Anda di halaman 1dari 27

PERHITUNGAN DEBIT LINDI DENGAN MENGGUNAKA

METODE
THORNTHWAITE
Lindi (Leachate)
Lindi:
Lindi
Limbah cair yang timbul akibat masuknya air
eksternal ke dalam timbunan sampah,
melarutkan dan membilas materi-materi
terlarut, termasuk juga materi organik hasil
proses dekomposisi biologis.

Kualitas dan kuantitas lindi yang dihasilkan


tergantung pada masuknya air dari luar

AIR HUJAN

KONDISI IKLIM

KEMIRINGAN PERMUKAAN

APLIKASI TANAH PENUTUP


Fungsi:
Digunakan untuk menghitung neraca air
tanah

Metoda ini didasari oleh asumsi bahwa lindi


hanya dihasilkan dari curah hujan yang
Metode berhasil meresap masuk ke dalam timbunan
sampah (perkolasi).
Thornthwaite Sumber air lainnya seperti:
1. Air hasil dekomposisi sampah;
2. Infiltrasi muka air tanah;
3. Aliran air permukaan.

DAPAT
DIABAIKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUANTITAS
PERKOLASI DALAM METODE THORNTWAITE

1
PRESIPITASI

2
EVAPOTRANSIPITASI

3
SURFACE RUN-OFF
RUN

4
SOIL MOISTURE STORAGE
PERSAMAAN INPUT-OUTPUT
INPUT NERACA AIR

PERC = P – (RO) – (AET) – (∆ST)

I = P – (R/O)

APWL = Ʃ NEG (I – PET)

AET = (PET) + [ (I-PET) – (∆ST) ] PERC : Perkolasi, air yang keluar dari siste
menuju lapisan di bawahnya, akhir
menjadi leachate (lindi).
DAFTAR ISTILAH
PERSAMAAN INPUT-OUTPUT
OUTPUT NERACA AIR

C : Perkolasi, air yang keluar dari sistem menuju lapisan di bawahnya, akhirnya menjadi leachate (lindi).
: Presipitasi rata-rata bulanan dari data tahunan..
: Limpasan permukaan (run-off) rata-rata bulanan dihitung dari presipitasi serta koefisien limpasan
: Aktual evapotranspirasi, menyatakan banyaknya air yang hilang secara nyata dari bulan ke bulan
: Perubahan simpanan air dalam tanah dari bulan ke bulan, yang terkait dengan soil moisture storage
: Soil moisture storage, merupakan banyaknya air yang tersimpan dalam tanah pada saat keseimban
: Infiltrasi, jumlah air terinfiltrasi ke dalam tanah
WL : Accumulated potential water loss, merupakan nilai negatif dari (I-PET) yang merupakan kehilangan a
secara kumulasi
ET : Nilai infiltrasi dikurang potensi evapotranspirasi;
evapotranspirasi
 Nilai negatif (-) menyatakan banyaknya infiltrasi air yang gagal untuk dipasok pada tanah
 Nilai positif (+) menyatakan kelebihan air selama periode tertentu untuk mengisi tanah
: Potensial evapotranspirasi, dihitung berdasarkan atas nilai rata-rata bulanan dari data tahunan
KONSEP KANDUNGAN AIR DALAM TANAH
Air yang terkandung oleh tanah bergantung pada
pada jenis tanah.

Kandungan air dalam tanah:


Berkurang → Karena adanya Evapotranspirasi
Bertambah → Karena adanya Infiltrasi

dia Tanpa adanya tanaman, setelah periode yan


Water) tanah akan mempunyai kandungan air setin
capacity.

Dengan adanya tanaman,


Akar mengambil air, dan menguapkannya →
Air Higroskopis (Hygroscopic water) sehingga air akan berada dibawah field ca

Saat air mencapai Wilting point,


Akar tidak dapat lagi mengambil air dalam
yang mengalami pergerakan kapiler, tersebut.
air ini berubah karena evapotranspirasirasi Porositas > Field Capacity
rasi Perubahannya > Wilting Po
Wilting Point > 0
1

AKTERISTIK TAMBAHAN
osity: D. Wilting Point:
ota = 0.67 Sampah kota = 84.1
mpaksi = 0.40 Liner tanah clay dikompaksi = 290
i elektric plant = 0.541 Fly ash dari elektric plant = 47.1
h = 0.578 Bottom ash = 64.9
opper = 0.375 Slag fine copper = 20 Gambar 1. Piramida penentuan jenis tanah berdasa
kandungan versi USDA
e content : Sampah kota = 15-40% E. Saturated Hydraulic Conductivity:
Sampah kota = 1 x 10-3 3 s/d 4 x 10-1
10 cm/det
pacity: Liner tanah clay dikompaksi = 1 x 10-7
10 s/d 4 x 10-8 cm/det
224 Fly ash dari elektric plant = 5 x 10-5
10 cm/det
dikompaksi = 356 Bottom ash = 4 x 10-3 cm/det
i electric plant = 187 Slag fine copper = 4 x 10-2 2 cm/det
cm/
opper = 55
CONTOH PERHITUNGAN
Metode Thorntwaite
DATA YANG DIBUTUHKAN DIKETAHUI
1. Data Klimatologi, terdiri atas:
ata klimatologi, terdiri atas:
− Data presipitasi → Stasiun BMKG Bandung
Data Presipitasi (Curah
− Data temperatur → Stasiun BMKG Bandung
hujan rata-rata bulanan
− Posisi stasiun BMKG → 6° 10‘ BS
tahunan)
Data temperatur udara 2. Data desain landfill, terdiri atas:
(Rata-rata bulanan tahunan) − Tanah yang digunakan sebagai penutup akhir :
Posisi geografis stasiun  60% Sand
meteorologi setempat  10% Clay
 30% Silt
ata desain landfill, terdiri atas: − Ketebalan tanah penutup 0.6 m dan memiliki 2%
Tanah yang digunakan datar pada permukaannya
sebagai penutup akhir − Permukaan ditanami tanaman rumput dengan ak
Ketebalan tanah penutup, sedang
dan slope − Sampah, tanah penutup, dan tanaman penutup
Kondisi permukaan tanah ditempatkan pada saat bulan pertama yaitu pada
(ditanami tanaman atau permulaan perhitungan, shg perkolasi yang terjad
tidak) sebelum penempatan tanah penutup akhir diabai
Tabel 2. Data Curah Hujan Bulanan
Tabel 3. Data Temperatur Bulanan
Langkah-langkah
langkah pengerjaan
Menentukan jenis tanah yang digunakan sebagai final cover sesuai USDA → Lihat Gambar 1

Dengan memperhatikan segitiga tekstur, maka berdasarkan persen komposisi tanah yang digunakan
sebagai penutup akhir didapatkan jenis tanah adalah sandy loam.

Menentukan jumlah air yang tersedia (yang dapat disimpan)


disimpan → Lihat Tabel 1

Jenis tanah = sandy loam.

Jumlah Air 150 mm/m


Langkah-langkah
langkah pengerjaan
Merata-ratakan data curah hujan dan temperatur → Lihat Tabel 2 dan 3

Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut

Menghitung potensi evapotranspirasi menggunakan metode Thornthwaite.

A. Menghitung indeks panas untuk tiap bulannya dengan persamaan:

B. Menghitung nilai Potensi Evapotranspirasi (PET) dengan persamaan:


Langkah-langkah
langkah pengerjaan
C. Melakukan kalibrasi menggunakan faktor lama penyinaran matahari → Lihat Tabel 4
Berdasarkan posisi geografis stasiun BMKG Bandung adalah 6° 10‘ BS

D. Menghitung nilai PET yang sudah dikalibrasi


Langkah-langkah
langkah pengerjaan
Menentukan nilai koefisien run-off (Cro) menggunakan nilai empirik pada → Lihat pada tabel 5

Permukaan tanah datar pada slope 2% Tabel 6

0.05 - 0.10
Langkah-langkah
langkah pengerjaan
Menentukan nilai run-off (Ro) bulanan

Dimana : Ro = Run-off bulanan


P = Presipitasi rata-rata bulanan
CRo = Koefisien run-off
run

Menentukan nilai Infiltrasi (I)

Menentukan air yang tersedia untuk penyimpanan

Gunakan nilai PET yang telah dikalibrasi (PET Adjusted)

Menentukan nilai Accumulated Water Lost (APWL), yaitu nilai negatif dari (I-PET) yang merupakan
ehilangan air secara kumulasi
Langkah-langkah
langkah pengerjaan
Menentukan soil moisture storage (ST), yaitu banyaknya air yang tersimpan dalam tanah pada saat
keseimbangan → untuk mendapatkan nilai ini lihat Langkah ke-1

- Jenis tanah penutup akhir yang digunakan : Sandy Loam ST = 150 mm/m x 0.6 m
- Jumlah air yang tersedia : 150 mm/m = 90 mm ≈ 100 mm
- Ketebalan tanah penutup : 0.6 m Ketersediaan tabel ST hanya 100, 125 dan 150 mm

Dengan menggunakan tabel 6, yaitu perubahan nilai ST untuk 100 mm untuk nilai APWL (Langkah 8),
maka diperoleh jumlah air yang tersimpan dalam tanah

- Pada saat air yang tersedia dalam tanah belum mencapai 100 mm  nilai ST langsung dijumlah pada
nilai I-PET
- Karena nilai maksimal air tersimpan dalam tanah 100 mm  maka penjumlahan ST dengan I-PET
bulanan akan tetap bernilai 100 mm

Menghitung perubahan ST dari bulan terakhir (ST)


Langkah-langkah
langkah pengerjaan
Menentukan nilai Actual Evapotranspiration (AET)

- Nilai AET = PET, untuk bulan basah dimana I  PET


- Nilai AET = I - ST, untuk bulan kering dimana I < PET

Menentukan Perkolasi (PERC)

- Nilai PERC = I – PET - ST, untuk bulan basah dimana I  PET


- Nilai AET = 0, untuk bulan kering dimana I < PET

Cari nilai PERC terbesar, nilai itulah


yang menjadi debit lindi (mm/bulan)
(mm/
TERIMA
KASIH
PET
• Pengukuran evapotransipirasi (ET) lysimeter, : menggambarkan nila
sebenarnya evapotranspirasi di lapangan

Potensi • Dipasang dengan peralatan dan instalasi khusus serta bersifat perman
maka penggunaannya kurang praktis dan memerlukan biaya.
Evapotranspirasi) • .PET ata u ETp  persamaan empiris dengan menggunakan data iklim

Pendugaan ETp metode Thorntwaite ini hanya menggunakan data suhu rerata bulanan
Metode Blaney-Criddle, Penman, menghendaki data yangcukup banyak seperti : suhu, radiasi,
kecepatan angin, kelembaban udara sehingga meskipunhasilnya lebih akurat, namun sulit diterap
pada wilayah yang tidak memiliki data iklimyang lengkap.
Perhitungan
• Jika Rerata suhu bulanan (t<26,5°C)
• Etp=1,6(10t/I)
=1,6(10t/I)a

PET • Dimana
– Etp = PET = Potensial evapotransporasi
– t = rerata suhu bulanan

1) – I = akumulasi index panas dalam setahun

• Jika Rerata suhu bulanan (t<26,5°C)


• ETp(t
(t≥ 26,5° C)= - 0,0433 t2 + 3,2244 t - 41.545
Perhitungan • Dikoreksi dengan faktior kedudukan matahari atau
faktor lintang

PET • Etp terkoreksi = Etp x F


• Tabel data Faktor lintang sebagai berikut

2) Koreksi PET
Linta
Uta
Linta
Selata
Bujur
Utara
Buju
Selata

Anda mungkin juga menyukai