PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami prosedur pengambilan contoh tanah,
persiapan contoh tanah untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang dan kadar air
kering udara dari contoh tanah kebun, tanah rumput, serta tanah sampah. Adapun
tujuan lainnya untuk mengetahui vegetasi dan makrofauna tanah yang tinggal di
contoh tanah kebun, tanah rumput, dan tanah sampah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Prosedur
3.2.1 Prosedur Pengambilan Contoh Tanah
Tanah digali
Alat dan bahan
Buatlah petak 1x1 m, menggunakan cangkul
dipersiapkan;
tetapkan 5 titik seperti atau garpu tanah
tanah/lahan kebun
bujur sangkar dengan kedalaman 0-
sudah ditentukan
20 cm.
Hamparkan contoh
Serasah, kotoran, dan
tanah representatif Tanah diangin-
sampah lainnya yang
yang sudah diambil anginkan selama 2-3
berada di contoh tanah
dari lapangan ke atas hari hingga contoh
dibersihkan; kemudian
terpal atau alas untuk tanah cukup kering
beri label TK/TR/TS
tanah
Jika terdapat gumpalan
Tanah hasil ayakan Tanah yang sudah tanah yang cukup
disimpan ke dalam dihaluskan kemudian besar dapat
wadah plastik disaring dengan dihancurkan dengan
transparan ayakan 2 mm palu tanah
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil penetapan kadar air tanah kering udara dan kadar air
kapasitas lapang, didapatkan hasil yang berbeda pada jenis tanah yang berbeda.
Jenis tanah kebun memiliki kadar air kering udara sebesar 16,96% dan kadar air
kapasitas lapang 34,23%. Jenis tanah rumput memiliki kadar air kering udara
sebesar 21,57% dan kadar air kapasitas lapang 42,35%. Sedangkan tanah sampah
memiliki kadar air kering udara sebesar 11,96% dan kadar air kapasitas lapang
27,58%. Jenis tanah rumput memiliki kadar air kering udara dan kadar air kapasitas
lapang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan sistem perakaran rumput cukup
toleran terhadap kesuburan tanah yang rendah. Adanya inokulasi mikoriza dengan
ketersediaan kadar air tanah yang baik memperbesar daya serap terhadap unsur
hara, sehingga bobot basah yang dihasilkan semakin besar (Elviwirda et al. 2016).
Jenis tanah kebun, rumput, dan sampah memiliki kadar air tanah yang berbeda
karena adanya perbedaan sebaran pori tanah, jumlah air, dan potensial air tanah.
Darmiyati et al. (2019) faktor yang mempengaruhi kadar air tanah yaitu sebaran
pori tanah yang berkaitan dengan pergerakan air, seperti pori makro dan meso.
Jumlah air yang masuk dan tertinggal di dalam tanah ditentukan oleh retensi tanah
dan pergerakan air dalam tanah. Adapun potensial air tanah rendah, kadar air tanah
ditentukan oleh kapilaritas dan distribusi ukuran pori tanah. Kadar air tanah
ditentukan dari seberapa hidup tanah tersebut.
Kadar air tanah kebun juga dipengaruhi oleh kemiringan lahan. Pada lahan
miring, pergerakan air presipitasi yang masuk ke dalam profil tanah tidak hanya
terjadi secara vertikal, melainkan secara lateral sejajar permukaan lahan dan
bergerak ke bawah lereng (Lee dan Kim 2019). Pola hidrologis menyebabkan
jumlah air yang tertahan di lapisan perakaran lebih sedikit pada lahan miring
dibandingkan pada lahan yang lebih datar. Peningkatan ketersediaan air pada lahan
miring dapat dilakukan melalui berbagai tindakan konservasi air (Cercioglu et al.
2019). Penurunan kadar air tanah di lahan kebung dipengaruhi kemiringan lahan,
pohon dekat lereng pada tanah datar mengandung kadar air tanah yang tinggi.
Tabel 3 menyajikan data jumlah air yang harus ditambahkan pada jenis tanah
kebun, rumput, dan sampah agar kondisi tanah tetap terjaga. Hasil perhitungan
jumlah air yang perlu ditambahkan untuk dapat mempertahankan 75% kapasitas
lapang tanah kebun sebesar 129,502 ml. Penambahan jumlah air untuk
mempertahankan 75% kapasitas lapang berbanding lurus dengan besar kadar air
kapasitas lapang dan kadar air kering udara. Semakin tinggi persentase kadar air
kapasitas lapang yang tersedia akan mempengaruhi tingkat jumlah air yang perlu
ditambahkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pengambilan dan persiapan contoh tanah serta pengamatan keragaman hayati
pada tanah di lapangan perlu dilakukan dengan alat dan bahan serta prinsip dan
metode yang tepat. Contoh tanah diambil untuk dianalisis kadar air kapasitas
lapang dan kadar air kering udaranya. Kadar air kapasitas lapang tanah kebun
sebesar 34,226% dan kadar air kering udara tanah kebun sebesar 16,959%. Untuk
mempertahankan 75% kadar air tanah kebun perlu menambahkan 129,502 ml.
Adapun jenis persebaran vegetasi di lahan kebun praktikan adalah cacing tanah,
semut, tanaman dieffenbachia, dan pohon sawo. Dapat dikatakan tanah pada lahan
kebun praktikan memiliki ameliorase yang cukup baik dan tergolong tanah hidup.
5.2 Saran
Sebaiknya pengambilan contoh tanah di lahan yang jauh dari perakaran pohon,
serta mengikuti prosedur yang berlaku. Saat persiapan contoh tanah, jika tidak ada
palu tanah dapat diatasi dengan menggunakan tangan ataupun sendok tanah untuk
menghaluskan gumpalan tanah, sedangkan untuk ayakan lebih baik jika
menggunakan ayakan kayu berdiri sehingga dalam pelaksanaannya praktikan dapat
mengayak tanpa bantuan orang lain. Saat pengamatan keragaman hayati dengan
metode hand sorting tidak perlu takut terhadap makrofauna tanah dan tidak lupa
mencatat vegetasi yang berada pada lahan. Selain itu, dibutuhkan pemahaman dan
ketelian dalam perhitungan kadar air kapasitas lapang, kadar air kering udara, dan
jumlah air yang dibutuhkan sehingga diperoleh data yang tepat.