Anda di halaman 1dari 35

2

GAYA-
GAYA-GAYA STATIS DALAM MESIN

2.1 PENDAHULUAN
Gaya-gaya yang bekerja pada elemen mesin dapat berupa:
berat komponen, gaya-gaya yang dihasilkan dari penerusan daya,
gaya-gaya perakitan, beban-beban yang diberikan,
gaya-gaya gesek, gaya-gaya yang timbul akibat perubahan temperatur,
gaya-gaya tumbuk gaya-gaya inersia.
gaya-gaya pegas
Masing-masing dan keseluruhan gaya ini harus diperhitungkan dalam perancangan akhir sebuah mesin

Diantara gaya-gaya diatas, yang akan dibahas dalam kuliah ini hanya:
berat komponen, gaya-gaya yang dihasilkan dari penerusan daya,
gaya-gaya gesek, beban-beban yang diberikan,
gaya-gaya pegas gaya-gaya inersia.

Bagaimana gaya-gaya tersebut diberikan dalam mesin ?


Di dalam mesin gaya-gaya tersebut diberikan dan diteruskan melalui roda gigi, pena, poros,
peluncur dan bermacam-macam penghubung yang menyusun sebuah mesin.

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


RODA GIGI
Pada roda gigi lurus, gaya yang bekerja diantara sepasang roda gigi mempunyai garis kerja
yang tegak lurus terhadap bidang kontak gigi yang disebut sebagai GARIS TEKAN dan gaya-
gayanya disebut GAYA NORMAL (dalam gambar ditandai dengan R).

GARIS TEKAN membentuk sudut terhadap garis singgung pada lingkar jarak bagi di titik kontak
gigi-gigi yang disebut sebagai SUDUT TEKAN, φ (biasanya 20o).

GAYA NORMAL dapat diuraikan kedalam dua komponen gaya yang saling tegak lurus:

1. GAYA TANGENSIAL, FT  yaitu gaya yang garis kerjanya menyinggung lingkar jarak bagi
di titik persinggungan gigi-gigi.

2. GAYA RADIAL, FR  adalah gaya yang menuju ke pusat roda gigi.

PENA
Dalam gambar ditunjukkan sebuah pena pada sebuah penghubung.
 Jika gesekan dan berat pena diabaikan, maka gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
pena akan mengarah ke pusat pena.

20
Setiap gaya diferensial yang bekerja pada permukaan pena tegak lurus terhadap
permukaan silindris pena dan mengarah ke pusat pena.
 Bila gesekan diperhitungkan, maka resultan gaya yang terjadi menjadi tidak tegak lurus
permukaan silindris pena dan tidak melewati pusat pena, tetapi agak menyimpang
diluar pusat pena.
P
P P

Gaya-gaya pada pe- Gaya-gaya pada pe


P na tanpa gesekan na dengan gesekan

PELUNCUR
Elemen mesin yang umum lainnya adalah peluncur atau torak (piston), seperti yang
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

Perhatikan sebuah benda berbentuk balok yang terletak diatas bidang mendatar.
 Bila gesekan diabaikan, maka resultan reaksi yang diberikan oleh bidang mendatar
adalah tegak lurus terhadap permukaan bidang tersebut.
Bila gesekan diperhitungkan, maka resultan reaksi yang diberikan menjadi tidak tegak

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.



lurus tetapi agak miring dan membentuk sudut tertentu, φ, (yang disebut sudut gesek)
terhadap garis vertikal. Besarnya sudut gesek ini dapat ditentukan berdasarkan
hubungan berikut
µN
tan φ = =µ
N
yang dalam hal ini µ adalah koefisien gesek diantara permukaan bawah balok dan
permukaan atas bidang mendatar.

Gaya-gaya Gaya-gaya
pada balok pada balok
tanpa P dengan
P
gesekan gesekan

F=µN
N Resultan reaksi
N Resultan reaksi
Sudut gesek φ

21
2.2 MEKANISME ENGKOL PELUNCUR

Mekanisme engkol-peluncur terdiri dari:


A  ground [penghubung (link) 1],
 batang rotasi (penghubung 2),
T2 2 3  batang engkol (penghubung 3) dan
B
 torak atau piston (penghubung 4).
P
1
O2
4

Misalkan diketahui:

• Gaya P yang diandaikan sebagai resultan gaya dari tekanan gas yang bekerja pada
torak atau peluncur dari sebelah kanan dan
• Sistem dipertahankan dalam keseimbangan dengan memberikan suatu kopel ke
penghubung 2 oleh poros di O2.
ingin diketahui gaya-gaya yang bekerja pada semua penghubung dan kopel yang diberikan
ke penghubung 2 oleh poros di O2.

Prosedur yang dijalankan untuk menyelesaikan semua soal dalam analisis gaya adalah sama,
yaitu:
 Pisahkan masing-masing penghubung dengan membuat diagram benda bebas gaya-
gaya pada penghubung tersebut (lihat gambar di bawah ini).

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


 Jika pada sebuah penghubung terdapat tidak lebih dari tiga parameter yang tak
diketahui, maka soal dapat diselesaikan dengan penerapan persamaan-persamaan
keseimbangan.
 Jika pada sebuah penghubung terdapat lebih dari tiga parameter yang tak diketahui,
maka harus diperoleh informasi tambahan dari penghubung terkaitnya.

F23 A
A
F32 3
2 B
F34 P
B
T2 = ? F14 --- artinya gaya yang diberikan oleh F43 4
O2 F14
penghubung 1 ke penghubung 4.
F12 F41 --- artinya gaya yang ditimbulkan oleh
penghubung 4 ke penghubung 1.

 Penghubung 3 adalah batang dua gaya karena gaya-gayanya hanya bekerja di ujung-
ujung batang yang belum diketahui besarnya, tetapi garis kerjanya diketahui, sehingga
terdapat dua parameter yang tak diketahui.
22
 Pada penghubung 4, terdapat tiga gaya yang bekerja, yaitu:

(1) Gaya P --- yang diketahui besar dan arahnya;

(2) Gaya F34 --- yang ditimbulkan oleh penghubung 3 pada penghubung 4.
Arah gaya F34 ini diketahui, karena gaya aksi dari penghubung 4 ke penghubung
3 diteruskan di sepanjang garis AB.
Gaya aksi dan reaksi diantara penghubung-penghubung 3 dan 4 harus sama
besar dan berlawanan arah.

(3) Gaya F14 --- yang tegak lurus terhadap permukaan luncuran dan diketahui
arahnya, tetapi besarnya tidak diketahui dan garis kerja F14 tidak diketahui.

Terdapat tiga parameter yang tak diketahui pada penghubung 4, yaitu:


(1) besar gaya F34;
(2) besar gaya F14 dan
(3) arah gaya F14.

 Penghubung 2 mempunyai empat parameter yang tak diketahui, yaitu


(1) Besar gaya F32 yang ditimbulkan oleh penghubung 3 diteruskan ke penghubung 2,
yang hanya diketahui arahnya;

(2) Besar gaya F12;

(3) Arah gaya F12;

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


[Gaya F12 ditimbulkan oleh penghubung 1 diteruskan ke penghubung 2];

(4) Besar kopel T2 yang dikenakan ke penghubung 2.

Penghubung 4 hanya mempunyai tiga parameter yang tak diketahui sehingga dapat dianalisis
pertama kali:

• F14 harus melalui perpotongan P dan F34 untuk memenuhi persamaan momen.
• Besar-besar F34 dan F14 diperoleh dengan poligon gaya.

Analisis gaya-gaya pada penghubung 4:

B B
F34 P P F34 P
OF
F14 4
4 F34 F14
F14

23
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3:

F23 A
F23 A
3
3

B F43 = – F34
F43 B
F23 = – F43 F43
Penghubung 3 tertekan

Analisis gaya-gaya pada penghubung 2:

A F32 = – F23 A
F32 F12 = – F32 F32
2 T2 = F32 .h 2

T2 = ? T2 h
O2 O2

F12 F12

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.

24
2.3 MEKANISME PENGGERAKAN MESIN PRESS

B
Misalkan sebuah mekanisme 4
penggerakan mesin press seperti
tergambar, mempunyai sebuah A
gaya P yang diketahui bekerja 3
pada penghubung 7. T2 2

Akan ditetapkan kopel yang


O2 O3 5
harus diberikan roda gigi 2 untuk
mempertahankan keseim-
1
O5
bangan mekanisme.
C
Analisis gaya-gaya pada penghubung 7 (torak):

6
F67
F17
7 D F17 P 7 D

P F67 F67 P

7 D F17

Analisis gaya-gaya pada penghubung 6:

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


P

C C

6 6

D D
F76 F76

25
Analisis gaya-gaya pada penghubung 5:

F45 B

F65

F15 OF
F45
5
F15 O5 F15
C
F65

F45 B

O5 F15

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


C
F65

Analisis gaya-gaya pada penghubung 4:

B B
F54 F54
4 4
F34 A F34 A

26
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3 (roda gigi 3):

20o
A
A F43 F43
3 3

F23 O3 F23 O3

F13 F13

A
F43
F23 3
F13 F13
OF FR O3
F43
F23
FT

Analisis gaya-gaya pada penghubung 2 (roda gigi 2):


h

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


T2 2 F32 T2 2
F32
O2 O2
T2 = F32 (h)
F12

Poligon gaya lengkapnya:


(Skala 2:1) P17
P P76; P65

F23; F12

F13
P67; P56
F15
F32 F45; F34
F54; F43
27
2.4 MEKANISME PEMASANG PAKU KELING

O6

6
C

E B
5 A
3
7
P
1 2
F 8

Analisis gaya-gaya pada penghubung 2 (torak 2):

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F32
A P F12
2
F12
F32

P Panjang P yang dimisal- OF


kan (skala 1:1)

F32
A P
2
F12

28
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3:

F43 Skala 1:2

3
F23

Analisis gaya-gaya pada penghubung 4:

Resultan R1
F34 + F54
C F54
F64
D
y Skala 1:1
4
R2
R1 F34
x Resultan R2
F34 E B F34 F64+ F74
F54 OF
F74

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F64

C
F64 F54
D
Skala 1:2

F74 E B F34

29
Analisis gaya-gaya pada penghubung 5:

F45

Analisis gaya-gaya pada penghubung 6:

F16
5 6 Skala 1:2
Skala 1:2

F47
Analisis gaya-gaya pada penghubung 7: F46

F15 7
Skala 1:2

F87

Analisis gaya-gaya pada penghubung 8 (torak 8):

F78 Skala 1:2 F78


Q
F18 8

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


8 F18
F Skala 1:1 F
F78 Skala 1:1
Q Q
F18

F54 F34 + F54

Poligon gaya lengkapnya:


Skala 1:1
F34; F23
F12

F64+ F74
F32; F43 OF
P
F74 Q

F78
F64
F18

30
2.5 MEKANISME EMPAT PENGHUBUNG

P dan S adalah gaya-gaya yang diketahui.


B
S
3

A P
T2 = ? 2 4

O2 O4

Dipandang sebagai satu kesatuan, terdapat lima parameter yang belum diketahui:

(1) besar T2; (2) besar dan (3) arah F12; serta (4) besar dan (5)arah F14

Padahal hanya tiga persamaan keseimbangan yang dapat diberikan, sehingga tidak mungkin
dapat diperoleh sebuah jawaban langsung.

Bila dilihat dari penghubung-penghubung yang dipisahkan, terdapat sembilan parameter


yang belum diketahui, yaitu:

(1) besar T2; (2) besar dan (3) arah F12; (4) besar dan (5)arah F14 ;

(6) besar dan (7)arah F32 (atau F23); (8) besar dan (9)arah F43(atau F34).

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


2 F23 3
F32
T2 P
5 anu 4 anu 4
F43 F34
F12 4 anu

Setiap penghubung dapat disediakan tiga persamaan keseimbangan, F14 sehingga jumlah
persamaan keseimbangan yang dapat diperoleh adalah sembilan buah.

Untuk masing-masing penghubung:


 penghubung 2 mempunyai 5 parameter yang belum diketahui;
 penghubung 3 mempunyai 4 parameter yang belum diketahui; dan
 penghubung 4 mempunyai 4 parameter yang belum diketahui.

Padalah setiap batang hanya dapat disediakan tiga persamaan keseimbangan, sehingga
masing-masing-batang juga tidak dapat dianalisis secara tuntas secara sendiri-sendiri.

Tetapi kalau penghubung 3 dan 4 yang dalam kondisi terpisah dianalisis secara bersamaan,
maka terdapat 6 parameter yang tak diketahui dan dapat disediakan 6 persamaan

31
keseimbangan, masing-masing 3 persamaan untuk setiap penghubung. Dengan demikian ini,
analisis gaya-gaya untuk batang 3 dan 4 dapat diselesaikan secara bersamaan.

Keterangan untuk prosedur analisis:

 F34 diuraikan ke dalam komponen-komponen:

 F34T4 , komponen yang tegak lurus terhadap B-O4 [yang dapat diperoleh berdasarkan
persamaan keseimbangan momen terhadap titik O4] dan

 F34N4 , komponen di sepanjang B-O4.

 Berdasarkan dalil aksi–reaksi, gaya-gaya di B pada penghubung 3 sama besar dan


berlawanan arah dengan gaga-gaya di B pada penghubung 4.

 Gaya-gaya di B pada penghubung 3 dinyatakan dengan F43T4 dan F43N4 dimana F43T4 telah
didapat dari analisis penghubung 4. Pada penghubung 3 sekarang terdapat 3 parameter
yang tak diketahui: besar dan arah F23 dan harga F43N4.

 Penghubung 3 dapat direduksi menjadi sistem 3 gaya dengan resultan S dan F43T4.

 F23 harus bekerja melalui perpotongan resultan yang diperoleh dan F43N4 dengan
penerapan satu persamaan momen.

 Kopel yang diberikan ke penghubung 2 dapat dengan mudah diperoleh karena F23 telah
didapatkan.

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


 Perhatikanlah bahwa persamaan momen dapat diterapkan ke penghubung 3 terlebih
dulu dan dengan informasi yang diperoleh, penghubung 4 dapat dianalisis.

32
Analisis gaya-gaya pada penghubung 4 dan 3:
Penghubung 3
Skala gaya 1:1
F34N4 F43T4
PT4
PN4 S
R = S + F43T4 3 F43N4
F34T4 = F23 + F43N4
B
P
= F34T4 F23
C
Penghubung 4
Skala gaya 1:1 4
Poligon gaya pada
S penghubung 3.
Skala gaya 2:1
O4 F43T4
R
F14
F14
OF F43N4 F43
Poligon gaya pada
penghubung 4. F34
Skala gaya 2:1 F34N4 F23 OF

F34T4
F43
P Penghubung 3 S F43 N4

Skala gaya 1:1 F43T4


3
F23

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F34
F34T4
F34N4
Poligon gaya S
B
P menyeluruh. F34
C Skala gaya 2:1

4
Penghubung 4
Skala gaya 1:1 F43
F14 P
O4 F14
F23 OF

Analisis gaya-gaya pada penghubung 2:

F32
Skala 1:1
2

T2 = F32 (h) h
F12

33
2.6 KOPEL-KOPEL STATIS PADA PENGHUBUNG

Gambar berikut menunjukkan sebuah mekanisme dengan kopel-kopel yang diberikan pada
kedua buah penghubung:
 T4 pada penghubung 4 diketahui besar dan arahnya dan
 T2 pada penghubung 2 belum diketahui besar dan arahnya.
serta sebuah gaya P diberikan pada penghubung 3.

O4
P
T4

A
B 3

2
T2 = ?

O2

Dalam kondisi terpisah, setiap penghubung dan gaya-gaya yang bekerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
P

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F14
T4

A
B 3
B
F32
F43
F23
F34

2
T2

F12

Terdapat 9 parameter yang belum diketahui:


(1)Besar dan (2)arah gaya di titik O4 pada penghubung 4; (3)besar dan (4)arah gaya di titik B pada

penghubung 4 atau penghubung 3; (5)besar dan (6)arah gaya di titik A pada penghubung 3
34
atau penghubung 2; (7)besar dan (8)arah gaya di titik O2 pada penghubung 2; (9)kopel pada
penghubung 2 dan dapat disediakan sembilan persamaan keseimbangan.

Analisis gaya-gaya pada penghubung 4 dan penghubung 3:

F14
O4 F14
T4
T4
4 Penghubung 4
4
Penghubung 4
F34T4 = T4/(O4B)
B
B

F34
F34N4
F34T4

Penghubung 3 P

F43T4

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


A 3
B
=P
F43T4 + P
F23
F43N4

= F43T4

35
Poligon gaya untuk P
penghubung 3
F43N4 F43
F43 Penghubung 3
F43T4
F43T4
P
F43N4 A 3
B

F23
F14
F23
OF
O4
Penghubung 4 T4

B
F34T4 = T4/(O4B)
F34N4
F34

Analisis gaya-gaya pada penghubung 2:

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F32

A
2
T2 = F32 (h)
Penghubung 2
O2

F12

36
2.7 MESIN TORAK GANDA ZOLLER

Gambar berikut menunjukkan sebuah mekanisme


torak ganda Zoller dalam kondisi seimbang yang P
menerima aksi dua gaya luar P dan S yang S
diketahui besar dan arahnya dan terdapat kopel T2
D
pada penghubung 2 yang belum diketahui besar
dan arahnya. 5 B
6
Dalam kondisi terpisah, setiap penghubung dan
gaya-gaya yang bekerja dapat digambarkan 4
sebagai berikut:

3
P C
5
S F16
A
2
6 T2
F15 F46
O2
F35 F53

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F32
F43
F64
3
2
T2

F12 4
F23

F34

37
o Penghubung 4 merupakan penghubung dua gaya, sehingga gaya-gaya pada
penghubung 6 dapat ditentukan dengan mudah.

o Penghubung 3 tidak dapat dianalisis langsung secara lengkap karena terdapat 4


parameter yang belum diketahui, yaitu besar dan arah F53 dan F23.

o Penghubung 5 juga tidak dapat dianalisa langsung karena terdapat 3 parameter yang
belum diketahui, yakni besar F15 serta besar dan arah F35. (Penempatan satu titik pada
garis kerja F15, yaitu pusat pena penghubung 5, telah menghilangkan satu persamaan
yakni persamaan momen).

o Penghubung 3 bersama penghubung 5 mempunyai 5 parameter yang belum diketahui


dan tersedia lima persamaan keseimbangan, sehingga kelima parameter tersebut
dapat ditentukan.

Analisis gaya-gaya pada penghubung 6:

F16
P OF F46 P
F16
F16
P 6
F46
F46 6

Analisis gaya-gaya pada penghubung 4:

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F64
F64

4 4

F34
F34

38
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3 dan 5:

F53 = |F43|
B
B N
F53
B
T
F53

= |F53T|
F43
3 F43
C
= AM
3
A C A
A
F23
M
5 S
F23
F35T F34 5
S
F15 F15
F35T
F35 F35N OF F35 N
F35
Skala 2:1 F15

F35N
Skala 2:1 S

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F35T

F23
N F53 Skala 2:1 F53
F53 F53N F23
T
F53 F53 F53 T
B B

Skala 2:1

F43 F43
Skala 2:1 3

3
C C
F43
A
A

F23
39
Analisis gaya-gaya pada penghubung 2:

Skala gaya 1:1


F32 F32
2 2
T2 T2 = F32 (h)

F12 F12 Skala gaya 1:1

Melengkapi poligon gaya: h


OF
P + F16 – (F15 + S) + F23 = 0
F23
F46
F43 – (F35) + F23 = 0

F43 + F53 + F23 = 0 Skala 2:1

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F43
F15 P
F16
F35T

F35
S F53

40
2.8 GESEKAN LUNCUR

C0NTOH: PADA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR

Mekanisme engkol peluncur yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini mempunyai tiga
gaya P, Q dan S yang bekerja di tempat seperti yang ditunjukkan. Peluncur 4 terhadap
permukaan penuntunnya mengalami gesekan dengan koefisien gesek diasumsikan 0,2.
Sedangkan gesekan pada pena diabaikan.

A
2 3
T2
Q
S P
O2
4
B
Persoalannya adalah menentukan gaya-gaya pada pena-pena dan kopel yang harus
diberikan ke penghubung 2 sehingga diperoleh keseimbangan.

Penghubung (peluncur) 4 mempunyai dua kemungkinan arah gerak, ke kanan atau ke kiri.
Hasil analisis yang diperoleh untuk kedua arah gerakan ini mestinya berbeda.

 Bila penghubung 4 diasumsikan bergerak ke kanan, maka gaya gesek yang terjadi
mestinya ke kiri (melawan arah gerakan) atau searah gaya P. Kopel yang diberikan ke
penghubung 2 harus dapat mengatasi gaya P dan juga gesekan ayang timbul.

 Bila penghubung diasumsikan 4 bergerak ke kiri, maka gaya gesek yang terjadi mestinya

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


ke kanan (melawan arah gerakan) atau berlawanan dengan arah P. Dalam hal ini
sebagian dari gaya P akan diimbangi oleh gaya gesek, efek penyeimbangan
selebihnya dilakukan oleh kopel pada penghubung 2.

Asumsikan penghubung 4 bergerak ke kanan dengan kontak dimisalkan terjadi di bawah.

Kondisi penghubung 4 dan gaya-gaya yang bekerja adalah seperti yang digambarkan berikut:
F34 belum diketahui besar dan arahnya, tetapi
F34 harus melewati pusat pena.
P
4 F14 belum diketahui besarnya, tetapi juga harus
µN F14 φ = 11,3o melewati pusat pena, karena ada dua gaya P dan
N F34 berpotongan di sumbu pena.
φ = arc tg (0,2) = 11,3o

41
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3 dan 4:

A
3 F43T3
F23
S
B
F43N3

F43T3
A
ST
A S
3 B
F23 F43T3
S
B
F43N3

P OF
F34N3 F34T3 F34T3 F14
P
F34
4 F14 o
φ = 11,3 F34N3

A F43
F43T3

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


3
F23 F23
S
F43 B F43N3
F43N3
S

F23 A F43
3
S
B

42
Analisis gaya-gaya dan kopel pada penghubung 2:

A
2
T2 F32
Q F32 OF
F12
O2 F12

Q
F32 +> Q

m
2 F32
Q

F32 +> Q h F12 T2 = (F32 + Q) (h)

Poligon gaya lengkapnya:

P OF

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


P+S F14
Arah F14 sesuai dengan
S F23 pemisalan bahwa kontak
terjadi di bawah penghu-
F12 bung 4.

CARA LAIN UNTUK MENDAPATKAN F23

o Penghubung 3 dan 4 dianggap sebagai satu kesatuan, sehingga menjadi sebuah sistem
gaya dengan tiga parameter yang tak diketahui: besar dan arah F23 dan besar F14.

o Gaya-gaya P dan S dapat digabungkan dan memberikan sebuah resultan gaya.

o Gaya F23 arahnya harus melalui perpotongan R dan F14.

43
[Ingatlah bahwa arah F14 seperti yang dimisalkan mengalami kontak pada permukaan
bawah penghubung 4.]

F23
P OF
OF F14

S
P+S
P+S

F23 A v
S
3 B
u P
P+S
4 F14

Asumsi-asumsi arah gerakan dan posisi gesekan:

a. Penghubung 4 bergerak ke kanan


dengan kontak dimisalkan terjadi
di bawah.

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


b. Penghubung 4 bergerak ke kanan
F34
dengan kontak dimisalkan terjadi di
P atas.
4
µN F14
N
φ φ
F34 N F14
P
c. Penghubung 4 bergerak ke kiri 4
dengan kontak dimisalkan terjadi µN
di bawah.
d. Penghubung 4 bergerak ke kiri dengan
F34 kontak dimisalkan terjadi di atas.
P
4
F14 µN φ
N
F14 µN
φ F34 N
P
4

44
2.9 GESEKAN LUNCUR PADA MEKANISME PENYERUT

Dibawah ini ditunjukkan sebuah mekanisme penyerut engkol (mesin sekrap). Terdapat satu
gaya P dari aksi pemotongan pada logam bekerja pada pahat yang dipasang pada
penghubung 7. Sistem berada dalam keseimbangan dibawah aksi sebuah kopel yang
dikenakan ke penghubung atau roda gigi 2 dengan sudut tekan 20o. Koefisien gesek pada
bagian-bagian yang meluncur (penghubung 4 dan 7) dimisalkan sebesar 0,1, sedangkan
gesekan pada pena diabaikan.

Penghubung 7 sesaat bergerak ke kiri. Selanjutnya yang diminta menganalisis sistem secara
lengkap untuk semua gaya yang ada.
Pertama kita tetapkan arah
Arah gerak penghubung 7
gerak sesaat penghubung
C (blok peluncur) 4 di dalam alur
7 penghubung (engkol) 5 untuk
menetapkan arah gaya gesek.
P 6
B Dengan melakukan penga-
matan terhadap gerak sistem,
bila penghubung 7 bergerak
5
ke kiri, maka dapat dipastikan
4 Pena yang dipasang
bahwa penghubung 4 ber-
tetap ke roda gigi 3 gerak menjauh dari O5, relatif
O3 terhadap penghubung 5 dan
3
penghubung 3 berputar
Diameter jarak bagi
Roda gigi yang dengan arah berlawanan
Roda gigi 3
digerakkan putaran jam.

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


2
O2 Analisis gaya-gaya pada
penghubung 7:
Roda gigi
penggerak O5 Karena penghubung 6 adalah batang dua
gaya, maka garis kerja F67 dapat
ditetapkan.

φ φ = arc tg (0,1) Gaya gesek diketahui bekerja dalam arah


= 5,71o ke kanan, tetapi lokasi gaya normal (di
permukaan atas atau permukaan bawah
F17 penghubung 7) belum dapat diketahui.
E F
C
7 H Jika sebuah gaya normal tunggal bekerja
G F67 pada penghubung 7, akan tidak mungkin
P memenuhi persamaan momen, yakni jika
momen diambil terhadap titik
perpotongan P dan F67, maka reaksi yang
dimisalkan F17 seperti yang ditunjukkan
dalam gambar akan mempunyai satu
momen terhadap titik perpotongan.

45
[Perhatikanlah bahwa, F17 yang ditunjukkan dimisalkan bekerja pada permukaan atas, tetapi
kesimpulan yang sama akan dicapai jika F17 dimisalkan bekerja di permukaan bawah.]

Gaya P dan F67 memberikan aksi memutar penghubung 7 yang menimbulkan gaya-gaya di
titik-titik E dan H atau titik-titik G dan F.

Akan dimisalkan bahwa gaya-gaya bekerja di F dan G dan gaya-gaya diperlihatkan dalam
gambar di bawah ini dengan F17R dan F17L dengan masing-masing gaya dimiringkan dengan
sudut gesek φ terhadap garis vertikal.

Sistem yang dihasilkan adalah sebuah sistem gaya empat gaya, dengan resultan P dan F17L
untuk sesaat melalui perpotongan F67 dan F17R. Poligon gaya untuk penghubung 7 ditunjukkan
dalam gambar berikutnya.

[ Perhatikanlah bahwa reaksi-reaksi yang dimisalkan sesuai dengan poligon gaya.]

φ
P + F17L
Skala gaya 2:1 F17L Skala gaya 2:1
R
F17
E F67 + F17R
F
7
C = – (P+F17L)
F17L H
G F67 P
P F67 + F17R
φ
F67

P + F17L F17R

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


Skala gaya 2:1
Skala gaya 2:1 F17L

F17R F67 + F17R


P
E F
7 C F67
F17 L H
G F67
F17R
P

Analisis gaya-gaya pada penghubung 6: A


F76
Skala gaya 1:1

6
B
F56

46
Analisis gaya-gaya pada penghubung 4 dan 5:

Terhadap penghubung 4 terdapat F34 dari penghubung 3 yang diketahui melalui pusat
penghubung 4, sebuah gaya gesek yang hanya arahnya yang diketahui dan sebuah reaksi
normal. Tetapi apakah gaya normal pada penghubung 4 ada pada sisi kanan atau kiri telah
ditentukan dengan analisis penghubung 5.

φ F65
B B
F54
4 = |F45|
F34 5

Skala gaya 1:1 F45


= |F65|

Skala gaya 1:1

F65
B
F15
Skala gaya 1:1 O5 O5
F45
5
F15 Skala gaya 2:1
OF

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F45

F65

F54
Skala gaya 1:1 4

F15 F34

O5

Skala gaya 1:1


n = |F43|
m
A
= |F23|
m Skala gaya 1:1
O3
F43

O3
n
20o F23 47
Skala gaya 1:1 OF
F13 Skala gaya 1:1

F13 F43
A F23

O3
F43

F23

Skala gaya 1:1

h F32
F12 T2 20o
O2
2 T2 = |F32|.(h)

2.10 GESEKAN PADA SAMBUNGAN PENA

Telah disebutkan di depan bahwa bila gesekan pada pena dimasukkan dalam perhitungan
gaya-gaya, maka gaya resultan pada pena tidak melalui pusat pena. Dalam hal ini,
persoalannya adalah berapa besar dan arah gaya-gaya pada pena tersebut, akibat adanya
gesekan pada permukaan luar pena.

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


Tinjau sebuah penghubung 3 yang dipasang pada pena tetap melalui sebuah lubang.
Disediakan ruang bebas atau kelonggaran diantara lubang dan pena (biasanya sekitar 1/1000
cm per cm diameter pena).

Dimisalkan penghubung 3 berputar dalam arah berlawanan dengan putaran jarum jam.

Kelonggaran antara Arah putaran


penghubung 3
pena dan lubang

Penghubung 3

Pe

• Tentunya, arah gaya gesek berlawanan dengan arah gerakan tersebut.

• Efek yang diberikan oleh gaya gesek, µN, adalah momen terhadap sumbu pena yang
searah jarum jam. [µ adalah koefisien gesek antara permukaan pena dan lubang.)

• Sudut kemiringan gaya resultan terhadap gaya normal, N, yang disebut sudut gesek
adalah:
48
φ = arc tg µ

Arah putaran
penghubung 3

µN R
Gaya resultan N + µN
N
r φ Gaya dari pena ke
penghubung 3 = |N + µN|

• Besar gaya resultan N + µN yang bekerja pada pena adalah

2
N + µN = N + ( µ N ) 2 = N (1 + tg 2φ ) 2 = N sec φ
• Bila R adalah jari-jari pena dan r adalah jarak gaya resultan dari pusat pena, maka
keseimbangan momen di pusat pena:

|N| sec φ (r) = µ |N| (R)

Dari persamaan ini diperoleh:


r = R sin φ

Gaya tunggal yang diberikan ke penghubung 3, tentunya gaya yang garis kerjanya

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.



berimpit dengan gaya resultan N + µN yang besarnya sama ( = |N| sec φ) dan
arahnya berlawanan.

• Lingkaran berjari-jari r = R sin φ, selanjutnya dinamakan lingkaran gesek. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa gaya yang diberikan ke penghubung 3 menyinggung sebuah
lingkaran berjari-jari r.

CONTOH-CONTOH PENERAPAN

1. Pada Mekanisme Engkol Peluncur

Lingkaran gesek
A T2 = torsi penyeimbang
3 2
γ
B mengecil Lingkaran gesek
δ bertambah θ
P

4 O2

49
Untuk mekanisme engkol peluncur tergambar, diketahui sebuah gaya P bekerja pada
penghubung 4. Penghubung 4 diasumsikan bergerak ke kanan. Diasumsikan pula bahwa jari-
jari gesek untuk semua pena adalah sama dan gesekan luncur diabaikan.

Analisis gaya-gaya pada penghubung 3:

• Gaya yang bekerja di B pada penghubung 3 menyinggung lingkaran gesek. Demikian


pula gaya yang bekerja di A pada penghubung 3 menyinggung lingkaran gesek.

• Karena tidak ada gaya lain yang bekerja pada penghubung 3 maka besarnya gaya
di A dan di B harus sama, segaris dan berlawanan arah. Dengan demikian
penghubung 3 dalam kondisi mengalami tekanan.

• Terdapat empat kemungkinan garis kerja gaya-gaya yang bekerja pada penghubung
3, seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:

Kemungkinan ke-1 Lingkaran gesek


A

Lingkaran gesek
3

B
Kemungkinan ke-2 A Lingkaran gesek

Lingkaran gesek 3

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


B

Kemungkinan ke-3 Lingkaran gesek


A

Lingkaran gesek
3

B
Kemungkinan ke-4 Lingkaran gesek
A

Lingkaran gesek
3
B

• Diantara empat kemungkinan garis kerja gaya-gaya yang bekerja pada penghubung
3, hanya satu yang benar.

50
Menentukan garis kerja gaya yang sebenarnya, berdasarkan hubungan kecepatan
sudut relatif:
Misalkan ω3/B ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung 3 terhadap pena B;
ω4/B ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung (torak) 4 terhadap
pena B dan
ω34/B ≈ kecepatan sudut relatif perputaran penghubung 3 terhadap
perputaran penghubung 4
maka dapat dituliskan:
ω3/B = ω4/B + ω34/B
Mengingat penghubung 4 bergerak translasi murni, maka ω4/B = 0, sehingga
ω3/B = ω34/B

Melalui pengamatan gerak penghubung 4 ke kanan, sudut δ bertambah, dapat


diperkirakan bahwa kecepatan sudut relatif ω3/B berlawanan arah jarum jam.

ω34/B A

ω3/B 3

B
ω34/B A

F43
3

Dengan demikian gayaByang diberikan oleh penghubung 4 kepada penghubung 3


harus memberikan momen terhadap titik B yang arahnya melawan arah
perputaran penghubung 3 relatif terhadap penghubung 4, yaitu searah jarum jam.

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


Selanjutnya dapat diterapkan hubungan ω3/A = ω2/A + ω32/A dimana:
ω3/A ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung 3 terhadap pena A;
ω2/A ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung 2 terhadap pena A dan
ω32/A ≈ kecepatan sudut relatif perputaran penghubung 3 terhadap perputaran
penghubung 2
Terhadap pena A, ω3/A searah jarum jam dan ω2/B berlawanan arah jarum jam
(sudut γ mengecil), sehingga ω32/A terhadap penghubung 2 berlawanan arah
jarum jam.

A ω2/A
ω3/A
2 ω32/A
ω32/A
3
B
O2

51
Dengan demikian gaya yang diberikan oleh penghubung 2 kepada penghubung 3
harus memberikan momen terhadap pena A yang arahnya melawan arah
perputaran penghubung 3 relatif terhadap penghubung 2, yaitu searah jarum jam.
A

F23
3
ω32
B
Dari tinjauan-tinjauan di atas dapat disimpulkan bahwa arah-arah gaya pada
penghubung 3 yang benar adalah kemungkinan ke-3 atau seperti yang
ditunjukkan di bawah ini:
A
F23
F43 3
B

Analisis gaya-gaya pada penghubung 4:

F34
Penghubung 3 F34 F14
P
B 4 OF P
F14

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


F34
P
B
F14 4

Analisis gaya-gaya pada penghubung 2:

Selanjutnya dapat diterapkan hubungan ω2/A = ω3/A + ω23/A , dimana:


ω2/A ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung 2 terhadap pena A;
ω3/A ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung 3 terhadap pena A dan
ω23/A ≈ kecepatan sudut relatif perputaran penghubung 2 terhadap perputaran
penghubung 3
Terhadap pena A, ω2/A searah jarum jam dan ω3/A berlawanan arah jarum jam
(sudut γ mengecil), sehingga ω23/A terhadap penghubung 3 searah jarum jam.

52
A ω2/A
ω3/A
2 ω23/A

O2

Sedangkan kecepatan sudut penghubung 2 terhadap pena O2 (ω2/O2) mestinya


searah jarum jam.

2 ω2/O2

O2

Dengan demikian gaya F12 yang garis kerjanya paralel, sama besar dan
berlawanan arah dengan F32 harus menciptakan momen terhadap pusat pena
O2 berlawanan arah jarum jam (berlawanan dengan arah ω2/O2).

A F32

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.


2 ω2/O2

F12
O2

Torsi T2 untuk keseimbangan pada pena O2, tentunya berlawanan arah dengan
gerakan jarum jam.

A F32

2 T2 = |F12|.h

h
F12
O2

53
Poligon gaya selengkapnya:

F32
F12
F43
F23
F34 F14

OF P

Efek gesekan pena untuk engkol dalam suatu posisi yang berbeda dengan kasus
sebelumnya.

Lingkaran gesek
A
Arah F34, F43, F23, F12
δ mengecil 3 γ (dimisalkan tekan di
mengecil penghubung 3)
B 2
P

4 O2 Lingkaran gesek

Bahan Ajar Dinamika Teknik By Benyamin Tangaran, ST.MT.

54

Anda mungkin juga menyukai