saja yang kami gunakan

13. Kenapa air harus memenuhi persyaratan dalam baku mutu PP 82 tahun 2001? Apa saja
yang diukur dan air dimana aja? Bagaimana keadaan air sebagai media?
Air harus memenuhi persayarat dalam baku mutu supaya air yang digunakan sebagai media
tidak mengandung unsur uang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat
membetuk kerak pada boiler dan korosi.

Air yang diukur adalah air di softner, feed water, dan air didalam boiler. Parameter air yang
diukur ada PH, silica total hardness, alkalinity, phosphate, sulfate, dan lainnya. pengontrolan
kualitas air dilakukan 1 bulan sekali secara rutin. Pada pengukuran yang dilakukan pada 26
februari 2020 bahwa hardness pada softener dan feed water sudah cukup baik dibawah
ambang batas yaitu maximal 5 ppm, untuk air boiler corrotion rate nya sudah cukup dan
kelartuan siilika sudah cukup lebih dari 100%.
 Alkalinity dalam boiler
Parameter tingkat kebasaan karena adanya ion karbonat, bikarbonat, dan hidroksida.
Alkalinity ini berfungsi untuk mengontrol pH dan mencegah terjadinya efek foaming dan
carryover yang lebih lanjutnya memunculkan kerak pada sistem boiler.
 Silica?
Silika dalam keadaan panas akan terlarut dan pada keadaan dingin akan membentuk kerak.
Kadar silika dijaga untuk menjaga kualitas uap. Kerak silika dapat membentuk fouling yakni
deposit yang tidak diinginkan karena akan menghambat proses perpindahan panas.
 TDS
Tinggat TDS yang tinggi dapat menimbulkan kerusakan pada boiler karena jika dibiarkan
akan menimbulkan endapan pada pipa-pipa boiler yang semakin lama akan menyumbat
boiler dan akan terjadi overheating  sehingga umur pipa tidak bertahan lama
 Standar pH boiler
Standar pH boiler menurut artikel eonchemicals adalah 9,5 – 11,5.
 pH rendah?
Apabila pH dibawah standar maka akan terjadi carryover dimana padatan terlarut dalam
boiler terbawa ke dalam steam dan dapat menjadi kerak disepanjang jalur pipa steam ke
turbin. Nilai pH yang rendah membuat viskositas air menjadi rendah sehingga padatan
terlarut lebih mudah lolos terbawa steam. pH yang rendah juga membuat kelarutan siliki
menurun.
Bahan kimia tidak bekerja : Phospat berfungsi sebagai scale inhibitor dan bekerja diatas
pH 9,5, sulfite berfungsi sebagai corrosion inhibitor dan bekerja pada suasana pH diatas
8,5.
 pH tinggi?
Terjadi foaming dimana tingginya tegangan permukaan air sehingga steam sulit terlepas,
hal ini menyebabkan terbentuknya gelembung dalam air boiler. Tinggi PH dapat
disebabkan oleh tingginya NaOH yang digunakan untuk menaikkan pH boiler, yang dapat
menyebabkan lapisan besi boiler rusak.

14. Efek kesadahan dalam air sebagai media pada boiler?


Kesadahan akan menimbulkan kerak sehingga menurunkan efisiensi boiler karena panas
yang menghilang akibat kerak dan kerusakan pada boiler.

15. Bagaimana dengan minyak yang digunakan untuk boiler 3?


Minyak yang digunakan untuk proses boiler di thermal oil ini dapat digunakan secara terus
menerus dan tidak diperlukan penambahan apapun selama tidak ada kebocoran. Belum
dapat informasi lebih lanjut untuk berapa lama minyak boiler digunakan dan minyak apa
yang digunakan, namun berdasarkan website cv-ao.com bahwa penggunaan minyak dapat
digunakan lebih dari 10 tahun.

16. Keutungan dan kelebihan menggunakan media minyak?


Sejauh ini, minyak memiliki kelebihan dimana tidak memerlukan chemical dan biaya lebih
untuk pengolahannya, cukup sekali diisi dan dapat digunakan terus menerus, tidak akan
terjadi korosi. kekurangannya ialah biaya awal yang dikeluarkan cukup besar
 lubricant? Pelumas

17. Apa yang dimaksud dengan uap yang dihasilkan dari boiler 2? Bagaimana dengan boiler
lainnya?
Uap yang dihasilkan menunjukan banyaknya bahan bakar dalam 1 kg menghasilkan uap
untuk proses industri. Pada boiler 2 menghasilkan uap sebanyak 150 ton/hari dari bahan
bakar sebanyak 20 ton/hari maka pada 1 kg bb dapat menjadi 7,5 kg uap. Untuk boiler
lainnya, di pt tci tidak mengukur uap yang dihasilkannya.

19. Bagaimana udara disuplai dalam boiler?


Sistem udara dilakukan dengan forced draft fan (FDF) untuk mengontol udara yang
dibutuhkan pada proses pembakaran dalam boiler. Udara dari fan masuk ke dalam tungku
melalui pemanas udara dimana udara dipanaskan sebelum masuk ke tungku supaya dapat
mempercepat penguapan air yang terkandung dalam bahan bakar sehingga mempercepat
proses pembakaran

20. Bagaimana dengan kebutuhan udara di boiler?


Di pt. tci tidak terdapat data mengenai udara yang digunakan untuk kebutuhan boiler.
Kebutuhan udara dapat dihitung dengan menggunakan stoikiometri.

21. Apa saja yang mempengaruhi pembakaran yang sempurna dalam boiler?
Pembakaran yang sempurna apabila campuran bahan bakar dan oksigen (dari udara)
mempunyai perbadingan yang tepat atau stoichiometri dan juga didukung dengan
temperatur. Saat temperatur naik, campuran bahan bakar dan udara akan lebih mudah
terbakar. Semakin mudah bahan bakar dan udara terbakar maka akan semakin lengkap
proses pembakaran bahan bakar tersebut. Selesainya proses pembakaran bahan bakar akan
mempengaruhi konsumsi bahan bakar dan kandungan polutan dalam gas buang. Temperatur
pembakaran yang baik harus diukur dengan penelitian lebih lanjut atau dengan perhitungan
lebih lanjut
*baca lagi tentang proses pembakaran tuh gimana sih*

22. Bagaimana boiler dirawat di industri?


Pemeliharaan boiler di tci adalah dengan mengukur kualitas air yang dilakukan setiap bulan,
lali membersihkan pipa api yang dilakukan setiap 3 bulan sekali, pencucuian glass penduga
setiap 1 minggu sekali, dan blowdown secara kontinyu setiap jam.

 Blowdown? Proses pembuangan air dari boiler, untuk mengendalikan air meminimalkan
sclae, korosi, carryover, dan masalah khusus lainnya. blowdown juga untuk menghilangkan
endapan yang tidakdiperlukan

23. Bagaimana cara kerja fired tube boiler dan oil thermal heater?
Prinsip untuk kedua boiler ini sama, namun yang membeda kan ada media. Dimana bahan
bakar dibakar dan akan memanaskan media air atau api, lalu kemudian medua menghasilkan
steam yang kemudian steam akan dialirkan melalui perpipaan untuk digunakan oleh proses
produksi yang memerluan panas.
 Perbedaan water tube boiler dan fire tube boiler?
Fire tube boiler  proses pengapian berada di dalam pipa dan pipa terendam air dalam
boiler sehingga pipa yang panas akan langsung memanaskan air dalam
boiler
 Kekurangannya jangkauan tempat pembakaran jauh sehingga sulit
untuk dibersihkan, kapasitas steamnya rendah, banyak kalor yang
terbuang
Water tube boiler  proses pengapian di luar pipa, sehingga panas diserap oleh air yang
berada di dalam pipa
 kelebihan memiliki kapasitas steam yang besar, mudah dibersihkan
 kekurangan biaya investasi awal cukup mahal

24. Apakah efisiensi pembakaran dan efisiensi boiler hal yang sama?
Efisiensi pembakaran dan boiler merupakan hal yang berbeda. Efisiensi Boiler… berhubungan
dengan perpindahan panas energi yang terkandung dalam bahan bakar ke air di dalam boiler.
Efisiensi Pembakaran… berkaitan dengan keseimbangan optimal udara ke bahan bakar dalam
proses pembakaran.
25. Dari sekian banyak alternatif, kenapa perusahaan menggunakan alternatif briket?
Briket merupakan salah satu bahan bakar altenatif yang mudah dibuat dan praktis digunakan,
serta lebih ekonomis.

26. Latar belakang mengapa persentase BCF adalah 60 BA dan 40 BM


Perbandingan tersebut berdasarkan dari hasil studi sebelumnya oleh LIPI, dimana digunakan
perbandingan untuk BA:BM adalah 50:50 , 60:40 , dan 70:30. Perbandingan 60% BA dan 40%
BM untuk briket sudah memberikan nilai yang optimal dari segi kalor, fisika-kimia, dan tujuan
pemanfaatannya.

27. Latar belakang mengapa 10% briket yang disubsitusi


Karena penggunaan briket di industri ini relatif baru, maka kami ingin melihat seberapa
efektif briket tersebut sebelum digunakan sepenuhnya sebagai bahan bakar utama. Dan juga
untuk meminimalisir dampak pembakaran, kita lihat angka terkecil dulu dan 10% nya.

28. Apa yang dimaksud dengan nilai kalor?


Jumlah energi yang dilepaskan ketika suatu bahan bakar dibakar secara sempurna dalam
suatu proses. Semakin tinggi nilai kalor maka bahan tersebut mudah terbakar dan memiliki
waktu lama untuk terbakar, selain itu nilai kalor yang relatif tinggi dapat menghasilkan api
reduksi saat proses pembakaran briket.

29. Bagaimana dengan karakteristik lain pada briket dan batu bara? Apakah mempengaruhi
emisi partikulat?
 Kadar air dan bahan volatil dari Briket tidak berpengaruh pada emisi partikulat. Banyaknya
kadar air yang dapat memperlambat reaksi pembakaran sehingga suhu pembakaran tidak
sempurna dan meningkatkan konsentrasi PM, dapat dilihat dari tabel bahwa briket memiliki
kadar air yang rendah yang nilainya masih dalam batas baku (SNI 4931, 2010).

 Dan untuk bahan briket yang mudah menguap, masih dalam kisaran standar. Semakin
tinggi volatile matter, semakin tinggi kemampuan batubara untuk mengental. Batubara yang
memiliki kemampuan tersebut akan menghalangi aliran udara dari bawah melalui celah-celah
pada rangka pembakaran. Hal ini mengakibatkan distribusi temperatur tidak merata sehingga
efisiensi pembakaran menjadi rendah dan meningkatkan emisi partikulat.
Zat terbang pada briket yang dibentuk akan mempengaruhi faktor ignisi bakar briket serta
intensitas nyala briket, semakin kecil kandungan zat terbang pada briket maka ignisi
pembakaran dari briket akan semakin besar serta kualitas briket akan semakin baik selain itu
gas serta asap pembakaran yang dihasilkan akan semakin sedikit.

30. Bagaimana tebal lapis batu bara dapat mempengaruhi hasil pembakaran?
Berdasarkan buku yang telah dibaca dari Djokosetyardjo tentang ketel uap, Pada batu bara
yang tebal masih dibutuhkan udara yang lebih banyak lagi, yang disebut udara sekunder
(excess air) untuk menyempurnakan pembakaran. Sifat dari batu bara yang dibakar pun
mempengaruhi proses pembakaran.

31. Sampling yang dilakukan termasuk sampling apa?


Sampling yang dilakukan adalah active sampling dimana sampel udara diambil dengan
menggunakan peralatan mekanik seperti pompa dan sampling media untuk mengumpulkan
polutannya. Dan termasuk kepada integrated sampling dengan isokinetic sampling dimana
volume udara yang diambil sebanding dengan laju aliran emisi.
 Kenapa 1 jam?

32. Bagaimana dengan jumlah lubang pengambilan sampel yang tidak sesuai? Apakah
mempengaruhi hasil pengukuran? Apakah akan representatif?
Berdasarkan hasil wawancara, bahwa lubang pengambilan conth uji di PT TCI hanya ada satu
dan tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Namun Badan Besar Pulp dan Kertas
mempertimbangkan dengan kondisi yang isokinetik dan pengambilan konsentrasi yang
dilakukan secara hati hati, posisi lubang contoh uji berada pada 8d dan 2d ketinggian
cerobong.
 kenapa 8d dan 2d? posisi 8d dan 2d kecepatan alir dari emisi adalah laminar, tidak
turbulensi dan suhu lebih merata, posisi ini pun tidak dekat dengan gangguan aliran seperti
belokan, pengecilan maupun pembesaran

33. Kenapa kadar emisi gas buang dan kadar uap menjadi salah satu syarat isokinetik?
Pengukuran komposisi gas buang (yaitu CO2, O2, dan berat molekul) dan kadar gas air
berpengaruh terhadap kondisi isokinetik dimana pengukuran komposisi gas buang digunakan
untuk menghitung kecepatan linier, mengacu pada standar penentuan berat molekul kering
dapat dilakukan dengan 3 cara. itu adalah:
1. Pengambilan sampel dengan cara menghirup gas menggunakan pompa dan dianalisis
menggunakan gas analyzer. Perhitungan stoikiometri untuk sumber pembakaran O2 dan
CO2
2. Jika terjadi pembakaran dengan bahan bakar fosil, konstanta berat molekulnya adalah 30
3. Dan kadar air gas berdasarkan standar digunakan untuk menghitung data emisi (berat
molekul) dan untuk menentukan laju pengambilan sampel isokinetik (sebagai faktor
koreksi).
Namun dikarenakan pada pengukuran isokinetik di tci menggunakan wet gas meter, maka
pengukuran ini tidak dilakukan.

34.Pengukuran emisi sebelumnya diindustri dilakukan setiap berapa bulan sekali?


Pengukuran emisi dilakukan 1 tahun sekali.

35.Bagaimana kamu menghitung skenario untuk beban emisi?


Adalah dengan mengurangi beban emisi tanpa adanya subsitusi dengan adanya subsitusi yang
hasilnya adalah 10,1 ton/tahun. Lalu setiap penambahan persentase, emisi partikulat
ditambahkan dengan selisih tersebut sampai dengan subsitusi sebanyak 100%.

36.Kenapa beban emisi yang dibandingkan hanya untuk cerobong B1?


Dikarenakan untuk melihat secara khusus untuk studi briket ini, maka dari itu yang dilihat untuk
beban emisi pada cerobong B1 saja supaya hasil perbandingannya lebih adil karena menggunakan
jumlah bahan bakar yang sama, dengan tungku pembakaran yang sama, supaya lebih
representatif.

Anda mungkin juga menyukai