Gaya-Gaya Statis Dalam Mesin PDF
Gaya-Gaya Statis Dalam Mesin PDF
GAYA-
GAYA-GAYA STATIS DALAM MESIN
2.1 PENDAHULUAN
Gaya-gaya yang bekerja pada elemen mesin dapat berupa:
berat komponen, gaya-gaya yang dihasilkan dari penerusan daya,
gaya-gaya perakitan, beban-beban yang diberikan,
gaya-gaya gesek, gaya-gaya yang timbul akibat perubahan temperatur,
gaya-gaya tumbuk gaya-gaya inersia.
gaya-gaya pegas
Masing-masing dan keseluruhan gaya ini harus diperhitungkan dalam perancangan akhir sebuah mesin
Diantara gaya-gaya diatas, yang akan dibahas dalam kuliah ini hanya:
berat komponen, gaya-gaya yang dihasilkan dari penerusan daya,
gaya-gaya gesek, beban-beban yang diberikan,
gaya-gaya pegas gaya-gaya inersia.
GARIS TEKAN membentuk sudut terhadap garis singgung pada lingkar jarak bagi di titik kontak
gigi-gigi yang disebut sebagai SUDUT TEKAN, φ (biasanya 20o).
GAYA NORMAL dapat diuraikan kedalam dua komponen gaya yang saling tegak lurus:
1. GAYA TANGENSIAL, FT yaitu gaya yang garis kerjanya menyinggung lingkar jarak bagi
di titik persinggungan gigi-gigi.
PENA
Dalam gambar ditunjukkan sebuah pena pada sebuah penghubung.
Jika gesekan dan berat pena diabaikan, maka gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
pena akan mengarah ke pusat pena.
20
Setiap gaya diferensial yang bekerja pada permukaan pena tegak lurus terhadap
permukaan silindris pena dan mengarah ke pusat pena.
Bila gesekan diperhitungkan, maka resultan gaya yang terjadi menjadi tidak tegak lurus
permukaan silindris pena dan tidak melewati pusat pena, tetapi agak menyimpang
diluar pusat pena.
P
P P
PELUNCUR
Elemen mesin yang umum lainnya adalah peluncur atau torak (piston), seperti yang
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
Perhatikan sebuah benda berbentuk balok yang terletak diatas bidang mendatar.
Bila gesekan diabaikan, maka resultan reaksi yang diberikan oleh bidang mendatar
adalah tegak lurus terhadap permukaan bidang tersebut.
Bila gesekan diperhitungkan, maka resultan reaksi yang diberikan menjadi tidak tegak
Gaya-gaya Gaya-gaya
pada balok pada balok
tanpa P dengan
P
gesekan gesekan
F=µN
N Resultan reaksi
N Resultan reaksi
Sudut gesek φ
21
2.2 MEKANISME ENGKOL PELUNCUR
Misalkan diketahui:
• Gaya P yang diandaikan sebagai resultan gaya dari tekanan gas yang bekerja pada
torak atau peluncur dari sebelah kanan dan
• Sistem dipertahankan dalam keseimbangan dengan memberikan suatu kopel ke
penghubung 2 oleh poros di O2.
ingin diketahui gaya-gaya yang bekerja pada semua penghubung dan kopel yang diberikan
ke penghubung 2 oleh poros di O2.
Prosedur yang dijalankan untuk menyelesaikan semua soal dalam analisis gaya adalah sama,
yaitu:
Pisahkan masing-masing penghubung dengan membuat diagram benda bebas gaya-
gaya pada penghubung tersebut (lihat gambar di bawah ini).
F23 A
A
F32 3
2 B
F34 P
B
T2 = ? F14 --- artinya gaya yang diberikan oleh F43 4
O2 F14
penghubung 1 ke penghubung 4.
F12 F41 --- artinya gaya yang ditimbulkan oleh
penghubung 4 ke penghubung 1.
Penghubung 3 adalah batang dua gaya karena gaya-gayanya hanya bekerja di ujung-
ujung batang yang belum diketahui besarnya, tetapi garis kerjanya diketahui, sehingga
terdapat dua parameter yang tak diketahui.
22
Pada penghubung 4, terdapat tiga gaya yang bekerja, yaitu:
(2) Gaya F34 --- yang ditimbulkan oleh penghubung 3 pada penghubung 4.
Arah gaya F34 ini diketahui, karena gaya aksi dari penghubung 4 ke penghubung
3 diteruskan di sepanjang garis AB.
Gaya aksi dan reaksi diantara penghubung-penghubung 3 dan 4 harus sama
besar dan berlawanan arah.
(3) Gaya F14 --- yang tegak lurus terhadap permukaan luncuran dan diketahui
arahnya, tetapi besarnya tidak diketahui dan garis kerja F14 tidak diketahui.
Penghubung 4 hanya mempunyai tiga parameter yang tak diketahui sehingga dapat dianalisis
pertama kali:
• F14 harus melalui perpotongan P dan F34 untuk memenuhi persamaan momen.
• Besar-besar F34 dan F14 diperoleh dengan poligon gaya.
B B
F34 P P F34 P
OF
F14 4
4 F34 F14
F14
23
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3:
F23 A
F23 A
3
3
B F43 = – F34
F43 B
F23 = – F43 F43
Penghubung 3 tertekan
A F32 = – F23 A
F32 F12 = – F32 F32
2 T2 = F32 .h 2
T2 = ? T2 h
O2 O2
F12 F12
24
2.3 MEKANISME PENGGERAKAN MESIN PRESS
B
Misalkan sebuah mekanisme 4
penggerakan mesin press seperti
tergambar, mempunyai sebuah A
gaya P yang diketahui bekerja 3
pada penghubung 7. T2 2
6
F67
F17
7 D F17 P 7 D
P F67 F67 P
7 D F17
C C
6 6
D D
F76 F76
25
Analisis gaya-gaya pada penghubung 5:
F45 B
F65
F15 OF
F45
5
F15 O5 F15
C
F65
F45 B
O5 F15
B B
F54 F54
4 4
F34 A F34 A
26
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3 (roda gigi 3):
20o
A
A F43 F43
3 3
F23 O3 F23 O3
F13 F13
A
F43
F23 3
F13 F13
OF FR O3
F43
F23
FT
F23; F12
F13
P67; P56
F15
F32 F45; F34
F54; F43
27
2.4 MEKANISME PEMASANG PAKU KELING
O6
6
C
E B
5 A
3
7
P
1 2
F 8
F32
A P
2
F12
28
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3:
3
F23
Resultan R1
F34 + F54
C F54
F64
D
y Skala 1:1
4
R2
R1 F34
x Resultan R2
F34 E B F34 F64+ F74
F54 OF
F74
C
F64 F54
D
Skala 1:2
F74 E B F34
29
Analisis gaya-gaya pada penghubung 5:
F45
F16
5 6 Skala 1:2
Skala 1:2
F47
Analisis gaya-gaya pada penghubung 7: F46
F15 7
Skala 1:2
F87
F64+ F74
F32; F43 OF
P
F74 Q
F78
F64
F18
30
2.5 MEKANISME EMPAT PENGHUBUNG
A P
T2 = ? 2 4
O2 O4
Dipandang sebagai satu kesatuan, terdapat lima parameter yang belum diketahui:
(1) besar T2; (2) besar dan (3) arah F12; serta (4) besar dan (5)arah F14
Padahal hanya tiga persamaan keseimbangan yang dapat diberikan, sehingga tidak mungkin
dapat diperoleh sebuah jawaban langsung.
(1) besar T2; (2) besar dan (3) arah F12; (4) besar dan (5)arah F14 ;
(6) besar dan (7)arah F32 (atau F23); (8) besar dan (9)arah F43(atau F34).
Setiap penghubung dapat disediakan tiga persamaan keseimbangan, F14 sehingga jumlah
persamaan keseimbangan yang dapat diperoleh adalah sembilan buah.
Padalah setiap batang hanya dapat disediakan tiga persamaan keseimbangan, sehingga
masing-masing-batang juga tidak dapat dianalisis secara tuntas secara sendiri-sendiri.
Tetapi kalau penghubung 3 dan 4 yang dalam kondisi terpisah dianalisis secara bersamaan,
maka terdapat 6 parameter yang tak diketahui dan dapat disediakan 6 persamaan
31
keseimbangan, masing-masing 3 persamaan untuk setiap penghubung. Dengan demikian ini,
analisis gaya-gaya untuk batang 3 dan 4 dapat diselesaikan secara bersamaan.
F34T4 , komponen yang tegak lurus terhadap B-O4 [yang dapat diperoleh berdasarkan
persamaan keseimbangan momen terhadap titik O4] dan
Gaya-gaya di B pada penghubung 3 dinyatakan dengan F43T4 dan F43N4 dimana F43T4 telah
didapat dari analisis penghubung 4. Pada penghubung 3 sekarang terdapat 3 parameter
yang tak diketahui: besar dan arah F23 dan harga F43N4.
Penghubung 3 dapat direduksi menjadi sistem 3 gaya dengan resultan S dan F43T4.
F23 harus bekerja melalui perpotongan resultan yang diperoleh dan F43N4 dengan
penerapan satu persamaan momen.
Kopel yang diberikan ke penghubung 2 dapat dengan mudah diperoleh karena F23 telah
didapatkan.
32
Analisis gaya-gaya pada penghubung 4 dan 3:
Penghubung 3
Skala gaya 1:1
F34N4 F43T4
PT4
PN4 S
R = S + F43T4 3 F43N4
F34T4 = F23 + F43N4
B
P
= F34T4 F23
C
Penghubung 4
Skala gaya 1:1 4
Poligon gaya pada
S penghubung 3.
Skala gaya 2:1
O4 F43T4
R
F14
F14
OF F43N4 F43
Poligon gaya pada
penghubung 4. F34
Skala gaya 2:1 F34N4 F23 OF
F34T4
F43
P Penghubung 3 S F43 N4
4
Penghubung 4
Skala gaya 1:1 F43
F14 P
O4 F14
F23 OF
F32
Skala 1:1
2
T2 = F32 (h) h
F12
33
2.6 KOPEL-KOPEL STATIS PADA PENGHUBUNG
Gambar berikut menunjukkan sebuah mekanisme dengan kopel-kopel yang diberikan pada
kedua buah penghubung:
T4 pada penghubung 4 diketahui besar dan arahnya dan
T2 pada penghubung 2 belum diketahui besar dan arahnya.
serta sebuah gaya P diberikan pada penghubung 3.
O4
P
T4
A
B 3
2
T2 = ?
O2
Dalam kondisi terpisah, setiap penghubung dan gaya-gaya yang bekerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
P
A
B 3
B
F32
F43
F23
F34
2
T2
F12
penghubung 4 atau penghubung 3; (5)besar dan (6)arah gaya di titik A pada penghubung 3
34
atau penghubung 2; (7)besar dan (8)arah gaya di titik O2 pada penghubung 2; (9)kopel pada
penghubung 2 dan dapat disediakan sembilan persamaan keseimbangan.
F14
O4 F14
T4
T4
4 Penghubung 4
4
Penghubung 4
F34T4 = T4/(O4B)
B
B
F34
F34N4
F34T4
Penghubung 3 P
F43T4
= F43T4
35
Poligon gaya untuk P
penghubung 3
F43N4 F43
F43 Penghubung 3
F43T4
F43T4
P
F43N4 A 3
B
F23
F14
F23
OF
O4
Penghubung 4 T4
B
F34T4 = T4/(O4B)
F34N4
F34
A
2
T2 = F32 (h)
Penghubung 2
O2
F12
36
2.7 MESIN TORAK GANDA ZOLLER
3
P C
5
S F16
A
2
6 T2
F15 F46
O2
F35 F53
F12 4
F23
F34
37
o Penghubung 4 merupakan penghubung dua gaya, sehingga gaya-gaya pada
penghubung 6 dapat ditentukan dengan mudah.
o Penghubung 5 juga tidak dapat dianalisa langsung karena terdapat 3 parameter yang
belum diketahui, yakni besar F15 serta besar dan arah F35. (Penempatan satu titik pada
garis kerja F15, yaitu pusat pena penghubung 5, telah menghilangkan satu persamaan
yakni persamaan momen).
F16
P OF F46 P
F16
F16
P 6
F46
F46 6
4 4
F34
F34
38
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3 dan 5:
F53 = |F43|
B
B N
F53
B
T
F53
= |F53T|
F43
3 F43
C
= AM
3
A C A
A
F23
M
5 S
F23
F35T F34 5
S
F15 F15
F35T
F35 F35N OF F35 N
F35
Skala 2:1 F15
F35N
Skala 2:1 S
F23
N F53 Skala 2:1 F53
F53 F53N F23
T
F53 F53 F53 T
B B
Skala 2:1
F43 F43
Skala 2:1 3
3
C C
F43
A
A
F23
39
Analisis gaya-gaya pada penghubung 2:
F35
S F53
40
2.8 GESEKAN LUNCUR
Mekanisme engkol peluncur yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini mempunyai tiga
gaya P, Q dan S yang bekerja di tempat seperti yang ditunjukkan. Peluncur 4 terhadap
permukaan penuntunnya mengalami gesekan dengan koefisien gesek diasumsikan 0,2.
Sedangkan gesekan pada pena diabaikan.
A
2 3
T2
Q
S P
O2
4
B
Persoalannya adalah menentukan gaya-gaya pada pena-pena dan kopel yang harus
diberikan ke penghubung 2 sehingga diperoleh keseimbangan.
Penghubung (peluncur) 4 mempunyai dua kemungkinan arah gerak, ke kanan atau ke kiri.
Hasil analisis yang diperoleh untuk kedua arah gerakan ini mestinya berbeda.
Bila penghubung 4 diasumsikan bergerak ke kanan, maka gaya gesek yang terjadi
mestinya ke kiri (melawan arah gerakan) atau searah gaya P. Kopel yang diberikan ke
penghubung 2 harus dapat mengatasi gaya P dan juga gesekan ayang timbul.
Bila penghubung diasumsikan 4 bergerak ke kiri, maka gaya gesek yang terjadi mestinya
Kondisi penghubung 4 dan gaya-gaya yang bekerja adalah seperti yang digambarkan berikut:
F34 belum diketahui besar dan arahnya, tetapi
F34 harus melewati pusat pena.
P
4 F14 belum diketahui besarnya, tetapi juga harus
µN F14 φ = 11,3o melewati pusat pena, karena ada dua gaya P dan
N F34 berpotongan di sumbu pena.
φ = arc tg (0,2) = 11,3o
41
Analisis gaya-gaya pada penghubung 3 dan 4:
A
3 F43T3
F23
S
B
F43N3
F43T3
A
ST
A S
3 B
F23 F43T3
S
B
F43N3
P OF
F34N3 F34T3 F34T3 F14
P
F34
4 F14 o
φ = 11,3 F34N3
A F43
F43T3
F23 A F43
3
S
B
42
Analisis gaya-gaya dan kopel pada penghubung 2:
A
2
T2 F32
Q F32 OF
F12
O2 F12
Q
F32 +> Q
m
2 F32
Q
P OF
o Penghubung 3 dan 4 dianggap sebagai satu kesatuan, sehingga menjadi sebuah sistem
gaya dengan tiga parameter yang tak diketahui: besar dan arah F23 dan besar F14.
43
[Ingatlah bahwa arah F14 seperti yang dimisalkan mengalami kontak pada permukaan
bawah penghubung 4.]
F23
P OF
OF F14
S
P+S
P+S
F23 A v
S
3 B
u P
P+S
4 F14
44
2.9 GESEKAN LUNCUR PADA MEKANISME PENYERUT
Dibawah ini ditunjukkan sebuah mekanisme penyerut engkol (mesin sekrap). Terdapat satu
gaya P dari aksi pemotongan pada logam bekerja pada pahat yang dipasang pada
penghubung 7. Sistem berada dalam keseimbangan dibawah aksi sebuah kopel yang
dikenakan ke penghubung atau roda gigi 2 dengan sudut tekan 20o. Koefisien gesek pada
bagian-bagian yang meluncur (penghubung 4 dan 7) dimisalkan sebesar 0,1, sedangkan
gesekan pada pena diabaikan.
Penghubung 7 sesaat bergerak ke kiri. Selanjutnya yang diminta menganalisis sistem secara
lengkap untuk semua gaya yang ada.
Pertama kita tetapkan arah
Arah gerak penghubung 7
gerak sesaat penghubung
C (blok peluncur) 4 di dalam alur
7 penghubung (engkol) 5 untuk
menetapkan arah gaya gesek.
P 6
B Dengan melakukan penga-
matan terhadap gerak sistem,
bila penghubung 7 bergerak
5
ke kiri, maka dapat dipastikan
4 Pena yang dipasang
bahwa penghubung 4 ber-
tetap ke roda gigi 3 gerak menjauh dari O5, relatif
O3 terhadap penghubung 5 dan
3
penghubung 3 berputar
Diameter jarak bagi
Roda gigi yang dengan arah berlawanan
Roda gigi 3
digerakkan putaran jam.
45
[Perhatikanlah bahwa, F17 yang ditunjukkan dimisalkan bekerja pada permukaan atas, tetapi
kesimpulan yang sama akan dicapai jika F17 dimisalkan bekerja di permukaan bawah.]
Gaya P dan F67 memberikan aksi memutar penghubung 7 yang menimbulkan gaya-gaya di
titik-titik E dan H atau titik-titik G dan F.
Akan dimisalkan bahwa gaya-gaya bekerja di F dan G dan gaya-gaya diperlihatkan dalam
gambar di bawah ini dengan F17R dan F17L dengan masing-masing gaya dimiringkan dengan
sudut gesek φ terhadap garis vertikal.
Sistem yang dihasilkan adalah sebuah sistem gaya empat gaya, dengan resultan P dan F17L
untuk sesaat melalui perpotongan F67 dan F17R. Poligon gaya untuk penghubung 7 ditunjukkan
dalam gambar berikutnya.
φ
P + F17L
Skala gaya 2:1 F17L Skala gaya 2:1
R
F17
E F67 + F17R
F
7
C = – (P+F17L)
F17L H
G F67 P
P F67 + F17R
φ
F67
P + F17L F17R
6
B
F56
46
Analisis gaya-gaya pada penghubung 4 dan 5:
Terhadap penghubung 4 terdapat F34 dari penghubung 3 yang diketahui melalui pusat
penghubung 4, sebuah gaya gesek yang hanya arahnya yang diketahui dan sebuah reaksi
normal. Tetapi apakah gaya normal pada penghubung 4 ada pada sisi kanan atau kiri telah
ditentukan dengan analisis penghubung 5.
φ F65
B B
F54
4 = |F45|
F34 5
F65
B
F15
Skala gaya 1:1 O5 O5
F45
5
F15 Skala gaya 2:1
OF
F65
F54
Skala gaya 1:1 4
F15 F34
O5
O3
n
20o F23 47
Skala gaya 1:1 OF
F13 Skala gaya 1:1
F13 F43
A F23
O3
F43
F23
h F32
F12 T2 20o
O2
2 T2 = |F32|.(h)
Telah disebutkan di depan bahwa bila gesekan pada pena dimasukkan dalam perhitungan
gaya-gaya, maka gaya resultan pada pena tidak melalui pusat pena. Dalam hal ini,
persoalannya adalah berapa besar dan arah gaya-gaya pada pena tersebut, akibat adanya
gesekan pada permukaan luar pena.
Dimisalkan penghubung 3 berputar dalam arah berlawanan dengan putaran jarum jam.
Penghubung 3
Pe
• Efek yang diberikan oleh gaya gesek, µN, adalah momen terhadap sumbu pena yang
searah jarum jam. [µ adalah koefisien gesek antara permukaan pena dan lubang.)
• Sudut kemiringan gaya resultan terhadap gaya normal, N, yang disebut sudut gesek
adalah:
48
φ = arc tg µ
Arah putaran
penghubung 3
µN R
Gaya resultan N + µN
N
r φ Gaya dari pena ke
penghubung 3 = |N + µN|
2
N + µN = N + ( µ N ) 2 = N (1 + tg 2φ ) 2 = N sec φ
• Bila R adalah jari-jari pena dan r adalah jarak gaya resultan dari pusat pena, maka
keseimbangan momen di pusat pena:
Gaya tunggal yang diberikan ke penghubung 3, tentunya gaya yang garis kerjanya
• Lingkaran berjari-jari r = R sin φ, selanjutnya dinamakan lingkaran gesek. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa gaya yang diberikan ke penghubung 3 menyinggung sebuah
lingkaran berjari-jari r.
CONTOH-CONTOH PENERAPAN
Lingkaran gesek
A T2 = torsi penyeimbang
3 2
γ
B mengecil Lingkaran gesek
δ bertambah θ
P
4 O2
49
Untuk mekanisme engkol peluncur tergambar, diketahui sebuah gaya P bekerja pada
penghubung 4. Penghubung 4 diasumsikan bergerak ke kanan. Diasumsikan pula bahwa jari-
jari gesek untuk semua pena adalah sama dan gesekan luncur diabaikan.
• Karena tidak ada gaya lain yang bekerja pada penghubung 3 maka besarnya gaya
di A dan di B harus sama, segaris dan berlawanan arah. Dengan demikian
penghubung 3 dalam kondisi mengalami tekanan.
• Terdapat empat kemungkinan garis kerja gaya-gaya yang bekerja pada penghubung
3, seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Lingkaran gesek
3
B
Kemungkinan ke-2 A Lingkaran gesek
Lingkaran gesek 3
Lingkaran gesek
3
B
Kemungkinan ke-4 Lingkaran gesek
A
Lingkaran gesek
3
B
• Diantara empat kemungkinan garis kerja gaya-gaya yang bekerja pada penghubung
3, hanya satu yang benar.
50
Menentukan garis kerja gaya yang sebenarnya, berdasarkan hubungan kecepatan
sudut relatif:
Misalkan ω3/B ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung 3 terhadap pena B;
ω4/B ≈ kecepatan sudut perputaran penghubung (torak) 4 terhadap
pena B dan
ω34/B ≈ kecepatan sudut relatif perputaran penghubung 3 terhadap
perputaran penghubung 4
maka dapat dituliskan:
ω3/B = ω4/B + ω34/B
Mengingat penghubung 4 bergerak translasi murni, maka ω4/B = 0, sehingga
ω3/B = ω34/B
ω34/B A
ω3/B 3
B
ω34/B A
F43
3
A ω2/A
ω3/A
2 ω32/A
ω32/A
3
B
O2
51
Dengan demikian gaya yang diberikan oleh penghubung 2 kepada penghubung 3
harus memberikan momen terhadap pena A yang arahnya melawan arah
perputaran penghubung 3 relatif terhadap penghubung 2, yaitu searah jarum jam.
A
F23
3
ω32
B
Dari tinjauan-tinjauan di atas dapat disimpulkan bahwa arah-arah gaya pada
penghubung 3 yang benar adalah kemungkinan ke-3 atau seperti yang
ditunjukkan di bawah ini:
A
F23
F43 3
B
F34
Penghubung 3 F34 F14
P
B 4 OF P
F14
52
A ω2/A
ω3/A
2 ω23/A
O2
2 ω2/O2
O2
Dengan demikian gaya F12 yang garis kerjanya paralel, sama besar dan
berlawanan arah dengan F32 harus menciptakan momen terhadap pusat pena
O2 berlawanan arah jarum jam (berlawanan dengan arah ω2/O2).
A F32
F12
O2
Torsi T2 untuk keseimbangan pada pena O2, tentunya berlawanan arah dengan
gerakan jarum jam.
A F32
2 T2 = |F12|.h
h
F12
O2
53
Poligon gaya selengkapnya:
F32
F12
F43
F23
F34 F14
OF P
Efek gesekan pena untuk engkol dalam suatu posisi yang berbeda dengan kasus
sebelumnya.
Lingkaran gesek
A
Arah F34, F43, F23, F12
δ mengecil 3 γ (dimisalkan tekan di
mengecil penghubung 3)
B 2
P
4 O2 Lingkaran gesek
54