Anda di halaman 1dari 6

NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal :62- 67)

ISSN : 2354-5968

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR SMASH BULU


TANGKIS PADA SISWA KELAS VII MTS MIFTAHUL ULUM KARANGANYAR
TODANAN BLORA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Bayu Purwo Adhi


bayu@udn.ac.id
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Doktor Nugroho Magetan

Abstrak
Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan kecil.
Permainan yang memerluka kecepatan, kelincahan, kelenturan, ketepatan, dan ketahanan fisik.
Dalam permainan bulutangkis agar menjadi pemain yang profesional perlu menguasai teknik-teknik
dasar permainan bulutangkis. Pukulan smash pada permainan bulutangkis sangat penting karena
berpengaruh pada perolehan angka. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada siswa MTs
Miftahul Ulum Karanganyar Todanan Blora Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan model Metode research and development khususnya smash permainan
bulutangkis. Karena smash merupakan senjata utama untuk mendapatkan poin dalam permainan
bulutangkis. Dari hasil pengukuran tes terakhir kemampuan smash peserta didik kelas VII MTs
Miftahul Ulum Karanganyar Blora Jawa tengah, terlihat bahwa terdapat 17 siswa (47%) berkategori
baik, 16 siswa (44%) berkategori cukup, dan 3 siswa (9%) berkategori kurang baik. Dari keterangan
di atas untuk memperjelas hasil pengukuran kemampuan smash pada peserta didik kelas VII MTs
Miftahul Ulum Karanganyar Todanan Blora Jawa Tengah. Dari hasil tes kemampuan hanya bersifat
sementara. Perlu adanya peningkatan kemampuan siswa dalam berlatih untuk menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Metode Research and Development. Teknik Dasar Smash Permainan Bulutangkis.

Abstract

Badminton is a sport that belongs to small game sports group. Game that require speed, agility,
flexibility, and physical endurance. In a badminton game to become a professional player needs to
master the basic technique of badminton games. Smash blows on badminton games is very
important because it affects the acquisition of numbers. Based on initial observations made on
students MTs Miftahul Ulum Karanganyar Todanan Blora Central Java. This research aims to
develop a model of research and development methods, especially smash badminton games.
Because smash is the main weapon to gain points in badminton games. From the results of the last
test measurement of the smash ability of students of class VII MTs Miftahul Ulum Karanganyar
Todanan Blora Central Java, it is seen that there are 17 students (47%) categorized good, 16
students (44%) categorized enough, and 3 students (9%) categorized less good. From the above
information to clarify the results of smash measurements on class VII students MTs Miftahul Ulum
Karanganyar Todanan Blora Central Java. From the results of the ability test is only temporary.
Need to improve the ability of studentsin practice to become better.

Key words:Research and Development Method. Basic Techniques Smash Badminton


Game.

PENDAHULUAN sekolah juga ikut berperan penting untuk


Pendidikan disekolah merupakan bekal yang menentukan terbentuknya siswa yang
sangat berharga guna menghadapi tantangan berprestasi sesuai bakat yang dimilikinya.
zaman yang semakin lama mengalami Dengan demikian sudah selayaknya sekolah
perkembangan. Oleh karena itu sekolah menjadi membuat suatu program guna meningkatkan
alternatif yang paling utama bagi orangtua untuk kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik agar
mendidik anaknya agar dapat belajar dan siswa menjadi lebih berprestasi dan menjadi
menuntut ilmu. Disamping itu juga lingkungan manusia seutuhnya.
62
Volume 06, Number 01, Mei 2018
NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal :7- 11)
ISSN : 2354-5968

Permainan bulutangkis sudah menjadi bagian studi penjasorkes dalam menyampaikan materi
dari kehidupan sehari-hari masyarakat, bahkan pembelajaran.
ikut mewarnai gaya hidup masyarakat untuk saat Di jenjang Sekolah Menengah Pertama
ini, permainan ini tidak hanya untuk materi pembelajaran bulutangkis merupakan
memperoleh prestasi atau salah satu pilihan pelajaran pendidikan jasmani sebagai olahraga
untuk menjadi atlet yang berprestasi tinggi, dan pilihan, dan salah satu teknik yang harus
juga sebagai hiburan khususnya yang mggemari dikuasai adalah smash. karena memegang
bulutangkis. Bulutangkis adalah cabang peranan penting dan memberika pengaruh yang
olahraga yang termasuk dalam kelompok lebih untuk mendapatkan angkadan
olahraga permainan kecil. Permainan yang memenangkan pertandingan. Berdasarkan
memerlukan kecepatan, kelincahan, kelenturan, pengamatan awal yang dilakuakan p-ada peserta
ketepatan, dan ketahanan fisik. Dalam didik siswa MTs Miftahul Ulum Karanganyar
permainan bulutangkis agar menjadi pemain Todanan Blora bulutangkis sebagian besar
yang handal dan profesional perlu menguasai penguasaan smash masi8hy sangat kurang.
teknik-teknik dasar permainan bulutangkis. Maka perlu diadakan penelitian tentang
Berhasil atau tidaknya pelaksanaan olahraga Pengembangan Model Pembelajaran Teknik
bulutangkis di sekolah sesuai dengan tujuan Dasar Smash Pada Permainan Bulutangkis
yang diharapkan ditentukan oleh banyak faktor, Pada Siswa Kelas VII Mts Miftahul
baik dari faktor internal maupun eksternal. Di Ulum Karanganyar Todanan Blora Tahun
lingkungan sekolah, salah satunya adanya Pelajaran 2018/2019..
kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena
itu guru harus dapat menggunakan metode METODE PENELITIAN
pembelajaran yang dapat meningkatkan teknik Lokasi penelitian adalah tempat di mana proses
dasar permainan bulutangkis. Hal ini selaras studi yang digunakan untuk memperoleh
dengan Undang –Undang Republik Indonesia pemecahan masalah penelitian berlangsung.
Nomor 2 Tahun 2005 Pasal 25 butir 2 yang Penelitian ini dilaksanakan di tempat yang
berbunyi: dipilih peneliti, yaitu di Mts Miftahul Ulum
“Pembinaan dan pengembangan Karanganyar Todanan Blora Jawa Tengah pada
olahragapendidikan dilaksanakan melalui proses kelas VII. Lokasi tersebut termasuk di
pembelajaran yang dilakukan guru dan dosen lingkungan pedesaan karena masih jauh dari
olahraga yang berkualifikasi dan memiliki pusat kota. Penelitian ini dilakukan mulai pada
sertifikat kompetensi serta di dukung bulan Mei – Juli 2019. Adapun waktu
prasarana dan sarana yang memadai’’. pelaksanaannya pada saat siswa masuk sekolah
Pada pelaksanaan kegiatan olahraga di yaitu pada pukul 07.00 WIB sampai pada pukul
sekolah aktifitas gerak yang sama tidak selau 09.00 WIB.
dapat dilakukan dengan berhasil oleh semua Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan
siswa. Hal ini karena tempo, irama, dan tingkat dan mengamati tentang kondisi subjek
perkembangan belajar yang bersifat individual penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada
yang berbeda-beda dan unik. Untuk memenuhi serta memahami berbagai faktor-faktor
tuntutan variasi berbeda dan keunikan penghambat proses belajar dan berusaha
kebutuhan siswa siswa tersebut, maka aktivitas mencari solusi untuk meningkatkan kemampuan
gerak harus direncanakan dan disediakan secara dari hasil belajar dengan metode yang
merentang mulai tingkat yang paling rendah ke menyesuaikan kondisi di lingkungan sekolah
yang paling sulit. tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini
Kebutuhan tersebut pada pelaksanaan merupakan penelitian pengembangan. Hal
pembelajaran yangbtelah peneliti lakukan dalam tersebut sesuai dengan metodologi penelitian
mengajarkan teknik dasar permainan pengembangan sebagai prosedur penelitian yang
bulutangkis. Berbagai metode pembelajaran menghasilkan data dan deskripsi berupa kata-
telah digunakan peneliti sekaligus guru bidang kata tertulis ataupun kesan dari orang-orang
serta perilaku yang diamati.
63
Volume 06, Number 01, Mei 2018
NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal :62- 67)
ISSN : 2354-5968

Sumber data penelitian ini diperoleh dari guru 6 Arif Almadi VII
dan siswa-siswi kelas VII di Mts Miftahul Ulum 7 Bagus Wicaksono VII
8 Bayu Krisna VII
Karanganyar Todanan Blora pada kegiatan 9 Febiyanto VII
penjaskes dengan materi bulutangkis untuk 10 Guntur Pamuji VII
mengembangkan kemampuan pukulan smash 11 Hendy Tri VII
dengan optimal di sekolah tersebut. Populasi 12 Joko Sutrisno VII
13 Kusnan Diyanto VII
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 14 M. Khoirul VII
VII Mts Miftahul Ulum Karanganyar Todanan 15 M. Nur Cahyo VII
Blora. Sampel yang diambil adalah siswa-siswi 16 Muhammad VII
kelas VII Mts Miftahul Ulum Karanganyar 17 Muhammad Suli VII
18 Muhammad Sulton VII
Todanan Blora yang berjumlah 36 siswa. Pada 19 Nur Wahid Khoirul VII
pengamatan tidak langsung peneliti meminta 20 Oki Agus Prasetio VII
bantuan kepada pihak ketiga. Oleh karena itu, 21 Okta Pratama VII
peneliti menggunakan teknik sampling dalam 22 Rendy Aldryan VII
No Nama
penelitiannya. Langkah yang 23 Rian Eko Saputro VII
Dalam penilitian pengembangan ini akan 24 Ricky Nugroho VII
menyusun instrumen tes pukulan smash yang 25 Riki Andika VII
dikembangkan. ditempuh adalah dengan 26 Sudianto VII
27 Sugiarto VII
menciptakan daerah sasaran smash bulutangkis 28 Susilo Budi VII
yang sesuai dengan karakteristik pemain tunggal 29 Tabah Ary VII
putra usia 12 – 14 tahun peserta didik kelas VII 30 Tatang Bani VII
31 Toni Ervanda VII
Mts Miftahul Ulum Karanganyar Blora, yang
32 Wawan Eko VII
dapat mengembangkan aspek di dalam latihan, 33 Wahyu Kurnia VII
secara efektif dan efisien, serta dapat 34 Yoyok Budi VII
mengetahui kemampuan di dalam latihan 35 Yuda Andri VII
36 Zaki Yuda VII
dengan melaksanakan tes pengukuran.
Asapun instrumen pengumpulan data yang
Berikut adalah presentase hasil dari tes tingkat
digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik
kemampuan smash pada hari pertama.
penilaian yang digunakan untuk memudahkan Kategor Scor Frekuens Pesentase
dalam menilai suatu produk hasil i e i
pengembangan, lembar evaluasi digunakan Baik 30- 15 42%
untuk menghimpun data dari para ahli, teknik 40
pengambilan tes serta pengukuran secara Cukup 20- 11 30%
langsung yang dilakukan dalam kelompok kecil 30
Kurang <20 10 28%
dan kemudian di uji cobakan dalam kelompok
baik
besar, sehingga dapat digunakan sebagai acuan 36 100%
untuk dapat merevisi produk. Analisis data
produk yang digunakan adalah analisis Berdasarkan tabel tentang norma dari hasil
deskriptif presentase untuk menganalisis dan pengukuran tes kemampuan smash hari pertama
penilaian subjek pengembangan dalam menilai peserta didik kelas VII Mts Miftahul Ulum
tingkat kelayakan, kualitas, dan keterimaan Karanganyar Todanan Blora di atas, terlihat
suatu produk. bahwa terdapat 15 siswa (42%) berkategori
Berikut ini daftar siswa kelas VII Mts Miftahul baik, 11 siswa (30%) berkategori cukup, dan 10
Ulum Karanganyar Todanan Blora. siswa (28%) berkategori kurang baik.
Adapun hasil tes pengukuran pada hari kedua
No Nama Kelas bisa dilihat seperti di bawah ini.
1 Abdi Suyono VII Kateg Sco Frekue Pesent
2 Ahmad Agus VII
ori re nsi ase
3 Ahmad Rudianto VII
4 Ahmad Sofyan VII Baik 30- 18 50%
5 Alfian Putra P. VII 40

64
Volume 06, Number 01, Mei 2018
NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal :7- 11)
ISSN : 2354-5968

Cuku 20- 14 38% Setiap pembelajaran pada umumnya memiliki


p 30 harapan dengan hasil tertentu. Hasil tersebut
Kuran <20 4 12%
biasanya berupa penguasaan keterampilan.
g baik
Keterampilan seseorang yang tergambar untuk
36 100%
meningkatkan kemampuan tersebut dapat
Berdasarkan tabel dari hasil pengukuran tes menentukan keberhasilan, denagan demikian
kemampuan smash hari kedua peserta didik keterampilan menunjukan pada kualitas. Karena
kelas VII Mts Miftahul Ulum Karanganyar keterampilan merupakan derajat keberhasilan
Todanan Blora Jawa Tengah di atas, terlihat yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan
bahwa terdapat 18 siawa (50%) berkategori yang efisiensi dan efektif. Penggolongan
baik, 14 siswa (38%) berkategori cukup, dan 4 keterampilan dapat dilakukan dengan cara
siswa (12%) berkategori kurang baik. mempertimbangkan:
1. stabilitas lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. jelas tidaknya titik awal serta akhir dari
Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan gerakan, dan
untuk memberikan gambaran dan kejelasan serta 3. ketepatan gerak yang dimaksud.
pemahaman mengenai hasil yang diperoleh Faktor-faktor yang menentukan tingkat
dalam penelitian tingkat kemampuan smash penguasaan gerak dapat
dalam permainan bulutangkis dilakukan dengan dibedakan menjadi 3, yaitu:
pengkategorian menjadi 3 yaitu baik, cukup, dan 1. Proses belajar mengajar
kurang baik. Hasil analisis terhadap kemampuan Dalam kegiatan pembelajaran Faktor Kelas
smash siswa dalam mengikuti pembelajaran di VII di Mts Miftahul Ulum Karanganyar
Kelas VII Mts Miftahul Ulum Karanganyar Todanan Blora Jawa Tengah dalam proses
Todanan Blora Jawa Tengah Tahun 2019 belajar mengajar sudah mendukung. Guru
melalui tes smash sebagian besar masuk dalam menguasai berbagai teknik dasar bulutangkis
kategori baik. Dari hasil tingkat kemampuan khususnya pukulan smash, berbagai teori belajar
smash diatas dapat disimpulkan bahawa kedua telah diberikan dan dapat memberikan jalan
teknik tersebut dalam kategori baik, hal ini dapat kepada siswa untuk membenahi diri untuk
diartikan bahwa kemampuan keterampilan yang melakukan perubahan.
dimiliki terbatas karena kurangnya pengalaman 2. Faktor pribadi
gerak. Penguasaan teknik dasar pukulan smash Setiap siswa pada dasarnya mempunyai
oleh setiap pemain bulutangkis sangat penting, kemampuan yang berbeda, baik dalam hal fisik,
sebab pukulan ini merupakan serangan utama teknik, taktik, mental, emosional, maupun
dalam permainan bulutangkis yang digunakan kemampuan-kemampuan lainnya. Jika semua itu
untuk mengumpulkan poin. Karakteristik dikendalikan sesuai dengan fungsinya maka
pukulan smash adalah; keras, laju jalannya kok hasilnya akan baik.
cepat menuju lantai lapangan sehingga pukulan 3. Faktor situasional (lingkungan).
ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, Kegiatan pembelajaran Kelas VII di Mts
bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan Miftahul Ulum Karanganyar Todanan Blora
tangan serta koordinasi gerak tubuh yang Jawa Tengah dilakukan 1 kali dalam seminggu.
harmonis. Dengan demikian, pemain Pertemuan yang dilakukan 1 kali dan
bulutangkis yang memiliki kekuatan otot yang pembelajaran yang relative singkat ini dianggap
kuat dan fleksibilitas tubuh akan lebih mudah menjadi penyebab utama menurunnya prestrasi
mengarahkan pukulan smash yang keras dan siswa. Jika kegiatan ini dilakukan 3 dalam
tajam pada daerah permainan lawan. seminggu dan juga kegiatan tambahan
Berdasarkan hasil analisis data pukulan smash ektrakurikuler mungkin akan mendongkrak
bulutangkis untuk pemain tunggal putra usia 12- prestasi siswa.
14 tahun di Mts Miftahul Ulum Karanganyar Suatu keterampilan itu baru dapat dikuasai
Todanan Kabupaten Blora secara umum atau diperoleh, apabila pembelajaran dalam
ternyata sebagian besar dalam kategori baik. berlatih tersebut harus dilakukan secara terus
65
Volume 06, Number 01, Mei 2018
NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal :62- 67)
ISSN : 2354-5968

menerus dalam jangka waktu tertentu. Maka mengajar materi bulutangkis sering kali dialami
dengan diketahuinya tingkat kemampuan smash oleh guru pelajaran Penjaskes. Hal ini dipertegas
peserta kegiatan didik Kelas VII di Mts Miftahul oleh Pak puji, beliau mengatakan: Hambatan-
Ulum Karanganyar Todanan Kabupaten Blora hambatan yang saya alami ketika proses
Jawa Tengah tersebut, dimaksudkan ada upaya kegiatan belajar mengajar berlangsung
untuk meningkatkan kemampuan dalam diantaranya adalah waktu yang sangat terbatas
penguasaan teknik dasar bulutangkis khususnya dan fasilitas disini kurang memadai sehingga
pukulan smash, sehingga dapat mempengaruhi untuk melatih siswa bulutangkis sangat
kemampuan gerak siswa dalam penguasaan kesulitan sehingga kami hanya berlatih
teknik. Kegiatan pembelajaran dan pelatihan seadanya.
semata-mata diarahkan untuk mengatasi Ketika dalam pembelajaran bulutangkis
masalah dalam kehidupannya yaitu dengan terutama latihan smes proses belajar sangat
melatih diri untuk mengasah kemampuan membosankan dan sulit bagi sebagian siswa
dengan sasaran mencapai penampilan yang kelas VII MTs Miftahul Ulum Karanganya. Hal
terampil. ini diungkapkan oleh salah satu siswa yang
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat bernama abdi atau sering dipanggil didi kelas
disimpulkan kemampuan smash dalam kegiatan VII: saya suka bermain bulutangkis pak karena
pembelajaran pada siswa Kelas VII Mts cita-cita saya ingin seperti Taufik hidayat
Miftahul Ulum Karanganyar Todanan pemain timnas bulutangkis, tapi cara berlatih
Kabupaten Blora Jawa tengah mengalami pak puji kurang bervariasi sehingga saya merasa
peningkatan kekuatan pukulan dengan jenuh saat proses belajar mengajar berlangsung.
menggunakan lecutan pergelangan tangan serta Sarana prasarana di MTs Miftahul Ulum
koordinasi gerak tubuh yang harmonis. Karanganyar Todanan Blora memang belum
Sebelum diterapkannya Pengembangan memadai, namun bukan berarti harus pasrah
Teknik Dasar Smash dalam proses belajar para dengan keadaan yang ada dan disinilah perlunya
siswa terlihat kurang bersemangat dan terlihat kretivitas guru untuk menyesuaikan keadaan.
pasif. Hal ini terlihat saat proses kegiatan belajar Sesudah diterapkannya model
mengajar berlangsung banyak siswa kelas VII pembelajaran Pengembangan Teknik Dasar
Mts Miftahul Ulum Karanganyar Todanan Blora Smash siswa banyak yang sangat antusias dan
yang terlihat kurang antusias dan siswa banyak akurasi serta pemahaman teknik dasar juga cepat
yang kesulitan mempraktikkan dengan teknik dikuasai. Model pembelajaran dengan metode
dasar yang belum dikembangkan sehingga pengembangan bertujuan untuk menyesuaikan
kegiatan belajar mengajar kurang efektif. Guru proses latihan dasar dengan mengembangkan
Penjaskes kelas VII MTs Miftahul Ulum teknik tekniknya agar mudah dan efektif.
Karanganyar biasanya membuutuhkan waktu 2- Hambatan-hambatan yang saya alami
3 pertemuan. Berikut yang dikatakan Pak Puji ketika proses kegiatan belajar mengajar
mengenai proses belajar dan latihan bulutangkis sebelumnya berkurang karena para siswa
pada pelajaran Penjaskes: saya mengajar sekarang lebih mudah memahami dan
Bulutangkis pada pelajaran Penjaskes mungkin mempraktikkan materi yang disampaikan dan
2-3 pertemuan, hal ini dikarenakan agar siswa mereka lebih bebas mengembangkan kreativitas
dapat berlatih dan lebih paham tentang praktik mereka sehingga kegiatan proses belajar
dan teori dengan maksimal. mengajar tidak monoton.
Guru Penjaskes pada pelajaran permainan Pemilihan model pembelajaran yang tepat ketika
bulutangkis hanya menggunakan Teori teori proses kegiatan belajar mengajar sangat
dasar dari buku dalam pelaksanaannya, namun berpengaruh terhadap respon siswa, karena
karena pemilihan model pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir
tidak sesuai banyak siswa yang kurang bisa dan gerak mereka. Lingkungan sekitar
maksimal dan merasa jenuh ketika proses sekolahan mampu digunakan sebagai media
kegiatan belajar mengajar berlangsung. pembelajaran maupun sebagai tempat proses
Hambatan-hambatan saat proses kegiatan belajar kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini
66
Volume 06, Number 01, Mei 2018
NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal :7- 11)
ISSN : 2354-5968

dipertegas oleh Guntur yang merupakan siswa Toho Choliq M, 2011. Berkarakter Dengan
kelas VII MTs Miftahul Ulum Karanganyar Olahraga. Surabaya: PT. Java Pustaka
Todanan Blora:
Sekarang saya lebih mudah saat melakuakn
Smash pak karena disini saya bisa bergerak
fleksibel dan dapat menentukan arah dengan
baik. Sekarang saya ingin terus berlatih smes
pak agar lebih maksimal lagi.
Mata pelajaran Penjaskes khususnya pada
materi Bulutangkis khususnya smes yang
sebelumnya membosankan dan kurang
maksimal hasilnya, setelah diterapkan model
pengembangan terhadapsiswa kelas VII MTs
Miftahul Ulum Karanganyar terbukti
memberikan pengaruh terhadap pengembangan
kemampuan gerak dan kualitas dari smes yang
dihasilkan.
Sesuai dengan data yang diperoleh dari
observasi peneliti, bahwa nilai siswa-siswi
setelah penerapan model pembelajaran
Pengembangan Teknik Dasar Smes nilai dan
kualitas pukulan smes siswa-siswi kelas VII
MTs Miftahul Ulum Karanganyar Todanan
Blora seluruhnya mengalami peningkatan dan
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
sehingga model model pembelajaran
Pengembangan tersebut sesuai jika digunakan
untuk mata pelajaran Penjaskes khususnya
bulutangkis.

DAFTAR PUSTAKA

Fenanlampir Albertus, 2011. Berolahraga


Dengan Berkarakter. Surabaya: PT. Java
Pustaka
Ilmi Miftakul, 2012. Pengetahuan Olahraga
Populer. Bandung: Alfabeta
James Pole, 2013. Belajar Bulutangkis.
Bandung: Pionir Jaya
Kristiyanto Agus, 2011. Olahraga. Solo: PT.
Yuma Pustaka
Muhyi Muhammad, 2011. Berolahraga
Dengan Berkarakter. Surabaya: PT. Java
Pustaka
Rosdiani Dini, 2013. Dinamika Olahraga dan
Pengembangan Nilai. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan,
pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta

67
Volume 06, Number 01, Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai